Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Divertikulum Meckel atau divertikulum ileal merupakan kelainan kongenital


berupa kantung di distal ileum. Kondisi ini dihasilkan akibat menetapnya bagian
proximal duktus vitellointestinal. Duktus yang menghubungkan midgut yolk sac ini
normalnya menghilang saat usia gestasi enam minggu.1
Divertikulum Meckel pertama kali dideskripsikan secara detail pada tahun 1809
oleh seorang anatomis Jerman, Johann Friedrich Meckel. Meskipun begitu, JF
Meckel bukanlah orang pertama yang menemukan kelainan ini melainkan oleh
Fabricus Hildanus pada tahun 1598 dan Lavater pada tahun 1671.2
Divertikulum Meckel merupakan kelainan kongenital tersering dari traktus
gastrointestinal. Divertikulum Meckel diperkirakan mengenai sekitar 2% dari
populasi umum, namun beberapa penelitian terakhir menunjukkan insidensi
sebenarnya sekitar 1,2% berdasarkan review selama lebih dari 50 tahun penelitian
autopsi. Rasio mengenai laki-laki lebih tinggi dari perempuan yaitu 1,5-4 : 1.3
Kebanyakan dari pasien yang menderita Divertikulum Meckel tidak
menunjukkan gejala dan kelainan ini lebih sering ditemukan secara isidental pada
pemeriksaan barium maupun laparotomi. Gejala yang timbul pada kelainan ini lebih
cenderung akibat dari komplikasi yang timbul.
Seberapa baik manajemen Divertikulum Mekel pada pasien-pasien
asymptomatik masih kontroversial. Resiko komplikasi postoperasi dari
divertikulum yang tidak sengaja ditemukan dilaporkan sebesar 8%. Pasien-pasien
simptomatis memiliki insidensi komplikasi postoperasi 10-12% seperti ileus,
perlengketan, abses intra-abdomen, dan emboli paru. Komplikasi postoperasi yang
terlambat muncul pada 6-8% pasien terutama obstrusi usus halus karena
perlengketan usus. Mortalitas bedah pada pasien simptomatis sekitar 2-5%.
Diverticulectomy insidential untuk pasien asimptomatis, morbiditas 2%,
komplikasi lambat postoperasi 2% dan mortalitas 1%.4

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Divertikulum Meckel


2.1.1 Definisi Divertikulum Meckel
Divertikulum Ileal (Divertikulum Meckel) merupakan kelainan kongenital
berupa kantung di distal ileum. Kondisi ini dihasilkan akibat menetapnya bagian
proximal duktus vitellointestinal. Duktus yang menghubungkan midgut yolk sac ini
normalnya menghilang saat usia gestasi enam minggu.1
Divertikulum Meckel merupakan kelainan kongenital yang memiliki tiga
lapisan usus halus. Umumnya Divertikulum Meckel memiliki panjang 1-12cm dan
ditemukan 45-90cm proximal dari katup ileocaecal. Divertikulum Meckel ini sering
berisi jaringan-jaringan heterotopik, sekitar 50% berupa mukosa gaster. Sel-sel
pluripoten melapisi duktus omphalomesenterik, sehingga mukosa gaster, kolon,
duodenum, dan pankreas dapat muncul. Divertikulum Meckel ini dapat atau tanpa
terhubung dengan umbilikus melalui pita fibrosa.

Gambar 1. Divertikulum Meckel dengan ulkus 1

Gambar 2. Divertikulum Meckel pada laparotomy 2

2
Divertikulum Meckel pertama kali dideskripsikan secara detail pada tahun 1809
oleh seorang anatomis Jerman, Johann Friedrich Meckel. Meskipun begitu, JF
Meckel bukanlah orang pertama yang menemukan kelainan ini melainkan oleh
Fabricus Hildanus pada tahun 1598 dan Lavater pada tahun 1671.2
2.1.2 Epidemiologi
Divertikulum Meckel merupakan kelainan kongenital tersering pada saluran
gastrointestinal. Divertikulum Meckel lebih sering ditemukan pada anak-anak dan
seimbang pada laki-laki maupun perempuan. Insidensi divertikulum menurun
seiring usia. Divertikulum Meckel diperkirakan mengenai sekitar 2% dari populasi
umum, namun beberapa penelitian terakhir menunjukkan insidensi sebenarnya
sekitar 1,2% berdasarkan review selama lebih dari 50 tahun penelitian autopsi.1,3
Divertikulum Meckel dikenal sebagai kelainan bawaan serba dua, yaitu:5
1. Terdapat pada 2% penduduk
2. Ditemukan 2 kaki (sekitar 60cm) dari valvula bauhini
3. Panjangnya 2 inchi (4-5cm)
4. Perbandingan kejadian laki-laki : perempuan simtomatis = 2:1
5. Di dalamnya mungkin terdapat 2 jenis jaringan heterotopik, yaitu mukosa
lambung dan jaringan pankreas
6. 2 penyakit dapat timbul di dalamnya ialah divertikulitis dan tukak peptik
7. 2 penyulit dapat terjadi, yaitu perforasi pada divertikulitis akut atau tukak
peptik dan pendarahan tukak peptik
2.1.3 Gambaran Embriologi dan Patogenesis
Kantung kuning telur atau yolk sac adalah unsur pertama yang terbentuk dalam
kantung kehamilan. Yolk sac terlibat dalam transfer nutrisi antara ibu-janin pada
masa gestasi awal selama periode krisis organogenesis. Pada masa awal embrio,
midgut fetus mendapat nutrisi dari yolk sac melalui duktus omphalomesenterik atau
vitellline.
Pada embrio 5 minggu, usus tengah atau midgut tergantung pada dinding
abdomen dorsal oleh sebuah mesenterium pendek dan berhubungan dengan yolk
sac melalui duktus vitelinus atau yolk stalk. Pada orang dewasa, usus tengah
dimulai tepat di sebelah distal muara duktus biliaris ke dalam duodenum dan

3
berakhir di taut antara dua pertiga distal kolon transversum dan sepertiga distalnya.
Seluruh panjang usus tengah didarahi oleh arteri mesenterika superior.

Gambar 3. Perkembangan Usus Tengah atau midgut

Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan cepat usus halus dan
mesenteriumnya sehingga membentuk lengkung usus primer. Di puncaknya,
lengkung tetap berhubungan langsung dengan yolk sac melalui duktus
omphalomesenterik atau vitelline yang sempit. Bagian sefalik lengkung
berkembang menjadi distal duodenum, jejunum, dan sebagian ileum. Bagian kaudal
menjadi bagain bawah ileum, saekum, apendiks, kolon ascendens, dan dua pertiga
proksimal kolon transversum.

Gambar 4. A. Lengkung usus primer sebelum rotasi(tampak lateral). Rotasi


berlawanan arah jarum jam. B. Lengkung usus setelah rotasi 180° berlawanan
arah jarum jam. Kolon transversum berjalan di depan duodenum.

4
Selama minggu ke-6 perkembangan, lengkung usus masuk ke rongga
ekstraembrional di tali pusat akibat pertumbuhan yang pesat dan ekspansi hati
sehingga rongga abdomen sementara menjadi terlalu kecil untuk menampung
semua lengkung usus yang disebut herniasi umbilikalis fisiologis. Rotasi terjadi
selama herniasi (sekitar 90°) serta selama kembalinya lengkung usus ke dalam
rongga abdomen (180°).
Pada saat usus tengah atau midgut kembali menuju kavum abdomen, duktus
omphalomesenterik akan menjadi pita fibrosis, yang mana akan mengalami
disintegrasi dan absorpsi yang biasanya terjadi pada usia kehamilan 7 minggu. Jika
duktus omphalomesenterik mengalami kegagalan atrofi total dan disintegrasi, maka
duktus ini akan terus tumbuh. Kegagalan ini akan menyebabkan berbagai kelainan
kongenital, yaitu:6,7
1. Fistula umbilikoileal
Fistula umbilikoileal terjadi akibat patensi komplit atau menetapnya duktus
omphalomesenterik dengan lumen yang masih utuh terbuka sepanjang duktus.
Secara klinis akan ditemukan feses yang keluar dari umbilikus. Intususepsi juga
bisa ditemukan pada keadaan ini, dengan temuan klinis berupa prolapse ileum
pada umbilicus.

Gambar 5. Jenis-jenis Kelainan ductus Vittelinus/Omphalomesenterik

5
2. Sinus duktus omphalomesenterik
Sinus terjadi akibat kegagalan penutupan bagian distal-end (umbilikus), yang
mana ukurannya dapat bervariasi. Ileum masih terhubung oleh pita fibrosis.
Secara klinis pada bayi akan ditemukan duh mucus yang keluar dari umbilikus.
3. Kista duktus omphalomesenterik
Kista terbentuk akibat bagian tengah dari duktus masih paten sedangkan
sekitarnya sudah mengalami obliterasi. Di dalam kista akan ditemukan
akumulasi mukus, sebab di dalamnya terdapat lapisan mukosa intestinal.
4. Pita fibrosis ileum ke umbilicus
Pita fibrosis terbentuk akibat duktus omphalomesenterik yang atrofi tidak
secara sempurna mengalami obliterasi dan absorpsi. Secara klinis dapat
menyebabkan obstruksi intestinal dan volvulus.
5. Divertikulum Meckel (98%)
Divertikulum Meckel terbentuk akibat obliterasi fibrous dari umbilikal-end dan
patensi komplit ileal-end dari duktus omphalomesenterik. Divertikulum
Meckel terletak pada sisi antimesenterik dari ileum dan bisa ditemukan pita
fibrous, jika bagian fibrosisnya tidak terobliterasi secara penuh. Divertikulum
ini umumnya ditemukan 40-100 cm dari klep ileocecal dengan panjang dapat
mencapai 5 cm dan diameter 2 cm. Suplai darah dan venanya berasal dari
pembuluh darah omphalomesenterik yang masih utuh (arterinya berasal dari
cabang ileal dari arteri mesenteric superior) dan terletak di dalam lipatan
terpisah dari mesenterik usus halus atau sepanjang permukaan divertikulum.
Divertikulum biasanya disuplai oleh arteri omphalomesenteric yang muncul
dari cabang ileus arteri mesenterika superior. Divertikulum Meckel sering berisi
jaringan-jaringan heterotopik, kebanyakan berupa mukosa gaster. Pada suatu
penelitian, mukosa gaster heterotopik dapat ditemukan pada 62% kasus, jaringan
pankreas sekitar 6%, jaringan pankreas dan mukosa gaster ditemukan pada 5%
kasus, mukosa jejunum ditemukan pada 2% kasus, mukosa gaster dan duodenum
2%. Jarang ditemukan jaringan kolon, rektal, endometrial, dan hepatobiliar.
Mukosa gaster, kolon, duodenum, dan pankreas dapat muncul karena diketahui sel-

6
sel pluripoten melapisi duktus omphalomesenterik. Divertikulum Meckel ini dapat
atau tanpa terhubung dengan umbilikus melalui pita fibrosa.

2.1.4 Gambaran Klinis dan Komplikasi


2.1.4.1 Riwayat
Kebanyakan pasien tidak pernah mengeluhkan gejala apapun sepanjang
hidupnya. Divertikulum Meckel sering terdiagnosis secara tidak sengaja ketika
pemeriksaan barium atau laparotomy dilakukan pada kondisi abdomen lain.
Diagnosis Divertikulum Meckel hampir identik dengan komplikasi. Komplikasi
yang terjadi berupa obstruksi, jaringan ektopik, atau inflamasi. Pada anak-anak,
kebanyakan mengeluhkan hematoskezia sebagai tanda tersering. Perdarahan pada
dewasa jarang terjadi. 1,2
1. Pendarahan (32%) 4,6,8,9
Pendarahan merupakan komplikasi tersering Divertikulum Meckel, sekitar
20-30%. Lebih sering terjadi pada anak usia kurang dari 2 tahun dan laki-laki.
Pendarahan bisa minimal, hematoskezia berulang, sampai masif. Pendarahan
disebabkan adanya mukosa gaster heterotrofik dalam divertikulum yang akan
mensekresi asam dan akan merusak jaringan sekitar, sehingga timbulah erosi
jaringan dan pembuluh darah. Mukosa gaster ektopik ditemukan pada 50%
Divertikulum Meckel.
Pasien umumnya mengeluhkan adanya pendarahan rektum yang tiba-tiba
dan spontan tanpa peringatan dan tanpa nyeri, namun dapat juga disertai nyeri
yang ringan sampai berat. Pasien bisa anemia dan bisa ada riwayat pendarahan
intestinal yang berhenti sendiri. Pendarahannya berwarna merah cerah (brick
red), pelan, dan menggumpal, namun dapat juga banyak yang diakibatkan oleh
kontraksi fisiologis yang merupakan respon dari hipovolemia. Terdapat juga
gambaran currant jelly stools yaitu kotoran yang terlapisi banyak mukus yag
menandakan adanya iskemia dan intususepsi.

7
Gambar 6. Spesimen Divertikulum Meckel (permukaan mukosal)
menunjukkan mukosa gaster

Pada pemeriksaan fisik perlu dievaluasi adanya tanda-tanda syok


hemorhagik seperti takikardi. Jika kotoran yang teramati adalah merah cerah
atau currant jelly berarati pendarahannya cepat, dan jika hitam maka
pendarahannya pelan.
2. Obstruksi usus (35%) 6,9
Obstruksi usus merupakan komplikasi lain yang tersering, sekitar 20-25%
pada pasien dengan Divertikulum Meckel yang bergejala. Diagnosis obstruksi
usus akibat Divertikulum Meckel mungkin tidak dapat ditegakkan preoperasi.
Saat di eksplorasi, Divertikulum Meckel dapat diidentifikasi sebagai penyebab
obstruksi.
Beragam mekanisme obstruksi usus yang muncul bersamaan dengan
Divertikulum Meckel sebagai penyebab. Gejala ini lebih sering ditemukan pada
orang dewasa dengan prevalensi 26-53% dan pada pediatrik prevalensinya 25-
40%. Ada beberapa mekanisme (tidak satu pun memiliki fitur klinis yang
patognomonik, dan etiologi yang tepat jarang diketahui sebelum operasi) yang
menyebabkan terjadinya obstruksi usus yaitu: intususepsi (ketika Divertikulum
Meckel sendiri bertindak sebagai titik awal untuk intususepsi ileocolic atau
ileoileal), volvulus yang muncul sekitar duktus vitellinus yang menetap, hernia
internal melalui duktus vitelline yang masih ada, pita omphalomesenterik
(tersering), obstruksi luminal dari divertikulum yang terinversi, divertikulitis,
benda asing yang terganjal di dalam divertikulum, inklusi dari divertikulum ke

8
dalam hernia, obstruksi neoplastik, dan prolapse bentuk T dari kedua aferen dan
eferen loop dari usus melalui fistula duktus vitellin umbilikus neonatus.
Gejala yang biasa dikeluhkan oleh pasien adalah vomitus bilious, distensi
abdomen, nyeri periumbilikal, dan konstipasi. Dari pemeriksaan fisik akan
ditemukan adanya nyeri abdomen, vomitus bilious, tegang abdomen, distensi,
suara peristaltik yang hiperaktif, masa abdomen yang terpalpasi, jika berlanjut
bisa terjadi iskemia atau infark dan terjadilan tanda peritoneal akut dan
pendarahan gastrointestinal bawah.
3. Divertikulitis (22%) 6,9
Divertikulitis merupakan keadaan inflamasi pada Divertikulum Meckel yang
diakibatkan oleh obstruksi penyempitan pada mulut divertikulum oleh berbagai
obstruktan seperti enterolit, fecolit, parasit, korpus alienum, neoplasma, atau
inflamasi dan fibrosis dari ulkus peptikum.
Divertikulits lebih sering ditemukan pada pasien dewasa. Gejala yang dapat
dikeluhkan oleh pasien adalah seperti nyeri abdomen pada daerah periumbilikal
dan radiasi menuju kuadran kanan bawah, demam, dan vomitus. Pada
pemeriksaan fisik akan ditemukan adanya nyeri tegang abdomen baik fokal
maupun difus, dan kebanyakan pada regio periumbilikal. Pada anak kecil dapat
ditemukan adanya guarding abdomen dan nyeri tegang rebound. Distensi
abdomen dan peristaltik hipoaktif dapat ditemukan pada keadaan lanjut.
4. Kelainan Umbilikus (10%) 8
Kelainan ini meliputi fistula, sinus, kista, dan pita fibrosis. Gejala yang dapat
dikeluhkan oleh pasien dapat berupa discharge kronis dari sinus umbilikus,
infeksi atau ekskoriasi kulit periumbilikal. Pasien juga dapat mengeluhkan
adanya riwayat infeksi yang berulang, penyembuhan sinus, atau pembentukan
abses dinding abdomen. Jika terdapat fistula, mukosa usus dapat terlihat diatas
kulit.
5. Hernia Littre 6,9
Hernia Littre merupakan sebutan untuk Divertikulum Meckel yang
mengalami herniasi. Awalnya terminologi ini untuk mendeskripsikan herniasi.
Divertikulum Meckel di daerah femoral oleh Alexis Littre, namun sekarang

9
digunakan untuk mewakili di lokasi manapun. Regio yang sering adalah di
daerah inguinal yaitu 50%, femoral 20%, umbilical 20%, dan 10% di daerah
lainnya. Gejala klinis yang ditimbulkan adalah perlahan dibandingkan hernia
lainnya, dan dapat berupa distensi abdominal, nyeri, demam, dan vomitus.
6. Neoplasma 9
Divertikulum Meckel juga dapat berkembang menjadi tumor jinak seperti
leiomyoma, angioma, neuroma, dan lipoma, atau dapat berkembang menjadi
neoplasma malignan seperti sarcoma, tumor karsinoma, adenokarsinoma dan
limfoma Burkitt.
2.1.4.2 Pemeriksaan Fisik
Meski kebanyakan pasien asimtomatik, pasien dapat hadir dengan berbagai
tanda klinis, termasuk peritonitis atau syok hipovolemik. Tiga gejala tersering yaitu
perdarahan saluran cerna, obstruksi usus, dan peradangan akut divertikulum.
Saat episode perdarahan hebat terjadi, pasien dapat berada dalam keadaan syok
hemoragik. Takikardia adalah tanda klinis dini syok hemoragik, tapi konjungtiva
pucat dan hipotensi ortostatik sebenarnya bisa mendahului ini. Sebagian besar
pasien dengan obstruksi usus hadir dengan nyeri perut, muntah hijau, nyeri tekan
seluruh abdomen, distensi, bising usus menurun atau meningkat, dan nyeri tekan
lepas saat dilakukan pemeriksaan. Pada pasien mungkin teraba massa
intraabdomen.
Kadang, saat pasien tidak berobat lebih awal atau jika tidak terdiagnosis,
obstruksi berlanjut menjadi iskemia usus atau infark. Terakhir bermanifestasi
dengan tanda peritonitis akut dan perdarahan saluran cerna bawah. Pasien dengan
divertikulitis mengalami nyeri tekan fokal atau diffuse. Biasanya, nyeri tekan lepas
ditandai pada daerah periumbilikal daripada nyeri appendisitis. Pada anak-anak
dapat muncul tahanan perut dan nyeri tekan lepas, selain nyeri tekan abdomen.
Distensi abdomen dan bising usus menurun merupakan temuan akhir.
2.1.4.3 Komplikasi
Komplikasi tercantum di atas namun termasuk dalam kategori perdarahan,
obstruksi, atau peradangan (divertikulitis), yang dapat berhubungan dengan benda
asing dan atau tumor.

10
2.1.5 Diagnosis Banding
Diagnosis dari gejala atau komplikasi divertikulum sulit untuk dipastikan
berdasarkan riwayat, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lab. Divertikulum selalu
dipertimbangakan sebagai diagnosis banding pada kasus-kasus obstruksi dan
pendarahan usus. Tidak ada nyeri, hematoschezia banyak, terutama pada anak,
harus memberi tahu dokter kemungkinan diagnosis dan segera melakukan
pemeriksaan lebih lanjut. Jadi, pada anak-anak diagnosis banding untuk nyeri
kuadran kanan bawah meliputi appendisitis, limfadenitis mesenterik akut,
intususepsi, atau divertikulitis mekel. Pada dewasa, divertikulum mekel harus
ditampilkan dalam diagnosis pendarahan saluran cerna, yang juga termasuk
angiodysplasis, keganasan, malformasi arteri-vena, dan penyebab lain.
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
Divertikulum Meckel sering ditemukan secara tidak sengaja saat melakukan
laparoskopi atau laparotomi pada pasien-pasien yang asimptomatis. Ketika
menunjukkan gejala, pemeriksaan ideal yang dilakukan yaitu Technetium Tc 99m-
pertechnate radioisotope scanning.
A. Uji Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit gula darah, BUN, serum kreatinin, dan
koagulasi tidak dapat membantu untuk menegakkan diagnosis namun penting untuk
menangani pendarahan dari sistem pencernaan. Hemoglobin dan hematokrit akan
menurun pada anemia atau pendarahan dan 58% dari anak-anak dengan
Divertikulum Meckel memiliki Hb di bawah 8.8 g/dL. Anemia yang dapat
ditimbulkan adalah anemia defisiensi besi namun dapat juga anemia megaloblastik
akibat defisiensi folat dan vitamin B12. Jika terdapat albumin dan ferritin yang
rendah hal ini bisa mengindikasikan adanya penyakit inflamasi usus (inflammatory
bowel disease).
B. Pencitraan
Menurut Mayo, "Divertikulum Meckel sering dicurigai, sering dicari, dan
jarang ditemukan." Diagnosis preoperatif memang sulit, apalagi jika gejala yang
muncul bukan pendarahan saluran cerna. Dalam satu seri, pasien sering memiliki

11
diagnosis pra operasi yang benar jika gejala yang menyertainya adalah perdarahan
saluran cerna, namun hanya 11% diagnosis pra operasi yang benar jika gejala lain
mendominasi.
Riwayat dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk menetapkan diagnosis
klinis. Studi pencitraan dilakukan untuk mengkonfirmasi kecurigaan klinis
terhadap Divertikulum Meckel. Penggunaan foto polos untuk kelainan ini memiliki
keuntangan yang terbatas, namun untuk komplikasi bersifat non-pendarahan dapat
diteksi seperti enterolit, obstruksi ataupun perforasi dengan gambaran air-fluid
levels.

Gambar 7. Foto Rontgen abdomen AP menunjukkan dilatasi lengkung usus halus


multipel dengan gambaran air fluid level
Jika terdapat gejala pendarahan dari saluran cerna dengan klinis mengarah ke
Divertikulum Meckel, evaluasi diagnosis harus fokus dengan scanning Meckel,
yaitu skintiskan technetium-99m pertechnetate. Isotope diinjeksi secara intravena,
lalu mukosa gaster akan mensekresikan isotope ini, jika diverticulum terdapat
jaringan gaster ektopik maka akan nampak gambaran hot spot. Pemeriksaan ini
lebih noninvasive dan akurat dibandingkan studi upper GI dan small bowel follow-
through. Pada anak-anak sensitivitasnya 80-90%, spesifisitas 95% dan akurasi 90%.
Namun pada orang dewasa tanpa pendarahan, sensitivitasnya rendah yaitu 62.5%,
spesifisitas 9% dan akurasi 46%. Karena Meckel scan spesifik untuk mukosa gaster
dan bukan diagnostik spesifik Divertikulum Meckel, hasil positif palsu muncul
kapanpun mukosa gaster ektopik ada. Positif palsu dapat ditemukan pada ulkus
duodenum, obstruksi usus halus, obstruksi ureter, aneurisma, dan angioma. Negatif

12
palsu dapat ditemukan jika mukosa gaster diverticulum sangat minim atau absen,
nekrosis divertikulum, atau jika berhimpit dengan vesika urinaria. Akurasi scanning
Meckel ini dapat ditingkatkan dengan pemberian cimetidine, glukagon dan
pentagastrin. Cimetidine meningkatkan ambilan dan blok sekresi technetium-99m
pertechnetate mukosa ektopik gaster, membantu meningkatkan lesi sampai rasio
background pada scan Meckel. Pentagastrin juga meningkatkan ambilan isotope
tapi juga meningkatkan peristaltik, menipiskan nilainya. Glukagon digunakan
untuk menurunkan peristaltik.

Gambar 8. Scan Technetium-99m


Studi barium secara luas telah digantikan oleh teknik pencitraan lain. Namun,
jika dilakukan pemeriksaan barium, jangan mendahului pemeriksaan technetium-
99m karena barium dapat menyamarkan gambaran hot spot. Jika studi barium dan
skintigrafi negative, pemeriksaan arteriografi selektif dapat diindikasikan. Hal ini
biasanya terjadi pada keadaan pendarahan yang intermiten atau perbaikan yang
komplit. Ketika perdarahan lebih dari 1 mL/menit, arteriogram mesenterika
superior dapat membantu, namun interpretasi akan sulit karena pembuluh darah
menutupi. Pada kasus ini, kateterisasi selektif distal arteri ileal dibutuhkan.
Tampilan cabang-cabang abnormal arteri, pewarnaan tebal kapiler, atau
ekstravasasi kontras medium mengkonfirmasi adanya Divertikulum Meckel.
Namun, pembentukan suplai arterial yang baik tidak selalu menunjukkan adanya
Divertikulum Meckel. Sehingga, tanda arteriograf tidak terlalu bisa dipercaya.

13
Pemeriksaan jenis lama yaitu serial usus halus dengan barium dapat digunakan
untuk menemukan kondisi penyerta pada Divertikulum Meckel. Namun, pada
pasien yang dilakukan pemeriksaan barium untuk gambaran primer penyakit lain,
enteroklisis lebih sensitif untuk mendeteksi Divertikulum Meckel. Enteroklisis
digunakan untuk mendeteksi Divertikulum Meckel dengan gambaran berupa
kantung pada sisi antimesenterik pada distal ileum, dan jika kantung tersebut berisi
kemungkinan terdapat tumor. Tanda-tanda radiologisnya dapat berupa gambaran
lipatan triradiat atau plateau triangular mucosal, kadang-kadang terdapat gambaran
rugal gaster dalam Divertikulum Meckel.
Studi barium enema dapat digunakan untuk mencari adanya intususepsi jika ada
kecurigaan. CT scan abdomen biasanya sulit digunakan untuk membedakan
Divertikulum Meckel dengan loop usus halus. Akan tetapi struktur blind-ending
fluid-filled dan/atau gas-filled dalam usus kecil dapat tervisualisasi. Pemeriksaan
dapat menunjukkan adanya enterolit, intususepsi, atau divertikulits. Pemeriksaan
imaging dengan ultrasonografi digunakan lebih untuk memeriksa keadaan anatomi
daripada komplikasinya.
C. Histologi 𝟔,𝟗
Pada pemeriksaan histologi, 62% kasus terdapat heterotrofik mukosa gaster, 6%
jaringan pankreas, 5% jaringan pankreas dan mukosa gaster, 2% mukosa jejunum,
2% jaringan Brunner, dan 2% terdiri dari mukosa gaster dan duodenum. Mukosa
gaster yang ditemukan dapat berupa fundus, corpus, antrum, ataupun pilori.
Mukosa fundus dan bodi terdapat kelenjar oxintik dengan parietal, chief, dan sel-
sel mucous neck.
Pada Divertikulum Meckel dengan jaringan pankreas heterotrofik, dapat
ditemukan acini pankreas, duktus, atau islet, ataupun kombinasi diantara ketiganya.
Jaringan terletak di ujung dari Divertikulum Meckel dan merupakan daerah tempat
yang sering terjadi intususepsi.
2.1.7 Penatalaksanaan 𝟏,𝟖,𝟗
A. Emergensi
Kebanyakan dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien karena kelainan ini
adalah bersifat sakit yang akut, pemasangan jalur intravena harus sesegera mungkin

14
dan administrasi dengan cairan kristaloid dan pasien dipuasakan secara oral (NPO),
kemudian periksa laboratorium dan golongan darah. Jika terdapat pendarahan yang
signifikan segera transfusi dengan packed red cells (PRC).
Pasien-pasien dengan obstruksi usus perlu dilakukan dekompresi nasogastric
dengan pemasangan NGT dan lakukan pemeriksaan rontgen foto polos. Jika
terdapat pendarahan pada anak-anak dengan feses yang berwarna kehitaman segera
lakukan gastrik lavage untuk mengeksklusi pendarahan dari sistem cerna atas dan
jika negative lanjutkan dengan endoskopi atas dan sigmoidoskopi fleksibel.
Manajemen laparoskopi emergency pada divertikulum meckel lebih disukai pada
pasien-pasien dengan gejala nyeri abdomen akut.
B. Bedah
Indikasi absolut reseksi Divertikulum Meckel adalah perdarahan, obstruksi
intestinal, divertikulitis, dan fistula umbilikoileal. Ketika Divertikulum Meckel
ditemukan secara insidental dari laparoskopi ataupun laparotomi, spesialis bedah
darus menentukan apakah harus direseksi. Kebanyakan spesialis bedah tidak
melakkukan reseksi pada divertikulum dengan mulut lebar. Divertikulum dengan
leher sempit, yang dapat menyebabkan obstruksi atau terpuntir, dapat dengan
mudah direseksi pada lehernya tanpa perlu reseksi segmental.
Terapi Definitif
Ada empat teknik yang mungkin dapat digunakan pada terapi pembedahan
Divertikulum Meckel, yaitu:
1) Divertikulektomi dengan penutupan jahitan dasar
2) Wedge resection dari dinding usus berisi diverticulum dengan penjahitan
3) Segmental reseksi dari usus, termasuk diverticulum dan anastomosis end-
to-end
4) Pembelahan pita fibrosis dengan atau tanpa divertikulektomi merupakan
pilihan yang memungkinkan.
Preoperatif, intraoperatif, dan postoperatif managemen Divertikulum Meckel
mengikuti prinsip umum bedah abdomen dan termasuk penggunaan antibiotik
perioperatif. Pada keadaan pendarahan wedge resection atau reseksi segmental
dipilih untuk menjamin diverticulum yang tereksisi adekuat terdapat mukosa gaster

15
heterotrofik dan mukosa ileum yang ulserasi. Pada obstruksi usus, eksisi lebar
dibutuhkan untuk memastikan viabilitas dari usus.
Pada kasus anak-anak dengan divertikulum luas yang beresiko terjadi stenosis
ileum jika divertikulektomi atau wedge resection dilakukan, maka reseksi
segmental menjadi pilihan. Pada keadaan Divertikulum Meckel dengan sinus
umbilikus dan fistula, perlu dilakukan eksisi umbilikus.
Teknik Handsewn vs Stapling
Semua prosedur dapat dilakukan dengan teknik handsewn atau stapel,
tergantung pada preferensi ahli bedah. Stapling memungkinkan reseksi lebih cepat
terhadap divertikulum Meckel tanpa perlu membuka lumen usus, sehingga
menghindari kemungkinan komplikasi septik dan pasca operasi. Divertikulum
Meckel, yang sesuai dengan perangkat stapel, mudah dilepas, dan pengangkatan
memiliki tingkat komplikasi yang rendah, terutama bila divertikulum ditemukan
secara kebetulan.
Terapi Asimptomatis
Terapi pembedahan pada kasus asimptomatis masih kontroversial, sebab dari
data menunjukkan bahwa komplikasi dari kelainan ini menurun sesuai dengan
berjalannya waktu. Ada yang menyebutkan bahwa pada kasus dengan divertikulum
yang luas atau pendek perlu dilakukan eksisi universal, namun pada kedua kasus
ini jarang terjadi komplikasi. Pada kasus tertentu yang ditemukan insidental pada
dewasa dan anak-anak dapat direseksi yaitu pada kasus-kasus berikut: pasien usia
kurang dari 40 tahun, panjang divertikulum lebih dari 2cm, divertikulum dengan
leher yang sempit ,divertikulum dengan pita fibrosa, suspek ada jaringan ektopik
dalam divertikulum, inflamasi, dan penebalan divertikula. Reseksi divertikulum
yang sehat atau tanpa komplikasi pada adanya peritonitis, kolitis ulseratif, atau
komplikasi lain yang bertentangan untuk dilakukan reseksi tidak disarankan.
2.1.8 Komplikasi Pengobatan 𝟖
Seberapa baik manajemen Divertikulum Mekel pada pasien-pasien
asymptomatik masih kontroversial. Resiko komplikasi postoperasi dari
divertikulum yang tidak sengaja ditemukan dilaporkan sebesar 8%. Pasien-pasien
simptomatis memiliki insidensi komplikasi postoperasi 10-12% seperti ileus,

16
perlengketan, abses intra-abdomen, dan emboli paru. Komplikasi postoperasi yang
terlambat muncul pada 6-8% pasien terutama obstrusi usus halus karena
perlengketan usus. Mortalitas bedah pada pasien simptomatis sekitar 2-5%.
Diverticulectomy insidential untuk pasien asimptomatis, morbiditas 2%,
komplikasi lambat postoperasi 2% dan mortalitas 1%.

BAB III

17
KESIMPULAN

Divertikulum Meckel atau divertikulum ileal merupakan kelainan kongenital


berupa kantung di distal ileum. Kondisi ini dihasilkan akibat menetapnya bagian
proximal duktus vitellointestinal. Duktus yang menghubungkan midgut yolk sac ini
normalnya menghilang saat usia gestasi enam minggu.
Kebanyakan dari pasien yang menderita Divertikulum Meckel tidak
menunjukkan gejala dan kelainan ini lebih sering ditemukan secara insidental pada
pemeriksaan barium maupun laparotomi. Gejala yang timbul pada kelainan ini lebih
cenderung akibat dari komplikasi yang timbul. Pendarahan Divertikum Meckel
yang diakibatkan oleh adanya mukosa gaster heterotopik merupakan gambaran
klinis yang sering tampil pada pasien-pasien muda dan jarang pada dewasa. Ketika
menunjukkan gejala, pemeriksaan ideal yang dilakukan yaitu Technetium Tc 99m-
pertechnate radioisotope scanning.
Penatalaksanaan penyakit ini bergantung keadaan klinis pasien saat ditemukan
meliputi penatalaksanaan keadaan emergensi dan penatalksanaan dengan
pembedahan. Sebuah penelitian klinis menyatakan bahwa disarankan untuk
melakukan operasi pada pasien-pasien asimptomatik jika ada salah satu dari kriteria
berikut pasien usia kurang dari 40 tahun, panjang divertikulum lebih dari 2cm,
divertikulum dengan leher yang sempit ,divertikulum dengan pita fibrosa, suspek
ada jaringan ektopik dalam divertikulum, inflamasi, dan penebalan divertikula.
Reseksi divertikulum yang sehat atau tanpa komplikasi pada adanya peritonitis,
kolitis ulseratif, atau komplikasi lain yang bertentangan untuk dilakukan reseksi
tidak disarankan.

DAFTAR PUSTAKA

18
1. Moorthy, S.N. dan Arcot, R. In a Ileal Diverticulum (Meckel`s
Diverticulum)-Gastric Perforation: Report of a Fatal Case. Int. J. Morphol
2010; 28(4): 1273-76.
2. Sagar J, Kumar V, Shah DK. Meckel’s Diverticulum: a systemic review. J
R Soc Med. 2006;501-5
3. Quarrie, R., Lindsey, D., Bahner, David P.Review of the Incidence and
Management of Meckel’s Diverticulum. 2014 April. Austin J Surg; 1(3)
4. Kuwajerwala NK. Meckel Diverticulum. Emedicine 2011. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/194776 (akses: 22 Oktober 2018)
5. Sjamsuhidayat R, W De Jong. Buku ajar ilmu bedah, edisi 3. Jakarta :
EGC;2010
6. Levy AD, Hobbs CM. From the Archives of the AFIP. Meckel
Diverticulum: Radiologic Features with Pathologic Correlation.
Radiographics. 2004;24(2):565-587.
7. Elsayes KM, Menias CO, Harvin HJ, Francis IR. Imaging Manifestations of
Meckel’s Diverticulum. AJR. 2007;189:81-88.
8. Rabinowitz, Simon S. Pediatric Meckel Diverticulum Workup. Emedicine
2017. Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/931229 (akses
22 Oktober 2018)

19

Anda mungkin juga menyukai