PENDAHULUAN
dapat mengetahui dan membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
1 yang berbunyi: “Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk
Pendidikan agama Islam merupakan salah satu bidang studi yang diharapkan
siswa. Sikap dan kemanpuan siswa dalam beragama merupakan cerminan dari
usaha pendidikanya.
Agama Islam ini harus didukung oleh proses belajar mengajar yang efektif yang
Islam
1
Undang-Undang Sistem Pendidikan Naional No.20 tahun 2003, hlm. 14.
1
Faktor-faktor yang ikut menentukan berhasil atau tidaknya tujuan
pembelajaran yaitu anak didik, pendidik, tunjuan pendidikan, saran dan prasarana
Semua aspek yang berkaitan dengan pendidikan ini dapat dipahami dalam surat
Al’ Alaq ayat 1-5 sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an dan terjemahnya
sebagain berikut:
menciptakan manusian dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmu yang Maha
Pemurah. Yang mengajar manusian dengan pena; Dia mengajar manusia tentang
suatu kegiatan,yang berkenaan dengan “ sejauh mana ketepatan sasaran dari suatu
dituntut adanya suatu kemampuan pada setiap pendidik untuk dapat memilih dan
tersebut dapat bersifat secara efektif dan efesien dalam pencapaian tujuan
2
Depatertemen Agama RI, Al-qur’an Tajwid dan Terjemahan, (Jakarta: Ciputat Raya),
hal. 1-5.
2
pendidikan yang telah ditetapkan.
menoton namun metode yang sering digunakan guru PAI di SMKS Sempena
didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat
diamati; 2) Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang
didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi
perhatian anak didik kepada masalah lain; 3) Dapat merangsang murid untuk lebih
aktif dalam mengikuti proses belajar; 4) Dapat menambah pengalaman anak didik;
5) Bisa membantu murid ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan; 6)
serta 7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul dalam pikiran tiap manusia3
3
https://media.neliti.com/media/publications/137751-ID-penerapan-metode-demonstrasi-
untuk-menin.pdf
3
sudirman Rantau Panjang Kiri Kecamatan Kubu Babussalam Provinsi Riau.
4. Karna Persoalan Dikaji penulis bisa menjadi tolak ukur guru mengenai
didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
C. Penengasan Istilah
Agar diperoleh persepsi yang sama dalam menerjemahkan kata- kata istilah
Kubu Babussalam Tahun Pelajaran 2022”. Maka berikut akan di jelaskan dari
4
terlebih dahulu kepada siswa kemudian siswa mengikuti kembali atau
menghafal materi yang telah dijelaskan guru dengan tujuan agar siswa
adalah suatu Interaksi atau proses guru Pendidikan Agama Islam dalam
Sempena.
D. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Agama Islam?
Sempena ?
5
2. Batasan Masalah
Islam.
3. Rumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
6
Pendidikan Agama Islam di SMKS Sempena Kubu Babussalam?
Babussalam?
dan dapat pulah bahan masukan bagi calon guru khususnya pada
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Efektivitas
Kata “efektivitas” merupakan kata sifat dari kata “efektif” yang berarti
ada efeknya (akibat, pengaruh, kesan), manjur, mujarab, dapat membawa hasil,
menunjukkan tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektif jika usaha
merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. 5Dengan kata lain, seorang guru
ketepatan sasaran dari suatu proses yang direncanakan atau diinginkan dapat
proses interaksi belajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu
4
Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev), Jilid
2,Hal.883
5
T.Hani Handoko, MBA, Manajenen Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFD
Yogyakarta,1998) Cet. XIII,Hal 7
8
para siswa agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui keefektifan mengajar
bisa dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi
Selain itu guru yang efektif adalah guru yang menemukan cara dan selalu
berusaha agar anak didiknya terlibat secara tepat dalam suatu mata pelajaran
dengan presentase waktu belajar akademis yang tinggi dan pelajaran berjalan
tanpa menggunakan tekhnik yang memaksa, negative atau hukuman. Selain itu
guru yang efetif adalah orang-oarang yang dapat menjalin hubungan simpatik
perhatian, memiliki suatu rasa cinta belajar, menguasai sepenuhnya bidang studi
mereka dan dapat memotivasi siswa untuk belaajar tidak sekedar mencapai sustu
6
Trianto, M, Pd, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Media
Kencana, 2009), Ce t 1, hal. 20
9
2) Kegairahan mengajar.
3) Ragam kegiatan.
Salah satu strategi yang membantu siswa belajar dari teks tertulis dan
sehingga siswa harus berhenti dari waktu ke waktu untuk menilai pemahaman
semacam itu. Dalam beberapa abad terakhir ini lebih sering berarti proses yang
materi pelajaran secara teratur dan tidak saling bertentangan dan didasarkan atas
salah satu alat atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”.10
7
Ibid.hal.21
8
https://id.wikipedia.org/wiki/Metode.25 Maret 2022.pukul 21.22
9
Mulyanyo Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, (Jakarta: Bulan Bintang), 1997,hal.12
10
H. Muzayyin Arifin, Kapitan Seleksi Umum dan Agama, (Semarang: PT. CV. Toha
Putera), 1987, hal. 90.s
10
menerapkan metode terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi yang
paling tepat untuk dapat untuk dapat diterapkannya suatu metode tertentu, agar
dalam situasi dan kondisi tersebut dapat tercapai hasil proses pembelajaran dan
membawa peserta didik ke arah yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk itu
dalam memilih metode yang baik guru harus memperhatikan tujuh hal di bawah
ini:
e) Kesanggupan guru.
Pengartian pengajaran itu sendiri dapat ditinjau dari segi bahasa dan
istilah. Secara bahasa kata pengajaran adalah bentuk kata kejadian dari dasar ajar
dengan mendapat konfiks pe-an yang berarti “barang apa yang dikatakan orang
“ajar” di tambah awalan “pe” dan akhiran “an” sehingga menjadi kata
“pengajaran” yang berar tiproses penyajian atau bahan pelajaran yang disajikan.13
11
Rosstiyah N.K., Didakik Metodik, (Jakarta: Bina Aksara), 1989, cet. Ke-3, hal. 68.
12
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka),
1986, hal. 649.
13
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia),
1990,hal.128
11
pengutahuan dari seseorang yang mempunyai pengetahuan kepada orang lain
Jadi pengajaran secara bahasa yaitu hal apa yang dikatakan orang supaya
diketahui. Sedangkan secara istilah parra ahlu pendidikan berbeda pendapat dalam
antara pengajaran dan pendidikan itu sama, dan ada pula yang mengatakan bahwa
pengajaran adalah suatu usaha atau cara yang dilakukan oleh guru (pendidik)
mudah secara efektif dan efisien, sehingga apa yang menjadi tujuan dari
14
Ramayulis, Metodologi pembelajaran Agama Islam,..., hal. 72.
15
Ibid, hal. 73
12
minat, atau gairah belajar siswa.
(pembaharuan).
pribadi.
metode tersebut dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan
16
H. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 1997), Cet I, h.al 53
13
dimaksudkan demikian agar pendidikan tidak membosankan anak didik.17
dalam hal ini penulis hanya akan menjelaskan lebih rinci macam metode yakni
b) Menghindari verbalisme.
demonstrasi adalah dimana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang
17
H. Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2007),
hal. 88.
18
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Cupitas Pers,
2002), Cet I, hal. 190.
19
Op.Cit, hal. 62.
14
didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid.
dalam pendidikan sudah ada. Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik
sebagai seorang muslim, maupun praktek ibadah seperti mengajarkan cara sholat,
wudhu dan lain-lain. Semua cara tersebut dipraktekkan atau ditunjukkan oleh
pembelajaran pada peserta didik dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode
terhadap model yang dapat dilakukan. Agar anak dapat meniru contoh perbuatan
20
Sri Anitah, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2014), h. 5.25
15
diperhatikan oleh pendidik. Pertama, apa yang ditunjukkan dan dilakukan
pendidik harus dapat diamati secara jelas oleh anak yang di ajar. Kedua, dalam
memberi penjelasan suara pendidik harus dapat di denar dengan jelas. Ketiga,
demonstrasi itu harus di ikuti kegiatan anak untuk menirukan apa yang elah
Menurut Armai Arief, dalam bukunya pengantar Ilmu dan metodologi Studi
diantaramya:
a. Perencanaan
1) Merumuskan tujuan yang jelas, baik dari sudut kecakapan atau kegiatan
telah direncanakan.
21
Ibid, h. 116-117.
16
dilaksanakan. Dan sebaiknya sebelum melakukan metode demonstrasi
diri, apakah:
siswa.
b. Pelaksanaan
17
agar demonstrasi mencapai sasaran.
c. Evaluasi
latihan lebih lanjut, apakah di sekolah atau di rumah. Selain itu guru dan siswa
beserta faktor penyebabnya. Evaluasi dapat dilakukan pada semua aspek yang
berikut:
1) Setiap langkah dari demonstrasi harus dapat dilihat dengan jelas oleh
siswa.
3) Anak-anak mengikuti dan pada prinsipnya mereka harus tahu apa yang
sedang diamati.
18
dan efektif.
7) Beri kesempaan kepada anak-anak untuk berlatih apa yang telah mereka
amati.
kelemahannya.
pembelajaran.
2) Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap
didemonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan
disampaikan.23
22
Basyiruddin Usman M.Pd, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), Cet I, hal. 108.
23
https://media.neliti.com/media/publications/137751-ID-penerapan-metode-demonstrasi-
untuk-menin.pdf. 25 Maret 2022.pukul 21.40
19
6) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran menjadi lebih
10) Memberikan motifasi yang kuat untuk siswa agar lebih giat belajar.27
dipelajari.
24
Op.Cit,Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam.hal 191
25
H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat
jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, hal. 114.
26
J.J. Hasibuah, Dip, dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV Remaja
Karya , 1988), hal. 30.
27
Op.Cit,Strategi Belajar Mengajar, hal. 84.
28
Muhidin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Riosda karya, 2004), Cet ke X, hal. 209.
20
1) Memerlukan waktu yang cukup bamyak.
efektif.
alat.
sebenarnya.
29
Op.Cit, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,hal. 192.
30
H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta: Direktorat
jemderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, 2000), Cet VI, h. 114.
21
dapat dengan cara sebagai berikut:
praktis.
hendak didemonstrasikan.31
yang dipraktikkan,
a. anak memiliki motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan
didemonstrasika
31
H. Abu Ahmadi dan Joko tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 1996), cet ke 1, h. 63.
22
d. mampu mengindentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam
demonstrasi.32
yang harus di perhatikan seperti kemampuan pendidik untuk mengelola kelas dan
melainkan kondisi dan kemampuan peserta didik pun harus tetap diperhatikan
dan minat terhadap topik yang akan didemonstrasikan dan mampu mengamati
1. Belajar
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan akibat tingkah laku itu
32
Sri Anita. Op.Cit.h 26
33
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor Mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara,
1988),hal .2
23
dapat berupa memperoleh prilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan
prilaku yang sudah ada, dapat berupa prilaku yang baik (positif) atau prilaku yang
buruk (negatif).34
pengertian belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan
atau dialami oleh individu akibat dari pengalaman yang ia peroleh dari
a) Belajar menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri orang yang baik
2. Mengajar
Mengajar adalah proses memberikan bimbingan bantuan kepada anak didik dalam
individu anak didik, mengajar merupakan proses pengaturan yang dilakukan oleh
34
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya,
1996),hal.55
24
guru.35
intruction tidak sama artinya dengan pengajaran, kata pengajaran terdapat dalam
konteks guru dan murid di dalam kelas, sedangkan pembelajaran atau intruction
mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri oleh guru secara
fisik. Dalam pembelajaran yang ditekankan adalah proses belajar. Oleh karena itu
sebagai berikut:
a. Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu
kegiatan, suatu cita-cita yang bernilai normatif, tujuan tedapat sejumlah nilai yang
harus ditanamkan kepada anak didik. Tjuan mempunyai jenjang dari luas dan
belajar mengajar, tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan
berjalan.
35
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1991),
cet. III, hal. 29.
36
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), cet
1,hal.7
25
sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar
3. Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku
4. Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
mempermudah usaha mencapai tujuan dan alat sebagai tujuan. Alat dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu alat dan alat bantu pengajaran, yang
Sedangkan alat bantu pengajaran berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu
tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.
26
pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar.
6. Evaluasi adalah tindakan suatu atau suatu proses untuk menentukan nilai
guna mengetahui sebagai akibat dan hasil belajar siswa yang dapat
` Dari tujuan itu juga dapat dipahami bahwa pelaksanaan evaluasi diarahkan
kepada evaluasi proses dan evaluasi produk. Evaluasi proses adalah suatu proses
yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan. Evaluasi produk adalah suatu
evaluasi yang diarahkan kepada bagaimana hasil belajar yang telah dilakukan oleh
yaitu;
a) Dasar Religius
dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam
37
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
1996),hal.48
27
Tuhan dan merupakan ibadah kepada- Nya.38
c) Dasar Ideal
Indonesia harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya
harus beragama.
e) Dasar Operasional
Menurut Tap MPR Nomor IV/ MPR/ 1973. Tap MPR Nomor
38
Zuhairini, dkk, Metodik khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah Fakultas
Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), cet. 8, hlm. 23.
39
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama…, hlm. 22.
28
IV/ MPR/ 1978 dan Tap MPR Nomor II/ MPR/ 1983 tentang GBHN,
f) Dasar Psikologis
hidup.41
memiliki tujuan yang ingin dicapai terhadap peserta didik, demikian pula
40
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama…, hlm. 23.
41
Abdul Majid, Dian andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), cet. 1, hlm. 133.
29
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
bertanggung jawab.
menjelaskan bahwa ada dua tujuan pokok pendidikan Islam yaitu; (1) untuk
mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan; dan (2)
dua tujuan pokok, pertama; tujuan keagamaan yaitu beramal sesuai dengan
tuntutan agama, kedua; tujuan ilmiyah sebagai bekal hidup untuk mengarungi
membentuk insan kamil atau manusia sempurna yakni dapat berperan sebagai
hamba Allah yang benar dan juga sebagai khalifah Allah di bumi yang mampu
memakmurkan bumi bagi kehidupan manusia dan rahmat bagi alam sekitarnya.
pula dengan tujuan yang hendak di capai dalam pendidikan Islam yaitu
30
menciptakan insan kamil. Dengan mengacu pada yuridis di atas, maka tugas guru
adalah bagaimana dapat mewujudkan cita-cita Nasional dan juga yang lebih
utama cita-cita Islam, sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan kompetensi
Mata pelajaran pendidikan agama tidak hanya dilihat dari aspek materi
tetapi lebih luas yaitu mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Ruang lingkup
akhlak tercela;
42
http://sudutpendidikan1.blogspot.com/2017/04/tujuan-pembelajaran-pai.html.26 Maret
2022 pukul 10.30 wib
43
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011, Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada sekolah
31
4. Fiqih/Ibadah; menekankan pada cara melakukan ibadah dan mu’amalah
B. Penelitian Relevan
penelitian Kuantitatif tetapi ada perbedaan penulis teliti yaitu penulis mengangkat
44
https://dosenmuslim.com/pendidikan/ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam/26 Maret
2022 pukul 10.35
32
Islam Hubungannya dengan motivasi belajar siswa di SMP PGRI 1 Ciputat seta
C. Kerangka Berfikir
SMKS Sempena
Kelas X
METODE
DEMONSTRASI
B.Study PESERTA
PENDIDIK PAI DIDIK
PENINGKATAN
HASIL BELAJAR
D. Konsep Operasional
33
Penelitian ini dapat diukur melalui indikator-indikator yang ditetapkan
pada belajar
Metode Demonstrasi
34
2.Metode 1. Metode demonstrasi adalah cara
pelajaran berlangsung.
BAB III
35
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dimulai dari tanggal 04-April 2022 sampai dengan 07 Juli
Hal ini sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu : “Efektivitas Metode
Riau.”
dengan benda, hal atau orang untuk melekatnya variabel penelitian.Subjek Pada
Sedangkan Objeck adalah sebagai baik benda, hal, atau orang yang
memberikan peneliti data atau informasi. Adapun objek pada penelitian ini adalah
36
Siswa kelas X SMKS Sempena yang terletak di di Jalan Jendral Sudirman
D. Fokus Penelitian
Suatu penelitian agar dapat dioperasionalkan dan dapat diteliti secara empiris,
atau adanya variabel adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variabel
1. Populasi
dari beberapa anggota kelompok Subjek45 yang digunakan dalam penelitian ini
adalah siswa – siswi SMKS Sempena dengan populasi sasaran adalah siswa –
siswi kelas X sampa dengan kelas XII. Sedangkan yang menjadi populasi
Tabel 1 Populasi
45
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), 2007.
37
1. X 23 12 35
2. XI 20 20 40
3. XII 27 10 37
Jumlah 70 42 112
2. Sampel
menngunakan teknik tertentu yang di sebut teknik sampling 46. Berpendapat bahwa
fakta telah terjadi. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah sebagai
sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili keseluruhan. Karena jumlah
populasi kurang 100 maka sampel dalam penelitian ini adalah sampel populasi
yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sebagai sampel penelitian. Adapun yang
menjadi sampel penelitian Kelas X Smks Sempena. Guru yang menjadi sampel
1. X 23 12 35
46
Usman, Basyirudin, Meteodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers,
2002, Cet I.h.44
38
2. Guru PAI 1 1
F. Instrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang di amati. Adapun instrumen peneliian yang
terhadap pembelajaran pada mata pelajaran PAI dibuat dalam bentuk non tes yaitu
dengan menggnakan angket. Angket ini di buat dalam bentuk kuisioner yaitu
responden dalam arti laporan pribadinya atau hal-hal yang di ketahui. Jenis
quisioner yang digunakan alam penelitian ini adalah quisioner tertutup, dimana
jawaban sudah disediakan oleh peneliti sehingga respoden tinggal memilih dan ini
39
Dalam menghimpun dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam
Kubu Babussalam.
40
adalah untuk mengetahui besar kecilnya efektivitas metode demonstrasi dalam
pembelajaran Bidang Studi Pendidikan Agama Islam, maka tekhnik analisa data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik analisis deskriptif yang harus
P = f X 100%
Keterangan:
N
P = Angka Presentasenya
DAFTAR PUSTAKA
41
Arif S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),
cet 1
Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Cupitas
Pers, 2002), Cet I
Hasan Sadily, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru, Van Hoev), Jilid 2
https://media.neliti.com/media/publications/137751-ID-penerapan-metode-
demonstrasi-untuk-menin.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/137751-ID-penerapan-metode-
demonstrasi-untuk-menin.pdf. 25 Maret 2022.pukul 21.40
http://sudutpendidikan1.blogspot.com/2017/04/tujuan-pembelajaran-pai.html.26
Maret 2022 pukul 10.30 wib
https://dosenmuslim.com/pendidikan/ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam/26
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/teknik-analisa-data-apa-bagaimana-dan-
ragam jenisnya#:~:text=Teknik%20analisis%20data%20adalah
%20metode,permasalahan%20penelitian%20yang%20tengah
%20dikerjakan.28 Maret 2022.jam 10.23
Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 211 Tahun 2011, Pedoman
Pengembangan Standar Nasional Pendidikan Agama Islam pada sekolah
42
H. Mansyur, Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar Modul 1-6, (Jakarta:
Direktorat jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen
Agama, 2000), Cet VI
H. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:
Pustaka Setia, 1997), Cet I
H. Abu Ahmadi dan Joko tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 1996), cet ke 1
Muzayyin Arifin, Kapitan Seleksi Umum dan Agama, (Semarang: PT. CV. Toha
Putera), 1987
Rosstiyah N.K., Didakik Metodik, (Jakarta: Bina Aksara), 1989, cet. Ke-3
43
Zuhairini, dkk, Metodik khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), cet. 8
44