Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan
Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Progam S1 PGPAUD
FKIP Universitas Terbuka
DISUSUN OLEH:
Mengetahui, Mahasiswa
Kepala KB IP Mutiara Bantul
Menyetujui
Supervisor
ii
KATA PENGANTAR
Septa Kusumastuti
DAFAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
D. Manfaat penelitian .................................................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kelompok Bermain............................................................... 5
B. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan di Kelompok Bermain.......................5
C. Esensi pengenalan Nilai-Nilai Agama Anak Usia Kelompok Bermain.........6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian……………………………………………….. 10
B..Metode Penelitian 10
C..Instrumen Penelitian 10
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data .......................................................................................... 11
B. Analisis Data .......................................................................................... 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ...................................................................................... ... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan aset negara. Pada pundak mereka memikul tanggung
jawab dan kelangsungan kehidupan negara dan bangsa. Jika sejak usia dini
anak dibekali dengan pendidikan dan nilai-nilai yang baik maka kelak anak
akan mampu mengenali potensi-potensi yang ada pada dirinya sehingga
mereka dapat mengembangkan potensi tersebut dan menyumbangkan potensi
yang ada pada dirinya untuk kemajuan bangsa dan negara ini.
Di kelompok bermain Islam Plus Mutiara Bantul diharapkan anak dapat
belajar memanfaatkan fisiknya, belajar bersosialisasi, berkomunikasi dan
belajar berperilaku sesuai norma yang berlaku. Karena itu pembelajaran pada
anak usia kelompok bermain di KB Mutiara mengutamakan belajar sambil
bermain dan bermain sambil belajar. Semua anak di lembaga kelompok
bermain harus mendapatkan fasilitas secara utuh agar dapat mengembangkan
berbagai kecerdasan yang dimilikinya atau multiple intelegence dan juga
Kecerdasan majemuk anak usia dini meliputi kecerdasan linguistik, logika
matematika, fisik motorik atau kinestetik, visual spasial, intrapersonal,
naturalis dan musikal. Setiap anak berhak memperoleh pendididkan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasan
sesuai minat dan bakatnya.
Untuk di negara kita sangatlah penting ditambah dengan kecerdasan
spiritual yaitu kemampuan mengenai mencintai ciptaan Tuhan, yang dapat di
rangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama. Memudahkan anak
mampu memahami hal yang benar dan hal yang salah. Membangun kapasitas
kecerdasan spiritual akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan anak saat ini
dan juga kualitas hubungan anak di masa depan. Sifat-sifat yang tertanam
melalui kecerdasan spiritual akan abadi selamanya dan akan berpengaruh
penting setelah anak beranjak dewasa. Landasan kecerdasan spiritual yang
diberikan kepada anak usia dini akan membentuk reputasi sebagai manusia di
masa datang.
1
Kelompok bermain Islam Plus Mutiara diselenggarakan dengan
mengakomodasikan semua aspek perkembangan dan pertumbuhan anak
dalam suasana yang menyenangkan. Ragam metode, media dan kekegiatan
belajar dalam mewujudkan hal tersebut disajikan berbagai variasi agar tidak
membosankan. Salah satu program atau kegiatan kelompok bermain Islam
Plus Mutiara adalah mengutamakan pendidikan akhlak dan perilaku sesuai
dengan nilai-nilai moral dan agama. Perlu diperhatikan bahwa kemampuan
yang diperoleh akan sangat tergantung dari kemampuan dan kreatifitas guru
untuk mengembangkan kegiatan dengan kelengkapan alat-alat pendukung
yang diperlukan. Sebagaimana pengembangan yang dilakukan di kelompok
bermain Islam Plus Mutiara yaitu untuk pengenalan nilai-nilai agama,
dilaksanakanlah kegiatan Tanya jawab mengenai tanaman.
Selanjutnya hal tersebut akan menjadi bahan analisis saya dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Analisis Pengembangan Kegiatan Anak Usia
Dini Program S1 PGPAUD FKIP di Universitas Terbuka.
B. Fokus Penelitian
Setelah melakukan observasi di kelompok bermain Islam Plus Mutiara
maka diputuskan untuk berfokus pada penelitian kegiatan pengenalan nilai-
nilai agama, melalui kegiatan tanya jawab mengenai tanaman. Kegiatan ini
dipilih karena cukup menarik untuk dilakukan penelitian di kelompok
bermain.
C. Tujuan Penelitian
1. Penelitian ini bertujuan mengumpulkan data mengenai:
a. Alasan pendidik mengajak peserta didik untuk melakukan kegiatan tanya
jawab mengenai tanaman untuk mengembangkan kemampuan nilai
agama dan moral
b. Tujuan pendidik melaksanakan kegiatan tersebut untuk mengembangkan
aspek nilai agama dan moral melalui kegiatan tanya jawab
c. Kebijakan yang mendukung pendidik melakukan kegiatan tanya jawab
mengenai tanaman
2. Membuat analisis kritis mengenai kegiatan tersebut
D. Manfaat Penelitian
2
1. Memberi masukan terhadap kegiatan pengenalan nilai-nilai agama di
kelompok bermain Islam Plus Mutiara
2. Melatih mahasiswa melakukan penelitian kelas
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis sesuatu
kegiatan di lembaga PAUD.
4. Sebagai referensi dalam kegiatan pengembangan dan tempat peneliti
mengajar.
BAB II
LANDASAN TEORI
3
bermain berfungsi membantu untuk meletakkan dasar-dasar ke arah
perkembangan sikap. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi
anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga anak siap memasuki
pendidikan dasar.
B. Pengertian Nilai agama dan Moral
1. Pengertian Nilai
Menurut Daradjat (1992: 260), Nilai adalah suatu perangkat keyakinan
ataupun perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan
corak yang khusus kepada pola pikiran, perasaan, keterkaitan maupun
perilaku. Sedangkan menurut Nurdin (1993:209), Nilai adalah suatu
perangkat keyakinan ataupun parasaan yang diyakini sebagai suatu identitas
yang memberikan corak khusus kepada pola pikiran, perasaan dan perilaku.
Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan Nilai adalah suatu perangkat
keyakinan yang diyakini suatu identitas yang memberikan corak kepada
pola pikir dan perilaku.
2. Pengertian Agama
Taib Thahir Abdul Mu’in dalam Nata (2003:14) mengemukakan agama
sebagai suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang yang
mempunyai akal untuk kehendak dan pilihannya sendiri mengikuti
peraturan tersebut, guna mencapai kebahagiaan hidupnya di dunia dan
akhirat.
3. Pengertian Moral
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989: 592), moral diartikan
sebagai akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan Widjaja (1985: 154)
menyatakan bahwa moral adalah ajaran baik dan buruk tentang perbuatan
dan kelakuan (akhlak). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
moral adalah ajaran baik dan buruk mengenai perbuat dan akhlak, budi
pekerti dan susila.
C. Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Di kelompok Bermain
Pelaksanaan kegiatan kelompok bermain mengacu pada program
kegiatan kelompok bermain yaitu merupakan seperangkat kegiatan belajar
yang direncanakan untuk menyiapkan dan meletakkan dasar-dasar bagi
4
perkembangan anak didiknya. Semua kegiatan yang dilaksanakan di
kelompok bermain bertujuan membantu mengembangkan berbagai potensi
anak meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosioanal, kognitif,
bahasa, fisik motorik, kemandirian dan seni agar siap memasuki pendidikan
dasar, Asmawati (2016: 5.4).
Prinsip holistik dan integratif menjadi layanan dasar di lembaga
kelompok bermain. Tahapan perkembangan di usia dini menjadi fondasi kuat
bagi tahapan selanjutnya. Selain itu pembiasaan yang terbangun pada usia
dini/ kelompok bermain berpengaruh pada perilaku dan kepribadian di masa
dewasanya kelak. Pelaksanaan kegiatan pengembangan di kelompok bermain
memiliki peran strategi untuk mengenalkan perilaku hidup sesuai dengan
nilai-nilai agama. Dalam pelaksanaan pengembangan kegiatan pengembangan
di kelompok bermain metode yang digunakan bervariasi antara lain, bermain
sambil belajar, menyanyi, praktek langsung, pemberian tugas, pembiasaan
yang diulang-ulang dan masih banyak yang lainya.
Sedangkan Gunarti (2015: 3.20) dalam mengembangkan nilai-nilai
agama terdapat 5 metode yang dapat dikembangkan untuk mempersiapkan
anak, agar anak mencapai kematangan dalam nilai-nilai agama (spiritualitas)
yaitu: (1) pendidikan dengan keteladanan, (2) pendidikan dengan pembiasaan,
(3) pendidikan dengan nasehat, (4) pendidikan dengan memberi perhatian,
dan (5) pendidikan dengan memberi hukuman.
D. Esensi Pengenalan Nilai-Nilai Agama Anak Usia Kelompok Bermain
Nilai-nilai Agama sangat perlu ditanamkan sejak usia dini, karena
agama merupakan aturan dan Wahyu Tuhan yang diturunkan untuk mengatur
hidup manusia agar menjadi teratur, damai, sejahtera, bermartabat, punya
tujuan bahagia di Dunia dan di Akhirat. Ajaran di dalam agama merupakan
seperangkat norma yang akan menghantarkan manusia menuju peradaban
masyarakat yang madani, sehingga eksistensi agama merupakan kebutuhan
primer bagi seluruh umat manusia. Fitrah Ilahi yang dibawa anak sejak di
dalam rahim memerlukan pemupukan yang berkesinambungan. Benih yang
5
unggul bila tidak disertai pemeliharaan yang intensif besar kemungkinan
menjadi punah.
Kelompok bermain merupakan wahana yang tepat untuk menumbuhkan
jiwa keagamaan agar anak berperilaku mulia, taat aturan, terbiasa dan peduli
terhadap nilai-nilai yang ditanamkan melalui agama ke dalam jiwa anak.
Berikut ini merupakan 3 landasan esensial untuk pendidikan nilai-nilai
agama bagi anak uisa kelompok bermain, Hidayat (2014: 9.5).
1. Landasan Filosofis
Manusia dilahirkan sebagai makhluk sosial, artinya manusia tidak bisa
hidup sendiri. Dia membutuhkan bantuan orang lain. Manusia bukan
makhluk sempurna. Kesempurnaan hanya milik Allah semata. Karena Allah
maha pencipta, maha segalanya. Dia pemilik alam semesta dan yang berhak
menentukan aturan hidup bagi semua makhluk ciptaanya. Aturan Allah
mengandung nilai-nilai kebenaran yang sesungguhnya.
Pendidikan nilai-nilai agama sangat penting diberikan sejak usia dini
sebagai fondasi yang kokoh untuk meletakkan dasar terbentuknya perilaku
dan akhlak yang mulia yang akan terpatri secara dalam dijiwanya yang akan
berpengaruh pada perilaku dan kepribadian di masa datang dalam
menjalani jenjang pendidikan selanjutnya.
2. Landasan Yuridis
a. Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 bab 2 pasal 3, yang
menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
bertanggung jawab. (Sisdiknas, 2003: 6)
b. Undang-undang dasar 1945, didalam pembukaan alinia 3 dan 4 dan pada
pasal 29 ayat 1 dan 2 menjelaskan betapa pentingnya kehidupan
berbangsa dan bernegara yang di dasari nilai-nilai keagamaan. Juga pasal
31 ayat 3 mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan
6
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasioanl yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang.
3. Landasan Sosiologis
Sila pertama pada pancasila dengan tegas mencantumkan keyakinan
bangsa akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun bangsa ini
memiliki keanekaragaman dalam berbagai aspek kehidupan, tapi sila
tersebut mengandung makna bahwa bangsa ini sangat mengutamakan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai agama yang menjadi motivasi spiritual bagi
bangsa dalam rangka melaksankan sila-sila berikutnya dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Kelompok bermain juga dipandang sebagai komunitas masyarakat yang
memerlukan pembinaan secara optimal. Unsur-unsur yang ada di dalamnya
adalah calon manusia yang sangat berpotensi untuk dapat melanjutkan
bangsa ini. Apabila mereka mendapatkan pendidikan nilai-nilai agama yang
tepat maka bukan tidak mustahil itu akan menjadi fondasi spiritual yang
kuat bagi perkembangan pendidikan mereka selanjutnya.
