Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Obsesi Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018 Halaman 98 – 108

JURNAL OBSESI
Research & Learning in Early Childhood Education
https://obsesi.or.id/index.php/obsesi

Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman


Kanak-Kanak
Rakimahwati1, Nora Agus Lestari2, Sri Hartati3
PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang

ABSTRAK

Penelitian kuantitatif ini berbentuk Quasi-Eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk


membuktikan adanya pengaruh kegiatan kirigami terhadap kemampuan motorik halus anak usia
dini di Taman Kanak-Kanak Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang. Sampel penelitian ini
berjumlah 24 anak kelompok B, terdiri dari kelas B1 (Kelas Eksperimen) dan kelas B2 (Kelas
kontrol). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa tes perbuatan guru,
berupa pernyataan sebanyak 5 butir item pernyataan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak
kelas eksperimen menggunakan kirigami memiliki rata-rata lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kelas kontrol yang menggunakan origami alam semesta. Angka rata-rata kelas
eksperimen yaitu 83,25 dan angka rata-rata kelas kontrol yaitu 76. Berdasarkan analisis data
yang telah dilakukan bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,161>2,07387. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa kirigami berpengaruh terhadap kemampuan motorik halus anak usia dini.

Kata Kunci: Kirigami; Kemampuan motorik halus anak.

ABSTRACK

The method used of research Quasi Eksperimental design. The purpose of this study was to prove the
influence of kirigami to the fine motor skills of Ability of early childhood at Taman Kanak-Kanak Yayasan
Amalan Parupuk Tabing Padang. Use 12 childeren in class B1 as the experiment class and use the and
use the 12 children in class of B2 as control class. Data collected by teacher-made tests, in form of
statements as many 5 item. The results showed that the experimental class children using kirigami had a
higher average when compared with the control class that used the origami alam semesta. The average
number of experimental class is 83.25 and the control class average is 76. Based on data analysis that
thitung > ttabel 2,161> 2,07387. And than using kirigami affect the fine motor skilss of 5-6 year age in Taman
Kanak-Kanak Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang.

Keywords: Kirigami; fine motor skills child.

@Jurnal Obsesi Prodi PG-PAUD FIP UPTT 2018

 Corresponding author : Rakimahwati


Address : PG-PAUD, FIP, UNP Padang ISSN 2356-1327 (Media Cetak)
Email : rakimahwati10@yahoo.com ISSN 2549-8959 (Media Online)
Phone : 0813 6341 1858
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 99

PENDAHULUAN hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya
Anak usia dini adalah anak yang masuk pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
dalam rentang usia 0-6 tahun yang terbagi lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang
menjadi tiga kelompok bayi hingga umur 2 dilakukan melalui pemberian rancangan
tahun, kelompok umur 3 tahun hingga pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
kelompok umur 5 tahun, dan kelompok umur 6 perkembangan jasmani dan rohani agar anak
tahun. Menurut Mutiah (2010:6) anak usia dini memiliki kesiapan dalam memasuki
merupakan individu yang unik dan memiliki pendidikan lebih lanjut.
karakteristik tersendiri sesuai sesuai dengan Pendidikan anak usia dini khususnya di
tahapan usianya. Taman Kanak-Kanak perlu mengembangkan
Anak adalah anak. Menurut Gita motorik anak dengan berbagai macam
(2014:1) Melalui pemberian rangsangan keterampilan, karena anak yang memiliki
pendidikan untuk membantu anak unsur-unsur motorik akan merasa senang
mengembangkan dan mennumbuhkan jasmani apabila dapat menyelesaikan tugas
dan rohaninya. Pendidikan anak usia dini keterampilan motorik dan merasa puas apabila
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah dapat melihat hasilnya dengan baik. Menurut
pertumbuhan dan perkembangan fisik Santrock (2007: 216) “keterampilan motorik
(koordinasi motorik halus dan kasar), halus merupakan keterampilan motorik yang
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan melibatkan gerakan yang diatur secara halus”.
emosi, kecerdasan spritual), sosio-emosional Menurut Beaty (2014:236) “perkembangan
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan motorik meliputi motorik kasar dan motorik
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap- halus”. Artinya motorik kasar merupakan
tahap perkembangan yang dilalui anak. perkembangan otot-otot kasar anak yang
Pendidikan anak usia dini merupakan terkoordinasi seperti berjalan, berlari,
pendidikan yang paling mendasar dan melompat dan melempar. Sedangkan motorik
menempati kedudukan sebagai golden age, dan halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
merupakan suatu upaya pembinaan yang otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu,
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
anak usia enam tahun, yang dilakukan melalui belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
pemberian rangsangan pendidikan untuk memindahkan benda dari tangan, mencoret-
membantu pertumbuhan dan perkembangan coret, menyusun balok, menggunting, menulis
jasmani dan rohani, agar anak memiliki dan sebagainya. Kedua kemampuan tesebut
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih sangat penting agar anak bisa berkembang
lanjut. Peraturan Menteri Pendidikan dan dengan optimal (Novitawati, 2014)
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Senada dengan pernyataa diatas
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional fauziddin menyatakan bahwa Pendidikan anak
Pendidikan Anak Usia Dini Pasal 1 Dalam usia dini merupakan salah satu bentuk
Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan penyelenggaraan pendidikan yang menitik
Standar Nasiona Pendidikan Anak Usia Dini beratkan pada peletakan dasar kearah
selanjutnya disebut Standar PAUD adalah pertumbuhan dan perkemba- ngan fisik
kriteria tentang pengelolaan dan (koordinasi motorik halus dan kasar),
penyelenggaraan PAUD diseluruh wilayah kecerdasan, daya cipta, kecerdasan emosi,
100 | Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak

kecerdasan jamak dan kecerdasan motorik halus dalam hal menggunting sesuai
spiritual.(Fauziddin, 2016) pola yang dimiliki anak di Kelompok B1
Berdasarkan penejelasan di atas terdapat permasalahan. Terdapat 48% anak
mengungkapkan bahwa perlu adanya suatu ketika melaksanakan kegiatan melipat dan
kegiatan untuk mengasah dan mengembangkan menggunting hasilnya tidak sesuai dengan
kemampuan motorik halus anak. Selain itu, pola, tidak rapi, dan sebagiannya robek. Ketika
perlu adanya suatu kegiatan yang membantu kegiatan menempel gambar anak
agar otot halus pada tangan dapat bergerak, melakukannya masih berantakan. Faktor-faktor
khusunya pada jari-jemari tangan anak. penyebab dari permasalahan aspek
Saat memilih kegiatan dalam proses perkembangan motorik halus yang ada di
pembelajaran untuk anak, ada beberapa hal Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk
yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah Tabing Padang yaitu, sesuai kenyataan
menyesuaikan dengan tingkat pencapaian dilapangan guru menerapkan pembelajaran
perkembangan motorik halus anak. Menurut untuk perkembangan kemampuan motorik
Kurikulum 2013 anak usia dini, bahwa tingkat halus masih dengan kegiatan mewarnai gambar
pencapaian perkembangan kemampuan dengan krayon, melakukan kolase dengan
motorik halus anak anak kelompok usia 5 ≤ 6 potongan-potongan kertas, meronce dengan
tahun adalah: Dengan indikator motorik halus benang dan sedotan serta kegiatan finger
anak dapat membuat garis vertikal/horizontal, painting sehingga kegiatan membuat anak
lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan bosan.
lingkaran, dapat menggambar sesuai dengan Pemberian stimulasi yang tepat bagi
gagasannya, dapat menggunakan alat tulis anak sangat penting bagi membantu
dengan benar, dapat menggunting sesuai perkembangan anak. Tumbuh kembang anak
dengan pola, serta melipat bentuk.(Indonesia, dapat distimulasi dengan berbagai kegiatan
2003) yang menarik minat anak. Salah satu kegiatan
Motorik halus dan motorik kasar dapat yang menarik minat anak adalah kirigami.
dikembangkan dengan permainan. Penelitian Kirigami adalah seni melipat.
sebelumnya yang dilakukan oleh Hidayatu memotong atau menggunting kertas menjadi
Munawaroh dengan menggunakan permainan sebuah bentuk yang kreatif, bahan yang
engklek ditemukan data bahwa Permainan ini dibutuhkan juga mudah untuk ditemui seperti
dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kertas, gunting dan lem. Kirigami dapat
potensi diri anak meliputi aspek nilai moral mengembangkan pembelajaran dibidang seni,
agama, aspek kognitif, aspek bahasa, aspek matematika, desain grafis, dan koordinasi
fisik motorik, dan aspek seni, serta pengenalan mata-tangan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
budaya.(Munawaroh, 2017) yang dikemukakan oleh Temko (2014:4)
Sedangkan pada pe sebagai berikut.
Terkait dari hasil pengamatan dan Kirigami, the creative art of paper-
observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di cutting, is a surprisingly easy craft that
Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk requires only paper, a pair of scissors,
Tabing Padang menunjukkan bahwa anak-anak and sometimes glue. Cutting paper
pada umumnya memiliki kemampuan motorik seems to be an instinctive pleasure. At
halus yang belum optimal. Hal ini terlihat dari an early age many children like to snip
jumlah 12 anak diketahui bahwa kemampuan paper into small pieces. Before long
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 101

they design pictures by pasting to merupakan suatu penelitian yang berusaha


shapes on a background. Papercutting mencari pengaruh variabel tertentu terhadap
is well recognized to provide variabel yang lain dalam kondisi yang
educational benefits in the areas of art, terkontrol. Selanjutnya quasi eksperimental
math, grapich design, and hand-eye mempuanyai kelompok kontrol, tetapi tidak
coordination. dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
“Kirigami sendiri merupakan seni variabel-variabel luar yang mempengaruhi
memotong kertas yang bisa dipelajari dengan pelaksanaan eksperimen.
mudah hanyadengan berbekal gunting atau Populasi dalam penelitian ini adalah
cutter pada kertas” menurut Mitarwan seluruh kelompok B TK Yayasan Amalan
(2011:6). Dalam perkembangannya kirigami Parupuk Tabing Padang yang terdaftar pada
dimulai pada tataran yang cukup kompleks dari semester II Tahun Ajaran 2017/2018. Tk
membuat bentuk dua dimensi maupun tiga Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang
dimensi. memiliki jumlah siswa sebanyak 24 orang.
Terkait dengan berbagai permasalahan Adapun teknik pengambilan sampel dalam
di atas maka dilakukan kegiatan kirigami dalam penelitian adalah teknik purposive sampling.
kegiatan pembelajaran anak bertujuan agar Sampel dalam penelitian ini adalah kelompok
kemampuan motorik halus masing-masing B1 dan B2. Kelompok B1 dijadikan
anak berkembang dan terlatih. Oleh karena itu, eksperimen dan kelompok B2 dijadikan
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kelompok kontrol. Adapun jumlah sampel
“Pengaruh Kirigami terhadap kemampuan untuk setiap anak adalah kelompok B1
motorik halus anak usia dini di Taman Kanak- sebanyak 12 anak sebagai kelompok
kanak Yayasan Amalan Parupuk Tabing eksperimen dan kelompok B2 sebanyak 12
Padang”. anak sebagai kelompok kontrol.
Berdasarkan latar belakang permasalah Teknik pengumpulan data yang
di atas, maka peneliti merumuskan masalah digunakan dalam penelitian ini adalah tes
yakni, “seberapa besar pengaruh kirigami buatan guru. Tes dikatakan valid apabila tes itu
terhadap kemampuan motorik halus anak di dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk Instrumen ini menggunakan format checklist
Tabing Padang”. Tujuan untuk mengetahui untuk penilaiannya. Dengan kriteria penilaian
pengaruh kirigami terhadap kemampuan yaitu Berkembang Sangat Baik diberi skor 4,
motorik halus anak di Taman Kanak-kanak Berkembang Sesuai Harapan diberi skor 3,
Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang”. Mulai Berkembang 2, Belum berkembang 1.
Adapaun teknik analisis data yang
METODE digunakan penelitian ini adalah
Berdasarkan permasalahan yang diteliti membandingkan perbedaan dari dua rata-rata
yaitu Pengaruh Kirigami Terhadap nilai, sehingga dilakukan dengan uji t (t-test).
Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini di Namun sebelum itu terlebih dahulu melakukan
Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk uji normalitas dan uji homogenitas. Sebelum
Tabing Padang”, maka bentuk penelitian ini melakukan analisis perbedaan tersebut, perlu
adalah kuantitatif, dengan jenis penelitian dilakukan uji normalitas dengan uji liliefors,
Quasi Eksperiment (eksperimen semu). dan uji homogenitas dengan uji barlett. Jika
Sugiyono (2015:7) penelitian eksperimen sudah diketahui sebuah data berdistribusi
102 | Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak

normal dan bersifar homogen baru dilakukan keseluruhan 735, median 64,5 dengan rata-rata
analisis data sesuai dengan teknik analisis yang nilai sebesar 61,2 standar deviasinya 8,1 dan
telah dilakukan yaitu dengan mencari nilai variansnya adalah 36,72 .
perbandingan dengan menggunakan t-test. Tabel 3.Rekapitulasi Hasil Post-test
Kemampuan Motorik
HASIL PENELITIAN Halus Anak di Kelas
Data yang dideskripsikan dalam Eksperimen melalui kirigami dan
penelitian ini terdiri dari dari dua kelompok Kelas Kontrol melalui
yaitu data tentang hasil pre-test di kelas Origami Alam Semesta
eksperimen (B1) dan di kelas kontrol (B2) Variabel Pembelajaran
terhadap kemampuan motorik halus anak Eksperimen Kontrol
sebelum diberikan treatment. B1 B2
Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Pre- N 12 12
test Kemampuan Motorik Nilai 95 85
Halus Anak di Kelas tertinggi
Eksperimen dan Kelas Kontrol Nilai 70 65
Variabel Pembelajaran terendah
Eksperimen Kontrol Jumlah nilai 975 895
B1 B2 Median 83,25 76
N 12 12 Rata-rata 81,2 74,5
Nilai 75 75 SD 8,1 6,60
tertinggi SD 2
65,61 43,56
Nilai 55 50
terendah Berdasarkan tabel 3 di atas, kelas
Jumlah nilai 790 735 ekperimen dengan jumlah 12 orang anak
Median 67,5 64,5 memperoleh nilai tertinggi 95 dan nilai
Rata-rata 65,8 61,2 terendah 65. Dari nilai anak kelas eksperimen
SD 6,06 8,1 ini diperoleh jumlah nilai secara keseluruhan
2
SD 36,72 65,61 975, median 83,25 dengan rata-rata nilai
sebesar 81,2 standar deviasinya 8,1 dan nilai
Berdasarkan tabel 2 di atas, kelas variansnya sebanyak 65,61.
ekperimen dengan jumlah 12 orang anak Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah
memperoleh nilai tertinggi 75 dan nilai anak 12 orang memperoleh nilai tertinggi 85
terendah 50. Dari nilai anak kelas eksperimen dan nilai terendah 65. Dari nilai anak kelas
ini diperoleh jumlah nilai secara keseluruhan kontrol ini diperoleh jumlah nilai secara
790 median 69,5 dengan rata-rata nilai sebesar keseluruhan 895, median 76 dengan rata-rata
65,8 standar deviasinya 6,06 dan nilai nilai sebesar 74,5 standar deviasinya 76 dan
variansnya sebanyak 36,72. nilai variansnya adalah 43,56.
Sedangkan kelas kontrol dengan jumlah Adapun hasil penelitian anak yaitu
anak 12 orang memperoleh nilai tertinggi 75 kemampuan motorik halus anak pada kelas
dan nilai terendah 50. Dari nilai anak kelas ekspeimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil
kontrol ini diperoleh jumlah nilai secara bahwa kemampuan motorik halus anak di kelas
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 103

eksperimen (kelompok B1) lebih tinggi Tabel 5.Hasil Perhitungan Uji


dibandingkan pada kelas kontrol (kelompok Homogenitas Kelas Eksperimen dan
B2). Kelas Kontrol
Uji normalitas kelas eksperimen dan Kelas α X2hitung X2tabel Kesimpulan
kelas kontrol diperoleh harga L0 dan Lt pada
Eksperi-
taraf nyata 0,05 untuk N=12 seperti pada tabel
men 0,0
berikut: 0,124 3,841 Homogen
5
Tabel 4 .Hasil Perhitungan Uji Liliefors Kontrol
Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol (Pre-test) Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa
No Kelas N Α L0 Lt Kete- 2
X hitung kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih
rangan
kecil dari X2 tabel(X2hitung <X2tabel), berarti kelas
1 Ekpe- 12 0,05 0,162 0,242 Normal eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians
rimen
yang homogen.
2 Kontrol 12 0,05 0,1662 0,242 Normal Setelah dilakukan uji normalitas dan uji
homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas
sampel berdistribusi normal dan mempunyai
Berdasarkan tabel 4 terlihat bahwa varians homogen. Selanjutnya dilakukan
kelompok eksperimen nilai Lhitung 0,162 lebih pengujian hipotesis dengan menggunakan
kecil dari Ltabel 0,242 untuk α = 0,05. Dengan teknik t-tes.
demikian nilai kelompok eksperimen berasal Jika thitung>ttabel maka H0 ditolak dan
dari data yang berdistribusi normal. Untuk Haditerima
kelas kontrol, diperoleh Lhitung 0,1662 lebih Jika thitung<ttabel maka H0 diterima dan
kecil dari Ltabel 0,242 untuk α = 0,05. Ini berarti Haditolak
bahwa nilai kelompok kontrol berasal dari data Berikut ini akan digambarkan
yang berdistribusi normal. pengolahan data dengan t-test:
Pengujian persyaratan yang kedua Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai Kelas
adalah pengujian Homogenitas dengan Ekperimen dan Kontrol (pre-
menggunakan uji Bartlett. Pengujian ini test)
bertujuan untuk mengetahui apakah data Aspek Kelas Kelas
berasal dari kelompok yang homogen, antara Eksperimen Kontrol
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika chi N 12 12
kuadrat hitung < chi kuadrat tabel, berarti data
berasal dari kelompok yang homogen. Jika 65,8 61,2
hasil perhitungan dari X2hitunglebihkecildariX2
tabel berarti bahwa data berasal dari kelompok
SD2 36,72 65,61
yang homogen, sebaliknya jika
2 2
X hitunglebihbesardaripadaX tabelmaka
Untuk menguji hipotesis digunakan t-
kelompok tersebut tidak homogen”.
test. Dari hasil uji hipotesis dengan
menggunakan t-test diperoleh hasil sebagai
berikut:
104 | Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak

Tabel 7. Hasil Perhitungan Pre-test kelas kontrol berasal dari data yang
Pengujian dengan t-test berdistribusi normal.
Hasil PengujianKeputus
ttabel persyaratan yang kedua
No Kelas N thitung
Rata-rata adalahα 0,05 pengujian
an Homogenitas dengan
Eksperimen menggunakan uji Bartlett. Pengujian ini
Terima
1 12 65,8 1,513 2,07387
bertujuan untukH0 mengetahui apakah data
2 Kontrol 12 61,2
berasal dari kelompok yang homogen, antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jika chi
Dilihat dari tabel di atas untuk taraf
kuadrat hitung < chi kuadrat tabel, berarti data
nyata α = 0,05 (5%) dengan df sebesar 22
berasal dari kelompok yang homogen.
adalah = 2,07387. Dengan demikian, dapat
Hal ini sesuai dengan apa yang
diketahui bahwa pada taraf nyata α= 0,05 (5%),
dikemukakan oleh Syafril (2010) bahwa “jika
thitung lebih kecil dari pada ttabel
hasil perhitungan dari X2hitunglebihkecildariX2
(𝟎, 𝟔𝟐𝟏𝟓<2,07387). Jadi, dapat disimpulkan
tabel berarti bahwa data berasal dari kelompok
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
yang homogen, sebaliknya jika
antara kemampuan motorik halus anak di kelas 2 2
X hitunglebihbesardaripadaX tabel maka
eksperimen dan kontrol dalam nilai pre-test.
kelompok tersebut tidak homogen”.
Data post-test penelitian kelas
Hasil perhitungan diperoleh X2hitung
eksperimen dan kelas kontrol diolah untuk
sebesar 1,4386 dapat dilihat pada tabel berikut:
menentukan uji normalitas. Pada uji normalitas
ini digunakan uji Liliefors seperti yang
Tabel 7. Hasil Perhitungan Uji
dikemukakan pada teknik analisis data.
Homogenitas Kelas
Analisis normalitas pada kelompok eksperimen Eksperimen dan Kelas
dan kelompok kontrol.
Kontrol (post-test)
Tabel 7 .Hasil Perhitungan Pengujian
Liliefors Post-tes Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kelas α X2hitung X2tabel Kesimpulan
Kontrol Ekspe-
N Kelas N α L0 Lt Ketera rimen 0,05 0,5456 3,841 Homogen
o ngan Kontrol
1 Eksperi 1 0, 0,1 0,2 Normal
men 2 05 67 42
Dari tabel dapat dilihat bahwa X2hitung
2 Kontrol 1 0, 0,1 0,2 Normal
kelas eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil
2 05 68 42
dari X2tabel (X2hitung <X2tabel), berarti kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa yang homogen.
kelompok eksperimen nilai L hitung 0,167 lebih
kecil dari Ltabel 0,242 untuk α 0,05. Dengan
demikian nilai kelas eksperimen berasal dari
data yang berdistribusi normal. Untuk kelas
kontrol diperoleh Lhitung 0,168 lebih kecil dari
Ltabel 0,242 untuk α 0,05. Ini berarti bahwa data
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 105

Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai Kelas Nilai yang di dapat anak pada pre-test
Eksperimen dan Kelas Kontrol kelas eksperimen (B1), nilai tertinggi yang
Aspek Kelas Kelas diperoleh oleh anak adalah 75 dan nilai
Eksperimen Kontrol terendah adalah 55 dengan median 67,5.
N 12 12 Sedangkan kelas kontrol (B2) nilai tertinggi
yang diperoleh anak yaitu 75 dan nilai terendah
81,2 74,5 50 dengan median 64,5.
Pada post-test nilai tertinggi di peroleh
SD2 65,61 43,56
anak kelas eksperimen (B1) adalah 95 dan nilai
terendah 70 dengan median 83,25. Sedangkan
Untuk menguji hipotesis digunakan t- pada kelas kontrol (B2) post test nilai tertinggi
test. Dari hasil uji hipotesis dengan yang diperoleh anak adalah 85 dan nilai
menggunakan t-test diperoleh hasil sebagai terendah adalah 65 dengan median 76.
berikut: Perbandingan hasil perhitungan nilai
Tabel 9. Hasil Perhitungan Post- test pre-test dan post-test terlihat pada nilai
Pengujian dengan t- test tertinggi dan nilai terendah yang diperoleh anak
Hasil dan terlihat pada rata-rata kelas eksprimen dan
ttabel Kepu-
No Kelas N Rata- thitung kelas kontrol dimana pada post-test rata-rata
α 0,05 tusan
rata menjadi lebih meningkat dari rata-rata nilai
Ekspe- pre-test setelah dilakukan treat-ment.
1 rimen 12 81,2 Tolak
𝟐. 𝟏𝟔𝟏 2,07387 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
H0
2 Kontrol 12 74,5 Grafik 1.
100 95
Berdasarkan tabel di atas dapat 90 81,2 85
disimpulkan bahwa Ha diterima yaitu : terdapat 80 75 75 74,5
pengaruh yang signifikan antara hasil post-test 70 65,8 70 65
61,2
di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam 60 50
55
kegiatan kirigami terhadap kemampuan 50
40
motorik halus anak di Taman Kanak-kanak
30
Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang. 20
Dengan demikian dapat disimpulkan 10
bahwa kemampuan motorik halus anak lebih 0
berpengaruh dengan kirigami dibandingkan Kelas Kelas Kelas Kelas
dengan origami alam semesta, terlihat dari nilai eksperimen kontrol Pre- Eksperimen kontrol
rata-rata yang berhasil dicapai anak yaitu Pre-test test Post-test Post-test
kelompok eksperimen 81,2 sedangkan Nilai Terendah Rata-Rata Nilai Tertinggi
kelompok kontrol 74,5.
Setelah dilakukan perhitungan nilai pre- Grafik 1. Data perbandingan Hasil Pre-
test dan post-test kelompok eksperimen dan test dan Post-test Kemampuan
kontrol selanjutnya dilakukan perbandingan Motorik Halus Anak Kelas
antara nilai pre-test dan nilai post-test, yang Eksperimen dan Kelas Kontrol
tujuannya melihat apakah ada ada perbedaan
nilai post-test dengan nilai pre-test.
106 | Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak

Pada pembelajaran dengan yang telah dilakukan bahwa thitung sebesar


menggunakan kirigami, peneliti berfungsi 2,161 dibandingkan dengan α=0,05
sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan (ttabel=2,073887) dengan derajat kebebasan dk
pengarahan dan memberi contoh kepada anak. (N1-1)+(N2-1)=22. Dengan demikian thitung >
Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa kirigami ttabel, yaitu 2,161 >2,073887, maka dapat
berpengaruh dalam mengembangkan dikatakan bahwa hipotesis Ha diterima atau H0
kemampuan motorik halus anak. ditolak.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat
PEMBAHASAN pengaruh signifikan dari kegiatan kirigami
Penelitian yang telah dilakukan dengan terhadap kemampuan motorik halus anak usia
mengambil sampel 12 anak dengan rentang dini di Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan
usia 5-6 tahun dan dilakukan sebanyak lima Parupuk Tabing Padang.
kali pertemuan terdiri dari satu kali pre-test, Salah satu bentuk kegiatan yang dapat
tiga kali treat-ment, satu kali post-test. Pada meningkatkan pencapaian perkembangan
kelas eksperimen dilakukan peneliti dan pada motorik halus anak usia 5 sampai 6 tahun
kelas kontrol dilakukan oleh guru kelas yang adalah kirigami. Menurut Temko (2012: 4)
diamati oleh peneliti pada pre-test dan post-test. kirigami addalah seni melipat, memotong atau
Berdasarkan hasil pre-test kemampuan menggunting kertas menjadi bentuk yang
motorik halus anak pada kelompok eksperimen kreatif, bahan yang dibutuhkan juga mudah
dan kelompok kontrol pada pre-test diperoleh untuk ditemui seperti kertas, gunting dan lem.
nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 65,8. Kirigami dapat mengembangkan pembelajaran
Angka rata-kelompok kontrol yaitu 61,2. dibidang seni, matematika, desain grafis dan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah koordinasi mata-tangan. Menurut Mitarwan
dilakuakan bahwa thitung sebesar 1,513 (2011: 6) “kirigami merupakan seni memotong
dibandingkan dengan α = 0,05 (ttabel = kertas yang bisa dipelajari dengan mudah
2,07387) dengan derajat kebebasan dk (N1- hanya dengan berbekal gunting pada kertas”.
1)+(N2-1)=22. Dengan demikian thitung < ttabel Namun dalam perkembangannya kirigami
yaitu 1,513 <2,07387 maka dapat dikatakan mulai pada tataran yang cukup yaitu membuat
bahwa hipotesis Ha ditolak atau H0 diterima. bentuk yang lebih kompleks berupa dua
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak dimensi maupun tiga dimensi.
terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil Perkembangan motorik halus
pre-test kemampuan motorik halus anak pada meningkat menjadi signifikan karena kegiatan
kelompok ekperimen dan kelompok kontrol. kirigami yang dilaksanakan oleh peneliti
Berdasarkan hasil post-test kemampuan membuat suasana pembelajaran anak di dalam
motorik halus anak pada kelompok eksperimen kelas menjadi ceria dan bersemangat. Karena
dan kelompok kontrol pada post-test diperoleh dalam proses pembuatan kirigami ini
nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 81,2. menggunakan bahan dan alat yang mudah
Angka rata-kelompok kontrol yaitu 74,5. ditemui seperti kertas berwarna-warni serta
Berdasarkan hasil analisis data yang telah menggunakan berbagai macam gambar alam
dilakuakan bahwa thitung sebesar 1,513 semesta yang membuat anak menjadi antusias
dibandingkan dengan α = 0,05 (ttabel = dalam melakukan kegiatan kirigami.
2,07387) dengan derajat kebebasan dk (N1-
1)+(N2-1)=22. Berdasarkan hasil analisis data
J u r n a l O b s e s i V o l 2 N o 1 ( 2 0 1 8 ) | 107

Dalam penelitian ini, peneliti SIMPULAN


mendeskripsikan kirigami adalah kegiatan
menggambar bentuk garis lurus, melipat karton Berdasarkan hasil analisis data yang
manila, selanjtunya menggunting bentuk telah dilakukan, maka dapat diambil
gambar sesuai dengan tema yaitu alam semesta kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan hasil
dengan subtema benda-benda langit, penelitian yang dilakukan di Taman Kanak-
selanjutnya menempel bentuk gambar menjadi kanak Yayasan Amalan Parupuk Padang hasil
lipatan 3 dimensi. kemampuan motorik halus anak di kelas
Strategi pembelajaran di dalam kelas eksperimen (B1) dengan kirigami lebih tinggi
juga mendukung kemampuan motorik halus dibandingkan dengan anak kelas kontrol (B2)
anak meningkat karena dalam melakukan dengan kegiatan origami alam semesta, (83,25)
kegiatan kirigami juga diselingi dengan untuk kelas eksperimen dan (76) untuk kelas
menyayi bersama anak-anak sehingga anak- kontrol.
anak menjadi ceria dan pembelajaran kondusif. Pada uji hipotesis diperoleh hasil thitung
Dalam kegiatan kirigami juga anak disusun >ttabel dimana 2,161>2,07387) yang dibuktikan
duduknya menjadi melingkar sehingga anak dengan taraf signifikan α =0,05 ini berarti
saling membantu apabila temannya mengalami terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
kesulitan. kemampuan motorik halus anak pada kelas
Berdasarkan pendapat di atas, dapat eksperimen menggunakan kegiatan kirigami
disimpulkan bahwa kirigami dapat dengan kelas kontrol yang menggunakan
mempengaruhi perkembangan kemampuan kegiatan origami alam semesta.
motorik halus anak. Pada saat peneliti
menggunakan kegiatan kirigami pada kelas Kirigami terbukti mempunyai
eksperimen (B1) di Taman Kanak-kanak perbedaan siginifikan untuk mengembangkan
Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang, kemampuan motorik halus anak usia dini di
semua anak terlihat antusias dan semangat Taman Kanak-kanak Yayasan Amalan Parupuk
dalam mengerjakan kegiatan kirigami. Padang. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan
Sedangkan di kelas kontrol (B2) membuat motorik halus anak dapat berkembang dengan
origami alam semesta untuk mengembangkan baik dalam kegiatan menggambar, melipat,
kemampuan motorik halus. menggunting dan menempel.
Berdasarkan pengamatan peneliti,
SARAN
kemampuan motorik halus anak kelas
eksperimen lebih baik daripada hasil Terbukti dengan adanya kirigami
kemampuan motorik halus anak di kelas berpengaruh terhadap kemampuan motorik
kontrol. Maka dapat disimpulkan bahwa halus anak, sehingga dapat disarankan kepada
kirigami berpengaruh terhadap kemampuan guru untuk dijadikan alternatif kegiatan
motorik halus anak usia dini di taman kanak- pembelajaran dalam menstimulasi kemampuan
kanak Yayasan Amalan Parupuk Tabing motorik halus anak. Kemudia disarankan
Padang. kepada Sekolah agar dapat memfasilitasi guru
dalam rangka pembelajaran inovatif salah
satunya dengan kirigami. Hasil penelitian ini
dapat dijadikan sebagai salah satu literatur bagi
peneliti selanjutnya.
108 | Pengaruh Kirigami Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak di Taman Kanak-Kanak

UCAPAN TERIMA KASIH =Cudodwaaqbaj&Pg=Pa96&Lpg=Pa9


6&Dq, Diakses 14 Maret 2018)
Ketua peneliti beserta anggota mengucapkan
terimakasih banyak kepada Tim dan Taman Kanak- Munawaroh, H. (2017). Pengembangan Model
Kanak Yayasan Amalan Parupuk Tabing Padang Pembelajaran dengan Permainan
atas kerjasama yang baik selama penelitian ini Tradisional Engklek sebagai Sarana
dilakukan. Kepercayaan lembaga yang diberikan Stimulasi Perkembangan Anak Usia
akan terus kami jaga dan akan kami kembangkan Dini Di RA Masythoh Singkir
terus pada penelitian-penelitian yang akan dating. Wonosobo. Jurnal Obsesi : Journal of
DAFTAR RUJUKAN Early Childhood Education, 1(2), 6.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v1i2.30
Departemen Pendidikan Nasional. 2014. 4
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak
Kebudayaan Republik Indonesia
Usia Dini. Jakarta: Kencana.
Nomor 137. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Novitawati. 2014. Perkembangan Motorik
Anak Usia 5-6 Tahun di Tk Islam
Beaty, Janice J. 2014. Observing Development
Selaras Jakarta Timur. (Jurnal Tarbiyah
Of The Young Child: Seven Edition
Ilmiah Pendidikan, Vol.3 No 1Januari-
(alih bahasa Arif Rakhman). Jakarta:
Juni 2014,diakses pada 05 Mei 2018)
Kencana.
Santrock, John W. 2007. Child Development
Fauziddin, M. (2016). Meningkatkan
(Alih Bahasa Oleh Mila Rahmawati
Kemampuan Kognitif Anak melalui
Dan Anna Kuswandi) Edisi Kesebelas.
Kegiatan Membilang dengan Metode
Jakarta: Erlangga.
Bermain Media Kartu Angka . AUDI,
1(2), 60–70. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Gita, Tita Norma & Julianto. (2016). Pengaruh
R&D. Bandung: Alfabeta.
Kegiatan Kirigami Geometri Terhadap
Kemampuan Motorik Halus Anak Syafril. 2010. Stastika. Padang: Sukabina
Kelompok B. Jurnal Paud Teratai. Press.
Volume 05 Nomor 02 Tahun. 142-148. Temko, Florence. 2012. Ebook:Kirigami Home
Indonesia, R. (2003). Undang-Undang Nomor Decoration. New York: Tuttle
20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Publishing
Nasional. Jakarta. (Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id
=Xgjqagaaqbaj&Hl=Id&Source=Gbs_
Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar dan
Book_Other_Versions, Diakses Pada
Struktur Kurikulum 2013. Jakarta:
17 Desember
Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
Usia Dini.
Mitarwan, Hamid M. 2011. Membuat Gift
Cards Kirigami Cinta. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum.
(Https://Books.Google.Co.Id/Books?Id

Anda mungkin juga menyukai