Anda di halaman 1dari 60

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,
dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujan agar siswa menguasai pengetahuan,
fakta, konsep, prinsip, proses penemuan, serta memiliki sikap ilmiah yang
akan bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari alam sekitar. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara
ilmiah.
Salah satu masalah yang sering terjadi pada saat proses pembelajaran
IPA adalah kurangnya minat pada diri siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Selain itu mata pelajaran IPA dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
oleh sebagian besar siswa. Hal ini disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan
proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah. Proses
pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan
kemampuan berpikir, tetapi hanya diarahkan pada kemampuan untuk
menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari. Proses
pembelajaran masih banyak dilaksanakan secara konfensinol. Para guru
belum sepenuhnya melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif
dalam melibatkan siswa serta belum menggunakan berbagai pendekatan atau
strategi pembelajaran yang bervariasi berdasarkan karakter materi pelajaran.
Kegiatan belajar mencapai sasaran apabila situasi belajar yang tercipta
menarik, menyenangkan dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa untuk
memahami materi yang disajikan. Dalam upaya perbaikan guru tidak hanya
membuat seperangkat pembelajaran saja namun lebih penting guru dituntut
dalam ketepatan memilih media, bahan pelajaran dan metode dalam proses
pembelajaran. Pemilihan metode yang tepat sangat membantu guru dalam
mencapai keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Jika guru mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat, maka dengan sendirinya siswa
akan lebih mudah dapat mengikuti proses pembelajaran dan tentunya
penguasaan materi pelajaran menjadi lebih baik.
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat segala
sesuatau memerlukan eksperimen, begitu juga dalam cara mengajar guru di
kelas dengan mengunakan metode eksperimen. Yang dimaksud metode
eksperimen adalah apabila seorang siswa melakuan suatu percobaan, setiap
proses dan hasil percobaan itu di amati oleh setiap siswa. Metode eksperimen
ini banyak digunakan orang jaman dulu. Semua hasil- hasil penemuan baru,
banyak yang didapat dengan jalan eksperimen.
Selain itu metode eksperimen adalah pembelajaran dimana guru dan
siswa bersama- sama mengerjakan sesuatau sebagai latihan praktis dari apa
yang diketahui. Metode eksperimen disini merupakan upaya praktik dengan
menggunkan peragaan yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua
siswa lebih mudah memahami dan mempraktikkan apa yang telah
diperolehnya. Di samping itu juga dapat belajar mengalami suatu proses serta
dapat menjelaskan proses tersebut.
Metode eksperimen disini merupakan upaya praktik dengan
menggunkan peragaan yang ditujukan pada siswa dengan tujuan agar semua
siswa lebih mudah memahami dan mempraktikkan apa yang telah
diperolehnya. Di samping itu juga dapat belajar mengalami suatu proses serta
dapat menjelaskan proses tersebut.
Penerapan metode eksperimen boleh jadi merupakan suatu metode
yang menjanjikan dalam pembelajaran mata pelajaran IPA. Diharapkan
dengan penerapan metode ini siswa dan guru dalam suatu kegiatan, dan
secara berkelanjutan menjadikan siswa sebagai seorang penanya, sebagai
orang yang selalu ingin mencari tahu, sebab dalam pikirannya terdapat
pertanyaan dan keingintahuan.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 4 Jebus secara
langsung, diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi
oleh para siswa adalah :
a. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang
diakibatkan oleh penggunaan metode ceramah secara terus menerus.
b. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
c. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
d. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa
terlihat kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal
sehingga hasil belajar siswa rendah.

2. Analisis Masalah
Dalam mengajarkan IPA, sebaiknya siswa lebih aktif untuk
belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian yang di tugaskan kepada
mereka. Sehingga dapat memberikan motivasi belajar kepada siswa juga
memudahkan untuk penyampaian terkait dengan mata palajaran IPA. Jika
sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang dapat membantu siswa
dalam memahami materi IPA, maka seyogyanya guru menyiapkan media
atau alat peraga yang diperlukan.
Oleh karena itu metode ekperimen merupakan strategi yang cocok
diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa SD
Negeri 4 Jebus dalam proses belajar IPA. Proses pembelajaran
berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dalam konteks tersebut, siswa perlu mengerti apa makna belajar,
apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.
Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari berguna bagi
kehidupannya. Dengan demikian mereka memposisikan diri sebagai
dirinya sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk masa depannya.
Dengan pembelajaran eksperimen diharapkan akan mempermudah dalam
memahami dan memperdalam IPA untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis melakukan
penelitian tentang metode ekperimen dalam Meningkatkan Minat dan
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri 4 Jebus
Kabupaten Bangka Barat Tahun Pelajaran 2016/2017.
Bertitik tolak dari rincian permasalahan di atas, dilakukankanlah
tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar dan dirumuskanlah
masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester 2 SD Negeri 4 Jebus
Kabupaten Bangka Barat Mata Pelajaran IPA Materi Perpindahan Energi
Panas Dengan Metode Eksperimen Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan
masalah yang menyebabkan rendahnya minat belajar siswa sebagai berikut:
Apakah dengan metode eksperimen dapat meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV semester 2 SD Negeri 4 Jebus kabupaten Bangka
Barat pada mata pelajaran IPA materi perpindahan energi panas tahun
pelajaran 2016/2017.

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah dengan metode ekperimen ini bisa meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa kelas IV semester 2 SD Negeri 4 Jebus Kabupaten Bangka
Barat pada mata pelajaran IPA materi perpindahan energi panas tahun
pelajaran 2016/2017.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar tujuan penelitian di atas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian, yaitu:
1. Bagi Siswa
Bagi siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan
dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang materi pokok perpindahan
energi panas.
b. Memotivasi minat belajar siswa.
c. Mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa.

2. Bagi Guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Meningkatkan profesionalisme dalam pembelajaran.
b. Sebagai bahan pertimbangan guru memilih metode yang tepat untuk
membantu menyampaikan materi pembelajaran.
c. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan guru dalam
pembelajaran.

3. Bagi Sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain tercermin pada:
a. Sebagai masukan dalam upaya perbaikan pembelajaran sehingga
dapat menunjang tercapainya target kurikulum dan daya serap siswa
seperti yang diharapkan.
b. Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan mutu pendidikan.
c. Dapat meningkatkan prestasi sekolah.
d. Proses belajar mengajar menjadi lebih menarik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Mengajar


1. Hakikat Belajar
Menurur Gagne dalam Kokom Komalasari mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan
kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan
kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan
berbagai jenis performance (kinerja).
Sedangkan menurut Harold Spears dalam Agus Suprijono
mendefinisikan belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
Pada hakikatnya, belajar adalah suatu aktifitas yang
mengharapkan perubahan tingkah laku (Behavioral Change) pada diri
individu yang belajar. Adapun proses belajar tidak hanya terjadi karena
adanya interaksi antara siswa dengan guru. Hasil belajar yang maksimal
dapat pula di peroleh lewat interaksi antara siswa dengan sumber–sumber
belajar lainnya.
Menurut Mudhofir dalam Yudhi Munadi menyebutkan bahwa
sumber belajar pada hakikatnya merupakan komponen system
instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkingan yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
(peserta didik). Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai
segala macam sumber yang ada di luar diri seseorang (siswa) dan
memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi melalui
belajar tidak hanya mencakup pengetahuan, tetapi juga ketrampilan untuk
hidup, serta dalam proses pembelajaran tidak hanya di dominasi oleh
aktifitas menghafal, tetapi juga melakukan, mengamati, membaca, dan
ikut menyimpulkan.
2. Pengertian Mengajar
Mengajar sebagai suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur
lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga
terjadi proses pembelajaran. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya
menciptakan kondisi yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan
belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan sedemikian rupa sehingga
membantu perkembangan anak secara optimal baik jasmani maupun
rohani, baik fisik maupun mental.
Mengajar adalah pembelajaran dan pembinaan siswa mengenai
bagaimana belajar, bagaimana berfikir dan bagaimana menyelidiki.
Pengertian mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan
belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar
merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya
dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses
belajar mengajar (http://contoh-surat.net/pengertian-belajar.html).
Sedangkan Menurut Thoifuri (2008 : 37) mengajar adalah
kegiatan yang dilakukan guru dan anak didik secara bersama-sama untuk
memperoleh pengetahuan melalui proses pembelajaran yang akhirnya
membentuk perilaku atau kepribadian anak.
Menurut Anitah, et.al. (2009 : 5.2) mengajar bukan hanya
menyampaikan bahan pelajaran pada siswa, tetapi merupakan suatu
proses upaya membimbing dan memfasilitasi siswa supaya dapat belajar
secara efektif dan efisien.
Dalam bukunya Belajar dan pembelajaran, Dimyati dan Mudjiono
(2002 : 4-5), dampak kegiatan mengajar adalah hasil yang dapat diukur,
seperti tertuang dalam angka rapor, angka dalam ijazah, atau kemampuan
meloncat setelah latihan. Dampak pengiring lainnya adalah terapan
pengetahuan dan kemampuan di bidang lain, suatu transfer belajar.
B. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)
menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktifitas atau
proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sedangkan
belajar adalah aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan–perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku pesrta didik
akibat belajar. Perubahan perilaku dapat disebabkan karena dia mencapai
penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar
mengajar (pembelajaran).
Hasil belajar merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Definisi lain hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar.
Jadi, hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan para peserta
didik yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar termasuk
komponen pendidikan yang harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan,
karena hasil belajar diukur untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan
melalui proses belajar mengajar.
Tujuan pendidikan secara khusus tercermin dalam tujuan belajar.
Secara umum tujuan belajar yang diusahakan untuk dicapai meliputi tiga hal,
yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan
keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya ini dimaksudkan untuk
mencapai hasil yang diharapkan. Relevan dengan hal ini, hasil belajar
tersebut meliputi :
a) Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif).
b) Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif).
c) Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik).
Ketiga hasil belajar diatas dalam pembelajaran merupakan tiga hal
yang secara programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri siswa
merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dengan demikian dalam
sebuah rencana pembelajaran, hendaknya guru melakukan pilihan–pilihan
strategi pembelajaran khususnya metode yang sesuai dengan tujuan, yakni
yang dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif,
atau psikomotorik.

C. Pembelajaran IPA
1. Pengertian
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala-gejala alam yang sistematis, tersusun secara
teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil observasi dan
eksperimen. Sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu pelajaran yang ada
di SD. Mata pelajaran IPA memiliki spesifikasi tersendiri. Pokok-pokok
materi yang disampaikan berupa prinsip-prinsip, konsep-konsep, fakta-
fakta yang berkenaan dengan lingkungan dan gejala alam yang kadang
terlalu rumit dan komplek bagi siswa SD.

2. Hakikat Pembelajaran IPA


Hakikat pembelajaran sains yang dideinisikan sebagai ilmu
tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Ilmu
Pengetahuan Alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu
ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap. Hakekat
Pembelajaran IPA meliputi :
1) IPA sebagai produk, adalah kumpulan hasil penelitian yang telah
ilmuan dan berbentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan
empiris dan analitis. Bentuk IPA sebagai produk, antara lain :
a) Fakta dalam IPA, pernyataan tentang benda yang benar-benar
ada, atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan mudah
dikonfirmasi secara obyektif.
b) Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-
fakta IPA.
c) Prinsip IPA yaitu generalisasi tentang hubungan diantara
konsep-konsep IPA.
d) Hukum-hukum alam (IPA), prinsip-prinsip yang sudah diterima
meskipun bersifat sementra, tetapi karena mengalami pengujian
yang berulang-ulang maka hukum aam bersifat kekal selama
belum ada pembuktian yang lebih akurat dan logis.
e) Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-
fakta, konsep, prinsip yang saling berhubungan.
2) IPA sebagai proses, yaitu untuk menggali dan memahami
pengetahuan tentang alam. Proses dalam memahami IPA disebut
dengan ketrampilan proses sains (science process skills) adalah
ketramplan yang dilakukan oleh para ilmuan, seperti mengamati,
mengukur, mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
3) IPA sebagai sikap. Sikap imiah dikembangkan melalui kegiatan
siswa dalam pembelajaran pada saat melakukan diskusi, percobaan,
simulasi, dan kegiatan proyek dilapangan.

3. Fungsi Pembelajaran IPA


IPA lebih menekankan pada kegiatan yang mengembangkan
ketrampilan yang disebut proses ilmiah. Proses ilmiah tersebut dapat
digambarkan melalui fungsi pengajaran IPA bagi siswa yaitu :
1) Memahami alam sekitar.
2) Memiliki ketrampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA yang
berupa ketrampilan atau metode ilmiah.
3) Memiliki sikap ilmiah didalam mengenal alam sekitar dan
memecahkan masalah yang dihadapinya serta menyadari kebesaran
sang pencipta.

D. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Dari segi bahasa metode berasal dari bahasa Inggris yaitu method,
dan dari bahasa Yunani yaitu methodos. Methodos berasal dari kata meta
yang berarti sesudah atau melampaui, dan hodos berarti cara atau jalan.
Secara istilah, metode yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Djamarah dan Aswan Zain, metode adalah suatu cara
yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, metode adalah upaya
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata
agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Selain itu, metode
juga bisa dipahami sebgai cara kerja yang teratur dan bersistemuntuk
dapat melaksanakan suatu kegiatan dengan mudah dan sistematis.
Berdasarkan berbagai pendapat yang menjelaskan definisi tentang
metode, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara
yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang telah disusun
untuk mencapai tujuan yang optimal.
Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru
dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
setelah pembelajaran berakhir. Seorang guru tidak dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik, bila tidak menguasai satupun metode mengajar
yang dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
Karena peranan guru bukan semata–mata memberikan informasi,
melainkan juga mengarahkan dan memberikan fasilitas belajar agar
proses belajar lebih memadai.
Sedangkan pembelajaran disini mengandung arti setiap kegiatan
yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru. Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Menurut Corey dalam Syaiful Sagala, menjelaskan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola
untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi
tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat ditari
kesimpulan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara yang
digunakan oleh seorang guru pada kegiatan pembelajaran guna
mengantarkan murid untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Sehingga hal ini juga mengandung pengertian bahwa
metode pembelajaran dalam mata pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang guru dalam
kegiatan pembelajaran guna mengantarkan murid untuk mencapai tujuan-
tujuan pembelajaran pada mata pelajaran IPA yang telah ditetapkan
disekolah atau madrasah.

2. Macam-macam Metode Pembelajaran


Beberapa pakar atau sumber menyebutkan berbagai macam
metode pembelajaran, diantaranya :
1) Achmad Patoni dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama
Islam menyebutkan metode pembelajaran diantaranya adalah metode
ceramah, metode Tanya jawab, metode diskusi, metode tugas,
metode permainan dan simulasi, metode latihan siap, metode
demonstrasi dan eksperimen, metode karya wisata, metode keja
kelompok, metode sosiodrama dan bemain peran, metode team
teaching, metode pemecahan masalah, metode proyek dan unit,
metode uswatun hasanah, dan metode anugerah.
2) Sedangkan Syaiful Sagala dalam bukunya Konsep dan Makna
Pembelajaran (Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar
dan Mengajar) menambahkan metode tersebut diantaranya meliputi
metode ceramah, metode tanya jawab, metode diskusi, metode
demonstrasi, metode sosiodrama, metode karyawisata, metode kerja
kelompok, metode latihan, metode pemberian tugas, dan metode
eksperimen.
3) Kemudian Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya Strategi
Belajar Mengajar mengemukakan macam-macam metode
pembelajaran, yaitu metode proyek, metode eksperimen, metode
tugas dan resitasi, metode diskusi, metode sosiodrama, metode
demonstrasi, metode problem solving, metode karya wisata, metode
Tanya jawab, metode latihan, dam metode ceramah.
4) Adapun Kokom Komalasari dalam bukunya Pembelajaran
Kontekstual (Konsep dan Aplikasi) terdapat beberapa metode yang
dapat diimplementasikan, yaitu metode ceramah, metode
demonstrasi, metode diskusi, metode simulasi, metode laboratorium,
metode pengalaman lapangan, brainstorming, debat, simposium, dan
sebagainya.
Demikianlah berbagai macam metode yang dikemukakan oleh
beberapa pakar, dan diharapkan semua metode tersebut dapat membantu
guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas.

3. Peran Metode Pembelajaran yang Efektif


Kegiatan pembelajaran adalah sebuah interaksi yang bernilai
pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa
di kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan tidak akan memberikan
dorongan kepada siswa bila penyampaiannya menggunakan metode yang
kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting
dalam penyampaian bahan pelajaran.
Sebagai seorang pendidik sudah seharusnya guru mampu
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan dapat mendorong
siswa untuk belajar. Sehingga berdampak positif pada pencapaian hasil
belajar yang maksimal, proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien,
serta pembelajaran yang diharapkan tercapai. Guna mewujudkan itu
semua seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program
pembelajaran yang optimal dengan memperhatikan situasi dan kondisi
siswa, termasuk juga perangkat pembelajarannya.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan
percuma hanya karena metode menurut kehendak guru dan mengabaikan
kebutuhan siswa, fasilitas, serta serta situasi kelas. Seharusnya
penggunaan metode itu dapat menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran, bukan tujuan yang harus beradaptasi dengan metode.
Oleh karena itu, efektifitas penggunaan metode dapt terjadi bila
ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pembelajaran
yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan
tertulis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran dan juga
memperhatikan hal-hal yang mempengaruhi penggunaan metode guna
pemilihan yang tepat, diharapkan dapat menciptakan suatu pembelajaran
yang efektif dan bermakna. Sehingga tujuan pembelajaran pun dapat
tercapai dengan baik.
E. Penerapan Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka segala
sesuaru memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dengan cara mengajar
guru di kelas digunakan metode eksperimen. Eksperimen sendiri adalah
percobaan untuk membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.
Metode eksperimen merupakan salah satu dari sekian banyak metode
pembelajaran, karena dalam eksperimen mengandung makana belajar
untuk berbuat. Yang dimaksud dengan metode eksperimen adalah salah
satu cara mengajar dimana siswa melakukan suatu percobaan tentang
suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya,
kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh
guru.
Menurut Syaiful Sagala, metode eksperimen adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan
dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau
hipotesis yang dipelajari. Sedangkan Djamarah dan Aswan Zain
mengemukakan bahwa metode eksperimen (percobaan) adalah penyajian
pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dari berbagai pendapat yang disampaikan oleh para ahli diatas,
dapat disimpulkan dalam proses pembelajaran dengan metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis,membuktikan, dan
menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses
sesuatu. Dengan demikian, peserta didik dituntut untuk mengalami
sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum dalil,
dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Peran guru dalam metode eksperimen ini sangat penting,
khususnya berkaitan dengan ketelitian dan kecermatan sehingga tidak
terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen
dalam kegiatan belajar dan mengajar. Jadi, peran guru untuk membuat
kegiatan belajar ini menjadi faktor penentu berhasil atau gagalnya
metode eksperimen ini.

2. Tujuan Metode Eksperimen


Penggunaan metode eksperimen mempunyai tujuan, sebagai
berikut :
1) Agar siswa (peserta didik) mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri
2) Siswa (peserta didik) dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah
(scientific thinking)
3) Siswa (peserta didik) menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu
yang sedang dipelajarinya.

3. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Eksperimen


Agar penggunaan metode eksperimen dapat berhasil guna dan
berdaya guna, siswa yang akan melaksanakan suatu eksperimen perlu
memperhatikan prosedur sebagai berikut :
1) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimaen, mereka
harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2) Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang :
a) Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam
percobaan.
b) Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui
variable-variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
c) Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
d) Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
e) Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagainya.
3) Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan
siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang
kesempurnaan jalannya eksperimen.
4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil
penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengevaluasi dengan
tes atau sekedar tanya jawab.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melakukan
eksperimen adalah:
1) Menerangkan tujuan eksperimen.
2) Membicarakan terlebih dahulu masalah mana yang penting
didahulukan dan mana yang harus dikemudiankan pelaksanaannya.
3) Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus
menetapkan : (a) alat-alat mana yang diperlukan, (b) langkahlangkah
apa yang harus ditempuh, (c) hal-hal apa yang harus dicatat, (d)
variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
4) Setelah eksperimen berakhir, guru harus :
a) Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut.
b) Mengadakan tanya jawab dengan proses.
c) Melaksanakan tes untuk menguji pengertian siswa.
Pelaksanaan metode eksperimen dapat berjalan dengan efektif
dan efesien, manakala seorang guru (pendidik) memperhatikan beberapa
hal berikut ini :
1) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap
siswa.
2) Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka
kondisi alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik
dan bersih.
3) Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi
dalam mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang
cukup lama sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran
dari teori yang dipelajari itu.
4) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka
perlu diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping
memperoleh pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga
kematangan jiwa dan sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam
memilih objek eksprimen itu.
5) Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa
dieksperimenkan, seperti masalah yang mengena kejiwaan, beberapa
segi kehidupan sosial dan keyakinan manusia. Kemungkinan lain
karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa
diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Berdasarkan uraian diatas diharapkan pelaksanaan metode


eksprimen dalam kegiatan pembelajaran akan bermanfaat bagi peserta
didik untuk menguasai kecakapan itu. Serta dapat menumbuhkan
pemahaman untuk melengkapi penguasaan pelajaran yang diterima
secara teori dan praktik di sekolah.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV (Empat) dengan
jumlah siswa laki-laki 16 dan perempuan 9 tahun pelajaran 2016/2017.

2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SD Negeri 4 Jebus Kecamatan Jebus Kabupaten Bangka
Barat.

3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 25
April 2017, 28 April 2017, dan 02 Mei 2017, semester genap tahun
pelajaran 2016/2017.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Mata
No. Hari/ Tanggal Materi Siklus
Pelajaran
Perpindahan Energi
1 Selasa, 25 April 2017 IPA Pra siklus
Panas

Perpindahan Energi
2 Jum`at, 28 April 2017 IPA I
Panas

Perpindahan Energi
3 Selasa, 02 Mei 2017 IPA II
Panas
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu :
a) Lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui pelaksanaan
proses belajar mengajar di kelas.
b) Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar dari penelitian dapat dilihat pada setiap
siklus.
c) Angket siswa pada penelitian untuk mengetahui masalah yang
dimiliki siswa pada pembelajaran sebelumnya.

4. Pihak yang Membantu


Setiap siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi
dan dibantu oleh supervisor 2 untuk mengamati proses pembelajaran
yang dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan dan supervisor
1 yang bertugas membimbing pelaksanaan PKP mahasiswa di kelas
bimbingan PKP, serta Kepala SD Negeri 4 Jebus.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, guru diamati oleh
supervisor 2 dengan prosedur pembelajaran dan langkah-langkah sebagai
berikut.

1. Siklus I
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun
berdasarkan hasil observasi kegiatan pra tindakan. Rancangan
tindakan ini disusun dengan beberapa cakupan, antara lain:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang
materi yang akan diajarkan sesuai dengan Metode Pembelajaran
Eksperimen.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan percobaan.
3) Mempersiapkan lembar kerja siswa yaitu lembar kerja kelompok
dan lembar kerja Test Akhir Siklus I.
4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas
peneliti dan lembar observasi aktivitas siswa.
5) Pembentukan kelompok.
b. Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan Metode Pembelajaran eksperimen. Diawali
dengan persiapan pembelajaran, yaitu mempersiapkan materi
pelajaran perpindahan energi panas, kemudian menyampaikan tujuan
pembelajaran dan melakukan apersepsi.
Mempersiapkan alat-alat percobaan eksperimen disetiap
kelompok yang digunakan kemudian menyampaikan materi secara
garis besar. Menerapkan Metode eksperimen pada pembelajaran IPA
di kelas. Kegiatan akhir, peneliti mengarahkan siswa untuk
menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama, kemudian
peneliti memberikan motivasi agar siswa lebih giat belajar.
Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan salam.
Dalam pembelajaran ini juga diadakan tes secara individual
(Tes Akhir siklus I) yang diberikan diakhir tindakan, berguna untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah dibuat dan mengadakan penilaian untuk mengetahui
kemampuan berpikir siswa.
Kegiatan ini meliputi pengamatan terhadap perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan tindakan, minat siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrument yang
telah dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil
observasi tersebut dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan
tindakan berikutnya.
d. Refleksi
Pengkajian data pada tahap refleksi melibatkan observasi
sehingga diharapkan evaluasi dan refleksi akan lebih efektif, hasil
dan refleksi ini digunakan sebagai diskusi balikan untuk
merencanakan dan mengadakan perbaikan pada pelaksanaan
tindakan berikutnya. Berdasarkan hasil tindakan yang disertai
observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
kegiatan pembelajaran yang dapat digunakan untuk menentukan
tindakan perbaikan pada siklus II.

2. Siklus II
Pada siklus II ini juga prosedur pelaksanaan disusun sama dengan
siklus I yang terdiri dari :
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan
refleksi hasil observasi pembelajaran pada siklus I. Perencanaan
tindakan ini dipusatkan kepada sesuatu yang belum dapat terlaksana
dengan baik pada tindakan siklus I.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas yang
sama sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan
hasil refleksi siklus I.
c. Pengamatan
Kegiatan observasi ini meliputi pengamatan terhadap
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus II, minat
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan di kelas IV pada siklus II, guru melakukan refleksi
terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dari hasil
refleksi dan diskusi dengan supervisor 2 menganalisis pelaksanaan
pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen untuk
membuat kesimpulan dalam meningkatkan minat dan hasil belajar
siswa kelas IV Semester 2 SD Negeri 4 Jebus kabupaten Bangka
Barat terhadap pembelajaran IPA Tahun Pelajaran 2016/2017.

C. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian tindakan kelas ini dikumpulkan dua jenis data, yaitu
data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Kunandar (2008 : 123) data
kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif persentase, sedangkan data
kualitati dapat dianalisis secara kualitatif.
a) Data Kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa.
b) Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang
menggambarkan ekspresi siswa tentang tingkat pemahamannya,
antusiasnya, kepercayaan diri, dan motivasinya.
1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, dipergunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa.
b) Observasi, dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran dengan
menerapkan metode demonstrasi menggunakan alat peraga garis
bilangan mistar.
c) Diskusi antara guru, supervisor 2, dan kolaborator untuk refleksi
hasil siklus penelitian tindakan kelas.
2. Alat Pengumpulan Data Penelitian Tindakan Kelas
a) Tes, menggunakan butir soal/ instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa.
b) Observasi, menggunakan lembar observasi untuk mengukur tingkat
aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar IPA.
Diskusi, menggunakan lembar hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari hasil pengamatan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru bersama
dengan supervisor 2 diperoleh bahwa prestasi belajar siswa mengalami
peningkatan dari siklus ke siklus. Hal ini dapat dilihat pada data dibawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Evaluasi Belajar Siswa


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Indikator : Perpindahan Energi Panas
Siklus
No Nama Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Aprianto 60 50 90
2 Angga Harianji 90 50 90
3 Anggi Rihardi 50 80 80
4 Aprilia Hapidza Fidiyanti 80 60 80
5 Budianto 80 80 90
6 Fahri Ilham Saufani 30 70 90
7 Ferdiansyah 40 90 90
8 Frans Wijaya 50 70 80
9 Harizki Saputra 80 80 60
10 Ikhsan Febrianto 50 60 80
11 Medri 50 50 90
12 Nardho Tilah 60 60 80
13 Novitasari 50 70 80
14 Nursiva Karim 80 90 100
15 Rasmi Yola Cantika 60 80 100
16 Ridho Taupik 50 90 100
17 Rindi Mini Adinda 60 80 80
18 Rista 90 70 90
19 Siti Nabila 90 50 60
20 Syahrizam Pratama 80 70 80
21 Verdi Saprino 80 70 90
22 Yeni 40 70 90
23 Yoga Nopiandi 30 80 80
24 Zefa Syahputra 70 20 60
25 Ziad Mizari 30 60 90
Jumlah 1.530 1.660 2.010
Nilai ≥ 70 10 17 22
Nilai rata-rata 61,2 66,40 80,4
Persentase nilai ≥ 70 40% 68% 88%

Dilihat dari daftar nilai hasil penelitian sampai dengan siklus II pada
mata pelajaran IPA pada SD Negeri 4 Jebus telah terjadi peningkatan kualitas
hasil belajar. Ini dibuktikan banyak siswa yang sudah mendapat nilai diatas
KKM. Pada kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
berjalan optimal.

90
80,4
80
70 66.4
61.2
60
50
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Grafik 4.1 Nilai Rata-rata Perolehan Siswa Selama Perbaikan Pembelajaran
Dari grafik 4.1 terlihat bahwa metode pembelajaran dengan
eksperimen pada materi perpindahan energi panas serta latihan soal-soal yang
cukup terhadap siswa kelas IV SD Negeri 4 Jebus yang sudah dilaksanakan
dengan baik oleh guru, maka didapat nilai rata-rata hasil belajar siswa
meningkat. Dari proses perbaikan pembelajaran mulai dari siklus I sampai
siklus II nilai rata-rata siswa meningkat, yakni mencapai 80,4. Hal ini
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman dan penguasaan
pembelajaran oleh siswa.
Adapun persentase peningkatan Kriteria Kelulusan Minimal (KKM)
yang dilakukan selama perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil tes tertulis
terhadap 25 orang siswa kelas IV SD Negeri 4 Jebus (nilai evaluasi terlampir)
adalah sebagai berikut.

100
88%
90
80
68%
70
60
50
40%
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.2 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

Dari grafik 4.2 terlihat bahwa pada pra siklus dari 25 siswa, 40%
siswa sudah mencapai KKM yakni memperoleh nilai 70 keatas sedangkan
yang belum berhasil mencapai nilai nilai 70 sebanyak 60%. Tetapi pada
siklus I terjadi peningkatan dan perbaikan nilai dari 25 siswa, 68% sudah
memperoleh nilai baik di atas 70. Peningkatan jumlah siswa yang mencapai
KKM meningkat tinggi terjadi pada siklus II, yakni 88%. Hal ini disebabkan
dalam proses belajar mengajar guru sudah mampu melibatkan siswa secara
langsung dan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa dengan cepat
bisa memahami materi yang diberikan. Disamping itu juga, guru lebih kreatif
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dengan
memberikan pengalaman yang konkrit kepada siswa.

Berikut ini adalah hasil observasi terhadap 25 siswa kelas IV SD


Negeri 4 Jebus yang aktif dan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran
pada saat perbaikan pembelajaran berlangsung.

25
22

20
17
15
15
Siswa aktif
10
10 Siswa kurang aktif
8

5 3

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.3 Grafik Keaktifan Siswa

Dari grafik 4.3 menunjukkan bahwa dari ke-2 siklus tersebut pada
siklus II terjadi peningkatan yang signifikan terhadap keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran, yakni 22 siswa bisa menjawab benar dan aktif dalam
tanya jawab dengan guru. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kemauan
siswa melakukan tanya jawab dan aktif dalam pembelajaran mengalami
peningkatan yang tinggi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan hasil tes tertulis yang diberikan guru pada siklus I, masih
ada siswa yang belum menguasai materi dengan baik yaitu sebanyak 8 orang
atau 32%. Sedangkan siswa sudah tuntas dalam belajar pada siklus II terdapat
22 siswa yang telah tuntas atau 88%. Dengan kata lain, nilai rata-rata yang
diperoleh siswa pada mata pelajaran normal hanya 61,2 namun pada siklus I
diperoleh nilai 64,40 dan pada siklus II diperoleh nilai 80,4. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa terdapat perubahan nilai yang lebih baik
pada siklus II.
Perkembangan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada
materi perpindahan energi panas dengan metode eksperimen dapat disajikan
dalam tabel dan grafik perolehan nilai rata-rata kelas.

Tabel 4.2 Perkembangan Hasil Belajar Siswa

Perolehan Nilai Siswa

No Catatan Prestasi Pra Siklus


Siklus I Siklus II

1. Nilai terendah 30 20 60

2. Nilai tertinggi 90 90 100

3. Nilai rata-rata kelas 61 66 80


120

100
100
90 90
80
80
66
61 60 Nilai terendah
60
Nilai tertinggi
Nilai rata-rata
40
30
20
20

0
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Grafik 4.4 Perolehan nilai per siklus

Dari grafik 4.4 perolehan nilai per siklus dapat dikatakan bahwa,
penerapan Metode Eksperimen bisa meningkatkan hasil belajar siswa kelas
IV di SD Negeri 4 Jebus sebelum diberi tindakan diperoleh nilai rata-rata test
awal siswa kelas IV SD Negeri 4 Jebus dengan taraf keberhasilan hasil test
awal siswa yang mencapai nilai ≥70 sebanyak 10 siswa (40%) dan <70
sebanyak 15 siswa (60%) dengan nilai ratarata kelas adalah 61,2. Pada siklus
I nilai rata-rata kelas 66,40 siswa yang mendapat nilai ≥70 sebanyak 17 siswa
(68%) dan <70 sebanyak 8 siswa (32%). Sedangkan pada siklus II nilai rata-
rata 80,4 siswa yang mendapat nilai ≥70 sebanyak 22 siswa (88%) dan <70
sebanyak 3 siswa (12%).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 4 Jebus pada mata pelajaran IPA
materi Perpindahan Energi Panas mengalami peningkatan yang
signifikan setelah dilaksanakan pembelajaran menggunakan metode
eksperimen.
2. Mengaitkan pembelajaran dengan metode eksperimen akan membuat
pembelajaran menjadi lebih bermakna.
3. Keterampilan dan minat belajar siswa dalam tanya jawab selama proses
pembelajaran menggunakan metode eksperimen dapat muncul dan 88%
menunjukkan peningkatan.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan simpulan diatas, maka terdapat beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan oleh guru dalam upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran IPA sebagai berikut:
1. Sebaiknya guru melaksanakan pembelajaran pada materi perpindahan
energi panas dengan menggunakan metode eksperimen agar minat
prestasi belajar siswa dapat meningkat.
2. Gunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariatif sesuai dengan
tujuan pembelajaran dan perkembangan peserta didik .
3. Sebaiknya kaitkan pembelajaran yang dilaksanakan dengan pengalaman
kongkrit siswa agar pembelajaran menjadi bermakna.
4. Libatkan siswa secara lebih aktif dalam setiap proses pembelajaran
melalui penerapan metode eksperimen.
5. Lakukan refleksi diri setiap selesai mengajar untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Sapriati, Amalia (2009). Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Susanto, Ahmad (2013). Teori Belajar & Pembelajaran si Sekolah Dasar.


Jakarta: Kencana Media Group.

Ramayulis, (2005). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Maunnah, Binti (2009). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Yogyakarta: Teras.

Arifin, Mulyati, et, all, (2005). Setrategi Belajar mengajar Kimia Malang:
Universitas Negri Malang

Komalasari, Kokom (2011). Pembelajaran Kontekstual : Konsep dan Aplikasi.


Bandung: Refika Aditama.

Suprijono, Agus (2009). Cooperative Learning : Teori dan Aplikasi Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Kunandar (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta:
Rajawali Pers

Munadi, Yudhi (2008). Pembelajaran : Sebuah Pendekata Baru. Jakarta: Gaung


Persada Press.

http://contoh-surat.net/pengertian-belajar.html
diakses 20 Mei 2017.

Thoifuri, (2008). Menjadi Guru Inisiator. Semarang : RaSAIL Media Group.


Anitah, W. Sri., et.al (2009). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Dimyati. Dkk (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.

Nashar. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan


Pembelajaran. Jakarta : Delia Press.
Lampiran 1

KESEDIAAN SUPERVISOR 2 SEBAGAI


PEMBIMBING PKP

Kepada
Kepala UPBJJ-Pangkal pinang
Di Pangkalpinang.
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:

Nama : ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP : 197805092009032002
Tempat Mengajar : SD Negeri 4 Jebus
Alamat Sekolah : DesaLimbung, Kecamatan Jebus, Bangka Barat
Telepon/HP : 085310284278

Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk mendampingi dalam


pelaksanaan PKP atas nama:
Nama : RINO KUSNO
NIM : 821683141

Program Studi : S1-PGSD


Tempat Mengajar : SD Negeri 4 Jebus
Alamat Sekolah : DesaLimbung, Kecamatan Jebus, Bangka Barat
Telepon/HP : 082186900123
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Jebus, 08 April 2017


Mengetahui, Supervisor 2,
Kepala Sekolah

PARJANA, S.Pd.SD ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 196302031983081002 NIP. 197805092009032002
Lampiran 2
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Rino Kusno
NIM : 821683141
UPBJJ-UT : Pangkal Pinang
Menyatakan Bahwa :
Nama : Andria Sari, S.Pd.SD
NIP : 197805092009032002
Tempat Mengajar : SD Negeri 4 Jebus
Jabatan : Guru Kelas

Adalah Supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah PDGK4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP).

Jebus, 10 April 2017


Menyetujui,
Supervisor 2 Mahasiswa,

ANDRIA SARI, S.Pd.SD RINO KUSNO


NIP. 197805092009032002 NIM. 821683141
Lampiran 3

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT


DINAS PENDIDIKAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA
SEKOLAH DASAR NEGERI 4 JEBUS
Alamat : Desa Limbung, Kec. Jebus, Kab. Bangka Barat, Kode Pos 33362

SURAT KETERANGAN
Nomor : 420/ 015/ SDN4/ 05/ 2017
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Jebus.
Nama : Parjana, S.Pd.SD
NIP : 196302031983081002
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri 4 Jebus
Menyatakan bahwa :
Nama : Rino Kusno
NIM : 821683141
Unit Kerja : SD Negeri 4 Jebus

Telah melaksanakan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA tanggal 25


April 2017, 28 April 2017 dan 02 Mei 2017, semester genap tahun pelajaran
2016/2017.

Demikian surat keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat


dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jebus, 06 Mei 2017


Kepala Sekolah,

PARJANA, S.Pd.SD
NIP. 196302031983081002
Lampiran 4

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SIKLUS I

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


1. pada siklus I terjadi peningkatan dan perbaikan nilai dari 25 siswa, 68%
sudah memperoleh nilai baik di atas 70.
2. Hasil observasi siklus 1. Aktivitas siswa dalam PBM, Hasil observasi
aktivitas siswa dalam PBM selama siklus pertama baru mencapai 68%
aktif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 4 Jebus secara langsung,
diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa
adalah
1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diakibatkan
oleh penggunaan metode ceramah secara terus menerus.
2. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
4. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa terlihat
kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal sehingga hasil
belajar siswa rendah.

C. Analisis Masalah
1. Dalam mengajarkan IPA, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah
memahami materi yang dipelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk
mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang
dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA, maka seyogyanya
guru menyiapkan media atau alat peraga yang diperlukan
2. Oleh karena itu dengan metode pembelajaran eksperimen merupakan
strategi yang cocok diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi siswa SD Negeri 4 Jebus dalam proses belajar IPA. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

D. Alternatif Pemecahan Masalah


Dilakukankanlah tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar
dan dirumuskanlah masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
“Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester 2 SD
Negeri 4 Jebus Kabupaten Bangka Barat Pada Mata Pelajaran IPA Materi
Perpindahan Energi Panas Dengan Metode Eksperimen Tahun Pelajaran
2016/2017”.

Jebus, 28 April 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Supervisor 2,

PARJANA, S.Pd.SD ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 196302031983081002 NIP. 197805092009032002
Lampiran 4.1

PERENCANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SIKLUS II

A. Fakta/data pembelajaran yang terjadi dikelas


1. Peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM meningkat tinggi terjadi
pada siklus II, yakni 88%. Sedangkan nilai dengan katagori kurang masih
12% sehingga bisa dikatakan sebagaian besar siswa sudah memenuhi
standar nilai KKM (70).
2. Hasil observasi siklus II. Aktivitas siswa dalam PBM.Hasil observasi
aktivitas siswa dalam PBM selama siklus kedua mencapai 88% aktif.
3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pengamatan guru SD Negeri 4 Jebus secara langsung,
diperoleh gambaran bahwa ternyata kesulitan yang dihadapi oleh para siswa
adalah
1. Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diakibatkan
oleh penggunaan metode ceramah secara terus menerus.
2. Siswa sangat pasif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan guru.
4. Selain itu dari hasil pengamatan terhadap lembar jawaban siswa terlihat
kurangnya kemampuan siswa dalam penyelesaian soal sehingga hasil
belajar siswa rendah.

4. Analisis Masalah
1. Dalam mengajarkan IPA, sebaiknya diusahakan agar siswa mudah
memahami materi yang dipelajari, sehingga siswa lebih berminat untuk
mempelajarinya. Jika sekiranya diperlukan media atau alat peraga yang
dapat membantu siswa dalam memahami materi IPA, maka seyogyanya
guru menyiapkan media atau alat peraga yang diperlukan
2. Oleh karena itu dengan metode pembelajaran eksperimen merupakan
strategi yang cocok diterapkan dalam mengatasi masalah-masalah yang
dihadapi siswa SD Negeri 4 Jebus dalam proses belajar IPA. Proses
pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja
dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi
pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.

5. Alternatif Pemecahan Masalah


Dilakukankanlah tindakan dengan menggunakan partisipasi belajar
dan dirumuskanlah masalah penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
“Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester 2 SD
Negeri 4 Jebus Kabupaten Bangka Barat Pada Mata Pelajaran IPA Materi
Perpindahan Energi Panas Dengan Metode Eksperimen Tahun Pelajaran
2016/2017”.

Jebus, 02 Mei 2017


Mengetahui,
Kepala Sekolah Supervisor 2,

PARJANA, S.Pd.SD ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 196302031983081002 NIP. 197805092009032002
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(PRA SIKLUS)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : IV/ II
Pertemuan Ke : I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.

C. Indikator
1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas.
2. Menyebutkan contoh-contoh sumber energi panas.
3. Menjelaskan cara perpindahan energi panas.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam sumber energi panas.
2. Peserta didik dapat menyebutkan cara perpindahan energi panas.
3. Peserta didik dapat membuktikan dengan percobaan tentang perpindahan
energi panas pada benda.

E. Materi Ajar
Perpindahan Energi Panas.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 Menit)
- Berdoa
- Absensi siswa
- Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
- Guru menguraikan materi tentang sumber energi panas dan
perpindahan energi panas.
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
sumber-sumber energi panas dan perpindahan energi panas.
- Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan
penguatan serta penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
- Guru menyimpulkan mtari.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar


1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV, Penerbit Erlangga
2. Buku IPA Kelas IV, bse, Pusat Perbukuan Depdiknas.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
- Tes awal
- Tes proses
- Tes akhir
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian
4. Instrumen Penilaian : Lembar penilaian

CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Jebus, 25 April 2017


Menyetujui,
Kepala SDN 4 Jebus Mahasiswa,

PARJANA, S.Pd.SD RINO KUSNO


NIP. 196302031983081002 NIM. 821683141

Mengetahui,
Supervisor 2

ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 197805092009032002
Lampiran 5.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : IV/ II
Pertemuan Ke : II (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.

C. Indikator
1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas.
2. Menyebutkan contoh-contoh sumber energi panas.
3. Menjelaskan cara perpindahan energi panas.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam sumber energi panas.
2. Peserta didik dapat menyebutkan cara perpindahan energi panas.
3. Peserta didik dapat membuktikan dengan percobaan tentang perpindahan
energi panas pada benda.

E. Materi Ajar
Perpindahan Energi Panas.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
4. Percobaan/ Eksperimen.
5. Penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 Menit)
- Berdoa
- Absensi siswa
- Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
- Guru menguraikan materi tentang sumber energi panas dan
perpindahan energi panas.
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
sumber-sumber energi panas dan perpindahan energi panas.
- Dengan bimbingan guru, siswa melakukan percobaan bersama teman
kelompoknya.
- Salah satu wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, siswa
yang lain memperhatikan.
- Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan
penguatan serta penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
- Guru menyimpulkan mtari.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
- Memberikan PR.
H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV, Penerbit Erlangga
2. Buku IPA Kelas IV, bse, Pusat Perbukuan Depdiknas.
3. Lilin, Korek Api, Sendok Logam dan Kain Lap.

I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
- Tes awal
- Tes proses
- Tes akhir
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian
4. Instrumen Penilaian : Lembar penilaian

CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Jebus, 28 April 2017


Menyetujui,
Kepala SDN 4 Jebus Mahasiswa,

PARJANA, S.Pd.SD RINO KUSNO


NIP. 196302031983081002 NIM. 821683141
Mengetahui,
Supervisor 2

ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 197805092009032002
Lampiran 5.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS II)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam


Kelas/ Semester : IV/ II
Pertemuan Ke : III (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi
Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan
sehari-hari.

B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat dilingkungan sekitar
serta sifat-sifatnya.

C. Indikator
1. Mengidentifikasi sumber-sumber energi panas.
2. Menyebutkan contoh-contoh sumber energi panas.
3. Menjelaskan cara perpindahan energi panas.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam sumber energi panas.
2. Peserta didik dapat menyebutkan cara perpindahan energi panas.
3. Peserta didik dapat membuktikan dengan percobaan tentang perpindahan
energi panas pada benda.

E. Materi Ajar
Perpindahan Energi Panas.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
3. Diskusi.
4. Percobaan/ Eksperimen.
5. Penugasan.

G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (5 Menit)
- Berdoa
- Absensi siswa
- Apersepsi
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
- Guru menguraikan materi tentang sumber energi panas dan
perpindahan energi panas.
- Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
sumber-sumber energi panas dan perpindahan energi panas.
- Dengan bimbingan guru, siswa melakukan percobaan bersama teman
kelompoknya.
- Salah satu wakil kelompok mempersentasikan hasil diskusinya, siswa
yang lain memperhatikan.
- Guru bersama siswa bertanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari serta meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan
penguatan serta penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup (15 Menit)
- Guru menyimpulkan mtari.
- Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
- Memberikan pekerjaan rumah dan menginformasikan materi yang
akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.
H. Alat/ Bahan/ Sumber Belajar
1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas IV, Penerbit Erlangga
2. Buku IPA Kelas IV, bse, Pusat Perbukuan Depdiknas.
3. Lilin, Korek Api, Sendok Logam, Kawat (20 cm), Balok Kayu Setinggi
Lilin, Mentega.
I. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
- Tes awal
- Tes proses
- Tes akhir
2. Jenis Penilaian : Tes tertulis
3. Bentuk Penilaian : Isian
4. Instrumen Penilaian : Lembar penilaian

CATATAN :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Jebus, 02 Mei 2017


Menyetujui,
Kepala SDN 4 Jebus Mahasiswa,

PARJANA, S.Pd.SD RINO KUSNO


NIP. 196302031983081002 NIM. 821683141

Mengetahui,
Supervisor 2

ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 197805092009032002
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI SISWA

Sekolah : SD Negeri 4 Jebus

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : IV/ II

Waktu : 2 x 35 menit

Kegiatan
Aspek yang
No Siklus I Siklus II Siklus III Ket
diobservasi
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
Siswa yang aktif
1 √ - √ - √ -
mengikuti
Siswa aktif
2 √ - √ - √ -
bertanya
Siswa mau
menjawab
3 pertanyaan dengan √ - √ - √ -
benar

Perhatian siswa
4 - √ √ - √ -
terfokus

Jebus, 02 Mei 2017


Supervisor 2,

ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 197805092009032002
Lampiran 6.1
LEMBAR OBSERVASI GURU

Sekolah : SD Negeri 4 Jebus

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas/Semester : IV/ II

Waktu : 2 x 35 menit

Kegiatan Ket
N
Aspek yang diobservasi Siklus I Siklus II
o
Ya Tidak Ya Tidak
1 Memulai pelajaran √ - √ -
Memotivasi siswa dalam
2 √ - √ -
pembelajaran
Pengelolaan kelas selama
3 √ - √ -
pembelajaran
4 Menguasai materi √ - √ -
Melibatkan siswa dalam
5 √ - √ -
pembelajaran
Memanfaatkan lingkungan
6 - √ √ -
sekitar dalam pembelajaran
Melaksanakan
7 pembelajaran sesuai √ - √ -
dengan tujuan
Menggunakan alat peraga
8 √ - √ -
yang sesuai
Melaksanakan
9 pembelajaran dengan √ - √ -
urutan yang logis
Melaksanakan
10 pembelajaran secara √ - √ -
individu dan kelompok
Mengelola waktu secara
11 - - √ -
efisien
12 Memberikan umpan balik √ - √ -

Jebus, 02 Mei 2017


Supervisor 2,

ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 197805092009032002
Lampiran 7

JADWAL, NAMA SUPERVISOR 2 DAN PENILAIAN PRAKTEK PERBAIKAN PEMBELAJARAN PKP

Kode dan Nama Mata Kuliah : 4501/ Pemantapan Kemampuan Profesional Kabupaten/Kota : Bangka Barat
Pokjar : Muntok UPBJJ-UT : Pangkalpinang

Siklus I Siklus II Nama/ No. HP/ NPWP


Kelas, Tempat dan Mata Pelajaran/
No. NAMA NIM
Alamat Mengajar Tema Tgl & Jam Tgl & Jam Penilai 2/
Penilai 1
Pelajaran Pelajaran Supervisor 2
IV (empat), SDN 4 IPA
RINO ANDRIA SARI,
1 821683141 Jebus, Kec. Jebus, (Perpindahan 28 April 2017 02 Mei 2017
KUSNO S.Pd.SD
Bangka Barat Energi Panas)
Lampiran 8

JURNAL PEMBIMBINGAN SUPERVISOR 1 PKP

NIM/ Nama Mahasiswa : 821683141/ Rino Kusno


Mengajar di Kelas : IV (empat)
Sekolah : SD Negeri 4 Jebus

Paraf
No Hari/Tanggal Kegiatan Hasil/Komentar Tindak Lanjut
Mahasiswa Supervisor 1
Tata cara penyusunan
Ikuti tata aturan Perbaiki, refleksi
Minggu, 09 April laporan PKP, Judul,
1. penulisan penelitian terhadap
2017 Halaman Identifikasi, dan
tindakan kelas pembelajaran
Halaman Pengesahan

Kata Pengantar, Bab I Identifikasi masalah,


Perbaiki, refleksi
Minggu, 16 April Latar Belakang, Rumusan analisis masalah,
2. terhadap
2017 Masalah, Tujuan dan alternatif dan prioritas
pembelajaran
Manfaat Penelitian pemecahan masalah
kurang sejalan
Sesuaikan
- Sesuaikan dengan
Minggu, 23 April penulisan dengan
3. Kajian Pustaka pustaka yang ada di
2017 kata kunci dari
modul/buku refrensi
judul penelitian
- Alat penilaian harus
Pelaksanaan Perbaikan disesuaikan dengan
Perbaiki alat
Pembelajaran (Bab III) indikator
Minggu, 30 April penilaian dan
4. Subyek Penelitian, - Lembar pengamatan
2017 lembar
Deskripsi Persiklus harus disesuaikan
pengamatan
Pelakasanaan dan Refleksi dengan fokus
masalah
- Deskrisikan data Buat data tentang
Minggu, 07 Mei Bab IV Hasil Penelitian hasil penelitian yang rencana,
5.
2017 dan Pembahasan diolah persiklus pelaksanaan dan
pengamatan
Saran dan Tindak Lanjut
Minggu, 14 Mei - Simpulan sesuai Temuan dianalisis
6.
2017 Daftar Pustaka dengan tujuan secara jelas
penelitian dan
temuan
Lampiran-Lampiran, Surat Sesuaikan
Pernyataan - Buat sistematis dan kegiatan guru
Minggu, 21 Mei
7. lengkap dengan aktivitas
2017 Surat Keterangan, RPP
siswa dan waktu
Persiklus
yang tersedia
Cek Akhir
Minggu, 28 Mei - Kesesuaian isi Sesuaikan dengan
8.
2017 Revisi akhir laporan format PKP

Mengetahui, Jebus, 28 Mei 2017


Supervisor 1, Supervisor 2

ARJONI, S.Pd.Mat ANDRIA SARI, S.PdSD


NIP. 196907061999031003 NIP. 197805092009032002
Lampiran 9

JURNAL PEMBIMBING SUPERVISOR 2 PKP

NIM / Nama Mahasiswa : 821683141 / Rino Kusno


Mengajar di Kelas : IV (Empat)
Sekolah : SD Negeri 4 Jebus

Paraf
Hari / Hasil /
No Kegiatan Tindak lanjut Mhs Sup.
Tanggal Komentar
2
Rabu, 26 Mengamati serta Alat penilaian Perbaikan alat
1. April 2017 mendiskusikan RPP harus sesuai penilaian
perbaiakan mata dengan indikator
pelajaran IPA
Prasiklus

2. Sabtu, 29 Mengamati - Siswa terlibat - Sesuaikan


April 2017 pelaksanaan aktif dalam kegiatan guru
perbaikan Tanya jawab dengan
pembelajaran IPA - Guru terlalu aktivitas siswa
Siklus I kemudian banyak hilir dan waktu
mendiskusikan hasil mudik yang tersedia
pengamatan sehingga
waktu tidak
terkendali

3. Rabu, 03 Mengamati Sebagian besar Menggunakan


Mei 2017 pelaksanaan siswa mulai metode
perbaikan aktif dalam pembelajaran
pembelajaran IPA bertanya yang bervariasi
siklus II kemudian berdiskusi menciptakan
mendiskusikan hasil dengan guru kelas yang
pengamatan tentang menyenangkan
pelajaran IPA akan terus
dilakukan
sehingga siswa
tidak merasa
bosan dalam
pelajaran IPA

Jebus, 04 Mei 2017


Mengetahui,
Supervisor 1, Supervisor 2,

ARJONI, S.Pd.Mat. ANDRIA SARI, S.Pd.SD


NIP. 196907061999031003 NIP. 197805092009032002
Lampiran 10

HASIL EVALUASI BELAJAR SISWA TERBAIK


DAN TERBURUK PER SIKLUS

Siklus
No Nama Siswa
Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Aprianto 60 50 90
2 Angga Harianji 90 50 90
3 Anggi Rihardi 50 80 80
4 Aprilia Hapidza Fidiyanti 80 60 80
5 Budianto 80 80 90
6 Fahri Ilham Saufani 30 70 90
7 Ferdiansyah 40 90 90
8 Frans Wijaya 50 70 80
9 Harizki Saputra 80 80 60
10 Ikhsan Febrianto 50 60 80
11 Medri 50 50 90
12 Nardho Tilah 60 60 80
13 Novitasari 50 70 80
14 Nursiva Karim 80 90 100
15 Rasmi Yola Cantika 60 80 100
16 Ridho Taupik 50 90 100
17 Rindi Mini Adinda 60 80 80
18 Rista 90 70 90
19 Siti Nabila 90 50 60
20 Syahrizam Pratama 80 70 80
21 Verdi Saprino 80 70 90
22 Yeni 40 70 90
23 Yoga Nopiandi 30 80 80
24 Zefa Syahputra 70 20 60
25 Ziad Mizari 30 60 90
Jumlah 1.530 1.660 2.010
Nilai ≥ 70 10 17 22
Nilai rata-rata 61,2 66,40 80,4
Persentase nilai ≥ 70 40% 68% 88%
Lampiran 11

FOTO DOKUMENTASI PRAKTEK

Anda mungkin juga menyukai