1. Jelaskan menurut pendapat anda tentang kebijakan, dan apa yang menentukan kebijakan
itu di anggap berkualitas.
Jawab:
Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang
penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada seseorang untuk
bergerak. Secara etimologis, kebijakan adalah terjemahan dari kata policy. Kebijakan dapat
juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang
dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-
kegiatan berulang yang rutin dan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan.
Adapun menurut para ahli dan organisasi terkait tentang kebijakan ini adalah
• Menurut Indrafachrudi (1984): kebijakan adalah suatu ketentuan pokok yang menjadi
dasar dan arah dalam melaksanakan kegiatan administrasi atau pengelolaan.
• Menurut Carl Friedrich: Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu
seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang
diinginkan.
• Menurut PBB: Kebijakan adalah suatu deklarasi mengenai dasar pedoman (untuk)
bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas
tertentu atau suatu rencana.
• Menurut KBBI: Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan
dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak
(tetang perintah, organisasi, dan sebagainya)
Jadi dapat saya simpulkan bahwa kebijakan itu adalah kebijakan merupakan alat hukum
administrasi dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja sama untuk
menjalankan seluruh aktivitas guna meraih tujuan yang diinginkan. Implementasi dapat
dipahami sebagai proses, output maupun sebagai hasil .Kebijakan dibuat melalui tahap-
tahap yang sistematis sehingga semua variabel pokok dari semua permasalahan yang akan
dipecahkan tercakup
Dalam bukunya Said Zainal Abiding (2002) menyatakan bahwa secara umum
suatu kebijakan dianggap berkualitas dan mampu dilaksanakan bila mengandung beberapa
elemen yaitu tujuan yang ingin dicapai atau alasan yang dipakai untuk mengadakan
kebijakan itu, dimana tujuan suatau kebijakan dianggap baik apabila tujuannya:
• Rasional, yaitu tujuan dapat dipahami atau diterima oleh akal yang sehat. Hal ini
terutama dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tersedia, dimana suatu
kebijakan yang tidak mempertimbangkan faktor pendukung tidak dapat dianggap
kebijakan nasional.
• • Diinginkan (desirable), yaitu tujuan dari kebijakan menyangkut kepentingan
orang banyak, sehingga mendapat dukungan dari banyak pihak.
• Asumsi yang dipakai dalam proses perumusan kebijakan itu realistis, asumsi tidak
mengada-ada. Asumsi juga menentukan tingkat validitas suatu kebijakan.
• Informasi yang digunakan cukup lengkap dan benar, dimana suatu kebijakan
menjadi tidak tepat jika didasarkan pada informasi yang tidak benar atau sudah
kadaluarsa.
Dalam pelaksanaan kebijakan diperlukan kekuasaan dan wewenang yang dapat dipakai
untuk membina kerjasama dan meredam serta menyelesaikan berbagai kemungkinan
terjadinya konflik sebagai akibat pencapaian kehendak.Dilain sisi ada pendapat
menyatakan bahwa kebijakan adalah suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Jelaskan pendekatan dalam perumusan kebijakan pendidikan yang anda ketahui, kemudian
teori pendekatan yang mana menurut anda sesuai dengan era Industri 4.0 saat ini.
Jawab:
Pendekatan Dalam Perumusan Kebijakan Pendidikan
Pada jenis pendekatan jenis ini para pengambil kebijakanakan lebih dahulu menyelami
dan mendeteksi terhadap aspirasi yang berkembang dalam masyarakat sebelum mereka
merumuskan kebijakan pendidikan yang ditanganinya. Pendekatan social demand
sebenarnya tidak semata-mata merespon aspirasi masyarakat sebelum dirumuskannya
kebijakan pendidikan, akan tetapi juga merespon tuntutan masyarakat sertelah kebijakan
pendidikan diimplementasikan. Partisipasi warga dari seluruh lapisan masyarakat
diharapkan terjadi baik pada masa perumusan maupun implementasi kebijakan pendidikan.
Dalam perumusan kebijakan dapat digolongakan ke dalam tipe perumusan kebijakan yang
bersifat pasif. Artinya suatu kebijakan baru dapat dirumuskan apabila ada tuntutan dari
masyarakat terlebih dahulu.
Teori Pendekatan Yang Sesuai Dengan Era Industri 4.0 Saat Ini.adalah Pendekatan
Social Demand Approach (kebutuhan sosial)
3. Jelaskan menurut pendapat anda tentang isu sentralisasi dan desentralisasi pendidikan
Indonesia, dan apa kaitannya dengan wilayah tanggung jawab pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Jawab:
4. Kebijakan Pendidikan yang menyangkut peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengalami perubahan menjadi Peraturan Pemerintah no. 32
tahun 2013. Jelaskan mengapa terjadi perubahan dimaksud.
Jawab:
Dan pemantapan Standar Nasional Pendidikan dan pengaturan kurikulum secara utuh
sangat penting dan mendesak dilakukan untuk mencapai tujuan peningkatan mutu dan daya
saing sumberdaya manusia Indonesia hasil pendidikan yang telah menjadi komitmen
nasional.
5. Jelaskan menurut pendapat anda sisi positif dan negatifnya pelaksanaan ujian nasional, dan
ide cemerlang anda untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui ujian Nasional.
Jawab:
• Ujian nasional bisa menjadi peningkat mutu siswa dalam proses pembelajaran untuk
menjadi SDM yangbermutu, mungkin dalam proses pembelajaran siswa tidak serius,
tetapi setelah mendengar kata ujiannasional siswa akan serius belajar apalagi UN
sebagai penentu memasuki perguruan tinggi favorite.
• Ujian nasional juga bisa sebagai indikator pengukur untuk siswa sudah sampai
manakah siswa sudahbelajar serius untuk menghadapi masa depan mereka. Dengan
nilai hasil ujian nasional mereka bisa mengetahutahui apakah mereka sudah maksimal
atau belum
• Siswa diajarkan untuk tidak curang, seperti menyontek karena pengawasan yang ketat
danpengawasnya pun bukan dari guru asal sekolah mereka.
• Menjadikan siswa untuk tidak bergantung pada guru. Dengan begitu murid akan
mencari bimbel untukpersiapan UN karena merasa di sekolah belum
• Ujian nasional juga dapat membuat siswa tertekan, mengapa? Mungkin karena siswa
tersebut belum siap untuk menghadapi ujian nasional.Namun, setiap siswa harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi ujian nasional.
• UN telah membuat para siswa, guru, dan orangtua merasa tertekan, dan stress. Rasa
tertekan dikalangan siswa dan guru itu biasanya lebih parah terjadi di sekolah yang
lokasinya jauh dari ‘pusatperadaban’ (baca: daerah terpencil).
• tingkat pendidikan setiap daerah di Indonesia tidaklah sama. Masih banyak daerah
dengan tenaga pengajar yang tidak sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Lalu ketidak
standar yang sama diiringi dengan tidak samanya pengetahuan yang diterima antar
daerah, apakah hal itu dikatakan adil
• banyak kecurangan yang terjadi pada saat ujian nasional yang di lakukan sekolah
karena sekolah tersebut takut merusakkan nama sekolahnya,dengan menerima nikai
yang rendah
Menurut saya dengan beberapa cara untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui ujian
Nasional
Seabagai mana dikutip dari perkataan oleh Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Guru yang sudah sertifikasi, seharusnya melaksanakan tugas guru sebagai
jabatan profesional, tugas guru tidak lagi hanya memberikan pelajaran di dalam kelas pada
jam pelajaran yang telah dijadwal, tetapi juga meliputi: merencanakan program
pembelajaran, mengelola proses pembelajaran, menilai proses hasil belajar, mendiagnosis
berbagai masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran, memperbaiki program
pembelajaran dan memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik di luar jam
pelajaran.
Tetapi yang saya temui di sekitar saya jarang menemukan guru yang seperti disebutkan
di atas, khususnya guru yang sudah sertifikasi. Contohnya guru jarang membuat RPP dan
silabus pembelajaran, guru mengajar tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta
tidak sesuai dengan bidang study, guru belum menjadi teladan bagi peserta didik, dan
penulis juga sering menemukan guru yang membolos mengajar tanpa alasan yang pasti.
Harus diketahui juga, tidak semua guru yang sudah sertifkasi kinerjanya menurun atau tidak
berubah. Banyak pula guru yang sudah sertifikasi menjadi guru yang benar-benar
profesional. Secara umum, problematika sertifikasi guru di Indonesia, bahwa program
sertifikasi guru lebih banyak menyentuh aspek kesejahteraan guru daripada peningkatan
kualitas/kinerjanya.