Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia
nomor 146 tahun 2014 pada pasal 2 menjelaskan : “PAUD diselenggarakan
berdasarkan kelompok usia dan jenis layanannya yang meliputi : Layanan
PAUD untuk usia sejak lahir sampai dengan 6 (enam) tahun terdiri atas
Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD Sejenis (SPS). Layanan
PAUD untuk usia 2 (dua) sampai dengan 4 (empat) tahun terdiri atas
Kelompok Bermain (KB) dan yang sejenisnya. Layanan PAUD untuk usia 4
(empat) sampai dengan 6 (enam) tahun terdiri atas Taman Kanak-kanak
(TK)/Raudhatul Athfal (RA)/Bustanul Athfal (BA), dan yang sederajat”.
Aspek perkembangan pada anak usia dini mencakup perkembangan
fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional dan bahasa. Pada masa ini anak
sudah memiliki ketrampilan dan kemampuan walaupun belum sempurna.
Usia anak pada masa ini merupakan fase foundamental yang akan
menentukan kehidupannya dimasa datang. Untuk itu, kita harus memahami
perkembangan anak usia dini khususnya perkembangan fisik dan motorik.
Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi
anak usia dini khususnya anak Kelompok Bermain (KB). Sebenarnya
anggapan bahwa perkembangan motorik kasar akan berkembang dengan
secara otomatis dengan bertambahnya usia anak, merupakan anggapan yang
kurang benar. Perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan
dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang
dibantu, bagaimana membantu yang tepat atau appropriate, bagaimana jenis
latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana
kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak. Oleh karena itu
perkembangan motorik kasar sama pentingnya dengan aspek perkembangan
yang lain untuk anak usia dini.
Keterampilan motorik setiap anak pada dasarnya berbeda-beda
tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan

1
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur-
unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani
pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat Depdiknas (2008:1) bahwa
perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan
pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara
kebugaran tubuh, keterampilan, dan kontrol motorik..
Menurut Mayke S. Tedjasaputra (2001: 4), “Bermain merupakan suatu
pengalaman belajar yang sangat berguna untuk anak, karena saat bermain
anak dapat memperoleh pengalaman dalam membina hubungan dengan
sesama teman, menambah perbendaharaan kata, menyalurkan perasaannya
dan lain-lain. Bermain merupakan salah satu pengalaman belajar yang sangat
berharga dalam semua aspek kecakapan. Dalam pengembangannya, metode
bermain dilaksanakan dengan cara memainkan suatu permainan, dimana
permainan tersebut mempunyai tujuan untuk meningkatkan atau
mengembangkan kemampuan anak”.
KB Muslimat NU 138 Al Arief Desa Ngepung memiliki beberapa
kegiatan bermain sambil belajar yang dilakukan saat pembelajaran dengan
macam-macam permainan untuk meningkatkan pengembangan motorik kasar
pada anak yaitu salah satunya permainan melempar tangkap bola. Permainan
tersebut bertujuan untuk mengembangkan kemampuan fisik motorik kasar
anak dan untuk memberikan rangsangan kepada anak supaya semangat dalam
melakukan aktivitas selanjutnya.
Berdasarkan analisis yang telah kami lakukan di KB Muslimat NU 138
Al-Arief Desa Ngepung Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik, maka
peneliti menggunakan permainan melempar bola untuk melatih dan
mengembangkan kemampuan motorik kasar pada anak. Dengan
menggunakan permainan melempar bola anak dapat memaksimalkan
perkembangan motorik kasarnya, memusatkan perhatian, melakukan kegiatan
sendiri, dan lain-lain.

2
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah dilakukan observasi
penelitian di KB Muslimat NU 138 Al-Arief Ngepung, maka penelitian ini
berfokus pada “Pengembangan Kemampuan Motorik pada Permainan
Lempar Tangkap Bola di KB Muslimat NU 138 Al-Arief Desa Ngepung
Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik.”

C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mengetahui upaya
Pengembangan Kemampuan Motorik pada Permainan Lempar Tangkap Bola
dalam pembelajaran di Kelompok Bermain.
Secara khusus tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kemampuan motorik pada
Permainan Lempar Tangkap Bola di KB Muslimat NU 138 Al-Arief
Ngepung.
2. Untuk mengetahui proses Kegiatan Permainan Lempar Tangkap Bola
pada anak di KB Muslimat NU 138 Al-Arief Ngepung.
3. Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan dan ketepatan media dan
metode setelah mengikuti Permainan Lempar Tangkap Bola di KB
Muslimat NU 138 Al-Arief Ngepung.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritik maupun praktis terhadap peningkatan kemampuan kognitif anak
melalui klasifikasi kegiatan mengelompokkan bola dalam pembelajaran di
kelompok bermain.
Secara teoritik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan
kajian keilmuan tentang dunia anak usia dini.
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang kegiatan
Permainan Lempar Tangkap Bola dalam meningkatkan kemampuan Fisik
Motorik anak.

3
2. Bagi guru dapat memberikan pengetahuan dalam proses pembelajaran agar
lebih menerapkan prinsip pada bermain sambil belajar dan membimbing
bagaimana agar kemampuan Fisik motorik anak dapat berkembang secara
optimal.
3. Bagi lembaga hasil penelitian ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pengembangan pelajaran di kelompok Bermain dan
dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran anak di
KB.

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Perkembangan Motorik Kasar


Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot
besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar di perlukan agar
anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi
dan Sunaryo, 2007: 113-114). Bambang Sujiono (2007:13) berpendapat bahwa
gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian
besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar
seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.
Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang di
kontrol oleh otak. Tidak banyak orang tua yang mengerti bahwa keterampilan
motorik kasar dan halus seorang anak perlu dilatih dan dikembangkan setiap saat
dengan berbagai aktivitas. Pengembangan ini memungkinkan seorang anak
melakukan berbagai hal dengan lebih baik, termasuk di dalamnya pencapaian dalam
hal akademis dan fisik.
Keterampilan koordinasi motorik kasar meliputi kegiatan seluruh tubuh atau
sebagian tubuh. Keterampilan koordinasi motorik kasar mencakup ketahanan,
kecepatan, kelenturan, ketangkasan, keseimbangan dan kekuatan. Menurut Endang
Rini Sukamti (2007: 72) bahwa keterampilan koordinasi motorik kasar dapat dibagi
kedalam tiga kelompok aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya
yaitu :
a. Keterampilan lokomotor
Meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat yaitu: berjalan, berlari,
melompat, meluncur, berguling, menderap, menjatuhkan diri, dan bersepeda.
Keterampilan lokomotor membantu mengembangkan kesadaran anak akan
tubuhnya dalam ruang. Kesadaran ini disebut kesadaran persepsi motorik yang
meliputi kesadaran akan tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang (spasial), konsep
arah, visual dan pendengaran. Kesadaran ini akan terlihat dari usaha anak
meniru gerakan-gerakan anak lain atau gurunya.
b. Keterampilan Non Lokomotor
Keterampilan non lokomotor,yaitu menggerakkan anggata tubuh dengan
posisi tubuh diam di tempat seperti: berayun, mengangkat, bergoyang,

5
merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong.
Keterampilan ini sering di kaitkan dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh,
yaitu gerakan yang membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu.
c. Keterampilan Manipulatif /Memproyeksi
Keterampilan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan
gerakan otot-otot kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki.
Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain meregang, memeras, menarik,
menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting dan menulis.
Keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima. Keterampilan ini dapat
dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring bola, melempar bola ,
menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik.

B. Permainan Lempar Tangkap Bola


1. Pengertian Bermain
Bermain dapat sebagai kegiatan yang dilakukan demi kesenangan dan
tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela, tanpa
paksaan atau tekanan dari pihak luar (Takdiroatun Musfiroh 2005: 2), meskipun
sama-sama mengandung aktivitas, bermain dibedakan dengan berkerja. Kegiatan
dalam bermain menimbulkan efek kesenangan bagi pelakunya. Martini jamaris
(2006: 114) menyatakan bahwa bermain merupakan kegiatan yang dapat
menstimulasi perkembangan kognitif, psikososial, fisiologis,bahasa dan
komunikasi.

2. Melempar
Pengertian lempar menurut Djumidar (2005: 7.3) lempar adalah suatu
gerakan yang dilakukan oleh seseorang untuk menyalurkan tenaga pada suatu
benda yang kemudian menghasilkan daya pada benda tersebut, daya yang
diberikan kepada benda tersebut kemudian memiliki sebuah kekuatan yang
mendorong untuk bergerak berbagai arah kedepan atau ke atas.
Hurlock (1978:160) sejak umur kurang dari 6 bulan bayi sudah mulai bisa
memegang benda kecil di sekitar dengan tangan mereka, dan kemudian anak
dapat melepaskan benda tersebut seolah seperti melempar walaupun gerakan
tersebut belum bisa dikatakan seperti melempar yang secara benar. Pada usia 4
tahun ada sedikit anak yang sudah bisa melemparkan bola.
Menurut Sumantri (2005:87) melempar adalah gerakan yang
mengarahkan pada suatu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan

6
tangan kearah tertentu. Gerakan yang dilakukan pada saat melempar adalah
menggunakan kekuatan tangan dan lengan yang memerlukan koordinasi
beberapa unsur gerakan, misalnya gerakan lengan dengan jari-jari yang harus
melepaskan benda yang dipegang pada saat tepat. Untuk melakukan gerakan
melempar dengan baik perlu pula koordinasi gerak yang baik dengan gerakan
bahu, togok dan kaki.
Melempar bisa dilakukan dengan menggunakan satu ataupun dua tangan.
Djumidar (2005:7.3) gerak dasar melempar: (1) Melempar ke atas satu atau dua
tangan, (2) Melempar kebawah satu atau dua tangan, (3) Melempar ke belakang,
(4) Melempar ke samping, (5) Melempar dari samping, (6) Melempar sasaran,
(7) Melempar jauh.

3. Menangkap
Kadang manusia tidak menyadari kapan dimulainya belajar
melakukan kegiatan menangkap. Biasanya hal tersebut di lakukan secara
reflek begitu saja jika ada sesuatu yang mungkin membahayakan pada diri,
dan berusaha untuk menghindari. Sumantri (2005: 89) awal dari usaha
menangkap yang dilakukan oleh anak kecil adalah berupa gerakan tangan
untuk menghentikan suatu benda yang menggulir dilantai atau benda yang
didekatnya. Kemampuan anak akan semakin bertambah jika anak sering
mengulang-ulang kegiatan tersebut. Karena dengan mengulang akan terjadi
sinkronisasi gerakan tangan dengan kecepatan benda yang akan
ditangkapnya.
Perkembangan ini menjadikan anak mampu untuk menangkap.
Kemampuan menggulir bola jauh lebih mudah daripada menangkap bola,
maka dari itu menggulir menjadi dasar latihan. Dalam usaha menangkap
benda yang dilambungkan, pada awalnya anak hanya menjulurkan tangan
lurus kedepan dengan telapak tanagn terbuka menghempas keatas.
Kemampuan menyesuaikan posisi tubuh dan tangan dengan posisi di mana
benda datang masih belum dimiliki. Karena itu usaha menangkap yang
dilakukan biasanya gagal. Hal tersebut terjadi pada anak yang berusia 3
tahun. Kemampuan menangkap berkembang sejalan dengan kemampuan
anak untuk menaksir kecepatan dan jarak benda yang akan ditangkap serta
ketepatan reaksi gerak tangannya. Hurlock (1978: 160) keterampilan

7
menangkap jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan ketrampilan
melempar, maka dari itu ketrampilan anak dalam menangkap bola
berkembang kemudian. Hanya ada sedikit anak yang dapat menangkap pada
usia 4 tahunan, kebanyakan anak dapat melempar pada usia menjelang 6
tahun.
Kemampuan menangkap pada anak sejalan dengan kemampuan anak
untuk menaksir sebuah kecepatan suatu benda dan jarak benda yang akan
ditangkap serta ketepatan reaksi gerak tangan yang dilakukan oleh anak.
Anak akan semakin mampu untuk bergerak menyesuaiakan posisi tubuh dan
tangannya sesuai dengan benda yang akan ditangkapnya, sehingga gerakan
anak menjadi semakin efektif atau lentur dan tidak mengalami kekakuan.
Untuk memposisikan diri atau menyesuaikan dengan benda yang akan
ditangkap anak melakuakan gerakan menekuk siku dan menarik siku ke
samping badan.

4. Bola
Bachtiar (2007: 7.13) Bola besar sering digunakan dalam permainan yang
sangat populer seperti sepak bola, bola voli dan lain-lain. Dalam bermain bola
merupakan sasaran yang paling pokok.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan bola untuk mendukung
penelitian berlangsung, bola digunakan sebagai media dalam penunjang
penelitian melalui bermain. Jadi setiap anak yang akan bermain harus dapat
memainkan bola. Dalam bermain bola terdapat teknik-teknik bagaimana cara
memainkan bola beberapa diantaranya adalah melempar bola dan menangkap
bola.

8
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN

A. Subyek Penelitian
Lokasi tempat penelitian kegiatan mewarnai ini di KB Muslimat NU 138
Al-Arief yang bertempat di Desa Ngepung Kecamatan Benjeng Kabupaten
Gresik. KB Muslimat NU 138 Al-Arief berada tidak jauh dari jalan raya,
lokasinya sedikit masuk ke gang dan berada di tengah-tengah pemukiman
warga.
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu, Tanggal 13 September
2017 Sedangkan subyek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah siswa-
siswi yang aktif di kelompok Bermain yang berusia 3-4 tahun di KB
Muslimat NU 138 Al-Arief tahun pelajaran 2017-2018. Jumlah Peserta didik
penelitian ini berjumlah 15 anak.
B. Waktu Penelitian
Waktu pelaksaana observasi dilaksanakan pada jam 07.00 - Selesai
C. Jadwal Penelitian
No Tanggal Penelitian Kegiatan Ket / Catatan
urut
1 29 Agustus 2017 Menyerahkan Surat Ijin
Observasi
2 13 September 2017 Observasi

D. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu menginterpretasikan
data mengenai fenomena atau gejala yang diteliti di lapangan. Metode yang
digunakan yakni Observasi, Wawancara, Dokumentasi.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Observasi

9
Pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek
penelitian untuk mendapatkan informasi.
(Lembar Observasi terlampir)
2. Wawancara
Pengumpulan informasi dengan bertanya langsung untuk mengetahui
lebih dalam mengenai kegiatan yang dilaksanakan.
(Lembar Wawancara terlampir)

3. Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data atau
bukti-bukti dan penjelasan yang lebih luas mengenai fokus pembahasan
(Foto Dokumentasi terlampir)

10
BAB IV
ANALISIS DATA

A. Tabulasi Data

Tabulasi data di KB Muslimat NU 138 Al-Arief yakni sebagai berikut :


WAWANCARA
WAWANCARA
OBSERVASI DENGAN DOKUMENTASI
DENGAN GURU
KEPALA KB
 Anak terlihat  Di KB  Kepala KB  Hasil Observasi
sangat Muslimat NU memberikan  Lembar
antusias saat 138 Al-Arief permainan lempar wawancara
pengembanga para guru tangkap bola  Foto Gedung,
n kegiatan berusaha dengan harapan Profil Lembaga
permainan mengembangka dapat menjadikan dan kegiatan
lempar n kemampuan anak belajar dari anak
tangkap bola motorik anak dalam dirinya
berlangsung diantaranya sendiri sehingga
melalui belajar lebih
permainan bermakna dari
lempar tangkap pada sekedar
bola perintah guru.

11
 Guru  Petunjuk dalam  Kepala KB
memberikan memulai berharap
petunjuk permainan permainan lempar
kepada anak- lempar tangkap tangkap bola
anak sebelum bola sangat dapat
memulai diperlukan agar mengoptimalkan
permainan anak-anak tidak kemampuan
lempar mengalami Motorik kasar
tangkap bola kesulitan dalam anak-anak
mengikuti
kegiatan
 Guru  Permainan  Sebagai kepala
membebaskan lempar tangkap KB beliau
anak untuk bola bermanfaat berharap dengan
memilih untuk adanya
warna bola mengembangka permainan lempar
apa yang akan n kemampuan tangkap bola
digunakan motorik kasar, dapat
kognitif & pengembangan
kerjasama. potensi dan minat
belajar anak
semakin
meningkat dan
berkembang
 Ruang kelas  Jumlah anak di Visi Misi KB
ditata rapi dan kelompok Muslimat NU 138
dicat 2 warna Bermain ada 15 Al-Arief
untuk anak yang Visi :
meningkatkan terdiri dari 8 Terbentuknya anak
imajinasi anak anak laki-laki usia dini yang
dan 7 anak cerdas, ceria, kreatif,
perempuan terampil, beriman

12
dan bertaqwa.
Misi :
1. Memberikan
pelayanan
pendidikan yang
menyenangkan
2. Mengembangkan
daya kreatif dan
kompetensi dasar
melalui kegiatan
pembelajaran
dengan
mengembangkan
potensi anak sedini
mungkin
3. Membekali
perkembangan
anak dengan iman
dan taqwa

a. Data Hasil Kegiatan Mengelompokkan Bola Sesuai Warna

KEGIATAN
MENGELOMPOKKAN BOLA
NO NAMA
SESUAI WARNA
BB MB BSH BSB
1 A’AM V
2 ARIN V
3 FARAH V
4 FIFI V
5 DANA V

13
6 DINI V
7 IZZA V
8 EGA V
9 RESA V
10 ROBBY V
11 HAFIDH V
12 BAIM V
13 NINIK V
14 RAGIL V
15 GALIH V

JUMLAH 1 2 1 11
Keterangan:
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

PERMAINAN LEMPAR TANGKAP BOLA


12

10

0
Belum Berkembang Mulai Berkembang Berkembang Sesuai Berkembang Sangat
Harapan Baik

14
B. Analisis Kritis
Dari tabulasi data tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan lempar
tangkap bola merupakan suatu kegiatan yang bermaksud mengembangkan
kemampuan motorik pada anak yang merupakan kemampuan yang
dikembangkan di KB Muslimat NU 138 Al-Arief. Melalui permainan lempar
tangkap bola yang dilakukan di KB Muslimat NU 138 Al-Arief diharapkan
mampu meningkatkan dan menumbuhkan minat belajar pada anak.
Kegiatan permainan lempar tangkap bola yang dikembangkan di KB
Muslimat NU 138 Al-Arief dapat meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan motorik kasar anak, kemampuan kognitif dan kerjasama antar
anak. Guru berharap dengan adanya permainan lempar tangkap bola dapat
mengembangkan potensi anak dan minat belajar anak semakin meningkat dan
berkembang. Secara umum KB Muslimat NU 138 Al-Arief telah mempunyai
kegiatan-kegiatan yang baik dan terarah. Kegiatan-kegiatan tersebut telah
disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahap perkembangan anak sehingga
anak berkembang dengan optimal.

15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa
KB Muslimat NU 138 Al-Arief tahun pelajaran 2017-2018, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-
otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh.
2. Permainan lempar tangkap bola yang dikembangkan di KB Muslimat NU
138 Al-Arief dapat meningkatkan dan mengembangkan emampuan
motorik kasar anak, kemampuan kognitif dan kerjasama antar anak

B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari kesimpulan diatas maka
disampaikan saran kepada :
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah hendaknya dapat menjadi monitor terhadap proses
perbaikan pembelajaran dan memberi dukungan demi keberhasilan
proses pembelajaran.
2. Guru
Dalam rangka meningkatkan kemampuan anak, guru hendaknya
lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran,

16
walaupun dalam taraf sederhana. Dimana siswa nantinya dapat
menemukan pengetahuan baru. Memperoleh konsep-konsep dan
keterampilan, sehingga siswa mampu memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya.
3. Wali murid
Orang tua hendaknya mampu memberi stimulasi kepada anak untuk
mengembangkan keterampilan pada anak dengan menyediakan media
yang ada di sekitar untuk dimanfaatkan oleh anak.
. DAFTAR PUSTAKA

 Djumidar. (2005). Dasar-dasar Atletik. Jakarta: Universitas Terbuka.


 Elizabeth B Hurlock. (1978). Perkembangan Anak. (Terjemahan: Med
Meitasari Tjandrasa dan Muchicah Zarkasih). Jakarta: Erlangga.
 Heri Rahyubi. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran
Motorik. Bandung: Referens.
 Martini Jamaris. (2006). Pekembangan dan Pengembangan Anak Usia
Taman Kanak-kanak. Jakarta: Grasindo.
 Mayke S. Tedjasaputra. (2010). Bermain, mainan dan Permainan untuk
Pendidikan anak usia dini. Jakarta: Grasindo
 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatam
Kuantitatif,kualitatif dan R&D). Bandung:Alfabeta.
 Sumantri, MS. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
 Tadkirotun Musfiroh. (2005). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah
Kecerdasan. Jakarta: Depdiknas.

17

Anda mungkin juga menyukai