Anda di halaman 1dari 11

e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

PENERAPAN METODE BERMAIN MELALUI KEGIATAN FINGER


PAINTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
Nina Astria1, Made Sulastri2, Mutiara Magta3
1,3
Jurusan Pendidikan Guru PAUD
2
Jurusan Bimbingan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

E-mail: ninaastria55@yahoo.com1, made.sulastri@yahoo.com2,


m_magta@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus setelah
penerapan metode bermain melalui kegiatan finger painting pada kelompok B2 semester
II di TK Santa Maria Singaraja Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian yang dilakukan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek
penelitian ini adalah 29 anak kelompok B2 TK Santa Maria Singaraja tahun pelajaran
2014/2015. Data mengenai kemampuan motorik halus dikumpulkan dengan
pengumpulan data metode observasi dengan menggunakan instrumen lembar
observasi. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan analisis deskriptif
kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
motorik halus setelah penerapan metode bermain melalui kegiatan finger painting pada
siklus I sebesar 65,93% yang berada pada kategori sedang, ternyata mengalami
peningkatan pada siklus II menjadi 82,93% yang pada katagori tinggi. Jadi, peningkatan
kemampuan membaca permulaan anak sebesar 17%. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain melalui kegiatan finger
painting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Kata-kata kunci : metode bermain, kegiatan finger painting, peningkatan kemampuan


motorik halus

Abstract

This study aims to determine the increase in the fine motor skills after the application of
the method of playing through finger painting in the second half B2 group in kindergarten
Santa Maria Singaraja academic year 2014/2015. The research is classroom action
research (PTK) are conducted in two cycles. The subjects were 29 children in group B2
TK Santa Maria Singaraja in the academic year 2014/2015. Data on fine motor skills are
collected by the data collection methods of observation using observation sheet
instruments. Data were analyzed using descriptive statistics and quantitative descriptive
analysis. The result showed that an increase in fine motor skills after the application of
the method of playing through finger painting on the first cycle of 65.93% were in middle
category, it increased in the second cycle into 82.93% were in the high category. Thus,
an increase in the beginning of the child's reading ability by 17%. Based on these results
it can be concluded that the application of the method of playing through finger painting
can improve fine motor skills of children.

Key words: playing method, finger painting activities, an increase in the fine motorr skills
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

PENDAHULUAN bisa berjalan dengan efektif,


menyenangkan, dan menarik, diperlukan
Anak usia dini adalah manusia yang keterampilan mengajar guru atau
polos serta memiliki potensi yang masih pengasuh. Pembelajaran di Taman Kanak-
harus dikembangkan. Anak memiliki kanak semestinya di lakukan secara
karakteristik tertentu yang khas dan tidak berkesinambungan mengingat anak usia
sama dengan orang dewasa serta akan dini merupakan anak membutuhkan
berkembang menjadi manusia seutuhnya. pembiasaan untuk mengerti akan sesuatu.
Anak memiliki berbagai macam potensi Semakin dini anak di berikan
yang harus dikembangkan, meskipun pada stimulasi dan latihan-latihan yang dapat
umumnya anak memiliki pola merangsang pertumbuhan dan
perkembangan yang sama tetapi ritme perkembangan fisik motorik anak hasilnya
perkembangan akan berbeda satu sama akan semakin baik karena perkembangan
lainnya karena pada dasarnya anak bersifat motorik sangat berpengaruh terhadap
individual. aspek-aspek perkembangan lainnya, anak
Pendidikan anak usia dini yang memiliki fisik yang terlatih akan
merupakan pendidikan yang sangat memiliki lebih banyak kesempatan dalam
menentukan dalam pembentukan karakter melakukan berbagai kegiatan baru yang
dan kepribadian seorang anak. Usia lahir belum pernah anak lakukan untuk
sampai dengan memasuki pendidikan menambah pengetahuannya. Sejalan
dasar merupakan masa keemasan dengan hal ini, maka faktor guru dalam
sekaligus masa peka dalam tahapan proses pembelajaran sangatlah
kehidupan manusia. Masa peka adalah menentukan, salah satu faktor yang perlu
masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi diperhatikan guru ialah sumber belajar/alat
fisik dan psikis yang siap merespons bermain sebagai sarana untuk
stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. membangkitkan motivasi anak dalam
Masa ini merupakan masa tepat untuk kegiatan belajar di kelas.
meletakkan dasar nilai-nilai agama/moral, Ada beberapa definisi mengenai
fisik motorik, kognitif, bahasa dan sosial kemampuan motorik halus yang
emosional anak adalah hal yang sangat diungkapkan oleh beberapa ahli antara lain,
penting dan juga merupakan suatu tolak Menurut Ekasriadi (2006:70) menyatakan
ukur kemajuan suatu bangsa. Santoso bahwa kemampuan motorik halus adalah “
(2007: 29) menyatakan anak usia dini salah satu kemampuan dan potensi yang
adalah “sosok individu sebagai makhluk terdapat pada setiap anak yang
sosiokultural yang sedang mengalami memerlukan dasar-dasar keterampilan
proses perkembangan yang sangat melalui latihan dan pembinaan”. Sedangkan
fundamental bagi kehidupan selanjutnya menurut Santrock (2007:216) kemampuan
dan memiliki sejumlah karakteristik motorik halus adalah “kemampuan yang
tertentu”. melibatkan gerakan-gerakan yang diatur
Sejalan dengan yang tercantum secara halus seperti menggenggam
pada Peraturan Menteri Pendidikan mainan, mengancingkan baju, atau
Nasional Republik Indonesia Nomor 58 melalakukan apapun yang memerlukan
Tahun 2009 bahwa: Tingkat pencapaian keterampilan tangan”.
perkembangan anak melalui ruang lingkup Untuk mencapai keberhasilan dalam
perkembangan yaitu: (1) nilai-nilai agama kemampuan motorik halusnya maka
dan moral (2) sosial emosional (3) bahasa diperlukan suatu kegiatan yang menarik
(4) kognitif (5) fisik motorik”.Salah satu dan bervariasi sehingga guru dapat melihat
kemampuan yang berkembang pada anak prilaku yang muncul dari anak agar semua
usia dini yaitu perkembangan motorik. potensi maupun kekurangan anak dalam
Untuk meningkatkan mutu pendidikan anak belajar dapat terlihat sesuai dengan masa
sangat diperlukan pemahaman yang peka atau perkembangan yang ditunjukkan
mendasar mengenai perkembangan diri oleh masing- masing anak, salah satunya
anak terutama yang terjadi dalam proses dengan menggunakan metode bermain
pembelajaran, proses pembelajaran agar melalui kegiatan finger painting. Metode
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

bermain merupakan salah satu bagian berpikir komprehensif (menyeluruh), (6)


terpenting dalam kehidupan anak-anak. dapat melatih keseimbangan, (7) dapat
Melalui bermain anak-anak dapat melatih kreativitas, dan (8)
mempelajari hal-hal yang nyata sehingga mengembangkan rasa kesetiakawanan
daya cipta, imajinasi, kreativitas dan fisik yang tinggi dan dapat melatih koordinasi
motorik anak dapat berkembang. antara mata tangan. (9) dapat meluweskan
Menurut Moeslichatoen (2004:32) jari jemari anak.
menyatakan bahwa “metode bermain Berdasarkan hasil observasi di TK
merupakan kegiatan yang dapat membantu Santa Maria Singaraja Kabupaten Buleleng
mengembangkan kreativitas dan fisik pada tanggal 2 Januari 2015 masih
motorik anak, yaitu melakukan kegiatan dirasakan kurang dalam
yang mengandung kelenturan seperti: mengkoordinasikan mata dan tangan
menggambar, menyusun, dan melukis seperti menggunting, memegang pensil dan
dengan jari (finger painting). Selanjutnya menarik garis dengan benar. Dalam
Mutiah (2012:91) juga menyatakan bahwa, kegiatan menggunting anak masih terlihat
metode bermain ialah kegiatan yang dapat lemas menggerakkan gunting antara ibu jari
membantu mengembangkan dan telunjuk, cara anak menggunting juga
perkembangan dan pengetahuan anak, belum begitu benar, sedangkan kegiatan
salah satunya perkembangan fisik motorik menarik garis dengan memegang pensil
anak, dengan kegiatan menggambar, antara ibu jari dan telunjuk sama halnya
menyusun, menempel, dan melukis dengan dengan kegiatan menggunting, kegiatan
jari (finger painting) anak dapat menarik garis dengan memegang pensil
mengembangkan kreativitas dan anak juga kurang bisa dalam mengontrol
kemampuan motorik halusnya. koordinasi tangan dan mata, tangan anak-
Pengertian finger painting Menurut anak masih terlihat lemas dan kaku.
Solahudin (2008:10), finger painting adalah Penyebab masih rendahnya
“teknik melukis dengan mengoleskan kanji kemampuan motorik halus anak yaitu, guru
pada kertas atau karton dengan jari jemari juga kurang memberikan stimulus atau
atau telapak tangan”. Hal senada juga dorongan pada anak ketika anak
dinyatakan oleh Salim (dalam Yanti 2014:3) mengerjakan tugas ini disebabkan karena
menyatakan “finger painting (melukis anak tidak peduli dengan motivasi yang
dengan jari) merupakan salah satu kegiatan diberikan oleh guru dan anak lebih memilih
teknik melukis dengan mengoleskan cat berlari di dalam kelas dan menangis bila
pada kertas basah menggunakan jari jemari anak tidak bisa mengerjakan tugasnya, saat
yang dapat dilakukan anak untuk anak tidak bisa mengerjakan maka guru
menuangkan imajinasinya melalui lukisan yang mengerjakan sehingga anak
yang dibuat dengan jari jemari anak, dalam terkadang malas untuk mengerjakan tugas.
kegiatan ini dapat melatih motorik halus dan Adapun peneliti lain yang terkait
kreativitas yang dimiliki anak”. Adapun dengan kegiatan finger painting, penelitian
manfaat dari finger painting yaitu Menurut yang dilakukan oleh Askandari (2014)
Kurniati (2010:84) manfaat finger painting dengan jurnal yang berjudul “peningkatan
yaitu: “meningkatkan kemampuan berpikir kemampuan motorik halus melalui
dan berbuat kreatif, mengembangkan pembelajaran melukis dengan jari pada
kemampuan dalam mengungkapkan nilai- anak usia 5-6 tahun” yang diperoleh hasil
nilai estetika dengan mengambar karya- pada siklus ke 1 pertemuan 1 dan 2
karya kreatif dan melatih otot-otot jari”. kemampuan motorik halus anak melalui
Hal senada juga dinyatakan oleh pembelajaran melukis dengan jari sebesar
Pamadhi (2009:310) yang menyatakan 40% hal ini dikarenakan anak masih
bahwa, beberapa manfaat melukis dengan kesulitan dalam memahami penjelasan dari
jari ialah (1) sebagai media untuk guru tentang cara melukis menggunakan
mencurahkan perasaan, (2) sebagai alat jari, pada siklus ke 1 pertemuan ke 3
bercerita (bahasa visual/bentuk), (3) meningkat sebesar 46,5 %, dalam hal ini
berfungsi sebagai alat bermain, (4) dapat anak sudah dapat menggerakkan jari
melatih ingatan, (5) melukis dapat melatih tangan dalam mengulaskan jari yang telah
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

dibubuhi cat pada pola gambar. Pada siklus dalam penelitian ini adalah kemampuan
ke 2 pertemuan ke 1 dan 2 meningkat motorik halus anak Taman Kanak-kanak
sebesar 67%, dalam hal ini anak sudah Santa Maria, pada semester II dalam
mulai memahami cara dalam mengulaskan kegiatan kemampuan motorik halus seperti,
bubur cat dengan rapi dan jari jemari/tangan anak.
mengkombinasikan warna sehingga pada Penelitian tindakan kelas ini
siklus ke 2 pertemuan ke 3 sudah dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus
meningkat sebesar 73,3% kategori baik. terdiri dari empat tahapan yaitu
Terkait dengan hasil penelitian perencanaan tindakan, pelaksanaan
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi.
metode bermain melalui kegiatan finger Adapun gambar alur pelaksanaan
painting yang dapat dilakukan sambil penelitian tersebut dapat dilihat pada
bermain mampu untuk mengembangkan gambar 1 di bawah ini.
kemampuan motorik halus anak. Melalui
kegiatan finger painting anak dapat Refleksi  
mengekspresikan diri dalam berkreatifitas
seni selain itu kegiatan finger painting dapat Pengamatan Siklus  I  
                        Perencanaan  
melatih anak untuk melenturkan jari jemari
anak dan mengontrol koordinasi mata dan Tindakan  
tangan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka Refleksi  
dicoba mengadakan suatu penelitian
Pengamatan   SIKLUS  II   Perencanaan  
tindakan kelas melalui kegiatan yang bisa
digunakan pada saat pembelajaran untuk
Tindakan   Siklus  ke-­‐n  
meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Untuk itulah pada kesempatan ini
dirancang sebuah penelitian yang berjudul:
“Penerapan Metode Bermain Melalui Gambar 1. Model Penelitian Tindakan
Kegiatan Finger Painting Untuk Kelas (Arikunto, dkk., 2012:16)
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus
Anak Di Kelompok B2 TK Santa Maria Pada tahap rencana tindakan,
Singaraja Tahun Pelajaran 2014/2015”. peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan
digunakan untuk menunjang proses
METODE berlangsungnya kegiatan dalam penelitian
tindakan kelas, yaitu Menyiapkan Rencana
Jenis penelitian ini adalah penelitian Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana
tindakan kelas atau Classroom Action Kegiatan Harian (RKH) serta menyiapkan
Research. Penelitian tindakan kelas adalah alat dan bahan yang akan digunakan dalam
salah satu penelitian yang memang kegiatan finger painting, menyiapkan format
dilakukan di dalam kelas yang bertujuan penilaian yang menyangkut dengan
untuk memperbaiki cara belajar mengajar kemampuan motorik halus anak. Dalam
pembelajaran di kelas serta kreatifitas perencaan ini kegiatan yang dilakukan
dalam pembelajaran di kelas. Penelitian sesuai dengan tema yang dilakukan, guru
dilaksanakan pada semester II tahun serta kepala sekolah juga memiliki peran
pelajaran 2014/2015 pada bulan April tahun penting dalam perencaan ini, sebagai
2015. Penelitian tindakan kelas ini apresiasi dalam kegiatan pembelajaran
dilaksanakan pada kelompok B di Taman guru akan memajang hasil karya anak
Kanak-kanakSanta Maria Singaraja, didepan kelas.
Kecamatan Buleleng. Pada proses selanjutnya
Subjek penelitian ini adalah anak pelaksanaan, dilakuakn kegiatan sesuai
Taman Kanak-kanak kelompok B2 dengan rencana kegiatan harian yang
semester II di Taman Kanak-kanakSanta dipersiapkan. Dalam kegiatan
Maria Singaraja. Tahun Pelajaran evaluasi/observasi dilakukan guna
2014/2015 yang berjumlah 29. Obyek mengamati guru dan anak dalam proses
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan siklus dengan menggunakan instrumen


observasi meliputi mengobservasi guru penelitian berupa lembar observasi. Setiap
dalam mengajar di kelas dari membuka kegiatan yang diobservasi dikategorikan
pelajaran, menyampaikan materi sampai kedalam kualitas yang sesuai dengan
menutup pelajaran, dan mengobservasi pedoman pada Permendiknas No.58 Tahun
anak dalam proses bermain. Tahap terakhir 2009 yaitu, 1) bintang (*) belum
adalah refleksi, yakni mengkaji dan berkembang, 2) bintang (**) mulai
mempertimbangkan dampak tindakan yang berkembang, 3) bintang (***) berkembang
telah diberikan pada tiap siklus. sesuai harapan, dan 4) bintang (****)
Dalam penelitian ini, peneliti berkembang sangat baik.
sekaligus menjadi praktisi (yang Metode analisis deskriptif kuantitatif
memberikan tindakan) dan berkolaborasi ialah“suatu cara pengolahan data yang
dengan guru. Dalam penelitian ini terdapat dilakukan dengan jalan menyusun secara
dua variabel penelitian meliputi variabel sistematis dalam bentuk angka-angka dan
bebas yaitu metode bermain melalui atau presentase, mengenai objek yang
kegiatan finger painting, variabel terikat diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan
yaitu kemampuan motorik halus. Definsi umum” (Agung, 2012:67). Metode analisis
dari masing-masing variabel tersebut dapat deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk
dijelaskan sebagai berikut. kegiatan finger menentukan tinggi rendahnya kemampuan
painting adalah cara yang digunakan guru membilang anak yang dikonversikan
dalam menyampaikan kegiatan kedalam Penilaian Acuan Patokan (PAP)
pembelajaran yang tepat kepada anak skala lima. Kriteria keberhasilan pada
paada saat berlangsungnya proses penelitian ini adalah adanya peningkatan
pembelajaran sehingga menghasilkan kemampuan motorik halus pada anak
pemahaman yang maksimal. kelompok B2 di Taman Kanak kanak Santa
Metode bermain melalui kegiatan Maria Singaraja.
finger painting sangatlah efektif digunakan Dalam penelitian ini, penelitilah yang
dalam meningkatkan kemampuan motorik menjadi instrumen utama yang turun ke
halus pada anak. Metode bermain melalui lapangan untuk mengumpulkan data yang
kegiatan finger painting ini mampu diperlukan. Disamping peneliti sebagai
meningkatkan kemampuan jari anak. instrumen utama, penelitian ini juga akan
Kemampuan yang diteliti tersebut adalah menggunakan instrument bantu berupa
memegang pensil antara ibu jari dan lembar panduan observasi dan foto. Untuk
telunjuk dengan benar, menggunting mendapatkan data yang diinginkan maka
dengan rapi, melukis dan menggambar disusunlah kisi-kisi. instrumen penelitian
dengan rapi serta melukis dengan untuk memudahkan dalam proses
menggunakan lima jari (Permendiknas 58 penelitian.
tahun 2009). Untuk mendapatkan data yang
Untuk melenturkan jari-jari anak dan diinginkan maka disusunlah kisi-kisi
agar anak terampil dalam menulis kegiatan instrumen penelitian untuk memudahkan
finger painting sangat cocok digunakan dalam proses penelitian. Berikut kisi-kisi
karena kegiatan finger painting instrumen penelitian metode bermain
menggunakan jari secara langsung untuk melalui kegiatan finger painting  
melukis sehingga anak akan merasakan meningkatkan kemampuan motorik halus
kontrol jari jemarinya. Sementara itu, untuk anak (tabel 1). Penelitian ini dinyatakan
mengumpulkan data peneliti hanya berhasil jika terjadi perubahan positif skor
menggunakan satu buah metode yakni rata-rata dari siklus I ke siklus II dan jika
metode observasi. Metode observasi dikonversi pada pedoman PAP Skala lima
adalah “suatu cara memperoleh data tentang tingkat kemampuan motorik halus
dengan jalan mengadakan pengamatan berada pada rentangan 80-89 dengan
dan pencatatan” kriteria tinggi.
Observasi dilakukan pada saat
pelaksanaan tindakan pada masing-masing
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen penelitian untuk meningkatkan kemampuan motorik


metode bermain melalui kegiatan halus anak menggunakan empat indikator.
finger painting   meningkatkan Berdasarkan hasil analisis statistik
kemampuan motorik halus deskriptif dan analisis deskripsi kuantitatif
memberikan gambaran bahwa dengan
Variabel Indikator penerapan metode bermain kegiatan finger
Kemampuan 1.Menggambar bebas peinting diperoleh rata-rata hasil belajar
Motorik Halus dengan pada siklus I sebesar 65,93%. Berdasarkan
menggunakan jari. perhitungan dari grafik polygon diatas
2.Membuat berbagai terlihat Mo < Me < M (9,00<10,00 <10,55),
macam coretan sehingga dapat disimpulkan bahwa
denganfinger sebaran data-data hasil belajar
painting. kemampuan motorik halus pada siklus I
3.Melukis menggunakan merupakan kurva juling positif. Kurva ini
kelima jari tangan memiliki arti skor kemampuan motorik
membentuk halus cenderung sedang.
garislurus, lengkung,
zig-zag, segiempat, 10  
segitiga, lingkaran.
4.Membentuk sesuai 8  
tema dengan 6  
mengulaskan bubur cat
pada gambar. 4  

2  

0  
Peningkatan skor rata-rata dari siklus I 9   10   11   12   13   14  
kesiklus II mampu dan mecapai kriteria
tinggi menunjukkan bahwa metode Mo=9,00
bermain melalui kegiatan finger painting
meningkatan kemampuan motorik halus Me=10,00
anak berjalan secara efektif dan efesien.
M=10,55
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Gambar 2. Grafik Poligon Siklus I
Siklus I dalam penelitian ini
dilaksanakan dari tanggal 27 April2015 Dari hasil pengamatan dan temuan
sampai 19 Mei 2015. Penelitian ini peneliti selama pelaksanaan tindakan pada
dilakukan dalam tiga minggu, dimana tiap siklus I terdapat beberapa masalah yang
minggu terdiri dari 3 kali pertemuan. menyebabkan hasil belajar anak masih
Pertemuan pada minggu pertama sampai berada pada kriteria rendah, maka masih
minggu kedua dilakukan tindakan perlu ditingkatkan pada siklus II. Adapun
pembelajaran dan minggu ketiga kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat
melaksanakan evaluasi penilaian penerapan siklus I antara lain: Anak masih
kemampuan motorik halus anak yang anak yang kurang memperhatikan
berjumlah 29 orang. Data hasil belajar penjelasan yang disampaikan oleh guru
anak pada kemampuan motorik halus sebelum melakukan kegiatan mengoleskan
disajikandalam tabel distribusi frekuensi, bubur cat pada kertas, sebagian besar anak
menghitung Modus (Mo), Median (Me), masih merasa jijik dengan media bubur cat
Mean (M), grafik polygon, serta yang terbuat dari tepung kanji, dalam
membandingkan rata-rata atau mean kegiatan menggambar bebas dengan
dengan model PAP skala lima. menggunakan jari anak-anak masih kurang
Pelaksanaan penelitian penerapan metode bisa mengekspresikan diri mereka sendiri
bermain melalui kegiatan finger painting
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

sesuai dengan keinginan anak dan masih berikut:anak yang awalnya masih bingung
bingung ingin melukis apa. ingin melukis apa akhirnya dapat
menyelesaikan kegiataan finger painting
Tabel 2 Data statistik siklus I dan siklus II dengan baik dan terampil serta rapi,
Data Statistik Siklus I Siklus II beberapa anak awalnya jijik dengan bubur
warna yang akan dipakai melukis namun
Rentangan 6 6
dengan penjelasan dan motiasi dari guru
Mean 10,55 13,27
anak menjadi berani dan dalam
Modus 9,00 14,00
mengoleskan cat bubur di kertas anak juga
Median 10,00 14,00
sudah rapi dan terampil, beberapa anak
Rata-rata persen 65,93% 82,93%
yang awalnya masih kurang perhatiannya
dalam mendengarkan guru menjelaskan
Selanjutnya rata-rata hasil belajar cara melakukan kegiatan melukis dengan
kemampuan motorik halus pada siklus II jari pada akhirnya anak menjadi fokus
sebesar 82,93%. Berdasarkan perhitungan mendengarkan penjelasan, secara garis
dari grafik polygon diatas terlihat Mo > Me besar proses pembelajaran dapat berjalan
> M (14,00 >14,00 >13,27), sehingga dapat sesuai dengan yang direncanakan.
disimpulkan bahwa sebaran data-data hasil Secara umum proses pembelajaran
belajar kemampuan motorik halus pada dengan penerapan metode bermain
siklus II merupakan kurva juling melalui kegiatan finger painting untuk
negatif.Kurva ini memiliki arti skor meningkatkan kemampuan motorik halus
kemampuan motorik halus pada anak anak sudah berjalan dengan baik, hal ini
cenderung tinggi. terlihat dari adanya peningkatan rata-rata
presentase (M%) hasil belajar dari siklus I
ke siklus II, sehingga peneliti memandang
10  
penelitian ini cukupsampai di siklus II dan
8   tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Setelah dilakukan observasi, diketahui
6   bahwa peningkatan yang signifikan pada
4   siklus II disebabkan oleh sudah
terbiasanya anak dengan metode bermain
2   melalui kegiatan finger painting yang
digunakan untuk meningkatkan
0  
kemampuan motorik halus . Tidak hanya
10   11   12   13   14   15  
itu saja, penyempurnaan dalam penerapan
metode bermain kegiatan finger painting
M=13,27 pada siklus II juga sangat berperan
terhadap peningkatan tersebut.
Me=14,00 Berdasarkan hasil analisis statistik
deskriptif dan analisis deskripsi kuantitatif
Mo=14,00 memberikan gambaran bahwa dengan
penerapan metode bermain melalui
kegiatan finger painting untuk
Gambar 3. Grafik Poligon Siklus II
meningkatkan kemampuan motorik halus
anak. Diperoleh rata-rata hasil belajar
Melalui perbaikan peroses
kemampuan motorik halus pada siklus
pembelajaran dan pelaksanaan tindakan
Isebesar 65,93% dan rata-rata hasil belajar
siklus I maka pada pelaksaaan siklus II telah
meningkatkan kemampuan motorik halus
tampak adanya peningkatan proses
pada siklus II sebesar 82,93%.
kegiatan melukis dengan jari yang
Ini menunjukan adanya
diperlihatkan melalui peningkatan hasil
peningkatan rata-rata persentase hasil
kegiatan anak. Adapun temuan-temuan
belajar anak dari siklus I ke siklus II
yang diperoleh selama tindakan
sebesar 17%. Hasil temuan ini sejalan
pelaksanaan siklus II adalah sebagai
dengan hasil penelitian yang dilakukan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

oleh Luh Putu Yuli Artaningsih (2012) yang motorik halus pada anak kelompok B2
telah membuktikan bahwa dengan semester II tahun pelajaran 2014/2015 di
penerapan kegiatan finger painting dapat TK Santa Maria Singaraja dapat
meningkatkan keterampilan motorik halus meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil
dan kreativitas pada anak kelompok B3 Di penelitian pada siklus I presentase
TK Kemala Bhayangkari 2 Singaraja kemampuan motorik halus anak sebesar
Semester II Tahun Ajaran 2011/2012. 65,93% yang berada pada kategori
Keberhasilan dalam penelitian ini sedang. Penelitian dilanjutkan dengan
menunjukan bahwa penerapan kegiatan melakukan perbaikan pada siklus II dan
finger painitng untuk meningkatkan mengalami peningkatan dengan
kemampuan motorik halus telah tercapai presentase kemampuan motorik halus
atau berkembang dengan baik. anak sebesar 82,93% yang berada pada
Hal ini didukung oleh Solahudin kriteria tinggi. Jadi terjadi peningkatan
(2008:10) finger painting adalah “teknik kemampuan motorik halus anak dari siklus
melukis dengan mengoleskan kanji pada I ke siklus II sebesar 17%.
kertas atau karton dengan jari jemari atau
telapak tangan”. Pendapat ini juga Saran
didukung dengan pendapat dari Sumanto Berdasarkan simpulan diatas dapat
(2005:53) menggambar dengan jari (finger diajukan saran-saran sebagai berikut.
painting) adalah “jenis kegiatan yang Kepada para guru disarankan untuk dapat
dilakukan dengan cara menggoreskan membimbing dan memberi motivasi pada
adonan warna (bubur warna) secara anak agar berani dalam kegiatan apapun
langsung dengan jari secara bebeas diatas serta lebih kreatif dalam memilih metode
bidang gambar”. pembelajaran ataupun kegiatan
Dari penerapan kegiatan finger pembelajaran yang akan diterapkan pada
painting ini dapat menjadikan anak lebih anak, khususnya dalam penerapan
terampil dalam memegang pensil dengan kegiatan finger painting guru hendaknya
kedua jari antara ibu jari dan telunjuk, dan mengajak anak untuk melakukan kegiatan
kemandirian anak dalam melakukan finger painting secara bervariasi seperti
sesuatu. Hal ini sesuai dengan teori yang mengajak anak melakukan kegiatan di luar
dinyatakan oleh Wulan (2011:31) kelas dan memberi warna pada cat bubur
menyatakan beberapa fungsi kemampuan dengan banyak macam warna sehingga
motorik halus diantaranya: (1) keterampilan pembelajaran yang dilakukan
untuk mencapai kemandirian, (2) untuk menyenangkan dan menarik minat anak
menjadikan diri sebagai anggota kelompok Kepada kepala sekolah agar melakukan
sosial, (3) untuk bermain, (4) dan untuk pembinaan secara intensif kepada para
kegiatan pembelajaran di sekolah. guru mengenai metode, kegiatan dan
Dari paparan diatas, secara umum media pembelajaran, sehingga
telah mampu menjawab rumusan masalah kemampuan profesional para guru,
dalam penelitian ini. Berdasarkan hal perbaikan proses dan hasil belajar anak
tersebut dapat dinyatakan bahwa dengan dapat meningkat. Kepada peneliti lain,
penerapan metode bermain melalui hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai
kegiatan finger painting akan cenderung bahan perbandingan atau sumber acuan
meningkatkan kemampuan motorik halus serta disarankan hal-hal yang belum
anak kelompok B2 semester II tahun ajaran terjangkau untuk dilanjutkan dalam
2014/2015 di TK Santa Maria Singaraja. penelitian ini sehingga menjadi lebih
sempurna, karena pencapaian kemampuan
SIMPULAN DAN SARAN motorik halus anak baru mencapai kriteria
Simpulan tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah diuraikan pada DAFTAR RUJUKAN
sebelumnya dapat disimpulkan bahwa
metode bermain melalui kegiatan finger Agung, A. A. Gede. 2010. Metodologi
painting dapat meningkatkan kemampuan Penelitian Pendidikan. Singaraja.
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

Fakultas Ilmu Pendidikan php/Bungamputi/article/view/2988.


Universitas Pendidikan Ganesha. Vol  2,  No  8 (diakses 16 Januari 2014)
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan
Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Anak. Jakarta: Erlangga.
Angkasa.

Artaningsih, Yuli. 2012. “Penerapan Isti, W. 2012. “Teori Perkembangan Motorik


Metode Pemberian Tugas Melalui Halus Anak Usia Dini” tersedia pada
Kegiatan Finger Painting Untuk http://www. Eprints.uny.ac.id/9899/2.
Meningkatkan Kemampuan Motorik (diakses tanggal 02-02-2012)
Halus Dan Kreativitas Anak
Kelompok B3 Di TK Kemala Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
BhayangkariSingaraja”. Skripsi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
(tidak diterbitkan) Jurusan
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Kurniati dan Rachmawati, Yeni. 2010.
Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan Strategi Pengembangan Kreativitas
Unviversitas Ganesha.
Pada Anak. Jakarta: Kencana
Askandari, dkk. 2013. “Peningkatan Prenada Media Group
Keterampilan Motorik Halus Melalui
Melinda. 2013. “Pengaruh Melukis
Pembelajaran Melukis Dengan Jari
Menggunakan Teknik Finger
Pada Anak Usia 5-6 Tahun”.
Painting Terhadap Keterampilan
Tersedia pada
Motorik Halus Pada Taman Kanak-
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jp
Kanak”. Tersedia pada
dpb/article/viewfile/6101/7067. Vol   3,  
http://repository.upi.edu/2803/2/s_P
No  8 (diakses pada tanggal 21 Maret
AUD0604701. (diakses pada
2014)
tanggal 21 Maret 2014)
Beaty, Janice J. 2013. Observasi
Ningsih dan Mas’udah. 2014.
Perkembangan Anak Usia Dini.
“Meningkatkan Kemampuan Motorik
Jakarta: Kencana Prenadamedia
Halus Melalui Permainan Finger
Group.
Painting Pada Anak KB Kuncup
Dewi, Rosmala. 2005. Berbagai Masalah Bunga Pacet”. Ttersedia pada
Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta: http://ejournal.unesa.ac.id/article/14
Departemen Pendidikan Naisonal. 451/19/article.pdf. (diakses 26
Januari 2014)
Ekasriadi, Ida Ayu, Agung, dkk. 2006.
Metodelogi Pengembangan Nurkancana, Wayan. 2001. Perkembangan
Kemampuan Motorik Dan Bahasa. Jasmani dan Kejiwaan. Surabaya:
Denpasar: IKIP PGRI Bali. Penerbit Usaha Nasional.

Gayatri, Rifka. 2014. “Peranan Finger Nurlaelatu. 2014. “Kemampuan Motorik


Painting Terhadap Kemampuan Halus Anak Usia Dini”. Tersedia
Anak Mengenal Konsep Warna Di pada
Kelompok B Tk Nurul Islam http://digilib.ump.ac.id/files/jhptump/
Lambara Kecamatan Tawaeli”. 671. (diakses tanggal 26-01-2014)
Tersedia pada
Palosan. 2013. “Peningkatan Kemampuan
http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.
Motorik Halus Melalui Kegiatan
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

Menggambar Bebas”. Tersedia pada Wardani. 2014. “pengertian keterampilan


http://eprint.ung.ac.id/6695/5/86207- motorik”. Tersedia pada
153409058. (diakses tanggal 02-02- http://repository.uksw.edu/bitstream/
2013) handle/272010013. (diakses 16
Januari 2014)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 58 Tahun Undiksha.2012. Pedoman Panduan Skripsi
2009 Tentang Standar Pendidikan dan Tugas Akhir. Singaraja:
Anak Usia Dini. Universitas Pendidikan Ganesha
2010.Jakarta:Departemen
Pendidikan Nasional RI. Wulan, Ratna. 2011. Mengasah
Kecerdasan Pada Anak.
Sanajaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Kelas. Jakarta: Kencana.
Yanti. 2014. “Meningkatkan Kreativitas
Santrock, Jonh W. 2007. Perkembangan Anak Menggunakan Finger Painting
Anak. Jakarta: Erlangga. Pada Kelompok A Tk Fatayat Ii “10
November” Mojokerto”. Tersedia
Septiari, Bety, Bea. 2012. Mencetak Balita pada
Cerdas dan Pola Asuh Orang Tua. http://ejournal.unesa.ac.id/article/88
Yogyakarta: Nuha Medika. 59/19/article.pdf. (diakses 16
Sujiono, Bambang. 2005. Metode Januari 2014) Vol  3,  No  1,    
Pengembangan Fisik. Jakarta:
Universitas Terbuka.

Sumadayo,Samsu. 2013. Penelitian


Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Sumanto. 2005. Pengembangan Kreatifitas


Senirupa Anak TK. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan


Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Suyadi. 2010. Psikologi Belajar Pendidikan


Anak Usia Dini. Yogyakarta:
Pedagogia.

Vitamami, Laili. 2013. “Peningkatan


Kemampuan Motorik Halus
DenganFinger Painting Pada Kelompok
A2 Ra Babussalam Krian Sidoarjo”.
Tersedia pada
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/
paud-teratai/article/view/2727.
(diakses tanggal 10 Maret 2012)
e-Journal PG PAUD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 3 No.1 – Tahun 2015)

Anda mungkin juga menyukai