Anda di halaman 1dari 16

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN

MENGGUNTING PADA KELOMPOK A


RA HIDAYATUN NAJAH DESA JOJOG KECAMATAN PEKALONGAN
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2022

NAMA : NIDA BAROKAH


NIM : 856999793

PENDIDIKAN GURU PAUD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS TERBUKA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022

i
MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN
MENGGUNTING PADA KELOMPOK A
RA HIDAYATUN NAJAH DESA JOJOG KECAMATAN PEKALONGAN
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2022

Nida Barokah, Desi Nuzul Agnafia, Aseptina

Mahasiswa Program Studi PGPAUD-S1, FKIP, UT Bandar Lampung


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Mata Kuliah Karil Universitas Terbuka

Nidabarokah5@gmail.com desiagnaf@gmail.com raraaseptina@gmail.com

ABSTRAK
Pendidikan anak usia dini pada hakikatnya merupakan pendidikan yang diselenggarakan
dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara
menyeluruh pada pengembangan aspek kepribadian anak. Berdasarkan studi awal
bahwa dalam meningkatkan motorik halus terdapat peserta didik yang kurang fokus
dalam mengikuti kegiatan, kegiatan menggunting membutuhkan latihan dan konsentrasi
bagi anak, ada anak yang kurang terampil, kreatif dan percaya diri dalam kegiatan
menggunting, ada anak yang RA Hidayatun Najah dalam perkembangan motorik
halusnya perlu ditingkatkan dan berkembang dengan baik. Pada kegiatan menggunting
kertas bergambar ini anak-anak bisa konsentrasi ke bentuk gambar sehingga dapat
meningkatkan motorik halusnya. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk
meningkatkan motorik halus anak kelompok A melalui kegiatan menggunting di RA
Hidayatun Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Dengan pengembangan
kemampuan motorik halus anak dengan menggunting dapat meningkatkan keaktifan anak
kelas A di RA Hidayatun Najah ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata
persentase kemampuan meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting
gambar buah bahwa anak yang mampu berpartisipasi dan berinteraksi dengan baik pada
siklus 1 mencapai 8 anak sebesar 55% dan pada siklus 2 mencapai 10 anak sebesar
70%.

ii
Kata kunci: Motorik halus, kegiatan menggunting

iii
PENDAHULUAN
Untuk memenuhi kemampuan pengembangan kepribadian anak melalui motorik
halus, guru sebaiknya mampu menilai kinerjanya sebagai guru dalam mengajar di
kelas, di mana kinerja tersebut berkaitan erat dengan kualitas instruksional yang
dimiliki guru dalam mengajar. Sementara itu Suyanto (2005: 51) mengatakan
bahwa karakteristik pengembangan motorik halus anak lebih ditekankan pada
gerakan-gerakan tubuh yang lebih spesifik seperti menggunting.
Kegiatan motorik halus pada anak awalnya dilaksanakan dengan memperkuat
koordinasi tangan dan genggaman yang dapat dimulai sejak bayi. Untuk kegiatan
menggunting juga diawali dengan kegiatan awal yang meliputi hal berikut
(Khotijah 2010) yaitu memungut objek-objek kecil menggunakan ibu jari dan
telunjuk, bermain jari seperti menggunakan jari-jari untuk menulis (ibu jari, jari
telunjuk, dan jari tengah), meremas berbagai kertas atau daun, merobek
menggunakan semua jari, merobek dengan menjepit kertas dengan dua jari
menggunakan kedua tangannya. Setelah anak menguasai kegiatan awal
menggunting, dilanjutkan dengan kegiatan menggunting dengan tahapan berikut
yaitu pertama menggunting seputar tepi kertas dengan ujung gunting, kedua
menggunting seputar tepi kertas dengan keseluruhan gunting, ketiga menggunting
di antara dua garis lurus, keempat menggunting bentuk tetapi tidak tepat
mengikuti garis, kelima menggunting bentuk pada garis sesuai dengan tempatnya
dan dengan kontrol yang semakin baik, keenam menggunting dengan pola dan
bentuk.
Anak-anak usia dini cenderung menerapkan apa yang mereka lihat, dengar dan
mereka rasakan, hal yang telah mereka dapatkan ketika kanak-kanak ikut terbawa
hingga dewasa, oleh sebab itu, menurut Andi Yudha (2009), guru PAUD dalam
pembelajaran pengembangan fisik motorik memerlukan peran yang fleksibel,
optimis, respek, cekatan, humoris, inspirasi, disiplin, responsif, empati,
bersahabat, lembut, suka dengan anak, sehingga anak-anak mudah memahami
pembelajaran yang disampaikan guru. Dengan kegiatan motorik halus
menggunting tentunya anak akan mudah konsentrasi dengan apa yang mereka
kerjakan.

1
Menggunting bagi anak-anak bisa menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan,
mereka bisa menciptakan berbagai bentuk dari kertas warna yang mereka gunting
ataupun menggunting bentuk gambar yang mereka sukai. Hal-hal yang
dikembangkan anak dalam menggunting menurut Sukardi (2013) dan Neng lita
(2012) yaitu meningkatkan koordinasi mata dan tangan, meningkatkan koordinasi
bilateral, menguatkan otot-otot telapak dan jari-jari tangan anak, melatih
konsentrasi dan kesabaran, melatih percaya diri, dan kreativitas.
Dari uraian tersebut menjadi alasan penulis dilakukannya penelitian tindakan
kelas karna dengan mengetahui motorik halus anak melalui kegiatan menggunting
anak dapat mengembangkan berbagai keterampilan dan kreativitas dengan baik.
Kegiatan pembelajaran yang baik dan bermakna juga memerlukan sebuah
penilaian yang baik. Perencanaan dan proses pembelajaran harus diakhiri dengan
sebuah tahapan penilaian yang berkualitas.
Berdasarkan pengamatan terhadap kegiatan pengembangan di kelas A RA
Hidayatun Najah adanya masalah kemampuan motorik halus anak belum seperti
yang diharapkan. Hal ini bisa penulis lihat dari 14 anak hanya ada 6 anak yang
sudah baik kemampuan motorik halusnya. Rendahnya kemampuan motorik halus
anak disebabkan karena ada anak yang masih kurang benar dalam memegang
gunting, kurang tepat dalam pengelolaan kelas dan penggunaan media. Dalam hal
ini perlu adanya kemampuan keterampilan dan kreativitas yang dapat menjadi
motivasi untuk anak-anak dalam meningkatkan motorik halusnya melalui
menggunting berbagai bentuk gambar atau media pembelajaran yang baik.
Kegiatan menggunting membutuhkan latihan dan konsentrasi bagi anak. Anak
kurang terampil, kreatif dan percaya diri dalam kegiatan menggunting. Anak RA
Hidayatun Najah dalam perkembangan motorik halusnya perlu ditingkatkan dan
berkembang dengan baik.
Dari ketiga masalah tersebut, masalah yang perlu diperhatikan adalah kegiatan
menggunting membutuhkan latihan dan konsentrasi yang optimal. Oleh karna itu
diperlukan adanya koordinasi mata dan tangan untuk melatih keterampilan,
kreativitas dan percaya diri agar motorik halus anak dapat berkembang dengan
baik, kegiatan yang dapat meningkatkan motorik halus yaitu dengan menggunting
kertas bergambar. Pada kegiatan menggunting kertas bergambar ini anak-anak

2
bisa konsentrasi ke bentuk gambar sehingga dapat meningkatkan motorik
halusnya.
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut rumusan Masalah sebagai berikut :
Apakah kegiatan menggunting dapat meningkatkan motorik halus anak kelompok
A RA Hidayatun Najah Kecamatan Pekalongan? Dan Bagaimanakah
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting pada kelompok
A RA Hidayatun Najah?
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk meningkatkan motorik halus
anak kelompok A melalui kegiatan menggunting di RA Hidayatun Najah
Kecamatan Pekalongan.
Perbaikan ini diharapkan bermanfaat bagi berikut ini :
Peneliti/guru, untuk menambah pengetahuan atau wawasan tentang meningkatkan
motorik halus anak dan memotivasi agar lebih terampil dan kreatif dalam
menciptakan kegiatan menggunting yang inovatif.
Anak/murid, agar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui
kegiatan menggunting sehingga dapat melatih konsentrasi, kesabaran, melatih
percaya diri dan kreativitas.
Orang tua, agar dapat memberikan motivasi, pengetahuan dan wawasan dalam
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting di RA
Hidayatun Najah.
Dalam penelitian ini faktor-faktor yang diamati untuk menjawab permasalahan
penelitian adalah Kegiatan menggunting merupakan kegiatan yang cukup sering
dilakukan untuk pengembangan motorik halus dan juga merupakan salah satu
aspek perkembangan yang harus dilatih dan menjadi target dalam pengembangan
anak. Menggunting bagi anak-anak bisa menjadi suatu kegiatan yang
menyenangkan, mereka bisa menciptakan berbagai bentuk dari kertas warna yang
mereka gunting ataupun menggunting gambar yang mereka sukai.
Faktor yang diamati dalam penelitian ini adalah faktor tanggap anak terhadap
kemampuan meningkatkan motorik halusnya. Untuk meningkatkan motorik
halusnya melalui kegiatan menggunting selama kegiatan belajar terhadap interaksi
dan keaktifan atau kreativitas anak pada awal kegiatan, inti dan penutup. Untuk

3
dapat mengetahui hal tersebut dilakukan evaluasi yang merupakan data kualitatif
yang dikelompokkan pada 5 kriteria keberhasilan dalam pembelajaran.

METODE
Lokasi penelitian dengan judul Meningkatkan Motorik Halus Anak Melalui
Kegiatan Menggunting kelompok A RA Hidayatun Najah Kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur Tahun 2022, yang dilaksanakan di :
Nama TK/RA : Hidayatun Najah
Alamat. : Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
Status : Swasta
Subyek yang diteliti adalah anak-anak kelas A dengan jumlah 14 anak, pendidik,
menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Perkembangan fisik
motorik anak merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan oleh
guru anak usia dini untuk membantu perkembangan anak dengan optimal, pada
perkembangan fisik motorik halus terdapat gerakan anak yang melibatkan tiga
unsur penting yaitu otot, otak dan syaraf. Menurut Susanto (2011: 164) Motorik
halus merupakan gerakan halus yang melibatkan sebagian otot-otot kecil tertentu
saja, walaupun begitu gerakan yang halus ini memerlukan koordinasi yang
cermat.
Melakukan kegiatan penelitian ini pada saat pembelajaran disekolah. Pelaksanaan
proses kegiatan pembelajaran dalam penelitian ini adalah kelas A RA Hidayatun
Najah Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Prosedurnya dua
siklus dilaksanakan pada semester 1.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Perbaikan Tiap Siklus
Skenario Perbaikan Siklus 1
Tujuan perbaikan : Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting pada kelompok A di RA Hidayatun Najah Kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur.
Siklus ke : 1 (RKH 1)

4
Hari/Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2022
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan :
A.KEGIATAN PENGEMBANGAN 1 (Pembukaan) :
- Judul kegiatan : bercerita tentang macam-macam buah
- Pengelolaan kelas :
Penataan ruang seperti biasa kursi meja menghadap ke depan
-Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru bercerita tentang macam-macam buah
2. Guru mengajak anak menyebutkan macam-macam warna buah
3. Guru meminta anak menyebutkan rasa buah jeruk
B.KEGIATAN PENGEMBANGAN II (Inti)
- Judul kegiatan : Menggunting kertas gambar bentuk buah jeruk
- Pengelolaan kelas
1. Penataan ruang kursi meja diubah menjadi bentuk kotak/segi empat saling
berhadapan
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk di kursi masing-masing menjadi
bentuk kotak/segi empat saling berhadapan.
- Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru menyiapkan gunting, kertas bentuk gambar buah jeruk.
2. Guru meminta anak memegang gunting sesuai bimbingan guru
3. Guru membimbing anak menggunting mengikuti pola bentuk jeruk
lengkung/lingkaran
4. Guru meminta anak menunjukkan hasil karyanya
C.KEGIATAN PENGEMBANGAN III (Penutup)
- Judul kegiatan : Evaluasi pembelajaran hari ini tanya jawab dan bernyanyi buah-
buahan
- Pengelolaan kelas :
1.Penataan kursi dan meja anak seperti biasa
2.Pengorganisasian anak : anak berdiri di tempatnya masing-masing
-langkah perbaikan
1. Guru meminta anak berdiri
2. Guru meminta anak menyebutkan kesukaan buah masing-masing

