Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA
diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya
didalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran IPA di SD bertujuan agar peserta didik memiliki : (1)
Keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (2) Mengembangkan pemahaman
tentang gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari (3) Meningkatkan kesadaran dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan serta sumber daya alam (4) Meningkatkan pengetahuan
konsep dan ketampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan
kejenjang selanjutnya (KBK 2002 dalam Hernawan, dkk., 2008:8.28). IPA sangat
penting untuk dipelajari siswa. Jika pemahaman siswa terhadap IPA kurang baik,
maka akan berakibat siswa kurang berhasil dalam kehidupan kelak dan kurang
memperoleh bekal untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi.
Pada tingktan sekolah dasar,secara umum karakteristik siswa dibagi dalam
dua kelompok,yaitu kelas rendah dan kelas tinggi.Kelas rendah terdiri dari 1-3
sedangkan kelas tinggi terdiri dari kelas 4-6.Menerut teori Piaget,siswa kelas
rendah masih berada padda tahap beripikir pra-oprasional,sedangkan pada siwa
kelas tinggi sudah berada tahap pada oprasinal konkret.
Dalam pembelajaran IPA di kelas II SDN 12 Kecamatan Paguyaman
Kabupaten Boalemo mengalami beberapa permasalahan diantaranya, siswa sulit
memahami konsep-konsep IPA yang diterangkan guru dan siswa terlihat kurang
aktif dalam pembelajaran IPA. Dari 24 siswa tersebut mempunyai nilai mata
pelajaran IPA yang beragam yaitu 10% siswa pandai, 15% siswa sedang dan 75%
siswa kurang dengan nilai rata-rata dalam satu kelas, 5,5.
Kendala dan kesulitan ini harus segera dicari pemecahannya agar siswa
tidak terlalu jauh ketinggalan dari sekolah lain. Oleh sebab itu perlu ditindak
lanjuti melalui perbaikan pembelajaran IPA melalui penelitian tindakan kelas
(PTK),sehingga diharapkan siswa dapat mempelajari dengan mudah dan memiliki

1
hasil belajar IPA yang baik,yaitu mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan..
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas,ada permasalahan yang perlu
dikaji untuk dicarikan solusi permasalahan.Permasalahan tersebut dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Hasil belajar IPA siswa kelas II SDN 12 Paguyaman Kabupaten Boalemo
masih tergolong rendah atau nilai rata-rata dibawah KKM.
2. Kurang tepatnya pemilihan metode pembelajaran yang digunakan selama
proses pembelajaran IPA berlangsung.
3. Kurangnya antusias siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA.
4. Kurangnya sumber belajar yang digunakan selama pembelajaran.
5. Lingkungan keluarga ataupun masyarakat yang kurang mendukung siswa
dalam belajar di sekolah.
Hasil observasi terhadap pembelajaran IPA dikelas II SDN 12, Kecamatan
Paguyaman Kabupaten Boalemo pada pokok bahasan ”Jenis-jenis Gerak dari 24
siswa, didapatkan fakta bahwa siswa sulit memahami konsep-konsep IPA yang
diterangkan guru. Siswa terlihat kurang aktif dalam belajar, sebagai akibatnya
nilai siswa dalam mata pelajaran IPA tidak memenuhi standar KKM yaitu
dengan nilai rata-rata 5,5.
Fakta lain adalah bahwa dalam pembelajaran IPA, guru (peneliti) kurang
memperhatikan siswa dalam menggunakan alat peraga sehingga siswa tidak
paham apa yang dipelajari.
2.      Analisis Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, didapatkan bahwa akar permasalahan
adalah pembelajaran IPA yang kurang melibatkan siswa dan guru tidak
memperhatikan percobaan yang dilakukan siswa,sehingga siswa termotivasi untuk
belajar.
Oleh sebab itu pembelajaran tersebut harus diganti dengan pembelajaran
yang lebih melibatkan siswa baik secara fisik dan mental, menggunakan alat
peraga dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksperimen,
melakukan observasi, melakukan pengukuran dan seterusnya. Tapi eksperimen
yang dilakukan siswa masih perlu bimbingan guru secara memadai karena siswa
belum terbiasa melakukan eksperimen.

2
Pembelajaran IPA dengan melibatkan siswa dan melakukan
eksperimen/percobaan ini semakin terasa penting dan merupakan suatu keharusan
karena siswa kelas II rata-rata umur 8 tahun dimana tingkat perkembangan
intelektualnya (daya nalarnya)masih pada tingkat kongkret. Jadi mereka akan
mudah mempelajari IPA jika mereka terlibat langsung, melakukan
eksperimen/percobaan, melakukan observasi melakukan pengukuran dan
seterusnya.
Pembelajaran yang paling tepat untuk mempelajari IPA sebagaimana
dikemukakan diatas adalah pembelajaran IPA dengan menggunakan metode
praktikum. Metode praktikum akan menjamin terjadinya pembelajaran yang aktif
dan kreatif bagi siswa dan efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran serta
menyenangkan.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dirumuskan masalah penelitian
sebagai berikut:
a. Bagaimana pembelajaran IPA dengan metode praktikum dapat
meningkatkan keaktifan siswa.?
b. Bagaimana pembelajaran IPA dengan metode praktikum dapat
meningkatkan prestasi siswa.?
C.    Tujuan Perbaikan Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan peneliti adalah :
1. Dapat mengetahui pembelajaran IPA dengan metode praktikum dalam
meningkatkan keaktifan siswa.
2. Dapat mengetahui pembelajaran IPA dengan metode praktikum dalam
meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Dapat mengembangkan kemauan siswa dalam belajar disebabkan aktif
pada praktikum IPA .
D.    Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.      Bagi Siswa
Bagi siswa penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran IPA baik
secara mental maupun fisik.
b. Pengetahuan yang diperoleh siswa akan mempunyai daya ingatan yang
baik dan lebih lama.

3
c. Penelitian ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam bidang
studi IPA
d. Bagi Peneliti, dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan siswa dalam
Pembelajaran Pratikum
2.      Bagi Guru
Bagi guru, penelitian ini mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
a. Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memperbaiki
pembelajaran IPA yang dikelolanya.
b. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan oleh guru atau
peneliti,sehingga dijadikan referensi untuk perbaikan pembelajaran
pratikum.
c. Dengan melakukan penelitian ini guru dapat berkembang secara
professional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan
memperbaiki pembelajaran IPA yang dikelolanya.
d. Melalui penelitian ini guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif
mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sendiri khususnya
dalam pembelajaran IPA.
e. Bagi guru,memperoleh pengalaman dalam menerapkan pembelajaran
dalam penelitian ini,sehingga peneliti dapat menciptakan pembelajaran
IPA yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan karakteristik
siswa, agar materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan siswa
senang untuk belajar IPA.
3 . Bagi Sekolah
Penelitian ini juga bermanfaat bagi sekolah sebagai berikut:
a. Sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat.
Berbagai perbaikan khususnya dalam pembelajaran IPA akan dapat
diwujudkan seperti penanggulangan berbagai masalah belajar IPA, perbaikan
kesalahan konsep IPA serta penanggulangan berbagai kesulitan mengajar IPA
yang dialami oleh guru.
b. Bagi sekolah,dapat membeikan masukan baru mengenai cara belajar,sehingga
meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai pengetahuan yang diperoleh
melalui kumpulan data dengan eksperimen,pengamatan, dan deduksi untuk
menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya.
Ada tiga kemampuan dalam IPA yaitu: (1) Kemampuan untuk mengetahui
apa yang diamati, (2) Kemampuan untuk memprediksi apa yang belum diamati,
(3) Dikembangkannya sifat ilmiah. Kegiatan pembelajaran IPA mencakup
pengembangan kemampuan dalam mengajukan pertanyaan, mencari jawaban,
memahami jawaban, menyempurnakan jawaban tentang “apa”, ”mengapa”, dan
“bagaimana” tentang gejala alam maupun karakteristik alam sekitar melalui cara-
cara sistematis yang akan diterapkan dalam lingkungan dan teknologi. Kegiatan
tersebut dikenal dengan kegiatan ilmiah (KBK 2002, dalam Hernawan dkk.,
2008:8.28)
Metode ilmiah dalam mempelajari IPA itu sendiri meliputi mengidentifikasi
masalah, menyusun hipotesa, memprediksi konsekuensi dari hipotesis, melalui
eksperimen untuk menguji prediksi, dan merumuskan hukum umum yang
sederhana yang diorganisasikan dari hipotetis, prediksi, dan eksperimen.
B.     Pembelajaran IPA
IPA merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang aktif dan
dinamis tiada henti-hentinya serta memperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur,sistimatis,beobyek,bermetode dan berlaku secara universal.IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,konsep-
konsep,atau prinsip-prinsipsaja,tetapi juga merupakan suatu proses
penetuan.Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi prospek
pengembangan sehari-hari ( Sulistyorini,2007:39 ).IPA dikatakan dapat terjadi
dari dua unsure,hasil IPA dan cara kerja memperoleh hasil.
Menurut Iskandar,(2001:13.14 ).Ada beberapa cirri sikap ilmiah
diantaranya :
1. Obyektif terhadap fakta,artinya tidk dicampuri oleh perasaan senang atau
tidak senang.
2. Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
menyokong kesimpulan itu.

5
3. Berhati terbuka,artinya mempertingkan pendapat atau penemuan orang lain
sekalipun pendapat atau penemuan itu bertentangan dengan penemuanya
sendiri.
4. Tidak memcampuradukan fakta dengan pendapat.
5. Bersifat hti-hati.
6. Ingin menyelidiki.
Dalam belajar IPA peserta didik diarahkan untuk membandingkan hasil
prediksi peserta didik dengan teori melalui eksperimen dengan menggunakan
metode ilmiah. Pendidikan IPA di SD diharapkan dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
yang didasarkan pada metode ilmiah.
Tugas guru dalam mengajar antara lain adalah membantu transfer belajar.
Tujuan transfer belajar adalah menerapkan hal-hal yang telah dipelajari itu dibuat
umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi kelompok misalnya seorang guru
dapat membantu transfer belajar. Oleh karena itu fakta, ketrampilan, konsep dan
prinsip yang diprelukan untuk terjadinya transfer belajar sudah dikuasai para
siswa yang sedang belajar. (Sutarno dkk., 2007:8.5).
Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk
mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar
melalui proses “mencari tahu” dan “berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Ketrampilan dalam
mencari tahu atau berbuat tersebut dinamakan dengan ketrampilan proses
penyelidikan yang mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan
pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen untuk menjawab
pertanyaan, mengklarisifikasikan, mengolah,dan menganalisis data, menerapkan
ide pada situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta
mengkomunikasikan informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan,
tulisan, dan sebagainya.
Carin dalam (Sutarno dkk., 2007:9.3) menyampaikan beberapa alasan
tentang pentingnya ketrampilan proses, yaitu: (1) dalam prakteknya apa yang
dikenal dalam IPA merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode
penyelidikan. Mengetahui IPA tidak sekedar mengetahui materi IPA saja tapi
terkait pula dengan mengetahui bagaimana caranya untuk mengmpulkan fakta dan
menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan; (2) ketrampilan
6
proses IPA merupakan ketrampilan proses belajar sepanjang hayat yang dapat
digunakan bukan saja untuk mempelajari berbagai macam ilmu tetapi juga dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.Melalui ketrampilan proses
dikembangkan sikap dan nilai yang meliputi rasa ingin tahu, jujur, sabar terbuka,
tidak percaya tahayul, kritis, tekun, ulet, cermat, disiplin, peduli terhadap
lingkungan, memperhatikan keselamatan kerja, dan bekerja sama dengan teman
sekelas dalam kelompok.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD sebaiknya:
a. memberikan pengalaman kepada peserta didik sehingga mereka
kompeten dalam melakukan percobaan,
b. menanamkan kepada peserta didik pentingnya pengukuran,
pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah
(hipotesis). Hipotesis ini dapat berasal dari pengamatan terhadap
kejadian sehari-hari yang memerlukan pembuktian secara ilmiah,
c. latihan berfikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar
matematika yaitu sebagai penerapan matematika dalam masalah-
masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam,
d. memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam
kegiatan perancangan dan penjelasan berbagai gejala dan
kemampuan IPA dalam menjawab berbagai masalah.
Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang alam
sekitar.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan, penerapan IPA
perlu dilakukan secara bijaksana untuk menjaga dan memelihara kelestarian
lingkungan. Di tingkat SD diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas
(Sains,Lingkungan,Teknologi,dan Masyarakat) secara terpadu yang diarahkan
pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan bekerja ilmiah secara bijaksana.

7
C.    Implementasi Metode Praktikum dalam pembelajaran IPA
Dalam strategi pembelajaran dikenal adanya metode pembelajaran
praktikum yang bisa menciptakan situasi dan kondisi kelas yang terorganisir,
sehingga bisa memudahkan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.
Selain itu,dalam diri siswa itu sendiri bisa terjadi komunikasi antar siswa dalam
kelompok, kelompok dengan kelompok dan siswa dengan guru sehingga siswa
bisa aktif, kreatif dan menyenangkan. Selama ini pembelajaran hanya
menggunakan metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode pemberian tugas
sehingga siswa menjadi pasif dan sukar memahami materi.
Dalam teori Piaget tampak lebih banyak digunakan dalam praktek
pendidikan atau proses pembelajaran,meski teori ini bukanlah teori mengajar.
Menurut Piaget (William C.Crain, 1980:98) dalam ( Samsudin, 2006:1.7) adalah
benar bahwa belajar itu tidak berpusat pada guru, tetapi anak harus lebih aktif.
Oleh karenanya peserta didik harus dibimbing katif menemukan sesuatu yang
dipelajarinya. Konsekuensinya materi yang dipelajari harus menarik minat belajar
peserta didik dan menantang sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses
pembelajaran.
Melalui pembelajaran metode praktikum ini memberikan kebaikan-kebaikan
sebagai berikut:
1. Meningkatkan potensi intelektual siswa, karena siswa diberi
kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri konsep, hukum
dan teori;
2. Siswa akan memperoleh kepuasan intelektual secara intrinsik;
3. Siswa mampu belajar bagaimana melakukan penemuan, hanya
melalui proses penemuan itu sendiri;
4. Memperpanjang proses ingatan atau lebih lama diingat;
5. Pengajaran lebih berpusat pada anak.
Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang anak menuju
kepembentukan manusia yang berfungsi penuh. Kalau diperhatikan pengajaran
yang menggunakan metode praktikum maka terlihat bahwa siswa tidak hanya
belajar tentang konsep-konsep atau prinsip-prinsip, tetapi juga tentang pengarahan
diri sendiri dan teman lain, tanggung jawab, komunikasi sosial dan sebagainya.

8
Implementasi pembelajaran IPA SD dengan metode praktikum adalah
sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dan tiap kelompok
beranggota secara heterogen. Artinya dalam suatu kelompok terdiri
dari siswa pandai, siswa rata-rata, dan siswa kurang. Tiap kelompok
beranggotakan 5 atau 6 siswa;
2. Guru bersama siswa menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
dalam proses pembelajaran;
3. Guru menyiapkan LKS untuk memandu dan mengarahkan siswa
dalam belajar dengan dengan melakukan kegiatan percobaan dibawah
bimbingan guru secara penuh;
4. Sebelum siswa melakukan percobaan secara kelompok, guru
mengarahkan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam melakukan
percobaan;
5. Pada saat metode praktikum siswa melakukan percobaan guru secara
penuh melakukan bimbingan secara penuh kepada semua kelompok
siswa;
6. Selesai melakukan percobaan,guru mengingatkan kelompok untuk
menganalisis hasil percobaan sesuai dengan petunjuk dalam LKS;
7. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya di
depan kelas untuk kemudian didiskusikan dengan kelompok lainnya di
bawah bimbingan guru;
8. Akhirnya guru memberikan penekanan kepada konsep yang benar.

9
BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A.    Subyek,Tempat dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di SDN 12 Kecamatan Paguyaman Kabupaten
Boalemo dimulai pada tanggal 11 2020 sampai dengan 13 2020 dengan materi
pelajaran IPA kelas II semester II tahun pelajaran 2019/ 2020 tentang Jenis-jenis
Gerak dan Hal-hal yang Mempengaruhi Gerak Benda.
Siswa kelas II SDN 12 Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo
jumlah siswanya 24 orang, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.
Kemampuan intelektual para siswa bervariasi, ada yang kemampuan intektualnya
tinggi, ada yang sedang dan ada yang kurang. Ditinjau dari social ekonomi orang
tua siswa sebagian besar adalah petani lahan kering yang sering ditanami jagung.
SDN 12 Paguyaman berada di Desa Karya Murni yang berjarak 15 KM dari pusat
kecamatan dan desa ini adalah desa berbukit yang seluruh masyarakatnya adalah
petani jagung.
B.     Desain Presedur Perbaikan Pembelajaran
Siklus Pertama 1
1.      Tahap Refleksi Awal
Refleksi awal dilakukan terhadap hasil observasi awal pelaksanaan
pembelajaran IPA dan hasil belajar IPA sebelum perbaikan. Hal ini telah
dilakukan pada Bab I pada sub bab tentang Analisis Masalah dan Rumusan
Masalah. Dari refleksi ini menghasilkan rencana pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode praktikum.
2.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan, yaitu:
a. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tentang jenis-jenis
gerak (Lampiran 1).
b. Penyusunan skenario pembelajaran.
c. Penyusunan Pedoman Penilaian proses pembelajaran Jenis-jenis gerak
berdasarkan praktikum.
d. Penyusunan ulangan harian tentang jenis-jenis gerak.

10
e. Penyiapan alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran serta mencoba melakukan percobaan untuk memastikan
eksperimen yang dirancang dapat dilakukan oleh siswa dengan baik.
3.      Tahap Pelaksanan
a. Persiapan Pelaksanaan.
Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, dalam hal ini kertas, bola bekel serta mencoba melakukan
praktikum untuk memastikan eksperimen yang dilakukan berhasil.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran IPA ini dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap-tiap kelompok beranggotakan
secara heterogen, artinya dalam satu kelompok siswa pandai, siswa
rata-rata dan siswa kurang. Tiap kelompok beranggotakan 5 anak.
2. Guru bersama siswa menyiapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan
dalam proses pembelajaran untuk materi jenis-jenis gerak.
3. Guru menyiapkan LKS (Lampiran 2) untuk memandu dan
mengarahkan siswa dalam belajar jenis-jeins gerak.
4. Pada saat kelompok siswa melakukan percobaan guru memberikan
bimbingan kepada kelompok siswa.
5. Selesai melakukan percobaan, guru mengingatkan siswa untuk
berdiskusi menganalisis hasil percobaan dengan petunjuk LKS.
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya tentang
jenis-jenis gerak, untuk kemudian didiskusikan dengan kelompok
lainnya dibawah bimbingan guru.
C. Teknik Analisis Data
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut:
a. Lembar observasi (Lampiran 3) untuk mencatat aktivitas guru dan siswa
dalam pembelajaran.
b. Tes akhir siklus (Lampiran 4) untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Data dan Sumber Data
N
o Yang diamati Instrument Sumber
1. Keaktifan siswa Lembar observasi Siswa
2. Hasil belajar siswa Tes akhir siklus I Siswa

