Anda di halaman 1dari 7

PERAN AKTIVITAS BERMAIN PAPER TOYS TERHADAP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA


ANAK PRA SEKOLAH UMUR 4-5 TAHUN DI TK
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH INSAN MULIA
TAHUN 2016

SKRIPSI

Disusun oleh :

Samsul Hapijal Yusuf


120210047

Program Studi Ilmu Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten
Tangerang Selatan
2016

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Anak usia prasekolah berada pada usia 2 sampai 5 tahun. Anak
akan memperhalus penguasaan tubuhnya dan menanti dimulainya
pendidikan formal. Ini merupakan masa yang penting bagi orang tua
karena anak dapat membagi pikirannya dan berinteraksi dengan lebih
efektif. Perkembangan fisik terjadi lebih lambat dibandingkan kognitif dan
psikososial. Pada usia 4-6 tahun merupakan periode sensitif atau masa
peka dalam perkembangan aspek berfikir logis anak, yaitu suatu periode
dimana suatu fungsi tertentu perlu di stimulus, diarahkan sehingga tidak
terhambat perkembangannya (Wiyanto&Mustakim, 2012). Taman kanakkanak yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun
sampai 6 (enam) tahun (PPRI No 17, 2010). Berdasarkan data statistik
menunjukan jumlah anak usia prasekolah di indonesia pada tahun 2013
sebanyak 27,55 jiwa. Berdasarkan survei pada tahun 2010 jumlah anak
usia prasekolah di indonesia sebesar 72% dari jumlah total penduduk
indonesia. Anak usia TK merupakan fase yang memiliki peran penting
dalam mengasah keterampilan anak karena usia prasekolah merupakan
usia emas (Golden Age). Pada usia ini anak memasuki tahap praoperasional, fase berfikir transduktif, memiliki kemampuan untuk belajar
membaca, menulis, dan berhitung serta rasa ingin tahu yang sangat tinggi
sehingga perkembangan anak harus dioptimalkan untuk bekal memasuki
sekolah dasar (Wiyanto&Mustakim, 2012).
WHO ( World Health Organization). Melaporkan bahwa 5-25%
dari anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi otak minor, termasuk
2

gangguan perkembangan motorik halus. Berdasarkan hasil Bavarian Preschool Morbidity Survey (BPMS), pada anak usia prasekolah dari tahun
1997-2009 terjadi peningkatan keterlambatan motorik halus yang
signifikan dari 4,07% menjadi 22,05% antara tahun 1997-2009 (Caniato,
2011) Penelitian yang dilakukan di Ekuador tahun 2003-2004, tercatat
28,1% anak mengalami keterlambatan motorik halus pada anak usia 48
sampai 61 bulan (Handal, 2007).
Menurut Depkes RI (2006), bahwa 0,4 juta (16%) balita indonesia
mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus
dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan
bicara sedangkan menurut Dinkes (2006) sebesar 85,779 (62,02%), anak
usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan.
Ada tahapan yang perlu dilakukan stimulus pada anak usia 4-5
tahun tahapan yang seharusnya sudah bisa dicapai oleh anak adalah anak
bisa mewarnai dengan lebih rapih, menulis namanya sendiri, melipat
sehelai pakaian, menggunting sesuai pola, menggunting bentuk lingkaran,
segitiga atau segi empat, walaupun tak sempurna, menempel stiker
ditempat yang dituju walau masih melewati garis, menggambar dan
menulis. Sehingga perlu diberikan stimulasi lebih awal pada anak usia pra
sekolah karna terbukti menurut hasil survey BPMS terjadi peningkatan
keterlambatan motorik halus yang signifikan dari 4,07% menjadi 22, 05%
dari tahun 1997-2009 sedangkan menurut Depkes RI mengatakan bahwa
0,4 juta (16%) balita di indonesia mengalami gangguan perkembangan
motorik halus.(Fikriyati, 2013)
Perkembangan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan
otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh
kesempatan belajar dan berlatih. misalnya, kemampuan memindahkan
benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menghitung, menulis
dan sebagainya. (Fikriyati, 2013).Melalui latihan-latihan yang tepat,
gerakan kasar dan halus ini dapat ditingkatkan dalam hal kecepatan,
keluwesan, dan kecermatan, sehingga secara bertahap seorang anak akan

bertambah terampil dan mahir melakukan gerakan-gerakan yang


diperlukan guna penyesuaian dirinya (Drs.Ahmad Susanto, 2014).
Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang
anak. Anak yang mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat
berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat
stimulasi (Rochmah, 2005). Perkembangan anak yang abnormal karena
disebabkan oleh faktor lingkungan, pengasuh, status gizi, status kesehatan,
stimulasi, dan budaya (Hidayat, 2008). Salah satu terapi bermain untuk
meningkatkan perkembangan motorik halus adalah dengan bermain paper
toys. Paper toys adalah sebuah seni 3D Paper craft, yaitu seni kerajinan
yang menggunakan bahan kertas dengan bentuk 3 dimensi (Azad, 2008).
Berbeda dengan seni melipat origami dari jepang, perakitan paper
toys memrlukan proses tambahan yaitu pemotongan (menggunakan
gunting atau cutter) dan pengelaman. Selain ramah lingkungan keunggulan
lain dari paper toys adalah lebih murah dan tentunya mudah dibuat.
Kebanyakan paper toys yang ada berbentuk karakter-karakter unik, mulai
dari hewan hingga monster-monster yang imut dan lucu (Azad, 2008).
Berdasarkan penelitian yang berjudul Terapi Bermain Paper Toys
Meningkatkan Kemampuan Motorik Anak Retardasi Mental . Ada
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan motorik anak
retradarsi mental dengan hasil analisis Wilcoxon Signed Rank Test
didapatkan nilai signifikan P=0,035 pada motorik halus dan P=0,011 pada
motorik kasar (Ainin, 2012).
Berdasarkan penelitian yang berjudul Paper Toys Sebagai Media
Belajar Cerita Rakyat Untuk Anak TK Bina Insani penelitian pertama ini
di uji cobakan pada 10 anak yang di pilih secara acak dengan prosentase
yang di capai 52% pertemuan kedua uji pemakaian pada satu kelas 17 anak
dengan prosentase yang dicapai 81,17% maka dapat di katakan penerapan
media dipertemuan kedua sangat baik dan efektif (Risya Rusdiyana, 2015).
Berdasarkan penelitian yang berjudul Penerapan Paper Toys
Tokoh Gatot Kaca Sebagai Media Pembelajaran Kelas B Taman KanakKanak Theobroma 04 PTPN XII Desa penataran Kabupaten Blitar yang

membuat media buku cerita bergambar budaya wayang khususnya gatot


kaca untuk siswa di taman kanak-kanak dengan metode descriptif
kualitatif. Penelitian tersebut cukup efektif sebagai pengenalan anak
terhadap cerita tokoh wayang (Ferry, 2013).
Berdasarkan penelitian yang berjudul Media Paper toys sebagai
cerita di TK Taman Kanak-kanan Ananda Surabaya yang membuat media
paper toys sebagai alat peraga ekstra cerita di taman kanak-kanak yang
cukup efektif di gunakan pada pembelajaran cerita di taman kanak-kanak
(Luthfiana, 2012).
Berdasarkan penelitian yang berjudul hubungan stimulasi
terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah usia (3-5 tahun) di
paud al-mubaqarah ampang kecamatan kuranji. Ada hubungan antara
stimulasi terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah (3-5
tahun) di PAUD al-mubaqarah ampang kecamatan kuranji tahun 2011
(Yanti, 2011)
Berdasarkan penelitian yang berjudul pengaruh terapi bermain
origami terhadap perkembangan motorik halus dan kgonitif usia
prasekolah di TK Aisyiyah 24 BP Wetan Gresik menunjukan bahwa dari
24 anak usia prasekolah( 4-5 tahun) sebelum dilakukan intervensi terapi
bermain origami, 17 anak (70%) memiliki perkembangan motorik halus
terlambat (belum lacar menggunting mengikuti pola gambar), dan
perkembangan kognitif terlambat ( hanya dapat menyebutkan dua warna ),
hanya 7 anak (30%), yang memiliki perkembangan motorik halus yang
baik. Setelah dilakukan intervensi menunjukan adanya pengaruh terhadap
bermain origami terhadap perkembangan motorik halus dan kognitif anak
prasekolaah (4-5 tahun, dimana sebagian besar responden mengalami
perkembangan motorik halus dan kognitif yang baik (79,2%) yang
ditunjukan dari hasil uji statistik dengan nilai signifikasi (p=0,001).
(Syaiful, 2011)
Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan, permainan paper
toys diharapkan dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada

anak usia sekolah 4-5 tahun, maka dipandang perlu untuk dilakukan
penelitian mengenai Peran Aktifitas Bermain Paper Toys Terhadap
Peningkatan Motorik Halus Pada Anak Prasekolah umur 4-5 Tahun di TK
Madrasah Diniyah Takmiliyah Insan Mulia tahun 2016.
1.2 Rumusan Masalah
Pada usia 4-5 tahun merupakan periode sensitive atau masa peka dalam
perkembangan aspek berikir logis anak, yaitu suatu periode dimana suatu
fungsi tertentu perlu di stimulus, diarahkan sehingga tidak terhambat
perkembangannya.Perkembangan anak yang abnormal karena disebabkan
oleh faktor lingkungan pengasuhan, status kesehatan, stimulasi, dan budaya.
Stimulasi merupakan hal penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang
mendapat stimulasi terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi.
Pengembangan kemampuan motorik halus dapat diawali dengan latihan yang
paling

sederhana.,

salah

satunya

dapat

melalui

permainan

yang

memfungsikan tangan dengan mengkoordinasikan gerakan otot-otot halus dan


mata.
Paper toys digunakan untuk melatih motorik halus anak karena kegiatan
dalam melipat kertas menuntut gerakan otot-otot jari , pergelangan tangan
yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan, kecepatan, ketepatan telapak
dan jari serta membantu koordinasi mata dan tangan. Terapi bermainpaper
toys diketahui mampu meningkatkan perkembangan motorik halus anak pra
sekolah. Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk

meneliti tentang

peran terapi bermain paper toys terhadap perkembangan motorik halus pada
anak usia pra sekolah 4-5 tahun.

1.3 Pertanyaan penelitian


1.3.1 Bagaimana distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan usia, jenis
kelamin, urutan posisi anak dalam keluarga dan pekerjaan ibu?
6

1.3.2 Bagaimana perkembangan motorik halus pada anak usia pra sekolah 4-5
tahun sebelum diberikan terapi bermain paper toys ?
1.3.3 Bagaimana perkembangan motorik halus anak pada anak usia pra sekolah
4-5 tahun sesudah diberikan terapi bermain paper toys ?
1.3.4 Bagaimana perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain
paper toys terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia pra
sekolah 4-5 tahun.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan umum
1. Mengetahui peran aktivitas bermain paper toys terhadap perkembangan
motorik halus pada anak usia prasekolah umur 4-5 tahun.
Tujuan khusus
1. Mengetahui distribusi frekuensi karakteristik berdasarkan usia, jenis
kelamin, urutan posisi anak dalam keluarga, dan pekerjaan ibu ?
2. Mengetahui perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 45 tahun sebelum diberikan terapi bermain paper toys ?
3. Mengetahui perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah 45 tahun sesudah diberikan terapi bermain paper toys ?
4. Mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain
paper toys terhadap perkembangan motorik halus pada anak usia pra
sekolah 4-5 tahun.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan, wawasan dan

informasi dalam perkembangan illmu pengetahuan tentang pengaruh terapi


bermain paper toys terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah.
1.5.1.2 Bagi Profesi
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana baru atau menjadikan
acuan dalam salah satu penatalaksaan tindakan dalam mengoptimalkan
perkembangan anak.
1.5.1.3 Bagi lokasi penelitian
Diharapkan guru atau orang tua dapat memberikan terapi bermain paper
toys sebagai salah satu permainan yang dapat membantu merangsang
perkembangan motorik halus anak usia pra sekolah
1.1.1.1.5.4
Bagi Penelitian selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan menjadi
pedoman bagi para peneliti sebagai acuan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui perkembangan motorik halus pada anak usia pra sekolah.

Anda mungkin juga menyukai