PALU
Judul Penelitian : Analisis pengembangan Sosial Emosional Anak
Melaui Pembiasaan Berbagi di TPA AISYIAH
AMPANA
Waktu Peaksanaan : Kamis, 4 Nov. 2022
Tempat Penelitian : TPA AISYIAH
BAB I. PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Salah satu kecerdasan emosional yang penting dimiliki oleh setiap individu adalah kemampuan empati.
Kemampuan empati merupakan salah satu faktor yang menjadi dasar dari suksesnya interaksi sosial
dikarenakan dengan berempati manusia akan lebih dapat merasakan perasaan orang lain.
Kemampuan empati yang baik akan mendorong seseorang untuk senantiasa berperilaku positif terhadap
sesamanya seperti tolong menolong, toleransi, peduli, dan menghargai satu sama lain. Empati sebagai
kemampuan memahami dan merasakan kekhawatiran orang lain kemungkinan besar dapat mencegah seseorang
untuk berbuat keji terhadap sesamanya. Pendidikan merupakan salah satu alternaitf jalan untuk perbaikan
individu dan masyarakat. Melalui pendidikan, sebuah negara dapat memperbaiki kualitas SDM yang dimiliki
guna kemajuan dari bangsa itu sendiri. Pepatah mengatakan belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas
batu, belajar di usia senja bagai mengukir di atas air. Sama halnya dengan pepatah tersebut kemampuan empati
sangat penting diajarkan sejak usia dini.
Montessori dalam Hainstock mengatakan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berada pada masa
Golden Age dimana masa tersebut merupakan periode sensitif. Dikatakan periode sensitif sebab pada periode
ini
anak telah mampu menerima stimulusai-stimulasi yang diberikan oleh lingkungan kepadanya. Pada periode ini
anak juga telah dapat merespon sehingga diharapkan anak mampu bertindak sesuai dengan apa yang dilihatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, kemampuan empati yang telah diajarkan dan ditanamkan sejak
dini secara optimal nantinya akan dapat menjadi tindakan pencegahan terjadinya peristiwa kejahatan berikutnya
dan dapat menjadi tonggak kehidupan sosial yang lebih bermartabat sesuai dengan
nilai dan moral yang berlaku di masyarakat. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai lembaga pendidikan
formal yang diperuntukkan bagi anak pada rentang usia 0-6 tahun memiliki peranan
penting dalam upaya pengoptimalan aspek perkembangan tiap-tiap siswa. Aspek perkembangan tersebut
meliputi aspek spiritual, kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional, dan seni. Untuk dapat
mengoptimalkan seluruh
potensi tersebut pendidik harus dapat menghadirkan sebuah kegiatan pembelajaran yang menyenangkan
sehingga anak dapat merasa nyaman dan lebih mudah menerima ajaran yang akan pendidik berikan.
Salah satu aspek perkembangan yang sangat penting untuk dioptimalkan adalah aspek perkembangan sosial
emosional. Optimalisasi pada kemampuan sosial emosional akan dapat menjadikan anak lebih siap menghadapi
lingkungannya. Pemberian Stimulasi yang tepat sejak dini akan menjadi bekal bagi anak ketika dewasa nanti
ketika dihadapkan dengan masyarakat yang beragam dan diharapkan dapat hidup beriringan sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku di masyarakat.
Stimulasi khusus yang penting dikembangkan kepada anak adalah kemampuan empati. Belajar empati
sejak dini juga dapat menjadikan anak tumbuh menjadi pribadi yang mudah bergaul dengan teman, empati
dapat menghilangkan rasa iri, dengki dan permusuhan antar teman.
Berbagai metode pembelajaran dapat dipilih pendidik untuk mencapai kompetensi-kompetensi yang
hendak diajarkan. Pembelajaran empati dapat diajarkan oleh pendidik melalui metode yang sederhana,
menyenangkan dan mudah diikuti oleh anak. Empati sebagai kemampuan yang dapat turut merasakan perasaan
orang lain, maka dari itu perlu diupayakan sebuah kegiatan yang dapat melibatkan anak secara langsung untuk
melakukan sebuah
tindakan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk
menumbuhkan kemampuan empati anak adalah melalui metode pembiasaan.
Taman Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan sosial
yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh dan memberikan pelayanan
kebutuhan pada anaknya.
Program di TPA direncanakan dan dilaksanakan dalam satu kesatuan yang utuh antara
pengasuhan, perawatan, bimbingan sosial, dan pendidikan. Semua kegiatan dilaksanakan sambil
bermain, karena pada masa ini adalah masa
bermainnya anak-anak.
Program S1 PG-PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusannya menjadi tenaga
pendidik PAUD profesional yaitu, yang dapat mengembangkan program PAUD dan membuat
inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini.
TPA Aisyiah merupakan salah satu bentuk PAUD jalur non-formal. Disamping itu juga TPA
Aisyiah sebagai wahana kesejahteraan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu
tertentu bagi anak yang orang tuanya bekerja. TPA Aisyiah menyelenggarakan pendidikan
sekaligus pengasuhan terhadap anak yang berusia 2 tahun sampai dengan 5 tahun
Dalam rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan
penelitian di Tempat Penitipan Anak (TPA) Aisyiah yang beralamat di Jalan Kelurahan Uentanaga
Kabupaten Tojo Una-Una yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak
yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis. Agar hak anak di
bidang pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan sosial dapat terpenuhi sehingga tumbuh dan
berkembang kecerdasannya secara optimal.
Adapun visi, misi dan tujuan TPA Aisyiah, sebagai berikut:
Visi TPA Aisyiah:
“Membangun karakter anak sholeh/ah, mandiri, hidup sehat, disiplin dan ceria”
Misi TPA Aisyiah :
- Sebagai sahabat orang tua dalam membimbing anak dengan penuh kasih sayang.
- Memberikan lingkungan yang aman, nyaman, dan sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembang anak.
Membangun karakter anak sholeh/ah, mandiri, hidup sehat, disiplin dan ceria.
Setelah diadakan observasi di salah satu TPA Bunayya, maka penelitian ini
difokuskan pada salah satu kegiatan TPA yaitu kegiatan Pengembangan kemampuan sosial
emosional anak melalui pembiasaan berbagi di TPA Bunayya. 1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
Mengumpulkan data mengenai :
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut adalah dengan
melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu perkembangan anak sesuai dengan
usia anak.
berkisar tentang proses sosialisasi, yaitu proses ketika anak mempelajari nilai-nilai dan perilaku
yang diterima dari masyarakat (Dodge, 2002). Lebih lanjut dikatakan
bahwa perkembangan sosial emosional meliputi perkembangan dalam hal emosi, kepribadian, dan
hubungan interpersonal (Papalia, 2004).
2.2 Metode Pengembangan Sosial Emosional
Beberapa metode pengembangan sosial emosional yang dapat dilakukan antara lain
:
Melalui pengelompokan, anak akan saling mengenal dan berinteraksi secara intensif
dengan anak lain melalui kegiatan kerja sama dan bermain kooperatif. Dimana permainan
ini melibatkan sekolompok anak, dan setiap anak mendapat peran dan tugas masing-
masing yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan bersama. Pada usia tiga tahun
terakhir anak sudah mulai
berlangsung.
2. Belajar berbagi
bagi anak. Melalui kegiatan ini anak akan belajar berempati terhadap anak lain,
Dalam penerapannya pada anak di TPA, bisa saja kita buat jadwal setiap
hari jum’at adalah hari buah dan hari bersedekah, setiap anak bebas membawa
buah yang ia sukai, kemudian buah tersebut dikumpulkan dan makan bersama teman-
teman di TPA. Dan juga bersedekah kepada anak yatim dan fakir miskin, dalam hal ini
juga dituntut komunikasi pendidik dan orang tua dimana uang sedekah masing-masing
anak tersebut akan dimasukkan pada sebuah celeng, dan pada masanya, uang tabungan
tersebut akan diberikan kepada anak yatim atau fakir yang ada dilingkungan TPA maupun
di luar TPA. Disini kita melatih anak mempunyai rasa empati, murah hati, saling
menyayangi, dan turut merasakan penderitaan orang lain dengan berbagi.
3. Bermain Peran
Bermain peran disebut juga main simbolik, pura-pura, fantasi, imajinasi dan main
drama. Dengan bermain peran ini sangat baik untuk melatih kognisi, sosial, emosional
anak pada usia 3-5 tahun. Bermain peran menunjukkan daya
berfikir anak sudah tinggi, karena anak sudah dapat melakukan perannya sesuai
dengan pengalaman yang didapat melalui panca indra dan memerankan kembali
dengan berpura-pura.
Laki-laki : 9 orang
Perempuan : 4 orang
1. Elli Harmi, S. Pd
2. Risma Hartini
3. Dra. Siti Markhuma
4. Fitri Andayani, S.Pd
iii. Pimpinan PAUD Kelompok Bermain “Bina Ananda SKB Lahat”
Lasmini, S.Pd
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA UPTD SKB
LAHAT
SEKERTARI BENDAHAR
S A
ELLI HARMI, RASIE
S.Pd M
GURU KB
ELLI HARMI, S.Pd
ROSMA HARTINI
Dra. SITI MARKHUMAH
FITRI ANDAYANI, S.Pd
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN GURU
1. Usia berapa saja anak-anak dalam Kelompok Bermain yang ibu asuh? Jawab :
Usia 2-4 tahun
2. Apa keistimewaan program di Kelompok Bermain yang ibu asuh dibandingkan dengan
Kelompok Bermain lainnya?
3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan harian untuk anak di KB yang ibu asuh?
4. Referensi apa yang ibu pergunakan untuk menyusun rencana kegiatan anak?
Jawab : Disesuaikan dengan sentra pada saat itu/ permainan yang ingin dimainkan
anak.
INSTRUMEN WAWANCARA DENGAN KEPALA PAUD
KELOMPOK BERMAIN BINA ANANDA SKB LAHAT
1. Apa visi dan misi Kelompok Bermain dalam konteks pendidikan anak? Jawab :
Visi :
“Mewujudkan lembaga PAUD Bina Ananda yang unggul dalam mempersiapkan
genarasi muda yang taqwa, berkarakter, sehat, cerdas, dan ceria menuju masa depan
yag berkualitas”.
Misi :
Rosma Hartini
5. Model pengembangan kegiatan apa yang diterapkan di Kelompok Bermain ini? Jawab :
Menggunakan Model Sentra
6. Bagaimana cara menyusun rencana kegiatan untuk PAUD KB Bina Ananda SKB Lahat?
Jawab : Mengikuti program pemerintah sesuai dengan
perasaan yang dirasakannnya melalui goresan pensilnya, hal tersebut sesuai dengan hasil
penelitian Beth Casey dari Boston College menyimpulkan bahwa anak yang mempunyai
hambatan mengucapkan kata-kata, namun pikirannya lebih maju akan nampak pada
tulisan/gambarnya. Dalam menggambar bentuk lingkaran yang digunakan biasanya tidak
berhubungan dengan realitas alam dan bersifat subyektif sesuai dengan perasaan dan emosi
anak.
Menurut pendapat saya didalam kegiatan menggambar bentuk lingkaran yang
dilakukan anak-anak sering dijumpai suasana yang menyenangkan, penuh kegembiraan.
Kegembiraan anak dapat ditandai dengan beberapa ciri yang ditimbulkan oleh keaktifan
dan kebebasan untuk bergerak, bereksperimen,
berlomba, berkomunikasi, dan sebagainya. Menggambar bagi anak-anak merupakan media
ekspresi yang menyenangkan dan mereka dapat menggambar
5.1 Kesimpulan
1. PAUD Kelompok Bermain Bina Ananda SKB Lahat mempunyai program
memberikan kegiatan menggambar sejak awal masuk Kelompok Bermain lewat
kegiatan yang menyenangkan sesuai dengan perkembangan anak.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti dapat memberikan saran, sebagai
berikut :
Aisyah Siti, dkk. 2009. Perkembangan dan Konsep dasar Pengembangan Anak
Usia Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.
Asmawati Luluk, dkk. 2010. Pengelolaan kegiatan Pengembangna Anak Usia
Dini. Jakarta : Universitas Terbuka.
Pekerti, Widia, dkk. 2008. Metode Pengembangan Seni. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Sujiono, Bambang,dkk. 2008. Metode Pengembangan Fisik . Jakarta :
Universitas Terbuka
http://belajarblog54.blogspot.co.id/2014/11/laporan-penelitian-dan-
analisis.html
http://ratarbiyatulquran.blogspot.co.id/2014/05/laporan-penelitian-dan-analisis- di-
kb.html
Keterangan Gambar : peneliti mewawancarai kepala PAUD KB Bina Ananda
SKB Lahat