Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Divertikulum Meckel adalah sebuah kantong pada dinding bagian bawah


usus yang hadir pada saat lahir (kongenital). Divertikulum dapat berisi jaringan
yang identik dengan jaringan pada gaster ataupun pankreas. Divertikulum Meckel
merupakan malformasi kongenital dari traktus gastrointestinal yang paling sering
ditemukan, yaitu sekitar 2%-4% dari populasi. Divertikulum Meckel merupakan
suatu keadaan malformasi dari traktus gastrointestinal dengan adanya persistensi
dari duktus vitello–intestinal / omphalomesenterik yang gagal mengalami
penutupan dan absorpsi.1,2,3
Nama dari kelainan ini diambil dari nama seorang anatomist Jerman yaitu
Johann Friedrich Meckel (1781-1833). JF Meckel bukanlah orang pertama yang
menemukan kelainan ini, melainkan oleh Fabricus Hildanus pada tahun 1598 dan
Lavater pada tahun 1671. Namun pada tahun 1809, JF Meckel merupakan yang
pertama kali mempublikasikan deskripsi detail dari anatomi dan sumber
embriologik dari kelainan ini.1,2
Divertikulum Meckel merupakan yang sering ditemukan dari spektrum
anomali pada duktus omphalomesenterik, yang dapat disertai dengan adanya
fistula umbilikoileal, sinus umbilikal, kista umbilikal, dan korda fibrosis yang
menghubungakan ileum ke umbilikus.3
Insiden dari Divertikulum Meckel asimptomatis seimbang baik pada laki-
laki maupun perempuan, tetapi gejala dari komplikasi lebih sering ditemukan
pada pasien laki-laki.1,3
Kelainan kongenital ini umumnya ditemukan secara insidental pada saat
dilakukan laparatomi ataupun laparoskopi, namun kelainan ini sendiri dapat
memberikan ancaman jiwa bagi pasien yang menderitanya. Angka onset dan
frekuensi dari komplikasi Divertikulum Meckel menurun sejalan dengan umur.
Rentangan resiko komplikasinya sebanyak 4 – 25 %. Komplikasi yang dapat

1
ditimbulkan adalah adanya ulkus, pendarahan, obstruksi usus kecil, divertikulitis,
dan perforasi. Dari beberapa komplikasi tersebut, pendarahan merupakan
komplikasi yang tersering terjadi yaitu sebanyak 20-30%.1,2,3
Walaupun resiko komplikasi dari penyakit ini menurun seiring dengan
bertambahnya usia, namun komplikasi yang ditimbulkan sangatlah serius dan
dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu pemahaman akan kelainan kongenital
ini, baik definisi, anatomi, prevalensi, gambaran klinis, penatalaksanaannya, dan
komplikasinya sangatlah penting untuk diketahui.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Usus Halus

Secara anatomi usus halus dibagi menjadi tiga bagian yaitu duodenum,
jejenum, dan ileum. Panjang duodenum kira-kira 20 cm, jejenum 100-110 cm,
sedangkan ileum 150-160 cm. Jejunoileum memanjang dari ligamentum Treitz ke
katup ileosekal. Jejenum lebih besar dan lebih tebal jika dibandingkan dengan
ileum, dan hanya memiliki satu atau dua arcade valvular dibandingkan empat
sampai lima pada ileum.3

Usus kecil digantung oleh mesenterium yang membawa pasokan vascular


dan limfatik. Mesenterium berjalan secara oblik dari kiri L2 ke kanan dari sendi
S1 dan bersifat sangat mobile.Pasokan darah ke jejunum dan ileum melalui arteri
mesenterika superior, yang juga melanjutkan pasokan sampai kolon transversal
proksimal. Arcade vaskular dalam mesenterium menyediakan pasokan kolateral.
Drainase vena sejajar dengan pasokan arteri, membawa ke vena mesenterika
superior, bergabung dengan vena splenika di belakang pancreas untuk membentuk
vena porta. Drainase limfatik dari dinding usus melalui nodus mesenterikus ke
nodus mesenterikus superior ke dalam sisterna kili dan akhirnya ke duktus
torasikus.Lipatan mukosa membentuk plica plika sirkularis transversal
sirkumferensial. Persarafannya adalah parasimpatis dan mempengaruhi sekresi
serta motilitas . Simpatik berasal dari nervus splanikus melalui pleksus seliaka,
mempengaruhi sekresi dan motalitas usus serta vascular dan membawa aferen rasa
nyeri.3

3
Gambar 5. Anatomi usus halus4

Dinding usus halus di bagi dalam 4 lapisan :5

1. Tunica
Serosa.
Terdiri dari jaringan ikat longgar yang dilapisi oleh
mesontel.

2. Tunica

4
Muscularis.
Dua selubung otot polos tidak bergaris membentuk tunica muskularis usus
halus.Lapisan ini paling tebal di dalam duodenum dan berkurang dalamnya
kearah distal.Lapisan luarnya stratum longitudinale dan lapisan dalamnya
stratum sirkulare.Plexus myentericus (Auerbach) dan saluran limfe terletak
di antara kedua lapisan otot ini.

3. Tunica Submukosa.
Tunica Submukosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak diantara
tunika muskularis dan lapisan tipis lamina muskularis mukosa, yang terletak
dibawah mukosa.Dalam ruang ini berjalan jalinan pembuluh darah halus dan
pembuluh limfe.Juga ditemukan neuroplexus Meissner.

4. Tunica Mukosa.
Tunica mukosa usus halus, kecuali pars superior duodenum tersusun dalam
lipatan sirkuler tumpang tindih yang berinterdigitasi secara transversa.
Masing- masing lipatan ini ditutup dengan tonjolan vili.

Lipatan dan vili lebih banyak di dalam jejunum dibandingkan di dalam


ileum, sehingga jejunum bertanggung jawab lebih besar dalam absorbsi.Ada dua
area dalam tingkatan submukosa dan bagian spesifik usus halus :

1. Plaque peyer
Plaque peyer terutama berada di dalam ileum dan lebih banyak ke distal.Ia
terdiri dari agregasi lymphaticus yang dikelilingi oleh plexus lymphaticus di
atas permukaan mesenterica usus.

2. Glandula Brunner
Glandula Brunner ada hampir seluruhnya di dalam duodenum, tetapi di dalam
jejunum proximal juga terdapat di proximal dan menurun dengan penuaan.

2.2. Embriologi Usus Halus ( Midgut)

Pada tahap awal kehidupan janin, duktus vitellinus berhubungan dengan


kantung telur dan midgut. Midgut merupakan asal dari sebagian besar duodenum,

5
usus halus, sekum, appendiks veriformis, colon ascendes, 2/3 colon transversum
dextra. Kemudian pada umur 3 minggu, kantung telur membentuk bagian ventral
dari usus dan melebar, duktus vitellinus memendek kemudian berangsur-angsur
memanjang dan menyempit. Sejak umur 5 minggu, midgut normalnya menutup
sempurna oleh karena atrofi duktus vitellinus membentuk tali fibrosa yang
kemudian diabsorpsi. Suplai darah bagi duktus vitellinus diperoleh dari sebagian
cabang ventral aorta abdominal, arteri vitellinus. Normalnya, arteri sinistra
mengalami involusi ketika arteri dextra membentuk arteri mesenterika superior.
Divertikulum Meckel mendapat suplai darah dari sisa arteri vitellinus dextra,
biasanya cabang akhir mesenterika superior.5

Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa tabung


sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung berupa suatu pelebaran
berbentuk kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu pelebaran yang
asimetri. Duktus vitelinus masih berhubungan dengan saluran kolon usus ini. Pada
usia janin bulan kedua dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menerangkan
timbulnya cacat bawaan pada bayi dikemudian hari. Usus tumbuh dengan cepat
dan berada dibawah tali pusat. Sewaktu usus menarik kembali ke dalam rongga
perut, duodenum dan sekum berputar dengan arah berlawanan jarum jam.
Duodenum memutar dorsal arteri dan vena mesentrika superior, sedangkan sekum
memutar di ventralnya sehingga kemudian sekum terletak di fosa iliaka kanan.5
Sebagai hasil dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral,
sebagian dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung ke

6
dalam mudigah membentuk usus primitif. Dua bagian lain dari rongga berlapis
tersebut, kantung kuning telur dan allantois, tetap berada di luar mudigah (Gambar
1. A-D).
Pada lapisan kepala dan ekor mudigah, usus primitif membentuk sebuah
tabung berujung buntu, masing-masing usus depan dan usus belakang. Pada
bagian tengah yaitu, usus tengah, untuk sementara tetap berhubungan dengan
kantung kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar
1.D).4
    Perkembangan usus primitif  dan turunannya biasanya dibagi menjadi 4 bagian
yakni; usus faringeal atau faring, yang membentang dari membrana bukofaringeal
hingga ke divertikulum trakeobronkialis (Gambar 1.D); usus depan, yang terletak
di sebelah kaudal tabung faring tersebut serta membentang ke kaudal hingga ke
tunas hati; usus tengah, mulai dari sebelah kaudal tunas hati dan berjalan
sampai  ke suatu titik tempat kedudukan, pada orang dewasa, pertemuan dua
pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon transversum, dan usus belakang, yang
membentang dari sepertiga kiri kolon transversum hingga ke membrana kloakalis
(Gambar 1). Endoderm membentuk lapisan epitel saluran pencernaan dan
membentuk parenkim berbagai kelenjar seperti hati dan pancreas. Unsur otot dan
unsur peritoneum pada dinding usus tersebut berasal dari mesoderm splangnik.6

7
Gambar 1.Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6, yang
memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus dan pembentukan serta
rotasi saluran usus primer.Arteri mesenterika superior membentuk sumbu untuk
rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesenterika inferior
masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.6
Perkembangan Usus Tengah
Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada dinding
dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan dengan kantung
kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai kuning telur (Gambar 1 dan
2).Pada orang dewasa, usus tengah mulai tepat di sebelah distal muara saluran
empedu ke duodenum dan berakhir di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan
sepertiga distal kolon transversum. Seluruh usus tengah diperdarahi oleh arteri
mesenterika superior (Gambar 3).6

8
Gambar 2. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan
lateral). Arteri mesenterika superior membentuk sumbu gelung tersebut.Panah
menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan
yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180°
berlawanan dengan arah jarum jam. Perhatikan bahwa kolon transversum berjalan
di depan duodenum.1

Gambar 3. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6 yang


memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan
serta rotasi saluran usus primer. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu
untuk rotasi ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesentrika
inferior masing-masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.6

9
Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus yang cepat
dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer (Gambar 3 dan
4).Pada bagian puncaknya, saluran usus itu tetap berhubungan langsung dengan
kantung kuning telur melalui duktus vitellinus yang sempit (Gambar
3).Bagian kranial saluran usus ini berkembang menjadi bagian distal duodenum,
jejunum dan bagian ileum. Bagian kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum,
apendiks, kolon asendens dan dua pertiga bagian proksimal kolon transversum.6

Gambar 4. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan


lateral. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah
menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan
yang sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180 o
berlawanan arah jarum jam. Perhartika bahwa kolon transversum berjalan di
depan duodenum.5

2.3 Definisi Divertikulum Meckel

10
Divertikulum Meckel merupakan suatu keadaan malformasi
kongenital dari traktus gastrointestinal dengan adanya persistensi dari
duktus vitello-intestinal / omphalomesenterik yang gagal mengalami
penutupan dan absorpsi.5

2.4 Etiologi
Sisa dari struktur perkembangan yang tidak diserap seluruhnya
pada masa perkembangan janin. Penyebab yang pasti dari tidak
diserapnya sisa struktur tersebut tidak diketahui.

2.5 Epidemioligi
Divertikulum Meckel adalah kelainan bawaan yang mengikuti “rule of
two “ yaitu :
1. mengenai 2 % dari populasi
2. jaraknya 2 kaki dari ileocaecal valve
3. panjangnya 2 inchi
4. hanya 2 % yang simptomatik dari semua divertikulum meckel
5. didalamnya mungkin terdapat 2 jenis jaringan heteropik yaitu
mukosa gaster dan jaringan pankreas
6. 2 penyakit mungkin timbul didalamnya yaitu ulkus peptikum dan
divertikulitis
7. 2 penyulit yang mungkin terjadi yaitu perforasi pada divertikulitis
akut atau ulkus peptikum dan perdarahan ulkus peptikum
8. sebagian besar pasien menunjukkan gejala pada umur dibawah 2
tahun

2.6 Patogenesis

11
Divertikulum Meckel adalah sisa dari kantung telur embrional,
yang juga disebut sebagai duktus omfalomesenterikus atau duktus
vitellinus. duktus omfalomesenterikus menghubungkan kantung telur
dengan usus saat perkembangan embrio dan memberikan nutrisi sampai
plasenta dibentuk. Antara minggu ke-5 sampai ke-7 kehamilan, duktus ini
menipis dan memisahkan diri dari intestinum. Tepat sebelum involusi ini,
epitel kantung telur ini mengembangkan suatu lapisan yang sama dengan
lapisan lambung. Kegagalan parsial atau komplit involusi duktus
omfalomesenterikus meninggalkan berbagai struktur sisa. Divertikulum
Meckel merupakan struktur sisa yang paling lazim dan merupakan
anomali saluran cerna kongenital yang paling sering,

Jika duktus omphalomesenterik mengalami kegagalan atrofi total


dan disintegrasi, maka duktus ini akan terus tumbuh. Karena kegagalan ini
akan menyebabkan berbagai kelainan kongenital, diantaranya yaitu:7
 Fistula umbilikoileal; dikarenakan patensi komplit dari duktus
omphalomesenterikdengan lumen yang masih utuh terbuka sepanjang
duktus. Secara klinis akanditemukan feses yang keluar dari umbilikus.
Intususepsi juga bisa ditemukan padakeadaan ini, dengan temuan
klinis berupa prolapse ileum pada umbilikus.
 Sinus duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh kegagalan dari
penutupanbagian distal-end terhubung oleh pita fibrosis. Secara klinis
pada bayi akan ditemukan duh mukusyang keluar dari umbilikus.
 Kista duktus omphalomesenterik; dikarenakan oleh bagian tengah dari
duktus masih paten sedangkan sekitarnya sudah mengalami obliterasi.
Di dalam kista akan ditemukan akumulasi mukus, sebab di dalamnya
terdapat lapisan mukosa intestinal
 Pita fibrosis dari ileum ke umbilikus; dikarenakan oleh duktus
omphalomesenterik yang atrofi tidak secara sempurna mengalami
obliterasi dan absorpsi. Secara klinis dapat menyebabkan obstruksi
intestinal dan volvulus.

12
 Divertikulum Meckel dan patensi komplit ileal-end dari duktus
omphalomesenterik. Divertikulum Meckel terletak pada sisi
antimesenterik dari ileum dan bisa ditemukan pita fibrous, jika bagian
fibrosisnya tidak terobliterasi secara penuh. Divertikulum ini
umumnya ditemukan 40-100 cm dari klep ileocecal dengan panjang
dapat mencapai 5 cm dan diameter 2 cm. Suplai darah dan venanya
berasal dari pembuluh darah omphalomesenterik yang masih utuh
mesenteric superior halus atau sepanjang permukaan divertikulum.

2.7 Manifestasi Klinis


1. Perdarahan

13
Tinja khas tampak berwarna merah jernih disebut “current jelly” atau
“brick red appearance”. Perdarahan dapat menyebabkan anemia yang
berat, tetapi biasanya berhenti sendiri karena kontraksi pembuluh darah
splanikus ketika penderita sudah menjadi hipovolemik. Kadang-kadang
perdarahan dari divertikulum Meckel dapat menjadi begitu dramatis,
dengan tinja berwarna kehitaman disebut “tarry stools”. Gejala ini yang
paling sering muncul yaitu sekitar 30 – 50% . Kebanyakan Divertikulum
Meckel dilapisi oleh mukosa ektopik, termasuk mukosa pensekresi asam
yang menyebabkan perdarahan intermitten tanpa nyeri karena ulserasi
mukosa ileum normal yang ada di dekatnya. Tidak seperti mukosa
duodenum bagian atas, asam tersebut tidak dinetralisir oleh bikarbonat
pankreas. Jadi, jika seorang bayi/anak datang dengan perdarahan rectum
tanpa nyeri berat, adanya divertikulum Meckel harus dicurigai.
2. Obstruksi Usus
Divertikulum Meckel sering disertai obstruksi sebagian atau komplit.
Mekanisme obstruksi yang paling sering adalah kalau divertikulum
berperan sebagai titik awal suatu invaginasi. Kejadian ini lebih sering
terjadi pada anak laki-laki yang lebih tua. Penyebab lain obstruksi adalah
pita-pita intraperitoneum yang menghubugkan potongan-potongan sisa
duktus omfalomesenterikus dengan ileum dan umbilicus. Pita-pita ini
menyebabkan obstruksi karena menyebabkan herniasi interna atau
volvulus usus halus di sekeliling pita tersebut. Merupakan gejala kedua
yang sering muncul yaitu sekitar 30 – 35%.
3. Divertikulitis Meckel Akut
Terjadi pada 20% pasien yang bergejala dan sering salah diagnosis dengan
appendiks akut. Hal ini terjadi karena adanya obstruksi intraluminal oleh
divertikulum, yang menyebabkan terjadi inflamasi, edema, iskemia,
nekrosis dan perforasi.

4. Anomali Umbilikus

14
Terjadi pada hampir 10% kasus. Anomali yang terjadi berupa fistula, sinus
dan pita fibrotik. Pasien dapat datang dengan discharge kronik dari sinus
umbilicus yang disertai infeksi dan ekskoriasi kulit periumbilikal.
5. Neoplasma
Merupakan komplikasi yang paling jarang dilaporkanpada 4-5% kasus.
Tipe tumor yang sering leiomioma, diikuti leiomiosarkoma, carcinoid dan
fibroma.

2.8 Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis preopeatif divertikulum Meckel adalah sangat sulit.


Sehingga dibutuhkan kecurigaan serta tanda dan gejala klinis yang cukup
tinggi untuk membantu memfokuskan evaluasi radiologi.

1. Foto Polos Abdomen


Foto polos dapat menunjukkan gambaran ileus obstruktif. Jika
divertikulum distensi, terlihat adanya udara di fossa ilaka kanan atau di
tengah abdomen dapat menjadi kunci diagnosis. Jika perforasi terjadi,
maka foto polos abdomen dapat menunjukkan adanya pneumoperitoneum.
Meskipun barium meal biasanya tidak terlalu membantu dalam
menggambarkan divertikulum Meckel pada beberapa pasien, tetapi
anomali ini dapat dideteksi jika teknik ini dilakukan dengan hati-hati.
Barium enema dapat menunjukkan divertikula Meckel jika refluks yang
cukup mencapai ileum terminal.
Penemuan dengan foto polos tidak spesifik. Evaluasi dengan
barium meal konvensional kurang spesifik karena divertikula mengisi dan
mengelilingi usus halus sehingga tumpang tindih dan menyebabkan
divertikula tidak jelas. Barium enema dapat membantu mendeteksi
divertikula Meckel karena terletak di distal.8

15
2. Scan Tektenium-99m perteknetat (99mTc)
Merupakan pemeriksaan yang dipilih untuk mendiagnosis suatu
divertikula Meckel. Dilakukan dengan cara memberikan infus intravena
teknetium-99m perteknetat yang akan terdeteksi melalui kamera. Sel-sel
pensekresi mukus dari mukosa lambung ektopik akan mengambil
perteknetat sehingga memungkinkan visualisasi divertikulum Meckel.
Sensitivitas scan akan lebih meninggi dengan pemberian H2-reseptor
antagonis, seperti cimetidin, glukagon dan gastrin. Sensitivitas scan yang
diperbesar ini adalah sekitar 85% dengan spesivisitas sekitar 95%.8

16
3. Angiografi
Cara deteksi lain adalah angiografi mesenterika. Dapat membantu
mendeteksi bagian yang mengalami perdarahan selama perdarahan aktif
berlangsung. Pengenalan terhadap vaskularisasi embrionik divertikulum
Meckel dapat membantu mengidentifikasi selama proses angiografi
berlangsung. 8

4. CT-Scan
CT mungkin bukan modalitas utama diagnosis divertikulum Meckel yang
baik. Divertikulum Meckel yang inflamasi tampak sebagai lesi kantung
pemisah, berisi udara, cairan atau kontras oral dan berhubungan dengan
bagian distal usus halus. Inflitrasi lemak mengelilingi lesi. Diagnosis
divertikulum Meckel dapat dicurigai bila gambaran ini terlihat. Klasifikasi
enterolith dan fibrosia sisa duktus vitellinus (pita jaringan lunak) dapat
terlihat. Gambaran divertikulum Meckel yang inflamasi pada CT
dilaporkan pada sedikit kasus pada orang dewasa. CT juga dapat
mengidentifikasi komplikasi lain seperti intususepsi, Littre’s hernia dan
tumor dan dapat memperlihatkan beberapa kondisi yang hampir sama
seperti appendiksitis, divertikulitis usus besar dan penyakit Crohn.8

17
5. Histologi
Pada pemeriksaan histologi, 62% kasus terdapat heterotrofik mukosa
gaster,6% jaringan pa knnkreas, 5% jaringan pankreas dan mukosa gaster,
2% mukosa jejunum,2% jaringan Brunner, dan 2% terdiri dari mukosa
gaster dan duodenum.Mukosa gaster yang ditemukan dapat berupa fundus,
bodi, antrum, ataupun pilori.Mukosa fundus dan bodi terdapat kelenjar
oxintik dengan parietal, chief, dan sel-selmucous neck. Pada Divertikulum
Meckel dengan jaringan pankreas heterotrofik, dapatditemukan acini
pankreas, duktus, atau islet, ataupun kombinasi diantara
ketiganya.Jaringan terletak di ujung dari Divertikulum Meckel dan
merupakan daerah tempat yang sering terjadi intususepsi.8

18
2.9 Penatalaksanaan
a. Emergensi
Kebanyakan dari gejala-gejala yang dialami oleh pasien karena
kelainan ini adalah bersifat sakit yang akut, pemasangan jalur intravena harus
sesegera mungkin dan administrasi dengan cairan kristaloid dan pasien
dipuasakan secara oral kemudian periksa laboratorium dan golongan darah.
Jika terdapat pendarahan yang signifikan segera transfusi dengan packed red
cells obstruksi usus perlu dilakukan dekompresi nasogastrik dan lakukan
pemeriksaan roentgen plain foto. Jika terdapat perdarahan pada anak-anak
dengan kotoran yang dark tarry segera lakukan gastric leavage untuk
mengeksklusi perdarahan dari sistem cerna atas. Dan jika negatif lanjutkan
dengan endoskopi atas dan sigmoidoskopi fleksibel.
b. Surgikal

Indikasi operasi
1. Perdarahan ulcus peptikum
2. Ileus obstruksi
3. Degenerasi maligna
4. Diverticulitis

Kontra indikasi
Keadaan umum yang jelek

Terapi definitif
Ada 2 teknik yang dapat digunakan untuk eksisi divertikulum
meckel/divertikulektomi meckel yaitu :9
1. Simple eksisi
Inisisi longitudinal dan eliptikal (wedge) dekat ileum sekitar pangkal
divertikel dengan menggunakan gunting atau diatermi. Sangat penting
karena sisa dari mukosa pen-sekresi asam yang tersisa dapat terus
menyebabkan ulserasi dan perdarahan pada ileum disekitarnya.

19
2. Reseksi
Reseksi dapat dilakukan melalui divertikulektomi sederhana atau melalui
reseksi anatomis ileoileal. Keputusan ini berdasarkan pada perinsip utama
me-reseksi seluru jaringan ektopik.
Jika divertikulum memiliki pangkal yang lebar, maka mukosa ektopik
biasa berasa dimanapun, pada divertikel. Reseksi anastomosis ileoileal
Persia dapat dilakukan secara intrakorporeal dengan menggunakan
stapling pada kedua sisi divertikulum dan dilakukan stapled anastomosis
intrakorporeal.9

Jahitan insisi longitudinal atau eliptikal menjadi transverse . sehingga luka


dapat ditutup tanpa penyempitan lumen ileum.

20
Pada kasus anak-anak dengan divertikulum luas yang beresiko
terjadi stenosisileum jika divertikulektomi atau wedge resection dilakukan,
maka reseksi segmental menjadi pilihan. Pada keadaan Divertikulum
Meckel dengan sinus umbilikus dan fistula, perlu dilakukan eksisi
umbilikus.

Terapi asimptomatis
Terapi pembedahan pada kasus asimptomatis masih kontroversial,
sebab dari data menunjukkan bahwa komplikasi dari kelainan ini menurun
sesuai dengan berjalannya waktu. Ada yang menyebutkan bahwa pada
kasus dengan divertikulum yang luas atau dengan pendek perlu dilakukan
eksisi universal,namun pada kedua kasus ini jarang terjadi komplikasi.
Studi lain menunjukkanbahwa hanya pasien-pasien yang dengan umur di
bawah 50 tahun yang perlu dilakukan tindakan bedah. 9

Perawatan setelah operasi


. Jika prosedur dilakukan secara laparoskopi dengan
diventrikulektomi sederhana, anak dapat segerah mulai diet per oral. Jika
dilakukan reseksi anastomosis ileoileal, lebih baik di tunggu ampai pasase
usus membaik. Sebelum dimulai diet per oral dapat diberikan antibiotic
yang sesuai. Komplikasi pasca operasi perlu diperhatikan.

2.10 Diagnosis Banding


Diagnosis banding tergantung pada komplikasi divertikulum
Meckel yang terjadi. Karena, lokasi ileum yang berubah-ubah
menyebabkan kita harus mempertimbangkan semua kejadian patologis
intraabdomen jika pasien datang dengan proses inflamasi atau obstruksi.
1. Appendiksitis akut, tanda dan gejalanya sulit dibedakan dengan
divertikulitis Meckel akut dan dapat dibedakan saat operasi.

21
2. Divertikulitis. Divertikulitis sigmoid atau kolon bagian kanan
memberikan gejala yang sama dengan appendiksitis akut atau
divertikulitis Meckel.
3. Penyakit Crohn. Perdarahan rectal dapat terjadi, terutama pada
pasien dengan keterlibatan kolon, tetapi tidak menunjukkan gejala
yang khas, dapat dibedakan dari divertikulum Meckel.5

2.11 Komplikasi

Secara garis besar, komplikasi divertikulum Meckel dapat


diklasifikasikan sebagai :
1. The Peptic group, yang mana heterotropik mukosa gaster
menyebabkan perkembangan ulser peptik yang kronik pada
divertikulum itu sendiri atau sekitarnya ke stoma. Hal ini muncul
dengan perdarahan, perforasi akut.
2. The Inflammatory group, yang mana inflamasi akut mengubah
tempat dan menghasilkan gangren serta perforasi. Perforasi juga
dapat disebabkan oleh penetrasi benda asing. Pada kelompok ini,
tanda dan gejala mirip dengan appendiksitis akut.
3. The Obstructive group, yang mana obstruktif intestinal merupakan
hasil dari intususepsi, volvulus, perlengketan, pita, tali fibrosa, benda
asing atau ‘concretion’.
4. The Umbilical group, yang meliputi fistula, kista dan granuloma.
5. The Tumor group, yang meliputi baik benigna (mioma, lipoma,
neuroma dan adenoma) dan maligna (adenocarcinoma,
leiomyosarcoma dan tumor carcinoid) dan kista.2

22
2.12 Prognosis
Prognosis divertikulum meckel baik. Angka kematian setelah
operasi pada pasien divertikulum yang simptomatik dilaporkan mencapai
2 – 5%. Pada pasien asimptomatik yang dilakukan divertikulektomi
insidental, mempunyai komplikasi awal dan lanjut sekitar 2% kasus
dengan angka kematian mencapai 1%.2

23
BAB III
KESIMPULAN

Divertikulum Meckel merupakan kelainan kongenital dari traktus


gastrointestinal yang sering ditemukan, akibat adanya kegagalan penutupan dan
penyerapan dari duktus omphalomesenterik, yaitu sebuah duktus yang
menghubungkan yolk sac dengan midgut yang sedang berkembang. Angka
kejadiannya mencapai 2-4% pada populasi umum dengan predileksi yang sama
atara laki dengan perempuan .
Gejala yang ditimbulkan dari kelainan beragam tergantung dari
komplikasiyang ditimbulkan. Komplikasi yang sering ditimbulkan adalah adanya
obstruksi usus, perdarahan, dan divertikulitis.
Penatalaksanaan dari kelainan kongenital ini dibagi menjadi dua yaitu terapi
emergensi dan surgical. Terapi emergensi berguna untuk mengembalikan dan
mengoptimalisasi keadaan vital dari pasien. Terapi surgikal dibedakan menjadi
dua yaitu definitf yang dilakukan untuk mengoreksi keadaan kelainan dan
menanggulangi komkomplikasi serta mencegahnya berlangsung lama. Terapi
surgikal kedua adalah terapi surgikal asimptomatis yang sekarang masih
kontroversial dan dilakukan untuk mengkoreksi kelainan ini sebelum timbul
komplikasi. Pada terapi surgikal definitf ada dua teknik yaitu eksisi divertikel
(wedge) dan reseksi melalui divertikulektomi.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Sagar J, Kumar V, Shah DK. Meckel’s diverticulum: a systematic review.


J R Soc Med. 2006;99:501-505.
2. Emedicine. Kuwajerwala NK. Meckel Diverticulum. 2008. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/194776
3. Levy AD, Hobbs CM. From the Archives of the AFIP. Meckel
Diverticulum: Radiologic Features with Pathologic Correlation.
Radiographics. 2004;2
4. Brunicardi F, Dana Andersen, Timothy Billiar, David Dunn, John Hunter,
Jeffrey Mathhews, et al. Schwartz’s principles of surgery, 9th ed. USA:
McGraw-Hill Professional; 2009
5. Sjamsuhidayat R, W De Jong. Buku ajar ilmu bedah, edisi 3. Jakarta :
EGC ; 2010
6. Emedicine. Rabinowitz SS. Pediatric Meckel Diverticulum. 2010.
Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/931229
7. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman. ed 10. Alih Bahasa Joko
Suyono, Editor Devi H Ronardy. Jakarta: EGC; 2009. Hal 243, 257-268.
8. Elsayes KM, Menias CO, Harvin HJ, Francis IR. Imaging Manifestations
of Meckel’s Diverticulum. AJR. 2007;189:81-88.
9. Beasley Sw. Chapter 51:vitellointestinal (omphalomesentric) Duct
Anomalies.in:coran AG, editor. Operative pediatric.

25

Anda mungkin juga menyukai