11
5.      Refleksi
Dalam pelaksanaan siklus I siswa aktif dalam pembelajaran namun belum
semuanya. Hasil belajarnya sudah meningkat namun belum maksimal karena pada
saat mengisi LKS kurang mendapat perhatian dari guru, sehingga terjadi kesalah
pahaman dalam pengisian LKS.
Siklus Kedua II
1.      Tahap Refleksi Awal
Hasil refleksi pertama dianalisis baik proses maupun hasil belajar siswa. Dari
hasil analisis maka harus dipilih proses yang bagus dan proses yang perlu
diadakan perbaikan. Sedangkan hasil belajar siswa dapat dibandingkan sebelum
dengan sesudah diterapkannya metode praktikum.
Hasil analisis terhadap siklus pertama tersebut kemudian direfleksikan
kedalam siklus kedua. Pada siklus kedua ini, materi yang dibahas adalah materi
yang mempunyai kesulitan seimbang dengan materi siklus pertama.
Adapun hasil analisis refleksi awal dari siklus pertam adalah bahwa saat
siswa mengisi LKS kurang mendapat bimbingan guru, sehingga terjadi kesalah
pahaman pengisian LKS.
2.      Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini adalah menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam pelaksanaan perbaikan yaitu:
a. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran tentang hal-hal yang
mempengaruhi gerak benda.
b. Penyusunan skenario pembelajaran.
c. Penyusunan pedoman penilaian proses pembelajaran tentang hal-hal yang
mempengaruhi gerak benda.
d. Penyusunan pedoman keaktifan siswa dalam proses pembelajaran hal-hal
yang mempengaruhi gerak benda.
e. Penyusunan ulangan harian tentang hal-hal yang mempengaruhi gerak
benda
3.     Tahap Pelaksanaan
a. Persiapan Pelaksanaan
Penyiapan alat dan bahan yang digunakan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran yang dalam hal ini adalah papan, kertas, bola bekel, air dan
LKS serta mencoba melakukan percobaan untuk memastikan praktikum yang
dilakukan siswa sudah benar.
12
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Dalam palaksanaan perbaiakan pembelajaran IPA ini dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Siswa dibagi dalam kelompok dan tiap kelompok beranggotakan
secara heterogen, artinya dalam satu kelompok terdiri atas siswa
pandai, siswa rata-rata, dan siswa kurang. Tiap kelompok
beranggotakan 5 orang.
2. Guru bersama siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
dalam proses pembelajaran untuk materi hal-hal yang mempengaruhi
gerak benda.
3. Guru menyiapkan LKS untuk memandu dan mengarahkan siswa dalam
belajar hal-hal yang mempengaruhi gerak benda dengan melakukan
percobaan dibawah bimbingan guru secara penuh.
4. Selesai melakukan percobaan, guru mengingatkan kelompok siswa
untuk menganalisa hasil percobaan sesuai pada petunjuk LKS.
5. Guru berkeliling membimbing masing-masing kelompok siswa untuk
mengisi LKS.
6. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil temuannya tentang
hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
7. Akhirnya guru memberikan penekanan terhadap konsep-konsep yang
berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
4.   Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut:
a. Lembar observasi untuk mencatat aktifitas guru dan siswa dalam pembelajaran
b.Tes akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa
Data dan sumber data
No Yang diamati Instrument Sumber
1. Keaktifan siswa Lembar observasi Siswa
2. Hasil belajar siswa Tes akhir siklus II Siswa

5.      Refleksi
Berdasarkan pengumpulan data pada siklus II terjadi kenaikan yang
signifikan pada model pembelajaran menggunakan metode praktikum. Keaktifan
siswa meningkat, karena guru lebih aktif membimbing siswa ketika siswa
mengerjakan LKS. Hasil penelitian perbaikan siklus II digunakan sebagai
pembahasan tindakan metode praktikum.
13
BAB IV

14
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1.      Siklus I
Pada siklus I siswa hadir semua dan mengikuti pembelajaran dengan
tertib. Siswa aktif dalam pembelajaran IPA tentang Jenis-jenis Gerak, guru
menggunakan metode praktikum.
Guru melakukan pembelajaran sesuai rencana perbaikan pembelajaran.
Pada awal kegiatan guru memberi pertanyaan untuk mengetahui kemampuan
siswa tentang jenis-jenis gerak dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada
kegiatan inti guru membagi kelas menjadi 5 kelompok yang masing-masing
kelompok 4 siswa dengan kemampuan intelektual yang berbeda-beda, mulai dari
tingkat intelektual tinggi rata-rata dan rendah, siswa melakukan praktikum,
melakukan tanya jawab tentang hasil praktikum, mendiskusikan kesimpulan
dengan kelompoknya masing-masing, mengisi LKS, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan guru memberikan pemantapan materi. Pada
kegiatan akhir adalah penerapan konsep dan evaluasi. Hasil pengamatan aktivitas
siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Keaktifan siswa

No Aktifitas Siswa Prosentase Siklus I


1.  Mengajukan pertanyaan 63,49
2.  Menjawab pertanyaan 66,66
3. Pengamatan 74,60
4.  Praktikum 66,66
5. Identifikasi 74,60
6.  Berdiskusi 74,60
7. Ketepatan mengumpulkan tugas 74,60
 Rata-Rata 70,74

Keterangan :
75 % - 100 % = Baik sekali
50 % - 75 % = Baik
25 % - 50 % = Kurang
0 % - 25 % = Kurang Sekali
Sedangkan hasil belajar dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.2 Hasil belajar ditinjau dari ulangan harian pada siklus I

No Nama Siswa Nilai Ulangan Harian


15
1.  Citra Topiki 70
2.  Istiani Marmin 60
3.  Nawis Nasila 60
4.  Perolita Iti 50
5.  Selfi Saliku 80
6.  Kinanti Hamid 80
7. Defri R.Lino 60
8. Putri Umar 50
9. Erika Kabulu 70
10
.  Mohamad Jikral 60
11
.  Pelmo Hulilingo 70
12  Wewin Taliki 60
13 Nanda Nono 70
14
. Prayogi Hiyangio 60
15
.  Indrawan Dai 70
16
.  Apin Walbaka 60
17
.  Dwi Sintya U. 50
18
.  Hadijah Laja 80
19
.  Tawil Hiyangio 70
20
.  Tian Duda 60
21
.  Nuraida L 50
22 Intan Lapasau 50
23 Parniawati S 60
24 Selvi A. 50
 Rata-Rata 61, 47

Keterangan :
75 % - 100 % = Baik sekali
50 % - 75 % = Baik
25 % - 50 % = Kurang
0 % - 25 % = Kurang Sekali

16
Dari tabel keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada siklus I tersebut
dapat diketahui bahwa keaktifan siswa mencapai 70,74% da hasil belajar siswa
ditinjau dari ulangan harian 61,47%. Berarti pelaksanaan pembelajaran pada
siklus I dapat dilaksanakan dengan baik tapi belum mencapai hasil yang maksimal
karena guru dan siswa belum berpengalaman sehingga sering terjadi
kesalahfahaman.
2.    Siklus II
Pada siklus II siswa juga hadir semua dan mengikuti pembelajaran sampai
selesai. Keaktifan siswa dalam siklus ini meningkat.
Guru melakukan pembelajaran sesuai rencana perbaikan pembelajaran.
Pada kegiatan awal guru bertanya kepada siswa untuk mengetahui kemampuan
awal siswa tentang Hal-hal yang Mempengaruhi Gerak Benda dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, pertama guru membentuk kembali
kelompok yang sudah terbentuk pada siklus I, guru menunjukkan kertas, papan,
bola bekel yang sudah dibawa dan siswa mengamati, siswa lalu melakukan
praktikum sendiri, tanya jawab antara siswa yang melakukan praktikum, diskusi
kelompok, mengerjakan LKS dengan bimbingan guru, membacakan hasil dan
pemantapan materi oleh guru. Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan evaluasi
berdasarkan apa yang telah dipelajari. Hasil pengamatan aktivitas siswa dapat
dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Keaktifan siswa

No Aktifitas Siswa Prosentase Siklus II


1.  Mengajukan pertanyaan 73,01
2.  Menjawab pertanyaan 76,19
3. Pengamatan 85,71
4.  Praktikum 76,19
5. Identifikasi 85,71
6.  Berdiskusi 85,71
7. Ketepatan mengumpulkan tugas 85,71
 Rata-Rata 81,17

Keterangan :
75 % - 100 % = Baik sekali
50 % - 75 % = Baik
25 % - 50 % = Kurang
0 % - 25 % = Kurang Sekali
17
Sedangkan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Hasil belajar ditinjau dari ulangan harian pada siklus II

No Nama Siswa Nilai Ulangan Harian


1.  Citra Topiki 80
2.  Istiani Marmin 70
3.  Nawis Nasila 80
4.  Perolita Iti 70
5.  Selfi Saliku 90
6.  Kinanti Hamid 90
7. Defri R.Lino 80
8. Putri Umar 70
9. Erika Kabulu 80
10
.  Mohamad Jikral 70
11
.  Pelmo Hulilingo 80
12  Wewin Taliki 80
13 Nanda Nono 80
14
. Prayogi Hiyangio 70
15
. Indrawan Dai 80
16
.  Apin Walbaka 70
17
.  Dwi Sintya U. 70
18
.  Hadijah Laja 90
19
.  Tawil Hiyangio 80
20
.  Tian Duda 70
21
.  Nuraida L 70
22 Intan Lapasau 70
23 Parniawati S 70
24 Selvi A. 70
 Rata-Rata 77, 14

Keterangan :
75 % - 100 % = Baik sekali
50 % - 75 % = Baik
18
25 % - 50 % = Kurang
0 % - 25 % = Kurang Sekali
Dari tabel keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada siklus II tersebut
dapat diketahui bahwa keaktifan siswa mencapai 81,17% da hasil belajar siswa
ditinjau dari ulangan harian 77,14%. Berarti pelaksanaan pembelajaran pada
siklus II dapat mengalami peningkatan yang signifikasn. Ini dikarenakan antara
siswa dan guru sudah memiliki pengalaman yang cukup menggunakan metode
praktikum.
Data yang diamati dalam perbaikan pembelajaran adalah:
Siklus I Tabel 1

Aspek Yang Dinilai

mengumpulKetepatan
Indentifikasi
Mengajukan

Pengamatan

Diaknitum

Rata-rata
Bertanya

No

Diskusi
Nama
.

1  Citra Topiki 3 3 3 3 3 3 3 3

2  Istiani Marmin 1 3 2 2 2 2 2 2

3  Nawis Nasila 3 3 3 3 3 3 3 3

4  Perolita Iti 1 1 1 1 1 1 1 1

5  Selfi Saliku 3 3 3 3 3 3 3 3

6  Kinanti Hamid 2 2 2 2 2 2 2 2

7 Defri R.Lino 3 3 3 3 3 3 3 3

8 Putri Umar 1 1 1 1 1 1 1 1

9 Erika Kabulu 3 3 3 3 3 3 3 3

10  Mohamad Jikral. 3 3 3 3 3 3 3 3

11  Pelmo Hulilingo 1 1 1 1 1 1 1 1

12  Wewin Taliki 3 3 3 3 3 3 3 3

13 Nanda Nono 1 1 1 1 1 1 1 1

14 Prayogi Hiyangio 3 1 2 2 2 2 2 2

15  Indrawan Dai. 2 2 2 2 2 2 2 2

16  Apin Walbaka 1 1 2 2 3 3 2 2

17  Dwi Sintya U. 3 3 3 3 3 3 3 3

18  Hadijah Laja 1 1 1 1 1 1 1 1

19 Tawil Hiyangio 2 3 1 1 1 1 1 1

19
20  Tian Duda 3 3 3 3 3 3 3 3

21  Nuraida L 1 1 1 1 1 1 1 1

22 Intan Lapasau 1 1 1 1 1 1 1 1

23 Parniawati S 1 1 1 1 1 1 1 1

24 Selvi A. 1 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah 47 48 47 47 48 48 47 47
69,8 71,4 69,8 69,8 71,4 71,4 69,8
Prosentase 4 2 4 4 2 2 4 69,84
Siklus II
Tabel II

Aspek Yang Dinilai

Indentifikasi
Mengajukan

Pengamatan

mengumpul
Diaknitum

Ketepatan

Rata-rata
Bertanya
No

Diskusi
Nama
.

1  Citra Topiki 3 3 3 3 3 3 3 3
2  Istiani Marmin 3 3 3 3 3 3 3 3
3  Nawis Nasila 3 3 3 3 3 3 3 3
4  Perolita Iti 2 2 2 2 2 2 2 2
5  Selfi Saliku 3 3 3 3 3 3 3 3
6  Kinanti Hamid 2 2 2 2 2 2 2 2
7 Defri R.Lino 3 3 3 3 3 3 3 3
8 Putri Umar 2 2 2 2 2 2 2 2
9 Erika Kabulu 1 2 3 2 2 2 2 2
10  Mohamad Jikral 3 3 3 3 3 3 3 3
11  Pelmo Hulilingo 1 1 1 1 1 1 1 1
12  Wewin Taliki 3 3 3 3 3 3 3 3
13 Nanda Nono 1 1 1 1 1 1 1 1
14 Prayogi Hiyangio 3 3 3 3 3 3 3 3
15  Indrawan Dai. 3 3 3 3 3 3 3 3
16  Apin Walbaka 2 2 2 2 2 2 2 2
17  Dwi Sintya U. 3 3 3 3 3 3 3 3
18  Hadijah Laja 2 2 2 2 2 2 2 2
19  Tawil Hiyangio 3 3 3 3 3 3 3 3
20  Tian Duda 2 2 2 2 2 2 2 2
21  Nuraida L 3 3 3 3 3 3 3 3
22 Intan Lapasau 2 2 2 2 2 2 2 2
23 Parniawati S 2 2 2 2 2 2 2 2
20
24 Selvi A. 2 2 2 2 2 2 2 2
Jumlah 51 52 53 52 52 52 52 52
82,5
80,95 82,53 84,12 82,53 82,53 82,53 82,53
Prosentase 3

Berdasarkan data di atas, pembelajaran IPA di kelas II dengan menggunakan


Metode Praktikum dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa.
Pada siklus I keaktifan mencapai 70,74% dan pada siklus II 81,17%. Hasil belajar
pada siklus I 61,47% dan pada siklus II 77,14%.
B.     Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan pada siklus I dan II dalam tabel berikut ini :
Tabel Pengamatan Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Aktifitas siswa 70,74 81,17
Hasil belajar 61,47 77,14

Keterangan :
75 % - 100 % = Baik sekali
50 % - 75 % = Baik
25 % - 50 % = Kurang
0 % - 25 % = Kurang Sekali
Berdasarkan data dari siklus I dan II dapat dikatakan bahwa pembelajaran
metode praktikum dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA. Terbukti
pada siklus I keaktifan siswa mencapai 70,74% dan hasil belajar mencapai
61,47%. Dengan perbaikan pembelajaran pada siklus II keaktifan siswa meningkat
menjadi 81,17% dan hasil belajar mengalami peningkatan menjadi 77,14%.
Terbukti bahwa dengan metode praktikum IPA maka kwalitas pelaksanaan
pembelajaran naik. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa benar menurut
Sutarno dkk., (2007: 8.5) yang menyatakan tugas guru dalam mengajar antara lain
membantu transfer belajar pada siswa.
Keaktifan siswa juga meningkat dari hasil siklus I yaitu 70,74% menjadi
81,17% pada siklus II. Hal tersebut wajar karena sete;ah diperbaiki pada siklus I
sudah ada perbaikan yang berkaitan namun karena belum adanya pengalaman
dalam pembelajaran IPA dengan metode praktikum ini masih mencapai 70,74%.
Seiring bertambahnya pengalaman menumbuhkan kepercayaan diri pada siswa
dan keberanian. Oleh sebab itu keaktifan siswa semakin baik sehingga mencapai
81,17%.
21
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa benar menurut (William C.
Carin, dalam Samsudin 2006: 1.7) yang menyatakann benar bahwa belajar tidak
berpusat pada guru, tetapi anak harus lebih aktif. Dengan demikian terbukti bahwa
keaktifan siswa dalam pembelajaran setelah penelitian semakin naik.
Sedangkan hasil belajar dengan metode praktikum juga mengalami
peningkatan pada siklus I masih mencapai 61,47% dan pada siklus II mencapai
77,14%. Hal ini disebabkan karena seiring bertambahnya pengetahuan guru dan
siswa dalam proses pembelajaran IPA dalam metode praktikum. Siswa semakin
percaya diri, semakin berani berargumentasi, sementara guru semakin mapan
memberikan pengarahan dan penjelasan kepada siswa. Dengan demikian proses
pembelajaran semakin baik dan dapat menghasilkan hasil belajar yang semakin
baik pula.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat
dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan metode praktikum dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam pembelajaran IPA.
2. Pembelajaran dengan metode praktikum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
3. Peran dan alat peraga dalam pembelajaran sangat penting karena dapat
menjadikan pembelajaran lebih menarik,dinamis,aktif,kreatif dan
menyenangkan.
4. Dengan alat peraga,diharapkan siswa mampu belajar menerpkan informasi
yang dipelajari dan mampu menentukan suatu pilihan tindakan yang
rasional dan profesional.
B.     Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka dapat
dikemukakan saran :
1.      Bagi Guru
a. Dalam pembelajaran IPA seharusnya menggunakan metode praktikum,
karena dalam penelitian ini terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa.
b. Dalam pembelajaran guru disarankan menmpatkan posisi sebagai
fasilitator dan motivator agar siswa dapat berperan aktif dalam
pembelajaran.
c. Salah satu cara untuk meningkatkan profesionalitas guru adalah dengan
membuat alat peraga sederhana yang memberikan keberhasilan luas pada
suatu pembelajaaran.
2.      Bagi Sekolah
a) Disarankan bagi sekolah untuk mendukung memenuhi semua bahan yang
dibutuhkan guru dalam pembelajaran.
b) Disarankan bagi sekolah untuk membantu mendukung setiap usaha guru
dalam meningkatkan keprofesionalannya misalnya melalui Penelitian
Tindakan Kelas

23
c) Untuk implementsinya,maka eksistensi Gugus Sekolah dan menejemnya
menjadi pilihan yang strategi bagi pengadaan dan pengembangan alat
peraga/media pendidikan.
3.      Bagi peneliti lain
a. Peneliti lain bisa menjadikan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam
penelitian lain.
b.     Bila ingin melakukan penelitian yang sama disarankan untuk mencoba
kelas lain, misalnya kelas V dan waktu penelitain diperpanjang agar lebih
mantap.
c. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan laporan dikemudian hari.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin & Nanang Budiman. (2006). Profesi Keguruan 2. PGSD


4405/2SKS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutarno, N., dkk. (2007). Materi dan Pembelajaran PA di SD. PGSD4403/3SKS.


Jakarta : Universitas Terbuka.

Hernawan Herry, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.


PGSD 4407/4SKS. Jakarta: Universitas Terbuka.

Arief Amani,MA,2002.Pengantar Ilmu dan Metode Pendidikan Islam. Jakarta


PT.Intermasa.

Budiono,Max,dkk,2000.Belajar dan Pembelajaran.Semarang;IKIP Semarang.


Depdiknas,2006.Peraturan Pemerintah Pendidikan Nasional No 22,23 dan 24
Tahun 2006.Untuk Sekolah Dasar ( Sekolah Dasar ) dan Madrasah
Ibtidaiyah (MI ).Semarang;Bina Candika.

Dimyati dan Mudjiono.2006.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Slamet,Adeng dkk.2008.Pratikum IPA.Depdikbud.

Sri Sulistyorini,2002.Pembelajaran IPA Sekolah Dasar.Yogyakarta : Tiara Karya.

……………………….,2002.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta : Bumi


Aksara

………………………,2006.Presedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek.Jakarta Rineke Cipta

25
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Energi dan perubahannya
Sub Pokok Bahasan : Gerak benda
Kelas/ Semester : II/ II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
I.          Standar Kompetensi :
Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan
sumber energi
II.          Kompetensi Dasar :
Menyimpulkan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh benda, bentuk dan
ukuran
III.       Indikator :
-          Siswa dapat menyebutkan macam-macam gerak benda
-          Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri gerak benda berdasarkan percobaan
IV.       Tujuan Perbaikan Pembelajaran
-          Siswa dapat menyimpulkan macam-macam gerak benda
-          Siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar
V.          Langkah-langkah Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal
-         Tanya jawab tentang roda sepeda
-         Guru menjelaskan pokok bahasan
-         Guru menyiapkan bahan-bahan seperti kelereng, kertas dan air
-         Tanya jawab tentang gerak benda tersebut
B.     Kegiatan Inti
-         Tanya jawab tentang macam-macam gerak benda
-         Tanya jawab tentang ciri-ciri gerak benda
-         Siswa dibagi dalam 5 atau 6 kelompok
-         Setiap siswa dalam 1 kelompok mempraktekkan gerak benda
-         Setiap kelompok mengelompokkan gerak benda serta ciri-cirinya
-         Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas

26
C.     Kegiatan Akhir
-         Menjelaskan macam-macam gerak benda
-         Guru dan siswa merangkum materi yang dijelaskan tersebut
VI.       Metode
-          Ceramah
-          Praktikum
-          Tanya jawab
-          Diskusi kelompok
VII.    Alat / Bahan Ajar
-          Kelereng, kertas, air
-          Buku paket IPA kelas II
-          LKS
VIII.Penilaian
-          Lisan
-          Tes tulis

Paguyaman, Mei 2020


Mengetahu Mahasiswa
Kepala Sekolah

Sutri T Nasiru
Fahmid Mohamad, S.Pd,MM NIM. 825812976
NIP.197206302001031001

27
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa Siklus I

Sebutkan benda-benda di lingkungan sekitarmu yang bergerak dengan cara :


a.       Jatuh
1. ………………….
2. ………………….
3. ………………….
b.      Menggelinding
1. ………………….
2. ………………….
3. ………………….
c.       Memantul
1. ………………….
2. ………………….
3. ………………….
d.      Mengalir
1. ………………….
2. ………………….
3. ………………….

28
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A.    Siklus I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : II (Dua)
Tujuan Perbaikan :
1. Siswa mau menjawab pertanyaan dari guru yang diajukan kepada seluruh
siswa
2. Siswa mau mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran
3. Siswa bisa menjawab dengan benar pertanyaan dari guru
Kemunculan
No Perilaku yang diamati Tidak Keterangan
Ada
ada
1 Apersepsi √ Tanya jawab sudah bisa
memusatkan perhatian siswa dan
sudah bisa digunakan untuk
mengetahui kemapuan awal siswa
2 Menyampaikan tujuan √ Tujuan sudah disampaikan sesuai
yang tertulis dalam RPP
3 Membimbing siswa √ Guru tidak memberikan
bimbingan tentang apa yang harus
diamati, diidentifikasi, namun
hanya menugaskan pengamatan
dan identifikasi
4 Memotivasi √ Motivasi tidak diberikan
5 Pemantapan materi √ Pemantapan materi diberikan
dengan Tanya jawab dan
penjelasan sambil membuka buku
paket
6 Penerapan konsep √ Dalam penerapan konsep siswa
diminta untuk menentukan ciri-ciri
gerak benda
7 Pemberian evaluasi √ Evaluasi yang diberikan berupa
pertanyaan sebanyak 10 soal

TABEL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

Keterangan
No Aspek yang diamati
AK CA KA
1 Siswa mengajukan pertanyaan 10 2 9
2 Siswa menjawab pertanyaan 10 3 8
3 Siswa melakukan pengamatan 10 5 6
29
4 Siswa melakukan praktikum 9 6 6
5 Siswa melakukan identifikasi 10 5 6
6 Berdiskusi 10 5 6
7 Ketepatan mengumpulkan tugas 9 5 6

Keterangan : AK = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif

30
Lampiran 4
TES AKHIR SIKLUS I
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
1. Air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang ….
2. Gerak memantul terjadi jika benda …. benda lain
3. Gerakan air ketika dituang ke dalam gelas disebut gerakan ….
4. Gerak benda dari atas ke bawah disebut gerak ….
5. Buah mangga yang lepas dari tangkainya akan …. ke tanah
6. Gerak benda dibedakan menjadi 5 yaitu….
7. Bila bola dilemparkan ke atas maka akan….
8. Contoh benda yang mengalir yaitu….
9. Ciri gerak yang menggelinding adalah ….
10.Gerak benda yang berbalik arah ketika mengenai benda yang keras disebut
gerak ….
Kunci Jawaban
1.      rendah
2.      mengenai
3.      mengalir
4.      jatuh
5.      jatuh
6.      jatuh, menggelinding, memantul, berputar, mengalir
7.      jatuh ke bawah
8.      air, sirup, minyak
9.      gerak berputar sambil berpindah
10.  gerak memantul

31
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Mata Pelajaran : IPA
Pokok Bahasan : Energi dan perubahannya
Sub Pokok Bahasan : Hal-hal yang mempengaruhi gerak benda
Kelas/ Semester : II/ II
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
II.        Standar Kompetensi :
Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan
sumber energi
III.       Kompetensi Dasar :
Mendeskripsikan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda dan kegunaan
gerak benda
IV.       Indikator :
-          Siswa dapat menyebutkan macam-macam gerak benda
-          Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri gerak benda berdasarkan percobaan
V.          Tujuan Perbaikan Pembelajaran
-          Siswa dapat menyimpulkan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda
-          Siswa dapat menjawab pertanyaan guru dengan benar
VI.       Langkah-langkah Pembelajaran
A.    Kegiatan Awal
-         Tanya jawab tentang permukaan kasar
-         Guru menyiapkan air, kertas, kelereng, bola, papan
-         Tanya jawab tentang gerak benda tersebut
B.     Kegiatan Inti
 Siswa dibagi menjadi 5 kelompok
 Guru menjelaskan tentang proses praktikum
 Melakukan percobaan tentang hal-hal yang mempengaruhi gerak benda
 Diskusi hasil praktikum
 Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas
C.     Kegiatan Akhir
-         Menjelaskan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda
-         Guru bersama siswa merangkum materi yang dijelaskan tersebut

32
-         Memberikan tes tertulis
VII.    Metode
-          Ceramah
-          Demonstrasi
-          Tanya jawab
-          Praktikum
-          Diskusi kelompok
VIII.Alat / Bahan Ajar
-          Air, kertas, kelereng, bola, papan
-          Buku paket IPA kelas II
-          LKS
IX.       Penilaian
-          Lisan
-          Tes tulis

Paguyaman, Mei 2014


Mengetahu Mahasiswa
Kepala Sekolah

Fahmid Mohamad, S.Pd,MM Sutri T. Nasiru


NIP.197206302001031001 NIM. 825812976

33
Lampiran 6
Lembar Kerja Siswa Siklus II
Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda 3 saja !
1.      …………………………………………..
2.      …………………………………………..
3.      …………………………………………..

34
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
B.     Siklus II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas : II (Dua)
Tujuan Perbaikan :
1. Siswa mau menjawab pertanyaan dari guru yang diajukan kepada seluruh
siswa
2.      Siswa mau mengajukan pertanyaan tentang materi pembelajaran
3.      Siswa bisa menjawab dengan benar pertanyaan dari guru
Kemunculan
No Perilaku yang diamati Tidak Keterangan
Ada
ada
1 Apersepsi √ Tanya jawab sudah bisa
memusatkan perhatian siswa dan
sudah bisa digunakan untuk
mengetahui kemapuan awal siswa
2 Menyampaikan tujuan √ Tujuan sudah disampaikan sesuai
yang tertulis dalam RPP
3 Membimbing siswa √ Guru sudah memberikan
bimbingan tentang apa yang harus
diamati, diidentifikasi, namun
hanya menugaskan pengamatan
dan identifikasi
4 Memotivasi √ Motivasi sudah diberikan
5 Pemantapan materi √ Pemantapan materi diberikan
dengan Tanya jawab dan
penjelasan sambil membuka buku
paket
6 Penerapan konsep √ Dalam penerapan konsep siswa
diminta untuk menentukan ciri-ciri
gerak benda
7 Pemberian evaluasi √ Evaluasi yang diberikan berupa
pertanyaan sebanyak 10 soal

35
TABEL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

Keterangan
No Aspek yang diamati
AK CA KA
1 Siswa mengajukan pertanyaan 15 3 3
2 Siswa menjawab pertanyaan 15 3 3
3 Siswa melakukan pengamatan 14 4 3
4 Siswa melakukan praktikum 14 4 3
5 Siswa melakukan identifikasi 15 2 4
6 Berdiskusi 14 3 4
7 Ketepatan mengumpulkan tugas 14 4 3

Keterangan : AK = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif

36
Lampiran 8
TES AKHIR SIKLUS II
Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar !
1.      Alat yang dipasang pada sepeda agar mudah menggelinding adalah….
2.      Permukaan yang kasar akan …. gerak
3.      Air adalah benda yang dapat bergerak ….
4.      Jalan berpasir adalah lintasan yang ….
5.      Buah jeruk yang lepas dari tangkainya akan …. ke tanah
6.      Yang mempengaruhi gerak benda antara lain ….
7.      Sepeda yang berjalan pada permukaan yang halus dan sepeda yang berjalan
di permukaan yang kasar akan lebih cepat ….
8.      Antara bola plastik yang masih bagus dan bola plastik yang sudah penyok,
bila dilepaskan di lintasan miring akan lebih cepat bola yang ….
9.      Roda mobil berbentuk bundar agar ….
10.  Kegunaan air mengalir adalah ….
Kunci Jawaban
1.      roda
2.      memperlambat
3.      mengalir
4.      kasar
5.      jatuh
6.      luas permukaan benda, bentuk permukaan benda, bentuk permukaan lintasan
7.      sepeda yang berjalan dipermukaan yang halus
8.      lebih cepat bola yang masih bagus
9.      mudah menggelinding
10.  membersihkan kotoran, memutar generator

37
Lampiran 9
INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
KEGIATAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Kemunculan
No Perilaku yang diamati Tidak Keterangan
Ada
ada
1 Apersepsi
2 Menyampaikan tujuan
3 Membimbing siswa
4 Memotivasi
5 Pemantapan materi
6 Penerapan konsep
7 Pemberian evaluasi

38
TABEL PENGAMATAN AKTIVITAS SISWA

Keterangan
No Aspek yang diamati
AK CA KA
1 Siswa mengajukan pertanyaan
2 Siswa menjawab pertanyaan
3 Siswa melakukan pengamatan
4 Siswa melakukan praktikum
5 Siswa melakukan identifikasi
6 Berdiskusi
7 Ketepatan mengumpulkan tugas

Keterangan : AK = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif

39

Anda mungkin juga menyukai