Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN BAKIAK

DI KELOMPOK B TK RAUDHATUL ILMI TIJUE


KECAMATAN PIDIE KABUPATEN PIDIE

Fitriah Hayati1) dan Fatimah2)

1) STKIP Bina Bangsa Getsempena


2)TK Raudhatul Ilmi Tijue

Email: fitriah@stkipgetsempena.ac.id

Abstrak
Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh, Kemampuan motorik kasar diperlukan oleh setiap anak guna
menunjang aspek perkembangan lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
peningkatan kemampuan motorik kasar anak kelompok B TK Raudhatul Ilmi melalui
permainan bakiak. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Instrumen yang
digunakan berupa lembar observasi, jumlah sampel 18 anak dan data dianalisis dengan
menggunakan rumus presentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada gambaran
observasi aktivitas anak pada siklus I jumlah perolehan skor dengan katagori belum
berkembang 40% (7 anak), katagori mulai berkembang 30% (6 anak), katagori berkembang
sesuai harapan 10% (3 anak), dan katagori berkembang sangat baik 20% (2 anak).
Sedangkan Pada siklus ke II untuk katagori belum berkembang 10% (1 anak) ,mulai
berkembang 10% (2 anak), katagori berkembang sesuai harapan adalah 40% (7 anak)
katagori berkembang sangat baik adalah 40% (8 anak). Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan bahwa permainan tradisional bakiak dapat meningkatkan kemampuan
motorik kasar anak karena dalam permainan tersebut banyak melibatkan gerakan otot-otot
besar.

Kata Kunci : Permainan Bakiak, Motorik Kasar

Abstract
Motoric development is defined as the development of elements of maturity and control of body
movements. A rough motoric skills are needed by each child to support other aspects of development.
The purpose of this study was to determine the increase in the children rough motoric skills in TK B
Raudhatul Ilmi . This research is Classroom Action Research (CAR). The instrument used was in the
form of an observation sheet, the number of samples was 18 children and the data were analyzed using
a percentage formula. The results showed that in the description of observations of children's
activities in the first cycle the number of scores obtained with categories not yet developed 40% (7
children), categories began to develop 30% (6 children), categories developed according to
expectations 10% (3 children), and categories developed very good 20% (2 children). While in the
second cycle for underdeveloped categories 10% (1 child), began to develop 10% (2 children), the
category developed according to expectations was 40% (7 children) the category of very good
development was 40% (8 children).It can be concluded that traditional clogs can improve the gross
motor skills of children because in many games it involves the movement of large muscles.

Keywords: Bakiak, Gross Motoric


berbagai aspek kemampuan anak dengan
PENDAHULUAN memberikan berbagai rangsangan atau
Masa usia dini merupakan masa stimulasi yang positif yang dapat
keemasan untuk mengembangkan

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |53


diperolah baik dari keluarga maupun Salah satu penyebab munculnya
lingkungan sekitarnya. permasalahan tersebut dikarenakan anak
jarang mendapatkan kesempatan untuk
Perkembangan motorik diartikan mengembangkan motorik. Aktivitas yang
sebagai perkembangan dari unsur dilakukan anak lebih banyak didalam
kematangan dan pengendalian gerak ruangan, dan berfokus pada aspek kognitif
tubuh, perkembangan ini erat kaitannya sehingga aspek perkembangan yang lain
dengan perkembangan pusat motorik di jadi terabaikan dan terkesan tidak penting.
otak. Pada anak, gerakan ini jelas dapat
dibedakan antara gerakan kasar (motorik Perkembangan Anak Usia Dini
kasar) dan gerakan halus (motorik halus). Perkembangan merupakan suatu
Motorik halus merupakan gerakan perubahan, perubahan ini tidak bersifat
gerakan yang melibatkan otot otot kecil kuantitatif, melainkan kualitatif,
serta koordinasi mata dan tangan perkembangan tidak ditekankan pada segi
sedangkan motorik kasar merupakan material, melainkan pada segi fungsional.
gerakan yang melibatkan otot otot besar Perkembangan anak usia dini di mulai
seperti seperti berlari, melompat, sejak anak baru lahir hingga anak usia
melempar, menari, melakukan kegiatan enam tahun atau delapan tahun.
seni. Kemampuan motorik kasar Berdasarkan hasil penelitian di bidang
diperlukan oleh setiap anak guna neurologi terbukti bahwa 50% kapasitas
menunjang aspek perkembangan lainnya. kecerdasan anak terbentuk pada kurun
Pada anak usia 6 tahun, seharusnya waktu empat tahun pertma sejak
kemampuan motorik kasar sudah kelahirannya. Pada saat anak mencapai
berkembang dengan baik dimana usia delapan tahun, maka perkembangan
perkembangan ini nantinya akan otak anak berada pada rentang tersebut
berpengaruh terhadap kesiapan anak (Susanto, 2011:21). Hakikat anak usia dini
dalam melakukan aktivitas fisik motorik adalah individu yang unik dimana ia
(Susanto, 2011:163). memiliki pola pertumbuhan dan
Kenyataan yang terjadi disekolah perkembangan dalam aspek fisik, kognitif,
selama ini, masih banyak anak yang belum sosial emosional, kreativitas, bahasa dan
memiliki kemampuan motorik yang baik komunikasi yang khuus yang sesuai
khususnya motorik kasar. Kenyataan ini dengan tahapan yang sedang dulalui oleh
diperoleh berdasarkan hasil pengamatan anak tersebut, Augusta (Hayati, 2018).
selama proses pembelajaran pada semester
genap 2017/2018 pada anak kelompok B Prinsip-prinsip Perkembangan anak Usia
terlihat bahwa kemampuan motorik kasar Dini
masih belum sesuai harapan. Hal ini Menurut Undang-undang No. 146
terlihat dari rendahnya kemampuan anak (2014) prinsip perkembangan anak usia
dalam melakukan aktivitas yang berkaitan dini yang harus dilaksanakan sebagai
dengan motorik kasar seperti berlari secara pendidik adalah sebagai berikut :
terkoordinasi, melompat, melempar dan 1. Belajar melalui bermain
beberapa aktivitas lain yang 2. Berorientasi pada perkembangan anak
membutuhkan kemampuan motorik kasar. 3. Berorientasi pada kebutuhan anak.
4. Berpusat pada anak

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |54


5. Pembelajaran aktif gerak dari bayi sampai dewasa yang
6. Berorientasi pada pengembangan melibatkan berbagai aspek perilaku dan
nilai-nilai karakter kemampuan gerak. Aspek perilaku dan
7. Berorientasi pada pengembangan perkembangan motorik saling
kecakapan hidup mempengaruhi”. Nilai- nilai yang didapat
8. Didukung oleh lingkungan yang dari perkembangan motorik pada anak
kondusif. usia dini antara lain mendapatkan
9. Berorientasi pada pembelajaran yang pengalaman yang berarti, hak, dan
demokratis kesempatan beraktivitas, keseimbangan
10. Pemanfaatan media belajar, sumber jiwa dan raga, serta mampu berperan
belajar, dan narasumber yang ada menjadi dirinya sendiri (Sumantri,
dilingkungan PAUD. 2005:49).
Dari berbagai uraian, dapat Menurut Udah (2012:13) adapun
disimpulkan bahwa prinsip-prinsip anak tujuan dari pengembangan motorik yaitu
usia dini adalah anak merupakan untuk memperkenalkan dan melatih
pembelajar aktif. Perkembangan dan gerakan kasar dan halus, meningkatkan
belajar anak merupakan interaksi anak kemampuan mengelola, mengontrol
dengan lingkungan antara lain melalui gerakan tubuh dan koordinasi serta
bermain. Bermain itu sendiri merupakan meningkatkan ketrampilan tubuh dan
sarana bagi perkembangan dan carahidup sehatsehingga dapat menunjang
pertumbuhan anak. Melalui bermain anak pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan
memiliki kesempatan untuk terampil. Perkembangan motorik kasar
mempraktekkan keterampilan yang baru yang baik tidak hanya didukung melalui
diperoleh sehingga perkembangan anak pemenuhan status gizi saja, akan tetapi
akan mengalami percepatan. didukung juga oleh stimulasi yang
diberikan. Pemberian stimulus dapat
Kemampuan Motorik Kasar mengoptimalkan perkembangan motorik
Kemampuan motorik sangat erat kaar pada anak sesuai dengan tahap
kaitannya dengan perkembangan perkembangannya. Adapun unsur-unsur
pengendalian gerakan tubuh melalui ketrampilan motorik kasar anak yang
kegiatan yang terkoordinir antara susunan dikemukakan oleh Sudjiono unsur-unsur
saraf, otot, otak, dan spinal cord. kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya
Kemampuan ini biasanya digunakan oleh tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan,
anak untuk melakukan aktivitas olahraga. koordinasi, ketepatan dan keseimbangan”.
Kemampuan ini berhubungan dengan Berdasarkan beberapa pengertian
kecakapan anak dalam melakukan yang dijelaskan oleh para ahli, maka dapat
berbagai gerakan. Motorik kasar disimpulkan bahwa kemampuan motorik
didefinisikan sebagai gerakan tubuh yang kasar adalah kemampuan yang
menggunakan otot-otot besar atau berhubungan dengan gerakan otot-otot
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh besar dalam melakukan pengendalian
yang dipengaruhi oleh kematangan anak gerakan tubuh melalui kemampuan
itu sendiri. Corbin (Sumantri, 2005:48) mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan
mengemukakan bahwa, “perkembangan koordinasi serta meningkatkan
motorik adalah perubahan kemampuan ketrampilan tubuh dan cara hidup sehat

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |55


sehingga dapat menunjang pertumbuhan merupakan kegiatan yang sangat
jasmani yang kuat, sehat dan terampil. menyenangkan bagi anak.
Berdasarkan beberapa pendapat di
Permainan Bakiak atas dapat dipahami bahwa Bermain ialah
Bermain adalah suatu kegiatan yang sudah suatu kegiatan yang menyenangkan untuk
melekat pada diri anak sehingga tidak bisa anak tanpa harus ada yang memaksa
dipisahkan. Maxim (Ahmad dan Effendi, melakukan kegiatan tersebut, dari kegiatan
2012:2) “bermain adalah sesuatu yang bermain anak bisa merasa rileks dan
besar kerena bermain merupakan bagian senang dimanapun anak berada, anak
integral bagi kehiduan anak. Bermain akan berusaha mencari sesuatu dan
adalah alami, menyenangkan, sukarela, membuat suatu kegiatan menjadi
spontanitas, dan tidak mengharapkan permainan.
hasil”. Bermain adalah hal yang Bakiak atau terompa gulung adalah
menyenangkan bagi anak tanpa adanya permainan tradisional yang berasal dari
suatu paksaan, karena bermain dari sumatera barat, yang terbuat dari dua
keputusan anak itu sendiri, selain itu papan kayu tebal berbentuk sandal yang
kegiatan bermain yang menyenangkan panjangnya 125 cm (Setiawan, 2016:5)
juga bisa menjadi kegiatan proses belajar sejalan dengan itu, Udah (2012:2)
bagi anak. menyebutkan bhwa bakiak adalah
Dunia bermain bagi anak sangat permainan tradisional anak-anak yang
berbeda dengan dunia bermain orang sudah ada sejak tahun1970-an, seperti alas
dewasa. Mayesky (Ahmad dan Effendi, kaki yang terbuat dari kayu ketika
2012:2-3) menyatakan “Bermain antara digunakan mengeluarkan suara dengan
anak-anak dan orang dewasa tidak sama, nyaring dan mempunyai tali karet
karena orang dewasa menganggap berwana hitam. Pendapat lain
bermain adalah kegiatan yang dilakukan dikemukakan oleh Hidayati (2013:198-199),
setelah pekerjaan selesai, sedangkan anak- bahwa permainan sandal bakiak terbuat
anak suka bermain karena itu timbul dari kayu dan atasnya terbuat dari ban
motivasi instrisik, dimana idak ada orang bekas untuk dijadikan tali sandal, bakiak
yang menyuruh apa dan bagaimana ini bisa digunakan 2-3 orang anak tiap
caranya”. Bermain bagi orang dewasa regunya, cara memainkannya dimulai dari
sangat berbeda dengan bermain anak-anak garis start menuju ke garis finishdan untuk
karena orang dewasa menganggap mencapai garis finish setiap anggota harus
bermain adalah kegiatan yang dilakukan kerjasama, rasa tanggung jawab dan
setelah pekerjaan selesai dan mengeluarkan banyak tenaga untuk
mengharapkan hasil tetapi bermain bagi melangkah sehingga dapat menanamkan
anak adalah bermain yang dilakukan rasa tanggung jawab serta meningkatkan
dengan sendirinya dan tidak dapat motorik kasar anak.
dipisahkan dari diri anak karena bermain

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |56


Gambar Bakiak

METODE PENELITIAN dengan indikator penelitian sebagai


Jenis penelitian yang digunakan adalah berikut:
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi
penelitian TK Raudhatul Ilmi Tijue
Kabupaten Pidie dengan jumlah subyek
sebanyak 18 anak Instrumen yang
digunakan berupa lembar observasi

Tabel 1. Lembar Observasi

Indikator Indikator Penelitian BB MB BSH BSB


Permendikbud 137
Tahun 2014
Melakukan gerakan Berjalan lurus
tubuh secara menggunakan bakiak
terkoordinasi untuk sejauh 10 meter
melatih kelenturan, Berjalan sambil memutar
keseimbangan, dan arah menggunakan bakiak
kelincahan Menjaga keseimbangan
tubuh (tidak terjatuh) saat
bermain bakiak
Melakukan permainan Berjalan pada lintasan
fisik dengan aturan yang sudah ditentukan

Sumber. Modifikasi permendikbud 137 tahun 2014

Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan hari kamis, jumat dan sabtu. Analisis data
dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan pada dan refleksi siklus I didapatkan hasil

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |57


bahwa perkembangan motorik kasar anak dan seterusnya sehingga tercapai tujuan
pada siklus 1 belum mencapai kriteria yang diinginkan dengan tindakan yang
ketuntasan yang ditetapkan sehingga paling efektif. Peneliti melakukan
memerlukan tindakan siklus II. Siklus II observasi dengan berkolaborasi dengan
dimulai sejak hari senin sampai dengan guru pendamping dimana peneliti fokus
hari rabu, dimana pada hari senin peneliti terhadap observasi atau bertindak sebagai
melakukan perencanaan dan tidakan dan observer sedangkan guru pendamping
observasi dilakukan pada hari selasa dan memberikan bimbingan pada anak selama
rabu. Adapun langkah-langkah bermain bakiak. Adapun tingkat
pelaksanaan tindakan meliputi empat perkembangan motorik kasar anak pada
komponen dan berlangsung secara siklus, siklus I dapat dilihat pada tabel berikut
yaitu rencana, tindakan, observasi, refleksi ini:

Tabel Tingkat Perkembangan Motorik Kasar Anak Siklus I

No Indikator BB MB BSH BSB

F % F % F % F %

1. Berjalan lurus menggunakan 6 30 5 30 4 20 3 20


bakian sejauh 10 meter

2. Berjalan sambil memutar arah 10 60 8 40 0 0 0 0


menggunakan bakiak

3. Menjaga keseimbangan tubuh 7 40 5 30 3 10 3 20


(tidak terjatuh) saat bermain
bakiak

4. Berjalan pada lintasan yang 6 30 5 30 4 20 3 20


sudah ditentukan

Jumlah Perolehan Skor 29 170 23 130 11 50 9 60

Rata-rata 7 40 6 30 3 10 2 20

Berdasarkan hasil penelitian yang berkembang sesuai harapan 4 anak dengan


dilakukan pada siklus I, maka dapat skor rata-rata sebesar 20%, dan skor
dilihat bahwa pada siklus I untuk dengan katagori berkembang sangar baik 3
indikator berjalan lurus menggunakan anak dengan skor rata-rata sebesar 20%,.
bakiak sejauh 10 meter masih rendah, Data tersebut menujukkan bahwa
dimana jumlah perolehan skor dengan perkembangan motorik kasar anak
katagori belum berkembang sebanyak 6 terutama pada kemampuan berjalan
anak dengan skor rata-rata sebesar 30%. menggunakan bakiak masih memerlukan
Jumlah perolehan skor dengan katagori latihan lanjutan. Hal ini bermakna untuk
mulai berkembang sebanyak 5 anak merangsang perkembangan motorik kasar
dengan skor rata-rata sebesar 30%. Jumlah memerlukan tindakan berikutnya atau
perolehan skor dengan katagori siklus II.

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |58


Refleksi Berdasarkan refleksi tersebut, maka
Refleksi merupakan kilas balik guru merencanakan tindakan perbaikan
terhadap apa yang sudah dilakukan, baik yang akan dilakukan pada siklus II.
itu kelebihan maupun kekurangan. Rencana perbaikan yang dilakukan guru
Berdasarkan pengamatan terhadap proses yaitu :
dan hasil yang diperoleh maka ditemukan 1. Menyampaikan tujuan dari permainan
beberapa kekurangan pada siklus I yang bakiak dan manfaatnya.
menjadi salah satu faktor tidak tercapainya 2. Memberikan motivasi semaksimal
kriteria yang ditetapkan. Adapun mungkin sehingga anak lebih
kekurangan tersebut yaitu : bersemangat dalam melakukan
Kekurangan siklus I permainan.
1. Kurangnya motivasi yang diberikan 3. Guru memberikan contoh beberapa
oleh guru sehingga rasa ingin tau anak kali kepada anak tentang bagaimana
dan semangat anak juga kurang bermain bakiak.
maksimal dalam bermain bakiak 4. Memberikan kesempatan beberapa
2. Contoh yang diberikan guru hanya kali kepada anak sebelum tindakan
satu kali yang memungkinkan anak yang sebenarnya.
belum terlalu mengerti permainan
bakiak Hasil Penelitian Siklus II
3. Uji coba yang diberikan pada anak Pada siklus II, peneliti juga kembali
hanya sekali sehingga memungkinkan mengulang tahapan seperti pada siklus I
anak belum terbiasa melakukan yaitu perencanaan, tindakan, observasi
gerakan dalam permainan bakiak. dan refleksi. Berikut hasil penelitian siklus
II.

Tabel 3 tingkat perkembangan motorik kasar anak siklus II


No Indikator BB MB BSH BSB
F % F % F % F %
1. Berjalan lurus menggunakan 1 10 3 10 7 40 7 40
bakian sejauh 2 meter
2. Berjalan sambil memutar arah 1 10 3 20 8 40 6 30
menggunakan bakiak
3. Menjaga keseimbangan tubuh 1 10 2 10 6 30 9 50
(tidak terjatuh) saat bermain
bakiak
4. Berjalan pada lintasan yang 1 10 2 10 6 30 9 50
sudah ditentukan

Jumlah Perolehan Skor 4 40 10 50 27 140 32 17


0
Rata-rata 1 10 2 10 7 40 8 40

Tabel diatas menujukkan Berdasarkan hasil tersebut, maka


gambaran perkembangan motorik kasar dapat dinyatakan bahwa permainan
anak pada siklus II meningkat kearah tradisional bakiak dapat melatih anak
yang lebih baik. untuk mengembangkan kemapuan

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |59


motorik kasar. Temuan tersebut juga dengan katagori belum berkembang
sejalan dengan pendapat 40% (7 anak), katagori mulai
Triharsono(Hayati, 2016) yang berkembang 30% (6 anak) katagori
menyatakan bahwa sebaiknya permainan berkembang sesuai harapan 10% (3
menjadi media untuk meningkatkan anak), dan katagori berkembang
berbagai kecerdasan anak. Selain itu, sangat baik 20% (2 anak).
permaian bakiak itu sendiri yang juga 3. Pada siklus ke II tidak ada katagori
banyak melibatkan gerakan kaki ketika belum berkembang 10% (1 anak)
melangkah dan keseimbangan badan ,mulai berkembang 10% (2 anak),
sehingga sangat memungkinkan untuk katagori berkembang sesuai harapan
pengembangan motorik kasar. adalah 40% (7 anak) katagori
berkembang sangat baik adalah 40%
KESIMPULAN (8 anak).
1. Permainan tradisional bakiak 4. Berdasarkan data tersebut dapat
merupakan salah atu permainan yang disimpulkan bahwa permainan
banyak melibatkan motorik kasar tradisional bakiak dapat
seperti melangkahkan kaki, berjalan meningkatkan kemampuan motorik
dan menjaga keseimbangan agar kasar anak.
tidak terjatuh.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada gambaran observasi aktivitas
anak pada siklus I jumlah perolehan

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |60


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Anizar. Johari, Effendi.2012. Bermain Dan Permainan Anak Usia Dini.
Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.

Hayati, F., & Mustika, S. (2016). PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA


MELALUI PERMAINAN BOWLING ANAK KELOMPOK A DI PAUD KASIH IBU
BANDA ACEH. Buah Hati Journal, 3(1).

Hayati, F. (2017). PENINGKATAN KREATIVITAS BERMAIN MUSIK ANAK USIA 5-6


TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN BARANG BEKAS. Bunayya: Jurnal Pendidikan
Anak, 1(2), 84-99.

Hayati, F., & Julia, J. (2018). PENINGKATAN KEMAMPUAN INTERPERSONAL MELALUI


PERMAINAN BALON BERPASANGAN DI KELOMPOK BERMAIN PAUD BINA
INSANI KEMALA BHAYANGKARI 1 BANDA ACEH. Buah Hati Journal, 5(1).

Hidayati, Maria 2013. Peningkatan Motorik Kasar Anak melalui Permainan Bakiak. (online) Jurnal
Pendidkan Anak Usia Dini volume 7 edisi 1 april 2013 (www.google.cendikia.ac.id)
diakses 27 April 2018.

Sumantri. 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini,Jakarta: Kencana.

Udah, Atika Fitriatul Mas. 2013. Permainan Bakiak Race untuk Meningkatkan Motorik Kasar
Anak Autis Hipoaktif. Jurnal pendidikan khusus. (online).(www.google.com) diakses 10
Mei 2018.

Jurnal Buah Hati Vol. 6, No. 1 Maret 2019 |61

Anda mungkin juga menyukai