Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN ANALISIS

MELATIH KEMANDIRIAN ANAK


MELALUI KEGIATAN MERAPIKAN PERMAINAN DI KB
BINA CENDEKIA
KEDAUNG - PAMULANG

DISUSUN OLEH :
BINTSNG NURVITA YULIANA
NIM : 823950098

Program S1 Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
2015.2
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul Penelitian : Melatih Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui


Kegiatan Bermain Play Dough.
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 18 April 2017
Tempat Penelitian : Kelompok Bermain Bina Cendekia
Jl. H. Taip No. 104 Kedaung Pamulang
Tangerang Selatan

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang Penelitian


Kelompok bermain adalah salah satu bentuk PAUD pada jalur
pendidikan nonformal (PAUD non formal) yang menyelenggarakan program
pendidikan sekaligus program kesejahteraaan bagi anak usia dua
tahun sampai dengan usia enam tahun (dengan prioritas anak usia dua tahun
sampai usia empat tahun). (UU no. 20 tahun 2003 pasal 28 ayat 4) / Modul
pengembangan anak usia dini, 2012, 2. 43) dan apabila anak usia 5 sampai
dengan 6 tahun yang tidak dapat kesempatan masuk di taman kanak-kanak
maka kelompok bermain berfungsi membantu untuk meletakkan dasar-dasar
ke arah perkembangan sikap. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
bagi anak usia dini dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan
untuk pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, sehingga anak siap
memasuki pendidikan dasar.

B. Fokus Penelitian
Setelah saya mengobservasi kegiatan-kegiatan di Taman Penitipan
Anak Bina Cendekia, saya tertarik dan memfokuskan analisis saya pada
Melatih Kemandirian Anak Melalui Kegiatan Merapikan Mainan di
TPA Bina Cendekia.

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengumpulkan data yang cukup akurat mengenai pengembangan sosial
emosional dalam melatih kemandirian anak melalui kegiatan merapikan
mainan.
2. Membuat Analisis Kritis ( Critical Analysis) mengenai kegiatan-kegiatan
tersebut.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1. Melatih saya sebagai mahasiswa untuk melakukan Penelitian Kelas.
2. Dapat mengetahui pola / sistem Kegiatan Belajar Mengajar yang
dilaksanakan di Taman Penitipan Anak Bina Cendekia.
3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan anak di lembaga PAUD.
4. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi saya selaku mahasiswa dan
Guru Taman Kanak-kanak.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Melatih Kemandirian
Perkembangan motorik erat kaitannya dengan pekembangan motorik
di otak. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apa
pun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai
bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol otak. Jadi, otaklah yang
berfungsi sebagai bagian dari susunan syaraf yang mengatur dan mengontrol
semua aktivitas fisik dan mental seseorang.

Aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak. Secara simultan dan


berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima. Bersamaan
dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk sistem syaraf pusat
yang mencakup lima pusat kontrol, akan mendiktekan setiap gerak anak.
Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik
berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak
merupakan unsur utama dalam pengembangan motorik anak. Oleh sebab itu,
perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas
melalui berbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.

Jika anak banyak bergerak maka akan semakin banyak manfaat yang
dapat diperoleh anak ketika ia makin terampil menguasai gerakan motoriknya.
Selain kondisi badan juga semakin sehat karena anak banyak bergerk, ia juga
menjadi lebih percaya diri dan mandiri. Anak menjadi semakin yakin dalam
mengerjakan segala kegiatan karena ia tahu akan kemampuan fisiknya. Anak-
anak yang baik perkembangan motoriknya, biasanya juga mempunya
keterampilan sosial positif. Mereka akan senang bermain bersama teman-
temannya karena dapat mengimbangi gerak teman-teman sebayanya, seperti
melompat-lompat dan berlari-larian.
Perkembangan lain yang juga berhubungan dengan kemampuan
motorik anak adalah anak akan semakin cepat bereaksi, semakin baik
koordinasi mata dan tangannya, dan anak semakin tangkas dalam bergerak.
Dengan semakin meningkatnya rasa percaya diri anak maka anak juga akan
merasa bangga jika ia dapat melakukan beberapa kegiatan.

Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001) secara


umum ada tiga tahap perkembangan keterampilan motorik anak pada usia dini,
yaitu tahap kognitif, asosiatif dan autonomous. Pada tahap kognitif anak
berusaha untuk memahami keterampilan motorik serta apa saja yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahapan ini, dengan
kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk
mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa lalu.

Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba meralat
olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan
kesalahan kembali dimasa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi
dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi
bagaimana melakukannya.

Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan


respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah menampilkan
gerakan secara otomatis.Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat terjadi
secara optimal karena secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi perilaku anak sehari-harinya. Secara langsung, petumbuhan
fisik anak akan menentukan keterampilannya dalam bergerak. Misalnya, anak
usia empat tahun yang bentuk tubuhnya sesuai dengan usianya, akan
melakukan hal-hal yang lazim dilakukan seusianya, sepeti bemain dan begaul
dengan lingkungan keluarga dan teman-temannya. Apabila ia mengalami
hambatan tertentu, sepeti tubuhnya terlalu gemuk atau malas dan lemas
bergerak, anak akan sulit mengikuti permainan yang dilakukan oleh teman-
teman sebayanya.
Adanya kemampuan/keterampilan motorik anak juga akan
menumbuhkan kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian dari
perkembangan mental anak. Dengan demikian, sering pula para ahli
menekankan bahwa kegiatan fisik dan juga keterampilan fisik anak akan dapat
meningkatkan kemampuan intelektual anak. Gerakan yang mereka lakukan
saat bermain bermanfaat untuk membuat fungsi belahan otak kanan dan otak
kiri anak seimbang. Belahan otak kiri anak akan menggatur cara berpikir logis
dan rasional, menganalisis, bicara serta beorientasi pada waktu dan hal-hal
terperinci, sedangkan belahan otak kanan berperan mengatur hal-hal yang
intuitif, bermusik, menari dan kreativitas. Berbagai permainan yang dilakukan
anak akan membuat otak kiri dan otak kanan anak befungsi dengan baik.
Begitu juga dengan pengembangan kemampuan motorik kasar dan motorik
halus anak yang baik akan membuat anak lebih dapat mengembangkan
kognitif anak dalam hal kreativitas dan imajinasinya.

Jika seorang anak sudah diberi kesempatan dan arahan serta


bimbingan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya
maka berarti secara fisik anak diarahkan untuk menjadi semakin sehat dan hal
ini sesuai dengan bunyi kalimat bijak berikut, yaitu di dalam tubuh yang
sehat terdapat jiwa yang kuat. Kesehatan fisik seorang anak akan
mempengaruhi pula kesehatan jiwanya sehingga anak akan menjadi anak yang
riang, positif, dan senang melakukan berbagai aktivitas lainnya. Dengan kata
lain jika keadaan fisik seseorang anak baik dan sehat ia akan dapat beaktivitas
dengan baik pula. Kemampuan fisik dan mental anak yang baik nantinya
mepakan dasar bagi anak untuk membangun pengetahuan yang lebih tinggi
atau lebih luas lagi (Semiawan, 2003).

Kematangan sistem syaraf di otak turut mengatur pertumbuhan otot sehingga


memungkinkan berkembanganya kompetensi atau ketrampilan motorik anak.
Keterampilan motorik anak di bagi menjadi 2 jenis yaitu motorik kasar dan
motorik halus. Motorik halus merupakan gerakan yang hanya membutuhkan otot-
otot kecil dan tidak memerlukan tenaga yang besar seperti menulis, mengunting,
melipat, mewarnai, menempel, meronce dan sejenisnya ( Hurlock,1987).

Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya memiliki pembawaan yang


baik, pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak berlangsung secara
bertahap dan berkesinambungan.

Pandangan Montesori tentang anak tidak terlepas dari pemikiran Rouseau dan
pestalozzi yang menekankan pada pentingnya kondisi lingkungan yang bebas dan
penuh kasih sayang agar potensi yang dimiliki anak dapat berkembang secara
optimal.

Pamela Couglin(1997) menemukan karakteristik seni anak dilihat dari sudut


pandang perkembangannya menyatakan bahwa pada anak usia 3-4 Tahun anak
mulai mengasosiasikan garis dan bentuk dengan benda-benda nyata ada
perubahan dari coret-coretan yang digoreskan kedalam suatu bentuk gambar, seni
di tentukan lebih banyak oles segala sesuatu yang nyata dan kegiatan kinestetik
dari pada penglihatan.

Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh


tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti keterampilan
menggunakan jari jemari dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karna
itu, gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat, oleh
karna itu koordinasi mata dan tangan sudah semakin baik maka anak dapat
mengurus dirinya sendiri dengan pengawasan orang dewasa.

Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi,
seperti mewarnai, mengunting menempel mengambar gambar sederhana,
menganyam kertas serta menajamkan pensil dengan rautan pensil, namun tidak
semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap
yang sama.

Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan


keterampilan fisik lain serta kematangan mental, misalnya memerlukan
keterampilan mengerakkan pergelangan dan jari-jari tangan anak juga
memerlukan kemampuan kognitif yang memungkinkan terbentuknya sebuah
gambar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dilakukan ini adalah anak-anak, pendidik dan
pemimpin Taman Penitipan Anak ( Day Care ) Bina Cendekia
Jumlah Anak : 9 Orang
Tenaga Pendidik : 3 Orang
Pemimpin : 1 Orang

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretatif yaitu
menginterpretasikan data mengenai fenomena / gejala-gejala yang diteliti di
lapangan.

C. Instrumen Penilaian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi, yaitu sebuah pengamatan kritis yang sengaja dilakukan untuk
melihat fenomena yang unik / menarik yang akan dijadikan fokus bagi
penelitian ini.
2. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai
fokus penelitian.
3. Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti-bukti dan penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Hasil Pengamatan
1. Pemimpin Taman Penitipan Anak (TPA)
a. Tabulasi Data
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TPA
Pemrakarsa Pendirian TPA Bina Cendekia ini diprakarsai oleh Ibu
Hj. Neneng Susilawati, M.Pd
Pendirian Tahun 2013 2014
Visi Terwujudnya lembaga pendidikan yang Islami, asri
dan mandiri
Misi 1. Menanamkan aqidah melalui pengalaman belajar
2. Menumbuhkan dan membiasakan cinta
lingkungan
3. Mengoptimalkan proses pembelajaran dan
bimbingan
4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
sesuai bakat, minat, dan potensi peserta didik
Tujuan Untuk membantu orang tua dalam melaksanakan
dibentuknya pengasuhan dan pendidikan anak usia 2-6 tahun.
TPA Untuk membangun tujuan pendidikan melalui :
1. Fokus dan arahan diri
2. Pengambilan sudut pandang
3. Komunikasi
4. Membuat hubungan
5. Berpikir kritis
6. Menangkap kesempatan
7. Arahan diri, Engaged Learning

Peraturan Tidak menerima usia bayi.


penerimaan Biaya pendaftaran uang pangkal
1. Anak baru
siswa Formulir : Rp. 100.000
Gedung : Rp. 5.000.000
SPP/bulan : Rp. 1.800.000
Harian : Rp. 150.000
2. Anak dari dalam
Formulir : Rp. 50.000
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TPA
Gedung : Rp. 1.000.000
SPP/bulan : Rp. 1.000.000
Harian : Rp. 100.000
Extended Time : Rp 25.000
Usia peserta
Day Care : 2-6 Tahun
Fasilitas Ruang tidur ber-AC
Tempat tidur lengkap
Loker arena bermain indoor dan outdoor
Makan siang dan snack sore
Kegiatan sentra
Cek kesehatan (berat badan, tinggi badan, dan
lingkar kepala)
Pembimbing 4 berbanding 9 anak
Perlengkapan Alat mandi (sikat gigi, pasta gigi, sabun, shampo,
yang harus handuk)
dibawah anak Peralatan sesudah mandi (bedak, minyak telon,

TPA cologne)
1 stel baju ganti (pakaian main, pakaian muslim,
pakaian tidur)
Perlengkapan sholat (mukena, sarung, sajadah)
Sandal
Susu + sarapan pagi, snack pagi
Jumlah anak 9 orang
Bentuk TPA Bulanan
Bina Harian (full day)

Cendekia
Target TPA Terbuka untuk muslim
Bina Anak normal dan yang kurang normal

Cendekia
Klasifikasi Semua pengasuh bertanggung jawab dengan
usia semua anak Day Care
Keunggulan Waktu penyambutan yang ramah dan penuh
TPA kekeluargaan
Waktu penjemputan yang fleksibel
Harga terjangkau
Tidak ada pendaftaran ulang
Jumlah Jumlah pembimbing 3 orang dan koordinator TPA 1
Aspek Wawancara dengan Pemimpin TPA
pembimbing orang
Waktu Pukul 07.00 pagi s/d 05.00 sore. Penyambutan guru
operasional piket pukul 06.00 pagi
Pelatihan
Dilaksanakan secara rutin (berjalan)
pengasuh
Panduan/
Berpengalaman
pedoman
Jumlah staf Dokter 2 orang
pembimbing Dokter gigi dan umum

b. Analisa Data
Taman Penitipan Anak Bina Cendekia berdiri dengan tujuan yang
sangat baik dengan visi misi yang jelas. Keunggulan Taman Penitipan
Anak Bina Cendekia adalah anak yang dititipkan di TPA belajar dan
bermain sesuai program KBM yang berjalan seperti murid kelompok
bermain dan TK, adanya penyambutan dan pelayanan yang ramah,
kekeluargaan, pengasuhpun melayani dengan hati dan penuh kasih
sayang sehingga anak-anak merasa dirumah seperti dirumah.Selain itu
waktu yang fleksibel tidak ada penambahan administrasi ketika anak
dijemput terlambat.

2. Pendidik / Pengasuh TPA


a) Tabulasi Data
Wawancara
Observasi dengan Pendidik Dokumentasi
TPA
b) Analisis Data
Dari data diatas terlihat bahwa keseluruhan kegiatan yang ada di
TPA Bina Cendekia merupakan pelayanan setengan hari ( half
day ) dan sehari penuh ( full day). Anak mendapatkan tidak hanya
pengasuhan saja tetapi juga pemenuhan kebutuhannya akan
pendidikan khususnya aspek perkembangan Sosial Emosional
khusunya tentang kemandirian. Kenyamanan dan kebebasan anak
juga menjadi faktor yang diutamakan di TPA Bina Cendekia.

3. Kelengkapan dan Kualifikasi


a) Tabulasi Data

Pendidikan
No Jenis
Jml D1/2/ Lain-
. SDM
SD SMP SMA S1 S2
3 lain
1 Pemimpin
2 Petugas TU
3 Pendidik
4 Tenaga
Penunjang
5 Dokter/
Paramedis

b) Analisis Data
Data di atas menunjukkan bahwa TPA Bina Cendekia mempunyai
Sumber Daya Manusia yang cukup memadai untuk menjalankan
pengelolaan sebuah TPA. Pelatihan-pelatihan dan training yang
diberikan juga meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para
pendidikan / pengasuh dalam menjalankan program.

4. Rasio Pengasuhan
a. Tabulasi Data

Jumlah
No Kategori Usia Anak Jumlah Anak
Pengasuhan
1 Bayi 2-12 bulan
2 Bayi 1-3 tahun
3 Anak 3-9 tahun

b. Analisis Data
5. Sarana Prasarana
a. Tabulasi Data

No Item Jumlah Anak Luas Ruang

1 Gedung Utama 500 m2


2 Tanah 1000 m2
3 Ruang Tidur Anak 36 m2
4 Ruang Bermain Anak 250 m2
Tempat bermain anak di
5
luar ruangan

b. Analisis Data
6. Kelengkapan Sarana Prasarana
a. Tabulasi Data
Jawaban
Kode Item
Ada Tidak Ket
A1
A2
A3
A4
A5
B1
B2
B3
B4
C1
C2
C3
D1
E1
E2
E3
E4
E5
E6
E7
F1
F2
F3
F4
F5

b. Analisis Data
7. Bidang Administrasi
a. Tabulasi Data
Ada
Kode Aspek Kuran Tidak
Baik Cukup
g
A1
A2
A3
A4
B1
B2
B3
B4
B5

b. Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai