Anda di halaman 1dari 6

TUGAS III

KEMAMPUAN MOTORIK ANAK

Dosen Pengampu :

Harwanti Noviandari, M.Psi.

Disusun oleh:

Maulida Putri Lesmana (208620100111)

PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

PGRI BANYUWANGI

TAHUN AJARAN SEMESTER GENAP 2023


 Kemampuan Motorik Anak

Perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsurkematangan dan


pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di
otak. Menurut Hurlock sebagaimana dikutip Lismadiana, 2017 mengatakan bahwa
perkembangan motorik adalah perkembangan gerakan jasmaniah melaluikegiatan jasmaniah
melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Jadi, perkembangan
motorik merupakan kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak dan spinal
cord. Perkembangan motorik adalah proses yang sejalan dengan bertambahnya usia secara
bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat dari keadaan
sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil kearah pengusaan ketrampilan motorik yang
kompleks dan terorganisasi dengan baik.
Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil
menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola
gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan,
kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata. Mengembangkan kemampuan
motoriksangat diperlukan anak agar mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.Seefel
menggolongkan tiga keterampilann motorik anak,yaitu:
1. Ketrampilan lokomotorik : berjalan, berlari, meloncat, meluncur
2. Keterampilan nonlokomotor(menggerakkan bagian tubuh dengan anak diam di tempat) :
Mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, menarik.
3. Keterampilan memproyeksi dan menerima/menangkap benda Motor Skill ialah
kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu.
Menurut Ulfah, 2020bahwa perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation)
yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik
(jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Sementara itu,
Menurut Chaplin dalam (Arifudin, 2020) mengartikan perkembangan sebagai :
1) Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati
2) Pertumbuhan
3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam
bagian-bagian fungsional.
4) Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.
Seringkali perkembangan motorik anak pra sekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh
orang tua. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini, sebagian besar
orang tua dan pembimbing lebih mengedepankan perkembangan kognitif saja. Padahal
perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif melainkan meliputi seluruh aspek yakni
perkembangan bahasa, sosial emosional, moral agama serta perkembangan fisik motorik
anak. Menurut (Tanjung, 2021) bahwa perkembangan fisik motorik sangat berpengaruh
terhadap perkembangan-perkembangan yang lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh
para ahli perkembangan.

 Kemampuan Motorik Kasar


Anak prasekolah tidak perlu lagi melakukan suatu upaya hanyauntuk sekedar berdiri
tegak dan bergerak kesekitar. Ketika anak anak menggerakkan kaki-kaki mereka dengan
lebih percaya diri dan membawa diri mereka ketujuan yang lebih khusus, proses bergerak
ke sekitar di dalam lingkungannya menjadi lebih otomatis.
Menurut Harlock yang dikutip oleh Sujono, 2010mengungkapkan bahwa motorik
kasar adalah gerakan tubuh meggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Dorong anak berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola,
mengendarai sepeda roda tiga.Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian
gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi.
Menurut Meggit yang dikutip oleh Wiwi, 2016megungkapkann istilah
perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangann fisik, dimana perkembangan
fisik memiliki arti bahwa anak telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol
diri mereka.
Sedangkan menurut papali,Olds, Feldman kemampuan motorik kasar (gross motor
skill) merupakan kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan otot besar seperti berlari
dan melompat.
Menurut Supriatna, 2021 bahwa perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya
bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu,
bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak
sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan
anak.
 Kemampuan Motorik Halus
Menurut Hurlock sebagaimana dikutip oleh Riris, 2013 perkembangan motorik halus
adalah meningkatnya pengkordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang
jauh lebih kecil atau detail. Keduanya mampu mengembangkan gerak motorik halus
seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya.
Menurut Laura E. Berk sebagaimana dikutip Riris, 2013 menjelaskan keterampilan
motorik halus dengan membandingkannya dengan keterampilan motorik kasar. Ia
menyatakan bahwa pada usia dini telah terjadi perubahan besar ”giant” pada gerakan
motoriknya. Hal ini dicontohkan ketika anak sering mencoba makan dengan tangannya
sendiri, beberapa orangtua melarang dengan alasan kotor sehingga anak tidak
diperbolehkan makan sendiri. Seperti dalam pengamatan Laura E. Berk :
“But parents must be patient about these abilities: when tired and in a hurry young
children often revert to eating with their fingers” (Akan tetapi orangtua harus
bersabar ketika menghadapi kemampuan ini: Ketika anak mulai bosan dan tergesa-
gesa anak sering makan dengan tangannya).
Berdasarkan pernyataan tersebut Laura menyarankan agar orangtua bersabar ketika
menghadapi anaknya makan dengan tangannya sendiri. Sebab anak belum terbiasa
mencuci tangan sebelum makan. Kemudian pada usia 3 tahun anak sudah bisa memakai
bajunya sendiri bahkanbisa memakai dan melepas sepatunya sendiri. Hal ini diungkapkan
juga oleh Laura:
“And the 3 year-old who dresses himself may end up with his shirt on inside out, his
pants on backward, and his left snow boot on his right foot” (Dan pada usia 3 tahun
anak sudah bisa mengenakan baju celana sendiri meskipun terbalik, bahkan mampu
memakai dan melepas sepatunya sendiri).
Keterampilan-keterampilan tersebut di atas disebut self-help skills (keterampilan
menolong dirinya sendiri) menurut E. Beck, yang mana keterampilan tersebut akan
mencapai puncak kesempurnaanya pada usia 6 tahun.
Dengan demikian motorik halus adalah segala kegiatan yang menggunakan otot
halus pada bagian tubuh tertentu serta membutuhkan koordinasi yang
cermat.Perkembangan motorik adalah salah satu hal yang penting dalam perkembangan
individu.Setiap anak dapat mencapai perkembangan motorik halus yang optimal asalkan
mendapat stimulasi yang tepat, semakin banyak kesempatan, praktek dan bimbingan yang
kontinyu. Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia prasekolah
(3-6 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakk ban anggota
tubuhnya terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk
menulis.
Gerakan motorik halus adalah apabila dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian
tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, seperti menggunakan jari jemari tangan
dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak
membutuhkantenaga layaknya seperti gerakan motorik kasar, namun gerakan ini sangat
membutuhkan kecermatan otot halus.Semakin baiknya gerakan motorik halus anak
membuat anak semakin berkreasi seperti menggunting kertas, menjahit kertas,
menganyam kertas, serta memegang alat tulis dan gambar. Keterampilan motorik halus
tidak sepenuhnya berkembang hanya melalui kematangan saja, namun keterampilan
motorik halus tersebut harus di stimulasi dan di praktekkan. Ada 8 kondisi penting untuk
mempelajari keterampilan motorik halus menurut Harlock:
a. Kesiapan belajar: apabila pembelajaran tersebut di lakukan ketika anak sudah siap
belajar maka hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang belum siap
dalam belajar.
b. Kesempatan belajar: lingkungan dan orang tua hendaknya memberikan kesemp atan
belajar agar anak tidak mengalami keterlambatan perkembangan.
c. Kesempatan berpraktek: memberikan kesempatan berpraktek sesering mungkin untuk
dapat menguasai keterampilan motoriknya sesuai yang di harapkan
d. Model yang bagus : agar perkembangan keterampilan anak baik maka harus adanya
model yang baik, karena untuk dapat mempelajari dan mengembangkan kemampuan
motorik anak adalah meniru sehingga membutuhkan model yang tepat.
e. Bimbingan: bimbingan di lakukan untuk memberikan arahan dalam pengembangan
keterampilan anak, karena meniru tanpa bimbingan tak akan optimal, bimbingan pun
penting diberikan agar anak mengenali kesalahan yang dilakukannya.
f. Motivasi: dorongan yang di stimulus dari luar agar keterampilan motorik halus dapat di
tingkatkan atau dipertahankan.
g. Keterampilan sebaiknya di pelajari secara individu karena setiap jenis keterampilan
mempunyai perbedaan tertentu, contoh: memegang sisir untuk menyisir rambut berbeda
dengan memegang pensil untuk menulis.
h. Keterampilan sebaiknya di pelajari satu persatu: yaitu dalam kegiatan belajar
keterampilan hendaknya tidak dilakukan secara bersamaan sehingga tidak
menimbulkan kebingungan anak.

Anda mungkin juga menyukai