PENDAHULUAN
ingin tahu tentang segala sesuatu, baik yang berhubungan dengan makhluk hidup
lain, kebendaan, kejadian maupun perbuatan. Sifat dinamis dan rasa ingin tahu
merupakan potensi dasar yang harus dikembangkan secara terarah dan optimal.
Dengan sifat dasar alami setiap manusia, kita bisa melihat dengan nyata
dimana anak-anak begitu sering asyik bermain-main dengan sesuatu benda atau
bahwa setiap manusia bersifat dinamis dan memiliki rasa ingin tahu, misalnya
tentang benda-benda tajam seperti pisau, silet, cutter, alat mencocok, gunting dan
lain-lain.
Gunting sebagai salah satu dari sekian banyak benda tajam sering anak-
anak temukan, baik di rumah maupun di sekolah. Aktivitas yang dilakukan anak-
anak dengan menggunakan gunting, itu sebenarnya suatu gejala awal yang
mendapat respon yang positif dari guru dan orang tua. Gejala tersebut merupakan
modal dasar dan momentum awal yang baik bagi suatu proses belajar, karena
belajar hakikatnya adalah proses aktivitas yang terencana dan sadar tujuan.
Namun demikian kenyataan yang dilakukan pada umumnya oleh guru dan orang
TK atau orang tua justru melarang murid dan anak-anak mereka untuk
1
memegang dan menggunakan gunting, tanpa memberi penjelasan kepada
dan orang tua yang takut anaknya terluka karena tergunting, barang-barangnya
tersebut. Sikap semacam itu bukan hanya tidak bijaksana, tetapi juga sekaligus
belajar. Sementara itu interaksi anak dengan sesuatu benda atau suatu perbuatan
kegiatan menggunting. Dengan demikian sifat dinamis dan rasa ingin tahu anak
tentang sesuatu benda atau perbuatan bisa didesain menjadi suatu proses
edukatif. Dalam hal ini anak dapat diarahkan pada perkembangan motorik.
anak meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Seperti brrjalan, melompat,
berlari, naik sepeda. Motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot
halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan
Kedua kemampuan tersebut jelas sangat diperlukan anak agar mereka dapat
2
Dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan
psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional,
pendidikan dasar. Untuk itu anak TK belajar dari guru tentang berbagai hal
motorik halusnya.
diberi pembelajaran.
Dengan demikian, belajar melalui benda konkrit seperti media gunting untuk
meningkatkan motorik halus anak dipandang akan lebih efektif. Oleh karena itu
dalam penelitian ini akan diangkat suatu judul “Penggunaan Media Gunting
3
untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak di Tk Negeri
4
a. Untuk memperoleh Gambaran kemampuan motorik halus anak di TK
Kabupaten Boalemo?
5
c. Bagi Lembaga, senantiasa menjadi masukan yang baik dalam
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Istilah media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi
Media menurut AECT adalah segala sesuatu yang digunakan orang untuk
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka untuk belajar.
Briggs mengartikan media sebagai alat untuk memberikan perangsang bagi siswa
1. Media Pembelajaran
belajar para siswanya. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak
menghasilkan kegiatan belajar pada para siswanya. Kegiatan belajar hanya akan
berhasil jika si belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Seorang guru
tidak dapat mewakili belajar siswanya. Seorang siswa belum dapat dikatakan telah
belajar hanya karena ia sedang berada dalam satu ruangan dengan guru yang
sedang mengajar.
7
Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan guru untuk membuat siswa belajar.
Peran yang seharusnya dilakukan guru adalah mengusahakan agar setiap siswa
dapat berinteraksi secara aktif dengan berbagai sumber balajar yang ada.
yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari
sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur
pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan
mengingat perkembangan anak saat itu berada pada masa konkrit. Oleh karena itu,
digunakan media sebagai saluran penyampai pesan dari guru kepada anak agar
pesan tersebut dapat diserap anak dengan baik. Dengan demikian diharapkan
berhasil bila anak turut aktif dalam proses pembelajaran tersebut. Dengan kata
lain yang menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran bukanlah guru melainkan
anak. Hal ini berarti perlunya beragai fasilitas belajar, termasuk media
pembelajaran.
