PENDAHULUAN
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dan bersifat kualitatif.1
motorik kasar, motorik halus, kognitif, personal sosial dan bahasa serta aktivitas
atau perkembangan sosial seorang anak bila dibandingkan dengan anak normal
seusianya.2
dapat melakukan segala sesuatu yang terkandung dalam jiwanya dengan wajar.3
perkembangan motoriknya sangat baik, ada juga yang tidak seperti orang yang
1
memiliki keterbatasan fisik. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan
motorik halus.3
ini dipicu oleh kurangnya deteksi dini dan stimulasi yang diberikan untuk
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
keterlambatan yang signifikan dari aspek motorik seorang anak.5 Motorik diambil
dari kata motor yang berarti gerak. Dalam hal ini gerak yang dimaksud adalah
suatu aktivitas yang mengendalikan peran gerak tubuh sebagai perilaku gerak.
Perilaku motorik adalah isitilah generik yang mengarah kepada pengertian tentang
gejala perilaku nyata yang teramati dan ditampilkan melalui gerak otot atau
harus dilalui dalam kehidupan anak. Salah satu proses kemampuan motorik anak
anak yang berkaitan dengan gerakan yang dipengaruhi oleh keterampilan otot-otot
2.2 Epidemiologi
10% pada anak di seluruh dunia. Angka kejadian di Amerika Serikat diperkirakan
perkembangan motorik di Poliklinik Anak RSUP Sanglah adalah 1,8% dan sering
ditemukan pada anak berumur lebih dari 12 bulan (67%). Rasio laki-laki dan
3
Kebanyakan kasus keterlambatan perkembangan motorik tidak hanya
melibatkan aspek motorik namun seringkali bersamaan dengan aspek sosial dan
personal serta bahasa. Khusus untuk aspek motorik keluhan yang sering ada
Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
interseluler, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
setelah lahir. Sering dikira bahwa proses belajar baru dimulai pada anak masuk
sekolah formal. Padahal proses belajar sudah dimulai saat sebelum anak masuk
sekolah. Oleh karena itu perhatian terhadap perkembangan dan proses belajar
harus dimulai pada waktu prenatal dan pascanatal dan ini berlangsung terus.9
emosional saling mempengaruhi satu sama lain. Kemajuan di satu bidang akan
4
mempengaruhi kemajuan di bidang lainnya. Sebaliknya bila terdapat kesalahan
pada satu bidang akan berdampak pula pada bidang yang lain.10
dan kenyamanan.10
anak.
4. Pola perkembangan motorik dimulai dari bagian atas tubuh yaitu dari
5
6. Gerakan yang bersifat umum dan tidak teratur menjadi gerakan yang
Refleks primitif bersifat sebagai perlindungan bagi bayi. Gerak yang terjadi
bersifat cepat, difus, tidak produktif dan umum. Refleks primitif ini akan
menghilang saat usia sekitar 6 bulan dan diganti oleh refleks postural. Contoh
refleks primitif adalah refleks moro dan asymetric tonic neck reflex (ATNR).3
6
Gambar 2. Asymetric tonic neck reflex (ATNR)3
Refleks postural menetap seumur hidup dan akan berkembang menjadi gerakan
volunter. Refleks postural terdiri dari refleks righting, refleks proteksi, dan reaksi
keseimbangan. Refleks righting muncul umur 3-9 bulan. Refleks proteksi muncul
umur 6-18 bulan, terdiri dari refleks parasut dan reaksi ekstensi. Reaksi
superior, tangan serta jari dan koordinasi mata tangan untuk memanipulasi
7
motorik atau intelektual. Perkembangan motorik dipengaruhi dan dapat
12 Berdiri sendiri
15 Berjalan sendiri
6 Meraih unilateral
9 Menjimpit imatur
8
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak
kelainan genetik atau kromosom. Bila seseorang dilahirkan sebagai ras orang
Eropa maka tidak mungkin ia memiliki faktor herediter ras orang Indonesia atau
sebaliknya. Tinggi badan tiap bangsa berlainan, pada umumnya ras orang kulit
putih mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras orang Mongol.
Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita
umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki dan kemudian setelah melewati
perinatal, dan postnatal. Faktor prenatal sering berhubungan dengan status gizi ibu
saat hamil, posisi fetus normal atau tidak, toksin/zat kimia, endokrin, radiasi,
infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologi ibu. Nutrisi ibu hamil
janin. Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti
club foot. Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan seperti
pada janin seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas
anggota gerak.12
9
Faktor perinatal sering berhubungan dengan proses kelahiran dari seorang
bayi. Trauma kepala dan asfiksia dapat menyebabkan kerusakan pada jairngan
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf pusat
pendidikan ibu. Pendidikan ibu yang rendah mempunyai risiko untuk terjadinya
terbuka untuk mendapat informasi dari luar tentang cara pengasuhan anak yang
10
2.6 Aspek-aspek Perkembangan yang Dipantau
fungsional:3
11
3. Terdapat skala waktu yang lebar dalam rentang yang normal.
surveilans dan skrining, kepedulian orang tua, dan apabila terdapat hal-hal yang
ganjil ditemukan oleh para profesional pada perkembangan anak. Terdapat variasi
pada pola batas pencapaian dan kecepatan baik pada perkembangan motorik,
kembang anak terbagi dalam beberapa periode. Periode tumbuh kembang anak
minggu
12
b. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat akan menjadi suatu organisme,
tubuh.
c. Masa fetus lanjut, yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini
ASI sesuai umurnya, diberi imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh yang
sesuai. Masa bayi adalah masa kontak erat antara ibu dan anak terjalin sehingga
dalam masa ini pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat besar.
halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam tumbuh kembang anak
adalah pada masa balita. Setelah lahir terutama pada 3 bulan pertama
13
berlangsung dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut saraf dan cabang-
diperkenalkan. Pada masa ini juga anak dipersiapkan untuk sekolah, untuk
itu panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses
memori harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik. Perlu
diperhatikan bahwa proses belajar pada masa ini adalah dengan cara
bermain.
Indonesia, spektrum malnutrisi sangat luas dan terjadi di seluruh tahap kehidupan
antara lain dalam bentuk Kurang Energi Protein (KEP), kekurangan zat gizi
mikro, berat bayi lahir rendah, dan gangguan pertumbuhan yang dilihat dari
dicirikan dengan rendahnya tinggi badan menurut umur (stunting) pada anak di
bawah usia lima tahun (balita) di Indonesia mencapai 35,7 persen. Stunting bisa
14
menyebabkan gangguan perkembangan kognitif19 dan perkembangan motorik
motorik, baik pada anak yang normal maupun yang mengidap penyakit tertentu.21
Masa anak di bawah lima tahun merupakan periode penting dalam tumbuh
kembang anak karena pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan
diketahui bahwa tiga tahun (batita) pertama merupakan periode keemasan (golden
dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan
perkembangan berjalan dengan baik. Zat-zat gizi yang dikonsumsi baduta akan
berpengaruh terhadap status gizi baduta. Perbedaan status gizi memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang
gizi terutama energi dan protein yang digunakan selain untuk mempertahankan
jaringan tubuh dan untuk melakukan aktivitas baik secara fisik maupun mental.
Ada perbedaan laju perkembangan motorik pada anak yang diberi suplementasi
seperti faktor keturunan dan faktor lingkungan. Faktor keturunan dimana pada
15
seperti anak tidak kesempatan untuk belajar karena terlalu dimanjakan, selalu
kepribadian anak misalnya anak sangat penakut, gangguan retardasi mental juga
adalah penyebab gangguan perkembangan motorik. Selain itu kelainan tonus otot,
tersebut merupakan masa rawan, karena gangguan yang terjadi pada masa ini
dapat menyebabkan efek yang menetap setelah dewasa. Anak yang mengalami
gangguan kemampuan motorik kasar pada masa ini selanjutnya dapat mengalami
normal jika ia dapat berjalan mulai usia 10 bulan hingga 18 bulan sehingga
seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia. Untuk itu
orang tua perlu mengenal tanda bahaya (red flags) perkembangan anak. Untuk
umum, perlu data/laporan atau keluhan orang tua dan pemeriksaan deteksi dini
16
Deteksi dini merupakan suatu upaya yang dilaksanakan secara
mengetahui serta mengenal faktor risiko pada anak usia dini. Melalui deteksi dini
dapat diketahui penyimpangan tumbuh kembang anak secara dini sehingga upaya
2. Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga lebih
17
Neurodevelopmental Screening (BINS), KPSP dan kartu menuju sehat. DDST II
perkembangan maupun anak sehat. Ini bukan merupakan tes IQ dan bukan
Formulir tes DDST II ini berisi 125 data yang terdiri dari 4 sektor yaitu,
personal sosial, motorik halus, motorik kasar serta bahasa. Apabila hasil tes
emosional, dan sosial dapat dilakukan upaya terpadu dan terindikasi khusus untuk
2.11 Diagnosis
2.11.1 Anamnesis
tersebut sehingga perlu perhatian khusus. Tiap orang tua tentunya memiliki
18
daerah perhatian yang berbeda. Penggalian anamnesis secara sistematis meliputi,
risiko biologi akibat dari gangguan prenatal atau perinatal, perubahan lingkungan
akibat salah asuh dan akibat dari penyakit primer yang sudah secara jelas
motorik dapat dilakukan dengan meminta anak untuk melakukan pekerjaan yang
tungkai), motorik halus (menjentikkan jari dan mengikat tali sepatu), dan
Bayi dengan berat badan lahir rendah seringkali berisiko terhadap angka
dan defisit nutrisi yang dapat secara langsung mempengaruhi perkembangan otak.
Anak dengan risiko lingkungan termasuk didalamnya ibu yang masih muda dan
tidak berpengalaman serta ibu yang tidak sehat secara individu atau kekurangan
terlarang, minuman keras dan kekerasan sering menyebabkan hasil buruk. Anak
perkembangan anak. Perhatian saat ini sering pula akibat dari infeksi virus HIV.
HIV.26,27
19
2.11.2 Pemeriksaan Fisik
adalah bagian penting dalam pemeriksaan fisik. Perubahan bentuk tubuh sering
dihubungkan dengan kelainan kromosom atau faktor penyakit genetik lain sulit
terstruktur dari mata, yaitu fungsi penglihatan dapat dilakukan saat bayi dengan
lampu. Saat anak sudah memasuki usia prasekolah, pemeriksaan yang lebih
mendalam diperlukan seperti visus, selain itu pemeriksaan saat mata istirahat
ditemukan adanya strabismus. Pada pendengaran, dapat pula dilakukan tes dengan
audiometer portable. Pemeriksaan telinga untuk mencari tanda dari infeksi otitis
media menjadi hal yang penting untuk dilakukan karena bila terjadi secara
perkembangan seperti adanya refleks primitif, yaitu refleks moro, hipertonia atau
20
Test II (DDST II), Bayley Infant Neurodevelopmental Screening (BINS), dan
KPSP. DDST II merupakan metode skrining yang banyak digunakan saat ini,
anak yang sehat. Hal ini penting dan dilakukan dengan periodik. Adapun beberapa
a. Skrining metabolik
metabolik rutin untuk bayi baru lahir dengan gangguan metabolisme tidak
asam amino dan asam organik dapat dilakukan. Anak dengan gangguan
muscular dystrophy.
b. Tes sitogenetik
meskipun tidak ditemukan dismorfik atau pada anak dengan gejala klinis
21
dilakukan bila adanya riwayat keluarga dengan gangguan perkembangan.
karena insiden yang lebih tinggi. Skrining pada wanita juga mungkin saja
dilakukan bila terdapat indikasi yang jelas. Diagnosis sindroma Rett perlu
c. Skrining tiroid
Pemeriksaan tiroid pada kondisi bayi baru lahir dengan hipotiroid kongenital
perlu dilakukan. Namun skrining tiroid pada anak hanya dilakukan bila
d. EEG
Pemeriksaan EEG dapat dilakukan pada anak dengan KPG yang memiliki
Belum terdapat data yang cukup mengenai pemeriksaan ini sehingga belum
2.12 Penatalaksanaan
intervensi. Namun lebih cepat lebih baik untuk memastikan anak tidak kehilangan
kepercayaan dan harga dirinya. Hal ini akan membantu mengurangi masalah
perilaku dan membantu anak untuk berhasil dalam hal fisik, sosio-emosional, dan
pada usia 6 tahun. Hal ini menjadi penting untuk memulai intervensi pada masa
22
ini. Namun pada hakekatnya tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai
intervensi.29
Jenis terapi harus disesuaikan dengan usia anak. Anak di bawah usia 3
tahun mungkin sulit mengikuti terapi formal yang terstruktur. Suatu hal yang
1. Physical Therapy
berada dekat dengan anak tersebut sehingga terapi ini dapat mencapai
2. Behavioural Theraphy
23
menarik rambut. Terapi ini merupakan psikoterapi yang berfokus untuk
3. Occupational Theraphy
mandi, memakai pakaian atau makan akan mengalami masalah. Terapi ini
masalahnya.
4. Sensori Integrasi
dimana anak bisa secara aktif mengeksplorasi kemampuan baru. Terapi ini
5. Perseptuo-motorik
Metode ini melibatkan urutan latihan dimana anak mengulangi tugas yang
24
6. Konseling Parental
keyakinan.
2.13 Prognosis
25
BAB III
RINGKASAN
keterlambatan yang signifikan dari aspek motorik seorang anak. Gangguan dalam
perkembangan motorik anak terbagi atas gangguan dalam motorik kasar seperti
Penyebab dari gangguan motorik dapat dibagi menjadi faktor intrinsik dan
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik dapat berupa ras/suku, bangsa, jenis kelamin,
masa prenatal, perinatal, dan postnatal dari anak tersebut. Penyimpangan yang
dan pemeriksaan penunjang sangat penting untuk melakukan intervensi yang dini.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Shevell MI. The evaluation of the child with global delayed development.
4. Suwarba IGN, Widodo DP, Handryastuti RAS. Profil klinis dan etiologi
society. 2009.
27
10. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2005.
11. Walters AV. Development delay: Causes and Identification. ACNR; 2010.
p. 32-4.
12. Suganda T. Konsep umum tumbuh dan kembang: Buku Ajar Tumbuh
Seto; 2007.
13. Soetjiningsih. Penilaian pertumbuhan fisik anak. Dalam: IGN Gde Ranuh,
www.archpediatrics.com
16. Jelliffe DB. The assessment of the nutritional status of the community.
19. Walker SP, Chang SM, Powell CA, McGregor SM. Effects of early
28
cognition and education in growth-stunted Jamaican children: prospective
2000.
J Nutr; 2012.
22. Risma A. Hubungan antara status pekerjaan ibu dengan status gizi dan
dari www.idai.or.id
26. First LR, Palrey JS. The infant or young child with developmental delay:
29
27. Srour M, Mazer B, Shevell MI. Analysis of clinical features predicting
2006.
28. Menkes JH. Textbook of Child Neurology. 4th ed. Philadelphia: Lea &
Febiger; 1990.
30