PENDAHULUAN
1
Sebagai refleksi diri dari kesadaran akan tugas dan tanggung jawab
moral yang diemban, guru sebagai peneliti mencoba melakukan analisis untuk
mencari gambaran sesungguhnya dari permasalahan yang ada dan akhirnya
ditemukan beberapa kemungkinan yang menjadi penyebab permasalahan
tersebut. Mengkaji semua permasalahan yang ada antara lain: Pertama,
pendekatan yang dilakukan guru lebih berorientasi pada kemampuan kognitif,
mengabaikan aspek afektif dan psikomotornya, kalaupun disinggung sangat
kecil intensitasnya. Kedua, problema yang bersumber dari anak didik sendiri,
yang berdatangan dari latar belakang keluarga yang beraneka ragam yang
sebagiannya ada yang sudah tertata dengan baik dalam lingkungan keluarga
dan ada yang belum. Ketiga, terkesan bahwa tanggung jawab Pendidikan
Bahasa Indonesia dan moral berada di pundak Guru Bahasa Indonesia saja.
Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk
memenuhi tuntutan tersebut adalah model metode pembelajaran demonstrasi.
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di mana
guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya
serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievalusi oleh guru.
Setiap orang selalu punya kewajiban untuk melakukan tugas tertentu
seperti halnya seorang guru di tuntut agar menjalankan kewajiban itu sepenuh
tanggung jawab. Setiap kewajiban berisi tugas dan setiap tugas harus di
laksanakan. Tugas yang di laksanakan akan dianggap selesai apabila tujuan
yang hendak dicapai sudah terwujud. Seorang guru tersebut harus merasa
yakin bahwa jalan yang harus ditempuhnya untuk sampai kepada tujuan dapat
dilakukan dengan cara atau metode yang tepat dan cocok untuk diterapkan
kepada peserta didiknya.
Memperhatikan ilustrasi pembelajaran di atas, maka hasil belajar
siswa yang merupakan bagian cara belajar sangat penting untuk pendalaman
pemahaman suatu pengetahuan ataupun ilmu pengetahuan, seharusnya
digunakan dengan baik oleh siswa. Rendahnya hasil belajar siswa
menggugah peneliti guna melakukan perbaikan pembelajaran. Langkah awal
untuk mengetahui secara jelas alasan rendahnya hasil belajar siswa adalah
2
melalui tes hasil belajar. Tes ini disusun dengan sederhana sehingga siswa
dapat mengemukakan alasan-alasan yang sebenarnya. Rendahnya hasil
belajat siswa terutama terjadi pada siswa kelas V di SD No 2 Werdi Bhuwana
tahun pelajaran 2016/2017.
Rendahnya hasil belajar siswa menjadi masalah sangat penting
untuk dicari solusinya. Mengatasi permasalahan utama yang dihadapi siswa
tersebut maka peneliti menerapkan pembelajaran dengan penerapan metode
demontrasi. Penerapan metode demontrasi ini akan berperan memberikan
intervensi terhadap hasil belajar siswa.
Keunggulan dari metode demontrasi adalah pertama membantu
anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu
benda/peristiwa, kedua memudahkan berbagai jenis penjelasan, ketiga
kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, keempat perhatian anak dapat lebih
terpusatkan, kelima anak dapat ikut serta aktif apabila demonstrasi langsung
dilanjutkan dengan eskperimen, keenam mengurangi kesalahan-kesalahan
yang mungkin terjadi sekiranya anak hendak mencoba sendiri, ketujuh
beberapa persoalan yang belum dimengerti dapat ditanyakan langsung saat
suatu proses ditunjukkan sehingga terjawab dengan jelas.
Langkah-langkah pembelajaran di atas, peneliti meyakini bahwa
pendekatan model pembelajaran metode demontrasi berbantu media gambar
dapat hasil belajar siswa pada sasaran penilaian. Berdasarkan keyakinan
tersebut peneliti menetapkan judul penelitian “Penerapan Metode Demontrasi
Berbantu Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Siswa SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun pelajaran 2016/2017”.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian adalah sebagai
berikut :
Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa Kelas V
SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan penerapan
metode demontrasi berbantuanan media gambar.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
4 Harus di pelihara minat para peserta didik agar selalu murid dapat di
konsentrasikan pada Metode Demonstrasi yang dikerjakan. Misalnya :
dengan menyelipkan pertanyaan dalam lelucon.
5 Waktu penyelenggaraan harus di atur setepat-tepatnya sehingga isi/bahan
yang disampaikan dapat terlaksana di demonstrasikan.
6 Tempat penyelenggaraan Metode Demonstrasi harus di atur sedemikian
rupa sehingga semua yang hadir (Murid) dapat mengikuti semua Metode
Demonstrasi yang dilaksanakan.
Keuntungan yang diperoleh dari Metode Demonstrasi ini adalah
1. Perhatian peserta dapat dipusatkan pada pokok persoalan dan terhindar dari
hal-hal yang lain.
2. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibanding dengan cara/teknik-
teknik yang lain.
3. Para peserta mendapat pengalaman praktek untuk mengembangkan
kecakapannya dan memperoleh penghargaan akan kemampuannya.
4. Pertanyaan-pertanyaan yang timbul dapat di jawab sendiri oleh peserta pada
saat dilaksanakan Metode Demonstrasi tersebut.
6
perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Brigs Sadiman,
2002:6).
Kesimpulan dari pendapat Gagne dan Brigs bahwa media merupakan
alat dan bahan fisik yang terdapat di lingkungan siswa untuk menyajikan
pesan kegiatan pembelajaran (proses kegiatan belajar-mengajar) sehingga
dapat merangsang siswa untuk belajar. Kata media berasal dari bahasa latin
Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Namun penegertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Secara etimologi, kata “media” merupakan bentuk jamak dari
“medium”, yang berasal dan Bahasa Latin “medius” yang berarti tengah.
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia, kata “medium” dapat diartikan sebagai
“antara” atau “sedang” sehingga pengertian media dapat mengarah pada
sesuatu yang mengantar atau meneruskan informasi (pesan) antara sumber
(pemberi pesan) dan penerima pesan. Sedangkan menurut AECT
(1977:162) media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang
dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Media merupakan
segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara, sarana,
alat untuk proses komunikasi belajar mengajar (Rohani, 1997:2-3).
Dari pengertian beberapa ahli mengenai definisi media pembelajaran
dapat disimpulkan bahwa segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang
perhatian, minat pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Media pembelajaran
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai pembawa informasi dan
pencegah terjadinya hambatan proses pembelajaran, sehingga informasi
atau pesan dari komunikator dapat sampai kepada komunikan secara efektif
dan efesien. Selain itu, media pembelajaran merupakan unsur atau
komponen sistem pembelajaran maka media pembelajaran merupakan
media integral dari pembelajaran. Ada beberapa batasan atau pengertian
tentang media pembelajaran yang disampaikan oleh para ahli. Dari batasan-
7
batasan tersebut, dapat dirangkum bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat digunakan
untuk meyampaikan isi materi ajar dari sumber belajar ke pebelajar
(individu atau kelompok), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat pebelajar sedemikian rupa sehingga proses belajar (di
dalam/di luar kelas) menjadi lebih efektif.
8
penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya
membaca dan memberikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena
sifatnya yang lebih konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam
pembelajaran adalah: (1) menerjemahkan symbol verbal, (2)
mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-kesan yang salah dari ilustrasi
lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4) membangkitkan motivasi
belajar dan menghidupkan suasana kelas (I Made Tegeh, 2008).
Media gambar sangat baik digunakan dan diterapkan dalam proses
belajar mengajar sebagai media pembelajaran karena media gambar ini
cenderung sangat menarik hati siswa sehingga akan muncul motivasi untuk
lebih ingin mengetahui tentang gambar yang dijelaskan dan gurupun dapat
menyampaikan materi dengan optimal melalui media gambar tersebut
dalam pembelajaran di SD.
9
atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata
telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar.
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk
tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman.
e. Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa
memerlukan peralatan yang khusus.
2) Kekurangan Media Gambar:
a. Penghayatan tentang materi kurang sempurna, karena media gambar
hanya menampilkan persepsi indera mata yang tidak cukup kuat
untuk menggerakkan seluruh kepribadian manusia, sehingga materi
yang akan dibahas kurang sempurna.
b. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran.
c. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
10
sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Namun demikian
pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah, khususnya ranah afektif
sangat sulit. Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat
intangible (tidak dapat diraba). Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan
data hasil belajar siswa adalah garis-garis besar indikator dikaitkan dengan jenis
hasil yang hendak diungkapkan atau diukur. Di bawah ini adalah tabel yang
menunjukan jenis, indikator dan cara evaluasi belajar:
Tabel 01 : Jenis, Indikator dan Cara Evaluasi Hasil
11
4. Internalisasi 1. mengakui dan meyakini 1. tes skala sikap
(pendalaman) 2. mengingkari 2. pemberian tugas
ekspresif (yang
menyatakan sikap)
dan proyektif (yang
menyatakan
perkiraan ramalan)
3. observasi
5. Karakteristik 1. melembagakan atau 1. pemberian tugas
(penghayatan) meniadakan ekspresif dan
2. menjelmakan dalam proyektif
pribadi dan perilaku 2. observasi
sehari-hari
C. Ranah Karsa/ Psikomotor
1. Keterampilan 1. mengkoordinasikan gerak 1. observasi
bergerak dan mata, tangan, kaki dan 2. tes tindakan
bertindak anggota tubuh lainnya
2. Kecakapan ekspresi 1. mengucapkan 1. tes lisan
verbal dan nonverbal 2. membuat mimik dan 2. observasi
gerakan jasmani 3. tes tindakan
12
adalah sebagai alat untuk memotivasi setiap siswa agar lebih giat belajar, baik
secara individu maupun kelompok (Sardiman 1988:25).
Dalam pembahasan ini akan dibicarakan mengenai hasil belajar sebagai
hasil penilaian dan pada pembahasan berikutnya akan dibicarakan pula hasil
belajar sebagai alat motivasi. Hasil belajar sebagai hasil penilaian sudah
dipahami. Namun demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga
diketahui, bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan
rendahnya hasil belajar itu sendiri.
Bila dilihat lebih dalam dari pendapat di atas, maka hasil belajar
dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor dari si pebelajar sendiri atau faktor
dalam diri siswa dan faktor luar. Faktor dalam diri siswa seperti IQ, motivasi,
etos belajar, bakat, keuletan, dan lain-lain sangat berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang, antara lain dari sudut si pebelajar, proses belajar dan
dapat pula dari sudut situasi belajar (Mohammad Surya, 1999).
Penjelasan Surya berikutnya adalah: dari sudut si pembelajar (siswa),
hasil belajar seseorang dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan jasmani
siswa, kecerdasan, bakat, minat, motivasi, penyesuaian diri dan kemampuan
berinteraksi siswa. Sedangkan yang bersumber dari proses belajar, maka
kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran sangat menentukan
hasil belajar siswa. Guru yang menguasai materi pelajaran dengan baik,
menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat, mampu mengelola
kelas dengan baik dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkembangkan
motivasi belajar siswa untuk belajar, akan memberi pengaruh yang positif
terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan situasi belajar siswa, meliputi situasi
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar yang ditandai
dengan perubahan tingkah laku menyangkut ilmu pengetahuan, keterampilan,
dan sikap setelah terjadinya interaksi dengan lingkungan.
13
2.4 Kerangka Berpikir
Kerangkar berfikir pembelajaran metode demonstrasi berbantuan media
gambar adalah :
1. Merumuskan dengan jelas kecakapan dan atau keterampilan apa yang
diharapkan dicapai oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan.
2. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar
dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif
untuk mencapai tujuan yang dirumuskan.
3. Alat-alat yang diperlukan untuk demonstrasi itu bisa didapat dengan
mudah, dan sudah dicoba terlebih dahulu supaya waktu diadakan
demonstrasi tidak gagal. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan
demonstrasi dengan jelas.
4. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk
memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan komentar selama dan sesudah demonstrasi.
5. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan:
i. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa.
ii. Alat-alat telah ditempatkan pada posisi yang baik, sehingga setiap
siswa dapat melihat dengan jelas.
iii. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan
seperlunya.
6. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu
diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba
melakukan demonstrasi.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
15
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Januari dan berakhir di bulan Juni 2017.
Untuk mengetahui gambaran dari pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 02. Jadwal Penelitian
Januari Pebruari Maret April Mei Juni
N
Kegiatan 2017 2017 2017 2017 2017 2017
o
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Penyusunan
proposal dan
1.
pelaksanaan
kegiatan awal
Perencanaan
2.
tindakan I
Pelaksanaan
3.
tindakan I
Pengamatan/
4.
pengumpulan data I
5. Refleksi I
Perencanaan
6.
tindakan II
Pelaksanaan
7.
tindakan II
Pengamatan/pengu
8.
mpulan data II
9. Refleksi II
Penulisan laporan/
10.
