1. Perkembangan sistem saraf. Sistem saraf sangat berpengaruh dalam
perkembangan motorik, karena sistem saraf merupakan sistem pengontrol gerak motorik pada tubuh
manusia.
2. Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak. Karena perkembangan
motorik sangat erat kaitannya dengan fisik, maka kemampuan fisik seseorang
akan sangat berpengaruh pada perkembangan motorik seseorang. Anak yang
normal perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan anak yang memiliki kekurangan
fisik.
3. Keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak. Ketika anak mampu
melakukan suatu gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk bergerak
kepada motorik yang lebih luas lagi. Hal tersebut dikarenakan semakin dilatih kemampuan motorik
anak akan semakin meningkat.
4. Lingkungan yang mendukung. Perkembangan motorik anak akan lebih
teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung
mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena
dapat menstimulasi perkembangan otak.
5. Aspek psikologis anak. Untuk menghasilkan kemampuan motorik yang baik
pada anak diperlukan kondisi psikologis yang baik pula, agar mereka dapat mengembangkan
gerakan motoriknya.
6. Umur. Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan dan pada masa remaja.
7. Jenis Kelamin. Setelah melewati pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat
dibanding anak perempuan.
8. Genetik. Genetik adalah bawaan anak, yaitu potensial anak yang akan menjadi
ciri khasnya, antara lain bentuk tubuh (cacat fisik) dan kecerdasan. Kelainan genetik akan
mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.
9. Kelainan Kromosom. Pada umumnya kelainan kromosom akan disertai dengan
kegagalan pertumbuhan.
1.Gerakan – gerakannya tidak disadari, tidak disengaja, dan tanpa arah. Gerakananak pada masa ini
semata– mata hanya oleh karena adanya dorongan daridalam. Misal : anak mengerak– gerakan kaki
dan tangannya, memasukkantangan ke mulut,mengedipkan mata, dan gerak– gerak lain, yang
tidakdisebabkan oleh adanya dorongan rangsangan dari luar.
2. Gerakan – gerakan anak itu tidak khas. Artinya gerakan yang timbul, yangdisebabkan oleh
perangsang tidak sesuai dengan rangsangannya.Misal : bila si anak diletakkan di tangannya sesuatu
benda, maka benda itudipegangnya tidak sesuai dengan kegunaan benda tersebut, sehingga bagiorang
dewasatampak sebagai sesuatu gerakan yang bodoh;
3.Gerakan– gerakan anak itu dilakukan dengan masal. Artinya hampir seluruhtubuh ikut bererak
untuk mereaksi perangsang yang datang dari luar.Misal : Bila kepadanya diberikan sebuah bola, maka
bola itu diterima dengankedua tangan dan kedua kakinya sekaligus;
4.Gerakan– gerakan anak itu disertai gerakan– gerakan lain, yang sebenarnyatidak diprlukan Seorang
manusia tidak diciptakan langsung menjadi dewasa, ia mengalami berbagai proses pertumbuhan dan
perkembangan yang dialaminya, sejak masa konsepsi hingga masa kelahiran yang dilanjutkan
perkembangan pada masa bayi, anak-anak, remaja, dan dewasa. Perkembangan fisik ditandai dengan
perubahan ukuran organ fisik secara eksternal dan internal. perkembangan secara eksternal meliputi
(tangan, kaki, badan) yang semakin membesar, melebar, memanjang, atau semakin tinggi. Sedangkan
perkembangan secara internal ditandai dengan makin matangnya system syaraf dan jaringan sel-sel
yang makin kompleks, sehingga mampu meningkatkan kapasitas fungsi hormon, kelenjar maupun
keterampilan motoriknya.
Menggaris bawahi tentang keterampilan motorik, yang mana perkembangan psikomotorik merupakan
modal dasar bagi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang bayi yakni adanya perubahan
dari gerakan-gerakan reflek (terutama reflek sementara) berubah menjadi gerakan motorik yang
disadari. Gerakan motorik terdiri dari gerakan motorik halus maupun motorik kasar, keduanya sebagai
modal bagi kegiatan bayi di masa yang akan datang.
Disamping itu terdapat faktor-faktor (syarat-syarat) yang mempengaruhi perkembangan motorik anak,
yang meliputi 6 persayaratan: perkembangan usia, tercapainya kematangan organ-organ fisik, kontrol
kepala, kontrol tangan, kontrol kaki dan lokomosi. Adapun penjelasan tentang persayaratan yang
mempengaruhi perkembangan motorik adalah sebagai berikut:
1.Perkembangan Usia
usia mempengaruhi individu untuk melakukan suatu aktivitas. Karena dengan pertambahan usia,
berarti menunjukkan tercapai kematangan organ-organ fisik. Kemudian ditopang pula oleh
berfungsinya sistem syaraf pusat yang mengkoordinasikan organ-organ tubuh, sehingga seseorang
dapat melakukan aktivitas motorik kasar dan motorik halus.
Kematangan organ fisik ditandai dengan tercapainya jaringan otot yang makin komplek, kuat dan
bekerja secara teratur. Pada masa pertumbuhan bayi maupun anak, kematangan fisiologis ini
dipengaruhi oleh faktor usia, nutrisi dan kesehatan individu. Makin tinggi usia seseorang, makin
matang organ-organ fisiologisnya. Namun kematangan ini, tak lepas dari faktor nutrisi yang
dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi yang baik yaitu makan-makanan yang mengandung gizi, vitamin,
protein akan menjamin kesehatan seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki kondisi sehat
cenderung memiliki kematangan fisiologisnya, dibandingkan dengan bayi atau anak yang sering
terkena penyakit.
3.Kontrol Kepala
Pada usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan posisi kepala terbaring di atas tempat tidur. Ia
belum mampu untuk mengkurap, karena kontrol untuk mengangkat kepala belum dapat dilakukan
dengan baik. Hal ini terjadi karena otot-otot bagian leher belum berkembang dengan baik, sehingga
belum mampu untuk menopang kepalanya. Sejalan dengan perkembangan usianya, bayi akan mampu
untuk tengkurap dan menopang kepalanya. Awal mulanya, bayi belajar untuk memindahkan posisi
dari posisi terlentang menjadi posisi tengkurap. Keberhasilan untuk mencapai posisi tengkurap ini,
akan diikuti dengan kemampuan untuk mengangkat dan menopang kepalanya. Kemampuan
mengontrol kepala (head control skill) merupakan dasar untuk perkembangan gerakan-gerakan kepala
yang bermanfaat bagi seorang anak yang akan melakukan aktivitas olahraga, misalnya gerakan
memutar atau menggeleng kepala.
4.Kontrol Tangan
Sejak lahir bayi akan menggenggam benda-benda yang datang dan menyentuh telapak tangannya.
Awal mulanya bayi tidak mampu untuk memegang dan menggenggam suatu benda dengan baik,
tetapi dengan pengaruh perkembangan usia dan kematangan otot-otot, maka bayi akan mampu dengan
sendirinya untuk melakukan tugas menggeggam/mengepal suatu benda secara kuat. Reflek ini
merupakan dasar timbulnya gerakan-gerakan motorik halus, seperti: menggengam, menulis,
menggambar atau menggunting. Kemampuan melakukan koordinasi otot-otot tangan yang bermanfaat
untuk keterampilan tangan dinamakan kemampuan control tangan (hand control ability).
5.Kontrol Kaki
Kemampuan mengontrol kaki (legs control) diatur oleh sistem syaraf pusat. Namun pada diri seorang
bayi, kaki bergerak karena ada suatu benda yang mungkin menyentuhnya atau digerakkan oleh
ibunya. Hal ini bukan berarti si bayi cenderung pasif dan hanya bergerak, kalau ada rangsangan dari
luar dirinya. Bayi dapat menggerakkan kaki semdiri sebagai respons atau reflek rasa senang atas
kehadiran orang yang memiliki kedekatan emosional. Jadi kakinya memang belum cukup kuat untuk
berjalan. Sebagaimana halnya, kaki merupakan organ penting untuk melakukan kegiatan motorik
kasar (berjalan, melompat, berlari), namun untuk dapat melakukannya perlu persiapan dan
kematangan fisik. Tentu hal ini sesuai dengan perkembangan usianya. Makin tinggi usianya, misalnya
usia 1,5-2,0 tahun, maka bayi (anak) akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti: merangkak,
berjalan, berlari dan sebagainya. Dengan kemampuan ini, control kaki berfungsi secara sempurna.
6.Lokomosi
Lokomosi(locomotion) ialah kemampuan untuk bergerak atau berpindah dari satu tempat ke tempat
yang lain. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan bertambahnya usia dan tercapainya
kematangan organ-organ fisik, serta berfungsinya sistem syaraf pusat. Dengan demikian kemampuan
bergerak/berpindah sangat dipengaruhi oleh faktor internal yangbersifat fisiologis. Secara implisit,
kemampuan lokomosi sudah ada bersamaan dengan timbulnya gerakan-gerakanreflex, seperti: reflex
penempatan (placing reflek), berjalan, berenang. Namun kemampuan reflekks itu cenderung tidak
terkontrol oleh sistem syaraf, sehingga dapat dikatakan bahwa reflek merupakan sebagai tanda
perkembangan awal dari lokomosi (pre-locomotion). Hal ini kemudian berkembang secara bertahap,
sampai benar-benar tercapai kemampuan lokomosi. Diantara tahapan itu, misalnya: sejak bayi mampu
mencapai posisi tengkurap, maka muncullah perilaku-perilaku sebagai tanda-tanda perkembangan
kemampuan lokomosi yang makin baik dan sempurna. Dari posisi tengkurap, berarti bayi akan atau
sudah mampu untuk mengangkat kepala (kontrol kepala), meningkat menjadi kemampuan untuk
mengangkat badan, merangkak, belajar berjalan, berjalan, berlari dan melompat.