8
75 % melalui indra penglihatan
Dari data tersebut menunjukan bahwa penggunaan media yang dapat dilihat
penyampaian secara verbal. Gunting sebagai salah satu media pembelajaran dapat
2. Gunting
Dalam Kamus Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar hal 249 dituliskan
gunting.
d. Guru menjelaskan kepada anak cara menggunting kertas yang baik dan
benar
sebelumnya.
9
h. Guru memperagakan cara menggunting kertas berpola gambar yang baik
dan benar.
j. Guru dan anak melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif
dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah:
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga membantu guru
untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan
tidak membosankan.
10
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak harus
lebih mandalam dan utuh. Bila dengan mendengar informasi verbal dari guru
saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika diperkaya dengan kegiatan
kapan saja
siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa dimanapun dan
kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita sadari waktu belajar di
sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak justru di luar lingkungan sekolah.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-
11
membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian, memotivasi
“merupakan kegiatan yang menggunakan otot-otot halus pada jari dan tangan.
12
mengikat tali sepatu
lingkungan sekolah.
(2007) dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik halus yang paling utama
adalah:
a. Pada saat anak usia 3 tahun, kemampuan gerak halus anak belum berbeda
b. Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak secara substansial sudah
cenderung sempurna.
13
c. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik anak sudah lebih sempurna lagi
ujung pensil.
keterampilan.
c. Aktivitas fisik anak yang bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain
dengan perkembangannya.
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini
sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang
yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah
14
yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat
yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
unsur utama dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai
motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar adalah
Seperti meloncat, memanjat, berlari, menaiki sepeda, berdiri dengan satu kaki dan
sebagainya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-
bagin tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak
dan sebagainya.
15
menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai
kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus
tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan
optimal.
16
BAB III
RENCANA PERBAIKAN
dengan media gunting. Seberapa besar kontribusi yang diberikan dengan media
ini, sehingga akan tercapai kegiatan belajar yang menyenangkan dan menarik bagi
anak.
Kelompok :B
Jumlah seluruh siswa kelompok B adalah 13 orang, terdiri dari 7 orang anak
Negeri Mekarsari berbeda satu sama lainnya. Hal ini dianggap wajar karena
memang mereka datang dari latar belakang yang berbeda seperti latar belakang
Tapi secara umumnya tumbuh kembang semua anak di sekolah terlihat baik,
17
3.2 Deskripsi per Siklus
masing siklus terdiri dari lima hari pembelajaran, 5 RKH, 5 skenario perbaikan
lembar observasi dan lembar refleksi, yang digunakan untuk mengetahui sejauh
1. Siklus I
a. Perencanaan
RKH 1
1. Pembukaan
sehat”.
2. Inti
macam-macam makanan.
3. Istirahat
18
Anak-anak sebelum makan cuci tangan dan berdo’a dulu,
4. Penutup
RKH 2
1. Pembukaan
2. Inti
3. Istirahat
4. Penutup
RKH 3
1. Pembukaan
2. Inti
19
Di kegiatan ini anak menggunting gambar ikan, menghubungkan
binatang.
3. Istirahat
4. Penutup
RKH 4
1. Pembukaan
2. Inti
bilangan.
3. Istirahat
4. Penutup
RKH 5
20
1. Pembukaan
2. Inti
3. Istirahat
4. Penutup
b. Langkah-langkah perbaikan
21
memberikan penilaian, mengajak anak untuk menceritakan proses
22
4. Skenario perbaikan RKH 4
c. Pelaksanaan
23
Penilai 1 adalah Niwayan Karmiati, S.Pd, dan penilai 2 adalah
kepada Praktikan.
3. Tugas Supervisor
ke UPBJJ UT.
24
Prosedur kegiatan pengembangan yang utama adalah memberikan
e. Pengamatan/Pengumpulan data/instrumen
observasi
f. Refleksi
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan apa saja hal-hal yang perlu
Skenario perbaikan 1
Kelemahan : masih ada anak yang belum bisa memegang gunting dengan
benar.
Skenario perbaikan 2
25
Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk, cara
dengan benar.
Skenario perbaikan 3
Kelemahan: masih ada anak yang belum bisa menggunting gambar dengan
benar.
Skenario perbaikan 4
Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar
pola.
Skenario perbaikan 5
Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar
Siklus II
26
a. Perencanaan
RKH 6
1. Pembukaan
2. Inti
3. Istirahat
bermain bersama.
4. Penutup
dan pulang.
RKH 7
1. Pembukaan
2. Inti
27
3. Istirahat
bermain bersama.
4. Penutup
pulang.
RKH 8
1. Pembukaan
pakaian daerah.
2. Inti
3. Istirahat
bermain bersama.
4. Penutup
pulang.
RKH 9
1. Pembukaan
2. Inti
28
Di kegiatan ini anak menggunting gambar boneka, menebalkan tulisan
3. Istirahat
4. Penutup
RKH 10
1. Pembukaan
2. Inti
3. Istirahat
bermain bersama.
4. Penutup
b. Langkah-langkah perbaikan
29
Guru memberikan penjelasan tentang manfaat gunting dengan
tempat semula.
tempat semula.
30
memberikan penjelasan tentang bahaya gunting, cara memegang gunting,
tempat semula.
tempat semula.
31
bertanya, meminta anak untuk berhati-hati menggunakan gunting,
tempat semula.
c. Pelaksanaan
Penilai 1 Niwayan Karmiati,S.Pd, dan penilai 2 adala Ibu Erni Amu, S.Pd.
dan ditandatangani oleh kepala sekolah TK Mekar Sari yang beralamat di Desa
3. Tugas Supervisor
rancangan satu siklus dalam tiap siklus, mereview SKH, skenario perbaikan,
lembar observasi, refleksi dan mereview hasil APKG 1 dan 2, menilai simulasi,
32
merekapitulasi nilai praktek dan menyerahkan rekapitulasi nilai praktek dan
menggunting gambar yang telah disediakan guru juga yang di ambil dari koran
e. Pengamatan/Pengumpulan data/instrumen
menggunakan pengumpulan data melalui hasil karya atau penugasan kepada anak,
f. Refleksi
selanjutnya.
Skenario perbaikan 6
cara menggunakan dan bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa
dengan benar.
Skenario perbaikan 7
33
Kekuatan : dengan memberikan penjelasan tentang manfaat, bentuk,
cara menggunakan dan bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa
dengan benar.
Skenario perbaikan 8
menggunting bentuk.
dengan benar.
Skenario perbaikan 9
cara menggunakan dan bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa
gambar pola.
Skenario perbaikan 10
cara menggunakan dan bahayanya gunting, sehingga anak menjadi tahu bahwa
Kelemahan : masih ada anak yang belum rapi dalam menggunting gambar
34
Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdapat
kekuatan dan kelemahan diri. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kegiatan
disimpulkan :
dengan hasil yang sesuai, dan merupakan tantangan baru bagi peneliti untuk
yang dilaksanakan.
dilakukan.
pada akhir siklus pembelajaran dengan memperhatikan data yang diperoleh dari
observasi anak dan hasil belajar pada akhir siklus perbaikan tindakan
pembelajaran adalah:
35
- Jika sebagian besar anak mampu berkreativitas dengan Media Gunting, maka
- Jika hanya setengah dari jumlah anak mampu berkreativitas dengan Gunting maka
- Jika sebagian besar anak tidak mampu atau tidak ada perkembangan
berhasil.
36
BAB IV
2 siklus yang terdiri dari 10 kali tampilan di Ruangan, baik yang berkaitan dengan
1. Siklus I
Tabel : 1
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-1
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 2 15,38 Baik
√ 3 23,08 Sedang
O 8 61,54 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
dengan kategori baik yaitu berjumlah 2 orang anak, jumlah anak yang
berhasil menggunting dengan kategori sedang 3 orang anak dan sisanya anak
37
yang kurang berjumlah 8 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil
dengan kategori baik baru 15,38 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
belum berhasil.
Tabel : 2
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-2
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 3 23,08 Baik
√ 4 30,77 Sedang
O 6 46,15 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
dengan kategori baik yaitu berjumlah 3 orang anak, jumlah anak yang
berhasil menggunting dengan kategori sedang 4 orang anak dan sisanya anak
yang kurang berjumlah 6 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil
dengan kategori baik baru 23,08 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
belum berhasil.
38
Tabel : 3
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-3
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 4 30,77 Baik
√ 4 30,77 Sedang
O 5 38,46 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
dengan kategori baik yaitu berjumlah 4 orang anak, jumlah anak yang
berhasil menggunting dengan kategori sedang 4 orang anak dan sisanya anak
yang kurang berjumlah 5 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil
dengan kategori baik baru 30,77 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
belum berhasil.
Tabel : 4
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-4
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 5 38,46 Baik
√ 3 23,08 Sedang
O 5 38,46 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
39
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil menggunting
dengan kategori baik yaitu berjumlah 5 orang anak, jumlah anak yang
berhasil menggunting dengan kategori sedang 3 orang anak dan sisanya anak
yang kurang berjumlah 5 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil
dengan kategori baik baru 38,46 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
belum berhasil.
Tabel : 5
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus I Tampilan ke-5
Sikulus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 6 46,15 Baik
√ 3 23,08 Sedang
O 4 30,77 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
dengan kategori baik yaitu berjumlah 6 orang anak, jumlah anak yang
berhasil menggunting dengan kategori sedang 3 orang anak dan sisanya anak
yang kurang berjumlah 4 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat
disimpulkan bahwa anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil
40
Dilihat dari jumlah prosentase anak yang berhasil menggunting
dengan kategori baik baru 46,15 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
belum berhasil.
meningkatkan kemampuan motorik halus anak dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel : 6
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I Tampilan 1
Aspek yang Diamati
Kemunculan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
ya 13 87
tidak 2 13
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15 aspek yang
baik.
41
Tabel : 7
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I Tampilan 2
Aspek yang Diamati
Kemunculan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 14 93
Tidak 1 7
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15 aspek yang
baik.
Tabel : 8
Data Hasil Observasi Tentang Peanampilan Guru Siklus I Tampilan 3
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
ya 15 100 2
tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15 aspek yang
ya dan 0 aspek sisanya atau tidak ada aspek yang menunjukan kemunculan tidak .
Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.
42
Namun demikian masih ada 2 komentar yang merupan kekurangan yang
baik.
Tabel : 9
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I Tampilan 4
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100 1
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa penampilan guru dari 15 aspek yang
kemunculan ya. Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan
perencanaan yang dibuat. Namun demikian masih ada 1 komentar yang merupan
baik.
Tabel : 10
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus I Tampilan 5
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
43
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari 15 aspek yang
kemunculan ya dan dalam kolom komentar menunjukan tidak ada komentar. Ini
yang dibuat.
baik.
c. Refleksi
Data temuan penelitian bersama teman sejawat yang dapat dihimpun adalah
sebagai berikut :
ditentukan, materi yang disajikan juga sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
media pembelajaran telah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, reaksi
pengalaman yang beragam. Alat penilaian yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan SKH yang telah
disusun, namun masih ada kelemahan dalam hal penataan kegiatan, pengelolaan
44
mungkin guru baru pertama dan belum beradaptasi dengan lingkungan serta
anak agar dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal unik positif
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagian besar anak dapat
adalah menerapkan prinsip belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar.
pembelajaran yang dilaksanakan guru karena masih ada anak yang asyik dengan
guru. Dalam penilaian reaksi anak sangat antusias karena anak senang dengan
pujian dan tanda bintang. Anak telah mencapai indikator kemampuan yang
ditetapkan guru. Guru juga telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu
45
SIKLUS I
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Nama Media Menggunting Ket
No
Subjek 1 2 3
1. ABDUL MUTHALIB PURWANTO √ Kurang
2. ABDUL SULEMAN √ Baik
3. ABID FADHIL ABYAN BAKARI √ Baik
4. AZKA ALWAHIDJI HULILUNGO √ Kurang
5. DELBIWATI KAHARU √ Baik
6. FATMA JUSUF √ Cukup
7. FRAGIA KATILI √ Baik
8. ISMAIL FARZAN ASUNA √ Baik
9. MAULANA M. PUTRA PAKAYA √ Kurang
10. MOHAMAD AGIL MUSLIM √ Baik
11. MOHAMMAT FAJAR SUROTO √ Cukup
12. MUHAMAD PUTRA AKASE √ Cukup
13. MUHAMAD SYUAIB N SALEH √ Baik
Jumlah anak yang mendapat kriteria baik (%) 53,85%
Jumlah anak yang mendapat kriteria Sedang (%) 15,38%
Jumlah anak yang mendapat kriteria kurang (%) 30,77%
2. Siklus II
Siklus kedua saya laksanakan berdasarkan hasil yang belum maksimal dari
siklus I maka diadakan pendekatan bagi siswa yang masih jauh dari yang
dorongan kepada siswa untuk lebih berani mencoba menggunakan gunting dan
Tabel : 11
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-1
46
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 7 53,85 Baik
√ 2 15,38 Sedang
O 4 30,77 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil menggunting dengan
kategori baik yaitu berjumlah 7 orang anak, jumlah anak yang berhasil
menggunting dengan kategori sedang 2 orang anak dan sisanya anak yang kurang
berjumlah 4 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar belum sesuai
kategori baik baru 53,85 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran belum
berhasil.
Tabel : 12
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-2
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 8 61,54 Baik
√ 3 23,08 Sedang
O 2 15,38 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil menggunting dengan
kategori baik yaitu berjumlah 8 orang anak, jumlah anak yang berhasil
47
menggunting dengan kategori sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang
berjumlah 2 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar sudah sesuai
kategori baik baru 61,54%. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran belum
berhasil.
Tabel : 13
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-3
Sikulus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 9 69,23 Baik
√ 2 15,38 Sedang
O 2 15,38 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil menggunting dengan
kategori baik yaitu berjumlah 9 orang anak, jumlah anak yang berhasil
menggunting dengan kategori sedang 2 orang anak dan sisanya anak yang kurang
berjumlah 2 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar sudah sesuai
kategori baik baru 69,23 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran sudah
berhasil.
Tabel : 14
48
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-4
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 10 76,92 Baik
√ 3 23,08 Sedang
O 0 0,00 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil menggunting dengan
kategori baik yaitu berjumlah 10 orang anak, jumlah anak yang berhasil
menggunting dengan kategori sedang 3 orang anak dan sisanya anak yang kurang
berjumlah 0 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar sudah sesuai
kategori baik mencapai 76,92 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran sudah
berhasil.
Tabel : 15
Tabel Data Hasil Belajar Anak Siklus II Tampilan ke-5
Siklus I
Nilai Prosentase Keterangan
Frekuensi
(%)
• 12 92,31 Baik
√ 1 7,69 Sedang
O 0 0,00 Kurang
Jumlah 13 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari tabel di atas terlihat bahwa anak yang berhasil menggunting dengan
kategori baik yaitu berjumlah 12 orang anak, jumlah anak yang berhasil
49
menggunting dengan kategori sedang 1 orang anak dan sisanya anak yang kurang
berjumlah 0 orang anak. Sehingga dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
anak dalam hal ini jumlah anak dalam pencapaian hasil belajar sudah sesuai
kategori baik baru mencapai 92,31 %. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran
sangat berhasil.
