Anda di halaman 1dari 4

Modul 1

HAKIKAT KURIKULUM
Kegiatan Belajar 1:

Pengertian, Fungsi, dan Komponen Kurikulum


Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam proses
pembelajaran. Ada 4 bagian penting dalam kurikulum meliputi: tujuan, isi/materi, strategi
pembelajaran, dan evaluasi. Ke-4 bagian/komponen penting kurikulum ini saling berkaitan
dan berinteraksi untuk mencapai perilaku yang diinginkan/dicita-citakan oleh tujuan
pendidikan nasional.
Tujuan yang jelas akan memberi petunjuk yang jelas pula dalam memilih isi/materi
yang harus dikuasai, strategi yang akan digunakan serta bentuk dan alat evaluasi yang tepat
untuk mengukur ketercapaian kurikulum.

Hierarki perumusan tujuan kurikulum dimulai dari tujuan umum pendidikan,


kemudian tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan instruksional.

Materi/isi kurikulum menurut Saylor dan Alexander adalah fakta-fakta, observasi,


data, persepsi, penginderaan, pemecahan masalah yang berasal dari pikiran manusia dan
pengalamannya yang diatur dan diorganisasikan dalam bentuk konsep, generalisasi, prinsip,
dan pemecahan masalah.

Strategi pembelajaran berkaitan dengan bagaimana menyampaikan isi/materi


kurikulum agar tujuan tercapai dan komponen evaluasi kurikulum adalah untuk menilai
apakah tujuan kurikulum telah tercapai. Hasil dari evaluasi kurikulum adalah berupa umpan
balik apakah kurikulum ini akan direvisi atau tidak.
Kegiatan Belajar 2:

Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum adalah apa yang akan diajarkan sedangkan pembelajaran adalah
bagaimana menyampaikan apa yang diajarkan. Menurut McDonald & Leeper kegiatan
kurikulum adalah memproduksi rencana kegiatan, sedangkan pembelajaran adalah kegiatan
melaksanakan rencana tersebut. Kurikulum dan pembelajaran pada dasarnya merupakan
subsistem dari suatu sistem yang lebih besar, yaitu sistem persekolahan. Kurikulum dan
pembelajaran adalah dua sistem yang saling terkait satu sama lain secara terus-menerus
dalam suatu siklus.

Menurut Gagne dan Briggs pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang untuk
mempengaruhi proses belajar dalam diri siswa. Menurut Gredler proses perubahan sikap dan
tingkah laku siswa pada dasarnya terjadi dalam satu lingkungan buatan dan sangat sedikit
bergantung pada situasi alami, ini artinya agar proses belajar siswa berlangsung optimal guru
perlu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Proses menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif ini disebut pembelajaran.
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengelola kegiatan pembelajaran
adalah:

1. Harus berpusat pada siswa yang belajar


2. Belajar dengan melakukan,
3. Mengembangkan kemampuan sosial,
4. Mengembangkan keingintahuan,
5. Imajinasi dan fitrah anak
6. Mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
7. Mengembangkan kreativitas siswa,
8. Mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi
9. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik, dan
10. Belajar sepanjang hayat.

Pengembangan kurikulum adalah suatu istilah yang ada dalam studi kurikulum, yaitu
sebagai alat untuk membantu guru melakukan tugasnya menyampaikan pembelajaran yang
menarik minat siswa. Kegiatan pengembangan kurikulum ini perlu dilakukan untuk
menghadapi dan mengantisipasi keadaan berikut, yaitu merespons perkembangan ilmu dan
teknologi, perubahan sosial di luar sistem pendidikan, memenuhi kebutuhan siswa dan
merespons kemajuan-kemajuan dalam pendidikan.

Masalah yang ada dalam proses pengembangan kurikulum biasanya berkaitan dengan
pertanyaan-pertanyaan mengenai bagaimana memilih materi yang diajarkan, apa yang harus
dilakukan bila ada pandangan yang bertolak belakang dengan pengembang dan bagaimana
menerapkan kurikulum secara meyakinkan.

Modul 2

LANDASAN, PRINSIP, DAN PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN


KURIKULUM
Kegiatan Belajar 1:

Landasan Dan Pendekatan Pengembangan Kurikulum


Landasan pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan faktor yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum lembaga
pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Secara umum terdapat tiga
aspek pokok yang mendasari pengembangan kurikulum tersebut, yaitu: landasan filosofis,
landasan psikologis, dan landasan sosiologis.
Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan
mengembangkan kurikulum pada suatu lembaga pendidikan. Filsafat ini menjadi landasan
utama bagi landasan lainnya. Perumusan tujuan dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung
pada pertimbangan-pertimbangan filosofis. Pandangan filosofis yang berbeda akan
mempengaruhi dan mendorong aplikasi pengembangan kurikulum yang berbeda pula.
Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan bidang studi, dan tujuan instruksional.

Landasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi/teori belajar


(psychology/theory of learning) dan psikologi perkembangan (developmental psychology).
Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana kurikulum itu disampaikan
kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya. Dengan kata lain, psikologi
belajar berkenaan dengan penentuan strategi kurikulum. Sedangkan psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa agar
tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan siswa tersebut.

Landasan sosiologis dijadikan sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan
dalam pengembangan kurikulum karena pendidikan selalu mengandung nilai atau norma
yang berlaku dalam masyarakat. Di samping itu, keberhasilan suatu pendidikan dipengaruhi
oleh lingkungan kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya
yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan/kurikulum. Ilmu pengetahuan dan teknologi
(iptek) sebagai produk kebudayaan diperlukan dalam pengembangan kurikulum sebagai
upaya menyelaraskan isi kurikulum dengan perkembangan dan kemajuan yang terjadi dalam
dunia iptek.
Kegiatan Belajar 2:

Prinsip, Pendekatan, dan Langkah-langkah dalam Pengembangan Kurikulum


Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah landasan, juga
harus menerapkan atau menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Dengan adanya prinsip
tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh ketentuan atau hukum sehingga dalam
pengembangannya mempunyai arah yang jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati.

Secara umum prinsip-prinsip pengembangan kurikulum meliputi prinsip relevansi,


fleksibilitas, kontinuitas, serta efisiensi dan efektivitas.

Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan, isi, strategi,
dan evaluasi. Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan/keluwesan yang dimiliki guru
dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan
bagi siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya
kesinambungan materi pelajaran antarberbagai jenis dan jenjang sekolah serta antartingkatan
kelas. Prinsip efisiensi dan efektivitas berkenaan dengan pendayagunaan semua sumber
secara optimal untuk mencapai hasil yang optimal.

Sementara itu, prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan


kurikulum berbasis kompetensi, antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur,
penguasaan integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika, dan kinetika, kesamaan
memperoleh kesempatan, abad pengetahuan dan teknologi informasi, pengembangan
keterampilan hidup, berpusat pada anak, serta pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
Apabila dianalisis secara mendalam beberapa prinsip khusus yang diterapkan dalam
pengembangan kurikulum berbasis kompetensi, pada dasarnya merupakan penjabaran dari
empat prinsip umum pengembangan kurikulum.

Ada dua pendekatan dalam pengembangan kurikulum, yaitu pendekatan administratif


dan akar rumput. Pendekatan administratif adalah suatu pendekatan dalam pengembangan
kurikulum di mana ide atau inisiatif pengembangan muncul dari para pejabat atau
pengembang kebijakan seperti Menteri Pendidikan, Kepala Dinas dan lain-lain. Sedangkan
pendekatan akar rumput, ide pengembangan muncul dari keresahan para guru-guru yang
mengimplementasikan kurikulum di sekolah di mana mereka menginginkan perubahan atau
penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan di sekolah.

Ada beberapa langkah dalam pengembangan kurikulum, yaitu analisis dan diagnosis
kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan
pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi.

Analisis dan diagnosis kebutuhan dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu:
kebutuhan siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari pemerintah.
Adapun caranya dapat dilakukan melalui survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis
tugas.

Langkah pengembangan kurikulum selanjutnya setelah seperangkat kebutuhan


tersusun adalah perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan
pengorganisasian pengalaman belajar, serta pengembangan alat evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai