DI SUSUN OLEH :
TUBAGUS ILHAM NUR MIZAN
NIM:141119122
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
INSTITUT AGAMA ISLAM BAKTI NEGARA
(IBN) TEGAL -JAWA TENGAH-INDONESIA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui peningkatan Prestasi Belajar siswa setelah diterapkannya metode
demonstrasi.
2. Ingin mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang keluar dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari
N.Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk breprestasi.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini bias berupa sarana
prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkers yang diterjemahkan Soenoro (1982:30),
mengatakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalagh yang berasal dari si
pelajar, factor yang berasal dari si pengajar”. Kedua factor tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Faktor ini meliputi motivasi ,perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung,tingkat
penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang
dipelajari,kemampuan memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.
2. Metode Demonstrasi
a) Pengertian
Demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk
mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas
dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa
hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran
lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, di
antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh
langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga
melihat peristiwa yang terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini
kebenaran materi pembelajaran.
Di samping beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan,
di antarannya:
1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang
memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi.
Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan
ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus, sehingga guru
dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan
kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK
sebagai berikut :
1. Tempat Penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Kalisoka 01 dengan
jumlah siswa sebanyak 25 anak.
2. Waktu Penelitian.
Penelitian Siklus I dilaksanakan bulan Maret 2022, dan Siklus II dilaksanakan pada bulan
Maret 2022 Siklus PTK.
PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan siswa dalam memahami
materi.
B. Subyek Penelitian
Karakteristik sebagai berikut :
1. Nama Sekolah : SDN Kalisoka 01
2. Alamat sekolah : Jl. Desa Kalisoka Dukuhwaru Tegal
3. Kelas : IV
C. Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar Siswa pada pembelajaran PAI melalui
metode demonstrasi, penulis melaksanakan penelitin di kelas IV dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Siklus I :
1. Perencanaan (Planning)
Pada kegiatan ini penulis dibantu dengan guru PAI mencari data pada siswa yang
dijadikan sampel penelitian, berkaitan dengan metode demonstrasi yang di terapkan oleh guru
PAI. Misalnya dalam pelaksana wudlu yang mereka lakukan. Pencarian data ini dilakukan
dengan tes lisan dan praktek wudlu, urutan-urutan wudlu sampai pelafalan niat wudlu.
Setelah itu penulis mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa, baik berupa buku tuntunan
wudlu, tentang bagaimana cara dan urutan dalam wudlu, dan CD pembelajaran wudlu.
2. Pelaksanaan (Acting)
a) Pelaksanaan Demonstrasi Mulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berpikir.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi
seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan
apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
3. Pengamatan (observasi)
Pelaksanaan Metode Demonstrasi, siswa yang menjadi sampel penelitian dikelompokkan
sehingga bisa dipantau oleh peneliti yang dibantu oleh guru yang lain.
4. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan evaluasi dan refleksi dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai
melaksanakan metode demonstrasi. Evaluasi dilakukan kepada siswa yang melakukan
kesalahan atau pelanggaran dalam melaksanakan metode dengan cara memberi motivasi
tentang pentingnya pelajran PAI, manfaat dan lain sebagainya dengan harapan mereka akan
mengerjakan atau mengamalkan pelajrannya dengan baik dan benar.
Siklus II
Siklus duapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan siklus pertama.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi hasil
siklus pertama
3. Pengamatan (Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa
4. Refleksi (Reflecting)
Melaporkan hasil dari pengamatan siklus II.
Abin Syamsudin Makmun, 2002: Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
Remaja Rosdakarya: bandung
Dasim Budimansyah, Dr., M.Si, 2003: Model Pembelajaran Berbasis Portofolio, Genesindo:
Bandung
Dave Meier, 2002: The Accelerated Learning Hanbook, Panduan Kreatif dan Efektif Merancang
Program Pendidikan dan Pelatihan, Kaifa: Bandung
Haryono, 2004. Konsep dan Terapan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Konteks RRG, UNNES
Semarang.
Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak. (1986). Didaktikdan Metodik. Bandung: Tarsito.
Roestiyah NK. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara-
Surachmad, Winarno, 1995: Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik, Bandung: Tarsito
Suriswo, 2005: Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Tegal: UPS TegalWardono, 2003.
Penerapan Mathematics Quantum Teaching untuk Meningkatkan Kesukaan Belajar dan
Kreativitas Bidang Matematika pada Siswa SLTP, Fakultas MIPA Jurusan Matematika
UNNES Semarang.
Strisno, Hadi, 1993: Metodologi Researh Jilid I, Yogyakarta: And offset
Winarni, Endang Retno, 2004. Hand Out mata Kuliah Metode Penelitian Kelas, Fakultas MIPA
Jurusan Matematika UNNES Semarang.
Winkel, WS, 1993: Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia
Zaini, Hysam et.al, 2002: Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: CTSD IAIN
Sunan Kalijaga