Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504) Program S1 PAUD
FKIP Universitas Terbuka
Disusun Oleh :
Nama : Istiqomah
NIM : 835036836
UNIVERSITAS TERBUKA
PALEMBANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka.
Nama : Istiqomah
NIM : 835036836
Tempat Penelitiam : Taman Kanak-kanak Tenera Hijau Desa Pangkalan Panji
Waktu Pelaksanaan : Rabu, November 2022
Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi Tugas mata kuliah
Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504)
Program S1 PGPAUD FKIP Universitas Terbuka.
Tutor Peneliti
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya. Sholawat dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah
curah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW atas perkenan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Penelitian Pengembangan
Kegiatan Anak Usia Dini pada Taman Kanak-kanak Tenera Hijau Desa Pangkalan
Panji . Penyusunan ini didasarkan pada mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Anak Usia Dini.
1. Bunda Dra. Betty Anggraeni M.Pd pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Pangkalan Balai.
3. Pengelola dan Para Pengasuh Taman Kanak-kanak Tenera Hijau Desa
Pangkalan Panji
4. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik
moril maupun materiil.
5. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
iii
Istiqomah
NIM. 835036836
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................ iv
iv
LAMPIRAN ......................................................................... 13
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak adalah amanat bagi orang tua dan asset bangsa yang menentukan
masa depan bangsa itu. Orang bijak mengatakan untuk melihat masa depan suatu
bangsa adalah dengan melihat keadaan anak dan pemudanya. Oleh sebab itu kita
berkewajiban memberi hak-haknya sedini mungkin. Salah satunya adalah
memberikan pendidikan yang tepat sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan tingkat perkembangannya dan mampu meningkatkan potensi yang
dimilikinya.
Pendidikan Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu lembaga
pendidikan formal yang memberikan pelayanan pendidikan untuk usia 4 sampai 6
tahun. Sedang tugas utama seorang pendidik TK adalah memberikan stimulasi dan
rangsangan bagi anak untuk mengoptimalkan fungsi organ-organ dalam tubuh
yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sikap dan perilakunya
di masa mendatang.
TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin
beralamat di Jl.PT SMS Desa Pangkalan Panji RT. 007 RW. 002 Kecamatan
Banyuasin III Kabupaten Banyuasin. Pendirian TK Tenera Hijau Kecamatan
Banyuasin III Kabupaten Banyuasin merupakan realisasi dari program
pendidikan anak usia dini yang menggalakan TK sebagai salah satu bentuk
pelayanan pendidikan anak usia dini dan masyarakat.
Pengurus TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia
dini sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Kanak-kanak. Selain
dengan menggunakan menu generik, pemenuhan gizi anak dan pelayanan bagi
anak berkebutuhan khusus.
TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin
mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Menjadi lembaga pendidikan pra sekolah yang bermutu, kondusif dan
diridhoi Allah SWT.
Misi :
1. Membekali perkembangan anak didik dengan keimanan, kecerdasan dan
keterampilan.
2. Mengembangkan potensi anak sedini mungkin.
3. Membentuk semua komponen sekolah menjadi bagian untuk kemajuan
masyarakat/lingkungan.
1
Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi
tenaga pendidik PAUD profesional yaitu yang dapat mengembangkan program
PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh
mahasiswa adalah Analisis Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam
rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan
penelitian di TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin
yang bertujuan mengumpulkan data mengenai kegiatan-kegiatan anak
yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.
Terpenuhinya hak anak di bidang pendidikan dan pengasuhan serta kesejahteraan
sosial sehingga tumbuh dan berkembang kecerdasannya secara optimal.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas TK Tenera Hijau
Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin maka penelitian ini
difokuskan pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Bermain Balok".
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bermain Balok".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di TK Tenera Hijau
Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
1. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
2. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
anak di lembaga PAUD.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
kembali dimasa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan
sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana
melakukannya.
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan
respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan
gerakan secara otomatis.Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat terjadi secara
optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
perilaku anak sehari-harinya. Secara langsung, petumbuhan fisik anak akan
menentukan keterampilannya dalam bergerak. Misalnya, anak usia empat tahun
yang bentuk tubuhnya sesuai dengan usianya, akan melakukan hal-hal yang lazim
dilakukan seusianya, sepeti bemain dan begaul dengan lingkungan keluarga dan
teman-temannya. Apabila ia mengalami hambatan tertentu, sepeti tubuhnya terlalu
gemuk atau malas dan lemas bergerak, anak akan sulit mengikuti permainan yang
dilakukan oleh teman-teman sebayanya.
Adanya kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan menumbuhkan
kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental
anak. Dengan demikian, sering pula para ahli menekankan bahwa kegiatan fisik
dan juga keterampilan fisik anak akan dapat meningkatkan kemampuan
intelektual anak. Gerakan yang mereka lakukan saat bermain bermanfaat untuk
membuat fungsi belahan otak kanan dan otak kiri anak seimbang. Belahan otak
kiri anak akan menggatur cara berpikir logis dan rasional, menganalisis, bicara
serta beorientasi pada waktu dan hal-hal terperinci, sedangkan belahan otak kanan
berperan mengatur hal-hal yang intuitif, bermusik, menari dan kreativitas.
Berbagai permainan yang dilakukan anak akan membuat otak kiri dan otak kanan
anak befungsi dengan baik. Begitu juga dengan pengembangan kemampuan
motorik kasar dan motorik halus anak yang baik akan membuat anak lebih dapat
mengembangkan kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya.
Jika seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta bimbingan
untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya maka berarti
secara fisik anak diarahkan untuk menjadi semakin sehat dan hal ini sesuai dengan
bunyi kalimat bijak berikut, yaitu “di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang
kuat”. Kesehatan fisik seorang anak akan mempengaruhi pula kesehatan jiwanya
sehingga anak akan menjadi anak yang riang, positif, dan senang melakukan
berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata lain jika keadaan fisik seseorang anak
baik dan sehat ia akan dapat beaktivitas dengan baik pula. Kemampuan fisik dan
mental anak yang baik nantinya mepakan dasar bagi anak untuk membangun
pengetahuan yang lebih tinggi atau lebih luas lagi (Semiawan, 2003).
4
penalaran anak akan bekerja aktif. Konsep pengetahuan matematika akan mereka
temukan sendiri, seperti nama bentuk, ukuran, warna, pengertian sama/tidak sama,
seimbang. Sosialisasi juga terjadi pada saat anak membagi tugas, menentukan
pilihan, berbagi pengalaman, tenggangrasa dan berkomunikasi dengan baik.
Pengetahuan sosial juga dapat timbul, misalnya membuat kota, gedung-gedung,
kantor, rumah, stasiun. Begitu juga kemampuan berbahasanya timbul saat anak
menyebutkan nama hasil kreasinya.
Saat bermain balok, anak-anak bebas mengeluarkan dan menggunakan
imajinasi serta keinginannya untuk menemukan agar dapat bermain dengan
kreatif. Tahap-tahap yang dilalui anak dalam bermain balok menurut Apelman
(1984) ada tujuh tahapan bermain balok yang dibuat Harriet Johnson (1982), yaitu
sebagai berikut:
1. Tahap pertama balok-balok dibawa anak-anak ke mana-mana, tetapi tidak
digunakan untuk membangun sesuatu. Tahap ini dilakukan anak usia 1-2 tahun.
2. Tahap kedua, anak-anak mulai membangun. Balok-balok dijejerkan secara
horizontal maupun vertikal yang dilakukan secara berulang-ulang (usia 2 atau 3
tahun).
3. Tahap ketiga, membangun jembatan, (usia 3 tahun).
4. Tahap keempat, membuat pagar untuk memagari suatu ruang. (usia 2, 3 atau
4 tahun).
5. Tahap kelima, membangun bentuk-bentuk yang dekoratif. Bangunan-
bangunan belum diberi nama, tetapi bentuk-bentuk simetris sudah tampak.
Kadang-kadang, ada juga nama yang diberikan, namun tak ada hubungannya
dengan fungsi bangunan tersebut (usia 4 tahun).
6. Tahap keenam, sudah mulai memberi nama pada bangunan. Khususnya untuk
permainan dramatisasi bebas (usia 4 sampai 6 tahun).
7. Tahap ketujuh, bangunan-bangunan yang sudah dibuat anak-anak sering
menirukan atau melambangkan bangunan yang sebenarnya yang mereka ketahui.
Anak-anak mempunyai dorongan yang kuat untuk bermain peran (dramatisasi)
dengan bangunan yang dibuatnya (usia 5 tahun ke atas).
5
1. Melalui bermain mengangkat, membawa balok, membungkuk untuk
mengambil balok, mendorong dan mengambil balok-balok dari dalam rak,
menyusun balok demi balok menjadi satu bangunan. Di sini otot-otot besar dan
kecil memperoleh latihan untuk berkembang. Selain itu juga melatih koordinasi
tangan dan mata.
2. Anak-anak belajar tentang seimbang dan simetris melalui menyusun,
memancangkan (mendirikan) dan menyeimbangkan balok-balok.
3. Anak-anak mengembangkan koordinasi motorik dengan memindah-
mindahkan balok.
4. Anak-anak mengerti hubungan objek-ruang melalui penempatan balok-balok.
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan TK Tenera
Hijau Kecamatan Banyuasi III Kabupaten Banyuasin.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi
tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
selama dua jam pelajaran yaitu pada hari Senin tanggal 19 Mei 2014. Penelitian
menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan Bermain
Balok.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang
peningkatan hasil belajar kemampuan seni anak melalui pembelajaran Bermain
Balok.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti
serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan
dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan
yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber
data.
7
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut:
Wawancara
Wawancara dengan dengan
Observasi Guru Pimpinan TPA Dokumentasi
- Taman Kanak-kanak
Tenera Hijau Kecamatan
Banyuasin III
memberikan kegiatan
bermain balok untuk
mengembangkan fisik
motorik anak.
- Dalam pelaksanaannya
- Anak-anak memang kami sengaja - Taman Kanak-
sedang tidak satu anak satu balok kanak Tenera
melaksanakan tapi kami dapat Hijau
kegiatan melaksanakan dengan Kecamatan
bemain kerja sama dan saling Banyuasin III - Sesuai
dengan media membantu untuk melatih menerima dengan jadwal
balok di tangan satu anak dengan peserta didik pemutaran
dalam kelas. pasangannya. usia 4 – 6 tahun. sentra.
- Untuk memberikan
kesempatan pada anak - Supaya anak
agar dapat bermaindapat
dengan media sekitar melaksanakan
dengan leluasa. kegiatan dengan
aman, nyaman
- Penyusunan kegiatan dan
dibuat setiap hari sesuai menyenangkan.
dengan tema dan
mengacu pada buku - Untuk
Panduan PROTA pemenuhan gizi
(Program Tahunan), anak pun kami
- Terdapat PROMES (Program sangat
ruangan Semester), RKM perhatikan
khusus untuk (Rencana Kegiatan karena dapat
kegiatan Mingguan) dan RKH berpengaruh - Disesuaikan
balok. (Rencana Kegiatan terhadap dengan tema.
Harian) serta dari sumber pertumbuhan
8
lainnya untuk membantu anak.
kelancaran pembelajaran
dan menambah
pengetahuan dan
wawasan.
- Pemenuhan gizi bagi
anak sangatlah penting
karena dengan
pemenuhan gizi yang
tepat anak akan tumbuh
dan berkembang secara
optimal.
- Jumlah tenaga
pendidik di TK
kami ada 6
(Enam) orang.
- Jumlah peserta
didik di TK kami
ada 45 peserta
didik.
- Program
dirancang oleh
semua pendidik
dan kepala TK.
B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat
penelitian maka diperoleh hasil dalam kegiatan bermain balok di TK Tenera Hijau
Kecamatan Banyuas III Kabupaten Banyuasin adalah sebagai berikut :
Di TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin guru
melakukan kegiatan pembelajaran bermain balok yang dilakukan di TK Tenera
Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin diharapkan mampu
mengembangkan fisik motorik anak melalui media balok yang dapat
menghasilkan bentuk balok inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa
kesetiakawanan yang tinggi.
Hasil wawancara dengan pendidik TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin
III Kabupaten Banyuasin bahwa kegiatan bermain balok dapat mengembangkan
fisik motorik anak seperti yang diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980)
dalam Widia Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan
9
dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan
estetika.
Hasil wawancara dengan Kepala TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin
III Kabupaten Banyuasin bahwa belajar melalui bermain balok dengan media
pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak belajar dari dalam dirinya
sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah guru.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis
melakukan penelitian dan disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul
dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh siswa melalui
observasi dalam pembelajaran bermain balok melalui media yang dilakukan
di TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.
C. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain balok
dengan media merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai
kemampuan yang dimiliki anak yang salah satunya adalah mengembangkan
kemampuan fisik motorik anak.
Melalui kegiatan bermain balok yang dilakukan di TK Tenera
Hijau Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin diharapkan
mampu mengembangkan kreativitas anak melalui media dan gerakan tangan yang
dapat menghasilkan berbagai bentuk balok bangunan dan lain-lain yang dapat
meningkatkan kemampuan fisik motorik anak. Dengan kegiatan bermain
balok dapat mengembangkan fisik motorik seperti yang diungkapkan oleh Lowen
Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan bahwa
kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional,
kreativitas, sosial dan estetika.
Secara umum TK Tenera Hijau Kecamatan Banyuasin III
Kabupaten Banyuasin telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah.
Kegiatan-kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap
perkembangan anak sehingga anak berkembang dengan optimal.
10
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui balok
hendaknya nampan/bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi jumlah
anak sehingga anak dapat bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui bermain balok
hendaknya pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan
bantuan anak ketika mengalami putus asa.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/zKCHOZbSrbc
12
LAMPIRAN
13
Semester), RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana Kegiatan
Harian) serta dari sumber lainnya untuk membantu kelancaran pembelajaran dan
menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis : Tadi saya lihat Ibu tidak memberikan mainan satu per satu kepada anak.
Kenapa, Bu?
Pendidik : Dalam pelaksanaannya memang kami sengaja tidak satu anak satu
balok tapi kami dapat melaksanakan dengan kerja sama dan saling membantu
untuk melatih tangan satu anak dengan pasangannya.
Penulis : Lalu mengapa ibu memandu anak dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan pada saat anak menceritakan mainannya?
Pendidik : Pertama, anak belum dapat menyusun ceritanya dengan baik. Jadi perlu
dituntun. Kedua, anak belum dapat mengekspresikan seluruh perasaannya, jadi
perlu kita gali dengan pertanyaan-pertanyaan. Ketiga, anak mungkin tidak berani
berbicara tanpa diminta gurunya, jadi kita ia menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Penulis : Selama Ibu mengajar kendala apa yang ibu alami?
Pendidik : Alhamdulillah, belum ada.
Penulis : Saya sangat berterimakasih telah diberi penjelasan oleh ibu.
Pendidik : Sama-sama, saya juga senang berdiskusi tentang di kelas.
Penulis : Wassalamualaikum wr.wb.
Pendidik : Wa'alaikumsalam wr.wb.
14
1. Membekali perkembangan anak didik dengan keimanan, kecerdasan dan
keterampilan.
2. Mengembangkan potensi anak sedini mungkin.
3. Membentuk semua komponen sekolah menjadi bagian untuk kemajuan
masyarakat/lingkungan.
Penulis : Untuk mencapai tujuan tersebut program apa yang Ibu terapkan di taman
kanak-kanak hijau?
Pimpinan TK: Programnya mungkin sama dengan teman kanak-kanak yang lain
tetapi kami hanya mungkin lebih menekankan pada pengembangan potensi anak
sejak dini yang kami rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan hanya
sekedar bermain tetapi terarah pada suatu pencapaian perkembangan yang
optimal.
Penulis : Siapa yang merancang program tersebut?
Pimpinan TK: Secara garis besar, kami yaitu saya dan para pendidik di sini yang
merancangnya.
Penulis : Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak taman kanak-kanak tenera
hijau ini?
Pimpinan TK : Semuanya ada 6 orang pendidik, 45 anak yang kami bagi dalam 3
kelompok. Jadi setiap kelompok diasuh oleh dua orang pendidik. Saya kira cukup
memadai.
Penulis : Bu, adakah model pengembangan kegiatan tertentu seperti model central
model area atau model kelompok?
Pimpinan TK: Wah, saya kurang paham. Tetapi saya kira Taman kanak-kanak ini
melakukan kegiatan seperti biasa. Hanya saja programnya sedikit lebih khusus.
Penulis : Baiklah Bu, saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya merasa
masih membutuhkan informasi lainnya, Ibu masih maukan membantu saya?
Pimpinan TK : Tentu saja. Silahkan datang kapan saja, mudah-mudahan saya bisa
membantu.
Penulis : Terima kasih, Bu. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Pimpinan TK: Sama-sama. Wa'alaikumsalam wr.wb.
15
OBSERVASI KEGIATAN PENGEMBANGAN DI TAMAN
KANAK-KANAK (TK)
Keterangan/Uraian/Pertanyaan
Hal-hal Unik atau
No. Menarik yang di Ya Tidak
temukan di
Dalam
1. Model ✓ Dengan sistem sentra.
pengembangan Pertanyaan : mengapa model
kegiatan pembelajaran harus dengan sentra?
Kenapa tidak dengan kelompok?
2. Penataan ruangan ✓ Di dinding kelas banyak ditempeli
gambar-gambar dengan tulisan-
tulisan di bawahnya mengenai
gambar tersebut.
Pertanyaan : Mengapa dinding kelas
ditempeli gambar yang ada
tulisannya? Mengapa bukan karya
anak saja?
3. Kegiatan yang ✓ Anak-anak melakukan tanya jawab
dilakukan anak saat guru sedang bercerita.
Pertanyaan : Mengapa anak-anak
melakukan tanya jawab saat guru
bercerita? Mengapa tidak menunggu
guru selesai bercerita?
4. Alat Peraga ✓ Mainan di kelas.
Edukatif (APE)
yang digunakan
5. Pengaturan atau ✓ Anak-anak dan pendidik duduk
pengelompokan bersama.
16
anak
6. Cara pendidik ✓ Pendidik meminta anak memilih
memimpin anak boneka mana yang akan digunakan
untuk metode bercerita sandiwara.
Pertanyaan : Mengapa pendidik
meminta anak memilih boneka mana
yang akan digunakan?
8. Peran orang tua ✓ Pada saat jam pulang, peran orang
tua diwajibkan menunggu sebelum
bell pulang sekolah. Agar
menghindari hal yang tidak terduga
saat jam pulang sekolah.
9. Partisipasi anak ✓ Anak-anak bersemangat
terhadap kegiatan mendengarkan cerita dan melakukan
tanya jawab dengan pendidik.
10. Waktu ✓ Dari jam 7.00 sampai jam 11.00 pagi
pembelajaran anak mengikuti pembelajaran sesuai
rancana kegiatan yang sudah disusun
di KB.
17
Dokumentasi
18
PEDOMAN PENSKORAN LAPORAN
Nama Mahasiswa : Istiqomah
NIM : 835036836
3. Tujuan Penelitian
• Sesuai dengan fokus penelitian (1) 4
• Rumusan tujuan jelas dan logis (3)
4. Manfaat Penelitian
• Manfaat yang akan diperoleh, jelas (1) 3
• Manfaat berkontribusi nyata terhadap
kegiatan pengembangan AUD (2)
B. LANDASAN TEORI 23
1. Relevansi antara konsep/teori yang dikaji
dengan fokus penelitian (5)
2. Relevansi teori/hasil penelitian terkait dengan
teknik yang digunakan (5)
3. Teori menggunakan acuan yang terkini (3)
4. Teori disajikan dengan sistematis (3)
5. Alur kerangka berpikir penelitian, jelas (4)
6. Teori dan kerangka berpikir disusun dengan
jelas dan rinci (3)
C. METODOLOGI PENELITIAN 12
1. Subjek penelitian yang dipilih, jelas
(mencantumkan nama lembaga PAUD, kelas,
tema). (2)
19
2. Waktu pelaksanaan logis (pelaksanaan hari
sekolah) (1)
3. Jadwal penelitian jelas menggambarkan waktu
pelaksanaan (2)
4. Instrumen penelitian yang digunakan, jelas (2)
5. Instrumen yang dipilih tepat (2)
6. Terdapat perencanaan rinci langkah-langkah
dari instrumen yang digunakan (3)
D. ANALISIS DATA 11
1. Data yang terkumpul relevan dengan fokus
penelitian (2)
2. Tabulasi data lengkap menggambarkan hasil
pengumpulan data (3)
3. Terdapat analisis krisis berdasarkan tabulasi
data yang disajikan (1)
4. Analisis kritis berdasarkan teori yang dapat
dipertanggungjawabkan (3)
5. Analisis kritis disusun dengan jelas dan logis (2)
E. KESIMPULAN DAN SARAN 9
1. Kesimpulan
• Kesimpulan menjawab tujuan penelitian 6
(2)
• Kesimpulan sesuai dengan permasalahan
dan temuan (2)
• Kesimpulan disajikan dengan jelas (2)
2. Saran
• Saran sesuai dengan kesimpulan (2) 3
• Saran yang diajukan jelas dan logis (1)
F. BAHASA 7
1. Pilihan kata tepat (1)
2. Struktur kalimat luga
dan baku (2)
3. Paragraf merupakan satu
keutuhan (3)
4. Penulisan sesuai dengan
EYD (1)
G. KUTIPAN DAN 2
DAFTAR PUSTAKA
1. Daftar pustaka relevan
dengan kutipan pada
kerangka teori (1)
2. Cara mengutip mengikuti
aturan ilmiah (1)
Skor total 80
20
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
Nilai Laporan = X 100
𝑺𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
Tutor
NIP. 19511127197903002
21
Laporan Penelitian dan Analisis Kegiatan Pengembangan Anak
Usia Dini
Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504) Program S1
PGPAUD FKIP Universitas Terbuka
DISUSUN OLEH :
NAMA : ISTIQOMAH
NIM : 835036836
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata 1
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka.
Nama : Istiqomah
NIM : 835036836
Tempat Penelitiam : Kelompok Bermain Al-Amanah Desa Pulau Harapan
Waktu Pelaksanaan : November 2022
Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi Tugas mata
kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD
4504) Program S1 PGPAUD FKIP Universitas Terbuka.
Tutor Peneliti
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya. Sholawat dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah
curah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW atas perkenan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Penelitian Pengembangan
Kegiatan Anak Usia Dini pada Kelompok Bermain Al-Amanah Desa Pulau
Harapan. Penyusunan ini didasarkan pada mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Anak Usia Dini.
1. Bunda Dra. Betty Anggraeni M.Pd pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Pangkalan Balai.
3. Pengelola dan Para Pengasuh Kelompok Bermain Al-Amanah Desa Pulau
Harapan.
4. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik
moril maupun materiil.
5. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Istiqomah
NIM. 83503683
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR DAN PENGESAHAN ........................................................ i
KATA PENGANTAR ..........................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................ iii
LAMPIRAN ......................................................................................... 13
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
PAUD Al-Amanah Desa Pulau Harapan mempunyai visi dan misi sebagai berikut
:
Visi :
Misi :
a. Mewujudkan lembaga pendidikan anak usia dini yang unggul dan islami.
b. Menciptakan lingkungan belajar dan bermain yang menumbuhkan suasana
belajar aktif, kreatif, menyenangkan, sehat dan inovatif bagi anak.
c. Mencetak lulusan yang memiliki prestasi kesalehan pribadi, sosial,
kecendekiawanan dan kebangsaan serta memiliki komitmen kemanusiaan dan
keberadaban yang islami.
Program S1 PG PAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi
tenaga pendidik PAUD professional yaitu yang dapat mengembangkan program
PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh
mahasiswa adalah Analisis Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam
rangka memenuhi tugas-tugas dalam mata kuliah tersebut maka telah dilakukan
penelitian di PAUD Al-Amanah yang bertujuan mengumpulkan data mengenai
kegiatan-kegiatan anak yang dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya
dianalisis secara kritis.
2. Fokus Penelitian
1
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bercerita Menggunakan Buku Cerita".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
4. Manfaat Penelitian
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
3. Bentuk-Bentuk Metode Bercerita
5. Membacakan Cerita
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat membacakan cerita untuk anak yang
lebih tua atau anak toddler (2-4 tahun) adalah sebagai berikut (Dombro, Colker,
Dodge, 1999):
1. Yakinkan bahwa semua anak merasa nyaman, juga pendidik.
4
2. Dorong anak menggunakan ilustrasi dalam buku untuk mengira-
ngira apa yang terjadi.
3. Berikan jeda sejenak saat membaca dan memperbolehkan anak-
anak untuk menebak-nebak kalimat atau cerita selanjutnya pada
halaman berikutnya.
4. Loncati episode tertentu dari cerita dalam buku yang sudah dihafal
anak dari waktu ke waktu.
5. Berikan respon terhadap kode-kode verbal dan non verbal dari
anak tentang gambar yang tertera dalam buku.
6. Hubungkan isi cerita dengan kehidupan keseharian anak.
7. Jika anak terlihat responsif dan antusias, cobalah membaca buku
secara keseluruhan sekaligus.
8. Doronglah anak untuk merefleksikan cerita dalam buku.
9. Bersiap-siaplah untuk membacakan cerita yang sama berulang-
ulang dari hari ke hari.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
5
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Kelompok
bermain Al Amanah Desa Pulau Harapan.
2. Metode Penelitian
3. Instrumen Penelitian
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang
peningkatan hasil belajar kemampuan bahasa anak melalui kegiatan bercerita
menggunakan buku cerita.
3. Dokumentasi
6
BAB IV
ANALISIS DATA
1. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi sebagai berikut :
7
berkembang
dengan optimal
dengan kata lain
kegiatan ini
bertujuan
menambah kosa
kata bahasa tulis
anak
• Selain
menggunakan menu
generik kami juga
mengembangkan
cinta budaya bangsa
agar nanti anak dapat
mengenal
kebudayaannya
sendiri dan dalam
pengembangannya
kita mengenalkan
tarian Jawa.
• Program
dirancang bersama-
sama sesuai dengan
tahap perkembangan
anak.
• Jumlah
pendidik kami di KB
ini ada 4 orang.
• Jumlah anak
20 dibagi dalam 2
ruang.
• Pada KB
kami menggunakan
model sentra dan ada
5 sentra dalam KB
kami ini.
2. Hasil Analisis
8
mendengar dan berbicara sesuai pendapat Bromley (1992) yang menyatakan
bahwa terdapat empat macam bentuk bahasa yaitu mendengar, berbicara,
membaca dan menulis.
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan pendidik dan pimpinan KB dan dokumentasi pada saat penulis
melakukan penelitian dan disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul
dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh siswa melalui
observasi dalam pembelajaran bercerita menggunakan buku cerita yang dilakukan
di KB Al-Amanah Desa Pulau Harapan.
3. Analisis Kritis
9
pengaturan seperti itu lebih memberikan iklim yang menyenangkan dan
ketenangan.
Dengan anak menceritakan kembali isi cerita yang telah didengarnya maka
anak akan belajar menyimak dan membaca. Thaiss (dalam Bromley, 1992)
mengemukakan bahwa anak dapat memahami dan dapat mengingat suatu
informasi jika mereka mendapatkan kesempatan untuk membicarakannya,
menuliskannya, menggambarkannya atau memanipulasinya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. KB Al-Amanah Desa Pulau Harapan mempunyai program unggulan yaitu
pengenalan seni budaya dan kegiatan iqra.
b. Pengembangan kemampuan bahasa anak salah satunya dikembangkan melalui
kegiatan bercerita dengan buku cerita. Sehingga anak dapat belajar menyimak dan
mengembangkan imajinasi anak terhadap isi cerita/objek dalam cerita.
3. Lingkungan di KB Al-Amanah Desa Pulau Harapan juga disiapkan sedemikian
rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan bahasa anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
10
2. Saran-Saran
a. Dalam mengembangkan kemampuan seni anak pendidik bisa memberikan
kegiatan yang lain yang lebih bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan
anak sehingga kemampuan bahasa anak berkembang dengan optimal.
b. Pengembangan kemampuan seni budaya dikemas melalui kegiatan yang
menyenangkan sehingga anak lebih termotivasi dan menikmati dunia bermainnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://youtu.be/K3QBz8AT0HA
11
LAMPIRAN
12
motorik halus anak. Itu pun kami kemas dalam kegiatan yang menyenangkan
anak.
Penulis : Oh begitu. Kemudian, Apakah semua kegiatan ini ibu yang
merancangnya?
Pendidik : Benar.
Penulis : Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan tersebut?
Pendidik : Penyusunan kegiatan dibuat setiap hari sesuai dengan tema dan
mengacu pada buku Panduan PROTA (Program Tahunan), PROMES (Program
Semester), RKM (Rencana Kegiatan Mingguan) dan RKH (Rencana Kegiatan
Harian) serta dari sumber lainnya untuk membantu kelancaran pembelajaran dan
menambah pengetahuan dan wawasan.
Penulis : Tadi saya lihat Ibu meminta anak-anak untuk menceritakan
kembali cerita yang di dengarnya dengan bahasa anak itu sendiri, kenapa Bu?
Pendidik : Dengan anak-anak menceritakan kembali ceritanya maka anak
akan berlatih untuk menyimak dan mengembangkan kemampuan berbicara anak.
Penulis : Lalu mengapa ibu memandu anak dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan pada saat anak menceritakan mainannya?
Pendidik : Pertama, anak belum dapat menyusun ceritanya dengan baik.
Jadi perlu dituntun. Kedua, anak belum dapat mengekspresikan seluruh
perasaannya, jadi perlu kita gali dengan pertanyaan-pertanyaan. Ketiga, anak
mungkin tidak berani berbicara tanpa diminta gurunya, jadi kita yang menjawab
pertanyaan-pertanyaan.
Penulis : Selama Ibu mengajar kendala apa yang ibu alami?
Pendidik : Alhamdulillah, belum ada.
Penulis : Saya sangat berterimakasih telah diberi penjelasan oleh ibu.
Pendidik : Sama-sama, saya juga senang berdiskusi tentang di kelas.
Penulis : Wassalamualaikum wr.wb.
13
Penulis : Setelah tadi saya mengobservasi dan mewawancarai salah
seorang pendidik di Kelompok Bermain yang dipimpin, ada beberapa pertanyaan
yang ingin saya ajukan. Ibu tidak keberatan, bukan?
Pimpinan KB : Oh.... Silahkan, saya akan jawab sebisa saya.
Penulis : Kalau boleh saya tahu apa visi atau misi atau mungkin tujuan
dari taman kanak-kanak yang Ibu pimpin dalam kaitannya dengan pendidikan
anak?
Pimpinan KB : Visi : Terwujudnya pendidikan anak yang berkualitas, kreatif,
menyenangkan dan islami yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki
kesalehan pribadi, sosial, kecendekiawanan dan kebangsaan.
Misi :
1. Mewujudkan lembaga pendidikan anak usia dini yang unggul dan islami.
2. Menciptakan lingkungan belajar dan bermain yang menumbuhkan suasana
belajar aktif, kreatif, menyenangkan, sehat dan inovatif bagi anak.
3.Mencetak lulusan yang memiliki prestasi kesalehan pribadi, sosial,
kecendekiawanan dan kebangsaan serta memiliki komitmen kemanusiaan dan
keberadaban yang islami.
Penulis : Untuk mencapai tujuan tersebut program apa yang Ibu terapkan
di KB ini?
.Pimpinan KB : Programnya mungkin sama dengan teman kanak-kanak yang lain
tetapi kami hanya mungkin lebih menekankan pada pengembangan potensi anak
sejak dini yang kami rancang sedemikian rupa sehingga anak bukan hanya
sekedar bermain tetapi terarah. Kami juga berkeinginan agar kemampuan anak
dapat berkembang dengan optimal termasuk kemampuan bahasa anak dan anak
dapat mengekspresikan perasaannya lewat bercerita.
Penulis : Siapa yang merancang program tersebut?
Pimpinan KB : Program dirancang bersama-sama sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
Penulis : Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak taman kanak-kanak
tenera hijau ini?
Pimpinan KB : Semuanya ada 4 orang pendidik, 20 anak yang kami bagi dalam
2 kelompok. Jadi setiap kelompok diasuh oleh dua orang pendidik. Saya kira
cukup memadai.
Penulis : Bu, adakah model pengembangan kegiatan tertentu seperti model
central model area atau model kelompok?
14
Pimpinan KB : Pada KB kami menggunakan model sentra dan ada 5 sentra
dalam KB kami ini.
Penulis : Baiklah Bu, saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya
merasa masih membutuhkan informasi lainnya, Ibu masih maukan membantu
saya?
Pimpinan KB : Tentu saja. Silahkan datang kapan saja, mudah-mudahan saya
bisa membantu.
Penulis : Terima kasih, Bu. Wassalamu'alaikum wr.wb.
Pimpinan KB : Sama-sama. Wa'alaikumsalam wr.wb.
Keterangan/Uraian/Pertanyaan
Hal-hal Unik atau
No. Menarik yang di Ya Tidak
temukan di
Dalam
1. Model ✓ Dengan sistem sentra.
pengembangan Pertanyaan : mengapa model
kegiatan pembelajaran harus dengan sentra?
Kenapa tidak dengan kelompok?
2. Penataan ruangan ✓ Di dinding kelas banyak ditempeli
gambar-gambar dengan tulisan-
tulisan di bawahnya mengenai
gambar tersebut.
Pertanyaan : Mengapa dinding kelas
ditempeli gambar yang ada
tulisannya? Mengapa bukan karya
anak saja?
3. Kegiatan yang ✓ Anak-anak melakukan tanya jawab
dilakukan anak saat guru sedang bercerita.
Pertanyaan : Mengapa anak-anak
melakukan tanya jawab saat guru
bercerita? Mengapa tidak menunggu
guru selesai bercerita?
4. Alat Peraga ✓ Mainan di kelas.
Edukatif (APE)
yang digunakan
15
5. Pengaturan atau ✓ Anak-anak dan pendidik duduk
pengelompokan bersama.
anak
6. Cara pendidik ✓ Pendidik meminta anak memilih
memimpin anak boneka mana yang akan digunakan
untuk metode bercerita sandiwara.
Pertanyaan : Mengapa pendidik
meminta anak memilih boneka mana
yang akan digunakan?
8. Peran orang tua ✓ Pada saat jam pulang, peran orang
tua diwajibkan menunggu sebelum
bell pulang sekolah. Agar
menghindari hal yang tidak terduga
saat jam pulang sekolah.
9. Partisipasi anak ✓ Anak-anak bersemangat
terhadap kegiatan mendengarkan cerita dan melakukan
tanya jawab dengan pendidik.
10. Waktu ✓ Dari jam 7.15 sampai jam 10.30 pagi
pembelajaran anak mengikuti pembelajaran sesuai
rancana kegiatan yang sudah disusun
di KB.
LAMPIRAN C
DOKUMENTASI
16
PEDOMAN PENSKORAN LAPORAN
NIM : 835036836
2. Fokus penelitian
1. Fokus penelitian yang ditentukan jelas 4
dan logis (2)
17
VARIABEL/DESKRIPTOR Skor Nilai
Maks
3. Tujuan Penelitian
1. Sesuai dengan fokus penelitian (1) 4
4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat yang akan diperoleh, jelas (1) 3
B. LANDASAN TEORI 23
1. Relevansi antara konsep/teori yang dikaji
dengan fokus penelitian (5)
2. Relevansi teori/hasil penelitian terkait dengan
teknik yang digunakan (5)
3. Teori menggunakan acuan yang terkini (3)
4. Teori disajikan dengan sistematis (3)
5. Alur kerangka berpikir penelitian, jelas (4)
6. Teori dan kerangka berpikir disusun dengan
jelas dan rinci (3)
C. METODOLOGI PENELITIAN 12
1. Subjek penelitian yang dipilih, jelas
18
(mencantumkan nama lembaga PAUD, kelas,
tema). (2)
2. Waktu pelaksanaan logis (pelaksanaan hari
sekolah) (1)
3. Jadwal penelitian jelas menggambarkan waktu
pelaksanaan (2)
4. Instrumen penelitian yang digunakan, jelas (2)
5. Instrumen yang dipilih tepat (2)
6. Terdapat perencanaan rinci langkah-langkah
dari instrumen yang digunakan (3)
D. ANALISIS DATA 11
1. Data yang terkumpul relevan dengan fokus
penelitian (2)
2. Tabulasi data lengkap menggambarkan hasil
pengumpulan data (3)
3. Terdapat analisis krisis berdasarkan tabulasi
data yang disajikan (1)
4. Analisis kritis berdasarkan teori yang dapat
dipertanggungjawabkan (3)
5. Analisis kritis disusun dengan jelas dan logis (2)
E. KESIMPULAN DAN SARAN 9
1. Kesimpulan
1. Kesimpulan menjawab tujuan penelitian 6
(2)
2. Saran
• Saran sesuai dengan kesimpulan (2) 3
19
VARIABEL/DESKRIPTOR Skor Maks Nilai
F. BAHASA 7
1. Pilihan kata tepat (1)
2. Struktur kalimat luga
dan baku (2)
3. Paragraf merupakan satu
keutuhan (3)
4. Penulisan sesuai dengan
EYD (1)
G. KUTIPAN DAN 2
DAFTAR PUSTAKA
1. Daftar pustaka relevan
dengan kutipan pada
kerangka teori (1)
2. Cara mengutip mengikuti
aturan ilmiah (1)
Skor total 80
Tutor
20
Laporan Penelitian dan Analisis Kegiatan Pengembangan Anak
Usia Dini
Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD 4504) Program S1
PGPAUD FKIP Universitas Terbuka
DISUSUN OLEH :
NAMA : ISTIQOMAH
NIM : 835036836
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini pada program Strata 1
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Terbuka.
Nama: Istiqomah
NIM : 835036836
Tempat Penelitiam : Taman Penitipan Anak Al-Fatih Banyuasin III
Waktu Pelaksanaan : Rabu, Desember 2022
Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi Tugas mata
kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD
4504) Program S1 PGPAUD FKIP Universitas Terbuka.
Istiqomah
Dra. Betty Anggraeni M.Pd NIM. 835036836
NIP. 19511127197903002
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur, Alhamdulillah kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya. Sholawat dan salam beriring salam semoga senantiasa terlimpah
curah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW atas perkenan-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Penelitian Pengembangan
Kegiatan Anak Usia Dini pada Taman Penitipan Anak (TPA) Al-Fatih Banyuasin
III. Penyusunan ini didasarkan pada mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan
Anak Usia Dini.
Di Universitas Terbuka mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan
Anak Usia Dini (PAUD 4504) wajib diikuti oleh seluruh Mahasiswa program S1
PGPAUD. Dengan Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini mahasiswa
diharapkan mampu melakukan penelitian kelas secara sederhana dengan
observasi, wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis hasil penelitian
tersebut dengan kerangka keilmuan PAUD yang dimilikinya.
Selanjutnya penulis menyusun Laporan Analisis Penelitian Pengembangan
Kegiatan Anak Usia Dini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini yang dilakukan di Taman Penitipan
Anak (TPA) Al-Fatih Banyuasin III. Akhirnya laporan ini dapat disusun berkat
bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bunda Dra. Betty Anggraeni M.Pd pembimbing yang telah banyak membantu
dan membimbing penulsis dalam menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Pangkalan Balai.
3. Pengelola dan Para Pengasuh Taman Penitipan Anak (TPA) Al-Fatih
Banyuasin III.
4. Ayah dan Ibu tercinta yang telah banyak memberi semangat dan bantuan baik
moril maupun materiil.
5. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Pada kesempatan ini peneliti sangatlah menyadari dalam menyusun
laporan ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semua karena keterbatasan ilmu
yang penulis miliki. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan
demi kesempatan laporan di masa yang akan datang. Akhirnya penulis berharap
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan.
Istiqomah
NIM. 835036839
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN .......................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
ii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan
kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu
tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau tidak punya waktu dalam
memberikan pelayanan kebutuhan pada anaknya.
TPA Al-Fatih Banyuasin III beralamat di Kelurahan Mulia Agung
kecamatan Banyuasin III. Pendirian TPA Al-Fatih merupakan realisasi dari
program pendidikan anak usia dini yang menggalakan TPA sebagai salah satu
bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini dan masyarakat.
Pengurus TPA AL-Fatih mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan
anak usia dini sehingga mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Penitipan
Anak. Selain dengan menggunakan menu generik, pemenuhan gizi anak.
TPA AL-Fatih mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
Visi : Mendidik Generasi Qur'ani yang Berkarakter Islami.
Misi : 1. Membentuk kepribadian matang dan berakhlak mulia.
2. Optimalkan prestasi anak melalui pembelajaran yang menyenangkan
dan mencerdaskan.
3. Menjadi mitra orang tua dalam mengembangkan karakter anak.
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Taman Penitipan
Anak (TPA) Al-Fatih maka penelitian ini difokuskan pada salah satu kegiatan
anak yaitu kegiatan "Metode Sandiwara Boneka Terhadap Kemampuan Bercerita
Anak ".
1
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Motode Sandiwara Boneka Terhadap
Kemampuan Bercerita Anak".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Taman Penitipan
Anak (TPA) Al-Fatih Banyuasin III.
2. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan
anak di lembaga PAUD.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bermain
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain.
Bermain terungkap dalam berbagai bentuk apabila anak-anak sedang beraktivitas.
Meeka bermain ketika bernyanyi, menggali tanah, membangun balok warna-warni
atau menirukan sesuatu yang dilihat. Bermain dapat berupa bergerak, berlari,
melempar bola, memanjat atau kegiatan berpikir sepeti menyusun puzzle atau
mengingat kata-kata sebuah lagu. Dapat pula melakukan bermain kreatif dengan
menggunakan krayon, plastisin atau tanah liat.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting.
Dapat dikatakan bahwa setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk
bermain sehingga dapat dipastikan bahwa anak yang tidak bermain-main pada
umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah atau rohaniah.
Sejak abad ke-19 bemunculan teori tentang bermain yang dikemukakan oleh para
ahli dari bebagai disiplin ilmu.
Ada beberapa teori mengapa manusia bermain, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut teori ini, dibedakan antara
bermain di satu pihak dengan bekerja di lain pihak yang membutuhkan suatu
keseriusan (seriousness). Apabila seseorang telah lelah bekerja maka ia
memerlukan bermain untuk menghilangkan kepenatannya akibat bekerja.
3. Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini bermain
dimaksudkan untuk mengembangkan fungsi yang tersembunyi dalam diri
seseorang individu. Contohnya, seekor anak kucing yang bermain dengan ekor
induknya, sebenarnya kegiatan itu berfungsi untuk latihan menangkap tikus dalam
rangka mempertahankan hidup.
4. John Huizinga (1938) seorang pakar sejarah dalam salah satu karyanya sampai
pada satu kesimpulan bahwa kebutuhan bermain adalah yang membedakan
manusia dari hewan, bahkan melalui permainannya itu terpantul pula
kebudayaannya.
3
6. Susan Isaacs (1933) percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia membela hak-hak anak untuk bermain
dan mengajak para orang tua untuk mendukung kegiatan bermain anak sebagai
sumber belajar alami yang penting bagi anak.
7. Dewey (1938) percaya bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta
dunianya melalui bermain. Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang
bermakna menggunakan benda-benda konkret, anak mengembangkan kemampuan
dan pengertian dalam memecahkan masalah, sedangkan perkembangan sosialnya
meningkat melalui interaksi dengan teman sebaya dalam bermain.
Tata cara sandiwara boneka ialah tata cara yang bisa diterapkan kala guru
hendak menceritakan dalam proses belajar mengajar di TPA. Bagi Shofa &
Suparno (2014), tata cara game sandiwara boneka bisa digunakan sebab tata cara
ini mempunyai bermacam kelebihan, antara lain partisipan didik hendak lebih
tertarik menjajaki aktivitas sebab tokoh cerita berbentuk boneka yang berbagai
macam sehingga partisipan didik lebih bersemangat menjajaki aktivitas
menceritakan. Boneka ialah suatu yang sangat diminati anak, mengingat
wujudnya yang lucu sehingga memperkaya imajinasinya. Sebaliknya bagi
Kusbudiyah dalam Vortuna et al. (2018), aktivitas menceritakan dengan memakai
media boneka bagaikan pemeran tokoh dalam cerita, yang bisa digunakan dapat
berbentuk boneka jari, boneka tangan serta boneka wayang”. Dengan terdapatnya
tata cara sandiwara boneka dalam aktivitas pendidikan menolong anak buat lebih
gampang menguasai data dan membuat pendidikan jadi menarik dan mendesak
anak buat meningkatkan keahlian menceritakan dengan maksimal.
4
Boneka bisa mewakili langsung bermacam objek yang hendak dilibatkan
dalam cerita. Di samping itu boneka pula mempunyai energi tarik yang sangat
kokoh pada anak. Boneka tangan banyak digunakan di sandiwara- sandiwara buat
mengisahkan suatu cerita kehidupan ataupun berimajinatif. Kanak- kanak
memakai boneka tangan buat mengatakan apa yang terdapat dipikiran mereka.
Boneka tangan mendesak anak buat memakai bahasa. Khasiat boneka tangan
begitu banyak salah satunya merupakan bisa menolong anak mengeluarkan
komentar, lewat boneka tangan ini pula anak tidak membutuhkan waktu yang
banyak buat mempersiapkannya lumayan dengan boneka tangansebagai
perlengkapan bermain anak. Boneka tangan pula bisa mendesak buat berani
berimajinasi, sebab imajinasi berarti bagaikan salah satu keahlian mencari
pemecahan permasalahan.Sandiwara boneka digunakan bagaikan tata cara
pendidikan yang sangat pas paling utama untuk anak umur Taman Kanak-kanak,
sebab dalam sandiwara boneka ini cerita yang di sampaikan sangat menolong
anak buat pembuatan perilaku, keahlian berbahasa, dan mengambangkan
imajinasi anak. Sandiwara boneka bagaikan komponen dari strategi pendidikan
mempunyai sebagian tujuan (Montolalu 2009). Bersumber pada kurikulum
pembelajaran di Taman Kanak-kanak, mendefinisikan sebagian tujuan dari
sandiwara boneka, antara lain melatih energi tangkap, energi pikir serta
konsentrasi, melatih membuat kesimpulan, menolong pertumbuhan intelegensi
serta pertumbuhan fantasi anak, dan menghasilkan atmosfer yang mengasyikkan
di kelas.
5
pembelajarannya tidak membosankan, maka dari itu guru lebih mudah dalam
meningkatkan kemampuan bercerita anak. Kemampuan bercerita merupakan
kegiatan yang sering ditemui anak disekolah yang merupakan salah satu yang
terkandung dalam aspek perkembangan bahasa. Menurut pendapat Putri, dkk 2015
dalam Anggraeni et al. (2019), berpendapat bahwa boneka merupakan suatu
representasi wujud dari berbagai objek yang disenangi anak dan dapat mewakili
objek yang dilibatkan dalam cerita, boneka juga memiliki fungsi menciptakan
kontak mata antara boneka dan pendengar sehingga cerita dapat dibawakan
dengan baik. Kemudian menurut Irwanto & Suryana (2016), menyatakan
bahwasannya metode cerita ialah sebuah pembelajaran yang disampaikan dengan
bercerita.
2. Metode Sandiwara Boneka Bertujuan Untuk Menstimulasi Anak Berimajinasi
Dan Berani Bercerita
Dalam riset Suningsih Sandiwara boneka digunakan bagaikan tata cara
pendidikan yang sangat pas paling utama untuk anak-anak, sebab dalam
sandiwara boneka ini cerita yang di sampaikan sangat menolong anak buat
pembuatan perilaku, keahlian berbahasa, dan mengambangkan imajinasi anak.
Setelah itu diperkuat oleh riset Yaumi & Ibrahim (2013), pula berkomentar kalau
tata cara menceritakan ialah metode mengatakan sesuatu kejadian ataupun
peristiwa lewat perkata, suatu foto, ataupun suara yang diperdengarkan dengan
sebagian akumulasi improvisasi dari seseorang cerita sehingga bisa memperindah
jalannya suatu cerita. Keahlian menceritakan ini mempunyai banyak khasiat
dalam aktivitas pendidikan, sebab tata cara dari menceritakan ini bisa
menghasilkan suatu atmosfer pendidikan yang baru serta menarik dan bisa
menjalakan komunikasi interaktif antara guru serta anak.
Menceritakan dengan memakai media boneka ialah metode yang efisien
dalam pendidikan, sebab bisa meningkatkan energi imajinasi, energi serap dalam
pendidikan lebih besar, mengarahkan anak buat bersimpati, serta menolong anak
membagikan contoh buat menjawab sesuatu peristiwa, membongkar
permasalahan bersumber pada apa yang sempat di alaminya, serta bisa mengambil
pesan yang tercantum dalam cerita tersebut. Dalam membagikan sajian cerita
kepada anak-anak, guru umumnya dapat memakai media- media boneka yang
menarik untuk anak. Kelebihan dalam pemakaian media boneka yang bermacam-
macam ialah anak hendak lebih tertarik mencermati cerita, sehingga bisa
meningkatkan imajinasi anak, bisa menghidupkan atmosfer serta anak jadi lebih
paham tentang cerminan ataupun isi ceritanya.
Didalam menceritakan ini, penyajian tema cerita pula wajib pas buat
penanaman moral yang hendak di informasikan kepada anak, dan atmosfer dalam
menceritakan pula wajib dicermati supaya perihal yang di informasikan bisa
dimengerti anak dengan baik. Tidak hanya itu, keahlian guru dalam menceritakan
pula wajib dicermati, disebabkan lewat keahlian yang dipunyai guru dalam
menceritakan, kanak- kanak hendak jadi tertarik. Kenyamanan dalam kelas dikala
menceritakan pula dibutuhkan, setelah itu menghasilkan atmosfer yang
mengasyikkan jadi perihal utama dalam aktivitas ini, guna membuat anak
mempunyai kesiapan serta keberanian yang matang buat mengulang kembali
6
cerita itu didepan kelas kala diperintahkan oleh guru mereka tanpa wajib malu
serta nampak khawatir ataupun gugup lagi. Keahlian yang bisa dibesarkan lewat
cerita pada anak umur Taman Kanak-kanak merupakan keahlian bahasa, moral,
kognitif, motorik, sosioemosional, mengasah imajinasi, meningkatkan semangat
berprestasi serta melatih konsentrasi.
Salah satu metode yang bisa menstimulasi keahlian menceritakan pada
anak merupakan dengan tata cara menceritakan memakai sandiwara boneka.
Sebab dari mari, anak dapat lebih gampang menangkap isi dari suatu cerita yang
di informasikan guru dengan memakai tokoh- tokoh dan waktu serta tempat yang
sudah disediakan didalam cerita tersebut.
3. Bercerita Menggunakan Sandiwara Boneka Dapat Meningkatkan Disiplin Bagi
Anak
Menceritakan ialah metode menuturkan suatu yang mengisahkan tentang
perbuatan ataupun sesuatu peristiwa serta di informasikan secara lisan dengan
tujuan memberikan pengalaman serta pengetahuan kepada orang lain. Keahlian
menceritakan sangat erat kaitannya dengan kehidupan tiap hari, hingga keahlian
anak dalam keahlian menceritakan sangat butuh buat berbicara,
menginformasikan supaya didengar sehingga menarik pembicaraan. Aktivitas
menceritakan ini bisa merubah pemikiran konsep diri, penampilan raga seorang,
sekalian melatih diri. Bagi Asfandiar dalam Muhammad Abdul Latif 2012 dalam
Oktari et al. (2013), bahwasannya anak bisa dipengaruhi dengan gampang lewat
tata cara menceritakan ini. Oleh sebab itu, pesan moral semacam berlagak baik
maupun kurang baik, balasan yang mereka bisa kala berbuat jahat, bisa dididik
lewat menceritakan.
Zainal serta Bambang, 2010 dalam Oktari et al. (2013) bagi mereka cerita
ialah fasilitas buat mengantarkan pesan moral, bagaikan hiburan untuk anak, dan
bekal supaya anak bisa menekuni diri ataupun perbuatan(akhlaq). Disini ada
metode yang biasa digunakan guru dalam mengevaluasi aktivitas menceritakan
ialah dengan melaksanakan tanya jawab kepada kanak- kanak tersebut menimpa
jalannya cerita, tokoh cerita dan sifat- sifat tokoh dalam cerita. Selanjutnya riset
yang dicoba oleh Faila, Sufa Feri serta Haris Irfan riset mereka yang bertajuk
kenaikan ketertiban anak usia dini bagaikan internalisasi pembelajaran
kepribadian lewat aktivitas menceritakan di Pos PAUD Permata Hati Kadipiro
Surakarta meyebutkan kalau aktivitas menceritakan bisa tingkatkan ketertiban
anak, ialah lewat wujud aktivitas belajar yang disukai oleh anak. Menceritakan
juga bisa dicoba dengan aktivitas serta media yang bervariatif. Dalam
menceritakan disamping menanamkan nillai- nilai moral semacam disiplin,
tanggung jawab, mandiri serta lain- lain pula bisa meningkatkan keahlian kognitif,
sosialemosional anak. Lewat tata cara menceritakan sanggup bawa atmosfer kelas
lebih alamiah, serta tata cara menceritakan berfungsi berarti dalam sosialiasi nilai-
nilai baru kepada anak- anak.
Guru pula mengkaitkan cerita dengan kehidupan tiap hari anak yang
diharapkan bisa belajar lewat pengalaman yang terdapat dalam cerita, setelah itu
guru pula membagikan pesan- pesan kepada anak menimpa suatu yang baik serta
kurang baik. Sehabis menceritakan dilaksanakan, guru melaksanakan tanya jawab
7
kepada anak menimpa alur cerita dan tokoh cerita dan sifat- sifat tokoh yang
sudah diperdengarkannya. Guru menghubungkan cerita dengan aktivitas tiap hari
anak supaya anak bisa belajar menimpa perihal yang baik serta kurang baik.
Setelah itu guru pula membagikan pesan- pesan moral menimpa hal- hal yang
baik supaya jadi contoh teladan buat anak.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Taman
Penitipan Anak (TPA) Al-Fatih Banyuasin III.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena/gejala yang diteliti di lapangan.
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi
tertentu. Observasi dalam penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan,
selama dua jam pelajaran yaitu pada hari Rabu 16 November 2022. Penelitian
menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data yang berkaitan dengan
aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan Bermain
Sandiwara Boneka.
2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa
digunakan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian.
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk memperoleh data tentang
peningkatan hasil belajar kemampuan seni anak melalui pembelajaran Bermain
Sandiwara Boneka.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti
serta penjelasan yang lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan
dengan tujuan mencari data yang berasal dari dokumen, wawancara dan catatan
yang ada hubungannya dengan objek penelitian sebagai sumber data.
9
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi
sebagai berikut :
Observasi Wawancara dengan Wawancara dengan Dokumentasi
Guru Pimpinan TPA
- Anak-anak - TPA Kasih Ibu - Melalui kegiatan - Sesuai
sedang menerima peserta sandiwara boneka dengan jadwal
melaksanakan didik usia 2 – 3 terhadap kemampuan pemutaran
kegiatan tahun. bercerita anak sentra.
bemain - TPA Al-Fatih diharapkan dapat
sandiwara memberikan kegiatan mengembangkan
boneka di bermain boneka kreativitas anak dan
dalam kelas. dengan sandiwara dapat melatih kerja
boneka terhadap sama dengan
kemampuan bercerita temannya.
anak.
- Dalam
pelaksanaannya
memang
kami sengaja tidak
satu anak satu boneka
tapi kami dapat
melaksanakan dengan
kerja sama dan saling
membantu untuk
melatih tangan satu
anak dengan
pasangannya.
- Terdapat - Untuk memberikan - Supaya anak dapat - Disesuaikan
ruangan kesempatan pada melaksanakan dengan sentra.
khusus untuk anak agar dapat kegiatan dengan
kegiatan bermain dengan aman, nyaman dan
bermain media sekitar dengan menyenangkan.
boneka. leluasa. - Untuk pemenuhan
10
- Penyusunan gizi anak pun kami
kegiatan dibuat setiap sangat perhatikan
bulan sesuai dengan karena dapat
tema dan mengacu berpengaruh
pada buku Panduan terhadap
ADITUKA (Asuhan pertumbuhan anak.
Dini Tumbuh
Kembang Anak) serta
dari sumber lainnya
untuk membantu
kelancaran
pembelajaran dan
menambah
pengetahuan dan
wawasan dan
mengacu pada
penggunaan RPPH.
- Pemenuhan gizi
bagi anak sangatlah
penting karena
dengan pemenuhan
gizi yang tepat anak
akan tumbuh dan
berkembang secara
optimal.
Guru Dengan ....kami lebih
menggunakan menggunakan alat menekankan pada
boneka peraga edukatif pengembangan
sebagai alat tersebut anak-anak potensi anak sejak
peraga mendengarkan dan dini yang kami
edukatif bercakap-cakap rancang sedemikian
karena kegiatan ini rupa sehingga anak
akan memungkinkan bukan hanya sekedar
anak menambah bermain tetapi
kosakata yang terarah pada suatu
mereka perlukan pencapaian
11
nanti untuk perkembangan yang
memahami bacaan optimal.
dan mengarang
tulisan.
- Jumlah tenaga
pendidik di TPA
kami ada 2 (dua)
orang.
- Jumlah peserta
didik di TPA kami
ada 5 peserta didik.
- Program dirancang
oleh semua pendidik
dan kepala TPA.
B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat
penelitian maka diperoleh hasil dalam kegiatan sandiwara boneka terhadap
kemampuan bercerita anak adalah sebagai berikut :
Jadi, analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi,
wawancara dengan pendidik dan pimpinan dan dokumentasi pada saat penulis
12
melakukan penelitian dan disusun menjadi tabulasi data. Data yang terkumpul
dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh siswa melalui
observasi dalam pembelajaran bermain boneka melalui media jarit yang dilakukan
di TPA Al-Fatih Banyuasin III.
C. Analisis Kritis
Menurut Moeslichatoen (2007), metode sandiwara boneka merupakan
salah satu metode bercerita yang menggunakan media seperti boneka. Boneka-
boneka yang digunakan dapat berupa boneka jari, boneka tangan, panggung
boneka atau boneka wayang. Sandiwara boneka ini merupakan salah satu metode
yang sangat efektif dalam membantu anak usia dini dalam mempelajari bentuk-
bentuk perilaku. Anak-anak menjadi tertarik dengan penggunaan boneka-boneka,
juga boneka tangan yang digunakan untuk sandiwara boneka.
Dalam metode bercerita ini, peran guru juga menjadi hal utama yang
sangat dibutuhkan anak dalam mengembangkan aspek bahasanya terutama dalam
kemampuan bercerita didalam lingkungan sekolah. Anakanak usia 5-6 tahun
berada dalam tahap berpikir yang konkret, dimana tingkat berpikir melalui
tanggapan khusus yang terjadi dikarenakan pengamatan melalui panca indera
yang konkret. Penggunaan sandiwara boneka ini saat bercerita, membuat anak-
anak dapat dengan mudah membayangkan sesuatu yang diceritakan. Bercerita
dapat dilakukan melalui banyak cara yaitu menggunaan teks dengan membacakan
buku yang bergambar maupun tanpa teks dengan menggunakan alat peraga
langsung yang disebut boneka. Sandiwara boneka ini merupakan salah permainan
yang imajinatif, dikarenakan menggunakan boneka sebagai media pembelajaran.
13
sandiwara boneka yang di awali dengan proses mendengarkan anak menjadi
berani untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dan dari aktivitas tanya jawab
tersebut membuat anak aktif berbicara dan mengungkapkan sehingga kemampuan
bercerita anak dapat berkembang dengan baik. Maka dari itu, penggunaan metode
sandiwara boneka sebagai media pembelajaran dapat membantu anak untuk
mengembangkan banyak aspek perkembangan bagi anak yang dimana seperti
aspek bahasa, yang menjadi titik utama yaitu untuk kemampuan berkomunikasi
secara lisan yang dapat melibatkan kemampuan berbicara serta menyimak, serta
dapat menstimulasi perkembangan kognitif (proses berpikir) serta motorik halus
mereka.
14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu
sebagai berikut :
1. TPA bahwa kegiatan bermain boneka dengan media sandiwara boneka dapat
mengembangkan fisik motorik dan kognitif anak seperti kegiatan seni berperan
dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan
estetika. .
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan
melalui kegiatian sandiwara boneka sehingga anak dapat mengembangkan
kreativitas dan rasa kesetiakawanan sosial yang tinggi.
3. Lingkungan/pemetaan sentra di TPA Al-Fatih Banyuasin III juga disiapkan
sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian kemampuan yang
dimiliki anak.
4. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.
B. Saran-Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Asmawati Luluk, dkk. 2008. Pengolahan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta :
Universitas Terbuka.
B.E.F. Montolalu, dkk. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.
Bambang Sujiono, dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka.
https://youtu.be/Lh-NiHksFZ0
https://youtu.be/j02XEH_vsgQ
16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN A
INSTRUMEN WAWANCARA
1. Instrumen Wawancara Dengan Pendidik.
2. Instrumen Wawancara Dengan Pimpinan.
Penulis : Usia berapa saja anak-anak yang berada di TPA Al-Fatih Banyuasin III ini?
Penulis : Cara apa yang ibu gunakan untuk mengembangkan kemampuan anak-anak?
Pendidik : Banyak cara lain yang kami lakukan misalnya untuk melatih motorik halusnya
anak kami ajak bermain platisin, menggambar, mewarnai, menggunting,
menempel, dan sebagainya. Untuk menambah kosakatanya anak dibacakan
cerita, diajak berjalan-jalan dan bercakap-cakap di sepanjang perjalanan dan
kami menempelkan gambar-gambar di dinding berikut tulisan di bawahnya.
Pendidik : Iya... sebagian merupakan karya anak sendiri dan sebagian kami yang
membuatnya.
17
Penulis : Wah....tanpa terasa kita sudah mengobrol banyak nih Bu. Saya sangat
berterima kasih telah diberi penjelasan oleh ibu.
Pendidik : Sama-sama saya juga senang berdiskusi tentang kegiatan di kelas kami.
Penulis : Setelah tadi saya mengobservasi dan mewawancarai salah seorang pendidik di
TPA yang ibu pimpin, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan. Ibu tidak
keberatan, bukan ?
Penulis : Begini Bu, kalau boleh saya tahu, apa visi atau misi atau mungkin tujuan dari
TPA yang ibu pimpin dalam kaitannya dengan pendidikan anak?
Pimpinan TPA : Jadi gini karena TPA merupakan satu kesatuan dari PAUD jadi visi dan misi
semuanya sama baik TK ataupun KB nya. Tujuan kami mendirikan TPA ini adalah
membantu para orang tua yang sibuk bekerja untuk mendidik anaknya yang belum masuk
usia TK ataupun KB. Kami berkeinginan agar anak-anak mendapat pendidikan yang
benar sejak dini sehingga anak-anak akan lebih mandiri sedini mungkin dan berkembang
potensinya sesuai dengan usia perkembangannya.
Penulis : Untuk mencapai tujuan tersebut program apa yang ibu terapkan di TPA Al-
Fatih?
Pimpinan TPA : Programnya sih sama saja dengan TPA yang lain hanya saja kami lebih
menekankan pada pengembangan karakter anak sejak dini yang kami rancang sedemikian
rupa sehingga anak bukan hanya sekedar bermain tetapi terarah pada suatu pencapaian
perkembangan yang optimal sesuai dengan visi misi kami.
Pimpinan TPA : Secara garis besar, kami yaitu saya dan para pendidik di sini yang
merancangnya. Tetapi untuk lebih rincinya, tugas tersebut saya serahkan pada para
pendiri yang lebih mengerti anak-anak yang diasuhnya.
Penulis : Ada berapa jumlah pendidik dan jumlah anak di TPA ini?
18
Pimpinan TPA : Semuanya ada orang
Penulis : Oh begitu. Baikalah Bu, saya kira cukup untuk sementara. Nanti kalau saya
merasa masih membutuhkan informasi lainnya, ibu masih mau kan membantu saya?
Pimpinan TPA : Tentu saja. Silakan datang kapan saja, mudah-mudahan saya bisa membantu.
19
LAMPIRAN
Keterangan/Uraian/Pertanyaan
Hal-hal Unik atau
No. Menarik yang di Ya Tidak
temukan di
Dalam
1. Model ✓ Dengan sistem sentra.
pengembangan Pertanyaan : mengapa model
kegiatan pembelajaran harus dengan sentra?
Kenapa tidak dengan kelompok?
2. Penataan ruangan ✓ Di dinding kelas banyak ditempeli
gambar-gambar dengan tulisan-
tulisan di bawahnya mengenai
gambar tersebut.
Pertanyaan : Mengapa dinding kelas
ditempeli gambar yang ada
tulisannya? Mengapa bukan karya
anak saja?
3. Kegiatan yang ✓ Anak-anak melakukan tanya jawab
dilakukan anak saat guru sedang bercerita.
Pertanyaan : Mengapa anak-anak
melakukan tanya jawab saat guru
bercerita? Mengapa tidak menunggu
guru selesai bercerita?
4. Alat Peraga ✓ Mainan di kelas.
Edukatif (APE)
yang digunakan
5. Pengaturan atau ✓ Anak-anak dan pendidik duduk
pengelompokan bersama.
anak
6. Cara pendidik ✓ Pendidik meminta anak memilih
memimpin anak boneka mana yang akan digunakan
untuk metode bercerita sandiwara.
Pertanyaan : Mengapa pendidik
meminta anak memilih boneka mana
yang akan digunakan?
8. Peran orang tua ✓ Pada saat jam pulang, peran orang
tua diwajibkan menunggu sebelum
20
bell pulang sekolah. Agar
menghindari hal yang tidak terduga
saat jam pulang sekolah.
9. Partisipasi anak ✓ Anak-anak bersemangat
terhadap kegiatan mendengarkan cerita dan melakukan
tanya jawab dengan pendidik.
10. Waktu ✓ Dari jam 6.30 sampai jam 10.00 pagi
pembelajaran anak mengikuti pembelajaran sesuai
rancana kegiatan yang sudah disusun
di TPA. Selebihnya anak bebas
memilih kegiatan yang diinginkan
(baik mandi, bermain, tidur dll).
DOKUMENTASI
21
PEDOMAN PENSKORAN LAPORAN
Nama Mahasiswa : Istiqomah
NIM : 835036836
22
• Fokus penelitian ditentukan dari hasil
observasi awal (1)
• Fokus penelitian berkaitan dengan latar
belakang (1)
23
E. KESIMPULAN DAN SARAN 9
1. Kesimpulan
• Kesimpulan menjawab tujuan penelitian (2) 6
• Kesimpulan sesuai dengan permasalahan dan
temuan (2)
• Kesimpulan disajikan dengan jelas (2)
2. Saran
• Saran sesuai dengan kesimpulan (2) 3
• Saran yang diajukan jelas dan logis (1)
Tutor
24
NIP. 19511127197903002
25