Anda di halaman 1dari 8

Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

GAMBARAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK


USIA PRASEKOLAH DENGAN METODE MENGGAMBAR

Siti Munawaroh*, Andriyani Mustika Nurwijayanti, Novi Indrayati


Program Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
*Email: sitimunawaroh22@gmail.com

ABSTRAK
Ditemukan beberapa hambatan dalam perkembangan keterampilan motorik halus anak usia 5-6 tahun di TK
Mardi Putra Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal. Ada 4 dari 7 anak yang masih dibimbing untuk
menggenggam crayon. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perkembangan motorik halus pada
anak usia prasekolah dengan metode menggambar. Metode : Penelitian ini menggunakan desain survey deskritif
dengan menggunakan sampel sebanyak 34 responden. Instrumen penelitian menggunakan bagian dari lembar
KPSP. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak berusia
72 bulan yaitu sebanyak (52,9%), dan sebagian kecil berusia 66 bulan sebanyak (47,1%). Jenis kelamin anak
sebagian besar laki-laki sebanyak (52,9%), dan perempuan sebanyak (47,1%). Perkembangan motorik halus
pada anak usia prasekolah sebagian besar normal sebanyak (88,2%) dan penyimpangan sebanyak (11,8%).
Metode menggambar memberi dampak yang signifikan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak
usia prasekolah.

Kata kunci: motorik halus, usia prasekolah, metode menggambar

ABSTRACT
Found some obstacles in the development of fine motoric skills of children aged 5-6 years in Mardi Putra
Kindergarten Ngampel District Kendal Regency. There were 4 of 7 children who were still guided to hold
crayons. The aim of this research was to know the description of fine motoric development in preschool children
by drawing method. This research used descriptive design with survey approach conducted on 34 respondents.
The research instrument used part of the KPSP sheet. Data analysis using univariate analysis. The result of this
study was the age of the children is mostly 72 months old as many as 18 respondents (52.9%), and 66
months(47.1%). Characteristics of respondents by sex are mostly male(52.9%), female gender (47.1%). Fine
motoric development in preschool children is mostly normal as many as 30 respondents (88.2%) and deviation
of(11.8%). The drawing methode has a significant impact on improving children’s fine motor development.

Keywords: fine motoric, preschool age, drawing method

PENDAHULUAN motorik halus menyebabkan hambatan


Pertumbuhan dan perkembangan dalam proses belajar di sekolah, yang
pada anak prasekolah tidak lepas dari menimbulkan berbagai macam tingkah
motorik kasar dan motorik halus. laku yaitu malas menulis, minat belajar
Kemampuan motorik kasar pada anak pra berkurang, kepribadian anak ikut
sekolah antara lain anak sudah bisa terpengaruhi misalnya anak merasa rendah
meloncat dengan dua kaki, naik turun diri,peragu dan sering was-was
tangga, berlari, menaiki sepeda, sedangkan menghadapi lingkungan (Nurlita, 2010).
untuk motorik halusnya anak mampu Perkembangan motorik halus yang
mengambil benda ukuran kecil dengan terlambat berarti perkembangan motorik
menggunakan ibu jari dan telunjuk, halus yang berada di bawah normal umur
menggunting dan memegang pensil dengan anak. Akibatnya, pada umur tertentu anak
benar, menggambar, menulis, mewarnai belum bisa melakukan tugas
(Soetjiningsih, 2015). perkembangan yang sesuai dengan
Penilaian perkembangan motorik kelompok umurnya. Bahayanya penyebab
halus menggunakan Kuesioner Praskrining terlambatnya perkembangan motorik,
Perkembangan (KPSP). KPSP digunakan sebagian dapat dikendalikan dan sebagian
untuk mengetahui perkembangan anak lagi tidak. Keterlambatan tersebut sering
normal atau ada penyimpangan (Adriana, disebabkan oleh kurangnya kesempatan
2017). Gangguan dalam perkembangan anak untuk mempelajari ketrampilan

Volume 7, Nomor 1, April 2019 51


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

motorik, perlindungan orang tua yang (2015) menyatakan bahwa ada hubungan
berlebihan atau kurangnya motivasi anak yang sangat kuat antara kegiatan
untuk mempelajarinya dan kurangnya menggambar dengan perkembangan
stimulasi (Hurlock, 2010). motorik halus pada anak usia dini.
Perkembangan motorik halus anak Penelitian yang dilakukan oleh
prasekolah akan berkembang setelah Wahyuningsri (2013) menyatakan bahwa
perkembangan motorik kasar anak Peningkatan kemampuan pada motorik
berkembang terlebih dahulu, ketika usia- halus terjadi pada kemampuan
usia awal yaitu usia satu atau usia dua menggambar lingkaran, meletakkan kubus,
tahun kemampuan motorik kasar yang menunjukkan gambar garis yang lebih
berkembang dengan pesat. Mulai usia 3 panjang atau pendek, menggambar bentuk
tahun barulah kemampuan motorik halus garis silang, menggambar orang dengan
anak akan berkembang dengan pesat, anak bagian-bagian tubuh, dan menggambar
mulai tertarik untuk memegang pensil segi empat.
walaupun posisi jari-jarinya masih dekat Berdasarkan hasil observasi yang
dengan mata pensil selain itu anak juga dilakukan di TK Mardi Putra Kecamatan
masih kaku dalam melakukan gerakan Ngampel Kabupaten Kendal ditemukan
tangan untuk menulis (Fadhilah, 2014). beberapa hambatan dalam perkembangan
Kegiatan menggambar merupakan keterampilan motorik halus anak usia 5-6
salah satu yang dapat meningkatkan tahun di antaranya: perkembangan
motorik halus anak. Anak melalui kegiatan keterampilan motorik halus meliputi
menggambar mampu mengekspresikan diri kemampuan pergerakan jari-jemari tangan,
dan berkreasi dengan berbagai gagasan, kemampuan pergelangan tangan, dan
imajinasi, dan menggunakan berbagai kemampuan koordinasi mata dengan
media/bahan menjadi suatu karya seni. tangan. Hal ini dapat dilihat pada saat
Kegiatan menggambar pada anak usia dini kegiatan menggambar anak-anak lebih
merupakan sarana pengekspresian ide, banyak mengalami kesulitan. Ketika
gagasan dan pengalaman–pengalaman menggambar seharusnya hanya ibu jari,
yang telah dialami anak. Aktivitas telunjuk, dan jari tengah (oposisi)
menggambar memiliki peranan yang sedangkan jari lainnya untuk stabilisasi
sangat penting mengingat kosa kata anak tetapi masih ada anak yang belum tepat
yang masih terbatas (Yulindrasari, 2011). dalam prakteknya. Ada 4 dari 7 anak yang
Anak melalui kegiatan menggambar masih dibimbing untuk menggenggam
diharapkan dapat menggambar sederhana crayon. Hasil wawancara dengan guru di
dengan berbagai media seperti arang, TK Mardi Putra Kecamatan Ngampel
kapur, crayon, pensil warna, dan lain-lain. Kabupaten Kendal mengatakan bahwa
Motorik halus anak dapat ditingkatkan terdapat 2 anak usia 5 tahun yang masih
dengan metode menggambar. Sesuai kesulitan menggambar garis silang, bahkan
dengan pendapat Indarti (2005) dalam juga ditemukan 1 anak usia 6 tahun yang
Anggriyani (2014) yang menyatakan kesulitan menggambar kotak. Guru telah
bahwa dengan menggambar anak bisa berupaya untuk melakukan stimulasi
mengeluarkan ekpresi dan imajinasinya dengan melatih anak untuk menggambar
tanpa batas. Proses inilah anak dapat bahkan dilakukan hampir setiap hari.
mengembangkan gagasan, menyalurkan Berdasarkan latar belakang tersebut
emosinya, menumbuhkan minat seni dan maka penelitian tentang “Gambaran
kreativitasnya. Perkembangan Motorik Halus Pada Anak
Penelitian yang dilakukan oleh Usia Prasekolah Dengan Metode
Anggriyani (2014) menyatakan bahwa Menggambar di TK Mardi Putra
kegiatan menggambar dapat meningkatkan Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal”
motorik halus anak. Penelitian Indriana perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini

Volume 7, Nomor 1, April 2019 52


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

adalah untuk mengetahui gambaran Instrumen penelitian menggunakan bagian


perkembangan motorik halus pada anak dari lembar KPSP. Analisis data
usia prasekolah dengan metode menggunakan analisis univariat.
menggambar di TK Mardi Putra
Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal. HASIL PENELITIAN
Tabel 1 menggambarkan usia anak
METODE PENELITIAN yang termuda adalah 66 bulan dan usia
Penelitian ini menggunakan desain tertua adalah 72 bulan, sedangkan untuk
survey deskritif dengan menggunakan rata-rata usia anak 69,5 bulan, dan
sampel sebanyak 34 responden. Teknik mayoritas usia anak 72 bulan di TK Mardi
sampling yang digunakan dalam penelitian Putra dengan standar deviasi 2,067
ini menggunakan total sampling.

Tabel 1.
Usia Anak (n=34)
Variabel Minimum Maksimum Median Mode Standar Deviasi
Usia 66 72 69,5 72 2,067

Tabel 2.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin anak (n=34)
Jenis Kelamin f %
Laki-laki 18 52,9
Perempuan 16 47,1
Tabel 2 mengambarkan karakteristik laki-laki sebanyak yaitu 18 responden (
responden berdasarkan jenis kelamin di TK 52,9%), jenis kelamin perempuan
Mardi Putra mayoritas berjenis kelamin sebanyak 16 responden (47,1%).

Tabel 3.
Perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah (n=34)
Perkembangan Motorik Halus f %
Penyimpangan 4 11,8
Normal 30 88,2
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian berusia 72 bulan. Hasil penelitian terdapat
besar perkembangan motorik halus pada 4 anak usia prasekolah yang mengalami
anak usia prasekolah normal yaitu penyimpangan perkembangan motorik
sebanyak 30 responden (88,2%) dan halus yaitu berusia 66, 69, 70, dan 72
penyimpangan sebanyak 4 responden bulan.
(11,8%). Sesuai dengan teori menurut Whalley
& Wong, (2010).bahwa perkembangan
PEMBAHASAN masing-masing anak berbeda, ada yang
Karakteristik Responden cepat dan ada yang lambat, tergantung
Usia faktor bakat, lingkungan (gizi dan cara
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawatan), dan konvergensi (perpaduan
karakteristik responden berdasarkan usia antara bakat dan lingkungan). Terdapat
sebagian besar berusia 72 bulan yaitu banyak faktor yang dapat berpengaruh
sebanyak 7 responden (20,6%), dan terhadap proses perkembangan anak,
sebagian kecil 66 bulan sebanyak 3 dimana ada sebagian anak yang tidak
responden (8,8%). Hal ini menunjukkan selamanya tahapan perkembangannya
bahwa responden dalam penelitian ini sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
didominasi anak usia prasekolah yang orang tua (Riyadi & Sukirman, 2009).

Volume 7, Nomor 1, April 2019 53


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Adapun kemampuan motorik halus Perkembangan motorik halus anak


anak prasekolah menurut Adriana, (2017) usia 6 tahun yaitu anak mampu melompat
adalah sebagai berikut : dengan satu kaki beberapa kali tanpa
Usia 3 tahun berpegangan, dapat melompat 2-3 kali
Pada usia 3 tahun, kemampuan dengan satu kaki, anak mampu
motorik halus anak yaitu anak mampu menggambar bentuk orang dengan
mencoret-coret kertas tanpa bantuan atau sedikitnya 3 bagian tubuh, anak mampu
petunjuk, anak dapat meletakan empat mengatakan kalimat-kalimat yang belum
buah kubus satu persatu diatas kubus yang selesai (jika kuda besar maka tikus kecil,
lain tanpa menjatuhkan kubus ukuran 2,5-5 jika api panas maka es dingin, jika ibu
cm, anak mampu membuat garis lurus seorang wanita maka ayah seorang laki-
kebawah sepanjang sekurang- kurangnya laki dan anak mampu menggambarsepertti
2,5 cm, anak mampu menggambar meniru contoh persegi empat.
lingkaran, silang, dan lingkaran dengan Terdapat 4 anak yang mengalami
gambar wajah, anak mampu meletakan penyimpangan perkembangan motorik
delapan buah kubus satu persatu diatas halus. Penyimpangan motorik halus terjadi
lain tanpa menjatuhkan kubus tersebut, karena adanya keterlambatan
ukuran 2,5-5 cm perkembangan. Keterlambatan tersebut
Usia 4 tahun sering disebabkan oleh kurangnya
Perkembangan motorik halus anak kesempatan anak untuk mempelajari
usia 4 tahun diantaranya anak mampu ketrampilan motorik, perlindungan orang
menggambar lingkaran, anak mampu tua yang berlebihan atau kurangnya
meletakan delapan buah kubus satu persatu motivasi anak untuk mempelajarinya dan
diatas yang lain tanpa menjatuhkan kubus kurangnya stimulasi (Hurlock, 2010).
tersebut, ukuran 2,5-5 cm, anak mampu Hasil penelitian sesuai dengan
menunjukan garis yang lebih panjang, anak penelitian yang dilakukan oleh Saleh
mampu membuat gambar menyalin kotak, (2012) yang menyatakan bahwa sebagian
garis silang, atau segitiga, anak dapat besar anak usia prasekolah di TK Mawar
memasang sepatu tetapi tidak mampu Kabupaten Gowa berusia 72 bulan dengan
mengikat talinya dan anak mampu hasil (50%) yaitu peningkatan kemampuan
menggunakan gunting denngan baik untuk motorik halus dengan menggambar bentuk
memotong gambar mengikuti garis. segi empat, menggambar bentuk orang 3
Usia 5 tahun bagian. Penelitian yang dilakukan oleh
Perkembangan motorik halus anak Yenny (2017) menyatakan bahwa sebagian
usia 5 tahun yaitu anak mampu besar anak usia prasekolah yang menjadi
menunjukan garis yang lebih panjang, anak responden adalah usia 6 tahun (72 bulan).
mampu membuat gambar seperti contoh + Hasil penelitian berbanding terbalik
(plus), anak mampu menunjukan segi dengan penelitian yang dilakuka oleh
empat (merah, biru, kuning, hijau) anak Martha (2013) yang menyatakan bahwa
dapat melompat dengan satu kaki beberapa anak usia sekolah yang menjadi responden
kali tanpa berpegangan, apakah anak dapat adalah usia 48 bulan. Penelitian yang
melompat 2-3 kali dengan satu kaki, anak dilakukan oleh M fathir (2015) yang
mampu menggambar orang sedikitnya 3 menyatakan bahwa sebagian besar anak
bagian tubuh, anak mampu mengatakan usia prasekolah yang menjadi responden
kalimat-kalimat yang belum selesai (jika adalah 4 tahun (48 bulan).
kuda besar maka tikus kecil, jika api panas
maka es dingin, jika ibu seorang wanita Jenis Kelamin
maka ayah seorang laki-laki) dan anak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dapat mengikat tali sepatu. sebagian besar berjenis kelamin laki-laki
Usia 6 tahun sebanyak 18 responden (52,9%), jenis

Volume 7, Nomor 1, April 2019 54


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

kelamin perempuan sebanyak 16 menyatakan bahwa sebagian besar


responden (47,1%). Hal ini menunjukkan responden berjenis kelamin laki-laki
bahwa responden dalam penelitian ini sebanyak 19 anak (59,4 %).
mayoritas anak laki-laki, hal ini karena
kebetulan yang menjadi sampel dalam Perkembangan Motorik Halus Pada
penelitian sebagian besar berjenis kelamin Anak Usia Prasekolah
laki-laki. Hasil penelitian terdapat 2 anak Hasil penelitian dari 34 anak usia
yang mengalami penyimpangan prasekolah menunjukkan bahwa
perkembangan motorik halus yang berjenis perkembangan motorik halus pada anak
kelamin laki-laki dan 2 anak yang usia prasekolah sebagian besar normal
mengalami penyimpangan perkembangan sebanyak 30 responden (88,2%) namun
motorik halus yang berjenis kelamin demikian masih didapatkan juga anak
perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan perkembangan motorik halus pada
penyimpangan perkembangan motorik kategori penyimpangan sebanyak 4
halus dapat terjadi baik pada jenis kelamin responden (11,8%). Hasil penelitian yang
laki-laki maupun perempuan. paling besar adalah anak prasekolah yang
Sesuai dengan teori menurut Garai, memiliki perkembangan motorik halus
dan Scheinfeld (1968) dalam Hurlock dalam kategori normal. Perkembangan
(2010) yang menyatakan bahwa dalam motorik halus pada anak usia prasekolah
perkembangan motorik, pada anak laki-laki berbeda pada setiap individu, usia anak
dan perempuan yang diberikan dorongan, prasekolah 66 bulan sampai 72 bulan
perlengkapan, dan kesempatan yang sama dimana perkembangan motorik halusnya
untuk berlatih selama tahun-tahun di awal ada yang mengalami penyimpangan
usia, tidak ditemukan adanya perbedaan sebanyak 4 anak (11,8%).
jenis kelamin yang berarti. Kemampuan motorik halus adalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan yang berhubungan dengan
perkembangan motorik halus adalah jenis keterampilan fisik yang melibatkan otot
kelamin. Dalam hal ini jenis kelamin kecil dan koordinasi mata-tangan. Syaraf
memiliki pengaruh yang sangat besar. motorik halus ini dapat dilatih dan
Berbeda dengan teori yang menyatakan dikembangkan melalui kegiatan dan
bahwa anak perempuan lebih cepat rangsangan yang kontinyu secara rutin.
mengalami perkembangan motorik halus Aktivitas ini termasuk memegang benda
dibandingkan dengan anak laki-laki kecil, seperti manik-manik, butiran kalung,
(Supariasa, 2013). Jenis kelamin di memegang sendok, memegang pensil
tentukan sejak awal dalam kandungan (fase dengan benar, menggunting, melipat
konsepsi) dan setelah lahir, anak laki-laki kertas, mengikat tali sepatu, mengancing,
pada usia 3-5 tahun cenderung lebih suka dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut
terhadap kreatifitas yang menggunakan terlihat mudah, namun ternyata
kemampuan secara fisik dibandingkan memerlukan latihan dan bimbingan agar
dengan anak perempuan. anak dapat melakukannya secara baik dan
Hasil sesuai dengan penelitian yang benar. (Sujiono,2008)
dilakukan oleh Yenny (2017) menyatakan Hirmaningsih (2010) menyatakan
bahwa sebagian besar anak usia prasekolah bahwa kemampuan motorik halus anak
yang menjadi responden adalah laki-laki adalah kemampuan seorang anak
sebanyak 10 anak (55,5%). Penelitian yang melakukan kegiatan yang berkaitan dengan
dilakukan oleh Aquarisnawati (2011) pengendalian gerak dan kemampuan
menyatakan bahwa sebagian besar memusatkan perhatian. Kegiatan motorik
responden berjenis kelamin laki-laki halus merupakan komponen yang
sebanyak 55,1 % (16 anak). Penelitian mendukung pengembangan kognitif,
yang dilakukan oleh M fathir (2015) sosial, dan emosi anak. Pengembangan

Volume 7, Nomor 1, April 2019 55


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

kemampuan motorik yang benar dan seperti memilih baju sendiri dan memakai
bertahap akan mengembangkan baju sendiri. Peneliti memiliki pandangan
kemampuan kognitif anak sehingga dapat yang sejalan dengan hasil penelitian
berbentuk kemampuan kognitif yang Trihadi (2010) bahwa rangsangan stimulus
optimal. yang dilakukan terus menerus akan mampu
Sebanyak 4 responden yang meningkatkan ketrampilan motorik halus
mengalami penyimpangan perkembangan pada anak.
motorik halus, 2 responden diantaranya Hasil penelitian sesuai dengan
tidak mampu menggambar seperti yang di penelitian yang dilakukan oleh Anggriyani
contohkan dan 2 responden lainnya tidak (2014) menyatakan bahwa kegiatan
mampu menggambar bagian tubuh orang. menggambar dapat meningkatkan motorik
Kegiatan menggambar merupakan salah halus anak. Penelitian yang diakukan
satu yang dapat meningkatkan motorik Indriana (2015) menyatakan bahwa ada
halus anak. Anak melalui kegiatan hubungan yang sangat kuat antara kegiatan
menggambar mampu mengekspresikan diri menggambar dengan perkembangan
dan berkreasi dengan berbagai gagasan, motorik halus pada anak usia dini terjadi
imajinasi, dan menggunakan berbagai pada menggambar sesuai gagasannya,
media atau bahan menjadi suatu karya seni. meniru bentuk, melakukan eksplorasi
Kegiatan menggambar pada anak usia dini dengan berbagai media dan kegiatan,
merupakan sarana pengekspresian ide, menggunakan alat tulis dengan benar,
gagasan dan pengalaman–pengalaman menggunting sesuai dengan pola,
yang telah dialami anak. Aktivitas menempel gambar dengan tepat
menggambar memiliki peranan yang mengekspresikan diri melalui gerakan
sangat penting mengingat kosa kata anak menggambar secara detail. Penelitian yang
yang masih terbatas (Yulindrasari, 2011). dilakukan oleh Wahyuningsri (2013)
Anak melalui kegiatan menggambar menyatakan bahwa Peningkatan
diharapkan dapat menggambar sederhana kemampuan pada motorik halus terjadi
dengan berbagai media seperti arang, pada kemampuan menggambar lingkaran,
kapur, crayon, pensil warna, dan lain-lain. meletakkan kubus, menunjukkan gambar
Motorik halus anak dapat ditingkatkan garis yang lebih panjang atau pendek,
dengan metode menggambar. Sesuai menggambar bentuk garis silang,
dengan pendapat Indarti (2005) dalam menggambar orang dengan bagian-bagian
Anggriyani (2014) yang menyatakan tubuh, dan menggambar segi empat.
bahwa dengan menggambar anak bisa Hasil penelitian ini sejalan dengan
mengeluarkan ekpresi dan imajinasinya penelitian yang dilakukan PH, Armitasari,
tanpa batas. Proses inilah anak dapat dan Susanti (2018) bahwa stimulasi
mengembangkan gagasan, menyalurkan motorik seperti menggambar dapat
emosinya, menumbuhkan minat seni dan meningkatkan tahap perkembangan
kreativitasnya. psikososial anak usia prasekolah pada
Hasil penelitian terdapat 4 anak yang kelompok intervensi dibandingkan
mengalami penyimpangan keterlambatan ke;ompok kontrol Hasil penelitian sesuai
perkembangan motorik halus. dengan penelitian Madiyantiningtias
Penyimpangan perkembangan motorik (2015) yang meneliti tentang “Hubungan
halus dapat dipengaruhi karena kurangnya Status Gizi Dengan Perkembangan
stimulus yang diberikan pada anak. Hal ini Motorik Halus Pada Anak Usia 3-5 tahun
sesuai dengan penelitian Trihadi (2010) di Puskesmas Miri – Sragen diperoleh hasil
bahwa stimulus orang tua yang dilakukan sebagian besar perkembangan motorik
terhadap anak secara rutin akan mampu halus anak usia 3-5 tahun adalah normal
meningkatkan kemampuan anak untuk sebanyak 56 anak (90,3%), namun
memenuhi kebutuhannya secara mandiri demikian masih didapatkan juga anak

Volume 7, Nomor 1, April 2019 56


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

dengan perkembangan motorik halus pada Indriana, U (2015). Hubungan Antara


kategori keterlambatan sebanyak 3 Kegiatan Menggambar dengan
responden (4,8%). Perkembangan Motorik Halus Pada
Anak Usia Dini Di PAUD Aisyah
SIMPULAN Desa Karang Peranti Kecamatan
Karakteristik responden berdasarkan Pajarakan Kabubaten Probolinggo.
usia anak di TK Mardi Putra sebagian Artikel Ilmiah Mahasiswa 2015, I
besar berusia 72 bulan sebanyak 18 (1): 1-4
responden ( 52,9%), dan sebagian kecil Livana, P. H., Armitasari, D., & Susanti,
berusia 16 bulan sebanyak 16 responden Y. Pengaruh Stimulasi Motorik
(47,1%). Karakteristik responden Halus Terhadap Tahap
berdasarkan jenis kelamin di TK Mardi Perkembangan Psikososial Anak
Putra sebagian besar berjenis kelamin laki- Usia Pra Sekolah. JURNAL
laki sebanyak 18 responden (52,9%), jenis PENDIDIKAN KEPERAWATAN
kelamin perempuan sebanyak 16 INDONESIA, 4(1), 30-41.
responden (47,1%). Perkembangan
motorik halus pada anak usia prasekolah di Madiyantiningtias (2015). Hubungan
TK Mardi Putra sebagian besar normal Status Gizi Dengan Perkembangan
sebanyak 30 responden (88,2%) dan Motorik Halus Pada Anak Usia 3-5
penyimpangan sebanyak 4 responden tahun di Puskesmas Miri – Sragen.
(11,8%). Skripsi. Stikes Kusuma Husada
Surakarta
DAFTAR PUSTAKA Riyadi & Sukirman, (2009). Asuhan
Adriana, D, (2017). Tumbuh Kembang dan Keperawatan Pada Anak.
Terapy Bermain pada anak.Jakarta: Yogyakarta : Graha Ilmu.
Salemba Medika.
Saleh, M. (2012). Pengaruh Bermain Aktif
Anggriyani, A. (2014). Peranan Kegiatan Terhadap Perkembangan Sosial Dan
Menggambar dalam Meningkatkan Motorik Halusanak Usia Pra Sekolah
Motorik Halus Pada Anak di di TK Mawar Kabupaten Gowa.
Kelompok B TK Bungamputi DWP Skripsi. Universitas Islam Negeri
Untad Palu. Jurnal Penelitian. Makassar
Universitas Tadulako
Soetjiningsih, (2015). Tumbuh Kembang
Aquarisnawati (2011). Motorik Halus Pada Anak. Jakarta: EGC
Anak Usia Prasekolah Ditinjau Dari
Bender Gestalt. Jurnal Insan Vol. 13 Supariasa, (2013). Penilaian Status Gizi.
No. 03, Desember 2011 Jakarta : EGC
Fadhilah, Nurul, (2014). Meningkatkan Wahyuningsri, (2012). Pengembangan
Kemampuan Motorik Halus Melalui Kemampuan Motorik Anak Usia
Kegiatan Mewarnai di Kelompok B Prasekolah Melalui Aktivitas
Tk KKLKMD Sedyo Rukun Bermain Model Skill Play. Jurnal
Bambanglipuro Bantul. Ilmu Pendidikan, Jilid 19, Nomor 2,
Skripsi.Universitas Negeri Desember 2013, hlm. 236-243
Yogyakarta Whalley dan Wong (2010). Buku Ajar
Hirmaningsih (2010) . Teori-teori Keperawatan Pediatrik Ed. 6. Jakarta
Psikologi Perkembangan. Pekanbaru : EGC.
: Psikologi Press Yenny (2017). Gambaran Perkembangan
Hurlock, E, (2010), Perkembangan Anak, Motorik Anak Usia 5-6 Tahun Yang
Jakarta : Erlangga Bermain Games Gadget. Prosiding

Volume 7, Nomor 1, April 2019 57


Community of Publishing in Nursing (COPING), ISSN: 2303-1298

Temu Ilmiah X Ikatan Psikologi


Perkembangan Indonesia. 22-24
Agustus 2017, Hotel Grasia,
Semarang
Yulindrasari, H. (2011). Current Issues in
Early Childood Program Studi PG
PAUD UPI

Volume 7, Nomor 1, April 2019 58

Anda mungkin juga menyukai