JURNAL OBSESI
Research & Learning in Early Childhood Education
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi
ABSTRAK
ABSTRACK
The method used of research Quasi Eksperimental design. The purpose of this study was to prove the
influence of kirigami to the fine motor skills of Ability of early childhood at Taman Kanak-Kanak Yayasan
Amalan Parupuk Tabing Padang. Use 12 childeren in class B1 as the experiment class and use the and
use the 12 children in class of B2 as control class. Data collected by teacher-made tests, in form of
statements as many 5 item. The results showed that the experimental class children using kirigami had a
higher average when compared with the control class that used the origami alam semesta. The average
number of experimental class is 83.25 and the control class average is 76. Based on data analysis that
thitung > ttabel 2,161> 2,07387. And than using kirigami affect the fine motor skilss of 5-6 year age in Taman
Kanak-Kanak Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang.
kecerdasan jamak dan kecerdasan motorik halus dalam hal menggunting sesuai
spiritual.(Fauziddin, 2016) pola yang dimiliki anak di Kelompok B1
Berdasarkan penejelasan di atas terdapat permasalahan. Terdapat 48% anak
mengungkapkan bahwa perlu adanya suatu ketika melaksanakan kegiatan melipat dan
kegiatan untuk mengasah dan mengembangkan menggunting hasilnya tidak sesuai dengan
kemampuan motorik halus anak. Selain itu, pola, tidak rapi, dan sebagiannya robek. Ketika
perlu adanya suatu kegiatan yang membantu kegiatan menempel gambar anak
agar otot halus pada tangan dapat bergerak, melakukannya masih berantakan. Faktor-faktor
khusunya pada jari-jemari tangan anak. penyebab dari permasalahan aspek
Saat memilih kegiatan dalam proses perkembangan motorik halus yang ada di
pembelajaran untuk anak, ada beberapa hal Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk
yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah Tabing Padang yaitu, sesuai kenyataan
menyesuaikan dengan tingkat pencapaian dilapangan guru menerapkan pembelajaran
perkembangan motorik halus anak. Menurut untuk perkembangan kemampuan motorik
Kurikulum 2013 anak usia dini, bahwa tingkat halus masih dengan kegiatan mewarnai gambar
pencapaian perkembangan kemampuan dengan krayon, melakukan kolase dengan
motorik halus anak anak kelompok usia 5 ≤ 6 potongan-potongan kertas, meronce dengan
tahun adalah: Dengan indikator motorik halus benang dan sedotan serta kegiatan finger
anak dapat membuat garis vertikal/horizontal, painting sehingga kegiatan membuat anak
lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan bosan.
lingkaran, dapat menggambar sesuai dengan Pemberian stimulasi yang tepat bagi
gagasannya, dapat menggunakan alat tulis anak sangat penting bagi membantu
dengan benar, dapat menggunting sesuai perkembangan anak. Tumbuh kembang anak
dengan pola, serta melipat bentuk.(Indonesia, dapat distimulasi dengan berbagai kegiatan
2003) yang menarik minat anak. Salah satu kegiatan
Motorik halus dan motorik kasar dapat yang menarik minat anak adalah kirigami.
dikembangkan dengan permainan. Penelitian Kirigami adalah seni melipat.
sebelumnya yang dilakukan oleh Hidayatu memotong atau menggunting kertas menjadi
Munawaroh dengan menggunakan permainan sebuah bentuk yang kreatif, bahan yang
engklek ditemukan data bahwa Permainan ini dibutuhkan juga mudah untuk ditemui seperti
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kertas, gunting dan lem. Kirigami dapat
potensi diri anak meliputi aspek nilai moral mengembangkan pembelajaran dibidang seni,
agama, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek matematika, desain grafis, dan koordinasi
fisik motorik, dan aspek seni, serta pengenalan mata-tangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
budaya.(Munawaroh, 2017) yang dikemukakan oleh Temko (2014:4)
Sedangkan pada pe sebagai berikut.
Terkait dari hasil pengamatan dan Kirigami, the creative art of paper-
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di cutting, is a surprisingly easy craft that
Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk requires only paper, a pair of scissors,
Tabing Padang menunjukkan bahwa anak-anak and sometimes glue. Cutting paper
pada umumnya memiliki kemampuan motorik seems to be an instinctive pleasure. At
halus yang belum optimal. Hal ini terlihat dari an early age many children like to snip
jumlah 12 anak diketahui bahwa kemampuan paper into small pieces. Before long
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 101
normal dan bersifar homogen baru dilakukan keseluruhan 735, median 64,5 dengan rata-rata
analisis data sesuai dengan teknik analisis yang nilai sebesar 61,2 standar deviasinya 8,1 dan
telah dilakukan yaitu dengan mencari nilai variansnya adalah 36,72 .
perbandingan dengan menggunakan t-test. Tabel 3.Rekapitulasi Hasil Post-test
Kemampuan Motorik
HASIL PENELITIAN Halus Anak di Kelas
Data yang dideskripsikan dalam Eksperimen melalui kirigami dan
penelitian ini terdiri dari dari dua kelompok Kelas Kontrol melalui
yaitu data tentang hasil pre-test di kelas Origami Alam Semesta
eksperimen (B1) dan di kelas kontrol (B2) Variabel Pembelajaran
terhadap kemampuan motorik halus anak Eksperimen Kontrol
sebelum diberikan treatment. B1 B2
Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Pre- N 12 12
test Kemampuan Motorik Nilai 95 85
Halus Anak di Kelas tertinggi
Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai 70 65
Variabel Pembelajaran terendah
Eksperimen Kontrol Jumlah nilai 975 895
B1 B2 Median 83,25 76
N 12 12 Rata-rata 81,2 74,5
Nilai 75 75 SD 8,1 6,60
tertinggi SD 2
65,61 43,56
Nilai 55 50
terendah Berdasarkan tabel 3 di atas, kelas
Jumlah nilai 790 735 ekperimen dengan jumlah 12 orang anak
Median 67,5 64,5 memperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai
Rata-rata 65,8 61,2 terendah 65. Dari nilai anak kelas eksperimen
SD 6,06 8,1 ini diperoleh jumlah nilai secara keseluruhan
2
SD 36,72 65,61 975, median 83,25 dengan rata-rata nilai
sebesar 81,2 standar deviasinya 8,1 dan nilai
Berdasarkan tabel 2 di atas, kelas variansnya sebanyak 65,61.
ekperimen dengan jumlah 12 orang anak Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah
memperoleh nilai tertinggi 75 dan nilai anak 12 orang memperoleh nilai tertinggi 85
terendah 50. Dari nilai anak kelas eksperimen dan nilai terendah 65. Dari nilai anak kelas
ini diperoleh jumlah nilai secara keseluruhan kontrol ini diperoleh jumlah nilai secara
790 median 69,5 dengan rata-rata nilai sebesar keseluruhan 895, median 76 dengan rata-rata
65,8 standar deviasinya 6,06 dan nilai nilai sebesar 74,5 standar deviasinya 76 dan
variansnya sebanyak 36,72. nilai variansnya adalah 43,56.
Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah Adapun hasil penelitian anak yaitu
anak 12 orang memperoleh nilai tertinggi 75 kemampuan motorik halus anak pada kelas
dan nilai terendah 50. Dari nilai anak kelas ekspeimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil
kontrol ini diperoleh jumlah nilai secara bahwa kemampuan motorik halus anak di kelas
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 103
Tabel 7. Hasil Perhitungan Pre-test kelas kontrol berasal dari data yang
Pengujian dengan t-test berdistribusi normal.
Hasil PengujianKeputus
ttabel persyaratan yang kedua
No Kelas N thitung
Rata-rata adalahα 0,05 pengujian
an Homogenitas dengan
Eksperimen menggunakan uji Bartlett. Pengujian ini
Terima
1 12 65,8 1,513 2,07387
bertujuan untukH0 mengetahui apakah data
2 Kontrol 12 61,2
berasal dari kelompok yang homogen, antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika chi
Dilihat dari tabel di atas untuk taraf
kuadrat hitung < chi kuadrat tabel, berarti data
nyata α = 0,05 (5%) dengan df sebesar 22
berasal dari kelompok yang homogen.
adalah = 2,07387. Dengan demikian, dapat
Hal ini sesuai dengan apa yang
diketahui bahwa pada taraf nyata α= 0,05 (5%),
dikemukakan oleh Syafril (2010) bahwa “jika
thitung lebih kecil dari pada ttabel
hasil perhitungan dari X2hitunglebihkecildariX2
(𝟎, 𝟔𝟐𝟏𝟓<2,07387). Jadi, dapat disimpulkan
tabel berarti bahwa data berasal dari kelompok
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
yang homogen, sebaliknya jika
antara kemampuan motorik halus anak di kelas 2 2
X hitunglebihbesardaripadaX tabel maka
eksperimen dan kontrol dalam nilai pre-test.
kelompok tersebut tidak homogen”.
Data post-test penelitian kelas
Hasil perhitungan diperoleh X2hitung
eksperimen dan kelas kontrol diolah untuk
sebesar 1,4386 dapat dilihat pada tabel berikut:
menentukan uji normalitas. Pada uji normalitas
ini digunakan uji Liliefors seperti yang
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji
dikemukakan pada teknik analisis data.
Homogenitas Kelas
Analisis normalitas pada kelompok eksperimen Eksperimen dan Kelas
dan kelompok kontrol.
Kontrol (post-test)
Tabel 7 .Hasil Perhitungan Pengujian
Liliefors Post-tes Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kelas α X2hitung X2tabel Kesimpulan
Kontrol Ekspe-
N Kelas N α L0 Lt Ketera rimen 0,05 0,5456 3,841 Homogen
o ngan Kontrol
1 Eksperi 1 0, 0,1 0,2 Normal
men 2 05 67 42
Dari tabel dapat dilihat bahwa X2hitung
2 Kontrol 1 0, 0,1 0,2 Normal
kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil
2 05 68 42
dari X2tabel (X2hitung <X2tabel), berarti kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang homogen.
kelompok eksperimen nilai L hitung 0,167 lebih
kecil dari Ltabel 0,242 untuk α 0,05. Dengan
demikian nilai kelas eksperimen berasal dari
data yang berdistribusi normal. Untuk kelas
kontrol diperoleh Lhitung 0,168 lebih kecil dari
Ltabel 0,242 untuk α 0,05. Ini berarti bahwa data
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 105
Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai Kelas Nilai yang di dapat anak pada pre-test
Eksperimen dan Kelas Kontrol kelas eksperimen (B1), nilai tertinggi yang
Aspek Kelas Kelas diperoleh oleh anak adalah 75 dan nilai
Eksperimen Kontrol terendah adalah 55 dengan median 67,5.
N 12 12 Sedangkan kelas kontrol (B2) nilai tertinggi
yang diperoleh anak yaitu 75 dan nilai terendah
81,2 74,5 50 dengan median 64,5.
Pada post-test nilai tertinggi di peroleh
SD2 65,61 43,56
anak kelas eksperimen (B1) adalah 95 dan nilai
terendah 70 dengan median 83,25. Sedangkan
Untuk menguji hipotesis digunakan t- pada kelas kontrol (B2) post test nilai tertinggi
test. Dari hasil uji hipotesis dengan yang diperoleh anak adalah 85 dan nilai
menggunakan t-test diperoleh hasil sebagai terendah adalah 65 dengan median 76.
berikut: Perbandingan hasil perhitungan nilai
Tabel 9. Hasil Perhitungan Post- test pre-test dan post-test terlihat pada nilai
Pengujian dengan t- test tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh anak
Hasil dan terlihat pada rata-rata kelas eksprimen dan
ttabel Kepu-
No Kelas N Rata- thitung kelas kontrol dimana pada post-test rata-rata
α 0,05 tusan
rata menjadi lebih meningkat dari rata-rata nilai
Ekspe- pre-test setelah dilakukan treat-ment.
1 rimen 12 81,2 Tolak
𝟐. 𝟏𝟔𝟏 2,07387 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
H0
2 Kontrol 12 74,5 Grafik 1.
100 95
Berdasarkan tabel di atas dapat 90 81,2 85
disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu : terdapat 80 75 75 74,5
pengaruh yang signifikan antara hasil post-test 70 65,8 70 65
61,2
di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam 60 50
55
kegiatan kirigami terhadap kemampuan 50
40
motorik halus anak di Taman Kanak-kanak
30
Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang. 20
Dengan demikian dapat disimpulkan 10
bahwa kemampuan motorik halus anak lebih 0
berpengaruh dengan kirigami dibandingkan Kelas Kelas Kelas Kelas
dengan origami alam semesta, terlihat dari nilai eksperimen kontrol Pre- Eksperimen kontrol
rata-rata yang berhasil dicapai anak yaitu Pre-test test Post-test Post-test
kelompok eksperimen 81,2 sedangkan Nilai Terendah Rata-Rata Nilai Tertinggi
kelompok kontrol 74,5.
Setelah dilakukan perhitungan nilai pre- Grafik 1. Data perbandingan Hasil Pre-
test dan post-test kelompok eksperimen dan test dan Post-test Kemampuan
kontrol selanjutnya dilakukan perbandingan Motorik Halus Anak Kelas
antara nilai pre-test dan nilai post-test, yang Eksperimen dan Kelas Kontrol
tujuannya melihat apakah ada ada perbedaan
nilai post-test dengan nilai pre-test.
106 | Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak