Anda di halaman 1dari 10

Iyah Fitriah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting 229

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui


Kegiatan Menggunting dan Menempel dengan
Berbagai Media pada Kelompok B di TKS
Islam Widya Cendekia Kota Serang
Iyah Fitriah1, Kartini Marzuki2, Ita Rosita Ichsan3
1
TKS Islam Widya Cendekia Kota Serang, 2,3Universitas Negeri Makassar

iyahfitriyah333@gamil.com

Abstrak

Kegiatan menempel dan menggunting sangatlah penting bagi perkembangan anak. Kegiatan
menggunting dan menempel merupakan suatu keterampilan yang berkaitan dengan fisik
motorik anak yang berkembang pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
informasi secara jelas tentang Meningkatkan kemampuan fisik motorik halus melalui
kegiatan menggunting dan menempel dengan berbagai media pada anak kelompok B di
Taman kanak-kanak islam widya cendekia kota serang. Metode yang digunakan dalam
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan pendekatan kumulatif.
Teknik dan alat pengumpulan data yang dijadikan instrumen penelitian ini adalah observasi
dan dokumentasi berupa foto. Kesimpulan pada Penelitian ini bahwa kegiatan menggunting
dan menempel dengan pengunaan media yang berbeda dalam meningkatkan motorik halus
pada anak kelompok B mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran yang semakin meningkat dalam setiap siklusnya. Pada proses
pembelajaran sebelumnya adanya tindakan kelas, target yang dicapai kemampuan motorik
halus melalui kegiatan menggunting dan menempel dengan berbagai media pada siklus I
hanya memperoleh bintang yang hanya nilai rata-rata kelas 50% dan pada siklus II
perolehan bintang dengan nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan sebesar 75%.

Kata kunci : Motorik Halus, Menggunting, Menempel, Media

1. PENDAHULUAN perubahan secara fisik yang mencolok


(berat-tinggi badan) serta manusia satu
Makhluk hidup secara kodrati dengan yang lain pasti berbeda. Hal ini
mengalami pertumbuhan dan perkembang- diyakini sebagai sebuah proses atau
an, seperti halnya manusia. Selama tahapan yang wajar menuju tingkatan yang
menjalani kehidupannya, manusia sempurna. Anak akan mulai tumbuh dan
mengalami pertumbuhan dan perkembang- melalui masa usia dini, dimana masa usia
an baik secara fisik ataupun mental yang dini merupakan periode emas (the golden
sifatnya dinamis dan unik. Dikatakan age) bagi perkembangan anak untuk
dinamis dan unik karena dari hari ke hari memperoleh proses pendidikan. Masa
secara fisik maupun mental manusia pasti perkembangan anak usia dini adalah masa
tumbuh dan berkembang, misal semakin yang paling tepat untuk mengembangkan
dewasa umur manusia, maka semakin semua potensi yang dimiliki anak, dimana
progresif cara berfikir dan terjadi perkembangan yang diperoleh pada usia
230 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 4 NO. 1 APRIL 2023

ini sangat berpengaruh terhadap per- menyediakan kesempatan pada anak untuk
kembangan di usia berikutnya, hingga melatih keterampilan motoriknya melalui
masa dewasa. stimulus yang diberikan dengan cara yang
Husein (2002:12) mengemukakan tepat dan bervariasi. Anak usia dini
bahwa anak usia dini mempunyai potensi mampu mencapai tahap perkembangan
besar untuk mengoptimalkan segala aspek motorik halus yang optimal asal
perkembanganya, termasuk perkembangan mendapatkan stimulasi yang tepat. Karena
keterampilan motoriknya artinya per- disetiap fase anak membutuhkan
kembangan keterampilan motorik sebagai rangsangan untuk mengembangkan
perkembangan unsur kematangan dan kemampuan motorik halusnya.Semakin
pengendalian gerak tubuh. banyak yang dilihat dan didengar anak,
Keterampilan motorik memiliki semakin banyak yang ingin diketahuinya.
hubungan yang saling mempengaruhi Anak akan kurang berkembang jika kurang
antara kebugaran tubuh anak. Perkembang- mendapatkan rangsangan. Melalui meng-
an motorik sangat dipengaruhi oleh organ gunting dan menempel diharapkan mampu
dan fungsi sistem susunan saraf pusat atau meningkatkan perkembangan motorik
otak. Sistem susunan saraf pusat yang halus anak dengan begitu kemampuan
sangat berperan dalam kemampuan anak dalam mengkoordinasi gerakan
motorik dan mengkoordinasi setiap tangan dan jari jemarinya secara fleksibel
gerakan yang dilakukan anak. Semakin dapat berkembang dengan tepat, karena
matangnya perkembangan sistem saraf menggunting dan menempel melatih
otak yang mengatur otot memungkinkan ketepatan anak dalam mengikuti pola
berkembangnya kompetensi atau gambar serta melatih kerapian anak
kemampuan motorik anak. Perkembangan menghasilkan karya yang indah.
motorik anak dibagi menjadi 2 yaitu Berdasarkan pengamatan awal di
keterampilan motorik kasar dan kelompok B TKS Islam Widya Cendekia
keterampilan motorik halus. Keterampilan yang berjumlah 10 anak, keterampilan
motorik kasar seperti berjalan, berlari, motorik halus pada beberapa anak masih
melompat, meloncat, naik turun tangga, perlu ditingkatkan. Kegiatan pembelajaran
sedangkan keterampilan motorik halus atau untuk meningkatkan keterampilan motorik
keterampilan manipulasi seperti menulis, halus untuk anak kelompok B, masih
menggambar, menggunting, menempel dan kurang variatif karena guru hanya terpaku
menangkap bola serta memainkan benda- pada Lembar kerja anak atau majalah TK.
benda atau alat-alat mainan. Motorik tidak Kegiatan untuk mengembangkan motorik
hanya berkembang melalui kematangan halus anak sebenarnya sangat banyak
saja namun perlu ada pembelajaran atau seperti menggunting, menempel,
rangsangan. Untuk mempelajari menganyam, merobek, membentuk meng-
keterampilan motorik perlu adanya gunakan plastisin, meronce, dan lain-lain.
kesiapan belajar, hal ini terkait dengan Pelaksanaan kegiatan tersebut masih belum
kemampuan dan kesiapan anak secara maksimal, sehingga kurangnya adanya
fisik. Anak yang sudah mencapai variasi dalam kegiatan proses pem-
kematangan secara fisik untuk melakukan belajaran.
sesuatu maka keterampilan yang akan Hal tersebut dapat mengganggu
dipelajari akan lebih baik hasilnya. Setiap perkembangan anak terutama motorik
anak perlu mendapatkan kesempatan untuk halus anak. Anak-anak kelompok B TKS
mempelajari keterampilan motorik. Islam Widya Cendikia pada umumnya
Oleh karena itu pendidik masih belum dapat menggunting dan
seharusnya memberikan peluang dan menempel dengan berberbagai media
Iyah Fitriah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting 231

dengan baik. Hal ini dapat dilihat ketika motorik dari bayi sampai dewasa yang
kegiatan menggunting dan menempel melibatkan berbagai aspek perilaku dan
beberapa anak masih belum mampu kemampuan motorik. Aspek perilaku dan
menggunting dengan media yang berbeda. perkembangan motorik saling mem-
Begitu juga ketika menempelkan gambar pengaruhi satu sama lainnya.
dan bentuk masih banyak anak Dari beberapa pendapat ahli maka
mengoleskan lem terlalu banyak sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan
ketika ditempel beberapa pola gambar motorik adalah perubahan kemampuan
terlihat tidak rapi dan sobek karena ditarik gerak dari bayi sampai dewasa yang
paksa oleh anak, serta masih banyak anak melibatkan kemampuan gerak melalui
yang membutuhkan bantuan atau bimbing- syaraf, urat syaraf, dan otot yang
an dari orang lain untuk mengerjakan terkoordinasi.
kegiatan tersebut. Hal ini berbeda dengan Magill (1989:10) menyatakan
Permen No 58 tahun 2009 bahwa anak usia bahwa keterampilan motorik halus (Fine
5-6 tahun dapat menggunting sesuai motor skill) merupakan keterampilan yang
dengan pola dan menempel gambar dengan memerlukan kontrol dari otot-otot. kecil
tepat. dari tubuh untuk mencapai tujuan dari
Elizabeth B. Hurlock (1978:147) keterampilan. Secara umum, keterampilan
mengungkapkan bahwa perkembangan ini meliputi koordinasi mata-tangan.
motorik berarti perkembangan pengendali- Keterampilan ini membutuhkan derajat
an gerakan jasmaniah melalui syaraf, urat tinggi dari kecermatan gerak untuk
syaraf, dan otot yang terkoordinasi. menampilkan suatu keterampilan khusus
Pengendalian tersebut berasal dari dalam level tinggi dalam kecakapan.
perkembangan refleksi dan kegiatan massa Contohnya yaitu menulis, melukis,
yang ada pada waktu lahir, sedangkan menjahit dan mengancingkan baju.
Sugiyanto dan Sudjarwo menjelaskan Motorik halus menurut Jamaris
(1992:25) perkembangan motorik : proses (2005:7) adalah peningkatan koordinasi
perubahan kapasitas fungsional atau gerakan yang berkaitan dengan kegiatan
kemampuan kerja organ-organ tubuh ke melekatkan atau memegang suatu objek
arah keadaan yang makin terorganisasi dan dengan menggunakan jari-jari tangan.
terspesialisasi. Perkembangan terjadi Senada dengan itu, Bambang Sujiono
dalam bentuk perubahan kualitatif, (2008: 1.14), mengatakan bahwa
kuantitatif atau kedua-duanya secara kemampuan motorik halus adalah
serempak. kemampuan yang berhubungan dengan
Senada dengan itu, Corbin (dalam keterampilan fisik yang melibatkan otot
Sumantri, 2005:48) mengemukakan bahwa kecil dan koordinasi mata dan tangan
perkembangan motorik adalah perubahan Lebih lanjut, Sumantri (2005:143)
kemampuan gerak dari bayi sampai menjelaskan pengertian motorik halus
dewasa yang melibatkan berbagai aspek ialah: “Keterampilan motorik halus adalah
perilaku dan kemampuan gerak. Aspek pengorganisasian penggunaan sekelompok
perilaku dan perkembangan motorik saling otot-otot kecil seperti jari-jemari dan
mempengaruhi. Lebih lanjut, Yudha M tangan yang sering membutuhkan
Saputra (2005:114) perkembangan motorik kecermatan dan koordinasi mata dengan
adalah suatu perubahan dalam perilaku tangan, keterampilan yang mencakup
motorik yang memperlihatkan interaksi pemanfaatan dengan alat-alat untuk
dari kematangan makhluk dan lingkungan- bekerja dan objek yang kecil atau
nya. Pada manusia perkembangan motorik pengontrolan terhadap mesin misalnya
merupakan perubahan kemampuan mengetik dan lain-lain”.
232 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 4 NO. 1 APRIL 2023

Menurut pendapat beberapa ahli yang dapat menstimulasi anak untuk


tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kemampuan motorik halus
motorik halus adalah keterampilan fisik anak dengan menggunakan kegiatan
yang mengkoordinasikan sekelompok otot- menggunting dan menempel yang akan
otot kecil di dalam tubuh untuk mencapai dipadukan dengan media yang berbeda
tujuan dari keterampilan seperti menulis, Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
menggunting, menggenggam, melukis, akan melakukan penelitian tentang
menjahit. “Meningkatkan Kemampuan Motorik
BS Anwir (1982:32) menggunting Halus Melalui Kegiatan Menggunting dan
adalah suatu contoh khas tentang Menempel dengan Berbagai Media Pada
menggeser sebagian bahan. Senada dengan anak kelompok B di Taman Kanak-Kanak
itu, menurut Sumanto (2005:108). Islam Widya Cendikia”. Adapun Tujuan
Dalam KBBI (2002:124), penelitian ini secara umum adalah: untuk
menempel diartikan sebagai melekatkan meningkatkan kemampuan motorik halus
sesuatu dengan lem atau perekat. Senada melalui kegiatan menggunting dan
dengan itu Martha Christianti (2009:93) menempel dengan berbagai media pada
menyatakan bahwa kegiatan menempel anak kelompok B di TK Islam widya
adalah salah satu kegiatan yang menarik cendekia dan Menambah wawasan bagi
minat anak-anak karena berkaitan dengan guru dalam kegiatan motorik halus.
meletakkan dan merekatkan sesuatu sesuka
mereka. Menempel merupakan proses 2. METODE
setelah menggunting. Kata media berasal
dari bahasa latin dan merupakan bentuk Metode yang digunakan dalam
jamak dari kata medium yang secara penelitian ini adalah penelitian tindakan
harfiah berarti perantara atau pengantar. kelas dengan menggunakan pendekatan
Media adalah komponen sumber kualitatif. Adapun jenis penelitian ini yaitu
belajar atau wahana fisik yang penelitian tindakan kelas. PTK merupakan
mengandung materi instruksional di pendekatan penelitian kualitatif, sebab
lingkungan siswa yang dapat merangsang dalam melakukan tindakan subyek
siswa untuk belajar. (Arsyad Azhar : 2003. penelitian yang sangat di utamakan adalah
hal.41), Media adalah segala sesuatu yang mengungkap makna, yakni makna dan
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan proses pembelajaran sebagai upaya
dari pengirim ke penerima sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, melalui tindakan yang dilakukan.
dan minat serta perhatian siswa sedemikian Sedangkan deskriptif adalah data
rupa sehingga proses belajar terjadi. (Sri yang dikumpulkan berupa kata-kata,
hidayati:2011). Gagne dan Brigges (1975) gambar dan bukan angka-angka. Hal ini
dikutip oleh Azhar Arsyad secara implisit disebabkan oleh adanya penerapan metode
menyatakan bahwa: Media pembelajaran kualitatif. Selain itu, semua yang
meliputi alat secara fisik digunakan untuk dikumpulkan berkemungkinan menjadi
menyampaikan isi materi pembelajaran kunci terhadap apa yang sudah diteliti.
yang terdiri dari buku, tape recorder, kaset,
video kamera, video recorder, film, slide, Langkah-langkah PTK
foto, gambar, grafik, televisi, dan A. Deskripsi Pra Siklus
komputer. Tahapan-tahapan pelaksanaan
Berdasarkan keadaan yang seharusnya siklus model kemmis & Taggart yang
terjadi terkait kemampuan menggunting peneliti pilih dalam Pelaksanaan penelitian
dan menempel maka perlu adanya cara Tindakan Kelas sebagai berikut :
Iyah Fitriah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting 233

dan terjadi selama pelaksanaan


berlangsung.
5) Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi merupakan
kegiatan analisis, sintesis, interpretasi
terhadap semua informasi yang diperoleh
pada saat kegiatan tindakan.

B. Kriteria Keberhasilan Tindakan


Penelitian ini dikatakan berhasil
apabila penerapan menggunting dan
Gambar 1. Tahapan pelaksanaan siklus
menempel dengan berbagai media dapat
meningkatkan kemampuan motorik halus
Sebelum pelaksanaan siklus I
anak pada kelompok B di TamanKanak-
peneliti melakukan observasi terhadap
kanak Islam Widya Cendekia Serang, serta
keadaan awal proses pembelajaran atau
indikator yang diharapkan sesuai dengan
dapat dikatakan sebagai pra siklus. Data
materi pembelajaran mencapai target
hasil dari pra siklus inilah yang dijadikan
keberhasilan 70% dari keseluruhan anak.
sebagai patokan untuk membuat rencana
pelaksanaan siklus I. Begitu pula data yang
C. Desain dan Prosedur Tindakan
diperoleh pada siklus I digunakan untuk
1) Desain Tindakan
menyusun rencana pelaksanaan siklus II,
Dalam penelitian ini peneliti akan
begitu seterusnya sampai penelitian
mencoba menerapkan kegiatan meng-
berhasil. Langkah-langkah yang dilaksana-
gunting dan menempel dengan berbagai
kan peneliti dapat digambarkan sebagai
media untuk meningkatkan kemampuan
berikut:
fisik motorik halus anak pada kelompok B
1) Pra Siklus
di Taman kanak-kanak Islam Widya
Melakukan pengamatan terhadap
Cendekia Serang. Rencana penelitian ini
lingkungan Taman Kanak-kanak Islam
dilakukan pada bulan Januari samapai
Widya Cendekia Serang.
dengan Maret 2019 yang akan dilakukan
2) Penyusunan Perencanaan
oleh peneliti dan bekerja sama dengan guru
(Planning)
mitra yaitu guru kelompok B kelas Aisyah.
Penyusunan perencanaan didasar-
Sebelum tahap siklus dilaksanakan,
kan pada hasil pengamatan awal. Secara
terlebih dahulu dilaksanakan refleksi awal.
rinci perencanaan mencakup tindakan yang
2) Prosedur Tindakan
akan dilakukan untuk memperbaiki,
Prosedur tindakan adalah tahapan
meningkatkan atau merubah perilaku dan
dan uraian dalam melaksanakan tindakan
sikap yang diinginkan sebagai solusi dari
sebagai berikut:
permasalahan.
a. Pra Siklus.
3) Pelaksanaan Tindakan (Acting)
b. Siklus I
Tahap selanjutnya adalah
a) Tahap Perencanaan Tindakan
pelaksanaan tindakan. Tahap ini
b) Tahap Pelaksanaan Tindakan
merupakan tahap dimana semua ide,
(acting)
rancangan dan gagasan dilaksanakan.
c) Tahap Pengamatan (Observasi)
4) Pengamatan (Observing)
d) Tahap Refleksi (Reflecting)
Tahap pengamatan ber-langsung
c. Siklus II
bersaan saat pelaksanaan tindakan. Pada
a) Tahap Perencanaan Tindakan
tahap ini peneliti melakukan pengamatan
(Planning)
dan mencatat semua hal yang diperlukan
234 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 4 NO. 1 APRIL 2023

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Keberhasilan dari proses kegiatan


(acting) menggunting dan menempel
c) Tahap Pengamatan (Observasi) dengan berbagai media pada siklus
d) Tahap Refleksi (Reflecting) I di peroleh hasil yang cukup baik
yaitu 10 anak yang diamati 2 anak
D. Sumber Data diantaranya berada pada tahap
Sumber data yang digunakan dalam menggunting dan menempel
penelitian ini adalah : Sumber Data Primer dengan media karton, dan 3 anak
dan data Sekunder. sudah berada pada tahapan
menggunting dan menempel
E. Teknik Pengumpulan Data dengan media kardus bekas dan 5
1) Definisi Konseptual anak pada tahapan menggunting
Yang dimaksud dengan dan menempel dengan media kain
kemampuan fisik motorik halus anak planel.
memelalui kegiatan menggunting dan b. Kegagalan dari proses kegiatan
menempel dengan berbagai media yang melipat pada siklus I masih adanya
berbeda pada kelompok B adalah anak yang belum terampil
kemampuan anak dalam hal menggunakan media menggunting
mengkoordinasi otot-otot jari tangan yang dan menempel sesuai keinginannya
kaku, agar mampu melakukan kegiatan sendiri. Hal ini terjadi karena guru
menggunting dan menepel dengan belum ndapat mengkondisikan
berbagai media yang berbeda sesuai anak.
dengan media yang disediakan oleh guru. 2) Keberhasilan dan kegagalan dari proses
2) Kisi-Kisi Instrumen menggunting dan menempel dengan
Titik tolak dari penyusunan PTK berbagai media pada siklus II yaitu :
adalah variabel-variabel penelitian yang a. Keberhasilan dan kegagalan
ditetapkan untuk di teliti, dari variabel kegiatan menggunting dan melipat
tersebut ditentukan indikator yang akan di pada siklus II diperoleh hasil yang
ukur. Untuk memudahkan penyusunan cukup baik adanya peningkatan dari
instrumen, maka perlu digunakan kisi-kisi pelaksanaan siklus I yaitu dari 10
instrumen. anak yang di amati 1 anak di
antaranya masih berada pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN tahapan menggunting dan melipat
dengan media karton, 2 anak sudah
A. Hasil berada pada tahapan menggunting
Dari tujuan penelitaian yaitu dan menempel dengan media
meningkatkan kemampuan motorik halus kardus bekas susu. Dan 7 anak
anak kelompok B di TK Islam Widya berada pada tahapan menggunting
Cendekia Kota serang dalam pembelajaran dan melipat dengan media kain
kegiatan menggunting dan menempel planel.
dengan berbagai media. Setelah melakukan b. Kegagalan dari proses kegiatan
pembelajaran peneliti mendapatkan menggunting dan menempel
gambaran keberhasilan dan kelemahan dengan berbagai media pada siklus
dalam proses pembelajaran yaitu : II masih adanya anak yang berada
1) Keberhasilan dan kegagalan dari proses pada tahapan menggunting dan
kegiatan menggunting dan menemepel menempel dengan media karton.
dengan berbagai media pada siklus ke I Hal ini terjadi keingintahuan yang
yaitu : besar tentang menggunting dan
Iyah Fitriah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting 235

menempel dengan media yang anak mendapatkan bintang 2, 2 anak


digunakannya sehingga dalam mendapatkan bintang 3, 1 anak mendapat-
pelaksanaan anak terlalu terburu- kan bintang 4.
buru dalam menyelesaikan kegiatan Hari kedua. Guru meminta anak
dalam menggunting dan menempel untuk menggunting dan menempel dengan
dengan media karton dengan tugas media kertas origami. Hasil dari 10 orang
yang diberikan guru. anak yang menggunting dan menempel
dengan media kertas origami diketahui 2
Dalam merencanakan perbaikan anak mendapatkan bintang 1, 5 anak
pada siklus ke I dan siklus ke II. Penulis mendapatkan bintang 2, 1 anak mendapat-
membuat rancangan perbaikan sebagai kan bintang 3, 1 anak mendapatkan
berikut : bintang 4.
1) Rencana satu siklus, Membuat Hari ketiga. Guru meminta anak
tujuan perbaikan. Identifikasi untuk menggunting dan menempel dengan
masalah dan perumusan masalah media karton. Hasil dari 10 orang anak
2) Rencana kegiatan pembelajaran yang menggunting dan menempel dengan
dalam satu siklus untuk lima hari media karton diketahui 1 anak mendapat-
3) Rencan Kegiatan Harian (RKH), kan bintang 1, 4 anak mendapatkan
Merupakan rencana kegiatan satu bintang 2, 3 anak mendapatkan bintang 3,
hari dengan mencantumkan hari, 2 anak mendapatkan bintang 4.
tanggal, tema yang tertulis pada Hari keempat. Guru meminta anak
RKH sesuai dengan pelaksanaan untuk menggunting dan menempel dengan
kegiatan perbaikan media kardus susu bekas/duplek. Hasil dari
4) Sekenario Perbaikan, Berisi 10 orang anak yang menggunting dan
langkah-langkah perbaikan secara menempel dengan media karton diketahui
rinci dari kegiatan pembelajaran 1 anak mendapatkan bintang 1, 4 anak
yang menjadi fokus perbaikan mendapatkan bintang 2, 2 anak mendapat-
5) Refleksi, Merefleksi pencapaian kan bintang 3, 3 anak mendapatkan
kegiatan perbaikan dilakukan bintang 4.
setelah kegiatan dengan berdiskusi Hari kelima. Guru meminta anak
bersama teman sejawat. untuk menggunting dan menempel dengan
media kain planel. Hasil dari 10 orang
B. Pembahasan anak yang menggunting dan menempel
1) Pelaksanaan dari Siklus ke I dengan media kain planel diketahui 1 anak
Hari pertama. Guru meminta anak mendapatkan bintang 1, 2 anak mendapat-
untuk menggunting dan menempel dengan kan bintang 2, 3 anak mendapatkan
media kertas HVS gambar kapal. Hasil bintang 3, 4 anak mendapatkan bintang 4.
dari 10 anak yang menggunting dan Hasil dari siklus ke I dapt dilihat
menempel dengan media kertas HVS pada tabel dan diagram beserta dengan
diketahui 5 anak mendapatkan bintang 1, 2 rata-rata dan persentase sebagai berikut :

Tabel 1. Perolehan bintang pada siklus I


Hari Ke-
Bintang Jumlah Rata – Rata Persentase %
1 2 3 4 5
Bintang 1 5 2 1 1 1 10 2 20 %
Bintang 2 2 5 4 4 2 17 3,4 34 %
Bintang 3 2 1 3 2 3 11 2,3 22 %
Bintang 4 1 2 2 3 4 12 2,4 24 %
Jumlah Siswa 10 10 10 10 10 50 10 100
236 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 4 NO. 1 APRIL 2023

2) Pelaksanaan dari Siklus ke II kertas HVS diketahui 1 anak mendapatkan


Hari pertama. Guru meminta anak bintang 1, 2 anak mendapatkan bintang 2,
untuk menggunting dan menempel dengan 3 anak mendapatkan bintang 3, 4 anak
media kertas HVS. Hasil dari 10 anak yang mendapatkan bintang 4.
menggunting dan menempel dengan media Hari kedua. Guru meminta anak
kertas HVS diketahui 1 anak mendapatkan untuk menggunting dan menempel dengan
bintang 1, 2 anak mendapatkan bintang 2, media kertas origami. Hasil dari 10 orang
3 anak mendapatkan bintang 3, 4 anak anak yang menggunting dan menempel
mendapatkan bintang 4. dengan media kertas origami diketahui 1
Hari kedua. Guru meminta anak anak mendapatkan bintang 1, 2 anak
untuk menggunting dan menempel dengan mendapatkan bintang 2, 2 anak mendapat-
media kertas origami. Hasil dari 10 orang kan bintang 3, 5 anak mendapatkan
anak yang menggunting dan menempel bintang 4.
dengan media kertas origami diketahui 1 Hari ketiga. Guru meminta anak
anak mendapatkan bintang 1, 2 anak untuk menggunting dan menempel dengan
mendapatkan bintang 2, 2 anak mendapat- media karton. Hasil dari 10 orang anak
kan bintang 3, 5 anak mendapatkan yang menggunting dan menempel dengan
bintang 4. media karton diketahui 1 anak
Hari ketiga. Guru meminta anak mendapatkan bintang 1, 1 anak mendapat-
untuk menggunting dan menempel dengan kan bintang 2, 3 anak mendapatkan
media karton. Hasil dari 10 orang anak bintang 3, 5 anak mendapatkan bintang 4.
yang menggunting dan menempel dengan Hari keempat. Guru meminta anak
media karton diketahui 1 anak untuk menggunting dan menempel dengan
mendapatkan bintang 1, 1 anak mendapat- media kardus susu bekas/duplek. Hasil dari
kan bintang 2, 3 anak mendapatkan 10 orang anak yang menggunting dan
bintang 3, 5 anak mendapatkan bintang 4. menempel dengan media karton diketahui
Hari keempat. Guru meminta anak 1 anak mendapatkan bintang 2, 3 anak
untuk menggunting dan menempel dengan mendapatkan bintang 3, 5 anak mendapat-
media kardus susu bekas/duplek. Hasil dari kan bintang 4.
10 orang anak yang menggunting dan Hari kelima. Guru meminta anak
menempel dengan media karton diketahui untuk menggunting dan menempel dengan
1 anak mendapatkan bintang 2, 3 anak media kain planel. Hasil dari 10 orang
mendapatkan bintang 3, 5 anak mendapat- anak yang menggunting dan menempel
kan bintang 4. dengan media kain planel diketahui 1 anak
mendapatkan bintang 2, 2 anak mendapat-
3) Pelaksanaan dari Siklus ke II kan bintang 3, 7 anak mendapatkan
Hari pertama. Guru meminta anak bintang 4.
untuk menggunting dan menempel dengan Hasil dari siklus ke II dapt dilihat
media kertas HVS. Hasil dari 10 anak yang pada tabel dan diagram beserta dengan
menggunting dan menempel dengan media rata-rata dan persentase sebagai berikut :

Tabel 2. Perolehan bintang pada siklus II


Hari Ke-
Bintang Jumlah Rata – Rata Persentase %
1 2 3 4 5
Bintang 1 1 1 1 0 0 3 0,6 6%
Bintang 2 2 2 1 1 1 7 1,0 14 %
Bintang 3 3 2 3 3 2 13 2,0 24 %
Bintang 4 4 5 5 5 7 37 6,4 56 %
Jumlah Siswa 10 10 10 10 10 60 10 100 %
Iyah Fitriah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan Menggunting 237

Hasil dari siklus ke I dan Siklus II beserta dengan rata-rata dan persentase
dapat dilihat pada tabel dan diagram sebagai berikut :

Tabel 3. Perolehan bintang pada siklus 1 dan siklus II


Bintang Siklus 1 Siklus 2 Jumlah Rata – Rata Persentase %
Bintang 1 10 3 13 7,5 13,3928571 %
Bintang 2 17 7 24 12 21,4285714 %
Bintang 3 11 13 24 12 21,4285714 %
Bintang 4 12 37 49 24,5 43,75 %
Jumlah 50 50 110 56 100 %

4) KESIMPULAN 5) UCAPAN TERIMA KASIH

Berdasarkan hasil penelitian yang Penulis mengucapkan terimakasih


telah dilaksanakan dalam meningkatkan dan penghargaan kepada semua pihak yang
kemampuan motorik halaus melalui telah memberikan bantuan dan motivasi
kegiatan menggunting dan menempel sehingga artikel ini terselesaikan dengan
dengan berbagai media pada anak baik.Untuk itu dalam kesempatan ini
kelompok B di Taman Kanak-kanak Islam penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Widya Cendekia Serang, dapat disimpul- 1) Ibu Dra. Kartini Marzuki, M.Si
kan bahwa: selaku dosen pembimbing dan Ibu
Terjadi peningkatan terhadap Ita Rosita Ichsan, S.Pd AUD selaku
kemampuan menggunting dan menempel guru pamong yang telah
dengan berbagai media. Hal ini terlihat memberikan bimbingan dan
dari aktifitas siswa dalam proses arahannya.
pembelajaran yang semakin meningkat 2) Ayahanda dan ibunda tercinta yang
dalam setiap siklusnya. telah memberikan dukungan dan
Dalam kegiatan pengembangan, do’anya
pada anak kelompok B di TK islam widya 3) Suami dan anak tercinta yang telah
cendekia sudah mampu mengerjakan memberikan doa, dukungan,
kegiatan menggunting dan menempel motivasi, dan bantuannya baik
dengan mandiri (tanpa bantuan orang moral maupun materil.
lain/guru). Kemampuan anak dalam 4) Kepala Sekolah, Guru beserta staff
mengerjakan kegiatan menggunting dan Taman Kanak-kanak Islam Widya
menempel dengan berbagai media pada Cendekia, kecamatan Lontar Baru ,
siklus 2 berhasil, terlihat dari hasil karya Kota Serang Banten yang telah
anak yang sudah sesuai dengan harapan banyak membantu memberikan
guru. Kemampuan anak dalam memegang data-data yang diperlukan penulis
alat media untuk menggunting dan dalam penyusunan artikel ini.
menempel sudah benar serta penggunaan 5) Ucapan terima kasih penulis
media sudah baik. Hal ini terjadi karena, kepada semua sahabat yang telah
dalam kegiatan pengembangan guru banyak memberikan bantuan,
memiliki jiwa kesabaran yang tinggi untuk dorongan serta motivasi.
menghadapi anak didiknya.
238 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 4 NO. 1 APRIL 2023

REFERENSI Sumantri.(2005). Model Pengembangan


Keterampilan Motorik Anak Usia
Ana Yuliani. (2011). Upaya Peningkatan Dini. Jakarta: DepDikNas.
Motorik Halus Anak Usia Dini Suratno. (2005). Pengembangan
Melalui Kegiatan Bermain Kreativitas anak Usia Dini. Jakarta:
Menggunting dan Menempel DepDikNas.
Bentuk-Bentuk geometri di TK Sugianto dan Sudjatwo.(1992).
Aisyah II Makamhaji.Abstrak Hasil Perkembangan dan Belajar Gerak.
Penelitian UMS Surakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan
Surakarta. Nasional.
Arsyad Azhar. (2003). Media Patmonodewo Dr.Soemiarti. (2010).
Pembelajaran.Jakarta: Grafindo Pendidikan Anak Prasekolah .
Persada. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmawati, Luluk. (2008). Dasar-dasar
Pendidikan Anak Usia Dini Secara
Islami,.Jakarta: STIT Insida,
Bamabang Sujiono. (2011).
Pengembangan Metode Fisik.
Jakarta: Universitas Terbuka.
BS Anwir. (1992). Menggunting dan
menggergaji. Jakarta: Bhartra
Karya Aksara.
Chudari, Mudjahid. 2010. Penelitian
Pendidikan . Tidak Diterbitkan.
Hurlock, Elizabeth.(1978). Perkembangan
Anak 1 Edisi Ke 6. Jakarta:
Gramedia.
Hermawan, dkk (2007).Penelitian
Tindakan Kelas. Bandung: UPI
Press.
Magil, Richard A. (1989). Motor Learning
Concept and Application. USA:
C.Brown Publisher.
Nana Sujana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran. (200). Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sandra.(2008). Kreatif Lewat Menggunting
dan Menempel. Diakses dari
http://Pembelajaran.anak.bogspot.c
om/2008/11/Keratif-lewat-
menggunting-menempel.html
Sri Hidayati.(2011). Perencanaan
Pengajaran. Jakarta.
Sumanto.(2005). Pengembangan
Kreativitas Senu Rupa Anak TK.
Jakarta: DepDikNas.

Anda mungkin juga menyukai