Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No.

2 September 2017

Pengaruh Finger Painting Terhadap Perkembangan


Motorik Halus Anak Prasekolah
di TK At-Taqwa
Nunung Nurjanah1, Catharina Suryaningsih2 Borneo Dwi Asmara Putra3
1
Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, shafwatunnisa@yahoo.co.id
2
Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, catharina@yahoo.com
3
Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi, neobi@yahoo.com

ABSTRAK
Kemampuan motorik halus diperlukan dalam kehidupan sehari-hari anak. Keterlambatan
motorik halus dapat mempengaruhi aspek perkembangan lainnya, sehingga perlu upaya
untuk mengoptimalkan perkembangan motorik halus melalui pemberian stimulasi sejak
dini. Salah satu kegiatan untuk menstimulasi perkembangan motorik halus adalah Finger
Painting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh finger painting
terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah di TK At-Taqwa. Desain
penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan rancangan one group pretest-
posttest. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Sampel dalam
penelitian ini adalah anak usia 36-72 bulan sebanyak 25 anak. Instrumen yang digunakan
adalah lembar observasi modifikasi KPSP dan Denver II. Uji statistik univariat
menggunakan median dan uji statistik bivariat menggunakan uji Wilcoxon. Hasil uji
univariat didapatkan nilai median pre test 4,00 dan post test 6,00, hasil uji bivariat
didapatkan nilai p Value 0,001 (α < 0,05), dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan perkembangan motorik anak usia pra sekolah sebelum dan setelah diberikan
kegiatan finger painting. Berdasarkan hasil penelitian disarankan TK At-Taqwa Cimahi
menjadikan finger painting sebagai salah satu kegiatan sekolah dalam upaya
meningkatkan perkembangan motorik halus anak.

Kata kunci: Anak Prasekolah, Finger Painting, Motorik Halus.

ABSTRACT
Fine motor skills is an aspect that usually used in child’s daily life. Delayed on fine motor
skills can be affect the next child’s development. Given stimulation earlier to the child is
very important, they need an activities that can help in process to improve fine motor
skills development, one of the activities is finger painting. The aim of this study is to
determine the influence of finger painting through fine motor skills development of
preschool children at At-Taqwa Kindergarten Cimahi. The research methodology used
quasy experiment design with a one-group pretest-postest. The sampling used
consecutive sampling. The sample in this study was children aged 36-72 month as many
as 25 respondents. The instrument in this research using observation checklist sheet
which is a combine of KPSP and Denver II. The result of univariat statistical test is
median and bivariat statistical test used Wilcoxon test. The result of univariat obtained
that median 4,00 on pre test and 6,00 on post test. The resut of bivariat obtained that p
Value 0,001 (α < 0,05), it can be concluded that there is a significant difference of fine
motor skills development before and after given finger painting activity. Based on the
research results suggested that TK At-Taqwa makes finger painting as one of a school
program in an effort to improve the fine motor skills development of child.

Keywords: Preschool Children, Finger Painting, Fine Motor Skills Development.

