PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
keemasan (the golden age) karena merupakan masa peka bagi anak. Masa
yang sangat pesat perkembangannya dan merupakan waktu yang tepat untuk
kuat bagi anak untuk menghadapi kehidupannya yang akan datang. Pada
bahasa, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni moral dan nilai-nilai agama
semakin meningkat. Sebanyak 50% anak usia 4-6 tahun dinegara maju
menunjukkan adanya gangguan perilaku anti sosial dan jika terus didiamkan
akan terjadi gangguan perilaku tetap untuk masa datang (WHO, 2019).
36-59 bulan untuk aspek literasi sebesar 64,6% aspek fisik sebesar 97,8%
aspek sosial emosional sebesar 69,9% dan aspek learning sebesar 95,2% dan
2021, cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah
tahun 2020 sebesar 83%. Hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari
Motorik artinya semua gerakan yang dapat dilakukan oleh seluruh tubuh.
Perkembangan motorik dibagi menjadi dua yaitu, motorik kasar dan motorik
koordinasi tangan dan mata. Aktivitas motorik halus, yang meliputi aktivitas
(Soetjiningsih,S. 1995).
sebaya, gejala emosional dan masalah perilaku diseluruh sekolah dasar tetapi
perkembangan anak tersebut menjadi terhambat dan tidak sesuai dengan usia,
cenderung adanya gangguan pada sistem saraf atau cerebral palsi. Anak yang
abnormal pada sistem pergerakan seperti susah menulis, mengancing baju dan
berjalan dengan stabil, kesulitan melakukan gerakan yang cepat dan tepat
(Magfuroh, 2018).
anak usia dini yang berkualitas. Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah
untuk mengembangkan kemampuan motorik halus bagi anak usia 4-6 tahun
menggambar, bermain robot boneka, puzzle dan lego, latihan dengan seluruh
bentuk seperti hewan, bunga, topi, atau alat transportasi. Kegiatan origami
kerapian, kemandirian serta kreatifitas, hal ini bisa menjadi menarik dan
sesuai dengan minat anak. Origami termasuk dalam stimulasi yang sangat
fungsional karena dapat melatih motorik halus anak, sebagai aktivitas untuk
motorik untuk melatih daya ingat dan daya terampil anak terhadap konsep
kemampuan motorik halus anak melalui seni melipat origami pada kelompok
ini terbukti dari hasil observasi pelaksanaan siklus I dan siklus II yang mana
dari 15 orang peserta didik persentase ketuntasan klasikal yang dicapai pada
pra siklus sebesar 20%, kemudian meningkat 40% menjadi 60% pada
pada pelaksanaan tindakan siklus II. Penelitian yang di lakukan oleh Faizatin
(2018) menyebutkan bahwa dengan kegiatan melipat kertas atau origami kita
dapat melatih motorik halus anak agar anak lebih terampil membuat lipatan
dan bentuk yang dicontoh kan oleh guru, anak juga dapat membuat lipatan
bahwa motorik halus anak sebelum melakukan kegiatan melipat kertas yaitu
peningkatan motorik halus pada anak prasekolah dengan melipat kertas. Hasil
halus, selain itu juga kegiatan melipat origami ini mengembangkan 6 aspek
perkembangan.
pada tahun 2022 dengan jumlah sasaran 77.624 balita dan yang sudah
(SDIDTK) sebesar 50.178 orang dan 61.768 anak balita (81,2%) anak balita
merupakan yang terendah yaitu 66,7% (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2022).
B. Rumusan Masalah
stimulasi origami terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
halus anak usia 5-6 tahun di TK Kecamatan Koto Tangah Kota Padang
Tahun 2024.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
2. Manfaat Praktis
halus anak usia 5-6 tahun di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya tahun
2024. Pengumpulan data telah dilaksanakan pada tanggal dan Februari 2024.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta didik di TK Kota Padang
yang berusia 5-6 tahun dengan metode pengambilan sampel yaitu sampling
jenuh. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer, diperoleh dari
sekunder, diperoleh dari daftar nama peserta didik. Variabel yang diteliti