Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP DASAR ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Konsep Pendidikan Anak Usia DIni
Dosen Pengampu : Yuli Tri Andini M.Pd

Di susun Oleh :

Puji Rohmatun 2021394800295

Hima Milani Assyifa 2021394800294

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirromannirohim, dengan menyebut menyebut nama Allah yang


maha belas kasih lagi maha penyayang, kami panjatkan segala rasa syukur atas
kehadirat Nya, yang telah melimpahkan rahmat, inayah, serta hidayah Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Konsep
Dasar Anak Usia Dini dengan materi “Analisis Kebijakan Pendidikan” ini tepat
pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan solidaritas kelompok
yang kuat, serta mendapat arahan dari beberapa pihak sehingga dapat
memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dengan rendah hati kami menyadari bahwa manusia adalah makhluk


berproses, terlepas dari itu kami mohon maaf atas kekurangan dari penyusunan
baik berupa susunan kalimat, tata bahasa, ataupun dari segi materi, oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala masukan serta kritik dari pembaca
agar kami terus bisa berbenah dan memperbaiki diri.

Akhir kata kami sampaikan semoga makalah ini dapat memberi manfaat
maupun inspirasi untuk kami dan pembaca pada umumnya.

Banyuwangi, 15 Mei 2022

Penyusun

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebijaan pendidian merupaan suatu hal yang pokok untuk menentukan
arah dan pedoman dalam penyelenggaraan Pendidikan di suatu negara dalam
penyelenggaraan pendidian di suatu negarapendidikan tidak akan pernah lepas
dari suatu kebijaan yang hingga uriulim yang berubah ubahdi buat oleh
pemerintah di tempat Pendidikan itu ada

Di Indonesia, yangmerupakan negara yang menitik beratan sector


pendidian sebagai negara untuk memajuakan negaranya. Babagaimana tidak?
kewajiban demi kewajiban di bongar pasang untuk menghasilkan kualitas
Pendidikan yang optimal, meski realitanyamasih jauh dari harapan

Di mulai dari kebijaanpengaloasian20% APBN untuk anggaran


pendidianyang sampai saat ini 100% belum terlaksana.

Para analisis kebijaan dalam bidang Pendidikan tidak hanya belajar untuk
menguasai isu isu Pendidikan yang relefan. baik isu Pendidikan relefan maupun
isu isu Pendidikan yang dalam lintas setoral

B. Rumusan Masalah

a) Bagaimanakah analisis kebijakan pendidikan?

b) Bagaimanakah fungsi analisis kebijakan pendidikan?

c) Bagaimanakah karakteristik analisis kebijakan pendidikan?

d) Bagaimanakah nilai-nilai analisis kebijakan pendidikan?

C. Tujuan masalah
a) Untuk mengetahui definisi analisis kebijakan pendidikan.

b) Untuk mengetahui fungsi analisis kebijakan pendidikan.

c) Untuk mengetahui karakteristik analisis kebijakan.

d) Untuk mengetahui nilai-nilai analisis kebijakan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Analisis Kebijakan Pendidikan


Bagian ini menjelaskan beberapa kata kunci (keyword), untuk
memberikan pemahaman kita lebih komprehensif dan holistik tentang
análisis kebijakan pendidikan, antara lain kebijakan (policy), kebijakan
pendidikan, análisis kebijakan, sampai pada konsepsi análisis kebijakan
pendidikan.

Istilah kebijakan (policy) seringkali diterjemahkan dengan politik,


aturan, program, keputusan, undang-undang, peraturan, ketentuan,
kesepakatan, konvensi, dan rencana strategis. ragamnya
pandangan tentang istilah kebijakan, Stephen J. Ball (2012)
menyatakan policy as text and discourse yang menarik untuk
dielaborasi. Misalnya penggunaan istilah diberbagai Negara yang
beragam di Inggris, policy berarti kebijakan; Latin politia,
berarti politik; Yunani, polis berarti Negara, Sanskrit, Pur berari
kota; (Ali Imron, 1996).

Dikomparasikan dengan defenisi kebijakan dalam Tim Revisi


Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), kebijakan dimaknai sebagai
kepandaian, kemahiran, kebijaksanaan, juga di pandang sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dasar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan dan cara
bertindak oleh pemerintah, organisasi dan sebagainya sebagai
pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip atau maksud sebagai garis
pedoman untuk manajemen dalam mencapai sasaran.

Keragaman pemahaman dan makna kebijakan diatas juga ditopang


dari perbedaan asal kata kebijakan di Negara-negara di dunia,
Implikasinya juga pada artikulasi dan konsep yang bervariasi tentang
kebijakan. Ada yang menyebut “policy” dalam sebutan

3
kebijaksanaan, padahal maknanya sangat berbeda dengan kebijakan.
Istilah kebijaksanaan adalah kearifan yang dimiliki oleh seseorang,
sedangkan kebijakan adalah aturan tertulis hasil keputusan formal
organisasi. Contoh kebijakan didefenisikan sebagai: 1)
Undang- undang, 2) Peraturan Pemerintah, 3) Keputusan
Presiden, 4) Keputusan Menteri, 5) Peraturan Daerah, 6) Keputusan
Bupati, dan 7) Keputusan Direktur dan lainnya. Dokumen kebijakan
ini sifatnya mengikat dan wajib dilaksanakan oleh objek kebijakan.
Hal senada dijelaskan kebijakan adalah keputusan pemerintah
yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota
masyarakat (Abidin, 2006). Begitu juga kebijakan itu memberi
pengetahuan pada kita bahwa ruang lingkupnya dapat bersifat
makro, meso, dan mikro.

Dapat ditarik benang merah kebijakan adalah aturan tertulis


yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat,
yang mengatur perilaku orang dengan tujuan untuk menciptakan tata
nilai baru dalam masyarakat. Kebijakan akan menjadi rujukan utama
para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku.
Kebijakan bersifat problem solving dan proaktif, berbeda dengan
hukum (law) dan peraturan (regulation), kebijakan lebih adaptif dan
interpratatif, meskipun kebijakan mengatur apa yang boleh, dan apa
yang tidak boleh. Kebijakan juga diharapkan dapat bersifat umum
tetapi tidak menghilangkan ciri lokal yang spesifik. Kebijakan harus
memberi peluang diinterpretasikan sesuai kondisi spesifik yang ada.
Asumsi tentang kebijakan mempunyai status khusus dalam model
rasional sebagai unsur yang secara relatif bertahan dalam uji
konsistensinya. Dengan demikian, kita bisa berbicara tentang
kebijakan luar negeri, kebijakan sosial, atau kebijakan pemasaran,
kebijakan pendidikan, dimana seolah-olah istilah itu menunjukan
kebijakan lokal dari suatu tema universal, cara manipulasi lingkungan
eksternal dari organisasi, dan menggunakan tindakan bertujuan
tertentu.

4
B. Fungsi Analisis Kebijakan Pendidikan

Faktor penentuk perubahan, pengembangan, atau restrukturisasi


organisasi pendidikan adalah terlaksananya kebijakan dalam
organisasi pendidikan dengan baik, berupa keputusan- keputusan
yang memuat tujuan, prinsip dan aturan dapat menggerak sumber
daya organisasi pendidikan dengan maksimal. Format kebijakan
pendidikan itu biasanya dicatat dan dituliskan sebagai pedoman
pimpinan, staf, dan personel organisasi pendidikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Pembuatan kebijakan (policy
making) di bidang pendidikan memperhatikan faktor lingkungan
eksternal, masukan (input), proses (process), keluaran (output), dan
umpan balik (feedback) dari kebijakan pendidikan itu sendiri.
Analisis kebijakan pendidikan dibuat untuk menjadi pedoman dalam
bertindak, mengarahkan kegiatan pendidikan, organisasi sekolah atau
lembaga pendidikan sebagai penyelenggara untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Pedoman untuk bertindak bagi pengambil keputusan analisis


kebijakan pendidikan berfungsi:

1) mencapai ketertiban layanan pendidikan, 2) menjamin hak


asasi setiap warga mendapatkan layanan pendidikan, 3)
program kegiatan layanan pendidikan berjalan efektif, 4) aktor
pendidikan dapat melaksanakan pendidikan, 5) tertib administrasi
bisa diwujudkan.

Sedangkan fungsi lainnya dari analisis kebijakan pendidikan, antara


lain; 1) fungsi alokasi untuk pengembangan dan kajian tingkatan
makro, 2) fungsi inquiri, setiap bahasan isu dan masalah pendidikan
integral dengan isu strategis lainnya, misalnya analisis
metodologis dan substansi, evaluasi dan meta analisis kebijakan dan

5
argumentasi kebijakan, 3) fungsi komunikasi bagi pihak terkait
misalnya pembuat keputusan, perencana dan pengelola, peneliti,
pelaksana dan masyarakat sebagai pelanggan pendidikan.

C. Karakteristik Analisis Kebijakan Pendidikan

Analisis kebijakan pendidikan, dapat diidentifikasi beberapa


karakteristik, antara lain:

1. Suatu proses atau kegiatan sintesis dari berbagai


informasi tentang layanan pendidikan. Analisis kebijakan
pendidikan memadukan berbagai informasi yang masuk, diantaranya
hasil penelitian yang dilakukan para ahli tentang layanan
pendidikan, sehingga diperoleh kesimpulan yang selaras dengan
rekomendasi penelitian tersebut. Hal ini berarti obyek analisis
kebijakan pendidikan ialah proses penyusunan dan paket kebijakan
pendidikan itu sendiri. Kegiatan utama analisis kebijakan pendidikan
ialah pengumpulan informasi secara sistematis dan penarikan
kesimpulan logis dari informasi tersebut. Dengan demikian,
analisis kebijakan berdasarkan pada kaidah ilmiah.

2. Sumber utama informasi yang menjadi bahan analisis kebijakan


adalah hasil penelitian. Hasil-hasil penelitian analisis kebijakan
merupakan output dari proses pengolahan data penelitian sehingga siap
digunakan dalam pengambilan keputusan dan desain kebijakan
pendidikan. Oleh karena itu, analisis kebijakan merupakan salah satu
bentuk diseminasi hasil-hasil penelitian

3. Output analisis kebijakan ialah rekomendasi opsi keputusan atau desain


kebijakan. Output kebijakan pendidikan adalah berupa nasehat atau
petunjuk operasional tentang bahan pengambilan keputusan
tentant pendidikan. Oleh karena itu, analisis kebijakan pendidikan
haruslah disajikan secara jelas, singkat, padat, lengkap serta seksama.
4. Analisis kebijakan berorientasi klien (client oriented). Hal ini

6
merupakan implikasi dari sifat analisis kebijakan pendidikan yang
menghasilkan nasehat keputusan bagi klien spesifik. Tanpa
berorientasi klien analisis kebijakan tak akan mungkin siap guna.
Hal ini berarti analisis kebijakan haruslah didasarkan pada “dari,
oleh dan untuk klien”. Analisis kebijakan hanya dilakukan apabila
ada permintaan atau “patut diduga” benar-benar dibutuhkan kliennya.
Analisis kebijakan didorong oleh kebutuhan mendesak kliennya atau
client’s need push (Simatupang, P., 2017).

D. Nilai-nilai Analisis Kebijakan Pendidikan

Analisis kebijakan pendidikan sangat terkait dengan persoalan nilai, moral


dan etika, karena rekomendasi analisis kebijakan pendidikan
mengharuskan kita menentukan alternatif-alternatif mana yang paling
bernilai dan mengapa demikian. Rekomendasi yang dihasilkan berkenaan
pemilihan secara bernalar, dilengkapi dua atau lebih alternatif sebagai
solusi.
Lebih lanjut Anderson (2006) dalam buku Irfan M Islamy, (1994:21)
menyatakan kebijakan memiliki nilai-nilai sebagai berikut, yaitu:

1. Nilai politik, mencakup kepentingan kelompok dan golongan dan


tempat beraflikasi para aktor kebijakan pendidikan,
2. Nilai organisasi mencakup mempertahankan keberadaan organisasi
pendidikan, memperluas program, dan aktivitas organisasi pendidikan
3. nilai pribadi, mencakup nilai seseorang karena sejarah kehidupan
pribadinya.
4. nilai kebijakan mencakup nilai moral, keadilan, kemerdekaan,
kebebasan, dan kebersamaan
5. nilai ideologis mencakup nilai yang bersambungan secara logis
membentuk alam pikirannya tentang dunia dan menuntun tindakannya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, James E. (2006). Public Policymaking. Stamford Amerika Serikat:


Cengage Learning.

Islamy, Irfan M., (2003), Prinsip-prinsip perumusan kebijakan negara,

Jjakarta:Penerbit bumi aksara

Simatupang, P., (2017), Analisis Kebijakan: Konsep dasar dan prosedur


pelaksanaan. Analisis Kebijakan Pertanian, 1(1), 1-23.

Anda mungkin juga menyukai