Anda di halaman 1dari 8

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Asril Azhari Hasibuan


Nim : 0301193248
Kelas : PAI 6/Semester V
MataKuliah : Kebijakam Pendidikan Islam

1. Jelaskan menurut pendapat anda tentang kebijakan, dan apa yang menentukan kebijakan
itu di anggap berkualitas.
Jawab:

Kebijakan adalah suatu ucapan atau tulisan yang memberikan petunjuk umum tentang
penetapan ruang lingkup yang memberi batas dan arah umum kepada seseorang untuk
bergerak. Secara etimologis, kebijakan adalah terjemahan dari kata policy. Kebijakan dapat
juga berarti sebagai rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis pelaksanaan suatu
pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang
dipikirkan secara matang dan hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-
kegiatan berulang yang rutin dan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan.

Adapun menurut para ahli dan organisasi terkait tentang kebijakan ini adalah

• Menurut Carter V. Good (1959): kebijakan adalah sebuah pertimbangan yang


didasarkan atas suatu nilai dan beberapa penilaian terhadap faktor-faktor yang bersifat
situasional, untuk mengoperasikan perencanaan yang bersifat umum dan memberikan
bimbingan dalam pengambilan keputusan demi tercapainya tujuan.

• Menurut Indrafachrudi (1984): kebijakan adalah suatu ketentuan pokok yang menjadi
dasar dan arah dalam melaksanakan kegiatan administrasi atau pengelolaan.

• Menurut Carl Friedrich: Kebijakan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan
dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu
seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang
diinginkan.
• Menurut PBB: Kebijakan adalah suatu deklarasi mengenai dasar pedoman (untuk)
bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktivitas-aktivitas
tertentu atau suatu rencana.

• Menurut KBBI: Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis dan
dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan, serta cara bertindak
(tetang perintah, organisasi, dan sebagainya)

Jadi dapat saya simpulkan bahwa kebijakan itu adalah kebijakan merupakan alat hukum
administrasi dimana berbagai aktor, organisasi, prosedur, dan teknik bekerja sama untuk
menjalankan seluruh aktivitas guna meraih tujuan yang diinginkan. Implementasi dapat
dipahami sebagai proses, output maupun sebagai hasil .Kebijakan dibuat melalui tahap-
tahap yang sistematis sehingga semua variabel pokok dari semua permasalahan yang akan
dipecahkan tercakup

Dalam bukunya Said Zainal Abiding (2002) menyatakan bahwa secara umum

suatu kebijakan dianggap berkualitas dan mampu dilaksanakan bila mengandung beberapa
elemen yaitu tujuan yang ingin dicapai atau alasan yang dipakai untuk mengadakan
kebijakan itu, dimana tujuan suatau kebijakan dianggap baik apabila tujuannya:

• Rasional, yaitu tujuan dapat dipahami atau diterima oleh akal yang sehat. Hal ini
terutama dilihat dari faktor-faktor pendukung yang tersedia, dimana suatu
kebijakan yang tidak mempertimbangkan faktor pendukung tidak dapat dianggap
kebijakan nasional.
• • Diinginkan (desirable), yaitu tujuan dari kebijakan menyangkut kepentingan
orang banyak, sehingga mendapat dukungan dari banyak pihak.
• Asumsi yang dipakai dalam proses perumusan kebijakan itu realistis, asumsi tidak
mengada-ada. Asumsi juga menentukan tingkat validitas suatu kebijakan.
• Informasi yang digunakan cukup lengkap dan benar, dimana suatu kebijakan
menjadi tidak tepat jika didasarkan pada informasi yang tidak benar atau sudah
kadaluarsa.

Dalam pelaksanaan kebijakan diperlukan kekuasaan dan wewenang yang dapat dipakai
untuk membina kerjasama dan meredam serta menyelesaikan berbagai kemungkinan
terjadinya konflik sebagai akibat pencapaian kehendak.Dilain sisi ada pendapat
menyatakan bahwa kebijakan adalah suatu tindakan yang bermaksud untuk mencapai
tujuan tertentu.

2. Jelaskan pendekatan dalam perumusan kebijakan pendidikan yang anda ketahui, kemudian
teori pendekatan yang mana menurut anda sesuai dengan era Industri 4.0 saat ini.
Jawab:
Pendekatan Dalam Perumusan Kebijakan Pendidikan

1. Pendekatan Social Demand Approach (kebutuhan sosial)

Sosial demand approach adalah suatu pendekatan dalam perumusan kebijakan


pendidikan yang mendasarkan diri pada aspirasi, tuntutan, serta aneka kepentingan yang
didesakkan oleh masyarakat.

Pada jenis pendekatan jenis ini para pengambil kebijakanakan lebih dahulu menyelami
dan mendeteksi terhadap aspirasi yang berkembang dalam masyarakat sebelum mereka
merumuskan kebijakan pendidikan yang ditanganinya. Pendekatan social demand
sebenarnya tidak semata-mata merespon aspirasi masyarakat sebelum dirumuskannya
kebijakan pendidikan, akan tetapi juga merespon tuntutan masyarakat sertelah kebijakan
pendidikan diimplementasikan. Partisipasi warga dari seluruh lapisan masyarakat
diharapkan terjadi baik pada masa perumusan maupun implementasi kebijakan pendidikan.
Dalam perumusan kebijakan dapat digolongakan ke dalam tipe perumusan kebijakan yang
bersifat pasif. Artinya suatu kebijakan baru dapat dirumuskan apabila ada tuntutan dari
masyarakat terlebih dahulu.

2. Pendekatan Man-Power Approach

Pendekatan jenis ini lebih menitikberatkan kepada pertimbangan- pertimbangan


rasional dalam rangka menciptakan ketersediaan sumberdaya manusia (human resources)
yang memadai di masyarakat. Pendekatan man-power ini tidak melihat apakah ada
permintaan dari masyarakat atau tidak, apakah masyarakat menuntut untuk dibuatkan suatu
kebijakan pendidikan tertentu atau tidak, tetapi yang terpenting adalah menurut
pertimbangan-pertimbangan rasional dan visioner dari sudut pandang pengambil
kebijakan. Pemerintah sebagai pemimpin yang berwenang merumuskan suatu kebijakan
memiliki legitimasi kuat untuk merumuskan kebijakan pendidikan. Dapat dipetik aspek
penting dari pendekatan jenis kedua ini, bahwa secara umum lebih bersifat otoriter.

Man-power approach kurang menghargai proses demokratis dalam perumusan


kebijakan pendidikan, terbukti perumusan kebijakannya tidak diawali dari adanya aspirasi
dan tuntutan masyarakat, akan tetapi langsung saja dirumuskan sesuai dengan tuntutan
masa depan sebagaimana dilihat oleh sang pemimpin visioner. Terkesan adanya cara-cara
otoriter dalam pendekatan jenis kedua ini. Namun dari sisi positifnya, dalam pendekatan
man-power ini proses perumusan kebijakan pendidikan yang ada lebih berlangsung efisien
dalam proses perumusannya, serta lebih berdimensi jangka panjang

Teori Pendekatan Yang Sesuai Dengan Era Industri 4.0 Saat Ini.adalah Pendekatan
Social Demand Approach (kebutuhan sosial)

Karena mengambil kebijakanakan lebih dahulu menyelami dan mendeteksi terhadap


aspirasi yang berkembang dalam masyarakat sebelum mereka merumuskan kebijakan
pendidikan yang ditanganinya. Pendekatan social demand sebenarnya tidak semata-mata
merespon aspirasi masyarakat sebelum dirumuskannya kebijakan pendidikan, akan tetapi
juga merespon tuntutan masyarakat sertelah kebijakan pendidikan diimplementasikan

3. Jelaskan menurut pendapat anda tentang isu sentralisasi dan desentralisasi pendidikan
Indonesia, dan apa kaitannya dengan wilayah tanggung jawab pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Jawab:

Sentralisasi pendidikan yaitu keterlibatan pemerintah pusat dalam mengembangkan


kurikulum atau program pendidikan yang akan diterapkan pada semua jalur, jenjang dan
jenis pendidikan, yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.Sedangkan Desentralisasi pendidikan adalah pelimpahan kewenangan yang lebih
besar kepada pemerintah lokal atau kepada dewan sekolah untuk menggunakan input
pembelajaran sesuai dengan tuntutan sekolah dan komunitas lokal yang dapat
dipertanggung jawabkan kepada orang tua dan komunitas.
Jadi menurut saya isu sentralisasi dan Desentralisasi pendidikan di
indonesia.Desentralisasi pendidikan merupakan suatu keharusan jika kita ingin cepat
mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. Melalui pendidkan yang demokratis akan
melahirkan masyarakat yang kritis dan bertanggung jawab. Masyarakat yang demokratis
akan mampu menciptakan masyarakat madani yaitu masyarakat yang berbudaya tinggi
yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang mana sangat menghargai hak-hak asasi
manusia.Desntralisasi pendidikan perlu dijaga dari kemungkinan –kemungkinan terjadi
hal-hal negatif .

4. Kebijakan Pendidikan yang menyangkut peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan mengalami perubahan menjadi Peraturan Pemerintah no. 32
tahun 2013. Jelaskan mengapa terjadi perubahan dimaksud.
Jawab:

Menurut saya Kebijakan Pendidikan yang menyangkut peraturan pemerintah no. 19


tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengalami perubahan menjadi Peraturan
Pemerintah no. 32 tahun 2013.Itu di sebabkan karena untuk menyelaraskan Standar
Nasional Pendidikan dengan dinamika perkembangan masyarakat, lokal, nasional, dan
global guna mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian, yang bersama-sama
membangun kurikulum pendidikan, penting dan mendesak untuk disempurnakan.

Dan pemantapan Standar Nasional Pendidikan dan pengaturan kurikulum secara utuh
sangat penting dan mendesak dilakukan untuk mencapai tujuan peningkatan mutu dan daya
saing sumberdaya manusia Indonesia hasil pendidikan yang telah menjadi komitmen
nasional.

5. Jelaskan menurut pendapat anda sisi positif dan negatifnya pelaksanaan ujian nasional, dan
ide cemerlang anda untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui ujian Nasional.
Jawab:

Dampak Positif Ujian Nasional


• semangat untuk belajar.siswa akan mulai bersaing dengan murid yang lain untuk
mendapatkan nilai ujian nasional yang lebihtinggi. Mengapa demikian? Karena, nilai
ujian nasional menentukan apakah kita bisa masuk perguruantinggi ini atau perguruan
tinggi itu.

• Ujian nasional bisa menjadi peningkat mutu siswa dalam proses pembelajaran untuk
menjadi SDM yangbermutu, mungkin dalam proses pembelajaran siswa tidak serius,
tetapi setelah mendengar kata ujiannasional siswa akan serius belajar apalagi UN
sebagai penentu memasuki perguruan tinggi favorite.

• Ujian nasional juga bisa sebagai indikator pengukur untuk siswa sudah sampai
manakah siswa sudahbelajar serius untuk menghadapi masa depan mereka. Dengan
nilai hasil ujian nasional mereka bisa mengetahutahui apakah mereka sudah maksimal
atau belum

• Siswa diajarkan untuk tidak curang, seperti menyontek karena pengawasan yang ketat
danpengawasnya pun bukan dari guru asal sekolah mereka.

• Menjadikan siswa untuk tidak bergantung pada guru. Dengan begitu murid akan
mencari bimbel untukpersiapan UN karena merasa di sekolah belum

Dampak Negatif Ujian Nasional

• Ujian nasional juga dapat membuat siswa tertekan, mengapa? Mungkin karena siswa
tersebut belum siap untuk menghadapi ujian nasional.Namun, setiap siswa harus
mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi ujian nasional.

• UN telah membuat para siswa, guru, dan orangtua merasa tertekan, dan stress. Rasa
tertekan dikalangan siswa dan guru itu biasanya lebih parah terjadi di sekolah yang
lokasinya jauh dari ‘pusatperadaban’ (baca: daerah terpencil).

• tingkat pendidikan setiap daerah di Indonesia tidaklah sama. Masih banyak daerah
dengan tenaga pengajar yang tidak sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Lalu ketidak
standar yang sama diiringi dengan tidak samanya pengetahuan yang diterima antar
daerah, apakah hal itu dikatakan adil
• banyak kecurangan yang terjadi pada saat ujian nasional yang di lakukan sekolah
karena sekolah tersebut takut merusakkan nama sekolahnya,dengan menerima nikai
yang rendah

Menurut saya dengan beberapa cara untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui ujian
Nasional

• Melaksanakan program PPIK (Program Pengayaan Intra Kurikuler). Pelaksanaan


program PPIK sengaja dirancang sekolah agar para siswa yang kurang pada berbagai
mata pelajaran dapat terbantu dengan program ini,
• Melaksanakan Program PPHB (Program Peningkatan Hasil Belajar) Program PPHB ini
dilakukan sekolah sebagai cara untuk mempersiapkan siswaagar lebih siap dalam
menghadapi ujian nasional.
• Melaksanakan Program Intensif Malam. Program ini dilakukan sekolah untuk
meningkatkan nilai siswa yang tidak memenuhi standar kelulusan setelah melakukan
try out

6. Sertifikasi guru,kepala sekolah/madrasah dan pengawas merupakan satu upaya untuk


meningkatkan mutu pendidikan, apakah hal ini benar adanya, jelaskan fenomena yang anda
saksikan terjadi di kalangan pemangku pendidikan itu.
Jawab:

Menurut saya keberadaan guru kepala sekolah/madrasah dan pengawas yang


bersertifikat merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan praktik pendidikan yang
berkualitas, hampir semua bangsa di dunia ini selalu mengembang-kan kebijakan yang
mendorong keberadaan guru yang berkualitas. Salah satu kebijakan yang dikembangkan
oleh pemerintah di banyak negara adalah kebijakan intervensi langsung menuju
peningkatan mutu dan memberikan jaminan dan kesejahteraan hidup guru yang memadai.
Beberapa negara yang mengembangkan kebijakan ini bisa disebut antara lain Singapore,
Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Negara-negara tersebut berupaya
meningkatkan mutu guru dengan mengembangkan kebijakan yang langsung
mempengaruhi mutu dengan melaksanakan sertifikasi guru.

Seabagai mana dikutip dari perkataan oleh Bapak Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Guru yang sudah sertifikasi, seharusnya melaksanakan tugas guru sebagai
jabatan profesional, tugas guru tidak lagi hanya memberikan pelajaran di dalam kelas pada
jam pelajaran yang telah dijadwal, tetapi juga meliputi: merencanakan program
pembelajaran, mengelola proses pembelajaran, menilai proses hasil belajar, mendiagnosis
berbagai masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran, memperbaiki program
pembelajaran dan memberikan bantuan dan bimbingan kepada peserta didik di luar jam
pelajaran.

Tetapi yang saya temui di sekitar saya jarang menemukan guru yang seperti disebutkan
di atas, khususnya guru yang sudah sertifikasi. Contohnya guru jarang membuat RPP dan
silabus pembelajaran, guru mengajar tidak sesuai dengan kurikulum yang berlaku serta
tidak sesuai dengan bidang study, guru belum menjadi teladan bagi peserta didik, dan
penulis juga sering menemukan guru yang membolos mengajar tanpa alasan yang pasti.
Harus diketahui juga, tidak semua guru yang sudah sertifkasi kinerjanya menurun atau tidak
berubah. Banyak pula guru yang sudah sertifikasi menjadi guru yang benar-benar
profesional. Secara umum, problematika sertifikasi guru di Indonesia, bahwa program
sertifikasi guru lebih banyak menyentuh aspek kesejahteraan guru daripada peningkatan
kualitas/kinerjanya.

Anda mungkin juga menyukai