Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Aspek Pengembangan Motorik

Dosen Pengampu:

Hartin Kurniawati, M.Si

Disusun Oleh :

Bella Safitri

NIM: 2019330001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL- HAMIDIYAH

JAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil
menyelesaikan Makalah Aspek Pengembangan Motorik ini tepat waktu. Makalah ini
berisikan informasi mengenai Aspek Pengembangan Motorik dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengembangan Motorik.
Saya berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang Aspek Pengembangan Motorik. Dalam hal ini pun penyusun masih dalam tahapan
belajar, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu,
saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai
akhir.

Depok, 7 April 2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia dini adalah anak yang masuk pada rentang usia 0-6 tahun. Sesuai dengan
pasal 28 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1 yang
menyatakan bahwa anak usia adalah anak yang masuk pada rentang usia 0-6 tahun
(Fadlillah, 2014:18). Pertumbuhan dan perkembangan jasmani berkaitan dengan
perkembangan fisik motorik anak. Melalui karakteristik unik anak yaitu keingintahuan
yang besar dan keinginan untuk mencoba, anak dapat melakukan latihan-latihan fisik
motorik melalui gerakan-gerakan terkoordinasi yang difasilitasi dengan lingkungan yang
mendukung atas pemberian stimulasi tersebut.

Perkembangan motorik khususnya pada anak usia dini akan lebih optimal jika
lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung anak untuk bergerak bebas.
Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan terbaik karena dapat menstimulasi
perkembangan otot. Jika anak melakukan aktivitas di dalam ruangan, maka
pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang
bebas bagi anak untuk berlari, melompat, dan menggerakkan seluruh tubuhnya dengan
cara-cara yang tidak terbatas.

B. Rumusah Masalah
1. Apa itu aspek pengembangan motorik ?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan motorik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu aspek pengembangan motorik
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan motorik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Pengembangan Motorik

Perkembangan fisik motorik memiliki peranan sama penting dengan aspek


perkembangan yang lain, perkembangan motorik dapat dijadikan sebagai tolak ukur
pertama untuk mengetahui tumbuh kembang anak. Hal ini disebabkan perkembangan
fisik motorik dapat diamati dengan mudah melalui panca indera, seperti perubahan
ukuran pada tubuh anak.
Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh
seseorang. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah perubahan pada bentuk dan ukuran
tubuh seseorang. Perkembangan motorik (motor development) adalah perubahan yang
terjadi secara progressif pada kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang
diperoleh melalui interaksi antara faktor kematangan (maturation) dan latihan atau
pengalaman (experiences) selama kehidupan yang dapat dilihat melalui
perubahan/pergerakan yang dilakukan. (Rini Hildayani, 2016:3.4)
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.
Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang
terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik
meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk,
menendang, berlari, naikturun tangga dan sebagainya. Sedangkan motorik halus adalah
gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang
dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting,
menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mensetir
setiap gerakan yang dilakukan anak.Semakin matangnya perkembangan system syaraf
otak yang mengatur otot m,emungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan
motorik anak. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
a. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun
tangga.
b.Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis,
menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan
bendabenda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002)
Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan
motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang
memiliki keterbatasan fisik. Perkembangan motorik beriringan dengan proses
pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about
through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock,
2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain,
ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Masalah dalam perkembangan motorik menjadi acuan yang penting untuk dipelajari
oleh guru maupun orang tua, agar masalah yang terjadi pada anak diketahui sejak dini
dan mencari jalan keluar yaitu berupa tindakan yang tepat terhadap masalah
perkembangan motorik anak usia dini. Perkembangan motorik anak menjadi perhatian
guru sebagai orang yang bertanggung jawab dalam pendidikan dan pembelajaran anak di
sekolah, dan menjadi perhatian orang tua selaku orang yang bertanggung jawab terhadap
pembelajaran anak di rumah, bukan hanya aspek perkembangan motorik saja tetapi juga
aspek perkembangan yang lain.

B. Faktor-faktor yang mempeengaruhi pengembangan anak

Menggaris bawahi tentang keterampilan motorik, yang mana perkembangan


psikomotorik merupakan modal dasar bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh
seorang bayi yakni adanya perubahan dari gerakan-gerakan reflek (terutama reflek
sementara) berubah menjadi gerakan motorik yang disadari. Gerakan motorik terdiri dari
gerakan motorik halus maupun motorik kasar, keduanya sebagai modal bagi kegiatan
bayi di masa yang akan datang.

Disamping itu terdapat faktor-faktor (syarat-syarat) yang mempengaruhi


perkembangan motorik anak, yang meliputi 6 persayaratan: perkembangan usia,
tercapainya kematangan organ-organ fisik, kontrol kepala, kontrol tangan, kontrol kaki
dan lokomosi. Adapun penjelasan tentang persayaratan yang mempengaruhi
perkembangan motorik adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Usia
Usia mempengaruhi individu untuk melakukan suatu aktivitas. Karena dengan
pertambahan usia, berarti menunjukkan tercapai kematangan organ-organ fisik.
Kemudian ditopang pula oleh berfungsinya sistem syaraf pusat yang mengkoordinasikan
organ-organ tubuh, sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas motorik kasar dan
motorik halus.

2. Tercapainya Kematangan Organ-organ Fisiologis


Kematangan organ fisik ditandai dengan tercapainya jaringan otot yang makin
komplek, kuat dan bekerja secara teratur. Pada masa pertumbuhan bayi maupun anak,
kematangan fisiologis ini dipengaruhi oleh faktor usia, nutrisi dan kesehatan individu.
Makin tinggi usia seseorang, makin matang organ-organ fisiologisnya. Namun
kematangan ini, tak lepas dari faktor nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi yang
baik yaitu makan-makanan yang mengandung gizi, vitamin, protein akan menjamin
kesehatan seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki kondisi sehat cenderung memiliki
kematangan fisiologisnya, dibandingkan dengan bayi atau anak yang sering terkena
penyakit.

3. Kontrol Kepala

Pada usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan posisi kepala terbaring di
atas tempat tidur. Ia belum mampu untuk mengkurap, karena kontrol untuk mengangkat
kepala belum dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terjadi karena otot-otot bagian leher
belum berkembang dengan baik, sehingga belum mampu untuk menopang kepalanya.
Sejalan dengan perkembangan usianya, bayi akan mampu untuk tengkurap dan
menopang kepalanya. Awal mulanya, bayi belajar untuk memindahkan posisi dari posisi
terlentang menjadi posisi tengkurap. Keberhasilan untuk mencapai posisi tengkurap ini,
akan diikuti dengan kemampuan untuk mengangkat dan menopang kepalanya.
Kemampuan mengontrol kepala (head control skill) merupakan dasar untuk
perkembangan gerakan-gerakan kepala yang bermanfaat bagi seorang anak yang akan
melakukan aktivitas olahraga, misalnya gerakan memutar atau menggeleng kepala.

4. Kontrol Tangan

Sejak lahir bayi akan menggenggam benda-benda yang datang dan menyentuh
telapak tangannya. Awal mulanya bayi tidak mampu untuk memegang dan
menggenggam suatu benda dengan baik, tetapi dengan pengaruh perkembangan usia dan
kematangan otot-otot, maka bayi akan mampu dengan sendirinya untuk melakukan tugas
menggeggam/mengepal suatu benda secara kuat. Reflek ini merupakan dasar timbulnya
gerakan-gerakan motorik halus, seperti: menggengam, menulis, menggambar atau
menggunting. Kemampuan melakukan koordinasi otot-otot tangan yang bermanfaat
untuk keterampilan tangan dinamakan kemampuan control tangan (hand control ability).

5. Kontrol Kaki

Kemampuan mengontrol kaki (legs control) diatur oleh sistem syaraf pusat.
Namun pada diri seorang bayi, kaki bergerak karena ada suatu benda yang mungkin
menyentuhnya atau digerakkan oleh ibunya. Hal ini bukan berarti si bayi cenderung pasif
dan hanya bergerak, kalau ada rangsangan dari luar dirinya. Bayi dapat menggerakkan
kaki semdiri sebagai respons atau reflek rasa senang atas kehadiran orang yang memiliki
kedekatan emosional. Jadi kakinya memang belum cukup kuat untuk berjalan.
Sebagaimana halnya, kaki merupakan organ penting untuk melakukan kegiatan motorik
kasar (berjalan, melompat, berlari), namun untuk dapat melakukannya perlu persiapan
dan kematangan fisik. Tentu hal ini sesuai dengan perkembangan usianya. Makin tinggi
usianya, misalnya usia 1,5-2,0 tahun, maka bayi (anak) akan dapat melakukan kegiatan-
kegiatan seperti: merangkak, berjalan, berlari dan sebagainya. Dengan kemampuan ini,
control kaki berfungsi secara sempurna.

6. Lokomosi
Lokomosi(locomotion) ialah kemampuan untuk bergerak atau berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan bertambahnya
usia dan tercapainya kematangan organ-organ fisik, serta berfungsinya sistem syaraf
pusat. Dengan demikian kemampuan bergerak/berpindah sangat dipengaruhi oleh faktor
internal yangbersifat fisiologis. Secara implisit, kemampuan lokomosi sudah ada
bersamaan dengan timbulnya gerakan-gerakanreflex, seperti: reflex penempatan (placing
reflek), berjalan, berenang. Namun kemampuan reflekks itu cenderung tidak terkontrol
oleh sistem syaraf, sehingga dapat dikatakan bahwa reflek merupakan sebagai tanda
perkembangan awal dari lokomosi (pre-locomotion). Hal ini kemudian berkembang
secara bertahap, sampai benar-benar tercapai kemampuan lokomosi. Diantara tahapan itu,
misalnya: sejak bayi mampu mencapai posisi tengkurap, maka muncullah perilaku-
perilaku sebagai tanda-tanda perkembangan kemampuan lokomosi yang makin baik dan
sempurna. Dari posisi tengkurap, berarti bayi akan atau sudah mampu untuk mengangkat
kepala (kontrol kepala), meningkat menjadi kemampuan untuk mengangkat badan,
merangkak, belajar berjalan, berjalan, berlari dan melompat.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Fisik motorik merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan anak
usia dini, bahkan dikatakan sebagai tolak ukur pertama dalam melihat tumbuh kembang
yang baik pada anak usia dini. Fisik motorik dapat berkembang dengan baik jika guru
maupun orang tua selaku yang berperan dalam pendidikan anak memberikan kesempatan
anak untuk berlatih, memberikan asupan yang tepat dan memfasilitasi dengan media yang
dapat mempengaruhi perkembangan fisik motorik anak usia dini. Pemberian rangsangan
untuk perkembangan fisik motorik harus dilakukan secara terus menerus, artinya tidak
berhenti pada satu rangsangan saja, karena perkembangan fisik motorik bukan hanya
melibatkan satu macam gerakan saja dan langsung bisa dikuasai dalam satu kali
pemberian stimulasi, akan tetapi banyak jenis unsur gerakan yang harus dikuasai oleh
anak dalam perkembangan motoriknya.

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Golden Age Hamzanwadi University Vol. 3 No. 1, Juni 2018, Hal. 25-34

Anda mungkin juga menyukai