Anda di halaman 1dari 27

ABSTRAK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV


MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA
TOPIK PERUBAHAN LINGKUNGAN DENGAN MEDIA REALIA DI
SDN 01 CAHYOU RANDU

KHOIRUNISA FAUZIAH
837728406
Khoirunisafauziah7@gmail.com

latar belakang penelitian ini adalah rendahnya motivasi serta hasil belajar
siswa kelas iv SDN 01 cahyou randu pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam. hal ini di karenakan siswa merasa bosan dan guru lebih banyak
menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah dalam meberikan
materi atau pembelajaran. rumusan masalah ini yaitu:”bagaimana cara
meningkatkan motivasi belajar siswa melalui metode demonstrasi topik
perubahan lingkungan dengan media realia?” tujuan penelitian ini adalah untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV di SDN 01 cahyou randu melalui
metode demonstrasi topik perubahan lingkungan dengan media realia.
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang menggunakan langkah
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan dengan 3
siklus. Data yang di peroleh dari penelitian akan di bandingkan dengan tabel
kriteria siswa. Berdasarkan hasil perbandingan dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan metode Demonstrasi dalam pembelajaran Ipa di kelas IV,
dapat juga meningkatkan motivasi belajar siswa dari rata-rata 60 menjadi 80
serta jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 10 siswa
(60%) menjadi 15 siswa (80%). Jadi penggunaan metode Demonstrasi dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SDN 01 Cahyou Randu terbukti dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kata Kunci : Metode demonstrasi, motivasi belajar, Ilmu Pengetahuan Alam
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran didalam kelas di tuntut untuk benar-benar dapat menghasilkan


siswa yang berkompetensi, penuh dengan kreatifitas dan mampu bersaing
dengan cerdas sesuai dengan tingkatnyya. mata kuliah pemantapan
kemampuan profesional yang penulis jalani pada semester 8 ini, menuntut
penulis benar-benar mampu mengajar secara profesional, mempunyai skill
yang dapat diuji dan di pertanggung jawabkan. membawa peserta didik
lebih maju dalam menggapai prestasi dan merubah gaya belajar kearah yang
lebih baik lagi.

a. Latar Belakang Secara Umum


pembelajaran yang penulis laksanakan selama ini belum benar-benar sesuai
dengan slogan pembelajaran kurikulum k13 (pembelajaran yang aktif,
inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan berbobot). siswa
nampak lesu dan tidak bersemangat. penulis mengakui cara penulis
menyampaikan materi kurang membuat rasa ingin tahu siswa muncul.
penulis kurang kreatif dalam mengelola kelas baik dalam pemakain metode
maupun penggunaan media sebagai alat pembelajaran. dengan adanya
membuat laporan pemantapan kemampuan profesional yang
menggabungkan teknik penelitian tindakan kelas, penulis merasa tertantang
untuk memperbaiki pembelajaran.
1. Identifikasi Masalah
siswa kelas iv di sd negeri 01 cahyou randu prestasinya menurun
dikarenakan pembelajaran kurang menarik dan membosankan. hal ini bisa
terlihat, pada saat pembelajaran hanya ada 3 orang anak benar-benar serius
memperhatikan guru memberikan penjelasan. sedangkan anak/siswa yang
lain ada yang sibuk menulis tetapi bukan apa yangf sedang di pelajari.ada
yang bermain dan bercakap-cakap dengan rekan sebangkunya. penulis
tidak menyiapkan alat peraga, penulis menyampaikan materi dengan
metode ceramah. sesi tanya jawab tidak berlangsung dengan baik, karena
tidak ada anak yang bertanya. hasil evaluasi pembelajaran mengecewakan.
hanya ada 5 orang anak yang dapat menjawab dengan baik dari 20 orang
siswa.
2. Analisis Masalah
setelah dilakukan identifikasi, penulis menganalisis bahwa :
- tidak ada apresiasi. seharusnya apresiasi disampaikan meliputi
pemberitahuan materi apa yang akan di pelajari dan tujuan
pembelajaran disampaikan.
- tidak ada media yang mendukung metode ceramah. sehingga siswa
tidak memahami apa yang di sampaikan penulis.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
a. alternatif pemecahan masalah
- memperbaiki cara pengelolaan kelas
- menggunakan media dan metode yang tepat
- melakukan pembelajaran dengan cara berdiskusi
- meberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dan melakukan
demostrasikan
b. prioritas pemecahan masalah
melakukan upaya memperbaiki hasil akhir siswa dan meningkatkan
keimanan siswa.
A. Rumusan Masalah
prosedur pembelajaran yang disampaikan oleh penulis tidak memberikan
hasil yang memuaskan. hal ini di karenakan cara penyampaiantidak tepat,
pengelolaan kelas tidak maksimal, tidak ada media pendukung dan
metode yang di pakai masih model klasikal.
oleh sebab itu penulis merumuskan masalahnya dalam suatu pertanyaan
“apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi
belajar pada mata pelajaran ilmu pengetahun alam dengan media
realia”
dengan rumusan masalah tersebUT, maka penulis dapat membuat lporan
pemantapan kemampuan profesional (PKP) dengan judul :
“meningkatkan motivasi belajar siswa kelas iv melalui metode
demonstrasi pada mata pelajaran ipa topik perubahan lingkungan
dengan media realia di SDN 01 cahyou randu kecamatan pagar dewa
kabupaten tulang bawang barat.
B. Tujuan Peneltian Perbaikan Pembelajaran
“kita belajar berdasarkan 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang
kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan
dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita
katakan dan lakukan”.
(dikutip dari pernyataan vernom a. magnesen oleh pupuh
fathurrohman dan m.sobry sutikno dalam buku strategi belajar
mengajar)
segala bentuk pembelajaran apabila disajikan dengan tepat baik
menggunakan metode, strategi maupun media yang relevan, maka
pembelajaran akan dapat dikatakan berhasil. disinilah peran guru di tuntut
bagaimana membangkitkan minat siswa agar prestasi siswa dapat
meningkat.
melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan pembelajaran, siswa
akan merasakan kesan yang berbeda. hal ini dapat menumbuhkan motivasi
belajar siswa. memanfaatkan lingkungan yang ada disekitar siswa juga
dapat menunjang motivasi belajar siswa, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan optimal. oleh karena itu tujuan perbaikan
pembelajaran ini adalah untuk memaksimalkan pembelajaran sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkatkan sesuai dengan kompetensi yang di
harapkan.
C. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. bagi guru
- guru mengetahui dimana letak kekurangannya dalam menyampaikan
pelajaran.
- seberapa berhasulnya pembelajaran yang diberikan, apa saja yang di
butuhkan dan yang tidak di butuhkan siswa.
- guru akan dapat merancang pembelajaran yang lebih menarik, efektif
dan membuat pembelajaran tersebut memotivasi belajar siswa.
2. bagi siswa
- siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih mudah dipahami dan akan
midah diingat.
- siswa mendapatkan haknya untuk menerima pengetahuan yang tepat.
- siswa termotivasi untuk lebih giat menuntut ilmu dan akan selalu
merasa rindu untuk selalu hadir di kelas.
- prestasi siswa akan meningkat seiring meningkatnya keprofesian guru
dalam mengajar.
3. bagi sekolah
- sekolah menjadi lebih hidup dengan keberagaman kegiatan yang di
lakukan guru dan siswa.
- sekolah sebagai wadah siswa auntuk mencari ilmu dan memperoleh
pengetahuan akan benar-benar berfungsi dengan baik
- sekolah akan menjadi wahana pembelajaran yang selalu diimpikan oleh
setiap anak dan orangtua.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pemahaman, Motivasi dan Minat Siswa


1. Pemahaman
Berbicara mengenai pemahaman, dalam setiap pembelajaran di tuntut
siswa memahami apa yang di sampaikan oleh guru. Pemahaman selalu
diikuti dengan pengalaman. Hal ini dikarenakan pengalaman dan
pemahaman adalah satu kesatuan yang utuh.
Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Sutikno (2010:58) menyatakan bahwa
penyatuan pemahaman dan pengalaman menghendaki suatu proses
pembelajaran yang mampu menerapkan pengalaman nyata dalam suatu
daur proses belajar. Prinsip belajar ini didasarkan pada asumsi bahwa
pengalaman mendahului pemahaman dalam proses belajar dan makna
sesuatu harus berasal dari pengalaman siswa sendiri. Confusius pernah
menekankan pentingnya arti belajar dari pengalaman dengan perkataan :
“saya dengar dan saya lupa”
“saya lupa dan saya ingat”
“ saya lakukan dan saya paham”
Menurut Gagne and Briggs (1979) dikutip oleh Dra. Sumiati,dkk
(2009:101) pembelajaran dengan metode Demonstrasi hanya
mempertunjukkan suatu proses didepan kelas. Sedangkan eksperimen
memberikan kesempatan siswa untuk melakukan percobaan sendiri.
Dengan demikian akan diperoleh pemahaman yang konkret dari
pengalaman yang diperoleh siswa itu sendiri
2. Motivasi
Motivasi berpangkal pada kata motif, yang dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas
tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan , sebab seseorang
yang tidak memiliki motivasi belajar maka ia tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar.
Menurut Oemar Hamalik dalam Strategi Belajar Mengajar yang di kutip
oleh Pupuh Fathurohman dan M. Sobry Sutikno (2010:20) ada 3 fungsi
motivasi, yaitu :
- Mendorong manusia untuk berbuat
- Menentukan arah perbuatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
- Menentukan arah perbuatan untuk meraih tujuan.
3. Minat Siswa
Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:583) adalah
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Kecenderungan
seseorang ada sesuatu tidak sama antara satu dengan yang lain. Apabila
85% dari jum;lah siswa tersebut menguasai materi pembelajaran dapat di
katakan bahwa minat belajar siswa terhadap materi tersebut tinggi. Begitu
pula sebaliknya apabila 85% dari jumlah keseluruhan siswa tidak mampu
menguasai materi maka dapat dikatakan siswa tidak memiliki minat
belajar pada materi yang yang di ajarkan. Mungkin juga berkaitan dengan
mata pelajarannya.
Segala sesuatu apabila tidak mempunyai minat untuk belajar, maka
proses belajar mengajar tidak berhasil mencapai standar pembelajaran
yang ditentukan. Menumbuhkan minat belajar merupakan salah satu
tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang
N0. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1. (1)
“Usaha sadar untuk menciptakan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.” Jika dikaji
secara mendalam, makna pendidikan yang terkandung dalam Undang-
undang tersebut adalah :
- Tindakan mendidik merupakan tindakan yang disiapkan,
disengaja,direncanakan untuk mencapai suatu tujuan dengan
memanfaatkan berbagai sumber dan media yang ada dilingkungan
sekitar untuk mencapai keberhasilan belajar siswa.
- Mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang
menyenangkan dan efektif untuk menumbuhkan minat belajar, sehingga
akan memunculkan minat belajarnya.
- Menumbuhkan pribadi yang berakhlak mulia, cerdas, beriman dan
bertaqwa berguna bagi bvangsa, agama dan negara.
B. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks. Banyak kegiatan
atau tindakan yang harus dilakukan bila mengingatkan pembelajaran.
Tersebut hasil akhirnya pada siswa lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena
itu, rumusan pengertian pembelajaran tidaklah sederhana. Pupuh
Fathurohman dan M. Sobry Sutikno menyatakan bahwa Oemar Hamalik
(2002: 07) mendefinisikan mengajar/pembelajaran sebagai proses
penyampaian pengetahuan dan kecakapan kepada siswa. Konsep
pembelajaran dalam perkembangannya masih dianggap sebagai suatu
kegiatan penyampaian atau penyerahan pengetahuan, Hasibuan (2000:15).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa
pembelajaran/mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan untuk terjadinya belajar mengajar. Sistem lingkungan ini
adalah terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi agar
tujuan dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Kedudukan guru dalam pembelajaran sudah tidak dapat dipandang sebagai
penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai
Manager of Learning (Pengelola Pembelajaran)yang senantiasa siap
membimbing dan membantu siswa dalam menempuh perjalanan
pendidikan, Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2010:08)
Dalam pembelajaran IPA ada beberapa hal yang menjadi acuan
pembelajaran, yaitu :
1. Struktur Kognitif
Struktur kognitif dalam diri siswa yaitu meliputi segala sesuatu yang di
pelajari untuk memperoleh hasil belajar yang diinginkan. Nuryani
Bustaman, dkk (dalam buku PDGK4503: 2.5). Struktur kognitif
mengalami perubahan sejak lahir dan maju berkelanjutan sebagai proses
belajar dan pendewasaan/kematangan.
2. Konsep dan Konsepsi
Didalam kamus, konsep diartikan sebagai sesuatu yang diterima dalam
pikiran atau suatu gagasan yang umum dan abstrak. Karena pengalaman
dua orang yang tidak sama, maka konsep yang dibentuk juga mungkin
berbeda. Nuryani Bustaman, dkk (Materi Pembelajaran IPA SD PDGK
4503:3.2) menyatakan bahwa konsep juga maerupakan batu-batu
pembangun berpikir. Pendidikan disekolah diarahkan untuk belajar
konsep dan struktur pengetahuan yang saling berhubungan menjadi
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang terorganisir. Prinsip terbentuk
dari konsep. Terdapat empat tipe dasar hubungan yang dinyatakan
dalam prinsip:
- Hubungan sebab-akibat (cause and effect)
- Korelasional ( corelasional)
- Aksioma (axiomatic)
Pengalaman sesorang akan sesuatu menghasilkan sebuah konsepsi.
Konsepsi setiap orang berbeda satu dengan lainnya. Konsepsi adalah
cara seseorang menerima suatu pernyataan atau konsep atas sesuatu hal.
Pembelajaran IPA sangat sesuai apabila dilaksanakan dengan
menggunakan metode Demonstrasi.apabila dengan metode ceramah
siswa akan keksulitan untuk memahami dan mencapai kompetensi yang
telah di sampaikan pada kegiatan apersepsi. Sedangkan dengan
menggunakan metode Demonstrasi siswa meliahat dan mengalami
secara langsung sehingga siswa lebih memahami materi yang kita
sampaikan.
C. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
menerangkan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses,
situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Wina
Sanjaya2006:152). Tujuan metode demonstrasi juga untuk memperlihatkan
proses terjadinya suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara pencapaiannya dan
kemudahan untuk dipahami oleh siswa dalam pembelajaran di kelas.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. SUBJEK, TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN PIHAK YANG


MEMBANTU
I. Subjek
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SDN 01 Cahyou Randu yang
berjumlah 16, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi
perubahan lingkungan.
II. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran adalah di SD Negeri 01
Cahyou Randu Kelas IV dengan Materi Perubahan Lingkungan akibat
hujan pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Tindakan
No Mata Siklus Hari, tanggal Waktu Fokus
Pelajaran Jam ke Perbaikan
1 IPA I Sabtu, 13 1 Meningkatkan
November motivasi
2021 belajar siswa
2 IPA II Selasa, 16 2 Meningkatkan
November motivasi
2021 belajar siswa
3 IPA III Sabtu, 20 1 Meningkatkan
November 2021 motivasi
belajar siswa
III. Pihak Yang Membantu
a) Eti Yuniati, S.Pd.I sebagai supervisor 2 dan penilai 2 dalam perbaikan
pembelajaran Ilmu Pengtahuan Alam
b) Ibu Suryati, S.Pd sebagai kepala sekolah dan peneliti 1 dalam
perbaiakn pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
c) Dewan guru SDN 01 Cahyou Randu
d) Siswa kelas IV SDN 01 Cahyou Randu.
B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
1. Menyiapkan materi : Perubahan Lingkungan
Materi Essensial : Angin
2. Menyiapkan media belajar
- Buku Tematik kelas IV
- Gambar siklus angin darat dan angin laut

3. Pada kegiatan :
- Apresiasi disampaikan indikator, kompetensi dan tujuan yang
akan dicapai.
- Inti
Guru menjelaskan terjadinya angin darat dan laut,
kemudian memberikan kesempatan siswa untuk menentukan
arah angin menggunakan kincir angin, memberi ruang jawab
dan memberikan soal evaluasi.
- Penutup guru membuat kesimpulan dan masukan sesaui
dengan karakter yang diharapkan.
4. Pada akhir pembelajaran diberikan penguatan dan motivasi agar
siswa siap pada tahap perbaikan selanjutnya.
a. Observasi
Rencana perbaikan pada siklus pertama ini membuat sedikit
perubahan. Apabila pada kegiatan Pra siklus terdapat 4 orang
siswa saja dapat menjawab soal dengan baik, pada kegiatan
perbaikan siklus 1 ini dan 9 orang anak menjawab dengan baik.
Maka penulis kemudian melanjutkan ke siklus 2
b. Refleksi
Pada siklus pertama terdapat kekuatan yaitu, siswa ,ulai tertarik
karena penulis membawa media gambar berupa siklus
terjadinya hujan. Penulis menjelaskan materi berdasarkan
gambar, memberikan kesempatan pada siswa bertanya.
Kelemahan yang ditemukan oleh teman sejawat yaitu, siswa
hanya tertarik diawal pembelajaran saja. Pada saat proses
pembelajaran siswa mulai bosan dengan apa yang disampaikan.
Pada saat sesi tanya jawab beberapa siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan yang diberikan. Oleh sabab itu, penulis
melanjutkan perbaikan pada siklus 2.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
1. Menyiapkan Materi : perubahan Lingkungan
Materi Essensial : Hujan
2. Menyiapkan Media Belajar
- Buku Tematik kelas IV
- Gambar siklus hujan, gelas air panas, air.
3. Pada kegiatan :
- Apresiasi disampaikan indikator, kompetensi, dan tujuan yang
akan dicapai
- Inti
Guru menjelaskan terjadinya hujan, siswa mengamati
bagaimana hujan terjadi oada proses perebusan air, memberi
ruang tanya jawab dan menerikan soal evaluasi.
- Penutup guru membuat kesimpulan dan masukan sesuai dengan
karakter yang diharapkan.
4. Pada akhir pe,mbelajaran diberikan penguatan dan motivasi agar
siswa pada tahap perbaikan selanjutnya.
b. Observasi
Pada siklus ke 2 penulis mengganti media dengan menggunakan air
panas, gelas dan tutup gelas. Pada saat penulis masuk kedalam kelas
dengan membawa media tersebut siswa mulai lebih serius
memperhatikan dibanding pada saat penulis membawa media gambar
pada sillus ke I. Respon siswa membaik mulai banyak pertanyaan
dan ada beberapa siswa ingin melihat lebih dekat apa yang akan
penulis lakukan. Hasil evaluasi agak menggembirakan, 12 siswa
dapat menjawab soal dengan baik. Kemudian perbaikan penulis
lakukan pada siklus ke 3.
c. Refleksi
Pada siklus ke 2 didapat kekuatan : Antusiasme siswa benar. Banyak
pertanyaan disampaikan siswa. Pemahaman akan siklus hujan mulai
muncul pada diri siswa. Kelemahan yang ditemukan adalah waktu
yang tersisa untuk mengerjakan latihan tidak mencukupi, karena ada
beberapa siswa yang ingin diberikan penjelasan ulang.
3. Siklus Ketiga
a. Perencanaan
1. Menyiapkan materi : perubahan Lingkungan
Menyiapkan Essensial : Matahari
2. Menyiapkan media belajar
- Buku Tematik kelas IV
- Kaca pembesar, biji yang sudah berkecambah, tanaman dalam pot
3. Pada kegiatan :
- Apresiasi disampikan indikaor, kompetensi dan tujuan yang akan
dicapai.
- Inti
Guru menjelaskan tentang matahari, siswa mengamati bagaimana
matahari berpengaruhpada perubahan lingkungan dan kehidupan makhluk
hidup dengan menggunakan kaca pembesar, mengamati proses tumbuh
kembang tanaman. Sebagai akhir diberikan soal latihan sebagai uji
pemahaman.
- Penutup
Guru membuat kesimpulan dan masukan sesuai dengan karakter yang di
harapkan.
4. Pada akhir pembelajaran diberikan penguatan dan motivasi agar siswa
siap pada tahap perbaikan selanjutnya.
b. Observasi
Pada siklus ketiga penulis membawa media beragam kaca pembesar, biji
yang berkecambah tanaman dalam pot. Siswa semakin antusias
mengikuti pembelajaran. Penulis mengulas sedikit materi sebelumnya,
kemudian mendemonstrasikan apa yang akan terjadi apabila
memantulkan sinar matahari dengan kaca pembesar. Bagaimana biji
dapat tumbuh dengan bantuan sinar matahari dan bagaimana dapat
mengurangi sari makanan pada tanaman dan proses fotosintesis dengan
bantuan sinar matahari. Hasil evaluasi cukup memuaskan dari 15 siswa
hanya ada 3 orang yang nilainya masih dibawah KKM Mata Pelajaran
IPA.
c. Refleksi
Perbaikan pembelajaran dilanjutkan pada siklus ke tiga. Pada siklus
ketiga ini lebih banyak media yang penulis bawa dan sudah disiapkan
sehari sebelumnya pada saat akhir pembelajaran. Kekuatan yang dapat
penulis cata adalah, rasa penasaran siswa semakin bear. Sebelum penulis
mendemonstrasikan siswa mulai mereka – reka apa yang akan penulis
lakukan. Beberapa siswa ada yang coba-coba meskipun tidak sesuai
dengan keinginan penulis.
Pada saat penulis menjelaskan dan mendemonstrasikan seluruh siswa
serius memperhatikan. Setiap petanyaan yang penulis berikan secara
langsung hampir seluruh siswa dapat menjawab dengan benar. Saat
penulis mengundang siswa untuk mendemonstrasikan sendiri, siswa
antusias menyambut tawaran penulis.
Kelemahan pada siklus 3 hampir tidak ditemukan. Pengelolaan kelas
cukup bagus.
C. TEKNIK ANALISIS DATA
a. Analisis data kuantitatif
1) Untuk menetukan nilai akhir belajar yang diperoleh masing-
masing siswa.
NA = Spsm x 100
Sp = Skor perolehan
Sm = Skor maksimal (BSNP 2007:25)
2) Untuk menentukan rata-rata kelas
X = XN
Keterangan :
X : Nilai rata-rata
X : Jumlah semua nilai
N : jumlah siswa

3) Untuk menetukan presentase tuntas belajar siswa


P = Siswa yang tuntas belajar jumlah siswa x100%
Keterangan :
P = Presentase tuntas belajar siswa klasikal
4) Menentukan nilai aktivitas siswa
Untuk menghitung nilai keaktifan belajar siswa (NKS) dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut ( Yonny
dkk.2010:177):
NKS = skor keseluruhan yang diperoleh skor maksimal x jumlah
siswa x 100%
Presentase Kriteria
75%-100% Sangat tinggi
50 %- 74,99 % Tinggi
25% - 49,99% Sedang
0%-24,99% Rendah

5) Menentukan data kualitatif


Menggunakan nilai APKG 1 dan APKG 2
b. Analisis data kualitatif
1) Untuk menentukan aktivitas belajar siswa, aspek yang diamati
antara lain: aspek kehadiran siswa dalam pembelajaran, sikap
siswa dalam memberikan/menjawab salam sebelum pembelajaran
dimulai, mempersiapkan alat pembelajaran sikap siswa ketika
menyimak penjelasan guru, frekuensi siswa dalam menjawab
pertanyaan dari guru, keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan
dari guru, keaktifan siswa dalam field trip, keaktifan siswa dalam
kerja kelompok . siswa memberikan salam setelah pembelajaran
selesai.
2) Menentukan perolehan nilai APKG II
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. DESKRPSI HASIL PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Hasil Belajar Siswa
a. Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran, penulis dibantu oleh
supervisor 2 melakukan pengamatan selama proses pembelajaran.
Hasil pengamatan yang di dapat adalah :
- Tidak di sampaikan indikator dan kompetensi dari materi
- Penyampain materi kaku
- Tidak diberi waktu untuk siswa bertanya
Dan hasil evaluasi, siswa tidak dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan dengan baik. Hanya ada empat orang siswa yang dapat
mengerjakan soal dengan baik. Penulis dan supervisor kemudian
menyepakati, pada rencana perbaikan siklus pertama untuk
merubah metode yang dipakai dan memakai media (gambar) untuk
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan harapan hasil
evaluasi menjadi lebih baik.
b. Pada siklus pertama ini penulis dan supervisor mengamati, bahwa
telah terdapat suatu perubahan. Setelah penulis menyampaikan
indikator dan kompetensi penulis meberikan ruang tanya jawab. Ada
dua orang yang bertanya mengenai siklus terjadinya hujan dan satu
orang anak yang menyampaikan dan penggunaan media gambar ini
ternyata masih didapatkan suatu kelemahan yaitu :
- Media gambar
- Penyampaian materi terlalu cepat
- Pengelolaan kelas penulis kurang (waktu tidak cukup)
Berdasarkan pengamatan tersebut penulis melanjutkan pada siklus kedua,
menggunakan media berbeda dan mengurangi penjelasan yang bertele-
tele untuk memanage waktu dengan baik.
c. Hasil dari siklus kedua lebih menggembirakan lagi, siswa lebih aktif lagi,
sebagian siswa mmpunyai daya kreatifitas yang cukup baik. Rasa ingin
tahu siswa lebih besar siswa lebih memahami lagi materi pembelajaran.
Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan dan hasil evaluasi yang
maksimal penulis memutuskan untuk melanjutkan pada siklus ke tiga.
d. Pada siklus ketiga ini media yang penulis pakai cukup lengkap. Semua
media mewakili materi pembelajaran, siswa dapat menyatakan dengan
jelas pembahasan sebelumnya dengan melihat media yang disediakan.
Siswa mampu menjelaskan materi dan mendemonstrasikan dengan baik.
Tabel 2. Hasil belajar siswa per-siklus
Nama Siswa Pra Siklus I Siklus II Siklus
NO siklus III
1 Ahmad dani 50 50 60 70
2 Amelia Safitri 50 60 60 70
3 Beib Azahra 40 50 60 70
4 Cika Amelia 50 55 55 75
5 Delfina Susanti 40 45 50 60
6 Anisa Safitri 55 60 70 75
7 Selfiana 60 65 75 80
8 Yoga Pratama 40 50 70 77
9 Rio 40 50 75 77
10 Kelvin Ariel 60 65 77 85

11 Zahra 40 45 55 70
12 Okta Klaudia 40 45 60 75
13 Yuliyana 70 75 80 100
14 Reza viki 40 45 55 60
15 Khoirulnisa 55 55 70 72
16 Ferdi Sanjaya 50 45 55 70

Gambar 1. Presentasi keberhasilan siswa

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PERBAIKAN


PEMBELAJARAN
a. Pra siklus
Dilihat dari presentasi nilai, dapat dilihat pada awal pembelajaran (pra
siklus) nilai terendah ada pada nilai 40 nilai tertinggi adalah nilai 70.
Dari 16 orang siswa ada 12 orag anak yang mendapatkan nilai di
bawah standar KKM, 3 orang anak mendapatkan nilai sedang dan satu
anak mendapatkan nilai tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran belum berhasil. Oleh sebab itu direncanakan untuk
merancang perbaikan pembelajaran. Rancangan ini dibuat dalam tiga
siklus dengan tujuan motivasi belajar siswa meningkat.
b. Siklus pertama
Pada siklus pertama terlihat nilai terendah tidak lagi pada nilai 40,
tetapi naik menjadi 45. Terdapat 5 siswa yang mendapat nilai dibawah
standar. Hal ini menandakan bahwa terdapat perubahan. Pemahaman
siswa mulai membaik. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah pada
kelemahan-kelemahan yang ditemukan, yaitu :
 Media gambar yang di gunakan masih kurang efektif
 Penyampaian materi terlalu cepat
 Pengelolaan kelas yang penulus laksanakan kurang (waktu tidak
cukup)
Dari kelemahan tersebut direncanakan perbaikan pembelajaran
pada siklus kedua dengan mengacu pada kelemahan yang di
temukan pada siklus pertama.
c. Siklus kedua
Pada siklus kedua, jumlah siswa yang masih perlu untuk mendapat
bimbingan ekstra ada 5 orang siswa. Dimana mereka masih mendapat
nilai di bawah KKM. Sedangkan 10 orang lainnya sudah bisa
memahami dan hasil belajarnya sudah dapat dikatakan meningkat
pesat. Motivasi siswa bisa dikatakan mulai membaik. Keaktifan siswa
ikut serta dalam setiap kegiatan pembelajaran dirasa cukup
menggembirakan. Kemampuan penulius dalam mengelola kelas, dalam
memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan penjelasan,
membantu siswa dalam bersikap, menumbuhkan rasa percaya diri pada
siswa sudah mulai berfariatif. Hal ini terlihat dari pembelajaran yang
tidak kaku lagi, tidak monoton, metode berfariatif, lebih banyak
memanfaatkan alat peraga, penulis tidak mendominasi pembelajaran
lebih berfungsi sebagai fasilitator. Untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan dan tujuan perbaikan pembelajaran tercapai penulis
melanjutkan siklus tiga.
d. Siklus tiga
Pada siklus ketiga ini, penulis menggunakan lebih dari satu media.
Penulis memajang gambar, melakukan tanya jawab dengan siswa.
Kemudian penulis menjelaskan bagaimana panas matahari bermanfaat
Bagi tumbuhan tanaman dengan menggunakan media tanaman.
Kemudian penulis melibatkan siswa untuk melakukan percobaan
bagaimana matahari dapat menyebabkan sesuatu yang merugikan
manusia dengan menggunakan kaca pembesar. Penulus membentuk
siswa dalam beberapa kelompok kecil untuk berdiskusi tentang
manfaat dan kerugian yang ditimbulkan oleh panas matahari, dan
menuliskan dalam sebuah laporan singkat.
Dalam pembelajaran tersebut, penulis mengamati seluruh siswa terlihat
altif. Hampir semua siswa ingin bertanya dan menjawab. Dalam
kegiatan diskusi siswa-siswi terlihat ramai berdebat, masig-masing
mngemukakan pendapat dan hasil yang diperoleh sangat memuaskan.
Dari keseluruhan siswa (16 orang) hanya 2 orang yang masih
mendapat nilai di bawah standar KKM. Akan tetapi ketiga siswa
tersebut telah menunjukkan suatu peningkatan walaupun terlihat
lambat. Kedua siswa tersebut memaang membutuhkan perhatian
khusus. Daya tangkap siswa tersebut di bawah teman-teman
sekelasnya. Mereka pasif untuk bertanya, tidak mau menjawab
pertanyaan secara lisan. Setelah penulis melakukan pendekatan secara
individual dari siklus pertama, pada siklus ketiga ini terlihat
peningkatan yang menggembirakan. Dari nilai terkecil perlahan mulai
naik hingga mendapat nilai antara 50-65. Hal ini sudah cukup
menunjukkan bahwa mereka masih mampu untuk mengejar
ketinggalan. Dari pengamatan ketiga siklus tersebuit, penulis bisa
mengatakan perbaikan pembelajaran yang penulis laksanakan telah
berhasil meningkatkan notivasi belajar siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Setelah mengadakan perbaikan pembelajaran ternyata penulis merasa
lebih dekat dan bisa memahami karakter siswa satu persatu. Siswa tidak
merasa sungkan lagi mengungkapkan kendala yang dialami dalam proses
belajarnya. Siswa merasa lebih enjoy mengungkapkan apa yang mereka
tidak rahu dan ingin tahu, apa yang mereka suka dan tidak suka dalam
proses pembelajaran. Penulis jadi lebih tahu dimana letak kekurangan
penulis dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, penulus jadi merasa
tertantang bagaimana membuat pembelajaran berikutnya berhasil. Suasana
belajar jadi lebih menyenangkan dan hidup. Kondisi kelas terasa seperti
lingkup keluarga yang penuh kehangatan. Siswa lebih bersemangat dalam
berlomba meningkatkan hasil belajarnya menjadi leboh baik dari hari
sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian penulis menyimpulkan
bahwa perbaikan pembelajaran yang telah penuluis laksanakan telah
berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa
dalam setiap siklus tampak meningkat secara konstan dan kontinyu.
Begitu juga hasil dari evaluasi cukup menggembirakan. Hal ini
memberikan suatu arti bahwa perbaikan pembelajaran yang telah penulis
lakukan juga diikuti oleh siswa dalam memperbaiki cara belajar mereka.
B. Saran dan Tindak Lanjut
a. Saran
Saran yang bisa disampaikan adalah gunakanlah metode yang mampu
menimbulkan motivasi belajar siswa, gunakan meda yang relevan dan
siptakan suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran
sehingga lebih bersemangat dan aktif dalam setiap pembelajaran.
Selalku memberikan balikan dan penghargaan dalam setiap
pembelajaran agar siswa merasa bahwa apa yang mereka kerjakan
mendapat perhatian guru dan di hargai.
b. Tindak Lanjut
Tindak lanjut yang akan penulis lakukan membuat dua siswa yang
belum mencapai standar KKM pembelajaran bisa mendapat hasil yang
sesuai dengan tujuan perbaikan. Penulis akan terus mengembangkan
pembelajaran yang lebih efektif dengan menggunakan metode yang
relevan dengan materi pembelajaran. Mengelola kelas dengan melihat
kondisi siswa, memperhatikan penataan ruang agar pembelajaran lebih
nyaman. Lebih terbuka dan lebih ramah dalam proses pembelajaran
agar siswa lebih berani mengungkapkan perasaannya.
Apabila ini dilaksanakan dengan baik, penulis dapat mengatakan
pembelajaran akan lebih berhasil dari hari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan. (2000). Proses Belajar Mengajar . Bndung : Remaja Rosdakarya

Nuryani Bustaman dkk. (2011). Materi dan Pembelajaran IPA di SD . Jakarta:


Universitas Terbuka

Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Biru

Pupuh Fathurrahman dkk. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : PT. Refika


Aditama

Sumiati dkk. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung : CV. Wwasan Prima.

Anda mungkin juga menyukai