5
3. Guru mengajak anak bernyanyi bersama
Skenario Perbaikan Siklus 2
Tujuan perbaikan : Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting pada kelompok A di RA Hidayatun Najah Kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur.
Siklus ke : 2 (RKH 1)
Hari/Tanggal : Senin, 31 Oktober 2022
Hal yang diperbaiki/ditingkatkan :
A.KEGIATAN PENGEMBANGAN 1 (Pembukaan)
-Judul kegiatan : bercerita tentang macam-macam buah
-Pengelolaan kelas :
1. Penataan ruang seperti biasa kursi meja menghadap ke depan
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk di kursi masing-masing.
-Langkah-langkah perbaikan :
1. Guru bercerita tentang macam-macam buah
2. Guru mengajak anak menyebutkan macam-macam warna buah
3. Guru meminta anak menyebutkan rasa buah mangga
B.KEGIATAN PENGEMBANGAN II (Inti)
-Judul kegiatan : Menggunting kertas gambar bentuk buah mangga
-Pengelolaan kelas
1. Penataan ruang kursi meja diubah menjadi bentuk kotak/segi empat saling
berhadapan
2. Pengorganisasian anak : Posisi anak duduk di kursi masing-masing
menjadi bentuk kotak/segi empat saling berhadapan.
-Langkah-langkah perbaikan
1. Guru menyiapkan gunting, kertas bentuk gambar buah jeruk
2. Guru meminta anak memegang gunting sesuai bimbingan guru
3.Guru membimbing anak menggunting mengikuti pola bentuk jeruk
lengkung/lingkaran
3. Guru meminta anak menunjukkan hasil karyanya
C.KEGIATAN PENGEMBANGAN III (Penutup)

6
-Judul kegiatan : Evaluasi pembelajaran hari ini tanya jawab dan bernyanyi buah-
buahan
-Pengelolaan kelas :
1. Penataan kursi dan meja anak seperti biasa
2. Pengorganisasian anak : anak berdiri di tempatnya masing-masing
-Langkah-langkah perbaikan
1. Guru meminta anak berdiri
2. Guru meminta anak menyebutkan kesukaan buah masing-masing
3. Guru mengajak anak bernyanyi bersama
Hasil observasi terhadap kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan
menggunting kertas gambar bentuk buah jeruk pada siklus 1 dan siklus 2 adalah
mengelompokkan anak menjadi 3 kategori berdasarkan hasil pengumpulan data.
Data 1 terdiri dari daftar skor latihan, dari 14 siswa, hasil observasi pengamat
tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, serta catatan guru mengenai
pemahaman siswa.
Tabel 1. Daftar skor menggunting anak kelompok A
Nomor Nama Siswa Skor
1. Aldi Bintara 6
Bangsawan
2. Amanda Raisya A 9
3. Arka Ilham 7
Pratama
4. Bintang Ramadhan 6
H
5. Dinda Vika 9
Agustina
6. Fadil Wildan 7
Anggara
7. Faris H . R 4
8. Firza Leona 7
Andira
9. Muhammad Yusuf 8

7
10. M. Ramdan 9
Ardiansyah
11. Jihan Adelia Putri 5
12. Rayuan Al-fatih 5
13. Amanda 4
14. Algi 7
Jumlah nilai : 6+9+7+6+9+7+4+7+8+9+5+5+4+7= 93
Jumlah data : 14
Nilai rata-rata : 93:14= 6,6
Data hasil Observasi :
1. Peragaan oleh guru dan ada siswa masih ragu-ragu dalam memegang
gunting
2. Ada siswa yang kurang fokus dalam menggunting alur garis
3. Guru mengajukan pertanyaan dan ada yang menjawab ada yang diam
4. Siswa yang duduk di belakang asyik berbicara dengan temannya
5. Menunjukkan hasil karya bersama
Tabel 2. Kategori hasil observasi respon anak
Kategori Kelompok Nilai Keterangan
A Kurang dari 33% Baik
B 33%-66% Sedang
C Lebih dari 66% Kurang

Observasi Siklus 1
Pelaksanaan pembelajaran siklus 1 merupakan pembelajaran dengan
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting. Observasi
memiliki lima prinsip dasar atau karakteristik kunci observasi yaitu perencanaan
bersama, fokus, membangun kriteria, keterampilan observasi, balikan. Observasi
dilaksanakan oleh supervisor 2 sebagai rekan kerja penulis. Hasil observasi
menunjukkan hasil sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Observasi respon anak
Nilai Siklus 1 Keterangan
Frekuensi Persentase

8
A 8 55% Baik
B 4 25% Sedang
C 2 20% Kurang
Jumlah 14 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa anak yang mampu berpartisipasi dan
berinteraksi dengan baik baru 8 anak atau 55% dari 14 anak.
Refleksi Siklus 1
Melakukan refleksi tidak ubahnya seperti berdiri di depan cermin untuk melihat
kembali kejadian yang perlu kita kaji. Pelaksanaan kegiatan tersebut sudah sesuai
RKH yang telah disusun, namun masih ada kelemahan dalam pelaksanaan
kegiatan, antara lain kurang tepatnya penataan kegiatan dan pengelolaan kelas.
Dalam penilaian terhadap respon kemampuan motorik halus anak masih terlihat
kurang bersemangat dalam melakukan gerakan menggunting, sehingga hasilnya
kurang rapi.
Observasi Siklus 2
Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menjawab
masalah tersebut. Observasi terutama ditujukan untuk memantau proses dan
dampak perbaikan yang direncanakan dalam metode PTK. Pelaksanaan siklus II
merupakan perbaikan pembelajaran dengan kegiatan menggunting gambar bentuk
buah. Observasi dilaksanakan oleh supervisor 2. Hasil observasi menunjukkan
sebagai berikut :
Tabel 4. Hasil analisis Observasi respon anak
Nilai Siklus 1 Keterangan
Frekuensi Persentase
A 10 70% Baik
B 2 15% Sedang
C 2 15% Kurang
Jumlah 14 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa anak yang mampu berpartisipasi dan
berinteraksi baik 10 anak atau 70% dari 14 anak.
Refleksi Siklus 2

9
Melakukan refleksi tidak ubahnya seperti berdiri di depan cermin untuk melihat
kembali kejadian yang perlu kita kaji. Pelaksanaan kegiatan tersebut sudah sesuai
RKH yang telah disusun, namun masih ada kelemahan dalam pelaksanaan
kegiatan, antara lain kurang tepatnya penataan kegiatan dan pengelolaan kelas.
Dalam penilaian terhadap tanggapan kemampuan motorik halus anak masih
terlihat kurang bersemangat dalam melakukan gerakan menggunting, sehingga
hasilnya kurang rapi. Namun pada siklus 2 anak-anak sudah mulai banyak yang
ikut aktif dalam pembelajaran motorik halus kegiatan menggunting bentuk
gambar buah.

Pembahasan dari setiap siklus


Siklus 1
Pada pembelajaran siklus 1 sebagian anak pada kegiatan hasil belajar yang
diperoleh kurang maksimal. Pada siklus 1 rata-rata persentase penilaian
kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan motorik halus menggunting
gambar buah (RKH 1- RKH 5) bahwa anak yang mampu berpartisipasi dan
berinteraksi dengan baik baru 8 anak atau 55% dari 14 anak. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan motorik halus dalam kegiatan menggunting belum mencapai
ketuntasan yang maksimal. Berdasarkan konfirmasi bersama supervisor 2
kesimpulannya ada perbaikan lagi pada tahap siklus 2, agar perkembangan
motorik halusnya lebih baik.
Siklus 2
Pada tahap pembelajaran siklus 2 dalam meningkatkan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting sudah menunjukkan peningkatan yang bagus. Pada
siklus 2 rata-rata persentase penilaian kemampuan motorik halus anak dalam
kegiatan menggunting gambar buah (RKH 1- RKH 5) bahwa anak yang mampu
berpartisipasi dan berinteraksi dengan baik mencapai 10 anak atau 70% dari 14
anak. Hal ini menunjukkan bahwa dalam meningkatkan motorik halus anak
melalui kegiatan menggunting gambar bentuk buah sudah mencapai ketuntasan.
Diskusi bersama supervisor 2 sampai pada kesimpulan tidak perlu diadakan
perbaikan lagi di siklus berikutnya. Dan diharapkan dapat terus meningkatkan
motorik halus dalam berbagai kegiatan yang menyenangkan bagi anak.

10
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Kegiatan pembelajaran telah dipaksakan di RA Hidayatun Najah
Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur telah dapat
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting secara
kualitatif penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil pelaksanaan
perbaikan dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan melakukan kegiatan
pengembangan motorik halus anak dengan menggunting gambar bentuk
buah pada anak kelas A di RA Hidayatun Najah kecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur dapat meningkatkan kemampuan anak untuk
mencapai hasil pembelajaran sesuai dengan harapan yang baik. Dengan
pengembangan kemampuan motorik halus anak dengan menggunting
dapat meningkatkan keaktifan anak kelas A di RA Hidayatun Najah ini
dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata persentase kemampuan
meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting gambar
buah bahwa anak yang mampu berpartisipasi dan berinteraksi dengan baik
pada siklus 1 mencapai 8 anak sebesar 55% dan pada siklus 2 mencapai
10 anak sebesar 70%.
2. Saran
Berdasarkan pembahasan pada hasil perbaikan maka penulis mengajukan
saran sebagai berikut
1. Pendidik diharapkan memberikan contoh keterampilan motorik
halus dengan baik, jika anak masih terlihat kurang dalam
perkembangannya perlu diadakan berbagai variasi secara konsisten
untuk menstimulasi kemampuan motorik halus anak dalam semua
bidang.
2. Sekolah diharapkan agar dalam pengelolaan pembelajaran
hendaknya lebih banyak menyediakan alat peraga yang sesuai
dengan jumlah anak dan lebih bervariasi inovatif.
3. Siswa diharapkan dapat meningkatkan keaktifan dan berpartisipasi
dalam berbagai kegiatan pembelajaran.

11
4. Orang tua diharapkan agar ikut berperan dalam memberikan
dukungan sarana dalam pelaksanaan kegiatan yang tepat untuk
meningkatkan kualitas dan keterampilan pembelajaran. Baik
pendidik maupun orang tua sehingga terjadi kesinambungan atau
keharmonisan dalam memberikan harapan yang wajar pada anak
dan cara menstimulasi anak agar kemampuannya dapat
berkembang dengan baik dan bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Ahmad. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana
Prenada Media.
Materi pokok Psikologi Perkembangan Anak; 1-12/PAUD4104/Rini Hildayani.
Cetakan 1; Es 1, Tangerang Selata: Universitas Terbuka, 2019.
M. Syarif Sumantri, dkk. Metode Pengembangan Fisik; edisi 1. Cetakan 3:
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2020.
Slamet. (2005). Konsep Dasar Pendidikan AUD. Jakarta: Depdiknas.
Patmodewo (2000). Pendidikan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Kencana Prenada
Media.
Sukardi.(2013).”Menggunting”
sukmahjmagic.blogspot.con/2013/04/perkembangan-fisik-dan-motorik-anak.html.
Khotijah, Siti dan Wismiarti. (2010). Sentra Seni. Jakarta Sekolah Al-Falah.
Neng lita. (2012). “Manfaat Belajar Menggunting,”
mommiesdaily.co./2012/04/11/manfaat-belajar-menggunting.
Whardani, IGAK. & Wiharfit, K. (2007). Penelitian Tindakan Kelas PDGK4500.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim PGPAUD (2008). Panduan Pemantapan Kemampuan Profesional
(PAUD4501). Jakarta: Universitas Terbuka.
FKIP-UT.(2003). Study Kelayakan Program S-1 PGPAUD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Standar Kompetensi Guru Kelas TK-
RA Program Pendidikan D-II PGTK. Jakarta: Depdiknas, Dirjen Dikti. P2TK-
KPT.

12
Andayani, dkk. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional (PDGK4501).
Jakarta: Universitas Terbuka.
14 Tahap Menggunting, https://dokumen /14-tahap-menggunting.
Andi Yudha. (2009). Kenapa Guru Harus Kreatif? Bandung: Mizan Media
Utama.
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 7, Nomor 1, Juni 2022, hal. 65-77

13

Anda mungkin juga menyukai