Naskah diterima : 20 Mei 2017, Naskah dipublikasikan : 15 September 2017

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 65


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

PENDAHULUAN wadah, makan sendiri, minum dari cangkir


Masa anak merupakan masa pertumbuhan dengan bantuan, menggunakan sendok
dan perkembangan yang dimulai sejak usia dengan bantuan, makan dengan jari, dan
bayi (0-1 tahun), toddler (1-3 tahun), pra membuat coretan di atas kertas (Jamaris,
sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-12 2006). Anak sudah dapat dilatih untuk
tahun), sampai remaja (12-18 tahun) menggambar, melukis, dan persiapan
(Muscari, 2005). Rentang ini berbeda menulis. Tugas perkembangan motorik
antara satu anak dengan anak lainnya, halus pada anak usia pra sekolah
terkait dengan perbedaan latar belakang contohnya adalah mengikat tali sepatu,
setiap anak. Pertumbuhan merupakan menggunakan gunting, alat sederhana, atau
perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, pensil dengan baik, meniru gambar
atau dimensi tingkat sel, organ, maupun permata dan segitiga, mencetak beberapa
individu yang bisa diukur dengan ukuran huruf, angka atau kata, seperti nama
berat, panjang, umur tulang, dan panggilan (Adriana, 2011).
keseimbangan metabolik (Soetjiningsih & WHO (2010) memberikan data bahwa 5-
Ranuh, 2013). Adapun perkembangan 25 % dari anak-anak usia pra sekolah
adalah rangkaian pola perubahan yang menderita gangguan perkembangan
dimulai sejak masa pembuahan dan akan motorik halus (Kementrian Kesehatan
terus berlanjut sepanjang rentang Republik Indonesia, 2012). Gangguan
kehidupan individu (Santrock, 2011). motorik pada usia pra sekolah diperkirakan
Perkembangan pada anak meliputi aspek dari 5-3% dan sebanyak 60% dari kasus
kognitif, aspek fisik (motorik), aspek yang ditemukan terjadi secara spontan
bahasa dan komunikasi, aspek personal, pada umur di bawah 5 tahun (Kementerian
sosial dan emosional, serta aspek moral Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
dan spiritual (Wong, 2009). Keterlambatan motorik halus pada masa
Pada anak, keterampilan motorik yang ini dapat menyebabkan anak menjadi
harus dikembangkan terdiri atas gross rendah diri, terjadi kecemburuan pada anak
motor skills (motorik kasar) yakni yang lain, ketergantungan dan timbul rasa
keterampilan yang dicapai dengan malu. Hal tersebut dapat membuat anak
menggunakan otot-otot besar pada tubuh kesulitan untuk memasuki bangku sekolah
dan fine motor skills (motorik halus) yaitu karena kemampuan motorik halus sangat
keterampilan yang dicapai dengan diperlukan dalam bersosialisasi dengan
menggunakan otot-otot kecil pada tubuh. teman sebayanya dalam hal bermain dan
Perkembangan motorik kasar seperti juga menulis. Rasa ketergantungan pada
berjalan, berlari, melompat, naik dan turun anak akan berakibat penurunan prestasi
tangga. Sedangkan motorik halus seperti jauh dibawah kemampuan anak
menulis, menggambar, memotong, (Sulistyaningsih, 2010). Menurut UNICEF
melempar dan menangkap bola serta tahun 2011 didapat data masih tingginya
memainkan alat-alat mainan atau benda- angka kejadian gangguan pertumbuhan dan
benda (Soetjiningsih & Ranuh, 2013). perkembangan pada anak usia 3-6 tahun
Tercapainya perkembangan atau khususnya gangguan perkembangan
keterampilan motorik pada anak akan motorik didapatkan 27,5% atau 3 juta anak
berdampak pula pada perkembangan mengalami gangguan. Anak usia 3-6 tahun
lainnya seperti bahasa, kemampuan sosial di Indonesia sekitar 16% dilaporkan
bahkan kepercayaan diri (Santrock, 2011). mengalami gangguan perkembangan
Perkembangan motorik halus pada anak berupa gangguan kecerdasan akibat
usia pra sekolah harus mulai memiliki gangguan perkembangan otak, gangguan
kemampuan untuk menggoyangkan jari- pendengaran dan gangguan motorik
jari kaki, menggambar dua atau tiga (Kementrian Kesehatan Republik
bagian, memilih garis yang lebih panjang, Indonesia, 2012). Tahun 2010 gangguan
menggambar orang, melepas objek dengan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
garis lurus, menjepit benda, melambaikan di Indonesia mencapai 35,7% dan
tangan, menggunakan tangannya untuk tergolong dalam masalah kesehatan
bermain, menempatkan objek ke dalam masyarakat yang tinggi menurut acuan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 66


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

WHO karena masih diatas 30% kertas atau karton dengan jari jemari atau
(Kementrian Kesehatan Republik telapak tangan (Pamadhi, 2008).
Indonesia, 2012). Pernyataan yang sama juga disebutkan
Keterlambatan perkembangan motorik oleh Sukerti, Raga, dan Murda (2013)
halus akan berdampak pada perkembangan dalam penelitiannya bahwa finger
berikutnya. Terdapat dampak negatif painting (melukis dengan jari) merupakan
jangka panjang bagi anak yang mengalami salah satu kegiatan teknik melukis dengan
keterlambatan perkembangan motorik mengoleskan cat pada kertas basah
dasarnya. Anak tersebut tidak akan dapat menggunakan jari jemari yang dapat
bergabung dalam pertandingan kelompok dilakukan oleh anak untuk menuangkan
atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan imajinasi melalui lukisan yang dibuat
olahraga selama duduk di bangku sekolah dengan jari jemari anak. Kegiatan ini
bahkan sampai nanti di masa dewasa dapat melatih motorik halus dan
(Santrock, 2011). Melalui perkembangan kreativitas yang dimiliki anak. Finger
motorik yang normal akan memungkinkan painting didefinisikan pula sebagai teknik
anak dapat bermain dan bergaul dengan melukis secara langsung yang dilakukan
teman sebayanya, sedangkan anak dengan tanpa menggunakan alat, anak mengganti
perkembangan motorik yang tidak normal kuas dengan jari-jari tangannya secara
akan menghambat anak dalam bergaul langsung (Pamadhi, 2008).
dengan teman sebayanya bahkan akan Berdasarkan hasil studi pendahuluan di TK
muncul perasaan yaitu anak merasa At-Taqwa Cimahi, melalui wawancara
terkucilkan atau menjadi anak yang fringer dengan guru didapatkan hasil bahwa
(terpinggirkan) (Yuniarti, 2015). Faktor jumlah siswa di TK At-Taqwa berjumlah
internal dan eksternal sangat berpengaruh 63 anak, diantaranya yaitu kelas A
pada laju perkembangan motorik halus. berjumlah 23 anak, kelas B1 berjumlah 20
Faktor genetik, faktor IQ (Intelligence anak dan B2 berjumlah 20 anak. Beberapa
Quotient) dan kelainan kromosom guru saat diwawancara menilai bahwa
merupakan faktor internal, sedangkan masih banyak anak di TK At-Taqwa yang
faktor eksternal meliputi kelahiran, pola perkembangan motorik halusnya masih
asuh, keadaan gizi, stimulasi dan faktor belum optimal. Ada banyak kegiatan untuk
kesehatan (Muscari, 2005). membantu meningkatkan perkembangan
Sejak usia dini anak-anak perlu dilatih motorik halus di TK At-Taqwa,
motorik halusnya karena keterampilan diantaranya adalah membaca, menulis,
tangan anak merupakan jendela menggambar, bermain lilin, bermain
pengetahuan bagi anak untuk puzzle, menganyam, dan kegiatan
mengembangkan segala potensi yang kerajinan tangan lainnya. Berdasarkan
dimilikinya. Ada banyak cara untuk observasi lingkungan, ada banyak
melatih keterampilan motorik halus anak permainan yang dapat membantu
diantaranya yaitu, permainan tebak benda, meningkatkan perkembangan motorik
merangkai puzzle, menarik dan halus di TK At-Taqwa, seperti puzzle, alat
mendorong, bermain playdough, menggambar, lilin, dan sebagainya.
menempelkan stiker, membalikkan Berdasarkan wawancara terhadap beberapa
halaman buku satu persatu, mencorat- orang tua anak didapatkan hasil bahwa saat
coret, menggunting kertas, melipat kertas, di rumah ada orang tua yang memberikan
menyusun balok dan masih banyak lagi pelajaran tambahan seperti membaca dan
(Yuniarti, 2015). Melatih perkembangan menulis, memfasilitasi anak dengan
motorik halus merupakan hal yang sangat permainan puzzle dan alat menggambar
penting, maka dibutuhkan kegiatan yang namun ada juga yang tidak. Pada saat
dapat membantu dalam proses melakukan observasi kepada anak, peneliti
perkembangan motorik halus, salah disarankan oleh kepala sekolah untuk
satunya adalah melalui kegiatan Finger mengambil data di kelas A. Observasi
Painting (Riyanto, 2004). dilakukan terhadap 10 anak kelas A dari
Finger painting adalah teknik melukis total keseluruhan 23 anak menggunakan
dengan mengoleskan kanji (tepung) pada instrumen lembar observasi KPSP,

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 67


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

didapatkan ada 4 anak yang belum bisa satu stimulasi untuk meningkatkan
memegang pensil/krayon dengan sempurna kemampuan motorik halus adalah finger
dan belum bisa membuat garis lurus, painting.
kemudian ada 2 anak lain yang belum bisa Finger painting atau menggambar dengan
membuat lingkaran dan menyambung jari adalah teknik melukis dengan jari
garis. Data tersebut menunjukkan bahwa tangan secara langsung tanpa
masih ada anak yang belum dapat menggunakan bantuan alat. Jenis kegiatan
melaksanakan tugas perkembangan sesuai ini dilakukan dengan cara mengoleskan
usianya. Hal ini dapat berdampak anak adonan warna (bubur warna) menggunakan
akan mengalami keterlambatan jari tangan diatas bidang gambar. Batasan
perkembangan motorik halus sehingga jari yang digunakan adalah semua jari
perlu dilakukan intervensi untuk mencegah tangan, telapak tangan, sampai
keterlambatan perkembangan motorik pergelangan tangan (Pertiwi, 2013).
halus. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi
perkembangan anak, yaitu melatih
KAJIAN LITERATUR kemampuan motorik halus anak karena
Anak usia pra sekolah adalah anak yang jari-jari anak akan bergerak dan
berada pada rentang usia 3 sampai 6 tahun bergesekan dengan cat dan media lukisnya,
(Wong, 2009). Pada masa pra sekolah, mengembangkan dan mengenalkan
kecepatan pertumbuhan berlangsung stabil berbagai warna dan bentuk, meningkatkan
dan terdapat kemajuan perkembangan daya imajinasi dan kreativitas anak,
motorik dan fungsi ekskresi (Soetjiningsih meningkatkan koordinasi mata dan tangan,
& Ranuh, 2013). Prinsip utama melatih konsentrasi, serta dapat dijadikan
perkembangan fisiologis anak usia pra sebagai media mengekspresikan emosi
sekolah adalah koordinasi gerakan anak, sesuai dengan penelitian yang
motorik, baik motorik kasar maupun dilakukan Maghfurah & Putri (2017).
motorik halus.
Alat ukur untuk mengetahui sejauhmana METODE PENELITIAN
kemampuan perkembangan anak adalah Metode penelitian yang digunakan adalah
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan metode kuantitatif. Rancangan penelitian
(KPSP) dan Denver II. KPSP adalah alat yang digunakan dalam penelitian ini
pra skrining perkembangan untuk anak adalah quasy experiment dengan
umur 0-72 bulan yang dikembangkan di pendekatan one group pre test and post
Indonesia (Kementrian Kesehatan test (Riyanto, 2011). Pengambilan sampel
Republik Indonesia, 2016). Adapun menggunakan teknik consecutive sampling
Denver II adalah alat skrining (Dahlan, 2013). Sampel dalam penelitian
perkembangan untuk anak umur 0-60 ini adalah anak yang berusia 36-72 bulan
bulan (Fadlyana, 2013). Kedua instrumen sebanyak 25 anak. Instrumen yang
ini mengukur aspek perkembangan digunakan adalah lembar observasi
motorik kasar, motorik halus, kemampuan modifikasi KPSP dan Denver II. Penelitian
bahasa dan kognitif, serta kemandirian dan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
sosialisasi. rata-rata perkembangan motorik halus anak
Upaya untuk meningkatkan perkembangan usia pra sekolah sebelum dan sesudah
anak adalah dengan stimulasi. Stimulasi dilakukan kegiatan finger painting.
pada anak bertujuan untuk membantu anak Pemberian kegiatan finger painting
mencapai tingkat perkembangan yang dilakukan selama 6 kali pertemuan.
optimal atau sesuai dengan yang
diharapkan. Tindakan ini meliputi berbagai
aktivitas untuk merangsang perkembangan
anak, seperti latihan gerak, berbicara,
berfikir, kemandirian dan sosialisasi
(Kurniati, 2010). Semakin banyak
stimulasi yang diberikan maka
pengetahuan anak semakin optimal. Salah

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 68


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

PEMBAHASAN dengan teman sebayanya bahkan akan


1. Perkembangan Motorik Halus Anak muncul perasaan terkucilkan atau menjadi
Usia Pra Sekolah Sebelum Diberikan anak yang fringer (terpinggirkan)
Kegiatan Finger Painting (Yuniarti, 2015). Faktor internal dan
eksternal sangat berpengaruh pada laju
Tabel 1 perkembangan motorik halus. Faktor
Rata-Rata Perkembangan Motorik Halus genetik, faktor IQ (Intelligence Quotient)
Anak Usia Pra Sekolah Sebelum Diberikan dan kelainan kromosom merupakan faktor
Finger Painting internal, sedangkan faktor eksternal
Variabel n Mean Median SD meliputi kelahiran, pola asuh, keadaan gizi,
(min- stimulasi dan faktor kesehatan (Wong,
max) 2009).
Perkem 2 3,80 4,00 1,291 Orang tua berperan penting dalam
bangan 5 (2-7) menunjang aspek-aspek motorik anak.
motorik Orang tua berperan dalam membentuk
halus usia kepribadian anak yang baik karena orang
36-72 bulan tua merupakan pendidik utama bagi anak
(Santrock, 2011). Pola asuh yang baik akan
Hasil analisis perkembangan anak usia pra membantu meningkatkan perkembangan
sekolah sebelum diberikan kegiatan finger anak dalam segala aspek. Keadaan gizi dan
painting berdasarkan tabel menunjukkan nutrisi serta kesehatan anak sangat
bahwa nilai tengah perkembangan motorik mempengaruhi perkembangan fisik anak
anak usia 36-72 bulan adalah 4,00 dengan dalam menunjang pertumbuhan dan
nilai terkecil 2 dan terbesar 7. perkembangannya. Keadaan gizi serta
Hal ini sesuai dengan penelitian yang kesehatan yang baik akan membantu anak
dilakukan oleh Andrimeda (2012) dengan dalam mempelajari hal baru secara lebih
judul “Pengaruh kegiatan seni finger optimal. Pada responden penelitian ini
painting terhadap perkembangan setiap anak diantar jemput oleh orang
keterampilan motorik halus anak kelompok tuanya. Keadaan gizi dan kesehatan
B di TK Pembangunan Dsn. Lawan Ds. responden tampak baik, anak terlihat
Kedungwangi Kec. Sambeng Kab. sangat aktif dalam kegiatan disekolah,
Lamongan”, menunjukan bahwa bahkan orang tua selalu membawakan
perkembangan motorik halus anak masih bekal makanan agar anak tidak jajan
kurang sebelum diberikan kegiatan finger sembarangan.
painting, ini dibuktikan dengan data yang Pemberian stimulasi pada anak merupakan
diperoleh dari 21 anak di TK langkah tepat untuk mencegah
Pembangunan mendapat total skor 332 dari keterlambatan perkembangan motorik
nilai tertinggi 504. halus. Anak yang mendapat stimulasi yang
Keterlambatan perkembangan motorik terarah akan lebih cepat berkembang
halus akan berdampak pada perkembangan dibandingkan anak yang kurang bahkan
berikutnya. Terdapat dampak negatif tidak mendapat stimulasi. Anak yang
jangka panjang bagi anak yang mengalami kurang mendapatkan stimulasi akan
keterlambatan perkembangan motorik mengalami hambatan dalam pertumbuhan
dasarnya. Anak tersebut akan kesulitan dan perkembangan serta kesulitan dalam
bergabung dalam pertandingan kelompok berinteraksi dengan orang lain.
atau ikut berpartisipasi dalam kegiatan
olahraga selama duduk di bangku sekolah
bahkan sampai nanti di masa dewasa
(Santrock, 2011). Melalui perkembangan
motorik yang normal akan memungkinkan
anak dapat bermain dan bergaul dengan
teman sebayanya, sedangkan anak dengan
perkembangan motorik yang tidak normal
akan menghambat anak dalam bergaul

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 69


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

2. Perkembangan Motorik Halus Anak Pemberian stimulasi merupakan salah satu


Usia Pra Sekolah Setelah Diberikan upaya untuk mencerdaskan anak. Stimulasi
Kegiatan Finger Painting harus dilakukan sedini mungkin, bahkan
sejak masih dalam kandungan. Sebaiknya
Tabel 2. Rata-Rata Perkembangan Motorik dilakukan stimulasi terhadap semua aspek
Halus Anak Usia Pra Sekolah Setelah perkembangan, dengan melibatkan semua
Diberikan Finger Painting anggota keluarga (Soetjiningsih dan
Variabel n Mean Median SD Ranuh, 2013).
(min-
max) Tabel 3. Perbedaan Perkembangan
Perkemba 25 5,44 6,00 1,356 Motorik Halus Anak Usia Pra Sekolah
ngan (3-7) Sebelum dan Sesudah Diberikan Finger
motorik Painting
halus usia Variabel Mean Rank n p
36-72 Value
bulan Perkemba Penu 25 0,001
ngan runan
Hasil analisis perkembangan motorik halus motorik =0
anak usia pra sekolah setelah diberikan halus 3,8 Penin
kegiatan finger painting berdasarkan tabel Sebelum gkata
menunjukkan bahwa nilai tengah intervensi 5,4 n=
perkembangan motorik halus anak usia 36- Sesudah 23
72 bulan adalah 6,00 dengan nilai terkecil intervensi Tetap
3 dan terbesar 7. =2
Penelitian lain yang menunjukkan hasil
sama dilakukan oleh Nurul dan Afifudin Berdasarkan data yang terdapat pada tabel
(2014), penelitian ini menunjukkan hasil didapatkan hasil uji statistik dengan
peningkatan perkembangan motorik halus menggunakan Wilcoxon bahwa positive
anak TK B Dharma Wanita Gadingwatu ranks berjumlah 23 yang berarti terjadi
Kec. Menganti Kab. Gresik pada 22 anak peningkatan pada 23 responden, ties
dari yang sebelumnya mendapat nilai 172, berjumlah 2 yang berarti tidak ada
setelah diberikan kegiatan finger painting peningkatan pada 2 responden dikarenakan
sebanyak 4 pertemuan meningkat menjadi saat kegiatan pre test hingga post test
294. responden terlihat malu-malu dan kurang
Peningkatan perkembangan motorik halus aktif sehingga tidak dapat memaksimalkan
anak usia pra sekolah di TK At-Taqwa kemampuannya saat kegiatan post test, dan
terjadi pada semua anak disetiap kelompok nilai p Value adalah 0,001 (α < 0,05), dapat
usia. Setiap anak mengalami peningkatan disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
skor penilaian perkembangan motorik signifikan perkembangan motorik anak
halus berbeda-beda, ada yang meningkat 1 usia pra sekolah sebelum dan setelah
skor, bahkan ada yang sampai 3 skor. diberikan kegiatan finger painting. Hal ini
Kelompok anak usia 36-48 bulan yang berarti bahwa analisis hipotesis (Ha)
sebelumnya ada beberapa anak yang belum diterima yang artinya ada pengaruh
bisa menggambar lingkaran sesuai kegiatan finger painting terhadap
indikator lembar observasi, setelah perkembangan motorik halus anak usia pra
diberikan kegiatan finger painting sekolah.
sebanyak 6 pertemuan semua bisa Penelitian lain dilakukan oleh Melinda
melakukan, kelompok anak usia 49-60 (2013) dengan judul “Pengaruh Melukis
bulan dan 61-72 bulan yang sebelumnya Menggunakan Teknik Finger Painting
ada beberapa anak yang belum bisa Terhadap Keterampilan Motorik Halus
mengambar orang 6 bagian, setelah Pada Taman Kanak-kanak”. Hasil dari
diberikan kegiatan finger painting penelitian tersebut dengan menggunakan
sebanyak 6 pertemuan semua dapat uji statistik t dependen p<0,05, rata-rata
melakukan. post test kelas eksperimen sebesar 51,4 dan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 70


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

kelas kontrol sebesar 42,1, hal ini satunya adalah melalui kegiatan Finger
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang Painting (Riyanto, 2004). Dari sekian
signifikan. banyak cara untuk melatih perkembangan
Finger painting atau menggambar dengan motorik halus, kegiatan finger painting
jari adalah teknik melukis dengan jari merupakan cara yang efisien karena
tangan secara langsung tanpa metodenya mudah, murah, alat mudah
menggunakan bantuan alat. Jenis kegiatan didapat, menarik bagi anak-anak, bisa
ini dilakukan dengan cara mengoleskan meningkatkan kreativitas anak, serta dapat
adonan warna (bubur warna) menggunakan digunakan sebagai metode pembelajaran
jari tangan diatas bidang gambar. Batasan lain untuk anak seperti mengenal warna.
jari yang digunakan adalah semua jari Kemampuan motorik halus sangat penting
tangan, telapak tangan, sampai karena berpengaruh pada segi
pergelangan tangan (Sukerti, Raga, dan pembelajaran lainnya terlebih pada segi
Murda, 2013). Kegiatan ini sangat akademis seperti menulis, menggunting,
bermanfaat bagi perkembangan anak, yaitu mewarnai, menggambar, dan lain-lain.
melatih kemampuan motorik halus anak Penguasaan motorik halus penting bagi
karena jari-jari anak akan bergerak dan anak, karena seiring dengan semakin
bergesekan dengan cat dan media lukisnya, banyaknya keterampilan motorik yang
mengembangkan dan mengenalkan dimiliki akan semakin baik penyesuaian
berbagai warna dan bentuk, meningkatkan sosial yang dapat dilakukan anak yang dan
daya imajinasi dan kreativitas anak, akan berpengaruh pada semakin baiknya
meningkatkan koordinasi mata dan tangan, prestasi anak disekolah.
melatih konsentrasi, serta dapat dijadikan Peran perawat sebagai penyuluh
sebagai media mengekspresikan emosi kesehatan sangat dibutuhkan (Muscari,
anak. 2005). Perawat dapat memberikan
Pada saat dilakukan kegiatan finger informasi mengenai upaya yang dapat
painting responden terlihat sangat tertarik dilakukan untuk menstimulasi
dan bersemangat dalam mengikuti perkembangan motorik halus anak usia pra
kegiatan. Awalnya beberapa anak terlihat sekolah kepada keluarga.
ragu mencelupkan jarinya kebubur warna Stimulasi merupakan salah satu
namun lama-kelaman mereka melakukan upaya untuk mencerdaskan anak. Stimulasi
kegiatan dengan baik. Banyak anak yang harus dilakukan sedini mungkin, bahkan
melakukan kegiatan sambil bercerita sejak masih dalam kandungan. Sebaiknya
tentang gambar yang dibuat dan kegiatan dilakukan stimulasi terhadap semua aspek
yang mereka lakukan dirumah. perkembangan, dengan melibatkan semua
Sejak usia dini anak-anak perlu dilatih anggota keluarga (Soetjiningsih dan
motorik halusnya karena keterampilan Ranuh, 2013). Stimulasi adalah
tangan anak merupakan jendela perangsangan yang datangnya dari
pengetahuan bagi anak untuk lingkungan diluar individu anak. Anak
mengembangkan segala potensi yang yang banyak mendapat stimulasi akan
dimilikinya. Ada banyak cara untuk lebih cepat berkembang daripada anak
melatih keterampilan motorik halus anak yang kurang atau tidak mendapatkan
diantaranya yaitu, permainan tebak benda, stimulasi. Stimulasi dapat berfungsi
merangkai puzzle, menarik dan sebagai penguat. Pemberian stimulasi akan
mendorong, bermain playdough, lebih efektif apabila memperhatikan
menempelkan stiker, membalikkan kebutuhan-kebutuhan anak sesuai dengan
halaman buku satu persatu, mencorat- tahap perkembangannya (Soetjiningsih dan
coret, menggunting kertas, melipat kertas, Ranuh, 2013). Semakin banyak stimulasi
menyusun balok dan masih banyak lagi yang diberikan maka perkembangan anak
(Yuniarti, 2015). Melatih perkembangan semakin optimal.
motorik halus merupakan hal yang sangat
penting, maka dibutuhkan kegiatan yang PENUTUP
dapat membantu dalam proses Penelitian ini menunjukkan adanya
perkembangan motorik halus, salah pengaruh finger painting terhadap

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 71


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

perkembangan motorik halus anak usia pra


sekolah di TK At Taqwa Cimahi. Bagi Dahlan. (2013). Besar sampel dan cara
orang tua dan anak diharapkan penelitian pengambilan sampel dalam
ini dapat membantu mengoptimalkan penelitian kedokteran dan
perkembangan motorik halus anak usia pra kesehatan. Jakarta: Salemba
sekolah sesuai dengan tugas Medika.
perkembangannya dan menjadi
pengetahuan tambahan bagi orang tua Jamaris. (2006). Perkembangan dan
tentang cara yang tepat untuk menstimulasi pengembangan anak usia taman
perkembangan motorik halus anak usia pra kanak-kanak. Jakarta: PT
sekolah. Grasindo.
Bagi TK At-Taqwa Cimahi diharapkan
penelitian ini dapat menjadi acuan yang Kementrian Kesehatan Republik
dimanfaatkan oleh para guru dalam Indonesia. (2012). Profil
membantu mengembangkan motorik halus kesehatan Indonesia tahun 2011.
anak usia pra sekolah dengan melakukan Jakarta: Kemenkes RI
kegiatan stimulasi perkembangan motorik
halus secara rutin agar perkembangan Kementrian Kesehatan Republik
motorik halus anak usia pra sekolah Indonesia. (2016). Pedoman
berjalan optimal. Meningkatnya pelaksanaan stimulasi, deteksi,
perkembangan motorik halus anak usia pra dan intervensi dini tumbuh
sekolah akan sangat membantu anak untuk kembang anak. Jakarta: Kemenkes
siap dalam memasuki bangku sekolah. RI
Bagi peneliti lain diharapkan untuk
meneliti tentang kegiatan-kegiatan atau Kurniati, E. (2010). Strategi
hal-hal yang dapat membantu dalam perkembangan kreativitas pada
perkembangan motorik halus anak usia pra anak usia taman kanak-kanak.
sekolah. Ada banyak kegiatan atau Jakarta: Prenada.
permainan yang dapat membantu dalam
menstimulasi perkembangan motorik halus Maghfurah., & Putri, K.C. (2017).
atau dapat pula memodifikasi kegiatan Pengaruh finger painting terhadap
finger painting digabung dengan kegiatan perkembangan motorik halus anak
lain sehingga dapat lebih memaksimalkan usia prasekolah di TK Sartika
perkembangan motorik halus anak usia pra Lamongan. Jurnal Ilmu
sekolah. Kesehatan, Vol.1, No.1

REFERENSI Melinda. (2013). Pengaruh melukis


Adriana, D. (2011). Tumbuh kembang dan menggunakan teknik finger
terapi bermain pada anak. Jakarta: painting terhadap keterampilan
Salemba Medika. motorik halus pada taman kanak-
kanak. Ejournal student
Andrimeda, F. (2012). Pengaruh kegiatan Universitas Pendidikan Indonesia
seni finger painting terhadap
perkembangan keterampilan Muscari, M. E. (2005). Panduan belajar
motorik halus anak kelompok B di keperawatan pediatrik edisi 3.
TK Pembangunan Dsn. Lawan Ds. Jakarta: EGC.
Kedungwangi Kec. Sambeng Kab.
Lamongan. Jurnal Mahasiswa Nurul, K., & Afifudin. (2014). Peningkatan
Universitas Negeri Surabaya, perkembangan motorik halus anak
Vol.1, No.1 TK B Dharma Wanita Gadingwatu
Kec. Menganti Kab. Gresik.
Fadlyana, E. (2013). Buku pelatihan Jurnal Mahasiswa Universitas
Denver II. Jakarta: UKK Tumbang Negeri Surabaya.
IDAI.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 72


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Pamadhi. (2008). Seni keterampilan anak. Dosen PNS Dpk Stikes Jenderal Achmad
Jakarta: Universitas Terbuka. Yani Cimahi, dosen pengampu
keperawatan anak, dengan JFA Lektor,
Pertiwi, I.Y.A. (2013). Peningkatan memiliki sertifikasi dosen, dan pernah
keterampilan motorik halus mendapat hibah PDP dari
melalui kegiatan finger painting Kemenristekdikti tahun 2014 dan 2017,
anak usia 5-6 tahun di TK Ibnul aktif mempublikasikan penelitian di
Qoyyim Sleman. Digital E-Prints beberapa jurnal, seminar nasional dan
Universitas Negeri Yogyakarta. internasional, serta aktif menjadi pengurus
organisasi profesi Ikatan Perawat Anak
Riyanto. (2004). Pendidikan pada usia Indonesia (IPANI).
dini: Tuntunan psikologis dan Catharina Suryaningsih, S.Kep.,Ners.,
paedagogis bagi pendidikan dan M.Kep, menyelesaikan pendidikan S1
orang tua. Jakarta: Gramedia keperawatan di UNPAD dan program
Widiasarana Indonesia. magister keperawatan anak di UI, saat ini
menjadi Dosen Tetap Stikes Jenderal
Riyanto, A. (2011). Aplikasi metodologi Achmad Yani Cimahi, dosen pengampu
penelitian kesehatan. Yogyakarta: keperawatan anak, dengan JFA Asisten
Nuha Medika. Ahli dan sudah memiliki sertifikasi dosen,
serta pernah mendapat hibah PDP dari
Santrock, J. (2011). Masa perkembangan Kemenristekdikti tahun 2017, aktif
anak buku 1. Jakarta: Erlangga. mempublikasikan penelitian di beberapa
Soetjiningsih., & Ranuh, I.G. (2013). jurnal, seminar nasional dan internasional,
Tumbuh kembang anak. Jakarta: serta aktif dalam organisasi IPANI.
EGC. Borneo Dwi Asmara Putra, S.Kep,
menyelesaikan pendidikan sarjana
Sukerti, N.M., Raga, G., & Murda, I.N. keperawatan di Stikes Jenderal Achmad
(2013). Penerapan metode Yani Cimahi, dan saat ini menjadi
demonstrasi berbantu media daun mahasiswa Program Profesi Ners Stikes
pisang untuk meningkatkan Jenderal Achmad Yani Cimahi T.A 2017-
keterampilan motorik halus anak 2018.
melalui kegiatan menganyam pada
anak TK. E-journal Unidikhsa
Singaraja

Sulistyaningsih. (2010). Epidemiologi


dalam praktik kebidanan. Jakarta:
Graha Ilmu.

Wong, D. L. (2009). Buku Ajar


Keperawatan Pediatrik. Jakarta:
EGC.

Yuniarti, S. (2015). Asuhan tumbuh


kembang neonatus bayi-balita dan
anak pra sekolah. Bandung: PT
Refika Aditama.

BIODATA PENULIS
Nunung Nurjanah, S.Kp., M.Kep.,
Ns.Sp.Kep.An, menyelesaikan pendidikan
keperawatan S1 di UNPAD, dan
menyelesaikan pendidikan magister serta
spesialis keperawatan anak di UI, saat ini

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 73


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai