Anda di halaman 1dari 5

INSTITUT AGAMA ISLAM

(IAI) PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK


STATUS : “TERAKREDITASI”
Jln. Wilis, Kramat, Nganjuk (0358) 324737

NASKAH UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
Mata Kuliah Psikologi Perkembangan Anak Hari/Tanggal Senin, 15 Februari 2021
Semester/Prodi IB/PIAUD Dosen Siska Nur Wahida, M.Pd
Jam/waktu 08.00 – 09.30 WIB Sifat Close book

NAMA : YUNI LUTFIANA


NIM : 2020114480468
No. Absen : 02

1. Jelaskan perkembangan fisik dan motorik pada usia prasekolah?


Perkembangan Fisik : Tubuh anak usia prasekolah akan tumbuh 6,5 hingga 7,8 cm per tahun.
Tinggi rata-rata anak usia 3 tahun adalah 96,2 cm, anak-anak usia 4 tahun adalah 103,7 cm dan
rata-rata anak usia 5 tahun adalah 118,5 cm. Pertambahan berat badan selama periode usia
prasekolah sekitar 2,3 kg per tahun. Rata-rata berat badan anak usia 3 tahun adalah 14,5 kg dan
akan mengalami peningkatan menjadi 18,6 kg pada usia 5 tahun. Tulang akan tumbuh sekitar 5
hingga 7,5 sentimeter per tahun.
Perkembangan Motorik : Perkembangan motorik merupakan perkembangan Kontrol
pergerakan badan melalui koordinasi aktivitas saraf pusat, saraf tepi, dan otot. Kontrol
pergerakan ini muncul dari perkembangan refleks-refleks yang dimulai sejak lahir. Kemampuan
gerak dalam keterampilan gerak dasar (fundamental motor skill) menggambarkan derajat
penguasaan keterampilan dalam menggunakan jari-jari tangan, koordinasi mata-tangan dan mata-
kaki, tempo keseimbangan, serta persepsi visual.

2. Apa perbedaan antara perkembangan motorik kasar dan motorik halus?


. Perkembangan motorik kasar, merupakan perkembangan gerak yang meliputi
keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh. Seperti merangkak, berjalan,
melompat, atau berlari.
. Perkembangan motorik halus, merupakan perkembangan gerak yang meliputi otot
kecil dengan koordinasi mata-tangan. Dapa lebih berkembang jika ada bantuan
stimulasi di sekitarnya.
Contohnya seperti menggambar, menulis, memotong, menyusun puzzle, atau
memasukkan balok sesuai bentuknya.
3. Jelaskan apa saja yang mempengaruhi terjadinya perbedaan pada perkembangan fisik dan
motorik anak !
- Perkembangan Usia. Mempengaruhi individu untuk melakukan suatu aktivitas. Karena
dengan pertambahan usia, berarti menunjukkan tercapai kematangan organ-organ fisik.
Kemudian ditopang pula oleh berfungsinya sistem syaraf pusat yang mengkoordinasikan
organ-organ tubuh, sehingga seseorang dapat melakukan aktivitas motorik kasar dan motorik
halus.
- Tercapainya Kematangan Organ-organ Fisiologis. Kematangan organ fisik ditandai
dengan tercapainya jaringan otot yang makin komplek, kuat dan bekerja secara teratur. Pada
masa pertumbuhan bayi maupun anak, kematangan fisiologis ini dipengaruhi oleh faktor usia,
nutrisi dan kesehatan individu. Makin tinggi usia seseorang, makin matang organ-organ
fisiologisnya. Namun kematangan ini, tak lepas dari faktor nutrisi yang dikonsumsi setiap
harinya. Nutrisi yang baik yaitu makan-makanan yang mengandung gizi, vitamin, protein
akan menjamin kesehatan seseorang. Bayi maupun anak yang memiliki kondisi sehat
cenderung memiliki kematangan fisiologisnya, dibandingkan dengan bayi atau anak yang
sering terkena penyakit.
- Kontrol Kepala. Pada usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan posisi kepala
terbaring di atas tempat tidur. Ia belum mampu untuk mengkurap, karena kontrol untuk
mengangkat kepala belum dapat dilakukan dengan baik. Hal ini terjadi karena otot-otot
bagian leher belum berkembang dengan baik, sehingga belum mampu untuk menopang
kepalanya. Sejalan dengan perkembangan usianya, bayi akan mampu untuk tengkurap dan
menopang kepalanya. Awal mulanya, bayi belajar untuk memindahkan posisi dari posisi
terlentang menjadi posisi tengkurap. Keberhasilan untuk mencapai posisi tengkurap ini, akan
diikuti dengan kemampuan untuk mengangkat dan menopang kepalanya. Kemampuan
mengontrol kepala (head control skill) merupakan dasar untuk perkembangan gerakan-
gerakan kepala yang bermanfaat bagi seorang anak yang akan melakukan aktivitas olahraga,
misalnya gerakan memutar atau menggeleng kepala.
- Kontrol Tangan. Sejak lahir bayi akan menggenggam benda-benda yang datang dan
menyentuh telapak tangannya. Awal mulanya bayi tidak mampu untuk memegang dan
menggenggam suatu benda dengan baik, tetapi dengan pengaruh perkembangan usia dan
kematangan otot-otot, maka bayi akan mampu dengan sendirinya untuk melakukan tugas
menggeggam/mengepal suatu benda secara kuat. Reflek ini merupakan dasar timbulnya
gerakan-gerakan motorik halus, seperti: menggengam, menulis, menggambar atau
menggunting. Kemampuan melakukan koordinasi otot-otot tangan yang bermanfaat untuk
keterampilan tangan dinamakan kemampuan control tangan (hand control ability).
- Kontrol Kaki. Kemampuan mengontrol kaki (legs control) diatur oleh sistem syaraf pusat.
Namun pada diri seorang bayi, kaki bergerak karena ada suatu benda yang mungkin
menyentuhnya atau digerakkan oleh ibunya. Hal ini bukan berarti si bayi cenderung pasif dan
hanya bergerak, kalau ada rangsangan dari luar dirinya. Bayi dapat menggerakkan kaki
semdiri sebagai respons atau reflek rasa senang atas kehadiran orang yang memiliki
kedekatan emosional. Jadi kakinya memang belum cukup kuat untuk berjalan. Sebagaimana
halnya, kaki merupakan organ penting untuk melakukan kegiatan motorik kasar (berjalan,
melompat, berlari), namun untuk dapat melakukannya perlu persiapan dan kematangan fisik.
Tentu hal ini sesuai dengan perkembangan usianya. Makin tinggi usianya, misalnya usia 1,5-
2,0 tahun, maka bayi (anak) akan dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti: merangkak,
berjalan, berlari dan sebagainya. Dengan kemampuan ini, control kaki berfungsi secara
sempurna.
- Lokomosi. Lokomosi(locomotion) ialah kemampuan untuk bergerak atau berpindah dari satu
tempat ke tempat yang lain. Kemampuan ini berkembang sejalan dengan bertambahnya usia
dan tercapainya kematangan organ-organ fisik, serta berfungsinya sistem syaraf pusat.
Dengan demikian kemampuan bergerak/berpindah sangat dipengaruhi oleh faktor internal
yangbersifat fisiologis. Secara implisit, kemampuan lokomosi sudah ada bersamaan dengan
timbulnya gerakan-gerakanreflex, seperti: reflex penempatan (placing reflek), berjalan,
berenang. Namun kemampuan reflekks itu cenderung tidak terkontrol oleh sistem syaraf,
sehingga dapat dikatakan bahwa reflek merupakan sebagai tanda perkembangan awal dari
lokomosi (pre-locomotion). Hal ini kemudian berkembang secara bertahap, sampai benar-
benar tercapai kemampuan lokomosi. Diantara tahapan itu, misalnya: sejak bayi mampu
mencapai posisi tengkurap, maka muncullah perilaku-perilaku sebagai tanda-tanda
perkembangan kemampuan lokomosi yang makin baik dan sempurna. Dari posisi tengkurap,
berarti bayi akan atau sudah mampu untuk mengangkat kepala (kontrol kepala), meningkat
menjadi kemampuan untuk mengangkat badan, merangkak, belajar berjalan, berjalan, berlari
dan melompat.

4. Jelaskan perbedaan perkmbangan motorik antara anak perempuan dan anak laki-laki !
Secara umum, keterampilan motorik anak laki-laki berkembang lebih cepat daripada anak
perempuan. Kemampuan motorik kasar seperti berjalan, berlari, dan menyeimbangkan tubuh
lebih cepat dikuasai anak laki-laki. Sebaliknya, anak perempuan lebih cepat menguasai
kemampuan motorik halus seperti menggambar dan menulis.

5. Amati 2 sampai 5 anak berusia 4 – 6 tahun yang ada di kelas Anda atau pada anak sendiri,
apabila sudah berkeluarga, atau pada keponakan Anda.
a. Catat karakteristik yang muncul dari anak-anak tersebut !
Kebetulan saya sebagai pendidik, saya mempunyai 21 Murid. Kali ini saya akan membahas 5
anak didik saya yang mempunyai karakteristik berbeda. (Zea, Alin, Nyimas, Adham, Fatih).
Pertama, (Zea) dia adalah seorang murid yang mempunyai sifat yang berbeda dari anak pada
umumnya, bahwasannya anak yang lain bisa normal seperti layaknya anak – anak seusianya.
(Zea) ini mmpunya kelebihan yaitu dapat melihat hal – hal yang tidak bisa dilihat dengan
mata (Indigo). Tetapi dia tidak kalah sama anak – anak lain, dia sangat ceria, senang saat bu
guru memberi tugas sekolah. Ia pintar dan pandai, karena kedua orang tuanya selalu
mendidiknya dengan baik. Kedua, (Alin) dia adalah anak yang superr cerdas menurut saya,
susianya yang masih Balita sudah bisa membaca dan mahir melafalkan huruf abjad, kosa
katanya pun sangat jelas, dia selalu di bimbing sama ibunya setiap diberi tugas BDR dari ibu
Guru. Ketiga, (Nyimas) dia sebenarnya pintar, tetapi dia mudah terpengaruh oleh teman yang
lain, sehingga tugas yang seharusnya ia kerjakan jadi tertinggal. Dan perlu dampingan btul
oleh orang tuanya. Keempat, (Adham) dia adalah anak hyperaktif sekai, benar-benar tidak
bisa diam saat dirumah maupun di sekolah. Selalu ada saja yang dia lakukan. Tetapi dia
mengerti jika mendapat tugas tak lupa ia kerjakan. Kelima, (Fatih) dia sangat pendiam.
Bicara pun ia jarang. Si fatih memang sangat membutuhkan pendamping seperti orang tua
tetapi orang tuanya sibuk bekerja akhirnya, dia bersama kakaknya yang masih kecil, dia
sangat perlu diajak brkomunikasi.
b. Bandingkan hasil pengamatan Anda dengan pendapat Piaget !
Memasuki tahap kedua yaitu : anak usia 2-4 Tahun anak –anak mulai mengembangkan daya
ingat dan imajinasi. Karakteristik, yang muncul pada anak di tahap perkembangan kognitif ini
si anak juga mulai memahami ssuatu secara simbolik, misalnya denagn mengumpulkan
benda-benda berdasarkan kriteria. Sebagai contoh, mengumpulkan semua mainan berwarna
merah. Lalu memasuki usia 4-7 tahun, anak juga sudah mulai bisa mengutarakan
pemikirannya. Maka dapat di simpulkan perbedaan nya adalah pada pengamatan yang saya
lakukan adalah anak sudah dapat menggunakan imajinasi nya namun menurut piaget,
perkembangan karakteristik dan kemampuan kognitif pra operasional masih belum sesuai
tahapan.

6. Coba perhatikan lima orang murid d kelas Anda yang menunjukkan kemampuan untuk
menyatakan pengertiannya, walaupun sedikit, atas kesulitan teman lainnya. Jabarkan
perbedaan jika ada, yang diperhatikan masing-masing murid tersebut di dan
pengekspresian empatinya. Mengapa bisa terdapat perbedaan ?
Saya mengamati 5 murid saya waktu itu, 3 anak sedang bermain di kelas. Dan 2 anak sedang
bermain di luar kelas, pada saat itu ada salah 1 anak yang jatuh di tangga sekolah.. 3 anak yang
bermain tadi kaget / sock melihat temannya terjatuh dan menangis,, lalu mereka membantunya
untuk berdiri.. dan bertanya “awakmu gapopo?” meskipun sekedar bertanya seperti itu, berarti
mereka mempunyai rasa empati terhadap yang lain. Sedangkan, 2 anak yang bermain tadi,
sebenarnya juga mendengar bahwa salah 1 temannya terjatuh. Tetapi mereka berdua pura-pura
tidak mendengar dan bahkan malah mentertawakan teman yang terjatuh, rasa pedulinya pun
belum muncul pada anak 2 tersebut. Mengapa berbeda?? Ia, karena setiap masing – masing anak
mempunyai karakteristik yang berbeda dan rasa empati yang berbeda pula.
7. Mengapa keterampilan motorik halus dapat membuat anak mandiri ?
Karena, melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan
senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka,
melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan
pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu
tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah.
Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis,
menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul
dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat
bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer
(terpinggirkan).

YUNI LUTFIANA

Anda mungkin juga menyukai