Secara keseluruhan dari tabel data hasil belajar anak dengan menggunakan
media gunting siklus I dan II di atas dapat kita lihat untuk kategori Baik (B)
5 orang anak atau 38,46 %, Tampilan 5 bertambah menjadi 6 orang anak atau =
menjaadi 9 orang anak atau 69,23, Tampilan 4 bertambah menjadi 10 orang anak
atau = 76,92 % dan Tampilan 5 bertambah menjadi 12 orang anak atau = 92,31 %.
untuk kategori Sedang (S) siklus I adalah sebagai berikut : Tampilan 1 sebanyak 3
Tampilan 3 tetap 4 siswa atau = 30,77 %, Tampilan 4 tetap 3 siswa atau 23,08 %,
lagi menjadi 2 orang anak atau = 15,38 %, Tampilan 2 bertambah menjadi 3 orang
anak atau = 23,08%, Tampilan 3 berkurang menjadi 2 orang anak atau 15,38,
50
Tampilan 4 bertambah menjadi 3 orang anak atau = 23,08 % dan Tampilan 5
berkurang menjadi 1 orang anak atau =7,69 %. Hasil belajar anak dalam
siklus I adalah sebagai berikut : Tampilan 1 sebanyak 8 orang anak atau = 61,54
bertambah menjadi 5 orang anak atau = 38,46 %, Tampilan 4 tetap 5 orang anak
atau 38,46 %, Tampilan 5 berkurang menjadi 4 orang anak atau = 30,77 %, siklus
berkurang menjadi 2 oranag anak atau = 15,38%, Tampilan 3 tetap 2 orang anak
0,00 %.
SIKLUS II
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Nama Media Menggunting Ket
No
Subjek 1 2 3
1. ABDUL MUTHALIB PURWANTO √ Baik
2. ABDUL SULEMAN √ Baik
3. ABID FADHIL ABYAN BAKARI √ Baik
4. AZKA ALWAHIDJI HULILUNGO √ Sedang
5. DELBIWATI KAHARU √ Sedang
6. FATMA JUSUF √ Baik
7. FRAGIA KATILI √ Baik
8. ISMAIL FARZAN ASUNA √ Baik
9. MAULANA M. PUTRA PAKAYA √ Baik
10. MOHAMAD AGIL MUSLIM √ Baik
11. MOHAMMAT FAJAR SUROTO √ Baik
12. MUHAMAD PUTRA AKASE √ Baik
13. MUHAMAD SYUAIB N SALEH √ Baik
Jumlah anak yang mendapat kriteria baik (%) 92,31%
Jumlah anak yang mendapat kriteria Sedang (%) 7,69%
Jumlah anak yang mendapat kriteria kurang (%) 00,00%
Dari siklus I dan II dengan 10 kali tampilan hasil belajar siswa dengan
51
berarti juga bahwa kemampuan motorik halus anak dalam pembelajaran dengan
Grafik : 1
70%
60%
50%
40%
30%
Mampu
20%
Tdk Mampu
10%
0%
1 2 3
uan uan uan
p p p
em em em
m m m
Ke Ke Ke
Dari grafik 1 di atas dapat dilihat jumlah anak dalam pencapaian hasil
belajar untuk kategori baik menunjukan adanya peningkatan dari 2 orang anak
pada tampilan satu siklus I bertambah menjadi 6 orang anak pada tampilan 5 akhir
siklus I, dan 7 orang anak pada tampilan 1 siklus II meningkat menjadi 12 orang
anak pada tampilan 5 siklus II. Untuk kategori sedang terjadi perubahan secara
dinamis dari 3 orang anak pada tampilan 1 siklus I menjadi 1 orang anak pada
tampilan 5 akhir siklus II. Untuk kategori kurang terjadi penurunan dari 8 orang
anak pada tampilan 1 siklus I berkurang menjadi 0 orang anak pada tampilan 5
akhir siklus II
Grafik : 2
52
Grafik Prosentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per Tampilan
60%
50%
40%
30%
20%
Mampu
10%
Tdk Mampu
0%
1 2 3
an an an
pu pu pu
am am am
em em em
K K K
Dari grafik 2 terlihat bahwa prosentase anak yang hasil belajarnya Kurang
(K) dari 61,54 % pada tampilan ke-1 siklus I berkurang terus sampai tidak ada
atau 0 % anak pada tampilan ke-5. Anak yang Sedang (S) dari 23,08 % pada
tampilan ke-1 mengalami perubahan secara dinamis sehingga pada tampilan ke-5
tinggal 7,69 %, sedangkan untuk anak Baik (B) dari 15,38 % pada tampilan ke-1
bertambah terus menjadi 92,31 % diakhir tampilan siklus II. Jadi dapat
motorik halus anak TK. Dalam penelitian ini penulis melaksanankannya dalam 2
siklus dan masing-masing siklus sebanyak 5 kali tampilan. Dan tiap tampilan
sekitar 30 menit.
menggunakan media gunting dengan kategori Baik dapat kita lihat pada grafik
berikut :
Grafik : 3
Grafik Pencapaian Hasil Belajar Siswa Berkriteria Baik
53
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40% Mampu
30%
20% Tdk Mampu
10%
0%
1 2 3
an an an
pu pu pu
am am am
em em em
K K K
belajar yang mencapai hasil belajar kategori baik pada setiap tampilan. Secara
keseluruhan hasil belajar siswa akhir siklus I Baik (B) 6 orang naik menjadi 12
belajar yang lebih panjang dan fleksibel. Artinya waktu belajar diperpanjang
Tabel : 16
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II Tampilan 1
54
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Olah Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari 15 aspek yang
kemunculan ya. Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan
baik.
Tabel : 17
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II Tampilan 2
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Olah Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari 15 aspek yang
kemunculan ya. Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan
55
Dilihat dari jumlah prosentase aspek kemunculan ya sebesar 100 %. Hal
baik.
Tabel : 18
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II Tampilan 3
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari 15 aspek yang
kemunculan ya. Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan
baik.
Tabel : 19
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II Tampilan 4
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari 15 aspek yang
56
kemunculan ya. Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan
baik.
Tabel : 20
Data Hasil Observasi Tentang Penampilan Guru Siklus II Tampilan 5
Aspek yang Diamati
Tampilan Prosentase Komentar
Frekuensi
(%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
Dari Tabel di atas diketahui bahwa peanampilan guru dari 15 aspek yang
kemunculan ya. Ini artinya bahwa penampilan guru sudah sesuai dengan
baik.
Jika dirata-ratakan aspek penampilan guru pada tiap siklus dapat dilihat
Tabel : 21
Penampilan guru pada siklus I
Aspek yang Diamati
Kemunculan Rata-rata Prosentase Komentar
Frekuensi (%)
Ya 14,4 96 4
57
Tidak 0,6 4
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
sudah dikatakan baik, walaupun masih ada beberapa kekurangan yang perlu
diperbaiki.
Tabel : 22
Penampilan guru pada siklus II
Aspek yang Diamati
Kemunculan Rata-rata Prosentase Komentar
Frekuensi (%)
Ya 15 100
Tidak 0 0
Jumlah 15 100
Sumber : Data Hasil Observasi
mencapai 100 % dengan tidak ada komentar dari observer. Ini artinya penampilan
guru sudah baik dan sesuai dengan rencana yang dibuat sebelumnya.
c. Refleksi
Data temuan penelitian bersama teman sejawat yang dapat dihimpun adalah
sebagai berikut :
ditentukan, materi yang disajikan juga sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
media pembelajaran telah sesuai dengan indikator yang telah ditentukan, reaksi
58
pengalaman yang beragam. Alat penilaian yang digunakan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan SKH yang telah
disusun, namun masih ada kelemahan dalam hal penataan kegiatan, pengelolaan
mungkin guru baru pertama dan belum beradaptasi dengan lingkungan serta
anak agar dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal-hal unik positif
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagian besar anak dapat
adalah menerapkan prinsip belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar.
pembelajaran yang dilaksanakan guru karena masih ada anak yang asyik dengan
guru. Dalam penilaian reaksi anak sangat antusias karena anak senang dengan
pujian dan tanda bintang. Anak telah mencapai indikator kemampuan yang
ditetapkan guru. Guru juga telah dapat mengatur dan memanfaatkan waktu
59
kegiatan sebaik mungkin. Untuk kegiatan penutup telah dapat meningkatkan
4.2 Pembahasan
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini
sejalan dengan kematangan syaraf dan otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang
yang kompleks dari berbagai dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak, otaklah
yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat
yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam
unsur utama dalam perkembangan motorik anak, oleh sebab itu, perkembangan
kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai
tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan
60
menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.
Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak
dan sebagainya.
memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Dalam
dan mata. Anak juga belajar menggerakan pergelangan tangan agar lentur dan
menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai
kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus
yang berjumlah 13 orang anak. Lemahnya kemampuan motorik halus anak terlihat
dua lembar kertas, dan menganyam kertas, Pada umumnya mereka masih kurang
terampil dalam menggerakan otot halusnya. Perhatian mereka masih tidak focus
dalam pembelajaran dan anak kurang berani dalam melakukan tindakan atau
61
melakukan gerakan-gerakan yang menuntut otot halusnya. Hal ini dapat
samping pemberian kesempatan waktu belajar yang lebih panjang dan fleksibel.
pulang.
tentu memerlukan bantuan guru. Disini guru dituntut untuk dapat menjalankan
optimal.
2020/2021. Peningkatan dapat kita lihat dari hasil belajar anak yang berkategori
baik terus meningkat dari setiap tampilan sementara itu anak yang berkategori
untuk anak dengan kategori kurang mereka sudah tidak ada lagi pada akhir
tampilan siklus ke II. Hal berbalik dengan data sebelum dilakukan perbaikan
62
keberhasilan anak menurut pengamatan penulis sebelum dilakukan perbaikan
menunjukan hanya kurang lebih 15 % anak yang berhasil dalam belajar. Berikut
63
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
motorik halus anak terlihat ketika guru menyuruh anak untuk melakukan
menggunting kertas, menyatukan dua lembar kertas, dan menganyam kertas, Pada
Perhatian mereka masih tidak fokus dalam pembelajaran dan anak kurang berani
halusnya. Hal ini dapat dimengerti karena memang banyak foktor yang
mempengaruhinya. Selain faktor kematangan anak itu sendiri juga cara mengajar
guru.
Hal ini terlihat dari keterlibatan anak secara langsung dalam berbagai kegiatan
baik pendahuluan, inti dan kegiatan akhir sehingga menambah motivasi anak
untuk lebih aktif mengikuti proses pembelajaran penggunaan media dan alat
lebih efektif. Dari pembelajaran yang efektif ini menghantarkan hasil belajar
64
Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo Tahun Pelajaran 2020/2021. Setelah
diadakan perbaikan hasil belajar anak meningkat dari 46,15 % pada siklus I
5.2 Saran
selain selain dengan upaya-upaya di atas juga harus dibarengi dengan tersedianya
kesempatan waktu belajar yang lebih panjang dan fleksibel. Artinya waktu belajar
2. Agar hasil belajar lebih baik disarankan kesiapan belajar siswa ditingkatkan lagi.
kemampuan motorik halus sejenis atau yang lain dengan mengambil tema yang
berbeda.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nugraha, 2008. “Kurikulum dan Bahan Belajar TK” Universitas Terbuka,
Jakarta.
Bambang Sujiono, dkk, 2007, “Metode Pengembangan Fisik”, Universitas
Terbuka, Jakarta
IGAK Wardhani, dkk, 2008,”Penelitian Tindakan Kelas”, Universitas Terbuka,
Jakarta
Tim PKP PG-PAUD, 2009, “Panduan Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan
Mengajar (PKM) Program D-II PGTK”, Universitas Terbuka, Jakarta
Tim PKP PG-PAUD, 2010, “Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional”,
Universitas Terbuka, Jakarta
Tim TAP FKIP UT, 2011, “Panduan Tugas Akhir Program Sarjana FKIP”,
Universitas Terbuka, Jakarta
66