E. Tahap Perkembangan Nilai Agama dan Moral
1. Tahap Perkembangan Nilai Agama
Perkembangan keagamaan menurut Jalaludin (1996: 66) adalah perkembangan
keagaan pada anak melalui beberapa fase ( tingkatan) yaitu:
a. The Fairy Tale Stage (Tingkat Dongeng)
Pada tingkatan ini dialami oleh anak berusia 3-6 tahun. Konsep
mengenai Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosional
anak. Hubungan emosional yang diwarnai kasih sayang dan kemesraan
hubungan dengan orang tuanya yang akan menimbulkan proses
penghayatan dan peniruan yang secara tidak sepenuhnya disadari oleh
anak. Orang tua merupakan tokoh idola bagi si anak, sehingga apapun
yang diperbuat oleh orang tua akan ditiru oleh anaknya. Pada tingkatan
ini dialami oleh anak berusia 3-6 tahun. Konsep mengenai Tuhan lebih
7
banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosional anak. Hubungan
emosional yang diwarnai kasih sayang dan kemesraan hubungan dengan
orang tuanya yang akan menimbulkan proses penghayatan dan peniruan
yang secara tidak sepenuhnya disadari oleh anak. Orang tua merupakan
tokoh idola bagi si anak, sehingga apapun yang diperbuat oleh orang tua
akan ditiru oleh anaknya.
b. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Pada masa ini ide tentang ketuhanan sudah mencerminkan konsep-
konsep yang berdasarkan atas realistis (kenyataan). Konsep ini timbul
melalui lembaga- lembaga keagamaan yang telah di ikuti oleh anak
sehingga mereka mendapatkan pengarahan tentang tuhan lebih banyak.
Dengan bertambahnya umur, pemikiran yang bersifat tradisional beralih
pada nilai wujud atau eksistensi hasil pengamatannya.
c. The Individual Stage (Tingkat Individu)
Pada umur 6 sampai 12 tahun perhatian anak yang tadinya tertuju
pada dirinya sendiri kini semakin tertarik dengan dunia luar atau
lingkungan sekitarnya, ia berusaha menjadi makhluk sosial dan
mematuhi aturan-aturan, tata karma, sopan santun, dan tata cara
bertingkah laku sesuai dengan lingkungan rumah dan sekolahannya.
2. Tahap Perkembangan Moral
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Pada kegiatan penelitian ini, subyek penelitiannya adalah peserta didik
Kelompok Bermain Mutiara, pendidik dan pengelola Kelompok Bermain
Islam Plus Mutiara.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpratasi yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti di
lapangan.
8
C. Instrumen Penelitian
Instrumen kegiatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data atau
keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha
pengamatan secara langsungke tempat yang akan diselidiki.Sedangkan
menurut Kamus Ilmiah Populer (dalam Suardeyasasri,2010:9) kata observasi
berarti suatu pengamatan yang teliti dan sistematis, dilakukan secara
berulang-ulang. Metode observasi seperti yang dikatakan Hadi dan
Nurkancana (dalam Suardeyasasri, 2010:9) adalah suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis baik secara langsung maupun secara tidak
langsung pada tempat yang diamati.
Pada penelitian ini observasi digunakan untuk melihat fenomena untuk
dijadikan fokus penelitian yaitu pengenalan Tuhan sebagai pencipta alam
semesta mengenai kegiatan tanya jawab mengenai tanaman
2. Wawancara yaitu menggali informasi lebih mendalam mengenai fokus
penelitian.
3. Dokumentasi yaitu mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan yang lebih
luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data, maka data hasil penelitian dibuat
tabulasi data sebagai beriukut.
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain
9
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain
10
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain
11
Wawancara dengan
Wawancara dengan
Observasi Kepala Kelompok Dokumentasi
Guru
Bermain
B. Analisis Data
Dari data tersebut dapat di simpulkan bahwa kegiatan praktek wudhu,
praktek sholat dan hafalan do’a harian di Kelompok Bermain Islam Terpadu
Cendekia bertujuan mengembangkan potensi dasar pengenalan nilai-nilai
agama untuk mengenalkan kesadaran beragama sejak dini.
