Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS PENGEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI

KEGIATAN TANYA JAWAB MENGENAI TANAMAN TENTANG


TANAMAN DI KB MUTIARA

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Progam S1 PGPAUD
FKIP Universitas Terbuka

DISUSUN OLEH:

NAMA: SEPTA KUSUMASTUTI


MIM: 836907876
POKJAR: KASIHAN BANTUL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
YOGYAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk diajukan memenuhi tugas mata kuliah Analisis
Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini pada program strata 1 Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini di fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Terbuka.
Nama : Septa Kusumastuti
NIM : 836907876
Tempat Penelitian : Kelompok Bermain Islam Plus Mutiara
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 8 Oktober 2019
Kelas Penelitian : Pengenalan Nilai - Nilai Agama
Telah diterima dan disahkan sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini program S1 PGPAUD FKIP
Universitas Terbuka.
Yogyakarta, 8 Oktober 2019

Mengetahui, Mahasiswa
Kepala KB IP Mutiara Bantul

Erni Muslikhah, S.Pd AUD Septa Kusumastuti


NIP: 99204704 NIM: 836907876

Menyetujui
Supervisor

Nanik Sunarni, M.Pd


NIP: 196710 25 198702 2001

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT pada kesempatan


ini saya dapat menyelesaikan laporan analisis kegiatan pengembangan anak usia
dini yang berjudul “ANALISIS KEGIATAN PENGENALAN NILAI-NILAI
AGAMA DENGAN KEGIATAN TANYA JAWAB PADA KELOMPOK
BERMAIN ISLAM PLUS MUTIARA”.
Laporan penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia Dini yang merupakan mata kuliah
bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka
UPBJJ Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan
sebagai pengalaman pendidik anak usia dini.
Saya menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak laporan ini tidak
mungkin dapat terwujud. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih yang setulus-
tulusnya kepada :
1. Pembimbing yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
menyelesaikan laporan analisis ini.
2. Pengelola Pokjar Kasihan
3. Kepala KB dan rekan-rekan guru KB IP Mutiara
4. Teman sejawat yang telah membantu hingga selesainya laporan analisis ini.
5. Rekan-rekan seperjuangan Pokjar Kasihan
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan.
Laporan ini tentunya sangat jauh dari sempurna, karena itu dengan segala
kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, agar
laporan ini menjadi karya yang berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Tidak lupa saya sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
mereka yang telah mendukung dan membantu menyelesaikan laporan ini.
Yogyakarta, 16 November 2019
Penulis

Septa Kusumastuti
DAFAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
D. Manfaat penelitian .................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kelompok Bermain............................................................... 5
B. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan di Kelompok Bermain.......................5
C. Esensi pengenalan Nilai-Nilai Agama Anak Usia Kelompok Bermain.........6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian……………………………………………….. 10
B..Metode Penelitian 10
C..Instrumen Penelitian 10
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data .......................................................................................... 11
B. Analisis Data .......................................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................... ... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan aset negara. Pada pundak mereka memikul tanggung
jawab dan kelangsungan kehidupan negara dan bangsa. Jika sejak usia dini
anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang baik maka kelak anak
akan mampu mengenali potensi-potensi yang ada pada dirinya sehingga
mereka dapat mengembangkan potensi tersebut dan menyumbangkan potensi
yang ada pada dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara ini.
Di kelompok bermain Islam Plus Mutiara Bantul diharapkan anak dapat
belajar memanfaatkan fisiknya, belajar bersosialisasi, berkomunikasi dan
belajar berperilaku sesuai norma yang berlaku. Karena itu pembelajaran pada
anak usia kelompok bermain di KB Mutiara mengutamakan belajar sambil
bermain dan bermain sambil belajar. Semua anak di lembaga kelompok
bermain harus mendapatkan fasilitas secara utuh agar dapat mengembangkan
berbagai kecerdasan yang dimilikinya atau multiple intelegence dan juga
Kecerdasan majemuk anak usia dini meliputi kecerdasan linguistik, logika
matematika, fisik motorik atau kinestetik, visual spasial, intrapersonal,
naturalis dan musikal. Setiap anak berhak memperoleh pendididkan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasan
sesuai minat dan bakatnya.
Untuk di negara kita sangatlah penting ditambah dengan kecerdasan
spiritual yaitu kemampuan mengenai mencintai ciptaan Tuhan, yang dapat di
rangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama. Memudahkan anak
mampu memahami hal yang benar dan hal yang salah. Membangun kapasitas
kecerdasan spiritual akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan anak saat ini
dan juga kualitas hubungan anak di masa depan. Sifat-sifat yang tertanam
melalui kecerdasan spiritual akan abadi selamanya dan akan berpengaruh
penting setelah anak beranjak dewasa. Landasan kecerdasan spiritual yang
diberikan kepada anak usia dini akan membentuk reputasi sebagai manusia di
masa datang.

1
Kelompok bermain Islam Plus Mutiara diselenggarakan dengan
mengakomodasikan semua aspek perkembangan dan pertumbuhan anak
dalam suasana yang menyenangkan. Ragam metode, media dan kekegiatan
belajar dalam mewujudkan hal tersebut disajikan berbagai variasi agar tidak
membosankan. Salah satu program atau kegiatan kelompok bermain Islam
Plus Mutiara adalah mengutamakan pendidikan akhlak dan perilaku sesuai
dengan nilai-nilai moral dan agama. Perlu diperhatikan bahwa kemampuan
yang diperoleh akan sangat tergantung dari kemampuan dan kreatifitas guru
untuk mengembangkan kegiatan dengan kelengkapan alat-alat pendukung
yang diperlukan. Sebagaimana pengembangan yang dilakukan di kelompok
bermain Islam Plus Mutiara yaitu untuk pengenalan nilai-nilai agama,
dilaksanakanlah kegiatan Tanya jawab mengenai tanaman.
Selanjutnya hal tersebut akan menjadi bahan analisis saya dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia
Dini Program S1 PGPAUD FKIP di Universitas Terbuka.
B. Fokus Penelitian
Setelah melakukan observasi di kelompok bermain Islam Plus Mutiara
maka diputuskan untuk berfokus pada penelitian kegiatan pengenalan nilai-
nilai agama, melalui kegiatan tanya jawab mengenai tanaman. Kegiatan ini
dipilih karena cukup menarik untuk dilakukan penelitian di kelompok
bermain.
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data mengenai:
a. Alasan pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan tanya
jawab mengenai tanaman untuk mengembangkan kemampuan nilai
agama dan moral
b. Tujuan pendidik melaksanakan kegiatan tersebut untuk mengembangkan
aspek nilai agama dan moral melalui kegiatan tanya jawab
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tanya jawab
mengenai tanaman
2. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan tersebut
D. Manfaat Penelitian

2
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengenalan nilai-nilai agama di
kelompok bermain Islam Plus Mutiara
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis sesuatu
kegiatan di lembaga PAUD.
4. Sebagai referensi dalam kegiatan pengembangan dan tempat peneliti
mengajar.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kelompok Bermain


Kelompok Bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus
program kesejahteraaan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
(dengan prioritas anak usia dua tahun sampai usia empat tahun). (UU no. 20
tahun 2003 pasal 28 ayat 4) dan apabila anak usia 5 sampai dengan 6 tahun
yang tidak dapat kesempatan masuk di taman kanak-kanak maka kelompok

3
bermain berfungsi membantu untuk meletakkan dasar-dasar ke arah
perkembangan sikap. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi
anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga anak siap memasuki
pendidikan dasar.
B. Pengertian Nilai agama dan Moral
1. Pengertian Nilai
Menurut Daradjat (1992: 260), Nilai adalah suatu perangkat keyakinan
ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pikiran, perasaan, keterkaitan maupun
perilaku. Sedangkan menurut Nurdin (1993:209), Nilai adalah suatu
perangkat keyakinan ataupun parasaan yang diyakini sebagai suatu identitas
yang memberikan corak khusus kepada pola pikiran, perasaan dan perilaku.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan Nilai adalah suatu perangkat
keyakinan yang diyakini suatu identitas yang memberikan corak kepada
pola pikir dan perilaku.
2. Pengertian Agama
Taib Thahir Abdul Mu’in dalam Nata (2003:14) mengemukakan agama
sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang
mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti
peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan
akhirat.
3. Pengertian Moral
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan
sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan Widjaja (1985: 154)
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan
dan kelakuan (akhlak). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
moral adalah ajaran baik dan buruk mengenai perbuat dan akhlak, budi
pekerti dan susila.
C. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Di kelompok Bermain
Pelaksanaan kegiatan kelompok bermain mengacu pada program
kegiatan kelompok bermain yaitu merupakan seperangkat kegiatan belajar
yang direncanakan untuk menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi

4
perkembangan anak didiknya. Semua kegiatan yang dilaksanakan di
kelompok bermain bertujuan membantu mengembangkan berbagai potensi
anak meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosioanal, kognitif,
bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni agar siap memasuki pendidikan
dasar, Asmawati (2016: 5.4).
Prinsip holistik dan integratif menjadi layanan dasar di lembaga
kelompok bermain. Tahapan perkembangan di usia dini menjadi fondasi kuat
bagi tahapan selanjutnya. Selain itu pembiasaan yang terbangun pada usia
dini/ kelompok bermain berpengaruh pada perilaku dan kepribadian di masa
dewasanya kelak. Pelaksanaan kegiatan pengembangan di kelompok bermain
memiliki peran strategi untuk mengenalkan perilaku hidup sesuai dengan
nilai-nilai agama. Dalam pelaksanaan pengembangan kegiatan pengembangan
di kelompok bermain metode yang digunakan bervariasi antara lain, bermain
sambil belajar, menyanyi, praktek langsung, pemberian tugas, pembiasaan
yang diulang-ulang dan masih banyak yang lainya.
Sedangkan Gunarti (2015: 3.20) dalam mengembangkan nilai-nilai
agama terdapat 5 metode yang dapat dikembangkan untuk mempersiapkan
anak, agar anak mencapai kematangan dalam nilai-nilai agama (spiritualitas)
yaitu: (1) pendidikan dengan keteladanan, (2) pendidikan dengan pembiasaan,
(3) pendidikan dengan nasehat, (4) pendidikan dengan memberi perhatian,
dan (5) pendidikan dengan memberi hukuman.
D. Esensi Pengenalan Nilai-Nilai Agama Anak Usia Kelompok Bermain
Nilai-nilai Agama sangat perlu ditanamkan sejak usia dini, karena
agama merupakan aturan dan Wahyu Tuhan yang diturunkan untuk mengatur
hidup manusia agar menjadi teratur, damai, sejahtera, bermartabat, punya
tujuan bahagia di Dunia dan di Akhirat. Ajaran di dalam agama merupakan
seperangkat norma yang akan menghantarkan manusia menuju peradaban
masyarakat yang madani, sehingga eksistensi agama merupakan kebutuhan
primer bagi seluruh umat manusia. Fitrah Ilahi yang dibawa anak sejak di
dalam rahim memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang

5
unggul bila tidak disertai pemeliharaan yang intensif besar kemungkinan
menjadi punah.
Kelompok bermain merupakan wahana yang tepat untuk menumbuhkan
jiwa keagamaan agar anak berperilaku mulia, taat aturan, terbiasa dan peduli
terhadap nilai-nilai yang ditanamkan melalui agama ke dalam jiwa anak.
Berikut ini merupakan 3 landasan esensial untuk pendidikan nilai-nilai
agama bagi anak uisa kelompok bermain, Hidayat (2014: 9.5).
1. Landasan Filosofis
Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa
hidup sendiri. Dia membutuhkan bantuan orang lain. Manusia bukan
makhluk sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah semata. Karena Allah
maha pencipta, maha segalanya. Dia pemilik alam semesta dan yang berhak
menentukan aturan hidup bagi semua makhluk ciptaanya. Aturan Allah
mengandung nilai-nilai kebenaran yang sesungguhnya.
Pendidikan nilai-nilai agama sangat penting diberikan sejak usia dini
sebagai fondasi yang kokoh untuk meletakkan dasar terbentuknya perilaku
dan akhlak yang mulia yang akan terpatri secara dalam dijiwanya yang akan
berpengaruh pada perilaku dan kepribadian di masa datang dalam
menjalani jenjang pendidikan selanjutnya.
2. Landasan Yuridis
a. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 2 pasal 3, yang
menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab. (Sisdiknas, 2003: 6)
b. Undang-undang dasar 1945, didalam pembukaan alinia 3 dan 4 dan pada
pasal 29 ayat 1 dan 2 menjelaskan betapa pentingnya kehidupan
berbangsa dan bernegara yang di dasari nilai-nilai keagamaan. Juga pasal
31 ayat 3 mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

6
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasioanl yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang.
3. Landasan Sosiologis
Sila pertama pada pancasila dengan tegas mencantumkan keyakinan
bangsa akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun bangsa ini
memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan, tapi sila
tersebut mengandung makna bahwa bangsa ini sangat mengutamakan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang menjadi motivasi spiritual bagi
bangsa dalam rangka melaksankan sila-sila berikutnya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Kelompok bermain juga dipandang sebagai komunitas masyarakat yang
memerlukan pembinaan secara optimal. Unsur-unsur yang ada di dalamnya
adalah calon manusia yang sangat berpotensi untuk dapat melanjutkan
bangsa ini. Apabila mereka mendapatkan pendidikan nilai-nilai agama yang
tepat maka bukan tidak mustahil itu akan menjadi fondasi spiritual yang
kuat bagi perkembangan pendidikan mereka selanjutnya.
E. Tahap Perkembangan Nilai Agama dan Moral
1. Tahap Perkembangan Nilai Agama
Perkembangan keagamaan menurut Jalaludin (1996: 66) adalah perkembangan
keagaan pada anak melalui beberapa fase ( tingkatan) yaitu:
a. The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)
Pada tingkatan ini dialami oleh anak berusia 3-6 tahun. Konsep
mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosional
anak. Hubungan emosional yang diwarnai kasih sayang dan kemesraan
hubungan dengan orang tuanya yang akan menimbulkan proses
penghayatan dan peniruan yang secara tidak sepenuhnya disadari oleh
anak. Orang tua merupakan tokoh idola bagi si anak, sehingga apapun
yang diperbuat oleh orang tua akan ditiru oleh anaknya. Pada tingkatan
ini dialami oleh anak berusia 3-6 tahun. Konsep mengenai Tuhan lebih

7
banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosional anak. Hubungan
emosional yang diwarnai kasih sayang dan kemesraan hubungan dengan
orang tuanya yang akan menimbulkan proses penghayatan dan peniruan
yang secara tidak sepenuhnya disadari oleh anak. Orang tua merupakan
tokoh idola bagi si anak, sehingga apapun yang diperbuat oleh orang tua
akan ditiru oleh anaknya.
b. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Pada masa ini ide tentang ketuhanan sudah mencerminkan konsep-
konsep yang berdasarkan atas realistis (kenyataan). Konsep ini timbul
melalui lembaga- lembaga keagamaan yang telah di ikuti oleh anak
sehingga mereka mendapatkan pengarahan tentang tuhan lebih banyak.
Dengan bertambahnya umur, pemikiran yang bersifat tradisional beralih
pada nilai wujud atau eksistensi hasil pengamatannya.
c. The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada umur 6 sampai 12 tahun perhatian anak yang tadinya tertuju
pada dirinya sendiri kini semakin tertarik dengan dunia luar atau
lingkungan sekitarnya, ia berusaha menjadi makhluk sosial dan
mematuhi aturan-aturan, tata karma, sopan santun, dan tata cara
bertingkah laku sesuai dengan lingkungan rumah dan sekolahannya.
2. Tahap Perkembangan Moral

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Pada kegiatan penelitian ini, subyek penelitiannya adalah peserta didik
Kelompok Bermain Mutiara, pendidik dan pengelola Kelompok Bermain
Islam Plus Mutiara.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpratasi yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di
lapangan.

8
C. Instrumen Penelitian
Instrumen kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data atau
keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha
pengamatan secara langsungke tempat yang akan diselidiki.Sedangkan
menurut Kamus Ilmiah Populer (dalam Suardeyasasri,2010:9) kata observasi
berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan secara
berulang-ulang. Metode observasi seperti yang dikatakan Hadi dan
Nurkancana (dalam Suardeyasasri, 2010:9) adalah suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis baik secara langsung maupun secara tidak
langsung pada tempat yang diamati.
Pada penelitian ini observasi digunakan untuk melihat fenomena untuk
dijadikan fokus penelitian yaitu pengenalan Tuhan sebagai pencipta alam
semesta mengenai kegiatan tanya jawab mengenai tanaman
2. Wawancara yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian.
3. Dokumentasi yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih
luas mengenai fokus penelitian.

BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi data sebagai beriukut.

Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain

anaku. Kegiatan ini Program ini adalah Kegiatan dicatat


dilaksanakan setiap program unggulan dalam catatan

9
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain

hari dari hari sebelum yang dilaksanakan kegiatan anak


kegiatan dengan tujuan untuk kemudian
pembelajaran di menanamkan dilaporkan pada
dalam kelas kesadaran mencintai buku laporan anak
berlangsung. agamanya sejak dini. sesuai
perkembanganya
Anak juga berlatih
yang nantinya
motorik kasarnya
dilaporkan kepada
melalui berjalan,
orang tua.
kognitifnya melalui
menghitung langkah-
langkah dari kelas
ketempat wudhu, dan
bahasanya melalui
lafal-lafal kalimat
toyyibah.

Kegiatan wudhu Guru sudah Kegiatan praktek Dilakukan


diawali dengan menyiapkan tempat wudhu yang dilakukan pemotretan proses
membaca niat wudhu, mengarahkan oleh pendidik praktek wudhu.
wudhu secara anak untuk sabar Kelompok Bermain
bersam-sama di menanti giliran Islam Terpadu
dalam kelas dan dengan berbaris rapi. Cendekia sebagai salah
bernyanyi sambil Sebelum wudhu di satu usaha pembiasaan
mempraktekkan bimbing membaca untuk mengenalkan
gerakan wudhu niat wudhu. kegiatan sebelum
melakukan sholat.

10
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain

Anak Guru membimbing Praktek sholat Dilakukan


melaksanakan tata cara sholat merupakan kegiatan pemotretan saat
sholat secara beserta bacaanya. yang bertujuan agar praktek sholat
bersama-sama di Dittirukan anak anak mengetahui tata bersama.
bawah bimbingan secara bersama-sama. cara beribadah menurut
guru. agamanya.

Kegiatan praktek Guru dengan antusias Melalui kegiatan


wudhu dan sholat membimbing anak- tersebut kami dapat
dilaksanakan anak bersama-sama mengembangkan
dengan antusias dalam memulai beberapa kecerdasan
anak Kelompok kegiatan. yaitu kecerdasan
Islam Terpadu lingusitik, matematis
Cendekia berjalan logis, interpersonal,
dari dalam kelas intrapersonal, visual
keluar kelas untuk spasial dan naturalis
melakukan yang dikenal dengan
praktek wudhu teori multiple
dan kembali ke intelegence.
kelas untuk
melakukan
praktek sholat
bersama-sama
sebelum
melakukan
kegiatan yang
lain.

11
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain

Di dalam kelas Guru membimbing Dilakukan setiap hari,


anak di bimbing anak untuk membaca diulang agar anak
menghafal do’a- doa sebelum dan terbiasa melakukan dan
do’a harian dari sesudah melakukan merupakan pembiasaan
sebelum masuk berbagai macam dalam kehidupan
kelas, doa kegiatan. sehari-hari baik di
sebelum belajar, sekolah atau di rumah.
doa sebelum
makan, doa naik
kendaraan, doa
selesai belajar dan
lain-lainya.

B. Analisis Data
Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa kegiatan praktek wudhu,
praktek sholat dan hafalan do’a harian di Kelompok Bermain Islam Terpadu
Cendekia bertujuan mengembangkan potensi dasar pengenalan nilai-nilai
agama untuk mengenalkan kesadaran beragama sejak dini.
Melalui kegiatan tersebut, Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia
mengenalkan beberapa kecerdasan sesuai dengan teori multiple intelegence
yang meliputi kecerdasan:
1. Linguistik : Anak mengenal beberapa kalimat Thoyibah
2. Matematis Logis : Anak mengenal jumlah langkah dari dalam kelas
menuju tempat wudhu.
3. Kinestik : Anak mampu berjalan ke masjid mengikuti prosesi
wudhu dan sholat bersama.
4. Spasial visual : Anak berada pada posisi tempat melaksanakan
prosesi wudhu dan sholat bersama.

12
5. Interpersonal : Latihan bekerjasama, saling menghargai saat
melaksanakan wudhu dan sholat.
6. Intrapersonal : Anak berlatih disiplin, sabar menanti giliran wudhu.
7. Naturalis : Anak mengenal lingkungan sekolah.
Kegiatan praktek wudhu, praktek sholat dan pembiasaan harian dari
Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia sebagai salah satu usaha
meletakkan dasar-dasar nilai agama untuk membantu anak belajar
melaksanakan ibadah secara sederhana. Melalui praktek dan pembiasaan
diharapkan akan menumbuhkan jiwa keagamaan anak agar mereka menjadi
orang yang taat, berperilaku baik, terbiasa serta peduli pada aturan agama
yang diajarakan kepadanya.
Tentu saja kegiatan ini tidak lepas dari peran serta orangtua yang harus
ikut membimbing di rumah, memperhatikan proses kegiatan yang perlu
disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia bermain.
Baik secara umum maupun khusus, Kelompok Bermain Islam Terpadu
Cendekia telah menyajikan kegiatan yang baik dan terarah. Rangkain
kegiatan tersebut telah direncanakan dan di susun secara matang dan sejalan
dengan teori-teori dalam bidang pengembangan nilai-nilai agama sehingga
dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menyiapkan generasi yang
cerdas, ceria, berakhlak dan berbudi pekerti yang mulia.

13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat di simpulkan:
1. Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia Lamongan telah mempunyai
program pengembangan yang meletakkan dasar-dasar kuat untuk
menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak usia dini.
2. Melalui kegioatan praktek wudhu, praktek sholat dan pembiasaan do’a
harian adalah merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk
menumbuhkan jiwa keagamaan kepada anak agar menjadi orang taat,
berperilaku baik, peduli terhadap nilai-nilai agama yang diajarkan
kepadanya.
B. Saran-Saran
1. Program pengenalan nilai-nilai agama di Kelompok Bermain Islam
Terpadu Cendekia perlu dikembangkan berupa kegiatan lain misalnya
pelatihan manasik haji.
2. Dalam observasi pada proses kegiatan dan hasil yang sudah di capai
hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan. Agar menjadi dokumentasi
yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai hasil penilaian dan evaluasi,
maka hendaknya memakai lembar observasi yang lebih memadai.
3. Bekal pengetahuan dan pengalaman pengelola dan pendidik di Kelompok
Bermain Islam Terpadu Cendekia hendaknya terus ditingkatkan hingga
hasil yang di capai menjadi optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Asmawati, Luluk. 2016. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia


Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas. 2009. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta:


Pendidikan Nonformal dan Informal.

14
Gunarti, Winda, dkk. 2015. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Satibi Hidayat, Otib. 2014. Metode Pengembangan Moral dan Nilai-Nilai


Agama.Jakarta: Universitas Terbuka.

15
Lampiran I

PROFIL KELOMPOK BERMAIN


ISLAM TERPADU CENDEKIA LAMONGAN

1. Jenis Layanan : Kelompok Bermain


2. Nama lembaga : Islam Terpadu Cendekia
3. Nomor ijin operasional : 421.1/2231/413.101/2015
4. Status : Swasta
5. Penyelenggara : Yayasan Amal Islami Lamongan
6. Berdiri Tahun : 01 Juli 2006
7. Alamat Sekolah : Jl. Veteran 172 AA Tlogoanyar
8. Kecamatan : Lamongan
9. Kabupaten : Lamongan
10. Provinsi : Jawa Timur
11. Telp : 0858 5291 5474
12. Kode Pos : 62218
13. Pendidik : 6 orang
14. Anak didik : 91 orang
Lampiran II

KELOMPOK BERMAIN
ISLAM TERPADU CENDEKIA LAMONGAN

Alamat: Jln. Veteran 172 AA Tlogoanyar Lamongan Jawa Timur 62218

I. Visi : Menjadi sekolah yang bernuansa Islami dan menghasilkan


generasi Robbani yang cerdas, kreatif dan mandiri.
II. Misi :
a. Meluluskan peserta didik yang berakhlakul karimah, berkualitas, dalam
beribadah, cerdas, kreatif dan mandiri.
b. Membekali anak didik dengan nilai-nilai Al-Qur’an sedini mungkin
agar terbentuk kepribadian yang islami.
c. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan taraf
perkembangan yang dilalui anak.
d. Membangun intelektual, fikir, fisik, dan kepekaan social yang optimal
sesuai dengan perkembangan anak.

III. Data Pendidik


Tempat, Tanggal
No. Nama Jabatan Pendidik
Lahir
Blora, Kepala
1. Siti Mutiatin, A.Ma. D2
15 Mei 1977 Sekolah
Lamongan,
2. Mei Dwi Jayanti, S.Pd. Guru S1
22 Mei 1990
Jombang,
3. Hj. Khalimatus Sa’diyah, SH. Guru S1
13 Juni 1972
4. Putri Allieffatin N.A., S.Pd. Lamongan, Guru S1
24 Oktober 1991
Bojonegoro,
5. Fitria Dwi Nurindah, S.E. Guru S1
19 April 1992
Lamongan,
6. Nihayatul Mufidah, S.Pd. Guru S1
04 April 1983
Lampiran III

DATA PESERTA DIDIK KELOMPOK BERMAIN


ISLAM TERPADU CENDEKIA LAMONGAN (IBRAHIM II) TAHUN
PELAJARAN 2016-2017
Jenis
No Nama Lengkap Kelamin Tempat Tanggal Lahir
L P
1 ABIYYAH ALVARO L GRESIK 26 Agustus 2012

2 AHMAD HAFIZ MAULANA L LAMONGAN 14 Februari 2013

3 AISYA SHAINA AQILA A. P LAMONGAN 29 Juli 2013

4 ALDY RISKY ALVIANSYAH L LAMONGAN 19 Mei 2012

ALTHAF MUHAMMAD EMIR


5
S. L LAMONGAN 31 Agustus 2012

6 AMIRAH RAIHANA YASMIN P LAMONGAN 25 Maret 2013

AZKA ALFAREYNO
7
HARIANTO L LAMONGAN 10 Februari 2013

8 DELLANUR EARLYTA S. P LAMONGAN 13 Juni 2013

9 DIANDRA GHANIYA EL HAQ P LAMONGAN 08 Mei 2013

10 FARHA AZZAHRA P LAMONGAN 30 Mei 2013

11 FATIHATUN NASYWAA P LAMONGAN 14 Mei 2013

23 Nopember
12
FUDHLA MURSYIDAH P LAMONGAN 2012

13 KENISHA SADYA FIRDAUS P LAMONGAN 07 Mei 2012


13 September
14
KEVIN AHZA SYAHPUTRA L LAMONGAN 2012

15 M. FATHIR ADIBRATA YUSUF L SURABAYA 19 Januari 2013

16 MUAZZAM AQLAN PUTRA F. L LAMONGAN 10 Maret 2012

19 September
17
MUHAMMAD ALFATIH T. L LAMONGAN 2012

NADHIFA AZKADINA FAIHA


18
A. P GRESIK 05 Januari 2013

01 Nopember
19
NARARYA ALTAIR HANDOKO L LAMONGAN 2012

RUIMASHA DINDA BINTANG


20
P. P SURAKARTA 26 Agustus 2012

Lampiran IV

OBSERVASI KEGIATAN PENGENALAN


DI KELOMPOK BERMAIN ISLAM TERPADU
CENDEKIA LAMONGAN

Hal-hal yang ditemukan Ada


No. Keterangan
dalam: Ya Tidak

Model pengenalan nilai- Tertata rapi dan menyenangkan


1. √
nilai agama

Indoor dan outdoor (tempat wudhu


2. Penataan ruang √
yang sangat rapi)

3. Kegiatan √ Terencana, kegiatan praktek


wudhu, praktek sholat dan hafalan
do’a harian

Alat peraga yang


4. √
digunakan

Anak menirukan guru melakukan


gerakan wudhu di kelas sebelum
praktek di luar ruangan, selesai
5. Pengelolaan √
wudhu dilanjutkan dengan praktek
sholat dan hafalan do’a bersama di
kelas.

Anak-anak baris dibelakang guru


dan berbaris antri bergantian untuk
praktek wudhu.
6. Cara pendidik memimpin √
Untuk praktek sholat guru
mempraktekkan di depan kelas dan
anak-anak mengikuti.

Lampiran V

HASIL WAWANCARA PADA KELOMPOK BERMAIN


ISLAM TERPADU CENDEKIA

Alamat: Jln. Veteran 172 AA Tlogoanyar Lamongan Jawa Timur 62218

Pertanyaan kepada Pendidik


1. Anak usia berapa sajakah yang berada pada Kelompok Bermain Islam
Terpadu Cendekia ini?
Jawab : Usia 2-3 Tahun dan 3-4 Tahun
2. Apa perbedaan program di Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia
dengan Kelompok Bermain yang lain?
Jawab : Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia ini mengutamakan
pendidikan dengan nilai-nilai agama sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan selanjutnya.
3. Bagaimana cara penyusunan kegiatan anak pada Kelompok Bermain ini?
Jawab : Dari program tahunan, ke program semester, kemudian program
mingguan dan di implementasikan di program harian.
4. Saya sudah melihat program praktek wudhu, praktek sholat dan pembiasaan
di Kelompok Bermain ini. Mengapa membuat program seperti ini?
Jawab : Untuk menanamkan kebiasaan beribadah sejak usia dini.
5. Apa dasar pemikirannya sehingga melakukan program seperti itu?
Jawab : Berdasarkan kurikulum dari Diknas dan SIT, sebagai usaha untuk
menambahkan jiwa keagamaan kepada anak, agar mereka mengerti
tata cara beribadah sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku dan
kepribadian mereka di masa yang akan datang
6. Berlangsung berapa lamakah kegiatan praktek wudhu,prakter sholat dan
pembiasaan tersebut?
Jawab : Kurang lebih 45 menit.

7. Kapan kegiatan praktek wudhu, praktek sholat dan pembiasaan dilakukan?


Jawab : Setiap hari sebelum kegiatan pembelajaran di dalam kelas
berlangsung.
8. Bagaimana pendidik membimbing anak didik melaksanakan kegiatan?
Jawab : Anak diberi pengarahan dan contoh di awal kegiatan, di bimbing apa
yang harus dilakukan dan diucapkan kemudian baru praktek
bersama-sama.

Pertanyaan kepada Kepala KB IT Cendekia

1. Apa misi dan visi KB IT Cendekia ini?


Jawab :
Visi : Menjadi sekolah yang bernuansa Islami dan menghasilkan generasi
Robbani yang cerdas, kreatif dan mandiri.
Misi :
a. Meluluskan peserta didik yang berakhlakul karimah, berkualitas, dalam
beribadah, cerdas, kreatif dan mandiri.
b. Membekali anak didik dengan nilai-nilai Al-Qur’an sedini mungkin
agar terbentuk kepribadian yang islami.
c. Menanamkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan taraf
perkembangan yang dilalui anak.
d. Membangun intelektual, fikir, fisik, dan kepekaan social yang optimal
sesuai dengan perkembangan anak.
2. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, program apa yang dilakukan KB ini?
Jawab : Program tahunan yang dijabarkan ke program semester, mingguan
dan harian.
3. Siapa yang merancang program ini?
Jawab : Kepala KB IT Cendekia bersama pendidik.
4. Ada berapa jumlah pendidik dan anak didik di KB IT Cendekia ini ?
Jawab : Pendidik 6 orang, peserta didik ada 91 anak (dibagi mejadi 5
kelompok)
Usia 2-3 tahun: 2 kelompok (Ismail I dan Ismail 2)
Usia 3-4 tahun: 3 kelompok (Ibrahim I, Ibrahim II, dan Ibrahim III)
5. Berapa kali pertemuan dalam 1 minggu setiap kelompoknya?
Jawab : 3 kali pertemuan dalam 1 minggu setiap kelompoknya.
(Senin-Rabu-Jum’at) dan (Selasa-Kamis-Sabtu)
6. Model pengembangan apa dan kegiatan apa yang di terapkan di KB IT
Cendekia ini?
Jawab : KB IT Cendekia ini di tata dalam sentra
a. Sentra Persiapan
b. Sentra Musik
c. Sentra Peran/ Drama
d. Senta Balok
e. Sentra Eksplorasi
f. Sentra Kriya
Lampiran VI

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai