Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN MAKNA PANTUN


DENGAN METODE TANYA JAWAB PADA PESERTA DIDIK KELAS V
MI AL – IMAN SARWADADI

Disusun Oleh :

Laelatul Karimah (201211022)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS KEAGAMAAN ISLAM (FKI)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA IMAM AL GHAZALI


CILACAP 2022
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Sistem pendidikan di Indonesia ternyata telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-
perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Akibat
pengaruh itu pendidikan semakin mengalami kemajuan.
Sejalan dengan kemajuan tersebut, maka dewasa ini pendidikan di sekolah-sekolah telah
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu terjadi karena terdorong adanya
pembaharuan tersebut, sehingga di dalam pengajaranpun guru selalu ingin menemukan metode
yang dapat memberikan semangat belajar bagi semua peserta didik. Bahkan secara keseluruhan
dapat dikatakan bahwa pembaharuan dalam sistem pendidikan yang mencakup seluruh komponen
yang ada. Pembangunan di bidang pendidikan barulah ada artinya apabila dalam pendidikan dapat
dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia yang sedang membangun.
Pada hakekatnya kegiatan beiajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan
timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu
komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting.
Sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang mengarahkan
bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu
pengajaran menjadi lebeh efektif dan menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan
membuat peserta didik merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran
tersebut.
Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu
menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan
dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan
manusia-manusia pembangunan dan rnembangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).
Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor di antaranya adalah faktor
guru dalam literasi bahasa, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan
meningkatkan kecerdasan serta keterampilan berbahasa peserta didik. Untuk menunjang literasi di
atas diharapkan guru memiliki metode mengajar yang baik dan mampu mengembangkan
keterampilan literasi peserta didik
Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
pengajaran salah satunya adalah dengan memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi
pelajaran agar diperoleh peningkatan kemampuan menemukan makna pantun dalam pelajaran
Bahasa Indonesia. Misalnya dengan mcmbimbing peserta didik untuk bersama-sama terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dan mampu membantu peserta didik berkembang sesuai dengan taraf
intelektualnya akan lebih menguatkan pemahaman peserta didik terhadap konsep - konsep yang
diajarkan. Untuk itu, guru harus memberikan suntikan dalam bentuk stimulus - stimulus sehingga
dengan bantuan itu anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar. Sehingga nilai rata-rata mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang diharapkan oleh guru adalah 85.00.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar rata-rata dihadapi
oleh sejumlah peserta didik karena belum memahami cara menemukan makna pantun yang benar.
Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia sangat rendah yaitu mencapai 60,00. Hal
ini disebabkan karena guru dalam proses belajar mengajar hanya menggunakan metode ceramah,
tanpa menggunakan metode yang bervariatif.
Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan upaya
membangkitkan kemampuan menemukan makna pantun, misalnya dengan membimbing peserta
didik untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan peserta didik serta guru yang berperan
sebagai pembimbing untuk menemukan konsep.
Untuk itu sebagai seorang guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat
menetapkan dan melaksanakan penyajian materi yang sesuai kemampuan dan kesiapan anak,
sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal bagi peserta didik.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis mencoba menerapkan salah satu metode
pembelajaran, yaitu metode pembelajaran tanya jawab untuk mengungkapkan apakah dengan
metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan menemukan makna pantun. Penulis memilih
metode pembelajaran ini supaya mengkondisikan peserta didik untuk terbiasa aktif dalam
pembelajaran sehingga bisa memahami bagaimana cara menemukan makna sebuah pantun dengan
benar.
Dari latar belakang tersebut di atas maka penulis dalam penelitian ini mengambil judul "
Peningkatan Kemampuan Menemukan Makna Pantun dengan Metode Tanya Jawab pada Peserta
Didik Kelas V MI Al- Iman ".
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar helakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
1. Adakah peningkatakan kemampuan menemukan makna pantun dengan metode bermain
tanya jawab pada peserta didik kelas V MI Al- Iman ?

3. Tujuan Penelitian

1. Meningkatkan kemampuan dalam menemukan makna pantun setelah diterapkannya metode tanya
jawab pada peserta didik kelas V MI Al- Iman

4. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Guru
1. Meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran.
2. Meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran.
3. Mendapatkan Informasi dalam mengembangkan metode bermain tanya jawab
2. Peserta Didik
1. Peserta didik menemukan suasana baru dalam belajar
2. Peserta didik menjadi lebih aktif dan giat
3. Prestasi belajar peserta didik meningkat
4. Peserta didik lebih memahami dan menghayati materi karena lebih fokus dalam
pembelajaran
5. Peserta didik lebih tertarik mengikuti pembelajaran
3. Sekolah
1. Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran di sekolah
2. Peningkatan nilai yang diperoleh peserta didik dapat digunakan sekolah sebagai bahan
pertimbangan sekolah untuk memecahkan kebijakan – kebijakan lain
3. Meningkatkan kualitas prestasi sekolah dengan kemajuan hasil belajar peserta didik
B. KAJIAN PUSTAKA
a. Metode TANYA JAWAB
Definisi Metode Tanya Jawab Istilah metode mengajar terdiri dari dua kata yaitu “metode” dan
“ mengajar”. Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta dan hodos. Meta berarti “melalui”, dan
hodos berarti “jalan atau cara”.
1. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “metode” adalah “cara yang teratur dan terpikir
baik- baik untuk mencapai maksud”.
2. Maka metode dapat diartikan sebagai jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan tertentu. Beberapa pengertian metode menurut beberapa ahli, yaitu :
1. Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru”
adalah bahwa Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakian yang umum, metode
diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan
menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis”
2. Menurut Muzayyin Arifin, “Pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur.
3. Menurut W.J.S Poerwadarminta, “Metode adalah “cara” yang telah teratur dan terpikir baik-
baik untuk mencapai suatu maksud”. Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa
metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti
menyampaikan mata pelajaran.
4. Menurut Muhammad Thalib, metode adalah cara yang teratur digunakan untuk
melaksananakan suatu pekerjaan agar tercapai suatu hasil yang baik sepertiyang dikehendaki.
Merujuk dari beberapa pengertian para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa metode
merupakan suatu cara atau jalan yang teratur dan terencana yang dipergunakan seorang pendidik
dalam menyampaikan atau menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik agar tujuan
pembelajaran yang ditentukan dapat tercapai dengan disertai perubahan tingkah laku pada
peserta didik.
Berikut ini beberapa pengertian metode Tanya jawab menurut beberapa ahli :
1) Menurut Drs. Roestiyah N.K, metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana
guru dan siswa aktif bersama, guru bertanya siswa memberikan jawaban, siswa mengemukakan
pendapat ide baru,
2) Menurut Drs. Soetomo metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru
menggunakan/memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawab, atau sebaliknya
siswa bertanya pada guru an dan guru menjawab peranyaan siswa.
3) Metode Tanya jawab menurut Syaiful B. djamarah adalah cara penyajian pelajaran dalam
bentuk peetanyaan yang harus dijawab, terutama oleh guru kepada siswa, tapi dapat pula dari
siswa kepada guru.

4) Menurut Armai Rief, metode tanya jawab adalah suatu tehnik penyampaian pelajaran
dengan cara guru mengajukan pertanyaan. Atau suatu metode di dalam pendidikan dimana guru
bertanya sedangkan siswa menjawab tentang materi yang diperoleh.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode Tanya jawab
adalah suatu tehnik penyampaian pelajaran dimana guru dan peserta didik aktif, guru
memberikan peserta didik pertanyan dan peserta didik menjawab atau bisa sebaliknya peserta
didik yang bertanya dan guru yang menjawab. Kegiatan ini dapat membuat peserta didik lebih
aktif dan dapat mendorng rasa ingin tahu peserta didik. Metode tanya jawab termasuk metode
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Bertanya memiliki peranan penting
dalam kegiatan belajar mengajar. Pertanyaan yang tersusun dengan baik dan tehnik pengajuan
yang tepat akan meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar,
membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu peserta didik terhadap permasalahan yang sedang
dibicarakan, mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif peserta didik dan memusatkan
perhatian murid terhadap masalah yang sedang dibahas.
Dalam sejarah perkembangan islam pun dikenal metode Tanya jawab, karena metode ini
sering dipakai oleh para Nabi SAW dan Rasul Allah dalam mengajarkan ajaran yang dibawanya
kepada umatnya. Metode ini termasuk metode yang paling tua disamping metode ceramah,
namun efektifitasnya lebih besar daripda metode lain. Karena, dengan metode Tanya jawab,
pengertian dan pemahaman dapat diperoleh lebih mantab.Sehingga segala bentuk
kesalahpahaman dan kelemahan daya tangkap terhadap pelajaran dapat dihindari semaksimal
mungkin.
Contoh pengguanaan metode tanya jawab yang pernah digunakan oleh malaikat jibril
bersama Nabi Muhammad dalam pengajaran agama islam kepada para sahabat. Jibril dengan
menjelmakan dirinya sebagai seorang laki-laki, datang secara tiba-tiba dan bertanya kepada
Nabi Muhammad tetang arti islam, iman, ihsan dan tentang kapan terjadinya hari kiamat, dan
kemudia pertanyaa- pertanyaan itu dijawab oleh nabi, jibril segera pergi dan menghilang. Atas
dasar itu, Nabi menjelaskan kepada para sahabat : laki-laki itu tadi sesungguhnya Malaikat Jibril
dating memberi pelajaran kapada manusia tentang ajaran mereka.
Metode Tanya berbeda dengan evaluasi. Metode Tanya jawab merupakan salah satu tehnik
penyampaian materi, sedangkan evaluasi adalah alat ukur untuk mengukur hasil belajar siswa.
Tujuan metode Tanya jawab Adapun tujuan penggunaan metode tanya jawab dalam
kegiatan belajar mengajar adalah untuk :
1) Menyimpulkan materi yang telah lalu. Setelah guru meguraikan suatu persoalan,
kemudian guru mengajukan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh
peserta didik, sedangkan hasil jawaban yang benar/betul disusun dengan baik sehingga
merupakan ikhtisar pelajaran yang akan menjai milik siswa.
2) Melanjutkan pelajaran yang sudah lalu. Dengan mengulang pelajaran yang sudah
diberikan dalam bentuk pertanyaan, guru akan dapat menarik perhatian kepada pelajaran yang
lalu.
3) Menarik perhatian peserta didik untuk menggunakan pengetahuan dan pegalaman.
4) Memimpin pengalaman atau pemikiran peserta didik. Ketika peserta didik menghadapi
suatu persoalan maka pemikiran peserta didik dapat dibimbing dengan mengajukan pertanyaan-
pertayaan atau seorang peserta didik yang tidak memperhatikan pembicaraan guru yang dapat
mengusahakan supaya perhatiannya kepada keterangan-keterangan guru dengan mengejutkan
dengan memberikan beberapa pertanyaan.
5) Menyelangi pembicaraan untuk merangsang perhatian peserta didik dalam belajar
sehingga dengan demikian ada kerjasama antara peserta didik dengan guru dan dapat
menimbulkan semangat peserta didik.
6) Meneliti kemampuan peserta didik dalam memahami suatu bacaan yang dibacanya atau
ceramah yang sudah didengarnya.
Adapun penggunaan metode Tanya jawab dalam pembelajaran jangan sampai mempunyai
tujuan untuk hal-hal sebagai berikut
a. Menilai taraf kemampuan peserta didik mengenai pelajaran mereka. Metode Tanya jawab
hanya dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat kembali
apa yang dapat memberikan gambaran secara kasar saja dan hanya bisa untuk mengingat
kembali apa yang dapat dipelajarinya atau hubungannya dengan pelajaran itu.
b. Persoalannya sangat kompleks sedangkan jawabanya dibatasi oleh guru. Apabila
pertanyaan yang diajukan guru banyak menimbulkan jawaban, maka janganlah jawabannya
dibatasi. Tetapi berilah kesempatan untuk menjawab seluas-luasnya atau kalau perlu laksanakan
dengan metode diskusi.
c. Pertanyaan yang diajukan jangan hendaknya terbatas pada jawaban “YA” atau “TIDAK”
semata, tetapi hendak jawabannya dapat mendorong pemikiran peserta didik untuk memikirkan
jawaban yang tepat.
d. Memberikan giliran hanya pada peserta didik tetentu saja. Hendaknya pertanyaan harus
diajukan kepada seluruh peserta didik, jangan kepada peserta didik tertentu saja. Begitu
jugadalam jawabannya harus kepada seluruh peserta didik diberikan kesempatan, jangan hanya
pada yang pandai-pandai saja. Bahkan peserta didik yang pendiam atau pemalulah yang lebih
didorong untuk menjawabnyasupaya ia dapat membiasakan dirinya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi metode Tanya jawab Sebagai suatu cara, metode
tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain. Begitu juga dengan
metode Tanya jawab dipengaruhi oleh factor-faktor lain, adapun factor-faktor yang
mempengaruhinya adalah :
a. Keadaan peserta didik merupakan unsure yang harus diperhitungkan, karena metode-
metode yang hendak ditetapkan itu merupakan alat untuk menggerakkan mereka agar dapat
mencerna/mempelajari bahan yang disajikan. Kita hanya mungkin dapat menggerakkan peserta
didik seandainya metode itu sesuai dengan tingkat perkembangan / kematangan peserta didik,
baik secara kelompok (kelas) maupun secara individual. Kita tidak memaksakan peserta didik
untuk melaksanakan atau bergerak menurut acuan metode. Pemaksaan bukan hanya tidak akan
menghasilakan gerak (aktivitas belajar) melainkan juga akan merusak perkembangan peserta
didik itu sendiri. Adi bukan murid untuk metode, melainkan metode untuk murid, karena
metode ditangan guru bukanlah merupakan hal yang bersifat otoratif atau dokrinatif.
b. Materi atau bahan pengajaran Penguasaan bahan oleh guru hendaknya mengarah kepada
sifat spesialisasi (takhasus) atas ilmu atau kecakapan yag diajarkanya mengingat isi, sifat dan
luasnya, maka guru harus mampu menguaraikan ilmu atau kecakapan dan apa –apa yang akan
diajarkannya ke dalam bidang ilmuatau kecakapan yang bersangkutan. Penyusunan unsur-unsur
aau informasi-informasi yang baik itu bukan saja akan memudahkan peserta didik untuk
mempelajarinya, melainkan juga memberikan gambaran yang jelas sebagai petunjuk dalam
menetapakan metode mengajar.
c. Situasi Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar atau suasana kelas. Termasuk
dalam pengertian ini ialah suasana yang bersangkut-paut dengan keadaan peserta didik, seperti :
kelelahan dan semangat belajar, keadaan cuaca, keadaan guru, misalnya sudah tidak segar lagi
(lelah) atau tiba-tiba mendapat "tekanan”(stress), keadaan kelas –kelas yang berdekatan yang
mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan suatu metode.
d. Fasilitas Fasilitas ialah segala sesuatu yang dapat mempermudah upaya ataau
memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Fasilitas dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
1) Fasilitas yang bersifat fisik, seperti : tempat dan perlengkapan belajar dikelas, alat-alat
peraga pengajaran, buku pelajaran dan perpustakaan, tempat dan perlengkapan berbagai
praktikum labotarium atau keterampilan kesenian, keagamaan dan olahraga.
2) Fasilitas yang bersifat nonfisik, seperti “ruang gerak” , waktu, kesempatan, biaya, dan
berbagai aturan serta kebijaksanaan pimpinan sekolah. Fasilitas-fasilitas tersebut harus
diperhitungkan dalam menetapkan metode-metode, karena terdapat metode-metode yang
menuntut fasilitas yang memadai, sehingga tanpa alat-alat tertentu metode-metode yang terahir
ini tidak mungkin dapat dilaksanakan. Disamping itu guru harus mengenal betul-betul terhadap
fasilitas-fasilitas apa saja yang terdapat disekolahnya dan betapa pula cara-cara memperoleh dan
mempergunakannya.
Kelebihan dan kekurangan metode Tanya jawab Dalm kegiatan pembelajaran seorang guru
akan menggunakan metode pembelajaran yang akan membantunya untuk menyampaiakn materi
kepada peserta didik. Sehingga seorang guru harus memiliki pengetahuan secara umum tentang
sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling baik
atau sesuai dalam situasi dan kondisi pembelajaran yang khusus, dari sekian banyak metode
tidak ada satupun yang dianggap paling baik dan paling cocok Karena semua metode itu
mempunyai mempunyai keunggulan dan kelemahan tersendiri.
Begitu juga dengan metode tanya jawab ini.
a. Kelebihan Dalam pelaksanaanya seperti halnya metode yang lain, metode Tanya jawab
memiliki kelebihan misalnya kelas akan lebih hidup karena partisipasi peserta didik lebih aktif
dan berusaha mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan baik dan mencoba
untuk memmberikan jawaban yang tepat sehingga peserta didik akan menerima pelajaran
dengan aktif berpikir, tidak pasif hanya mendengarkan saja.
Berikut kelebihan metode Tanya jawab menuurut beberapa ahli : Menurut Winarno
Surakhmad keunggulan atau sisi positif dari metode Tanya jawab yaitu :
1) Metode Tanya jawab dapat memperoleh sambutan yang lebih aktif bila dibandingkan
dengan metode ceramah yang bersifat monolog.
2) Memberi kesempatan pada peserta didik atau pendengar untuk mengemukakan hal-hal,
sehingga Nampak mana-mana yang belum jelas atau belum dimengerti.
3) Mengetahui perbedaan-perbedaan yang ada, yang dapat dibawa kearah situasi diskusi.
Sedangkan menurut Hendayat Soetopo, keunggulan dan keuntungan dari metode Tanya jawab
yaitu, yaitu :
1) Lebih mengaktifkan siswa.
2) Memberikan kesempatan siswa untuk mengemukakan hal-hal yang belum jelas.
3) Dapat mengetahui perbedaan pendapat siswa, sehingga dapat icari titik temunya
4) Dapat mengurangi verbalisme.
5) Memberikan kesempatan pada guru untuk menjelaskan kembali konsep yang masih kabur.
b. Kelemahan Metode Tanya jawab ini selain memiliki keunggulan juga memiliki
kelamahan. Secara umum kelemahan metode tanya jawab adalah kelancaran jalannya pelajaran
agak terhambat karena diselingi dengan tanya jawab, jawaban peserta didik belum tentu tepat.
Berikut kelamahan metode Tanya jawab menurut beberapa ahli : Menurut Abu Ahmadi dan
Joko Tri Prasetya, segi kelemahan metode Tanya jawab ini adalah :
1. Apabila terjadi perbedaan pendapat akan banyak untuk menyelesaikannya.
2. Kemungkinan akan terjai penyimpangan perhatian siswa , terutama apabila terhadap
jawaban-jawaban yang kebetulan yang menarik perhatiannya, tetapi bukan sasaran yang dituju.
3. Dapat menghambat cara berpikir, apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi
pelajaran. Situasi persaiangan bias timbul, apabla guru kurang pandai/menguasai tehnik
pemakaian metode ini.
Sedangkan menurut Hedayat Soetopo, kelemahan metode Tanya jawab yaitu :
a. Memberi peluang keluar dari pokok bahasan atau persoalan, karena yang dikatakan siswa
mnyimapang.
b. Kekurangan waktu, apabila jika seluruh siswa ingin mendapatkan giliran.
Dari pendapat diatas, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa kelemahan yang terdapat pada
metode Tanya jawab ini tidak cukup berarti bila dibandingkan dengan keuntungan-
keuntungannya. Dengan kata lain metode ini dapat tetap dipergunakan dalam kegiatan proses
belajar mengajar. Dan guru harus pandai dalam mepergunakan metode ini.

B. Makna/Isi Pantun
Menyimpulkan Isi Pantun Berfokus pada Makna Kontekstual 1. Pembelajaran
Menyimpulkan Menurut Komalasari Pembelajaran dapat didefinisikan suatu sistem atau proses
pembelajaran peserta didik atau pembelajaran yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan
dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien. Menurut Wenger dalam Huda mengatakan pembelajaran
bukanlah aktivitas, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang ketika ia melakukan aktivitas yang
lain. Pembelajaran bukanlah sesuatu yang berhenti dilakukan oleh seseorang. Lebih dari itu,
pembelajaran bisa terjadi dimana saja, dan pada level yang berbeda-beda, secara individual,
kolektif, ataupun sosial. Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran berarti suatu proses peserta
didik atau pembelajar untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pembelajaran. Pembelajaran juga bisa
dilakukan dimana saja dan pada level yang berbeda-beda secara individual, kolektif, ataupun
sosial.
Menyimpulkan memiliki arti yang sama dengan mengikhtisar. Menurut Qodratillah M.T
mengemukakan bahwa menyimpulkan adalah menetapkan pendapat berdasarkan uraian dalam
karangan. Menyimpulkan adalah salah satu kegiatan sadar yang dilakukan seseorang.
Menyimpulkan isi pantun merupakan kegiatan untuk menemukan bagian-bagian penting dari isi
pantun yang dibaca, adapun isi pantun yang menjadi bahan untuk diuraikan adalah bagian
sampiran dan isi pantun, kemudian dari uraian tersebut, ditetapkan suatu pendapat atau gagasan
akhir dengan berdasarkan apa yang menjadi uraian sebelumnya.
Jadi, pembelajaran menyimpulkan isi pantun merupaka suatu proses membelajarkan
siswa atau pembelajar yang didesain untuk menemukan bagian-bagian penting dari sebuah isi
pantun yang terdiri dari bagian larik pertama dan kedua merupakan sampiran dan larik ketiga dan
keempat merupakan isi pantun yang kemudian menetapkan pendapat atau gagasan akhir
berdasarkan uraian-uraian yang sebelumnya. a. Pengertian Pembelajaran Sebagai Salah Satu
Kegiatan Membaca Pembelajaran pada umumnya adalah kegiatan yang dilakukan di dunia
pendidikan. Pembelajaran merupakan proses berfikir, medapatkan informasi baik yang
berhubugan dengan akademik atau non akademik. Menurut Huda
pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang
berpengarauh terhadap pemahaman. Selain itu, pembelajaran merupakan proses pengembangan
potensi dan pembangun karakter setiap peserta didik sebagai hasil dari sinergi antara pendidikan
yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat. Dalam hal ini, belajar berbahasa
menekankan pada empat aspek keterampilan berbahasa, yakni: menimak, berbicara, membaca dan
menulis. Seserang mampu membaca bukan karena kebetulan saja, akan tetapi karena seseorang
tersebut belajar dan berlatih membaca teks yang terdiri atas kumpulan huruf-huruf yang bermakna.
Membaca dapat dikatakan sebagai kegiatan memperoleh informasi atau pesan yang disampaikan
oleh penulis dalam tuturan bahasa tulis . Kholid, dkk bahwa, membaca diartikan sebagai proses
perbuatan yang dilakukan dengan sadar dan bertujuan untuk mengenal lambang yang disampaikan
penulis untuk meyampaikan makna. Sedagkan menurut Dalman meyatakan bahwa, membaca
merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai
informasi yang terdapat dalam tulisan. Berdasarkan beberapa definisi mengenai membaca yang
telah dipaparkan diatas, peulis simpulkan bahwa membaca adalah suatu proses untuk memperoleh
pesan yang terkandung dalam bacaan yang ditulis oleh penulis degan tujuan menyampaikan
sebuah gagasan ataupun informasi mengenai pembahasan dalam bacaan tersebut.
Adapun indikator dalam pembelajaran menyimpulkan isi pantun menurut Sarwiji
sebagai berikut. 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pantun. 2. Siswa dapat menyebutkan unsur
dalam pantun. 3. Siswa dapat menemukan isi pantun yang telah dibaca. 4. Siswa dapat
menyimpulkan isi pantun. 3. Makna Kontekstual a. Pengertian Makna Kontekstual Makna
kontekstual (contextual meaning) atau makna situasional (situational meaning) muncul sebagai
akibat hubungan antara ujaran dan konteks. Sudah diketahui konteks itu berwujud dalam banyak
hal. Konteks yang dimaksud disini, yakni: (1) konteks orangan, termasuk disini hal yang berkaitan
dengan jenis kelamin, kedudukan pembicara, usia pembicara/pendengar, latar belakang sosial
ekonomi pembicara/pendengar: (2) konteks situasi situasi aman, situasi ribut: (3) konteks tujuan
misalnya meminta, mengharapkan sesuatu.

Sebuah wacana akan sulit dipahami maknanya, jika kita sendiri tidak memahami konteks
keberlangsungan ujaran-ujaran. Untuk memahami sebuah ujaran, harus diperhatikan konteks
situasi. 

C. Kerangka Berpikir
Untuk lebih jelasnya dibuat kerangka berpikir dari penelitian ini
Kemampuan menemukan
KONDISI Makna pantun Siklus 1
AWAL rendah
Dalam pembelajaran
Dalam pembelajaran peserta didik aktif
guru menggunakan terlibat dalam metode
metode bermain tanya tanya jawab
TINDAKAN
jawab

Kemampuan Siklus 2
menemukan makna
Dalam pembelajaran peserta didik aktif terlibat dalam metode
pantun peserta didik
tanya jawab
meningkat
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian tindakan adalah sebagai berikut:
a. Dengan metode bermain tanya jawab dapat meningkatakan kemampuan dalam menemukan
makna pantun dengan lengkap dan benar pada peserta didik kelas V MI Al- Iman ?

E. Indikator Kinerja dan Kriteria Keberhasilan


Indikator yang digunakan untuk peningkatan prestasi belajar peserta didik adalah ketuntasan
peserta didik dalam mempelajari materi, Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan
motivasi adalah keaktifan dengan peserta didik aktif terlibat dalam pembelajaran dan semakin
antusias dalam menanggapi pertanyaan dan jawaban yang muncul dan adanya informasi baru yang
diperoleh
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila :

a. Hasil belajar mencapai ketuntasan apabila 85% dari jumlah peserta didik di kelas V MI Al-
Iman mendapat nilai 75 (lebih atau sama dengan KKM)
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Subyek dan Setting Penelitian
Subyek Penelitian Subjek penelitian adalah peserta didik kelas V Mi Al- Iman sarwadadi
Kecamatan Kawunganten , yang berjumlah 31 peserta didik yang terdiri dari 15 siswa laki – laki
dan 16 siswa perempuan. Mata pelajaran yang menjadi sasaran penelitian adalah mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas v khususnya pada materi menemukan makna pantun. Setting
Penelitian.
a. Tempat Penelitian dilaksanakan di kelas V MI Al Iman Sarwadadi
b. Waktu Penelitian Waktu penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan pada
semester awal (ganjil) . Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus yaitu,
1. siklus I pada tanggal 30 Desember 2021
2. siklus II pada tanggal 3 Januari 2022

2. Desain Prosedur Penelitian Pembelajaran


Siklus penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus, setiap siklus dilaksanakan mengikuti
prosedur yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Melalui kedua siklus
tersebut dapat diamati peningkatan kemampuan menemukan makna pantun.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas(PTK) yang bersifat reflektif,
partisipatif, kolaboratif, dan spiral, bertujuan untuk melakukan perbaikan –perbaikan terhadap
sistim, cara kerja, proses, isi, dan kompetensi atau situasi pembelajaran. PTK yaitu suatu
kegaitan menguji cobakan suatu id eke dalam praktik atau situasi nyata dalam harapan kegiatan
tersebut mampu memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
a. Variabel yang diselidiki. Pada bagian ini ditentukan variabel-variabel penelitian yang
dijadikan fokus utama untuk menjawab permasalahan yang dihadapi. Variabel tersebut
dapat berupa (1) variabel input yang terkait dengan siswa, guru, bahan pelajaran, sumber
belajar, prosedur evaluasi, lingkungan belajar, dan lain sebagainya; (2) variabel proses
pelanggaran KBM seperti interaksi belajar-mengajar, keterampilan bertanya, guru, gaya
mengajar guru, cara belajar siswa, implementasi berbagai metode mengajar di kelas, dan
sebagainya, dan
(3) variable output seperti rasa keingintahuan siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan
pengetahuan, motivasi siswa, hasil belajar siswa, sikap terhadap pengalaman belajar yang
telah digelar melalui tindakan perbaikan dan sebagainya.
b. Rencana Tindakan. Pada bagian ini digambarkan rencana tindakan untuk meningkatkan
pembelajaran, seperti:
1) Perencanaan, yaitu persiapan yang dilakukan sehubungan dengan PTK yang diprakarsai
seperti penetapan tindakan, pelaksanaan tes diagnostik untuk menspesifikasi masalah,
pembuatan skenario pembelajaran, pengadaan alat-alat dalam rangka implementasi
PTK, dan lain-lain yang terkait dengan pelaksanaan tindakan perbaikan yang ditetapkan.
Disamping itu juga diuraikan alternatif-alternatif solusi yang akan dicobakan dalam
rangka perbaikan masalah
2) Implementasi Tindakan, yaitu deskripsi tindakan yang akan dilakukan. Skenario kerja
tindakan perbaikan dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.
3) Observasi dan Interpretasi, yaitu uraian tentang prosedur perekaman dan penafsiran data
mengenai proses dan produk dari implementasi tindakan perbaikan yang dirancang.
4) Analisis dan Refleksi, yaitu uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil pemantauan
dan refleksi berkenaan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang akan
digelar, personel yang akan dilibatkan serta kriteria dan rencana bagi tindakan
berikutnya
DAFTAR PUSTAKA

Winarno, Surakhmad. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan


Teknik. Bandung: Tarsito
Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik.
Bandung: Tarsito.

Erriniati. (1994). Penerapan Strategi Motivasi Belajar Siswa dalam Proses Belajar
Menajar

Fisika Pokok Bahasan Listrik Statis Kelas VII B Cawu III Tahun Pelajaran
1996/1997 di SLTPN 23 Surabaya. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri
Surabaya
Kunandar. 2012. Langkah Ilmiah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Abu, Ahmadi dan Uhbiyati, Nur. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai