Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

UNSUR PENGARUH PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Perkembangan Fisik Motorik
Dosen Pengampu : Riris Wahyuningsih, M.Pd

Di susun Oleh :

Puji Rohmatun 2021394800295

Hima Milani Asyfa 2021394800294

Nurul Lailatul Fitriya 2021394800303

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirromannirohim, dengan menyebut menyebut nama Allah yang


maha belas kasih lagi maha penyayang, kami panjatkan segala rasa syukur atas
kehadirat Nya, yang telah melimpahkan rahmat, inayah, serta hidayah Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Konsep
Dasar Anak Usia Dini dengan materi “Analisis Kebijakan Pendidikan” ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan solidaritas kelompok
yang kuat, serta mendapat arahan dari beberapa pihak sehingga dapat
memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dengan rendah hati kami menyadari bahwa manusia adalah makhluk


berproses, terlepas dari itu kami mohon maaf atas kekurangan dari penyusunan
baik berupa susunan kalimat, tata bahasa, ataupun dari segi materi, oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala masukan serta kritik dari pembaca
agar kami terus bisa berbenah dan memperbaiki diri.

Akhir kata kami sampaikan semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi untuk kami dan pembaca pada umumnya.

Banyuwangi, 15 Mei 2022 2022

Penyusun

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki tujuan dalam hidupnya
yang sangat kompleks. Bermacam-macam aktivitas gerak dijalani manusia
dewasa untuk memenuhi kebutuhan. Untuk mencapai menuju manusia
dewasa ada beberapa tahapan perkembangan yang harus dilewati, salah
satunya adalah tahap usia dini. Masa anak usia dini merupakan masa
keemasan yang ditandai oleh perubahan cepat dalam perkembangan fisik,
kognitif, bahasa, sosial dan emosional, nilai agama dan moral, seni, konsep
diri, disiplin, dan kemandirian. Masa ini merupakan masa untuk
meletakkan dasar dalam mengembangkan aspek-aspek tersebut. Agar masa
ini dapat dilalui dengan baik oleh setiap anak maka perlu diupayakan
pendidikan dan stimulasi yang tepat bagi anak sejak usia dini. Aspek
perkembangan anak dimulai sejak dalam kandungan. Aspek
perkembangan anak merupakan hal yang sangat penting bagi anak. Salah
satu aspek penting untuk anak usia dini adalah aspek perkembangan
motorik. Aspek perkembangan motorik meliputi aspek perkembangan
motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik halus merupakan
proses perkembangan otot-otot halus beserta fungsinya. Otot halus ini
bertugas untuk melakukan gerakan-gerakan bagian-bagian tubuh yang
lebih spesifik, seperti menulis, melipat, merangkai, mengancing baju,
menempel, dan menggunting

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimanakah analisis kebijakan pendidikan?

b) Bagaimanakah fungsi analisis kebijakan pendidikan?

c) Bagaimanakah karakteristik analisis kebijakan pendidikan?

1
d) Bagaimanakah isu dan masalah dalam analisis kebijakan pendidikan?

C. Tujuan masalah
a) Untuk mengetahui definisi analisis kebijakan pendidikan.

b) Untuk mengetahui fungsi analisis kebijakan pendidikan.

c) Untuk mengetahui pengaruh hubungan ingtan dengan fisik motoik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Unsur Yang Memepengaruhi Gerak


1. Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang
Sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik, upya
untukmengajarkan gerakan terampil bagi anak akan sia-sia. Sama
jugahalnya apabila upaya tersebut diprakasai oleh anak sendiri Pelatihan
seperti ini mungkin menghasilkan beberapa keuntungan sementara, tetapi
dalam jangka panjang pengaruhnya tidak akan berarti atau nihil.

2. Perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat diramalkan


Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan.
Urutan perkembangan cephalocaudal (kepala-ke-kaki) ditunjukkan oleh
kenyataan bahwa dalam awal masa bayi, terdapat gerakan yang lebih besar
di bagian kepala ketimbang di bagian badan yang lain. Pada waktu
mekanisme urat syaraf bayi matang, terdapat Gerakan yang dikendalikan
lebih banyak dan lebih baik di daerah batan tubuh dan kemudian di daerah
kaki. Perkembangan motorik yang diteruskan secara proximodistal (dari
sendi utama ke bagian terpencil) dalam menjangkau sesuatu benda, bayi
menggunakan bahu dan sikunya sebelum menggunakan pergelangan dan
jari tangan.
Pola perkembangan motorik yang dapat diramalkan terbukti dari
adanya perubahan kegiatan massa ke kegiatan khusus. Dengan matangnya
mekanisme urat syaraf, kegiatan massa digantikan dengan kegiatan
spesifik, dan secara acak gerakan kasar membuka jalan untuk
memperhalus gerakan yang hanya melibatkan otot dan anggota badan yang
tepat.
Di dalam pola perkembangan motorik yang berbeda, ada tahap
yang dapat diramalkan. Di dalam pola perkembangan penguasaan
(prehension) yang membentuk landasan bagi keterampilan tangan, ada

3
tahap yang dapat diramalkan yang terjadi pada umur yang dapat
diramalkan pula. Meskipun setiap tahap berbeda satu sama lain, masing-
masing bergantung pada tahap yang mendahuluinya dan mempengaruhi
tahap berikutnya.
Bahwa perkembangan motorik dapat diramalkan ditunjukkan
dengan bukti bahwa usia ketika anak mulai berjalan konsisten dengan laju
perkembangan keseluruhannya. Misalnya anak yang duduknya lebih awal
akan berjalan lebih awal ketimbang anak yang duduknya terlambat.
Karena laju perkembangan yang konsisten itu, maka dengan tingkat
ketepatan yang wajar dimungkinkan untuk memperkirakan kapan seorang
anak akan mulai berjalan atas dasar laju perkembangan koordinasi motorik
lainnya. Breckenridge dan Vincent telah menunjukkan cara yang cukup
teliti untuk memperkirakan pada umur berapa anak akan mulai berjalan
yakni dengan mengalikan umur anak waktu mulai merangkak dengan 1½
atau dengan mengalikan umur anak waktu mulai duduk dengan dua.

3. Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik


Karena awal perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat
diramalkan, berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk menentukan
norma untuk bentuk kegiatan motorik lainnya. Norma tersebut dapat
digunakan sebagai petunjuk yang memungkinkan orang tua dan orang lain
untuk mengetahui apa yang dapat diharapkan dan pada umur berapa hal itu
dapat diharapkan dari anak. Petunjuk tersebut dapat juga digunakan untuk
menilai norma perkembangan anak.
Sebagai contoh, kenyataan bahwa pada umur tertentu gerak reflek
tertentu menurun sedangkan gerak reflek yang lain bertambah kuat dan
terkoordinasi lebih baik, telah digunakan para dokter untuk menilai
perkembangan bayi pada saat lahir dan selama beberapa bulan setelah lahir.
Norma pola kegiatan sukarela yang berbeda seperti duduk, berdiri,
menjangkau, dan menggenggam digunakan untuk menilai perkembangan

4
kecerdasan anak sebelum hal itu dapat diuji dengan test kecerdasan yang
baku yang banyak bergantung pada penggunaan bicara.

4. Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik


Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik
mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut
terjadi perbedaan individu. Hal ini mempengaruhi umur pada waktu
perbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian kondisi
tersebut mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebagian lain
memperlambatnya.

B. Ketrampilan Gerak Motorik Anak Usia Dini

1. Definisi Ketrampilan Gerak


Menurut Awi Muhadi Wijaya (2009: 73) definisi keterampilan tersebut
adalah sebagai berikut:

 Keterampilan lokomotor meliputi gerak tubuh yang berpindah tempat


yaitu: berjalan, berlari, melompat,meluncur, berguling, menderap,
menjatuhkan diri, dan bersepeda. Keterampilan lokomotor membantu
mengembangkan kesadaran anak akan tubuhnya dalam ruang. Kesadaran
ini disebut kesadaran persepsi motorik yang meliputi kesadaran akan
tubuh sendiri, waktu, hubungan ruang (spasial), konsep arah, visual dan
pendengaran. Kesadaran ini akan terlihat dari usaha anak meniru gerakan-
gerakan anak lain atau gurunya.
 Keterampilan non lokomotor, yaitu menggerakkan anggata tubuh dengan
posisi tubuh diam di tempat seperti: berayun, mengangkat, bergoyang,
merentang, memeluk, melengkung, memutar, membungkuk, mendorong.
Keterampilan ini sering di kaitkan
dengan keseimbangan atau kestabilan tubuh,yaitu gerakan yang
membutuhkan keseimbangan pada taraf tertentu.

5
 Keterampilan manipulatif, meliputi penggunaan serta pengontrolan
gerakan otot-otot
kecil yang terbatas, terutama yang berada di tangan dan kaki.
Keterampilan gerakan manipulatif, antara lain meregang, memeras,
menarik, menggegam, memotong, meronce, membentuk, menggunting
dan menulis. Keterampilan memproyeksi, menangkap dan menerima.
Keterampilan ini dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola,
menggiring bola, melempar bola , menendang bola, melambungkan bola,
memukul dan menarik.( Rismayanthi.2013:65 - 66)

2. Keterampilan Gerakan Motorik Halus


Perkembangan motorik yang baik, tidak hanya didukung melalui
pemenuhan status gizi saja, akan tetapi didukung juga oleh stimulasi yang
diberikan.
Dynamic System Theory yang dikembangkan oleh Thelen &
Whiteneyerr (dikutip dari Endah, 2008) menyatakan bahwa untuk
membangun kemampuan motorik, anak harus mempersepsikan sesuatu di
lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan
menggunakan persepsi tersebut untuk bergerak. Pemberian stimulasi dapat
mengoptimalkan perkembangan motorik kasar pada anak sesuai dengan
tahap perkembangannya. Stimulasi paling banyak didapatkan dari
lingkungan terdekat anak. Keluarga atau orangtua, khususnya ibu,
merupakan lingkungan yang pertama dan utama bagi seorang anak balita.
Peran seorang ibu dalampengasuhan anak, juga dalam pemberian stimulasi
pada anak sangat besar Interaksi antara anak dan orang tua, terutama
peranan ibu sangat bermanfaat bagproses perkembangan anak secara
keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses
perkembangan anaknya dansedini mungkin untukmemberikan stimulasi
pada tumbuh kembang anak secara menyeluruh. Karena itu diperlukan
pengetahuan dan sikap yang benar oleh ibu tentang pemberian stimulasi
agar perkembangan motorik kasar anak dapat optimal (Hariweni,2003).

6
Keterampilan motorik halus menyangkut koordinasi gerakan jari-
jari tangan dalam melakukan berbagai akktivitas, diantaranya adalah :
1. Dapat menggunakan gunting untuk memotong kertas.
2. Dapat memasang dan memmbuka kancing dan resleting.
3. Dapat menahan kertas dengan satu tangan, sementara tangan
yang lain digunakan untuk menggambar, menulis atau
kegiatan lainnya.
4. Dapat memasukkan benang ke dalam jarum.
5. Dapat meronce manik-manik.
6. Dapat membentuk dengan plastisin /was.
7. Dapat melipat kertas untuk dijadikan suatu bentuk.
( Rismayanthi.2013: 67 - 68)
8.
C. Hubungan Kognitif (Ingatan) Dengan Perkembangan Motorik Anak
Kematangan dan pengendalian gerak tubuh yang kedua-duanya
sangat bergantung pada kematangan sistem saraf dan otot. Banyak faktor
yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik antara lain: genetik,
gizi, masa pralahir, peran dan pola orang tua asuh, kesehatan, dan jenis
kelamin. Perrkembangan motorik dan perkembangan kognitif secara
konstan selalu berinteraksi. Proses interaksi semacam ini sangat tampak
seperti pada teori Piaget bahwa tahapan anak, dalam perkembangannya
selalu melewati fase sensomotorik, praoperasional, konkret operasional,
dan formal operasional walaupun kecepatan dalam melewati tiap fase dan
lama dalam tiap fase dapat berbeda. Perkembangan motorik dan
perkembangan kognitif terjadi melalui proses adaptasi untuk
menyesuaikan terhadap lingkungan baik secara asimilasi maupun
akomodasi. Asimilasi merupakan suatu proses menafsirkan pengalaman
barunya sedangkan aspek akomodasi merupakan proses penyelesaian
adaptasi dengan pengalaman baru tersebut. Proses akomodasi sangat
penting dalam menguatkan ingatan karena pada masa ini berjalan dari
mengenali, merasakan yang selanjutnya memodifikasi dan membuat

7
keputusan. Asimilasi dan akomodasi berjalan beriringan dan akan menjadi
dasar dalam pengembangannya.
Tanda adanya perkembangan yaitu adanya perubahan baik
perubahan anatomis, fisiologis maupun perilaku, anatomi ditunjukkan
adanya perubahan kuantitas pada stuktur tulang terutama pada tulang-
tulang panjang yang selanjutnya akan berpengaruh pada proporsi tinggi
dan berat badan.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Unsur yang mempengaruhi gerak ada emapt yakni :

 Belajar keterampilan motorik tidak terjadi sebelum anak matang


Sebelum sistem syaraf dan otot berkembang dengan baik, upya
untukmengajarkan gerakan terampil bagi anak akan sia-sia.
 Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan.
Urutan perkembangan cephalocaudal (kepala-ke-kaki) ditunjukkan
oleh kenyataan bahwa dalam awal masa bayi, terdapat gerakan
yang lebih besar di bagian kepala ketimbang di bagian badan yang
lain.
 Dimungkinkan menentukan norma perkembangan motorik
Karena awal perkembangan motorik mengikuti pola yang dapat
diramalkan, berdasarkan umur rata-rata dimungkinkan untuk
menentukan norma untuk bentuk kegiatan motorik lainnya.
 Perbedaan individu dalam laju perkembangan motorik
Meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik
mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola
tersebut terjadi perbedaan individu.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rismayanthi, Cerika. 2013. Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar Sebagai


Stimulasi Motorik Bagi Anak Taman Kanak – Kanak Melalui
Aktivitas Jasmani. Yogyakarta, vol 9.(1).

Wijaya, Awi Muhadi. (2009). Pentingnya Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak. Jakarta, Depdiknas.

Sukamti, Endang Rini.2018.Perkembangan Motorik.Yogyakarta:UNY Press

10

Anda mungkin juga menyukai