Perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsurkematangan dan
pengendalian gerakan tubuh yang erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Menurut Hurlock sebagaimana dikutip Lismadiana, 2017 mengatakan bahwa perkembangan motorik adalah perkembangan gerakan jasmaniah melaluikegiatan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Jadi, perkembangan motorik merupakan kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak dan spinal cord. Perkembangan motorik adalah proses yang sejalan dengan bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan, dimana gerakan individu meningkat dari keadaan sederhana, tidak terorganisir, dan tidak terampil kearah pengusaan ketrampilan motorik yang kompleks dan terorganisasi dengan baik. Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh. Untuk itu, anak belajar dari guru tentang beberapa pola gerakan yang dapat mereka lakukan yang dapat melatih ketangkasan, kecepatan, kekuatan, kelenturan, serta ketepatan koordinasi tangan dan mata. Mengembangkan kemampuan motoriksangat diperlukan anak agar mereka tumbuh dan berkembang secara optimal.Seefel menggolongkan tiga keterampilann motorik anak,yaitu: 1. Ketrampilan lokomotorik : berjalan, berlari, meloncat, meluncur 2. Keterampilan nonlokomotor(menggerakkan bagian tubuh dengan anak diam di tempat) : Mengangkat, mendorong, melengkung, berayun, menarik. 3. Keterampilan memproyeksi dan menerima/menangkap benda Motor Skill ialah kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu. Menurut Ulfah, 2020bahwa perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). Sementara itu, Menurut Chaplin dalam (Arifudin, 2020) mengartikan perkembangan sebagai : 1) Perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam organisme dari lahir sampai mati 2) Pertumbuhan 3) Perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional. 4) Kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari. Seringkali perkembangan motorik anak pra sekolah diabaikan atau bahkan dilupakan oleh orang tua. Hal ini dikarenakan belum pahamnya mereka bahwa perkembangan motorik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan anak usia dini, sebagian besar orang tua dan pembimbing lebih mengedepankan perkembangan kognitif saja. Padahal perkembangan tidak hanya dalam aspek kognitif melainkan meliputi seluruh aspek yakni perkembangan bahasa, sosial emosional, moral agama serta perkembangan fisik motorik anak. Menurut (Tanjung, 2021) bahwa perkembangan fisik motorik sangat berpengaruh terhadap perkembangan-perkembangan yang lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh para ahli perkembangan.
Kemampuan Motorik Kasar
Anak prasekolah tidak perlu lagi melakukan suatu upaya hanyauntuk sekedar berdiri tegak dan bergerak kesekitar. Ketika anak anak menggerakkan kaki-kaki mereka dengan lebih percaya diri dan membawa diri mereka ketujuan yang lebih khusus, proses bergerak ke sekitar di dalam lingkungannya menjadi lebih otomatis. Menurut Harlock yang dikutip oleh Sujono, 2010mengungkapkan bahwa motorik kasar adalah gerakan tubuh meggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Dorong anak berlari, melompat, berdiri di atas satu kaki, memanjat, bermain bola, mengendarai sepeda roda tiga.Perkembangan motorik adalah perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi. Menurut Meggit yang dikutip oleh Wiwi, 2016megungkapkann istilah perkembangan motorik merujuk pada makna perkembangann fisik, dimana perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak telah mencapai sejumlah kemampuan dalam mengontrol diri mereka. Sedangkan menurut papali,Olds, Feldman kemampuan motorik kasar (gross motor skill) merupakan kemampuan-kemampuan fisik yang melibatkan otot besar seperti berlari dan melompat. Menurut Supriatna, 2021 bahwa perkembangan motorik kasar pada anak perlu adanya bantuan dari para pendidik di lembaga pendidikan usia dini yaitu dari sisi apa yang dibantu, bagaimana membantu yang tepat/appropriate, bagaimana jenis latihan yang aman bagi anak sesuai dengan tahapan usia dan bagaimana kegiatan fisik motorik kasar yang menyenangkan anak. Kemampuan Motorik Halus Menurut Hurlock sebagaimana dikutip oleh Riris, 2013 perkembangan motorik halus adalah meningkatnya pengkordinasian gerak tubuh yang melibatkan otot dan syaraf yang jauh lebih kecil atau detail. Keduanya mampu mengembangkan gerak motorik halus seperti meremas kertas, menyobek, menggambar, menulis, dan lain sebagainya. Menurut Laura E. Berk sebagaimana dikutip Riris, 2013 menjelaskan keterampilan motorik halus dengan membandingkannya dengan keterampilan motorik kasar. Ia menyatakan bahwa pada usia dini telah terjadi perubahan besar ”giant” pada gerakan motoriknya. Hal ini dicontohkan ketika anak sering mencoba makan dengan tangannya sendiri, beberapa orangtua melarang dengan alasan kotor sehingga anak tidak diperbolehkan makan sendiri. Seperti dalam pengamatan Laura E. Berk : “But parents must be patient about these abilities: when tired and in a hurry young children often revert to eating with their fingers” (Akan tetapi orangtua harus bersabar ketika menghadapi kemampuan ini: Ketika anak mulai bosan dan tergesa- gesa anak sering makan dengan tangannya). Berdasarkan pernyataan tersebut Laura menyarankan agar orangtua bersabar ketika menghadapi anaknya makan dengan tangannya sendiri. Sebab anak belum terbiasa mencuci tangan sebelum makan. Kemudian pada usia 3 tahun anak sudah bisa memakai bajunya sendiri bahkanbisa memakai dan melepas sepatunya sendiri. Hal ini diungkapkan juga oleh Laura: “And the 3 year-old who dresses himself may end up with his shirt on inside out, his pants on backward, and his left snow boot on his right foot” (Dan pada usia 3 tahun anak sudah bisa mengenakan baju celana sendiri meskipun terbalik, bahkan mampu memakai dan melepas sepatunya sendiri). Keterampilan-keterampilan tersebut di atas disebut self-help skills (keterampilan menolong dirinya sendiri) menurut E. Beck, yang mana keterampilan tersebut akan mencapai puncak kesempurnaanya pada usia 6 tahun. Dengan demikian motorik halus adalah segala kegiatan yang menggunakan otot halus pada bagian tubuh tertentu serta membutuhkan koordinasi yang cermat.Perkembangan motorik adalah salah satu hal yang penting dalam perkembangan individu.Setiap anak dapat mencapai perkembangan motorik halus yang optimal asalkan mendapat stimulasi yang tepat, semakin banyak kesempatan, praktek dan bimbingan yang kontinyu. Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia prasekolah (3-6 tahun) adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakk ban anggota tubuhnya terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk menulis. Gerakan motorik halus adalah apabila dilakukan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, seperti menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu gerakan ini tidak membutuhkantenaga layaknya seperti gerakan motorik kasar, namun gerakan ini sangat membutuhkan kecermatan otot halus.Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak semakin berkreasi seperti menggunting kertas, menjahit kertas, menganyam kertas, serta memegang alat tulis dan gambar. Keterampilan motorik halus tidak sepenuhnya berkembang hanya melalui kematangan saja, namun keterampilan motorik halus tersebut harus di stimulasi dan di praktekkan. Ada 8 kondisi penting untuk mempelajari keterampilan motorik halus menurut Harlock: a. Kesiapan belajar: apabila pembelajaran tersebut di lakukan ketika anak sudah siap belajar maka hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang belum siap dalam belajar. b. Kesempatan belajar: lingkungan dan orang tua hendaknya memberikan kesemp atan belajar agar anak tidak mengalami keterlambatan perkembangan. c. Kesempatan berpraktek: memberikan kesempatan berpraktek sesering mungkin untuk dapat menguasai keterampilan motoriknya sesuai yang di harapkan d. Model yang bagus : agar perkembangan keterampilan anak baik maka harus adanya model yang baik, karena untuk dapat mempelajari dan mengembangkan kemampuan motorik anak adalah meniru sehingga membutuhkan model yang tepat. e. Bimbingan: bimbingan di lakukan untuk memberikan arahan dalam pengembangan keterampilan anak, karena meniru tanpa bimbingan tak akan optimal, bimbingan pun penting diberikan agar anak mengenali kesalahan yang dilakukannya. f. Motivasi: dorongan yang di stimulus dari luar agar keterampilan motorik halus dapat di tingkatkan atau dipertahankan. g. Keterampilan sebaiknya di pelajari secara individu karena setiap jenis keterampilan mempunyai perbedaan tertentu, contoh: memegang sisir untuk menyisir rambut berbeda dengan memegang pensil untuk menulis. h. Keterampilan sebaiknya di pelajari satu persatu: yaitu dalam kegiatan belajar keterampilan hendaknya tidak dilakukan secara bersamaan sehingga tidak menimbulkan kebingungan anak.