PENDAHULUAN
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama (Tafsir, 2014: 46). Abdul
manusia sebagai hamba Allah. Tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi,
manusia yang akan membawa manusia menuju kearah taqwa dan perdamaian baik
maupun menjadi hamba Allah yang bertaqwa dan selalu beriman kepada Allah.
Tidak hanya pendidikan secara umum saja yang penting, namun Pendidikan
Agama Islam disekolah tidak kalah penting terutama disekolah –sekolah umum.
Pendidikan Agama Islam menjadi salah satu mata pelajaran wajib bagi
seluruh sekolah yang ada di Indonesia. Pendidikan Agama Islam dalam sistem
pendidikan nasional memiliki peran yang sangat penting karena melalui mata
pelajaran Pendidikan Agam Islam inilah siswa dapat mengetahui agama Islam
lebih jauh. Karena memiliki peran penting, maka dari itu perlu dilakukan inovasi
dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat berperan aktif dalam proses
belajar mengajar di mana siswa akan merasa senang dan tidak merasa bosan
termotivasi untuk belajar agama karena proses pembelajaran yang kurang inovasi
kurang tertarik dan termotovasi untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
Pendidikan Agama Islam, harus ada pembelajaran yang aktif, kreatif, menarik dan
kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang
dipelajari baik dalam bentuk tiruan maupun sebenarnya yang dipertunjukan oleh
3
guru atau sumber lain yang ahli dalam proses dalam topik pembahasan (Mulyani
mengatasi kesulitan belajar dan pemahaman pelajaran yang diajarkan oleh guru
Aktivitas belajar siswa yang rendah seringkali juga menyebabkan pemahaman dan
terus menerus maka tidak bisa dipungkiri akan berpengaruh pada hasil belajar
siswa. Kerana kurangnya aktivitas belajar maka hasil belajar juga menjadi kurang
Dalam hal ini sebenarnya para guru dituntut untuk memiliki kemampuan
untuk memilih dan mendesain program dan metode mengajar sehingga bisa
aktivitas sendiri. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar,
satu cara untuk membangkitkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran, guru sebagai tenaga pendidik perlu mencari atau mengganti metode
pembelajaran yang tepat untuk itu perlu dipilih metode pembelajaran yang tepat
hasil pengamatan sejauh ini di SMA Negeri 15 Tebo diperoleh bahwa rata-rata
hasil belajar PAI kelas XI MIPA pada mata pelajaran PAI masih tergolong rendah
karena rata-rata siswa belum mencapai taraf ketuntasan yaitu kurang dari KBM 73
demonstrasi. Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat berfikir, memecahkan
keterampilan yang dimilikinya. Selain itu siswa akan merasa senang dan berani
Jenazah Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 15 Tebo Tahun Pelajaran
2019/2020”.
hasil belajar PAI pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 15 Tebo semester I
C. Tujuan Penelitian
melalui penerapan metode demontrasi pada siswa kelas XI MIPA SMA Negeri
D. Manfaat Penelitian
dan teoritis.
1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rekomendasi atau rujukan
2. Manfaat Teoritis
2. Sumbangan pemikiran bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar dan
Islam.
Agama Islam.
7
E. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
(Suyadi,2010:18).
Pelaksanaan Pengurusan Jenazah Pada Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 15 Tebo.
bagan yang berbeda, namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang
lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 15
3. Langkah-langkah Penelitian
Secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model
2007: 16).
1) Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
jelas.
9
metode Demonstrasi
c. Pengamatan
d. Refleksi
2) Siklus II
siklus II ini merupakan perbaikan siklus I yang didasarkan atas hasil refleksi
siklus I.
a. Perencanaan Tindakan
akhir siklus.
b. Pelaksanaan Tindakan
metode Demonstrasi.
c. Pengamatan
d. Refleksi
akhir dari siklus yang terakhir diharapkan Metode Demonstrasi ini dapat
4. Instrumen Penelitian
a) Perangkat Pembelajaran
lebih baik (lebih cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah
sebagai berikut.
(2)Soal Tes
soal uraian dan soal pilihan ganda yang disusun berdasarkan indikator-
indikator. Soal yang divalidasi terdiri dari soal Pre-test, soal tes siklus I,
5. Pengumpulan Data
beberapa metode pengumpulan data. Hal ini dimaksudkan agar metode yang
a. Metode Observasi
aktivitas peserta didik pada siklus awal sampai siklus akhir yang meliputi
b. Metode Tes
Penulis mengadakan tes yaitu pre-tes dan post-tes dalam setiap siklus yang
harus dikerjakan oleh peserta didik. Metode tes bertujuan untuk mengukur
sebuah penelitian karena pada tahap ini, setelah data terkumpul secara
keseluruhan tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data. Tahap ini penting
karena pada tahap ini hasil penelitian dirumuskan. Data yang telah terkumpul
P = f / N x 100%
Keterangan :
P= Angka Persentase
f= Frekuensi aktivitas siswa
N = Jumlah aktifitas keseluruhan
Ket :
TKS = Tingkat Kemampuan Siswa.
14
berikut:
KS = NT / N x 100%
Keterangan :
KS = Ketuntasan Klasikal
NT = Jumlah Siswa Yang Tuntas
N = Jumlah siswa keseluruhan
proposi jawaban benar siswa ≥ 67% dan suatu kelas dinyatakan tuntas
(ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 80% siswa tuntas
belajarnya.
15
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
tindakan menjadi salah satu model penelitian yang dilakukan pada bidang
yang menjadi subjek penelitian adalah situasi di kelas atau individu siswa dalam
kelas. Para guru dapat melakukan kegiatan penelitiannya tanpa harus pergi ke
tempat lain seperti para peneliti konvensional pada umumnya (Legiman, 2015).
Menurut Elliot (dalam Triyono, 2018) PTK adalah kajian tentang situasi
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart (1988)
yang mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri secara kolektif
tertentu untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. Atas dasar itu,
terdapat tiga hal penting dalam pelaksanaan PTK yakni sebagai berikut:
1. PTK adalah penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan
terjadi.
dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik
pembelajaran).
sistematis. Hasil kajian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja
observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa
yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan
siklus pertama dan siklus-siklus berikutnya adalah sebagai berikut: (1) Penetapan
2. Metode Demontrasi
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari
metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru. Walau dalam metode
K.,2009:49)
18
proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk
sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang yang dipertunjukkan oleh guru
pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru
mengatur atau menyusun sesuatu misalnya dalam materi PAI tata cara
memperhatikan demonstrai.
19
menegangkan.
d) Berika kesempatan pada peserta didik untuk secara aktif memikirkan lebih
lanjut sesuai dengan apa yag dilihat dari proses demonstrasi itu.
tertentu yang ada kaitannya dengan metode demonstrasi dan proses pencapaian
relevan. Ada baiknya guru dan peserta didik melakukan evaluasi bersama
yang terjadi bila pelajaran diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan
contoh kongkrit. Sehingga yang diterima oleh siswa lebih mendalam dan
tinggal lebih lama dalam jiwanya. Jadi dengan metode demonstrasi itu siswa
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
3. Hasil Belajar
Gagne dan Bringgs hasil belajar adalah kemampuan kemampuan yang dimiliki
siswa sebagai akibat perbuatan belajar yang dapat diamati melalui penampilan
siswa.19 Sedangkan menurut Dimyati hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
Semua perubahan dari proses pembelajaran merupakan suatu hasil belajar dan
Maka dari uraian dia atas dapat di simpulkan bahwa hasil belajar adalah
psikomotorik.
Berdasarkan teori teori taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori ranah antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
a) Ranah kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek
b) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai, ranah afektif meliputi lima jenjang
c) Ranah psikomotorik
a) Faktor internal
• Faktor kelelahan, meliputi: kelelahan fisik, jasmani dan batin atau rohani.
b) Faktor eksternal
kebudayaan.
4. Penyelenggaraan Jenazah
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab Janazah yang berarti tubuh mayat.
Kata jenazah bila ditinjau dari segi bahasa berasal dari bahasa arab dan menjadi
turunan dari isim mashdar yang diambil dari fi‟il madhi janaza-yajnizu-janazatan
wa jinazatan. Bila huruf jim dibaca fathah (janazatan,kata ini berarti orang yang
telah meninggal dunia. Namun bila huruf jimnya dibaca kasrah, maka kata ini
Lebih jauh, jenazah menurut Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin S.,
mengartikan jenazah sebagai orang yang telah meninggal yang diletakkan dalam
usungan dan hendak dibawa ke kubur untuk dimakamkan. Jadi, secara umum kata
jenazah memiliki arti tubuh mayat orang yang sudah meninggal (Kamus bahasa
Indonesia Arab).
1. Memandikan Jenazah
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
yang mati syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur
24
seluruh mukallaf di tempat itu, tetapi jika telah dilakukan oleh sebagian orang
SAW, yaitu:
Artinya : “ Ada seorang lelaki yang sedang wukuf di Arafah bersama Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam. Tiba-tiba ia terjatuh dari hewan
tunggangannya lalu meninggal. Maka Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda: mandikanlah ia dengan air dan daun bidara.
Dan kafanilah dia dengan dua lapis kain, jangan beri minyak
wangi dan jangan tutup kepalanya. Karena Allah akan
membangkitkannya di hari Kiamat dalam keadaan bertalbiyah”
(HR. Bukhari no. 1849, Muslim no. 1206)
25
serta suaminya.
b. Untuk mayat anak laki-laki dan anak perempuan Untuk mayat anak laki-
hanya perempuan saja dan dia tidak mempunyai istri, maka mayat
perempuan dan tidak ada laki-laki selainnya maka kedua mayat itu
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah
3. Air secukupnya.
memandikan.
9. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan
10. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala.
11. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah ke mulut
12. Siramkan air kesebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh
jenazah.
13. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir
anggota tubuhnya.
kali.
16. Jika keluar dari jenazah itu najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya, wajib dibuang dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah
mengandung alkohol.
2. Mengkafani Jenazah
sesuatu yang dapat menutupi tubuhnya walau hanya sehelai kain. Hukum
mengkafani jenazah muslim dan bukan mati syahid adalah fardhu kifayah.
1) Kain kafan yang digunakan hendaknya kain kafan yang bagus, bersih dan
3) Jumlah kain kafan untuk mayat laki-laki hendaknya 3 lapis, sedangkan bagi
(1) Bentangkan kain kafan sehelai demi sehelai, yang paling bawah lebih
(2) Angkatlah jenazah dalam keadaan tertutup dengan kain dan letakkan
(3) Tutuplah lubang-lubang (hidung, telinga, mulut, kubul dan dubur) yang
(4) Selimutkan kain kafan sebelah kanan yang paling atas, kemudian ujung
(5) Ikatlah dengan tali yang sudah disiapkan sebelumnya di bawah kain
(6) Jika kain kafan tidak cukup untuk menutupi seluruh badan mayat maka
tutuplah bagian kepalanya dan bagian kakinya yang terbuka boleh ditutup
dengan daun kayu, rumput atau kertas. Jika seandainya tidak ada kain
kafan kecuali sekedar menutup auratnya saja, maka tutuplah dengan apa
Kain kafan untuk mayat perempuan terdiri dari 5 lembar kain putih, yang
terdiri dari
tertutup dengan kain dan letakkan diatas kain kafan sejajar, serta taburi
dengan kapas.
3. Menshalatkan Jenazah
fardhu kifayah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW, yang berbunyi :
31
1) Berdiri betul
2) Berniat
3) Takbir 4 kali
7) Salam
Niat shalat jenazah dilakukan dalam hati serta ikhlas karena Allah SWT.
ﺎ ﻟٰﻰﻌ ﺗﻠﻪ ﻟﻳﺔﻔﹶﺎ ﺍﻟﹾﻜﺽ ﻓﹶﺮﺍﺕﺮﻜﹾﺒﹺﻴ ﺗﻊﺑ ﺍﹶﺭﺖﻴﻠٰﻰ ﻫٰﺬﹶﺍ ﺍﻟﹾﻤ ﻋﻠﱢﻲﺍﹸﺻ
Artinya: "sengaja aku sembahyang atas ini mayat empat takbir fardhu
ﺎ ﻟٰﻰﻌ ﺗﻠﻪ ﻟﻳﺔﻔﹶﺎ ﺍﻟﹾﻜﺽ ﻓﹶﺮﺍﺕﺮﻜﹾﺒﹺﻴ ﺗﻊﺑ ﺍﹶﺭﺔﺘﻴ ﺍﻟﹾﻤﻩﻠٰﻰ ﻫٰﺬ ﻋﻠﱢﻲﺍﹸﺻ
Artinya: "sengaja aku sembahyang atas ini mayat empat takbir fardhu
﴾ﻨﺎ ﺑ َ ْﻌﺪَ ٗﻩ ﴿ﻫَﺎ﴾ َوا ْﻏ ِﻔ ْﺮﻟَﻨَﺎ َو َ;ٗ﴿ﻫَﺎWِ َا> ٰﻠ ّﻬُﻢ َﻻ َ ْﲢ ِﺮ ْﻣ&َﺎ َا ْﺟ َﺮ ٗﻩ ﴿ﻫَﺎ﴾ َو َﻻ ﺗَ ْﻔ
ْ^ َﻦ َا َﻣ&ُ ْﻮ َرﺑﻨَﺎaِ >ِ ّ ًﻼcِ َو َﻻ َ ْﲡ َﻌ ْﻞ ِ ْﰲ ﻗُﻠُ ْﻮ ِﺑﻨَﺎ, ْ ِﻻﯾْ َﻤ ِﺎنGِ َ\ﺎا_ ْ^ َﻦ َﺳ] َﺒ ُﻘ ْﻮِ ََو ِ ِﻻﺧ َْﻮا ِﻧﻨ
ِا َﻧﻚ َر ُؤ ٌف َر ِﺣ ْ ٌﲓ
33
CATATAN: Jika mayat itu kanak-kanak laki-laki, maka dibaca do’a ini:
َا> ٰﻠ ّﻬُﻢ ْاﺟ َﻌ ْ ٗ@ ﴿ﻫَﺎ﴾ ﻓَ َﺮ ًﻃﺎ ِ َﻻﺑ َ َﻮﯾْ ِﻪ َو َﺳﻠَ ًﻔﺎ َو ُذﺧ ًْﺮا َو ِﻋ َﻈ ًﺔ َوا ْﻋ ِﺘ َﺒ ًﺎرا َو َﺷ ِﻔ ْ ًﻌﺎ
Jika mayat kanak-kanak itu perempuan, maka bacaan ( ) ُﻪ diganti
4. Menguburkan Jenazah
kanan atau kirinya. Semua cara ada tuntunannya dalam sunnah Nabi. Para
jangkauan binatang buas, dan agar baunya tidak merebak keluar. Lubang kubur
“Liang lahad itu adalah bagi kita (kaum muslimin), sedangkan syaq bagi selain
kita (non muslim).” (HR. Abu Dawud dan dinyatakan shahih oleh Syaikh Al-
di dasar kubur pada bagian arah kiblat untuk meletakkan jenazah di dalamnya.
Syaq adalah liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya
liang lahat dari arah kaki kuburan lalu diturunkan ke dalam liang kubur secara
Asma Allah dan berjalan di atas millah Rasulullah SAW).” ketika menurunkan
jasadnya (dalam posisi miring) dan menghadap kiblat sambil dilepas talitalinya
selain tali kepala dan kedua kaki. Tidak perlu meletakkan bantalan dari tanah
ataupun batu di bawah kepalanya, sebab tidak ada dalil shahih yang
dijelaskan.
Setelah jenazah diletakkan di dalam rongga liang lahad dan tali-tali selain
kepala dan kaki dilepas, maka rongga liang lahad tersebut ditutup dengan batu
bata atau papan kayu/bambu dari atasnya (agak samping). Lalu sela-sela batu
bata-batu bata itu ditutup dengan tanah liat agar menghalangi sesuatu yang
35
untuk menabur tiga genggaman tanah ke dalam liang kubur setelah jenazah
Kemudian ditaburi dengan batu kerikil sebagai tanda sebuah makam dan
diperciki air, berdasarkan tuntunan sunnah Nabi SAW (dalam masalah ini
Lalu diletakkan batu pada makam bagian kepalanya agar mudah dikenali.
menjawab pertanyaan dua malaikat yang disebut dengan fitnah kubur). Karena
sebentar untuk mendoakan kebaikan bagi si mayit (dan doa ini tidak dilakukan
e. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehingga
apabila salah seorang manusia meninggal dunia, harus dihormati dan diurus
B. Kajian Pustaka
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga Tahun
Fiqih Materi Shalat Pada Siswa Kelas VII MTS Nurul Huda Bayubiru
2) Penelitian oleh Sukitri dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Fiqih Materi
Shalat Jenazah Dengan Metode Audiovisual Pada Siswa Kelas VII MTS
Shalat jenazah. Perbedan penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada
objek penelitian yaitu pada mata pelajaran Fiqih, sedangkan penelitian yang
3) Penelitian oleh Dhuka M. N., Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
metode Demonstrasi. Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang disusun oleh
penulis yaitu terletak pada lokasi penelitian serta materi pembelajaran yaitu
Pengurusan Jenazah.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
B. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas XI MIPA Semester
Ganjil SMA Negeri 15 Tebo Tahun Pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 26 siswa
C. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
8. Komite Sekolah :
Nama Ishak
9. Kategori Sekolah RSSN
10. Tahun Didirikan 2008/2009
11. Kepemilikan/Tanah/Bangunan Milik Pemerintah
12. Luas Tanah / Status 22.940 M2 / Hak Pakai
13. Luas Bangunan 767 M2
14. Akreditasi B
yang lokasinya berada diseberang jalan lokasi sekolah saat ini. SMA Negeri 15
Kabupaten Tebo berdiri sejak tanggal 1 Juli 2008, dan diresmikan pada Tahun
pembangunan Gedung Sekolah Baru selesai pada tahun 2009 dan mulai
digunakan sejak pertengahan tahun 2009 (tahun ajaran baru). Di lokasi yang
SMA Negeri 15 Kabupaten Tebo berdiri hingga saat ini, dan berubah namanya
Awal mulanya, SMA Negeri 15 Tebo di pimpin oleh Bapak Salim Sati,
S.Pd selaku Kepala Sekolah. Kepala Sekolah dibantu para Guru bersama-sama
perubahan kearah yang lebih baik. Dimana pada saat pertama berdiri hanya
membuka 2 kelas dengan 40 siswa, dan sekarang memiliki 6 kelas dengan 137
siswa yang terbagi dalam program/ peminatan IPA dan IPS. SMAN 15 Tebo
terus berbenah dibawah kepemimpinan kepala sekolah yang telah beberapa kali
XI 39 57 57
XII 39 37 31
VISI
MISI
kehidupan sehari-hari.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
memberikan tes awal kepada siswa. Tes ini diberikan untuk mengetahui
kemampuan awal yang dimiliki siswa. Dilihat dari tes awal, diperoleh prestasi
belajar siswa yang masih jauh dari harapan, karena masih banyak siswa yang
prestasi belajarnya di bawah KKM. Ketuntasan yang harus dicapai yaitu 73.
MIPA SMA Negeri 15 Tebo. Adapun hasil tes awal dapat dilihat pada tabel
berikut:
Keterangan
No. Kode Siswa Nilai / Skor
(KKM ≥ 73)
1. S1 85 Tuntas
2. S2 60 Tidak Tuntas
3. S3 65 Tidak Tuntas
4. S4 75 Tuntas
5. S5 75 Tuntas
6. S6 50 Tidak Tuntas
7. S7 75 Tuntas
8. S8 55 Tidak Tuntas
9. S9 45 Tidak Tuntas
10 S10 75 Tuntas
11. S11 60 Tidak Tuntas
12. S12 70 Tidak Tuntas
13. S13 45 Tidak Tuntas
14. S14 75 Tuntas
15. S15 80 Tuntas
16. S16 60 Tidak Tuntas
17. S17 60 Tidak Tuntas
18. S18 50 Tidak Tuntas
45
Keterangan
No. Kode Siswa Nilai / Skor
(KKM ≥ 73)
19. S19 55 Tidak Tuntas
20. S20 45 Tidak Tuntas
21. S21 40 Tidak Tuntas
22 S22 45 Tidak Tuntas
23 S23 80 Tuntas
24 S24 70 Tidak Tuntas
25 S25 55 Tidak Tuntas
26 S26 60 Tidak Tuntas
Jumlah 1610
Rata-Rata Kelas 61,92
Jml Siswa Tuntas 8
Jml Siswa Tidak Tuntas 18
Persentase Ketuntasan 30,76
ketuntasan hasil tes awal secara klasikal sebanyak 8 orang siswa atau 30,76 %
sedangkan 18 orang siswa atau 69,23% tidak tuntas. Berdasarkan KKM yang
belajarnya bila memiliki nilai ketuntasan secara individu 73 dan secara klasikal
simpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa untuk tes awal belum tercapai.
Maka untuk itu pada siklus I guru harus mempersiapkan RPP, LKPD,
2. Siklus I
berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari menyiapkan materi dan
yang digunakan yaitu Video, Power Point dan buku paket Pendidikan
Agama Isla kelas XI. Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode
pada tahap pendahuluan yang diawali dengan motivasi dan apersepsi yaitu
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada tahap ini guru menjelaskan
guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum paham dan meminta
kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang paham tentang materi
Pada tahap ini adalah kegiatan mengamati aktivitas siswa pada saat
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus I dapat dilihat pada tabel
berikut:
48
siswa yang tidak sesuai dengan arahan guru. Nilai presentase aktivitas siswa
pada siklus I ini memperoleh hasil 64,29% yang termasuk dalam kategori
kurang.
49
Negeri 15 Tebo adalah 73. Hasil tes belajar pada Siklus I adalah berikut ini:
Keterangan
No. Kode Siswa Nilai / Skor
(KKM ≥ 73)
1. S1 90 Tuntas
2. S2 75 Tuntas
3. S3 80 Tuntas
4. S4 90 Tuntas
5. S5 80 Tuntas
6. S6 60 Tidak Tuntas
7. S7 75 Tuntas
8. S8 60 Tidak Tuntas
9. S9 55 Tidak Tuntas
10 S10 75 Tuntas
11. S11 65 Tidak Tuntas
12. S12 80 Tuntas
13. S13 60 Tidak Tuntas
14. S14 80 Tuntas
15. S15 85 Tuntas
16. S16 75 Tuntas
17. S17 75 Tuntas
18. S18 60 Tidak Tuntas
19. S19 75 Tuntas
20. S20 50 Tidak Tuntas
21. S21 50 Tidak Tuntas
22 S22 50 Tidak Tuntas
23 S23 90 Tuntas
24 S24 75 Tuntas
25 S25 65 Tidak Tuntas
26 S26 80 Tuntas
Jumlah 1855
Rata-Rata Kelas 71,35
Jml Siswa Tuntas 16
Jml Siswa Tidak Tuntas 10
Persentase Ketuntasan 61,53
50
siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar pada siklus I secara klasikal
Tebo bahwa seorang siswa dikatakan tuntas belajarnya bila memiliki nilai
tersebut tuntas belajarnya. Oleh karena itu hasil belajar siswa pada siklus I
d. Refleksi Siklus 1
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
menekankan pada:
Jenazah. Media yang digunakan yaitu Video, Power Point dan buku paket
Tahap selanjutnya yaitu kegiatan inti. Pada tahap ini guru menjelaskan
guru menanyakan kepada siswa apakah ada yang belum paham dan meminta
kepada siswa untuk bertanya jika ada yang kurang paham tentang materi
53
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada Siklus II dapat dilihat pada tabel
berikut:
Baik. Nilai presentase aktivitas siswa pada siklus II ini memperoleh hasil
Negeri 15 Tebo adalah 73. Adapun peningkatan Hasil belajar yang diperoleh
siswa dari proses pembelajaran ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
Keterangan
No. Kode Siswa Nilai / Skor
(KKM ≥ 73)
1. S1 100 Tuntas
2. S2 80 Tuntas
3. S3 90 Tuntas
4. S4 95 Tuntas
5. S5 85 Tuntas
6. S6 65 Tidak Tuntas
7. S7 90 Tuntas
8. S8 80 Tuntas
9. S9 75 Tuntas
10 S10 85 Tuntas
11. S11 75 Tuntas
12. S12 90 Tuntas
13. S13 70 Tidak Tuntas
14. S14 85 Tuntas
15. S15 100 Tuntas
16. S16 80 Tuntas
17. S17 90 Tuntas
18. S18 75 Tuntas
19. S19 80 Tuntas
20. S20 75 Tuntas
55
Keterangan
No. Kode Siswa Nilai / Skor
(KKM ≥ 73)
21. S21 70 Tidak Tuntas
22 S22 75 Tuntas
23 S23 100 Tuntas
24 S24 85 Tuntas
25 S25 75 Tuntas
26 S26 85 Tuntas
Jumlah 2155
Rata-Rata Kelas 82,88
Jml Siswa Tuntas 23
Jml Siswa Tidak Tuntas 3
Persentase Ketuntasan 88,46
siswa yang mencapai ketuntasan hasil belajar pada siklus II secara klasikal
sebanyak 23 orang siswa atau 88,46% sedangkan 3 orang siswa atau 11,53%
tersebut tuntas belajarnya. Oleh karena itu hasil belajar siswa pada siklus II
d. Refleksi Siklus II
B. Pembahasan
pengurusan jenazah dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan hasil
belajar siswa selama pelajaran berlangsung. Oleh karena itu maka pembelajaran
untuk mencapai target yang telah ditentukan. Berdasarkan dari hasil tes pada
kondisi awal atau pra siklus, nilai rata-rata dari 26 siswa yaitu 61,92 dengan
rincian 8 siswa sudah yang mencapai KKM dan dinyatakan tuntas, sedangkan 18
siswa yang belun mencapai KKM dan dinyatakan belum tuntas. Hal tersebut
konvesional sehingga pembelajaran yang muncul kurang menarik siswa dan siswa
Dengan demikian hasil belajar siswa kurang maksimal dan masih banyak
yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Melihat hal tersebut
agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa maka peneliti melakukan penelitian
tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari nilai –nilai tes formatif yang diperoleh siswa disetiap siklusnya pada
Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Nilai –Nilai Pada Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
SIKLUS
NO Kode Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. S1 85 90 100
2. S2 60 75 80
3. S3 65 80 90
4. S4 75 90 95
5. S5 75 80 85
6. S6 50 60 65
7. S7 75 75 90
58
Pada Pra siklus sebelum diterapkan metode Demonstrasi nilai rata –rata dari
pijakan dalam menilai hasil belajar siswa setelah diterapkan metode Demonstrasi.
Pada siklus I rata-rata dari 26 siswa yaitu 71,35 (61,53%) dengan rincian 16 siswa
dinyatakan tidak tuntas. Setelah dilakukan beberapa perbaikan, guru telah mampu
masih ada beberapa siswa yang belum memahami jalannya metode pembelajaran
target, maka dari itu diperlukan perbaikan pada tahap berikutnya yaitu siklus II.
Pada siklus II nilai rata-rata dari 26 siswa yaitu 82,88 (88,46%) dengan rincian
jumlah yang mencapai KKM dan dinyatakan tuntas ialah 23 Siswa dan 3 siswa
yang tidak tuntas. Untuk penilaian hasil pengamatan telah terjadi peningkatan
karena guru telah maksimal menerapkan metode Demonstrasi dengan sangat baik.
Hasil pencapaian KKM pada Pra siklus, siklus I, siklus II dapat dilihat
ditabel berikut:
Tabel 4.9 Pencapaian KBM pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar
yaitu dari Pra siklus sebesar 61,92 yaitu 30,76% yang diantarannya 8 tuntas dan
18 tidak tuntas, kemudian pada siklus I sebesar 71,35 yaitu 61,53% diantaranya 16
tuntas dan 10 tidak tuntas, menjadi 82,88 yaitu 88,46%, diantaranya 23 tuntas dan
3 orang belum tuntas pada siklus II. Nilai rata-rata yang dicapai pada siklus II
sebesar 82,88 menunjukan bahwa telah melampaui KKM individu yaitu 73.
60
Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa dari pra siklus, siklus I,
siklus II hasil belajar siswa yang tuntas KKM terus meningkat. Meningkatnya
metode Demonstrasi dapat membuat siswa lebih aktif dan antusias dalam
dengan kata lain penerapan metode Demonstrasi di SMA Negeri 15 Tebo dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada Peningkatan Hasil Belajar PAI Pengurusan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pelajaran 2019/2020 dan mempermudah guru dalam mencapai tujuan belajar yang
diinginkan. Hal ini dibuktikan dari peningkatan hasil rata-rata dari sebelum
diterapkan metode Demonstrasi atau pra siklus sampai siklus II. Pada pra siklus
nilai rata-rata yaitu 61,92. Nilai rata-rata tersebut meningkat pada siklus I yaitu
71,53 dan pada siklus II nilai rata-ratanya yaitu 82,88. Apabila dilihat dari
perolehan nilai tertinggi pada setiap siklusnya juga mengalami peningkatan. Pada
pra siklus nilai tertinggi 85, pada siklus I nilai tertinggi meningkat menjadi 90,
dan pada siklus II nilai tertinggi meningkat menjadi 100. Persentase ketuntasan
belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus yang
tuntas hanya 30,76%, pada siklus I meningkat menjadi 61,53%, dan pada siklus II
meningkat menjadi 88,46%. Pada siklus II hampir semua sudah mencapai nilai
KKM. Oleh karena itu Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
sebagai berikut:
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya memiliki sikap aktif dan kreatif agar mampu mengelola
yang sesuai.
3. Bagi Siswa
DAFTAR PUSTAKA