Anda di halaman 1dari 19

Laporan Penelitian dan Analisis di TPA (Taman Penitipan Anak)

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK PADA ANAK USIA
DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN BONEKA MENGGUNAKAN MEDIA JARIT DI TAMAN
PENITIPAN ANAK SOULEY KABUPATEN MALUKU TENGAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : MAIMUNAH TUASUKAL


NIM : 825751901

UNIVERSITAS TERBUKA

MASOHI

2019

LEMBARAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS PENGEMBANGAN FISIK MOTORIK


PADA ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN BERMAIN BONEKA
MENGGUNAKAN MEDIA JARIT DI TAMAN PENITIPAN ANAK SOULEY
KABUPATEN MALUKU TENGAH
Waktu Pelaksanaan : 13 Mei 2019
Tempat Penelitian : TPA Souley Negeri Haruru Kec. Amahai Kab. Maluku Tengah

-1-
KATA PENGANTAR

Puji syukur, Kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan
Anak Usia Dini pada Taman Penitipan Anak (TPA) Souley negeri Haruru, Kecamatan Amahai
Kabupaten Maluku Tengah. Penyusunan ini didasarkan pada mata kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Anak Usia Dini, di Universitas Terbuka yang wajib diikuti oleh seluruh
Mahasiswa program S1 PGPAUD. Dengan Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini
mahasiswa diharapkan mampu melakukan penelitian kelas secara sederhana dengan observasi,
wawancara, pengumpulan dokumen serta menganalisis hasil penelitian tersebut dengan kerangka
keilmuan PAUD yang dimilikinya.
Selanjutnya penulis menyusun Laporan Analisis Penelitian Pengembangan Kegiatan Anak Usia
Dini untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak
Usia Dini yang dilakukan di Taman Penitipan Anak (TPA) Souley negeri Haruru, Kecamatan
Amahai, Kabupaten Maluku Tengah. Penulis menyadari bahwa laporan ini dapat terselesaikan
berkat bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, olehnya itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan
laporan analisis ini.
2. Pengelola dan Para Pengasuh Taman Penitipan Anak (TPA) Souley, negeri Haruru Kecamatan
Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
3. Suami dan Anak-anak tercinta yang telah banyak memberi semangat dan doa serta bantuan
baik moril maupun materiil.
4. Rekan-rekan guru maupun mahasiswa yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang selalu
memberi saran dan masukan kepada penulis.
Kami sadari bahwa dalam menyusun laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan
kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaan laporan di masa yang akan datang.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan mutu
pendidikan, khususnya Pendidikan Anak Usia Dini.

Masohi, 22 Mei 2019


Penulis

MAIMUNAH TUASIKAL
NIM. 825751901

- 2i -
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………iii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………………iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………………1
B. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..………….2
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………….2

BAB II LANDASAN TEORI


A. Perkembangan Motorik Anak ……………………………………………………………3
B. Pengertian Bermain ………………………………………………………………………4
C. Manfaat Bermain Boneka Bagi Perkembangan Anak ……………………………………5
D. Medium dan Bahan Baku Boneka Jarit …………………………………………………..6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Subjek Penelitian ………………………………………………………………………….7
B. Metode Penelitian …………………………………………………………………………7
C. Instrumen Penelitian ………………………………………………………………………7

BAB IV TABULASI DATA


A. Tabulasi Data ………………………………………………………………………………8
B. Hasil Analisis ………………………………………………………………………………9
C. Analisis Kritis ………………………………………………………………………………9

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ………………………………………………………………………………….11
B. Saran………………………………………………………………………………………….11
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..12
LAMPIRAN…………………………………………………………………………………….13

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………………14
1. Instrumen onbservasi pengembangan di TPA……………………………………………….15
2. Intrumen wawancara dengan pendidik/guru…………………………………………………16
3. Instrumen wawancara dengan pemimpin /kepala sekolah…………………………………..17

- 3i -
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak sejak lahir hingga usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan pengembangan jasmani dan rohani anak.
Taman Penitipan Anak (Child Care Centre) merupakan wahana asuhan kesejahteraan sosial yang
berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya
berhalangan atau tidak punya kesediaan waktu dalam memberikan pelayanan kebutuhan pada
anaknya.
TPA Souley yang beralamat di Negari Haruru, Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah,
merupakan realisasi dari program pendidikan anak usia dini yang menggalakan TPA sebagai
salah satu bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini dan masyarakat.
Pengurus TPA Souley mempunyai perhatian besar terhadap pendidikan anak usia dini sehingga
mempunyai inisiatif untuk mendirikan Taman Penitipan Anak, dengan tujuan terwujudnya anak
yang cerdas, sehat dan mandiri, mampu dan peduli dengan pendidikan serta terciptanya iklim
belajar yang kondusif bagi penyelenggara pendidikan, perawatan, pengasuh dan perlindungan
anak.
Dalam menjalankan aktifitasnya TPA Souley mempunyai visi dan misi sebagai berikut :

Visi : Membangun Peserta Didik yang berahlak baik dan terampil serta bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

Misi :
1. Membangun anak yang cerdas dan sehat sejak usia dini.
2. Mempersiapkan anak didik untuk masuk ke jenjang pendidikan dasar.
3. Peran orang tua dalam pendidikan Anak Usia Dini.

Program S1 PGPAUD Universitas Terbuka menargetkan lulusan menjadi tenaga pendidik PAUD
profesional yaitu dapat mengembangkan program PAUD dan membuat inovasi-inovasi. Salah
satu mata kuliah yang harus ditempuh mahasiswa adalah Analisis Pengembangan Pendidikan
Anak Usia Dini. Dalam rangka menyelesaikan tugas dalam mata kuliah tersebut maka penulis
telah melakukan penelitian di TPA Souley, Negeri Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten
Maluku Tengah dengan melakukan pengumpulan data mengenai kegiatan-kegiatan anak yang
dianggap perlu diteliti lebih lanjut untuk selanjutnya dianalisis secara kritis.

-1-
B. Fokus Penelitian
Setelah diadakan observasi di salah satu ruang kelas Taman Penitipan Anak (TPA) Souley
Negeri Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah, maka penelitian ini difokuskan
pada salah satu kegiatan anak yaitu kegiatan "Bermain Boneka Menggunakan Media Jarit".

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengumpulkan data mengenai :
a. Alasan pendidik melakukan kegiatan "Bermain Boneka Jarit".
b. Tujuan pendidik melakukan kegiatan tersebut.
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tersebut.
2. Membuat analisis kritis (critical analysis) mengenai kegiatan tersebut.

C. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengembangan anak di Taman Penitipan Anak (TPA)
Soulesy Negeri Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.
2. Melatih mahasiswa melakukan tindakan kelas.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu kegiatan anak di lembaga
PAUD.

-2-
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik Anak


Perkembangan motorik erat kaitannya dengan pekembangan motorik di otak. Oleh sebab itu,
setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apa pun, sebenarnya merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi,
otaklah yang berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol semua
aktivitas fisik dan mental seseorang.
Aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak. Secara simultan dan berkesinambungan, otak terus
mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang
membentuk sistem syaraf pusat yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap
gerak anak. Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik
berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsur utama
dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu, perkembangan kemampuan motorik anak
akan dapat terlihat secara jelas melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka
lakukan.
Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang dapat diperoleh anak ketika
ia makin terampil menguasai gerakan motoriknya. Selain kondisi badan juga semakin sehat
karena anak banyak bergerk, ia juga menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak menjadi
semakin yakin dalam mengerjakan segala kegiatan karena ia tahu akan kemampuan fisiknya.
Anak-anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga mempunya keterampilan sosial
positif. Mereka akan senang bermain bersama teman-temannya karena dapat mengimbangi gerak
teman-teman sebayanya, seperti melompat-lompat dan berlari-larian.
Perkembangan lain yang juga berhubungan dengan kemampuan motorik anak adalah anak akan
semakin cepat bereaksi, semakin baik koordinasi mata dan tangannya, dan anak semakin tangkas
dalam bergerak. Dengan semakin meningkatnya rasa percaya diri anak maka anak juga akan
merasa bangga jika ia dapat melakukan beberapa kegiatan.
Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001) secara umum ada tiga tahap
perkembangan keterampilan motorik anak pada usia dini, yaitu tahap kognitif, asosiatif dan
autonomous. Pada tahap kognitif anak berusaha untuk memahami keterampilan motorik serta apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahapan ini, dengan
kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan
serupa yang pernah dilakukan pada masa lalu.
Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba meralat olahan pada penampilan atau
gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali dimasa mendatang. Tahap ini
adalah perubahan strategi dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi
bagaimana melakukannya.
Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efisien
dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis.

-1-
Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal karena secara langsung maupun
tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya. Secara langsung, petumbuhan
fisik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak. Misalnya, anak usia empat tahun
yang bentuk tubuhnya sesuai dengan usianya, akan melakukan hal-hal yang lazim dilakukan
seusianya, sepeti bemain dan begaul dengan lingkungan keluarga dan teman-temannya. Apabila
ia mengalami hambatan tertentu, sepeti tubuhnya terlalu gemuk atau malas dan lemas bergerak,
anak akan sulit mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman-teman sebayanya.
Adanya kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan menumbuhkan kreativitas dan
imajinasi anak yang merupakan bagian dari perkembangan mental anak. Dengan demikian,
sering pula para ahli menekankan bahwa kegiatan fisik dan juga keterampilan fisik anak akan
dapat meningkatkan kemampuan intelektual anak. Gerakan yang mereka lakukan saat bermain
bermanfaat untuk membuat fungsi belahan otak kanan dan otak kiri anak seimbang. Belahan otak
kiri anak akan menggatur cara berpikir logis dan rasional, menganalisis, bicara serta beorientasi
pada waktu dan hal-hal terperinci, sedangkan belahan otak kanan berperan mengatur hal-hal
yang intuitif, bermusik, menari dan kreativitas. Berbagai permainan yang dilakukan anak akan
membuat otak kiri dan otak kanan anak befungsi dengan baik. Begitu juga dengan
pengembangan kemampuan motorik kasar dan motorik halus anak yang baik akan membuat anak
lebih dapat mengembangkan kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya.
Jika seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta bimbingan untuk mengembangkan
kemampuan motorik kasar dan halusnya maka berarti secara fisik anak diarahkan untuk menjadi
semakin sehat dan hal ini sesuai dengan bunyi kalimat bijak berikut, yaitu “di dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat”. Kesehatan fisik seorang anak akan mempengaruhi pula kesehatan
jiwanya sehingga anak akan menjadi anak yang riang, positif, dan senang melakukan berbagai
aktivitas lainnya. Dengan kata lain jika keadaan fisik seseorang anak baik dan sehat ia akan dapat
beaktivitas dengan baik pula. Kemampuan fisik dan mental anak yang baik nantinya mepakan
dasar bagi anak untuk membangun pengetahuan yang lebih tinggi atau lebih luas lagi
(Semiawan, 2003).

B. Pengertian Bermain
Para pakar sering mengatakan bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Bermain terungkap
dalam berbagai bentuk apabila anak-anak sedang beraktivitas. Mereka bermain ketika bernyanyi,
menggali tanah, membangun balok warna-warni atau menirukan sesuatu yang dilihat. Bermain
dapat berupa bergerak, berlari, melempar bola, memanjat atau kegiatan berpikir sepeti menyusun
puzzle atau mengingat kata-kata sebuah lagu. Dapat pula melakukan bermain kreatif dengan
menggunakan krayon, plastisin atau tanah liat.
Dalam kehidupan anak, bermain mempunyai arti yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa
setiap anak yang sehat selalu mempunyai dorongan untuk bermain sehingga dapat dipastikan
bahwa anak yang tidak bermain-main pada umumnya dalam keadaan sakit, jasmaniah atau
rohaniah.

-2-
Sejak abad ke-19 bemunculan teori tentang bermain yang dikemukakan oleh para ahli dari
bebagai disiplin ilmu. Ada beberapa teori mengapa manusia bermain, di antaranya adalah
sebagai berikut:
1. Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut teori ini, dibedakan antara bermain di satu
pihak dengan bekerja di lain pihak yang membutuhkan suatu keseriusan (seriousness). Apabila
seseorang telah lelah bekerja maka ia memerlukan bermain untuk menghilangkan kepenatannya
akibat bekerja.
2. Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer). Bermain dipandang sebagai penutup atau klep
keselamatan pada mesin uap. Energi atau tenaga yang berlebih pada seseorang perlu dibuang
atau dilepaskan melalui bermain.
3. Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini bermain dimaksudkan
untuk mengembangkan fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang individu. Contohnya,
seekor anak kucing yang bermain dengan ekor induknya, sebenarnya kegiatan itu berfungsi
untuk latihan menangkap tikus dalam rangka mempertahankan hidup.
4. John Huizinga (1938) seorang pakar sejarah dalam salah satu karyanya sampai pada satu
kesimpulan bahwa kebutuhan bermain adalah yang membedakan manusia dari hewan, bahkan
melalui permainannya itu terpantul pula kebudayaannya.
5. Patty Smit Hill (1932) memperkenalkan sebuah masa “bekerja-bermain” di mana anak-anak
dengan bebasnya mengeksplorasi benda-benda serta alat-alat bermain yang ada di
lingkungannya, mengambil prakarsa serta melaksanakan ide-ide mereka sendiri.
6. Susan Isaacs (1933) percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak. Ia membela hak-hak anak untuk bermain dan mengajak para orang tua
untuk mendukung kegiatan bermain anak sebagai sumber belajar alami yang penting bagi anak.
7. Dewey (1938) percaya bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui
bermain. Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang bermakna menggunakan benda-
benda konkret, anak mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan masalah,
sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dengan teman sebaya dalam
bermain.

C. Manfaat Bermain Boneka Bagi Perkembangan Anak


Anak memerlukan waktu yang cukup banyak untuk mengembangkan dirinya melalui bermain.
Hasil penelitian yang telah dilakukan para ilmuwan menyatakan bahwa bermain bagi anak-anak
mempunyai arti yang sangat penting karena melalui bermain anak dapat menyalurkan segala
keinginan dan kepuasan, kreativitas, dan imajinasinya. Melalui bermain anak dapat melakukan
kegiatan-kegiatan fisik, belajar bergaul dengan teman sebaya, membina sikap hidup positif,
mengembangkan peran sesuai jenis kelamin, menambah perbendaharaan kata, dan menyalurkan
peasaan tertekan.
Jelaslah bahwa bermain boneka jarit, selain bemanfaat untuk perkembangan fisik, kognitif, sosial
emosional dan moral, bermain juga mempunyai manfaat yang besar bagi pekembangan anak
secara keseluruhan.

-3-
D. Medium dan Bahan Baku Boneka Jarit
Secara garis besar berkarya rupa terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Medium konvensional
Medium konvensional artinya medium yang digunakan sesuai dengan penggunaannya seperti
kertas, kanvas, hardboard dan papan.
2. Medium inkonvensional
Medium inkonvensional artinya modifikasi medium yang sesuai dengan keinginannya misalnya
jarit dibentuk menjadi boneka.
Bermain Boneka Jarit inkonvensional pada prinsipnya bermain dengan cara berkreasi
menggunakan peralatan dan teknik yang tak biasa. Cara kerjanya eksperimentasi/percobaan.
Hasil percobaan ini bisa sekaligus menjadi karya seni untuk mengembangkan fisik motorik. Cara
ini disenangi oleh anak karena sifat bermainnya lebih banyak dan anak menginterpretasikan
bermacam-macam teknik.
3. Teknik bermain boneka jarit dapat disebutkan sebagai berikut :
a. Teknik menggulung jarit.
b. Teknik mengikat jarit.
c. Bermain boneka jarit sebagai media imitasi.

-4-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian.
Subjek penelitian ini adalah anak-anak, Pendidik, Pimpinan Taman Penitipan Anak (TPA)
Souley desa Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan data
mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di lapangan (TPA Souley ).

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan
informasi dengan cara mengamati perilaku anak dalam situasi tertentu. Observasi dalam
penelitian dilaksanakan dalam satu kali pertemuan, selama dua jam pelajaran yaitu pada hari
Selasa tanggal 13 Mei 2019. Penelitian menggunakan teknik observasi untuk memperoleh data
yang berkaitan dengan aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung melalui kegiatan
Bermain Boneka Jarit.

2. Wawancara
Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang bisa digunakan untuk menggali
informasi lebih mendalam mengenai fokus penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti
dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pendidik dan Pimpinan Sekolah untuk
memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar kemampuan seni anak melalui pembelajaran
Bermain Boneka Jarit.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data atau bukti-bukti serta penjelasan yang
lebih luas mengenai fokus penelitian. Dokumen digunakan dengan tujuan mencari data yang
berasal dari dokumen, wawancara dan catatan yang ada hubungannya dengan objek penelitian
sebagai sumber data.

-5-
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka data hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai berikut :

Observasi Wawancara dengan Guru Wawancara dengan Dokumentasi


Pimpinan TPA
- Anak-anak - TPASouley menerima peserta - Melalui kegiatan - Sesuai dengan
sedang didik usia 3 – 5 tahun. bermain boneka jarit jadwal
melaksanakan - TPA Souley memberikan diharapkan dapat pemutaran
kegiatan kegiatan bermain boneka mengembangkan sentra.
bemain dengan media jarit untuk kreativitas anak dan
dengan media mengembangkan fisik motorik dapat melatih kerja
jarit di dalam anak. sama dengan temannya.
kelas. - Dalam pelaksanaannya
memang kami sengaja tidak
satu anak satu boneka tapi kami
dapat melaksanakan dengan
kerja sama dan saling
membantu untuk melatih tangan
satu anak dengan pasangannya.
- Terdapat - Untuk memberikan - Supaya anak dapat - Disesuaikan
ruangan kesempatan pada anak agar melaksanakan kegiatan dengan sentra.
khusus untuk dapat bermain dengan media dengan aman, nyaman
kegiatan sekitar dengan leluasa. dan menyenangkan.
boneka jarit. - Penyusunan kegiatan dibuat - Untuk pemenuhan gizi
setiap bulan sesuai dengan tema anak pun kami sangat
dan mengacu pada buku perhatikan karena dapat
Panduan ADITUKA (Asuhan berpengaruh terhadap
Dini Tumbuh Kembang Anak) pertumbuhan anak.
serta dari sumber lainnya untuk
membantu kelancaran
pembelajaran dan menambah
pengetahuna dan wawasan.

-6-
- Pemenuhan gizi bagi anak
sangatlah penting karena
dengan pemenuhan gizi yang
tepat anak akan tumbuh dan
berkembang secara optimal.

B. Hasil Analisis
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh penulis pada saat penelitian maka diperoleh
hasil dalam kegiatan bermain boneka dengan media jarit di TPA Souley desa Haruru Kecamatan
Amahai Kabupaten Maluku Tengah, adalah sebagai berikut :
Di TPA Souley guru melakukan kegiatan pembelajaran bermain boneka dengan media jarit yang
diharapkan mampu mengembangkan fisik motorik anak melalui media boneka jarit yang dapat
menghasilkan bentuk boneka inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan
yang tinggi.
Hasil wawancara dengan pendidik TPA Souley, bahwa kegiatan bermain boneka dengan media
jarit dapat mengembangkan fisik motorik anak, Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia
Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik,
pikir/intelektual, emosional, kreativitas, sosial dan estetika.
Hasil wawancara dengan pimpinan TPA Souley, bahwa belajar melalui bermain boneka dengan
media jarit pada hakekatnya menyenangkan yang menjadikan anak belajar dari dalam dirinya
sendiri sehingga belajar lebih bermakna dari pada sekedar perintah guru.
Analisis data diperoleh dari data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dengan pendidik
dan pimpinan serta dokumentasi pada saat penulis melakukan penelitian dan disusun menjadi
tabulasi data. Data yang terkumpul dianalisis secara kualitatif. Hasil data yang telah dicapai oleh
siswa melalui observasi dalam pembelajaran bermain boneka melalui media jarit yang dilakukan
di TPA Souley, desa Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah.

C. Analisis Kritis
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan bermain boneka dengan media jarit
merupakan kegiatan yang bermaksud mengembangkan berbagai kemampuan yang dimiliki anak
yang salah satunya adalah mengembangkan kemampuan fisik motorik anak.
Melalui kegiatan bermain boneka dengan media jarit yang dilakukan di TPA Souley, desa
Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten Maluku Tengah diharapkan mampu mengembangkan
kreativitas anak melalui media jarit dan gerakan tangan yang dapat menghasilkan bentuk boneka
inkonvensional serta dapat mengembangkan rasa kesetiakawanan yang tinggi.
Dengan kegiatan bermain boneka jarit dapat mengembangkan fisik motorik seperti yang
diungkapkan oleh Lowen Feld dan Brittain (1980) dalam Widia Pakarti, dkk. (2008) menjelaskan
bahwa kegiatan seni berperan dalam mengembangkan fisik, pikir/intelektual, emosional,
kreativitas, sosial dan estetika.

-7-
Secara umum TPA Souley telah mempunyai kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-
kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak
sehingga anak berkembang dengan optimal.

-8-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut :
1. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak salah satunya dikembangkan melalui kegiatan
bermain boneka dengan media jarit sehingga anak dapat mengembangkan kreativitas dan rasa
kesetiakawanan sosial yang tinggi.
2. Lingkungan/pemetaan sentra di TPA Souley Negeri Haruru Kecamatan Amahai Kabupaten
Maluku Tengah, juga disiapkan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung pencapaian
kemampuan yang dimiliki anak.
3. Tenaga pendidik yang sesuai dengan bidangnya.

B. Saran-Saran
1. Dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak melalui boneka jarit hendaknya
nampan/bahan perlengkapan yang ada jumlahnya memenuhi jumlah anak sehingga anak dapat
bebas berkreasi.
2. Pengembangan kemampuan yang dimiliki anak melalui bermain boneka jarit hendaknya
pendidik terlibat langsung dengan anak untuk memberi motivasi dan bantuan anak ketika
mengalami putus asa.

-9-
DAFTAR PUSTAKA

Asmawati Luluk, dkk. 2008. Pengolahan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta :
Universitas Terbuka.

B.E.F. Montolalu, dkk. 2009. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.

Bambang Sujiono, dkk. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : Universitas Terbuka.

- 10 -
LAMPIRAN 2

HASIL WAWANCARA DENGAN PENDIDIK/GURU

1. Kelompok apa yang Ibu asuh disini?


Jawab : TPA Ina Monika.

2. Usia berapa anak yang Ibu bimbing di TPA ini?


Jawab : 2-3 tahun.

3. Bagaimana cara penyusunan rencana kegiatan di TPA Ibu?


Jawab : Dari program tahunan dimasukan ke program semester, kemudian dari RKM ke
RPPH.

4. Referensi apa saja yang Ibu gunakan dalam penyusunan rencana kegiatan tersebut?
Jawab : KTSP, Promes, RKM, STTPA.

5. Apa saja manfaat dari referensi yang Ibu gunakan dalam penyusunan rencana kegiatan
tersebut?
Jawab : Untuk menunjang agar proses pembelajaran di TPA ini berjalan sesuai program
yang dijalankan.

6. Model pemebelajaran apa yang Ibu gunakan dikelomok yang Ibu asuh?
Jawab : Area

7. Kenapa Ibu menggunakan model pembelajaran tersebut?


Jawab : Karena sesuai dengan kondisi anak dan jumlah ruangan yang kami punya

8. Tadi saya melihat kegiatan mewarnai, untuk menigkatkan kemampuan apa?


Jawab : Untuk meningkatkan pengembangan fisik motorik pada anak.

9. Apa yang menjadi dasar pemikiran Ibu melaksanakan kegiatan tersebut?


Jawab : Agar perkembangan anak berjalan optimal.

10. Ketika waktu kegiatan mewarnai tadi saya melihat ada anak yang kuran meresponkegiatan
tersebut, apa yang Ibu lakukan terhadap anak tersebut?
Jawab : Anak diberikan motivasi agar anak berminat untuk mengerjakan seperti teman
lainnya.

11. Bagaimana cara anda mengkondisikan anak didik anda jika anak didik tidak fokus?
Jawab : Memusatkan perhatian dengan tepuk, lagu, atau menunjukan hal menarik.

- 11 -
12. Apakah kegiatan ini harus disesuaikan dengan tema?
Jawab : Iya.

13. Peralatan alat apa yang digunakan dalam kegiatan bermain boneka?
Jawab : Boneka.

14. Manfaat apa yang dapat diambil dari kegiatan ini bagi anak?
Jawab : Kemampuan fisik motorik.

- 12 -
LAMPIRAN 2

HASIL WAWANCARA DENGAN PEMIMPIN/KEPALA SEKOLAH

1) Siapa yang mendirikan TPA yang Ibu pimpin ini?


Jawab : Yayasan Dr. Latumeten.

2) Apa Visi dan Misi di TPA yang Ibu pimpin?


Jawab : Visi : “Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, sehat, mandiri, bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa dan berwawasan budaya”.

Misi :
1. Mewujudkan anak usia dini yang cerdas, spiritual, emosional, sosial
dan intelektual.
2. Meweujudkan anak usia dini yang sehat jasmani dan rohani.
3. Meweujudkan anak usia dini yang mandiri sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
4. Mewujudkan anak usia dini yang bertakwa kepada Tuhan uang Maha
Esa melalui sikap, perilaku, dan kepribadian.
5. Mewujudkan anak usia dini yang memiliki wawasan budaya daerah
dan nasional.

3) Siapa yang menyatukan Visi dan Misi tersebut?


Jawab : Pengelola, Kepala Sekolah, dan Guru.

4) Model pembelajaran apa yang digunakan di TPA Ibu?


Jawab : Model Pembelajaran Area

5) Usia berapa saja anak yang Ibu asuh di TPA ini?


Jawab : 3-4 tahun

6) Ada bera jumlah guru yang mengajar di TPA ini?


Jawab : 2 orang.

PROFIL TPA INA MONIKA

1. Nama Lembaga : TPA Ina Monika


2. Alamat : Amahai
3. Telepon :-
4. Status Sekolah : Yayasan
5. Status Akreditas :-

- 13 -
- 14 -

Anda mungkin juga menyukai