Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN

PENELITIAN DAN ANALISIS


“Analisis Pengembangan Sosial Emosional Anak Melalui
Pembiasaan Berbagi di-

TPA AISYIAH KEC. RATOLINDO”

NAMA : DIAN HAYATI


NIM : 838169884

Di Ajukan Untuk Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan


Pendidikan Anak Usia Dini

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK

JAUH UNIVERSITAS TERBUKA

PALU
Judul Penelitian : Analisis pengembangan Sosial Emosional Anak
Melaui Pembiasaan Berbagi di TPA AISYIAH
AMPANA
Waktu Peaksanaan : Kamis, 4 Nov. 2022
Tempat Penelitian : TPA AISYIAH

BAB I. PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Salah satu kecerdasan emosional yang penting dimiliki oleh setiap individu adalah kemampuan empati.
Kemampuan empati merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar dari suksesnya interaksi sosial
dikarenakan dengan berempati manusia akan lebih dapat merasakan perasaan orang lain.
Kemampuan empati yang baik akan mendorong seseorang untuk senantiasa berperilaku positif terhadap
sesamanya seperti tolong menolong, toleransi, peduli, dan menghargai satu sama lain. Empati sebagai
kemampuan memahami dan merasakan kekhawatiran orang lain kemungkinan besar dapat mencegah seseorang
untuk berbuat keji terhadap sesamanya. Pendidikan merupakan salah satu alternaitf jalan untuk perbaikan
individu dan masyarakat. Melalui pendidikan, sebuah negara dapat memperbaiki kualitas SDM yang dimiliki
guna kemajuan dari bangsa itu sendiri. Pepatah mengatakan belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas
batu, belajar di usia senja bagai mengukir di atas air. Sama halnya dengan pepatah tersebut kemampuan empati
sangat penting diajarkan sejak usia dini.

Montessori dalam Hainstock mengatakan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berada pada masa
Golden Age dimana masa tersebut merupakan periode sensitif. Dikatakan periode sensitif sebab pada periode
ini
anak telah mampu menerima stimulusai-stimulasi yang diberikan oleh lingkungan kepadanya. Pada periode ini
anak juga telah dapat merespon sehingga diharapkan anak mampu bertindak sesuai dengan apa yang dilihatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, kemampuan empati yang telah diajarkan dan ditanamkan sejak
dini secara optimal nantinya akan dapat menjadi tindakan pencegahan terjadinya peristiwa kejahatan berikutnya
dan dapat menjadi tonggak kehidupan sosial yang lebih bermartabat sesuai dengan
nilai dan moral yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai lembaga pendidikan
formal yang diperuntukkan bagi anak pada rentang usia 0-6 tahun memiliki peranan
penting dalam upaya pengoptimalan aspek perkembangan tiap-tiap siswa. Aspek perkembangan tersebut
meliputi aspek spiritual, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, dan seni. Untuk dapat
mengoptimalkan seluruh
potensi tersebut pendidik harus dapat menghadirkan sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
sehingga anak dapat merasa nyaman dan lebih mudah menerima ajaran yang akan pendidik berikan.
Salah satu aspek perkembangan yang sangat penting untuk dioptimalkan adalah aspek perkembangan sosial
emosional. Optimalisasi pada kemampuan sosial emosional akan dapat menjadikan anak lebih siap menghadapi
lingkungannya. Pemberian Stimulasi yang tepat sejak dini akan menjadi bekal bagi anak ketika dewasa nanti
ketika dihadapkan dengan masyarakat yang beragam dan diharapkan dapat hidup beriringan sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat.
Stimulasi khusus yang penting dikembangkan kepada anak adalah kemampuan empati. Belajar empati
sejak dini juga dapat menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mudah bergaul dengan teman, empati
dapat menghilangkan rasa iri, dengki dan permusuhan antar teman.
Berbagai metode pembelajaran dapat dipilih pendidik untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang
hendak diajarkan. Pembelajaran empati dapat diajarkan oleh pendidik melalui metode yang sederhana,
menyenangkan dan mudah diikuti oleh anak. Empati sebagai kemampuan yang dapat turut merasakan perasaan
orang lain, maka dari itu perlu diupayakan sebuah kegiatan yang dapat melibatkan anak secara langsung untuk
melakukan sebuah
tindakan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk
menumbuhkan kemampuan empati anak adalah melalui metode pembiasaan.

Taman Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan sosial
yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh dan memberikan pelayanan
kebutuhan pada anaknya.
Program di TPA direncanakan dan dilaksanakan dalam satu kesatuan yang utuh antara
pengasuhan, perawatan, bimbingan sosial, dan pendidikan. Semua kegiatan dilaksanakan sambil
bermain, karena pada masa ini adalah masa
 bermainnya anak-anak.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga
pendidik PAUD profesional yaitu, yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat
inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
TPA Aisyiah merupakan salah satu bentuk PAUD jalur non-formal. Disamping itu juga TPA
Aisyiah sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu
tertentu bagi anak yang orang tuanya bekerja. TPA Aisyiah menyelenggarakan pendidikan
sekaligus pengasuhan terhadap anak yang berusia 2 tahun sampai dengan 5 tahun

Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan
penelitian di Tempat Penitipan Anak (TPA) Aisyiah yang beralamat di Jalan Kelurahan Uentanaga
Kabupaten Tojo Una-Una yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak
yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis. Agar hak anak di
bidang pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial dapat terpenuhi sehingga tumbuh dan
berkembang kecerdasannya secara optimal.
Adapun visi, misi dan tujuan TPA Aisyiah, sebagai berikut:
Visi TPA Aisyiah:

“Membangun karakter anak sholeh/ah, mandiri, hidup sehat, disiplin dan ceria”
Misi TPA Aisyiah :

- Sebagai sahabat orang tua dalam membimbing anak dengan penuh kasih sayang.

- Mendidik anak dengan hati, cinta dan ketegasan yang berimbang.

- Menanamkan tauhid kepada anak sedari dini.

- Memberikan lingkungan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang anak.

- Sebagai sarana tempat pembelajaran keterampilan, kemandirian, dan nilai- nilai


keislaman bagi anak-anak.

- Menyiapkan anak menghadapi tantangan dunia.

Tujuan TPA Bunayya :

Membangun karakter anak sholeh/ah, mandiri, hidup sehat, disiplin dan ceria.

1.2 Fokus Penelitian

Setelah diadakan observasi di salah satu TPA Bunayya, maka penelitian ini
difokuskan pada salah satu kegiatan TPA yaitu kegiatan Pengembangan kemampuan sosial
emosional anak melalui pembiasaan berbagi di TPA Bunayya. 1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
Mengumpulkan data mengenai :

1) Alasan pendidik melakukan kegiatan Pengembangan Sosial Emosional Anak Melalui


Pembiasaan Berbagi Sesama Teman.

2) Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kebiasaan


berbagi serta mengembangkan sosial emosional anak.

2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut adalah dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu perkembangan anak sesuai dengan
usia anak.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini bermanfaat untuk :

1. Memberi masukan terhadap kegiatan penyelenggara TPA Bunayya melalui


 pembiasaan anak dalam berbagi di TPA Bunayya.

2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas.


3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di
lembaga PAUD.

BAB II. LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pengembangan Sosial Emosional Anak 


Perkembangan sosial merupakan suatu proses pembentukan pribadi dalam
masyarakat ( social self ), yakni pribadi dalam keluarga, budaya, bangsa dan seterusnya
(Muhidin, 1999). Sedangkan Harlock (1978) menyatakan bahwa
 perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan
tuntutan sosial. Sementara ahli yang lain menyatakan bahwa
 perkembangan sosial merupakan suatu proses di mana individu/anak melatih kepekaan dirinya
terhadap rangsangan-rangsangan sosial, terutama tekanan- tekanan dan tuntutan kehidupan
kelompoknya serta belajar bergaul dengan
 bertingkah laku, seperti anak lain dalam lingkungan sosialnya (Loree, 1970).

Pada tahap awal masa kanak-kanak, perkembangan sosial emosional

 berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku
yang diterima dari masyarakat (Dodge, 2002). Lebih lanjut dikatakan
 bahwa perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan
hubungan interpersonal (Papalia, 2004).
2.2 Metode Pengembangan Sosial Emosional
Beberapa metode pengembangan sosial emosional yang dapat dilakukan antara lain
:

1. Pengelompokan anak dan bermain kooperatif 

Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan berinteraksi secara intensif
dengan anak lain melalui kegiatan kerja sama dan bermain kooperatif. Dimana permainan
ini melibatkan sekolompok anak, dan setiap anak mendapat peran dan tugas masing-
masing yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Pada usia tiga tahun
terakhir anak sudah mulai

 bermain secara bersama dan kooperatif, serta kegiatan kelompok mulai

 berkembang dan meningkat baik dalam frekuensi maupun lamanya

 berlangsung.

2. Belajar berbagi

Belajar berbagi merupakan latihan keterampilan sosial yang sangat baik

 bagi anak. Melalui kegiatan ini anak akan belajar berempati terhadap anak lain,

 bermurah hati, bersikap sosial serta berlatih meninggalkan sifat egosentris.

Dalam penerapannya pada anak di TPA, bisa saja kita buat jadwal setiap

hari jum’at adalah hari buah dan hari bersedekah, setiap anak bebas membawa

 buah yang ia sukai, kemudian buah tersebut dikumpulkan dan makan bersama teman-
teman di TPA. Dan juga bersedekah kepada anak yatim dan fakir miskin, dalam hal ini
juga dituntut komunikasi pendidik dan orang tua dimana uang sedekah masing-masing
anak tersebut akan dimasukkan pada sebuah celeng, dan pada masanya, uang tabungan
tersebut akan diberikan kepada anak yatim atau fakir yang ada dilingkungan TPA maupun
di luar TPA. Disini kita melatih anak mempunyai rasa empati, murah hati, saling
menyayangi, dan turut merasakan penderitaan orang lain dengan berbagi.

3. Bermain Peran

Bermain peran disebut juga main simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi dan main
drama. Dengan bermain peran ini sangat baik untuk melatih kognisi, sosial, emosional
anak pada usia 3-5 tahun. Bermain peran menunjukkan daya

 berfikir anak sudah tinggi, karena anak sudah dapat melakukan perannya sesuai
dengan pengalaman yang didapat melalui panca indra dan memerankan kembali
dengan berpura-pura.

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Subyek Penelitian


Subyek penelitian ini adalah :

i. Anak-anak yang berjumlah 13 orang

 Laki-laki : 9 orang

 Perempuan : 4 orang

ii. Pendidik yang berjumlah 4 orang

1. Elli Harmi, S. Pd
2. Risma Hartini
3. Dra. Siti Markhuma
4. Fitri Andayani, S.Pd
iii. Pimpinan PAUD Kelompok Bermain “Bina Ananda SKB Lahat”

Lasmini, S.Pd

iv. Ketua Lembaga : Herlena, S.Pd

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara mengenai kegiatan
anak PAUD KB Bina Ananda SKB Lahat.

3.3 Instrumen Penelitian


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi,yaitu untuk melihat fenomena yang unik/ menarik untuk dijadikan


fokus penelitian.
 b. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam

c. mengenai fokus penelitian.

d. Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih


luas mengenai fokus penelitian.
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI
KELOMPOK BERMAIN
Kelompok Bermain : PAUD KB BINA ANANDA SKB LAHAT
Tanggal : Selasa, 18 April 2017
Usia : 2 – 4 tahun

Hal-hal unik/menarik ADA


No. Keterangan/ Uraian/ Pernyataan
Yang ditemukan YA TIDAK
1. Model Pengembangan
Kegiatan Pengembangan keterampilan dalam
√  bermain bersama
Di dalam ruangan kelas semua anak
 bermain duduk dibangku, hari ini
kegiatan dilakukan di dalam ruangan.
Pertanyaan: Mengapa
2. Penataan Ruangan √ anak-anak duduk membentuk lingkaran?
Jawab: karena anak usia 2-4 tahun
 belum bisa tertib masih perlu latihan
dan bimbingan
Anak-anak melaksanakan kegiatan
 pembelajaran menggambar bentuk
lingkaran. Pertanyaan: apakah anak
Kegiatan yang Akan
menyukai pembelajaran menggambar
3. dilakukan yaitu bentuk lingkaran?
Menggambar Bentuk √
Jawab: anak-anak sangat suka dengan
Lingkaran
kegiatan menggambar
 bentuk lingkaran dengan menggarisi
titik-titik yang ada. Pensil, gambar dasar
4. Alat dan Bahan yang titik-titik yang
Digunakan √  berbentuk lingkaran, dan kertas gambar
Pengaturan/ Anak-anak duduk dikursi membentuk
5. Pengelompokan Anak √ huruf U sesuai dengan
 bimbingan pendidik
Pendidik menjelaskan bahwa hari ini
kita akan melakukan kegiatan
 pembelajaran menggambar bentuk
Cara Pendidik lingkaran.
Mengajarkan Kegiatan Pertanyaan: Mengapa anak-anak diberi
6. √
kegiatan tersebut?
Pembelajaran
Jawab: kegiatan ini dilakukan untuk
merangsang motorik halus anak dalam
mengembangkan
 pembelajaran menggambar bentuk
KEPENGURUSAN PAUD KB BINA ANANDA SKB LAHAT

PENANGGUNG JAWAB
KEPALA UPTD SKB
LAHAT

KETUA PENGELOLA PG SKB


LAHAT
LASMINI, S.Pd

SEKERTARI BENDAHAR
S A
ELLI HARMI, RASIE
S.Pd M

GURU KB
ELLI HARMI, S.Pd
ROSMA HARTINI
Dra. SITI MARKHUMAH
FITRI ANDAYANI, S.Pd
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU

PAUD KELOMPOK BERMAIN BINA ANANDA SKB LAHAT

1. Usia berapa saja anak-anak dalam Kelompok Bermain yang ibu asuh? Jawab :
Usia 2-4 tahun

2. Apa keistimewaan program di Kelompok Bermain yang ibu asuh dibandingkan dengan
Kelompok Bermain lainnya?

Jawab : Keistimewaannya adalah sudah terakreditasi dengan nilai “B”

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan harian untuk anak di KB yang ibu asuh?

Jawab : Dengan cara pijakan 1-4.

4. Referensi apa yang ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?

Jawab : Dengan menyusun Program Semester, Rencana Kegiatan Mingguan dan


Rencana Kegiatan Harian yang sesuai dengan Kurikulum 2013.

5. Apa saja yang ibu manfaatkan dari referensi tersebut?

Jawab : Manfaatnya sangat berguna bagi pembelajaran untuk anak.

6. Alat peraga edukatif apa saja yang ibu pergunakan?

Jawab : Disesuaikan dengan sentra pada saat itu/ permainan yang ingin dimainkan
anak.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN KEPALA PAUD
KELOMPOK BERMAIN BINA ANANDA SKB LAHAT

1. Apa visi dan misi Kelompok Bermain dalam konteks pendidikan anak? Jawab :
Visi :
“Mewujudkan lembaga PAUD Bina Ananda yang unggul dalam mempersiapkan
genarasi muda yang taqwa, berkarakter, sehat, cerdas, dan ceria menuju masa depan
yag berkualitas”.

Misi :

1. Membangun ahlak mulia dan mandiri sejak anak usia dini


2. Membantu peran serta orang tua dalam mendidik anak
3. Membangun peserta didik yang berkarakter baik
4. Mempersiapkan anak didik untuk masuk ke jenjang pendidikan lebih lanjut.

2. Siapa yang merancang program tersebut?


Jawab : Kepala UPTD SKB Lahat

3. Ada berapa jumlah pendidik Kelompok Bermain ini?


Jawab : Jumlah Pendidik 4 orang
 Elli Harmi, S.Pd

 Rosma Hartini

 Dra. Siti Markhumah

 Fitri Andayani, S.Pd

4. Ada berapa jumlah anak didik di Kelompok Bermain ini?


Jawab : Anak-anak 13 orang , Laki-laki :9 orang dan Perempuan : 4 orang

5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Kelompok Bermain ini? Jawab :
Menggunakan Model Sentra

6. Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan untuk PAUD KB Bina Ananda SKB Lahat?
Jawab : Mengikuti program pemerintah sesuai dengan

 pembelajaran Kelompok Bermain


BAB IV. ANALISA DATA

4.1 TABULASI DATA


Untuk memudahkan analisis data, maka untuk hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut :

Observasi Wawancara Wawancara dengan


dengan Guru Dokumentasi
Pemimpin
Anak-anak duduk Anak-anak disuruh Dengan adanya KB Dalam rencana
dibangkunya masing- duduk ditempat yang menerima dan kegiatan anak-
masing membentuk duduknya masing- memberikan anak menggambar
huruf u. masing agar rapi dan  pelayanan yang  bentuk lingkaran
memperhatikan guru. terbaik terhadap sesuai dengan
Anak-anak secara anak, dan guru serta keinginan anak
bergiliran orang tua, kami menggambarnya
menunjukan berharap agar anak
kegiatan dapat
menggambar mengembangkan
kemampuan motorik
Anak-anak harus halusnya Dalam program
Dalam pembelajaran dijelaskan terlebih Kami berkeinginan kegiatan KB
menggambar guru dahulu bentuk agar kemampuan anak tercantum
sudah mempersiapkan lingkaran agar anak dapat  bahwa tujuan
alat untuk  bisa menggambar  berkembang dengan  pendirian KB
melaksanakan kegiatan.  bentuk ingkaran optimal termasuk adalah
dengan baik dan kemampuan seni mengembangkan
Anak-anak menjawab kemampuan yang
 benar.  pada anak karena
yang mana bentuk dimiliki anak agar
menggambar
lingkaran yang ada dapat
 bentuk lingkaran
titik yang akan  berkembang
adalah bentuk
digambar. dengan optimal
ekspresi seni yang
Setelah melakukan melalui kegiatan
umumnya paling
tanya jawab didepan. yang
dikenal oleh anak.
Guru membagikan menyenangkan
masing-masing lembar
kegiatan dan
 pensil serta kertas
kepada anak untuk
menarik garis titik-
titik yang berbentuk
lingkaran.
Anak-anak mulai Dengan kegiatan Kami Dalam rencana kegiatan
menggambar bentuk menggambar mengembangkan tertulis
lingkaran, guru  bentuk lingkaran  potensi anak sejak  bahwa salah satu
membimbing anak- anak-anak akan dini sedemikian rupa alat peraga
anak agar tidak salah menuangkan sehingga anak tidak edukatif yang
dalam menggambar. imajinasinya dengan hanya mengenal lewat digunakan adalah
Guru menjelaskan memberikan gambar dan tulisan bentuk lingkaran
kepada anak-anak rangsangan dan yang nantinya akan
dalam kegiatan motivasi agar anak terarah pada suat
menggambar hari ini. dapat berkreasi.  pencapaian
Dengan anak-anak  perkembangan yang
menggambar, anak- optimal.
anak akan
menuangkan
imajinasinya dengan
goresan
 pensil dan dapat
mengembangkan
kreativitasnya
dengan memilih
gambar lingkaran
sesuai dengan
keinginannya.
Guru menggunakan Dalam rencana kegiatan
Dengan Kami lebih
alat peraga langsung tertulis
menggunakan alat menekankan pada
sebagai alat peraga  bahwa salah satu
 peraga langsung anak  pengembangan
edukatif alat peraga
akan lebih memahami  potensi anak sejak
edukatif yang
dan diharapkan anak dini yang dirancang
digunakan adalah
mengerti akan untuk
bentuk lingkaran.
kegunaannnya  perkembangan anak
walaupun dalam sejak dini.
kesehariannya anak
sudah terbiasa melihat
bentuk lingkaran
dilingkungan sekolah
maupun di rumah.
4.2 Analisis Kritis
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan anak menggambar
bebas sesuai dengan keinginan anak, merupakan suatu kegiatan yang
 bermaksud mengembangkan kemampuan motorik halus anak dan media ekspresi yang
dimiliki oleh anak dengan kegiatan yang menyenangkan, dan merupakan kemampuan yang
dikembangkan di KB kami.
Melalui kegiatan menggambar bentuk lingkaran yang dilakukan PAUD KB Bina
Ananda SKB Lahat diharapkan sebagai media ekspresi yang dimiliki oleh anak dengan
kegiatan yang menyenangkan sesuai dengan pendapat Widya Pekerti, dkk (2008: 10.29).
Lowenfeld mengatakan bahwa self expression dalam arti yang tepat adalah suatu
pernyataan tentang isi jiwa (pikiran, perasaan, kehendak) dengan cara-cara sendiri. Self
expression sangat perlu bagi perkembangan pribadi yang harmonis. Dengan demikian,
ekspresi ini bukan ditentukan oleh apa yang dinyatakan, tetapi oleh bagaimana itu dinyatakan
(I Wayan Ardhana, 1965).

Melalui kegiatan menggambar bentuk lingkaran anak dapat mencurahkan

 perasaan yang dirasakannnya melalui goresan pensilnya, hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian Beth Casey dari Boston College menyimpulkan bahwa anak yang mempunyai
hambatan mengucapkan kata-kata, namun pikirannya lebih maju akan nampak pada
tulisan/gambarnya. Dalam menggambar bentuk lingkaran yang digunakan biasanya tidak
berhubungan dengan realitas alam dan bersifat subyektif sesuai dengan perasaan dan emosi
anak.
Menurut pendapat saya didalam kegiatan menggambar bentuk lingkaran yang
dilakukan anak-anak sering dijumpai suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan.
Kegembiraan anak dapat ditandai dengan beberapa ciri yang ditimbulkan oleh keaktifan
dan kebebasan untuk bergerak, bereksperimen,
 berlomba, berkomunikasi, dan sebagainya. Menggambar bagi anak-anak merupakan media
ekspresi yang menyenangkan dan mereka dapat menggambar

 bentuk lingkaran sesuai dengan keinginan dan suasana hatinya.


BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. PAUD Kelompok Bermain Bina Ananda SKB Lahat mempunyai program
memberikan kegiatan menggambar sejak awal masuk Kelompok Bermain lewat
kegiatan yang menyenangkan sesuai dengan perkembangan anak.

2. Pengembangan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggambar dapat


dikembangkan sehinnga anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan
anggota tubuhnya terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan
untuk pengenalan menulis.

5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran, sebagai

 berikut :

1. Dalam mengembangkan kemampuan menggambar pendidik lain harus lebih


bervariasi, sehingga anak dapat berkreasi sesuai dengan imajinasinya dan
kemampuan anak akan berkembang optimal.

2. Pengembangan kemampuan menggambar dilakukan dengan media dan sarana


serta bentuk yang lebih bervariasi dan dikemas melalui kegiatan yang
menyenangkan sehingga anak-anak lebih termotivasi dan menikmati dunia
bermainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah Siti, dkk. 2009.  Perkembangan dan Konsep dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.
Asmawati Luluk, dkk. 2010.  Pengelolaan kegiatan Pengembangna Anak Usia
 Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.
Pekerti, Widia, dkk. 2008.  Metode Pengembangan Seni. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sujiono, Bambang,dkk. 2008.  Metode Pengembangan Fisik . Jakarta :
Universitas Terbuka
http://belajarblog54.blogspot.co.id/2014/11/laporan-penelitian-dan-

analisis.html
http://ratarbiyatulquran.blogspot.co.id/2014/05/laporan-penelitian-dan-analisis- di-
kb.html
Keterangan Gambar : peneliti mewawancarai kepala PAUD KB Bina Ananda
SKB Lahat

Saat peneliti menjelaskan cara


menggambar bentuk lingkaran
Suasana PAUD KB Bina Ananda SKB
Lahat

Anda mungkin juga menyukai