PALEMBANG
SKRIPSI
Disusun Oleh :
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia dini adalah anak berusia 0-6 tahun. dengan seiring
dalam pendidikan anak usia dini maka saat ini pendidikan amak usia dini
tersebut telah membuat para orang tua memasuki pada anak-anak mereka
agar anaknya cepat menguasai sesuatu, dalam jumlah yang banyak dan
mental yang paling cepat. dan anak juga berperan penting dalam
potensi belajar dan aktivitas anak. Pada akhirnya anak akan mampu lebih
1
Dadan Suryana, , Pendidikan Anak Usia Dini Dan Perkembangan Jakarta :Kencana 2012.
hal. 4-5
Bagi anak usia 0-6 tahun merupakan masa-masa yang sangat
datang. Oleh karena itu masa usia 0-6 tahun ini disebut sebagai masa
keemasan atau masa Golden Age masa ini adalah masa peka, dan
anak belum terlalu bisa dalam kenyataannya anak masih ada yang belum
sabar untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. oleh karena itu peneliti ingin
memegang benda-benda yang kecil. Selain itu koordinasi mata dan tangan
tetapi dalam kenyataannya anak masih ada yang belum sabar untuk
yaitu nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial
emosional dan seni.1 Salah satu dari 6 aspek tersebut adalah motorik
meronce. Anak anak pada usia Kelompok bermain atau usia 5-6 tahun itu
yang lain dan sudah bisa memasukkan dan mengeluarkan benda dari
wadah. Melihat dari tahapan kemampuan motorik halus tersebut ada salah
yaitu meronce. Meronce merupakan cara pembuatan benda hias atau benda
atau yang sengaja dilubangi memakai bantuan benang, tali dan sejenisnya.
ini dapat melatih otot-otot dan melatih koordinasi mata dan tangan. Kolase
motorik halus.
yang menarik untuk anak, karena dapat melihat dan dapat terlibat secara
yang luas. Oleh karena itu peneliti tertarik melakukan analisis pustaka
dari koordinasi tangan dan mata yang menggerakkan jari jemari dapat
pensil.
3
Elizabeth B Hurlock, , Perkembangan Anak, Edisi Ke-enam Jilid 1, Jakarta : Erlanggar.
2013. Hal. 10-12
Ibid 14-17
B. Rumusan Masalah
Palembang.
C. Batasan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Anggrek Palembang
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Bagi Guru
3. Bagi anak
4. Bagi peneliti
KERANGKA TEORI
A. Kegiatan meronce
1. Pengertian meronce
memakai bantuan benang, tali dan sebaginya. meronce ialah salah satu
benda hias atau benda pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian
bahan yang berlubang yang disatukan dengan tali atau benang. 4 Dalam
bagian-bagian bahan alam yang dapat dibuat benda hias atau benda
4
Sumanto,Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2006, hal 12-13
sumantri meronce yaitu kegiatan yang berhubungan dengan
lainnya, maka fungsi meronce jua sama. Akan tetapi kegiatan meronce
ukuran, seperti halnya Irma musik yang mempunyai tinggi rendah serta
keras lunak, halus kasarnya nada dan suaranya maka dapat terlihat
meronce tersebut.
tali sehingga menjadi suatu karya atau hasil roncean. Meronce dalam
motorik halus pada anak usia 5-6 tahun dengan merangkai atau
5
Sumantri Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional 2005 hal. 24-25
6
Pamadhi,H dan Sukardi, E, seni keterampilan dan kebudayaan anak , Edisi Pertama
Universitas Terbuka, tangerang selatan 2012 hal. 22
menyusun bagian-bagian bahan berlubang atau yang sengaja dilubangi
atau bahan roncean bahan alam yang sengaja dilubangi pada tali
kreatif.
2. Manfaat meronce
harus memiliki nilai edukasi dari segi alat peraganya. Berdasar hal itu,
7
Rahmawati, Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional 2010 hal. 15
b. Kegiatan yang ditujukan untuk anak-anak prasekolah dan berfungsi
motorik anak.
Salah satu kegiatan positif bagi motorik anak yaitu meronce atau
jemari. Hal lain yang kaitannya dengan kemampuan motorik halus yakni
3. Tahapan meronce
Salah satu langkah maju yaitu anak dapat mengenal bentuk ada
8
Bungin, B metodelogi penelitian kuantutatif , Edisi kedua. Jakarta: Prenanda media
2011 hal. 14
c. Meronce berdasarkan warna dan bentuk
1. Pengertian perkembangan
bukan saja perubahan dalam segi fisik akan tetapi juga dalam segi
dalam perkembangan anak usia dini juga terjadi proses kemajuan serta
kemunduran dimana anak-anak tumbuh gigi tetapi pada saat yang sama
melibatkan otot dan saraf inilah yang nantinya akan lebih jauh atau
11
Hurock Elizabeth, Perkembangan Anak, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama 2013, hal
20
12
Suyadi, psikologi belajar pendidikan anak usia dini Yogyakarta: PEDAGOGIA 2010,
Hal.69
Gallahue dalam widia perkembangan motorik anak
dan lainnya.
13
Erna Kusnita, meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan bermain
dengan media manik-manik, (Jurnal ATFHAL BROMO MEDAN, Vol 7 No 1 2017). Hal. 83
14
diharapkan muncul pada pola kehidupan sehari-hari. Dari pendapat
para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa setiap individu yang hidup
berkesinambungan.
kegiatan yang terkoordinir antara susuan saraf, otot, otak, dan spinal
14
Nurkhadijah Dan Nurul Amelia, Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini, Jakarta:
Kencana 2020, hal. 7
15
Hasnida, Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini, Jakarta Timur: Luxima Metro Media, 2014,
hal. 52
Oleh karena itu pada aktitivitas ini tidak membutuhkan
anak. 17
16
Yuliiani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: PT Indeks,
2011, hal.63
17
Ahmad Afandi, Pendidikan Dan Perkembangan Motorik (Ponorogo: Uwais Inspirasi
Indonesia, 2019 , hal. 57
3. Faktor yang Mendukung Perkembangan Motorik Halus
halus anak.
benda hias atau benda pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian-bagian
18
Susrianti, Elmi, Peningkatan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Usap Abu Di Taman-
Kanak-Kanak Pertiwi Lii Muaro Kelaban, Jurnal Pesona PAUD Vol.1 No1.
bahan berlubang atau yang sengaja dilubangi memakai bantuan benang, tali dan
tidak hanya tentang kemajuan saja akan tetapi juga termasuk kemunduran yang
dalam perkembangan anak usia dini juga terjadi proses kemajuan peserta didik.
otot kecil atau halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.
motorik halus adalah keadaan di mana anak mampu melakukan gerakan melalui
penggunaan otot-otot kecil atau anggota tubuh tertentu dengan kecermatan dan
D. Tinjauan pustaka
pendidikan harus ada usaha yang bertujuan untuk mengubah usaha sikap
pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rohani.
E. Hipotesis
Maksud dari pengertian hipotesis di atas bahwa hipotesis itu suatu jawaban
di TK Anggrek Palembang.
19
Jim Hoy Yam dk,2021, Hipotesis Penelitian Kuantitatif, (Jurnal Ilmu Administrasi, Vol
3,No 2,) hal. 99
BAB III
METODE PENELITIAN
Palembang.
Peneitian yang digunakan pada penelitian ini ialah Metode " pre
rancangan desain " one grup pre test- post test design.
Desain penelitian
O1 x O2
3.1
Keterangan:
O1: Nilai pre test sebelum diberi perlakuan dengan kegiatan meronce
X : perlakuan
a. Kegiatan meronce
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Penelitian ini mencakup dua buah
X Y
Keterangan :
20
Ibid Sugiyono hal 152
X : kegiatan meronce
1. Populasi
benda yang menjadi pusat perhatian bagi peneliti. Dengan kata lain
Table 3.2
Jumlah populasi
1 B1 15 28
2 B2 13
2. Sampel
waktu, ,maka oleh sebab itu peneliti dapat memakai sampel yang
jumlah siswa adalah 28 orang yang terdiri dari kelompok B1,B2 pada
melihat sifat- sifat anak yag diambil satu kelas. Sampel merupakan
Table 3.3
Sampel
Sampel
B2 10 5 15 15
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Tes (test)
Tes ini berupa tes praktek langsung ataupun tes tidak langsung.
3. Dokumentasi
informasi yang pernah terjadi di masa silam, karena hal ini tidak
a. Uji Validasi
untuk mengukur apa yang hendak diukur. 21Untuk itu perlu uji validasi
terhadap objek yang akan di teliti lebih lanjut. 22 Dalam penelitian ini
21
Slamet Riyanto, Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian Dibidang Manajemen, Teknik,
Pendidikan Dan Eksperimen, (Yogyakarta : cv Budi Utama, 2020) hal. 63
22
Syofian Siregar, Metode Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan Manual Dan
Spss, (Jakarta : Kencana 2013) hal. 47
uji validasi yang digunakan adalah uji konstruksi menurut yang
rx =n ( ∑ xy ) −¿ ¿
Keterangan :
n : Jumlah resonden
yaitu:
r
i= ( k−1
k
)¿¿
23
Suharmisi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek. (Jakarta : PT Rineka Cipta 2014).
Hal. 221
Keterangan :
ri : Koefisien reliable
1 : Bilangan Konstan
at : variable total
c. Uji Normalitas
d. Uji Homogenitas
apaakah ada kesetaraan data atau kesamaan data. Jika suatu kelompok
e. Uji Hipotesis
Kriteria pengujian yang berlaku adalah H0 diterima jika thitung < ttabel
dengan persamaan.
x 1−x 2
t=
dsg
√ 1 1
+
n1 n2
sg
√
( n1−1 ) s 21+(n 2−1)s 22
( n1 +n 2) −2
Keterangan :
t = nilai hitung
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika thitung < ttabel dengan menentukan
Dadan Suryana. 2016. Pendidikan Anak Usia Dini Stimulasi Dan Aspek
Perkembangan Anak Jakarta: kencana.
Danar Santi. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini Antara Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.
Jumaris.M. 2006, .Perkembangan Dan Pengembangan Anak Usia Dini
Taman Kanak-Kanak : Jakarta. PT Gramediawidia sarana Indonesia.
Hurlock, Elizabeth B. 2005, Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Menteri penddikan nasional.2006, Pelaturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomot 58 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta:Dapartemen pendidikan dan kebudayaan.
Pamadhi, H dan Sukardi, 2012 Seni Keterampilan Anak, Edisi Pertama
Universitas Terbuka.. Tangerang Selatan.
Rita Kurnia.2009, Metologi Pengembangan Bahasa Anak Usia Dini
Pekanbaru: cendikia insane.
Suyanto Slamet. (2005), Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta:
Depiknas Drijen pendidikan tinggi.
Suyadi, 2019. Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta : Pedagodia.