Melalui kegiatan tersebut, Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia
mengenalkan beberapa kecerdasan sesuai dengan teori multiple intelegence
yang meliputi kecerdasan:
1. Linguistik : Anak mengenal beberapa kalimat Thoyibah
2. Matematis Logis : Anak mengenal jumlah langkah dari dalam kelas
menuju tempat wudhu.
3. Kinestik : Anak mampu berjalan ke masjid mengikuti prosesi
wudhu dan sholat bersama.
4. Spasial visual : Anak berada pada posisi tempat melaksanakan
prosesi wudhu dan sholat bersama.
12
5. Interpersonal : Latihan bekerjasama, saling menghargai saat
melaksanakan wudhu dan sholat.
6. Intrapersonal : Anak berlatih disiplin, sabar menanti giliran wudhu.
7. Naturalis : Anak mengenal lingkungan sekolah.
Kegiatan praktek wudhu, praktek sholat dan pembiasaan harian dari
Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia sebagai salah satu usaha
meletakkan dasar-dasar nilai agama untuk membantu anak belajar
melaksanakan ibadah secara sederhana. Melalui praktek dan pembiasaan
diharapkan akan menumbuhkan jiwa keagamaan anak agar mereka menjadi
orang yang taat, berperilaku baik, terbiasa serta peduli pada aturan agama
yang diajarakan kepadanya.
Tentu saja kegiatan ini tidak lepas dari peran serta orangtua yang harus
ikut membimbing di rumah, memperhatikan proses kegiatan yang perlu
disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan anak usia bermain.
Baik secara umum maupun khusus, Kelompok Bermain Islam Terpadu
Cendekia telah menyajikan kegiatan yang baik dan terarah. Rangkain
kegiatan tersebut telah direncanakan dan di susun secara matang dan sejalan
dengan teori-teori dalam bidang pengembangan nilai-nilai agama sehingga
dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menyiapkan generasi yang
cerdas, ceria, berakhlak dan berbudi pekerti yang mulia.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari tabulasi dan analisis data dapat di simpulkan:
1. Kelompok Bermain Islam Terpadu Cendekia Lamongan telah mempunyai
program pengembangan yang meletakkan dasar-dasar kuat untuk
menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sejak usia dini.
2. Melalui kegioatan praktek wudhu, praktek sholat dan pembiasaan do’a
harian adalah merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk
menumbuhkan jiwa keagamaan kepada anak agar menjadi orang taat,
berperilaku baik, peduli terhadap nilai-nilai agama yang diajarkan
kepadanya.
B. Saran-Saran
1. Program pengenalan nilai-nilai agama di Kelompok Bermain Islam
Terpadu Cendekia perlu dikembangkan berupa kegiatan lain misalnya
pelatihan manasik haji.
2. Dalam observasi pada proses kegiatan dan hasil yang sudah di capai
hendaknya dipertahankan dan ditingkatkan. Agar menjadi dokumentasi
yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai hasil penilaian dan evaluasi,
maka hendaknya memakai lembar observasi yang lebih memadai.
3. Bekal pengetahuan dan pengalaman pengelola dan pendidik di Kelompok
Bermain Islam Terpadu Cendekia hendaknya terus ditingkatkan hingga
hasil yang di capai menjadi optimal.
DAFTAR PUSTAKA
14
Gunarti, Winda, dkk. 2015. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
15
Lampiran I
KELOMPOK BERMAIN
ISLAM TERPADU CENDEKIA LAMONGAN
AZKA ALFAREYNO
7
HARIANTO L LAMONGAN 10 Februari 2013
23 Nopember
12
FUDHLA MURSYIDAH P LAMONGAN 2012
19 September
17
MUHAMMAD ALFATIH T. L LAMONGAN 2012
01 Nopember
19
NARARYA ALTAIR HANDOKO L LAMONGAN 2012
Lampiran IV
Lampiran V
DOKUMENTASI