Anda di halaman 1dari 6

Nama : Putri Puja Oktaria

Npm : 1911010401

Kelas/Semester :E/3

Mata Kuliah : Kebijakan Pendidikan

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Syaiful Anwar M.Pd

UTS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

SOAL!

1. Jelaskan pengertian kebijakan pendidikan Islam menurut para ahli dan menurut pendapat
saya?

2. Jelaskan tujuan dan manfaat mempelajari kebijakan pendidikan pada umumnya dan
kebijakan pendidikan Islam khususnya? Serta beri contoh.

3. Sebutkan dan jelaskan ruang lingkup dan komponen-komponen yang dipelajari dalam
kebijakan pendidikan?

4. Apa saja kendala dalam mengimplementasikan kebijakan pendidikan pada umumnya dan
kebijakan pendidikan pada khususnya ?

5. Menurut saudara, kebijakan apa saja terkait dengan pendidikan Islam saat ini yang
dianggap menguntungkan dan juga dianggap merugikan dan bagaimana menurut saudara
cara memberikan solusi nya. Jelaskan dan beri contoh?

JAWABAN

1. Pengertian Kebijakan Menurut Ahli

a. Pengertian Kebijakan Menurut (Noeng Muhadjir, 1993: 15)kebijakan merupakan upaya


memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
kesejatheraan masyarakat. Dan dipilih kebijakan setidaknya harus memenuhi empat butir
yakni; (1) tingkat hidup masyarakat meningkat, (2) terjadi keadilan :By the law, social
justice,dan peluang prestasi dan kreasi individual, (3) diberikan peluang aktif partisipasi
masyarakat (dalam membahas masalah, perencanaan, keputusan dan implementasi) dan
(4) terjaminnya pengembangan berkelanjutan.
b. Kebijakan Menurut Monahan dan Hengstseperti yang dikutip oleh (Syafaruddin, 2008:
75) kebijakan (policy) secara etimologi (asal kata) diturunkan dalam bahasa Yunani,
yaitu “Polis” yang artinya kota (city). Dapat ditambahkan, kebijakan mengacu kepada
cara-cara dari semua bagian pemerintahan mengarahkan untuk mengelola kegiatan
mereka. Dalam hal ini, kebijakan berkenaan dengan gagasan pengaturan organisasi dan
merupakan pola formal yang sama-sama diterima pemerintah atau lembaga sehingga
dengan hal itu mereka berusaha mengejar tujuannya.

Berdasarkanpenjelasan di atas diketahui bahwa pengertian kebijakan merupakan petunjuk


dan batasan secara umum yang menjadi arah dari tindakan yang dilakukan dan aturan
yang harus diikuti oleh para pelaku dan pelaksana kebijakan karena sangat penting bagi
pengolahan dalam mengambil keputusan atas perencanaan yang telah dibuat dan
disepakati bersama. Dengan demikian kebijakan menjadi sarana pemecahan masalah atas
tindakan yang terjadi.

c. Kebijakan pendidikan menurut (Riant Nugroho, 2008: 37)sebagai bagian dari kebijakan
publik, yaitu kebijakan publik di bidang pendidikan. Dengan demikian, kebijakan
pendidikan harus sebangun dengan kebijakan publik dimana konteks kebijakan publik
secara umum, yaitu kebijakan pembangunan, maka kebijakan merupakan bagian dari
kebijakan publik. Kebijakan pendidikan di pahami sebagai kebijakan di bidang
pendidikan, untuk mencapai tujuan pembangunan Negara Bangsa di bidang pendidikan,
sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan Negara Bangsa secara keseluruhan.

d. Kebijakan Pendidikan menurut Arif Rohman (2009: 108)kebijakan pendidikan


merupakan bagian dari kebijakan Negara atau kebijakan publik pada umumnya.
kebijakan pendidikan merupakan kebijakan publik yang mengatur khusus regulasi
berkaitan dengan penyerapan sumber, alokasi dan distribusi sumber, serta pengaturan
perilaku dalam pendidikan. Kebijakan pendidikan(educational policy)merupakan
keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat sederhana maupun kompleks,
baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun longgar yang dirumuskan melalui
proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta rencana-rencana tertentu dalam
menyelenggarakan pendidikan.

• Menurut pendapat saya kebijakan pendidikan adalah bahwa pengertian kebijakan


pendidikan merupakan suatu sikap dan tindakan yang di ambil seseorang atau dengan
kesepakatan kelompok pembuat kebijakan sebagai upaya untuk mengatasi masalah atau
suatu persoalan dalam dunia pendidikan.

2. Tujuan dan manfaat Kebijakan Pendidikan


• Tujuan Pendidikan Islam terkait dengan berbagai kebijakan yang pemerintah buat dan
harus dijalankan dalam dunia pendidikan pada intinya adalah :

Terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah
menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud
menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah.

• Manfaat

Ibadah Alhamdulillah menjadi baik dan benar, tatakrama menjadi baik, adab terhadap
yang lebih tua semakin membaik dan meningkat.

• Contohnya seperti belajar menggunakan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Tujuan


utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Peningkatan efisiensi melalui keleluasaan berada di bawah pengaruh sumber daya yang
ada, Partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.

3. Ruang Lingkup dan Komponen-komponen

• Ruang lingkup kegiatan analisis kebijakan pendidikan meliputi:

1. Pengumpulan data statistik pendidikan

2. Pengembangan kurikulum.

3. pengujian.

4. pendidikan dan kebudayaan.

5. komunikasi pendidikan.

6. analisis kebijakan pendidikan dan kebudayaan.

Kegiatan yang terakhir yakni kegiatan pada nomor 6 berfungsi untuk menyiapkan bahan-
bahan rumusan kebijakan pendidikan, baik kebijakan jangka panjang, menengah, dan
jangka pendek, maupun bahan-bahan untuk kebijakan departemen yang setiap saat
diperlukan oleh pengambil keputusan.

• Komponen dasar kurikulum

1. Dasar dan tujuan pendidikan

2. Prinsip kurikulum pendidikan islam

3. Pola organisasi kurikulum pendidikan islam


4. Orientasi pendidikan

5. Sistem evaluasi pendidikan islam

• Komponen pelaksanaan

1. Materi Pendidikan

2. Sistem Penyampaian

3. Proses belajar mengajar(pelaksanaan)

4. pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

• Komponen pendidik

• Peserta didik

• Komponen bimbingan dan konseling

4. Mengimplementasikan sistem kebijakan Pendidikan Khusus dan Umum beserta


contoh

• Sistem pendidikan Islam pada khususnya masih terbatas pada pendidikan di pondok
pesantren yang tetap mempertahankan pandangan tradisional menjadi tata nilai yang di
gunakan, dengan tetap mengadopsi hal-hal yang baru sesuai dengan perkembangan jaman,
kemandirian yang selama ini terjaga telah berkembang ke arah yang lebih maju,
sebagaimana seperti yang sekarang sedang berkembang dimana telah banyak pesantren
telah mengelolah pendidikan umum yang menjadi rujukan bukan hanya kalangan kelas
bawah tetapi mulai dilirik oleh orang tua yang masuk kelas menengah ke atas. Pesantren
harus tetap dikembangkan, manajemen yang selama ini masih terkesan dikelola apa
adanya harus diubah kearah penyempurnaan.

• Pendidikan Islam pada level sekolah dasar terutama pada sekolah-sekolah yang dikelolah
oleh pemerintah (sekolah umum), masih sebatas pada pengajaran bidang studi Islam,
belum sampai pada taraf internalisasi ajaran agama Islam.

Dalam mengimplementasikan desentralisasi di bidang pendidikan, sebagai wujud dari


implementasi kebijakan pemerintah maka diterapkanlah Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
Dengan MBS, maka sekolah-sekolah yang selama ini dikontrol ketat oleh pusat menjadi lebih
leluasa bergerak, sehingga mutu dapat ditingkatkan. Tanggung jawab pengelolaan pendidikan
bukan hanya oleh pemerintah tetapi juga oleh sekolah dan masyarakat dalam rangka
pengambilankan keputusan ke tingkat yang paling dekat dengan peserta didik. MBS ini sekaligus
melaporkan kehidupan yang berdemokrasi melalui desentralisasi kewenangan, Sumber daya dan
dana ke tingkat sekolah sehingga sekolah dapat menjadi unit utama peningkatan mutu
pembelajaran yang mandiri (kebijakan langsung, anggaran, kurikulum, bahan ajar, dan evaluasi).
Program MBS sendiri merupakan program nasional yang terlihat dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 51 (1): “Pengelolaan satuan pendidikan anak usia
dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan
minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah / madrasah ”. Dalam konteks, MBS
mendukung organisasi sekolah lebih tanggap, adaptif, kreatif, dalam mengatasi masalah
perubahan dinamika eksternal, dan pada saat yang sama mampu menilai kelebihan dan
kelemahan internalnya untuk terus meningkatkan diri.

Tujuan utama MBS adalah meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan pendidikan.
Peningkatan efisiensi melalui keleluasaan berada di bawah pengaruh sumber daya yang ada,
Partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.

Peningkatan mutu yang diperoleh dari orangtua, kelenturan pengelolaan sekolah, peningkatan
profesionalisme guru, serta hal lain yang dapat menumbuhkembangkan suasana kondusif.
Pemerataan pendidikan tampak pada tumbuhnya Partisipasi masyarakat, terutama yang mampu
dan peduli terhadap masalah pendidikan. Implikasinya adalah mengatur kewenangan yang lebih
besar kepada kabupaten dan kota untuk sekolah dasar dan menengah sesuai dengan potensi dan
kebutuhan daerahnya. Juga, melakukan perubahan kelembagaan untuk memenuhi dan
meningkatkan efisiensi dan pengawasan dalam perencanaan dan pelaksanaan, serta
memberdayakan sumber daya manusia yang menekankan profesionalisme. Pelaksanaan MBS
memerlukan upaya penyelarasan, sehingga pelaksanaan berbagai komponen sekolah tidak
tumpang tindih, saling lempar tugas dan tanggung jawab. Dengan begitu, tujuan yang telah
ditetapkan sebagai konkretisasi visi dan misi dapat dicapai dengan efektif, efisien, dan relevan
dengan keperluannya.

5. Terkait dengan pengelolaan madrasah, begitu ya begitu berada di bawah naungan agama,
yang diambil dari kebijakan yang diambil oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.
Misalnya, kebijakan yang terkait dengan ujian nasional, akreditasi, atau lainnya yang
bersifat teknis akademim. Namun hal lain yang terkait dengan pengelolaan atau
manajemen madrasah secara umum sesuai kebijakan kementerian agama dan dikelola
secara sentral. Pengangkatan kepala madrasah dan penganggaran misalnya, masih
ditentukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini adalah kementerian agama. Sementara itu,
di lingkungan kementerian pendidikan dan kebudayaan sudah diotonomikan kepada
kepala daerah setempat.
Dualisme pengelolaan lembaga pendidikan seperti itu, semula situasi merugikan. Asumsi yang
dikemukakan di muka, kebijakan itu merupakan suatu bangsa yang terdiri dari sesama bangsa
yang seharusnya mengatur secara adil atau sama. Seringkali terdengar kritik bahwa keadaan
madrasah tidak maju, terbelakang, tidak mampu bersaing oleh pengelolaan pendidikan yang
peduli oleh dua kementerian yang berbeda itu. Demikian pula, perguruan tinggi Islam yang tidak
berkembang sebagai akibat kebijakan yang diskriminatif. Namun sejak awal reformasi, di mana
kemudian muncul kebijakan, peningkatan anggaran untuk pendidikan madrasah dan juga
perguruan tinggi Islam, maka ternyata berdampak luar biasa. Tidak sedikit madrasah dan juga
perguruan tinggi Islam yang mengalami kemajuan, baik dari penampilan fisik, tenaga pengajar,
maupun prestasi akademiknya. Kemajuan seperti itu pembatasan berbagai jargon yang bernuansa
propokatif dan kompetitif, misalnya 'madrasah lebih baik dan lebih baik madrasah'.

Rupanya, dualisme pengelolaan lembaga pendidikan itu, meskipun beresiko, juga membuahkan
keuntungan yang tidak sederhana. Di antaranya misalnya, acara kompetisi yang sebenarnya
sangat dibutuhkan untuk mendinamisasi kedua jenis lembaga pendidikan yang berada di bawah
kementerian yang berbeda itu. Madrasah ingin meraih prestasi lebih unggul dibanding sekolah
umum. Demikian pula, pendidikan umum juga tidak mau kalah membubarkan madrasah. Hasil
ujian nasional tidak saja dibandingkan antar propinsi, atau kabupaten kota, tetapi juga antara
sekolah umum dan madrasah. Kesemua itu memacu semangat untuk sama-sama maju. Demikian
pula, tatkala mendengar akreditas perguruan tinggi Islam lebih tinggi perguruan tinggi umum,
maka menumbuhkan semangat perguruan tinggi umum untuk mengejar ketertinggalan itu.

Anda mungkin juga menyukai