Anda di halaman 1dari 14

KONSEP DASAR KEBIJAKAN PENDIDIKAN

MATA KULIAH ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN


Dosen pengampu: Dr. Pahlawan M. A & Dr. Hery Setiyo Nugroho

Disusun oleh kelompok 1 :


Novi Diani (PLG 3/ 20226013102)
Tsali Tsatul Mukarromah (PLG 3/ 20226013101)

MANAJEMEN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
PALEMBANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat limpahan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah “Konsep Dasar Pendidikan”. Makalah ini disusun
dalam rangka pemenuhan tugas dalam mata kuliah Analisis Kebijakan
Pendidika. Harapan kami dengan adanya tugas tersebut sebagai
mahasiswa, kami dapat mengetahui lebih banyak terkait gambaran
materi yang diberikan oleh dosen pengampu.
Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Kritik dan saran pembaca
sangat kami harapkan untuk penyusunan yang lebih baik di masa
mendatang. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita
semua.

Palembang, 20 September 2023

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan mahluk yang memiliki akal untuk dapat
berpikir. Dalam kehidupan manusia bermasyarakat diperlukan tumpuan
berpikir agar hak dan kewajiban manusia yang satu dengan yang lain
dapat terpenuhi sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan menuju
kesejahteraan bersama. Hal yang sama juga berlaku pada berbagai
bidang kehidupan termasuk dalam bidang pendidikan. Sebuah lembaga
atau organisasi pendidikan antara satu dengan yang lain memiliki
dasaran yang mengatur anggota lembaga atau organisasi berbeda-beda
antara satu dengan yang lain. Ini dikarenakan keberagaman tumpuan
berpikir untuk mecapai tujuan yang hendak dicapai sekolah satu dan yang
lainya, meskipun begitu lembaga yang bergerak dalam bidang pendidikan
memiliki keselarasan tujuan dan dasaran asas atau bisa disebut dengan
kebijakan yang diatur oleh pemerintah.
Oleh karena hal tersebut, untuk mencapai tujuan bersama
diperlukan kebijakan yang sesuai, sehingga dalam proses mencapai
tujuan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Wawasan dan pemahaman
terkait kebijakan dalam pendidikan sangat diperlukan, sehingga dalam
makalah ini akan dibahas terkait dengan konsep dasar kebijakan
pendidikan

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi kebijakan pendidikan?
2. Bagaimana batasan kebijakan pendidikan?
3. Apa saja karakteristik kebijakan dalam pendidikan?
4. Apa saja dasar dan tujuan kebijakan pendidikan?
5. Apa saja unsur-unsur pokok kebijakan pendidikan?
6. Apa saja aspek yang perlu dikaji dalam analisis kebijakan pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi terkait kebijakan pendidikan.
2. Untuk memahami batasan kebijakan pendidikan.
3. Untuk mengetahui karakteristik kebijakan pendidikan.
4. Untuk mengetahui dasar dan tujuan kebijakan pendidikan.
5. Untuk mengetahui unsur-unsur pokok kebijakan pendidikan.
6. Untuk mengetahui aspek yang perlu dikaji dalam analisis kebijakan
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kebijakan Pendidikan
Secara bahasa, istilah kebijakan atau policy berakar dari bahasa
Yunani “polis”berarti negara dan kota dan dalam bahasa Latin menjadi
“politia” yang berarti negara, sementara dalam bahasa Inggris berasal
dari kata “policie” yang artinya berhubungan dengan pengendalian
masalah-masalah publik atau administrasi pemerintahan (Nur & Guntur,
2019). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kebijakan terkait
pemerintahan berarti serangkaian konsep dan asas yang menjadi garis
besar dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan,
kepemimpinan, dan cara bertindak.
Dalam artikelnya (Risnawan, 2017) menjelaskan kebijakan
merupakan aktivitas politik yang dilaksanakan dengan sengaja
berdasarkan pemikiran yang bijaksana dan terarah yang dilakukan oleh
organisasi, lembagai maupun intansi pemerintah dalam memecahkan
permasalahan untuk mendapatkan keputusan yang sesuai dengan tujuan.
Lalu, (Nur & Guntur, 2019) memaparkan kebijakan sebagai keputusan-
keputusan atau pilihan-pilihan tindakan yang secara langsung mengatur
pengelolaan dan pendistribusian sumber daya alam, finansial, dan
manusia demi kepentingan publik, yakni rakyat banyak, penduduk,
masyarakat atau warga negara.
Selanjutnya, Kebijakan yang mengatur tentang sistem pendidikan
disebut dengan kebijakan pendidikan. Kebijakan pendidikan termasuk
dalam salah satu kebijakan negara (Fika et al., 2023). Menurut (Elwijaya
et al., 2021) Kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang
berhubungan dengan bidang pendidikan dalam proses penjabaran visi
misi pendidikan agar tercapainya tujuan pendidikan melalui langkah
strategis pelaksanaan pendidikan. Dalam (Fika et al., 2023) kebijakan
pendidikan (educational policy) diartikan sebagai suatu pertimbangan
yang didasarkan atas sistem nilai dan beberapa penilaian atas faktor-
faktor yang bersifat situasional, pertimbangan tersebut dijadikan sebagai
dasar untuk mengopersikan pendidikan yang bersifat melembaga.
Kemudian, melalui pemaparan sebelumnya dapat diketahui bahwa
kebijakan pendidikan merupakan salah satu kebijakan publik dalam
bidang pendidikan dengan suatu pertimbangan-pertimbangan yang
didasarkan atas sistem nilai dan beberapa penilaian atas faktor-faktor
yang bersifat situasional, yang digunakan sebagai dasar untuk
mengopersikan pendidikan yang bersifat melembaga agar tercapainya
tujuan pendidikan melalui langkah strategis pelaksanaan pendidikan.

B. Batasan Kebijakan Pendidikan


Batasan diperlukan agar sesuatu menjadi jelas, terarah, dan tidak
meluas kemana-mana. Dalam bukunya “Analisis Kebijakan Pendidkan”
(Madjid, 2018), Madjid menjelaskan bahwa untuk memahami batasan
kebijakan dalam pendidikan kita perlu memahami bahwa kebijakan
merupakan murni dari pertimbangan akal pikiran manusia dengan
kemungkinan-kemungkinan pemutusan opsi-opsi kebikann dipengaruhi
oleh fator emosional dan irrasional (bukan berarti kebijakan tidak rasional
akan tetapi belum mencapai hal tersebut), kebijakan merupakan suatu
bentuk pengarahan demi mencapai tujuan dari hasil yang diusulkan oleh
orang, kelompok atau pemerintahan.
Selanjutnya, masih dalam sumber yang sama, Hisbullah (2015:41)
memaparkan kebijakan pendidikan adalah seperangkat aturan yang
keberpihakannya dimiliki oleh pemerintah demi tercapainya pendidikan
sesuai dengan cita-cita sehingga sampai pada tujuan yang diingingkan,
keberpihakan yang dimaksud mencakup politik, anggaran,
pemberdayaan, tata aturan,dan sebagainya. Dapat diketahui bahwa
kebijakan pendidikan adalah instrumen atau perangkat yang dikeluarkan
oleh pemerintahan yang berwenang melalui kajian demi terwujudnya
perubahan yang lebih baik dan menutupi kekurangan kebijakan
sebelumnya, sehingga bisa saja terjadinya tambahan kebijakan dan
bukan perubahan total demi mewujudkan tujuan yang diinginkan oleh
pemeran pendidikan.

C. Karakteristik Kebijakan Pendidikan


Kebijakan pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda dengan
kebijakan lainnya. Adapun karakteristik kebijakan pendidikan dalam
(Elwijaya et al., 2021) yaitu:
 Memiliki tujuan pendidikan
Sebuah kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan khusus yang
berhubungan dengan dunia pendidikan. Tujuan pendidikan yang
disusun harus lebih terarah dan jelas serta memberikan gambaran
mengenai kontribusi terhadap dunia pendidikan, Lazwardi ( 2017).
 Terpenuhinya aspek legal dan formal
Sebelum kebijakan pendidikan di belakukan maka perlu dipenuhi
prasyarat-prasyarat yang agar kebijakan tersebut berlaku sah dan
diakui. Oleh sebab itu perlunya kebijakan tersebut di sah kan melalui
persyaratan konstitusional berdasarkan hirarki konstitusi yang
berlaku sehingga dilahirkan legimasi kebijakan pendidikan, Anwar,
(2017).
 Memiliki konsep operasional
Kebijakan pendidikan merupakan seperangkat panduan yang
bersofat umum. Maka sebuah kebijakan pendidikan harus memiliki
manfaat operasional yang dapat diterapkan, Solichin (2015). Konsep
operasional ini harus dimiliki agar pencapaian tujuan dapat di ukur
secara jelas.
 Dibuat oleh yang berwenang
Kebijakan pendidikan dirumuskan dan dibuat oleh par ahli yang
memiliki hak dan wewnang dalam pembuatan kebijakan, Heriawan,
(2018). Hal ini bertujuan agar tidak timbulnya permasalahan baru
yang dihasilkan dari kebijakan tersebut.
 Dapat dievaluasi
Kebijakan pendidikan harus dapat dievaluasi. Suatu kebijakan
apabila baik maka kebijakan tersebut dapat dikembangkan,Lukitasari
dkk,. (2017). A pabila kebijakan tersebut terdapat kesalahan maka
harus dapat diperbaiki.
 Memiliki sistematika
Kebijakan pendidikan terdapat sistematika yang berhubungan
dengan seluruh aspek yang terdapatdidalamnya. Sistematika harus
memperhatikan efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan. Kebijakan
juga harus bersifat tidak pragmatis dan deskriminatif. Kebijakan juga
tidak boleh bersofat rapuh struktur, Rahman (2014). Hal ini agar
kebijakan yang dilahirkan tidak mengalami kecacatan hukum baik
secara internal maupun eksternal.

D. Dasar dan Tujuan Kebijakan Pendidikan


1. Dasar Kebijakan Pendidikan
Terkait dengan dasar kebijakan pendidikan, Dalam bukunya (Madjid,
2018) menjelaskan bahwa manusia merupakan mahluk sosial yang
dapat didik dan dan proses pendidikan tersebut harus sesuai dengan
hakikat manusia yang bebas.

2. Tujuan Kebijakan Pendidikan


Irianto memaparkan bawa rancangan pedidikan perlu dirumuskan
agar lebih terarah sesuai dengan tujuan kebijakan (Madjid, 2018), ini
meliputi :
a. Tujuan kebijakan dilihat dari tingkat masyarakat
Secara umum pendidikan merupakan upaya yang dilakukan
terus-menerus sebagai proses penyempurnaan demi
mencapai harkat dan martabat manusia, sehingga pendidikan
memiliki nilai-nilai yang dalam oleh karenya perlu membentuk
pendidikan yang sesuai dengan keinginan masyarakat yang
dipenuhi dengan kebhinekaan sekalipun pendidikan tidak
terlepas dari nilai dan budaya tetapi lebih diarahkan pada
pembentukan warga negara, sehingga semua komponen
bangsa memiliki tanggung jawab atas hal ini.
b. Tujuan kebijakan dilihat dari tingkat politisi
Sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik
berbeda dengan tingkat perkembangan sosial. Pada tingkat
individual, kontribusi pendidikan membantu mengembangkan
sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang positif untuh
melati warga negara yang benar dan bertanggung jawab.Hal
lainya, diharapkan agar individu sadar dan mengerti akan
kewajiban dan tanggung jawab peserta didik terhadap bangsa
dan negara sehingga wawasannya luas dan perilakunya
semakin demokratis.
c. Tujuan kebijakan dilihat dari tingkat ekonomi
Pendidikan adalah ivestasi jangka panjang, dengan alasan
bahwa pendidikan merupakan alat untuk perkembangan
ekonomi contoh : pendidikan sebagai fasilitas untuk peserta
didik mendapatkan pengetahuan dan memperoleh
keterampilan hidup, pendapatan sesorang tergantung akan
tingkat pendidikanya karena lebih produktif, dan investasi
pendiidkan memiliki nilai balik yang lebih dibandingkan dengan
investasi yang lain. Nilai balik yang dikeluarkan dengan
pendapatan yang akan diperoleh saat memasuki dunia kerja.

E. Unsur-unsur Pokok Kebijakan Pendidikan


Dalam bukunya (Madjid, 2018) memaparkan terdapat unsur pokok dalam
kebijakan pendidikan yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Unsur masalah
Ini berkaitan dengan bidang-bidang garapan-garapan
pemerintah yang tidak terlepas dengan adanya masalah global
dan masalah nasional seperti tantangangan perkembangan
IPTEK, pemerataan fasilitas pendidikan yang tidak merata,
rendahnya mutu dan kualitas pendidikan, angkatan kerja yang
tidka produktif, dll.
b. Unsur tujuan
Ini berkenaan dengan sasaran yang hendak dicapai melalui
program-program yang telah ditetapkan oleh negara.
 Tujuan umum pendidikan
Terdapat tujuan umum pendidikan berorientasi pada
pencapaian manusia ideal, dalam hal ini adalah
membawa menuju kedewasaan, manusia yang
berkarakter dan bermoral sosial, manusia seutuhnya,
dan sebagainya.
 Tujuan khusus pendidikan
Mudyaharjo (2014) membagi beberapa tujuan
kebijakan, yaitu :
 Tujuan sementara pendidikan (mengacu pada
tugas pencapain tugas-tugas perkembangan pada
setiap tahap perkembangan)
 Tujuan tak lengkap pendidikan (berkenaan dengan
pencapaian perkembangan pada aspek
kepribadian : moral, intelektual, bahasa, dll)
 Tujuan institusional pendidikan (berkaitan
dedengan visi misi lembaga pendidikan masing-
masing sesuai dengan jenis dan jenjangnya)
 Tujuan kurikuler pendidikan (berhubungan dengan
tujuan yang hendak dicapai dalam kesatuan
kegiatan pendidikan ataupun serangkaian kegiatan
pendidikan)
c. Unsur cara kerja
Cara kerja berkaitan dengan prosedur sistematis berdasarkan
ketntuan perundang-undangan yang beraku. Analisis
kebijakan menggunakan 5 prosedur umum yang lazim dipakai
dalam pemecahan masalah, diantaranya :
 Definisi (menghasilkan informasi mengenai kondisi-
kondisi yang menimbulkan masasalah kebijakan)
 Prediksi (menyediakan informasi terkait kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang dari
penerapan laternatif kebijakan)
 Preskripsi (menyediakan informasi terkait nilai atau
kegunaan relative dari konsekuensi sekarang dan
masa lalu dari dampak penerapan kebijakan)
 Evaluasi (menyediakan informasi mengenai nilai atau
kegunaan konsekuensi pemecahan atau mengatasi
masalah).
Sementara, Charles O. Jones (1979) dalam (Elwijaya et al., 2021),.
menyatakan terdapat 5 komponen kebijakan pendidikan yaitu;
 Goal (Tujuan). Tujuan diartikan sebagai hasil yang ingin didapatkan
oleh individu maupun kelompok dalam rentang waktu yang
ditetapkan. Tujuan dirancang sebagai langkah awal dalam
merencanakan suatu kegiatan. Sebuah kebijakan pendidikan harus
memiliki tujuan yang jelas agar proses penerapanya terarah.
Tujuan kebijakan pendidikan harus dibuat rasional agar mudah
diterima oleh berbagai pihak;
 Plans (Rencana). Setelah tujuan pendidikan dirancang maka
selanjutnya adalah membuat perencanaan kerja yang lebih spesifik
agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Rencana kerja
dibuat bertujuan untuk proses manejemen dan penerapan
kebijakan pedidikan agar proses pengeimplementasianya terarah
dan jelas;
 Programme (Program). Setelah perencanaan kerja dibuat maka
selanjutnya adalah proses pengembangan program. Program
merupakan
 aktivitas berupa proyek yang nyata berdasarkan tujuan yang telah
didesain sebelumnya. Program merupakan upaya yang dilakukan
agar tercapainya tujuan dengan cara melihat tingkat
keberhasilannya. Pembuatan kebijakan pendidikan diharapkan
untuk dapat mengembangkan beberapa alternatif yang dapat
dijadikan pertimbangan ketika proses pengambilan keputusan.
 Decision (Keputusan). Keputusan merupakan sebagai bentuk
tindakan dalam penentuan tujuan, pembuatan rencana program,
pelaksanaan program, dan proses evaluasi program. Pengambilan
keputusan dilakukan dengan mempertimbangkan hasil uji coba
terhadap alternatif-alternatif kebijakan pendidikan. Hasil keputusan
kebijakan pendidikan harus bersifat rasionalitas agar hasil tersebut
dapat diterima oleh berbagai pihak;
 Efects (Dampak). Dampak merupakan pengaruh yang ditimbulkan
setelah kebijakan di laksanakan. Dampak ini dapat berupa sengaja
maupun ketidaksengajaan baik berupa dampak priimer maupun
dampak sekunder. Dampak juga dapat berupa dampak positif
maupun dampak negatif.
Komponen-komponen ini lah yang dapat melahirkan sebuah kebijakan
pendidikan. Tanpa adanya salah satu dari komponen tersebut maka
tidak akan berjalannya kebijakan pendidikan. Kelima komponen ini
saling berhubungan dan mendukung satu dengan yang lainnya

F. Aspek-aspek Analisis Kebijakan Pendidikan


Dalam buku kebijakan pendidikan oleh (Marentek et al., 2023) hal
48, analisis kebijakan dijabarkan sebagai ilmu sosial terapan yang
berkaitan dengan pembuatan dan pemanfaatan informasi degan metode-
metode penyelidikan untuk mengumpulkan dan memproses data yang
kemudian data tersebut dimanfaatkan untuk membuat keputusan
termasuk pengambilan keputusan politik, khususnya dalam merumuskan
kebijakan public. Dalam (Fika et al., 2023) analisis kebijakan pendidikan
adalah cara untuk mendapatkan informasi kependidikan, dengan
menggunakan data sebagai salah satu masukan bagi perumusan
beberapa alternatif kebijakan dalam pengambilan keputusan yang bersifat
politis serta dalam rangka memecahkan masalah kependidikan tersebut.
Sementara (Madjid, 2018) dalam bukunya memaparkan terdapat
beberapa aspek yang perlu dianalisis dalam kebijakan pendidikan yaitu :
1. Pelaku kebijakan atau aktor kebijakan
Hal ini terbagi menjadi dua yaitu pelaku resmi (perorangan atau
lembaga secara legal yang memiliki tanggung jawab berkenaan
dengan pendidikan) dan pelaku tak resmi (individu atau organisasi
yang terdiri dari kelompok kepentingan, partai politik, dan media.
2. Implementasi kebijakan
Hal Ini dikarenakan tolak ukur keberhasil suatu kebijkan adalah
pada tahap implementasi, implementasi kebijakan dapat disebut
sebagai serangkaian tindak lanjut setelah sebuah kebijakan
ditetapkan, baik yang terdiri atas pengambilan keputusan,
langkah-langkah strategic maupun operasional yang ditempuh
guna mewujudkan suatu program kebijakan menjadi kenyataan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebijakan pendidikan merupakan salah satu kebijakan publik dalam
bidang pendidikan dengan suatu pertimbangan-pertimbangan yang
didasarkan atas sistem nilai dan beberapa penilaian atas faktor-faktor yang
bersifat situasional, yang digunakan sebagai dasar untuk mengopersikan
pendidikanyang bersifat melembaga agar tercapainya tujuan pendidikan
melalui langkah strategis pelaksanaan pendidikan. Kebijakan pendidikan
adalah instrumen atau perangkat yang dikeluarkan oleh pemerintahan yang
berwenang melalui kajian demi terwujudnya perubahan yang lebih baik dan
menutupi kekurangan kebijakan sebelumnya, sehingga bisa saja terjadinya
tambahan kebijakan dan bukan perubahan total demi mewujudkan tujuan
yang diinginkan oleh pemeran pendidikan.
Kemudian, karakteristik kebijakan diantaranya adalah ;memiliki
tujuan pendidikan, terpenuhinya aspek legal dan formal, memiliki konsep
operasional, dibuat oleh yang berwenang, dan Memiliki sistematika.
Selanjutnya, dasar kebijakan pendidikan adalah bahwa manusia merupakan
mahluk sosial yang dapat didik dan dan proses pendidikan tersebut harus
sesuai dengan hakikat manusia yang bebas, dan tujuan nya meliputi tujuan
secara umum dan tujuan secara khusus. unsur pokok dalam kebijakan
pendidikan yang harus diperhatikan yaitu unsur masalah, tujuan, dan cara
kerja. Lalu, ada aspek yang perlu dianalisis dalam kebijakan pendidikan
yaitu : Pelaku kebijakan atau aktor dan Implementasi kebijakan.

B. Saran
Menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka kedepanya akan lebih fokus dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Kritikan maupun saran yang membangun terhadap
penulis dapat disampaikan saat menanggapi dalam forum pembahasan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Elwijaya, F., Mairina, V., & Gistituati, N. (2021). Konsep Dasar Kebijakan
Pendidikan. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 6(1), 67–71.
https://doi.org/10.35931/aq.v16i5.1354

Fika, N., Fauzi, A., & Qurtubi, A. (2023). Analisis Kebijakan Versi William Dunn
dalam Pondok Pesantren Modern. Journal on Education, 5(4), 16737–
16747. https://jurnal.iicet.org/index.php/jrti%0AKonsep

Madjid, A. (2018). Analisis Kebijakan Pendidikan (A. Cahyanti (ed.); Pertama).


Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI).

Marentek, T. C., Lantang, D., Lumapow, H. R., & Rotty, V. N. J. (2023).


Kebijakan Pendidikan. UKIT Press.

Nur, A. C., & Guntur, M. (2019). Analisis Kebijakan Publik. In Badan Penerbit
Universitas Negeri Makasar (1st ed.).

Risnawan, W. (2017). Peran Dan Fungsi Infrastruktur Politik. Jurnal Kebijakan


Publik, 11.

Anda mungkin juga menyukai