penjilidan
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
Permasalahan Pengamatan/
Refleksi
baru hasil refleksi Pengumpulan
Perencanaan Pelaksanaan
Tindakan II Tindakan II
Apabila Pengematan/
permasalahan Refleksi II Pengumpulan Data
belum II
Gambarterselesaikan
01. Alur Penelitian Tindakan Kelas (dalam Suharsimi Arikunto,
Suhardjono, Supardi, 2006:74)
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
16
1. Perencanaan
Kegiatan perencanaan diawali dengan mengidentifikasi masalah sehingga
ditemukan masalah utama berupa rendahnya kualitas pertanyaan dimensi
konsep siswa kelas V yang desebabkan oleh rendahnya pengetahuan dasar
siswa. Solusi untuk masalah tersebut dalam pembelajaran diterapkan
pendekatan saintifik teknik teks pesan singkat. Kejelasan masalah dan solusinya
akan berdampak jelasnya instrument yang digunakan dalam penelitian. Adapun
instrument peneltian dalam penelitian ini:
1)Pemetaan silabus untuk menentukan indikator pembelajaran Bahasa
Indonesia kelas V.
2)Materi pelajaran Bahasa Indonesia kelas V berdasarkan silabus dan
indikator materi pembelajaran.
3)Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan skenario pembelajaran
sesuai langkah-langkah pendekatan penerapan metode demontrasi
berbantuanan media gambar .
4) Instrumen obseravsi tentang aktivitas tindakan guru dan aktivitas siswa.
5)Membuat media/ alat bantu pembelajaran berupa teks pesan singkat yang
memuat materi pelajaran.
6)Instrumen evaluasi untuk validasi kualitas pertanyaan hasil belajar siswa
dalam materi pelajaran.
7)Jurnal untuk pemetaan pelaksanaan tindakan guru dan aktivitas belajar
siswa sehingga dapat disusun kemajuan maupun kelemahan proses
pembelajaran yang dituangkan pada refleksi tindakan.
2. Tindakan Pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran mengikuti langkah-langkah pendekatan metode
demontrasi berbantuanan media gambar. Pelaksanaan pendekatan metode
demontrasi berbantuanan media gambar tidak harus mengikuti langkah-langkah
logis secara berdiri sendiri, artinya pada langkah pertama tidak harus
mengamati saja, langkah kedua tidak hanya menanya, langkah ketiga tidak
hanya mengumpulkan data,langkah keempat tidak hanya mengaosiasi, dan
kelima mengomunikasikan saja.Kelima urutan logis akan digunakan sesuai
17
kebutuhan secara sinergi. Langkah logis pendekatan metode bercerita melalui
penerapan penerapan metode demontrasi berbantuanan media gambar sebagai
berikut: 1) Mengamati, guru membagikan teks pesan singkat kepada siswa,
siswa mengamati isi teks dengan membaca isi teks secara sungguh-sungguh. 2)
Menanya, sejalan dengan kegiatan membaca, maka setelah aktivitas membaca
siswa difasilitasi untuk menanyakan isi materi pelajaran. 3) Mengumpulkan
data, dari pertanyaan yang muncul pada masing-masing siswa, guru
memfasilitasi memilah pertanyaan yang merupakan dimensi konsep. 4)
Mengasosiasi, guru memifasilitasi siswa melakukan asosiasi untuk menyusun
jawaban atas pertanyaan yang telah dipilah. 5) Mengomunikasikan, guru
memfasilitasi siswa mengumunikasikan atau menuturkan kembali jawaban atas
pertanyaan yang telah disusun.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi didasarkan pada keunggulan dan kelemahan
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan penerapan metode demontrasi
berbantuanan media gambar . Keunggulan penerapan metode demontrasi akan
digunakan pada setiap pembelajaran dalam penelitian ini, sedangkan
kelemahannya akan menjadi pertimbangan untuk direkomendasikan dalam
rangka perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan kegiatan pembelajaran
tahap ini hasil yang diperoleh pada tindakan, observasi dan evaluasi dilakukan
analisis dan temuan terhadap keberhasilan serta kelemahan-kelemahannya untuk
dalakukan refleksi serta perbaikan pada siklus berikutnya.
18
3.5 Metode Pengumpulan Data
Mengumpulkan hasil belajar seperti yang diharapkan dalam penelitian
ini dilakukan dengan tes hasil belajar dengan cara mengumpulkan hasil belajar.
Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa hasil belajar tindakan
pembelajaran dengan penerapan penerapan metode demontrasi berbantuanan
media gambar , teknik pengumpulan datanya menggunakan cara observasi.
Untuk itu dibuat instrument pengumpulan data berupa format observasi
tindakan pembelajaran menggunakan penerapan metode demontrasi
berbantuanan media gambar . Data hasil observasi berupa hasil-hasil rumusan
pertanyaan yang memuat dimensi fakta, konsep, dan prosedur.
19
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
20
Data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia pada
pembelajaran prasiklus dari 20 siswa. menunjukkan ada 11 orang siswa
11
mendapat nilai di bawah KKM adalah x 100 = 55% , ada 3 orang siswa
20
3
mendapat nilai di atas KKM adalah x 100 = 15%. Dan 6 siswa medapat
20
6
nilai sesuai dengan KKM adalah x 100 = 30%. Ketuntasan hasil belajar
20
9
siswa secara keseluruhan adalah 9 siswa atau x 100 = 45 % Pencapaian
20
21
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29 = 5,29
b. Rentang Kelas ( r ) = 80 – 60 = 20
𝑟 20
c. Panjang kelas interval ( I ) =𝑘 = 5 = 4
20
18
16
14
ABSULUT
12
10
8
6
4
5 6
2 2 4 0 3
0
60-63 64-67 68-71 72-75 76-79 80-83
NILAI
Gambar 02. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus I Siswa Kelas
V SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun Pelajaran 2016/2017
22
Deskrifsi Hasil Belajar Siklus I
a. Perencanaan
Pada hari hari Kamis, tanggal 01 Maret 2017 di SD No 2 Werdi Bhuwana
peneliti membuat lembar kerja siswa yang akan ditampilkan dalam.
pembelajaran siklus I untuk menunjang kegiatan belajar mengajar tentang
materi tentang mengenal cara memelihara kesehatan tubuh. Pembuatan
lembar kerja siswa disesuaikan dengan model pembelajaran demonstrasi
berbantuan media gambar.
Pembuatan soal atau tes disesuaikan dengan model pembelajaran
yang digunakan oleh peneliti yaitu model pembelajaran demonstrasi
berbantuan media gambar. Soal tes ini terdiri dari soal kelompok dan soal tes
indidu di akhir kegiatan.
b. Pelaksanaan Tindakan.
Di dalam pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada hari Kamis, tanggal
08 Maret 2017. Sebelum pelaksanaan tindakan guru menjelaskan tahap
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada saat guru menjelaskan, siswa
kelihatan tegang. Apabila guru memberikan pertanyaan secara lisan kepada
siswa terlihat beberapa siswa diam dan tidak menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru hal itu dilihat dari data yang terangkum mengenai
partisipasi siswa, dalam pembelajaran siswa antara lain ;
1) Banyak siswa yang aktif 40 % dari jumlah siswa
2) Banyak siswa yang kurang terlibat dan tidak aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran 60% atau 15 siswa.
3) Siswa yang memperoleh nilai > 70 sebanyak 9 dari 25 siswa.
(berdasarkan hasil belajar siswa)
Dari data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa siswa merasa
takut untuk bertanya kepada guru hal itu menyebabkan ketidak aktifan
siswa dalam pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa melaksanakan
skenario yang telah di tentukan , yakni guru menjelaskan mengenal cara
memelihara kesehatan tubuh .
23
c. Refleksi Siklus I
Hasil belajar siswa dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil belajar
siswa, guru mengadakan refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan
dan kendala berlangsungnya proses pembelajaran. Data yang diperoleh
digunakan sebagai dasar dan acuan bagi untuk mengevaluasi keberhasilan
guru dan siswa selama proses kegiatan belajar mengajar. Hasil belajar siswa
digunakan untuk merencanakan tindakan selanjutnya pada siklus II.
2. Untuk persiapan penyajian dalam bentuk grafik maka hal-hal berikut dihitung
terlebih dahulu
a. Banyak kelas ( K ) = 1 +3,3 x Log (N )
= 1 + 3,3 x Log 20
= 1 + 3,3 x 1,30
= 1 + 4,29 = 5,29
24
b. Rentang Kelas ( r ) = 90 – 70 = 20
𝑟 20
c. Panjang kelas interval ( I ) =𝑘 = 5 = 4
20
18
16
5. 14
ABSULUT
12
10
8
6
4 6 6
2 5 0
0
1 2
70-73 74-77 78-81 82-85 86-89 90-93
NILAI
Gambar 03. Histogram Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siklus II Siswa Kelas V
SD No 2 Werdi Bhuwana Tahun Ajaran 2016/2017
25
melaksanakan tindakan tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Adapun
rencana tindakan ke dua adalah membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), instrumen berupa lembar kerja siswa, Lembar hasil belajar sebagai alat
penilaian, lembar pengamatan guru, dan siswa serta alat peraga yang relevan.
Perencanaan siklus II peneliti akan lasanakan pada hari Rabu, 04 April 2017
pukul 08.10 – 09.20 di SD No 2 Werdi Bhuwana
b. Pelaksanaan tindakan
26
c. Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus II
Hasil belajar dikumpulkan dan dianalisis. Ternyata pada siklus II, siswa
kelas V SD No 2 Werdi Bhuwana semua sudah tuntas hasil belajarnya atau
semua siswa menguasai materi pelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
hasil siswa dalam pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia semakin
tinggi. Melalui penerapan model pembelajaran demonstrasi berbantuan media
gamabar, pembelajaran bahasa indonesia menjadikan kemampuan guru dalam
menyampaiakan materi pelajaran semakin baik, sehingga guru merasa lebih
menguasai pelaksanaan proses belajar mengajar dan siswa mengikuti
pembelajaran dengan menyenangkan.
4.2 Pembahasan
1. Sebelum Perbaikan Pembelajaran
Hasil belajar Bahasa Indonesia pada pembelajaran prasiklus dari 20
siswa. menunjukkan ada 11 orang siswa mendapat nilai di bawah KKM
11
adalah x 100 = 55% , ada 3 orang siswa mendapat nilai di atas KKM
20
3
adalah x 100 = 15%. Dan 6 siswa medapat nilai sesuai dengan KKM
20
6
adalah 20 x 100 = 30%. Ketuntasan hasil belajar siswa secara keseluruhan
9
adalah 9 siswa atau x 100 = 45 % Pencapaian tersebut memperoleh
20
27
5
dengan KKM adalah x 100 = 25%. Ketuntasan hasil belajar siswa
20
14
secara keseluruhan adalah x 100 = 70 %. Pencapaian tersebut
20
memperoleh predikat belum sesuai dengan harapan. Untuk data ini belum
sesuai dengan harapan indikator keberhasilan penelitian yang dicanangkan
yaitu lebih dari 80% siswa mampu mencapai keberhasilan sesuai KKM.
Peneliti merefleksi sebab-sebab kegagalan dalam perbaikan pembelajaran
siklus I, ternyata dapat disimpulkan sebagai berikut.
a. Jumlah kelompok diskusi terlalu banyak.
b. Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa.
Pada pembelajaran inquiri, siswa yang pasif tidak peduli pada
pembelajaran, ada siswa yang bermain-main sendiri atau memperhatikan
sesuatu di luar kelas sehingga berakibat kegagalan dalam pembelajaran.
Dengan masih adanya siswa yang gagal dalam perbaikan pembelajaran
siklus I maka peneliti masih perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran
siklus II.
28
Peneliti memperoleh hasil belajar Bahasa Indonesia pada
pembelajaran siklus II dari 20 siswa. Tidak ada siswa mendapat nilai di
bawah KKM. 14 orang siswa mendapat nilai di atas KKM adalah,
14 6
x 100 = 70% dan 20 x 100 = 30% atau secara cara keseluruhan adalah
20
20
x 100 = 100%. Pencapaian tersebut memperoleh predikat sangat baik.
20
29
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
1. Agar para guru Sekolah Dasar menerapkan metode demontrasi
berbantuanan media gambar pada karakteristik materi yang relevan.
2. Agar peneliti lainnya melakukan penelitian pada substansi menalar dan
mengomunikasikan, karena pada bagian ini pembelajarannya belum
optimal.
3. Agar kepala sekolah mensosialisasikan hasil penelitian ini untuk
diimplementasikan dalam mewujudkan proses pendidikan dan
pembelajaran bermutu.
30
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, Robert M. 1977. The Conditions of Learning. Third Edition. New York:
Holt, Reinhart and Winston.
Tegeh, I Made. 2008. Media Pembelajaran. Singaraja : Institut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Negeri Singaraja
http://devamelodica.com/teori-hasil -belajar-untuk-skripsi-pendidikan-lengkap-
dengan-daftar-pustaka/
http://kbbi.web.id/hasil
http://www.parisada.org/index.php?option=com_content&task=view&id=797&Ite
mid=81.
31