MODUL 6
Disusun Oleh :
Ai Yulianti : 857423555
Elviani : 857423562
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT alhamdulillah kami
secara berkelompok dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perspekti Pendidikan
di SD yaitu tugas membuat makalah dan powerpoint modul 6.
Shalawat dan salam terlimpah curah kepada nabi Muhammad SAW
sebagai pendidik dan suri tauladan yang baik.
Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu dosen Lenny Nuraeni, M.Pd
pengampu mata kuliah Perspektif Pendidikan SD yang telah menugaskan kami
untuk menyusun makalah ini.
Makalah ini membahas modul 6 (enam) mengenai layanan pendidikan
bagi siswa sekolah dasar yang terdiri dari dua kegiatan belajar, pada kegiatan
pembelajaran kesatu membahas prinsip-prinsip bimbingan di sekolah dasar dan
kegiatan pembelajaran kedua membahas berbagai layanan pendidikan untuk
anak sekolah dasar.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
mudah-mudahan para pembaca dapat memberikan masukan yang membangun.
Demikian terima kasih atas perhatian para pembaca, Semoga makalh ini
dapat bermanfaat bagi para pembacanya terutama kami mahasiswa.
Bandung,
April 2020
Penyusun
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
Guru kelas di sekolah dasar mengajar dikelas yang sama hamper
semua pelajaran sehingga guru di sekolah dasar dengan guru
tingkatan lainnya SMP dan SMA memiliki hubungan dan kedekatan
yang dekat dengan siswanya. guru tersebut memiliki peran yang
sangat strategis dalam kelancaran belajar di kelasnya, baik buruknya
mutu Pendidikan tergantung pada gurunya.
Berdasarkan hal diatas diperlukan pengetahuan mengenai bimbingan,
diharapkan guru mampu melaksanakan berbagai bentuk layanan
Pendidikan bagi siswa SD.
1.2 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan dari makalah ini pembahasannya mengenai 2 kegiatan belajar
utama yaitu :
1. Prinsip-prinsip bimbingan di sekolah dasar
2. Berbagai layanan pendidikan untuk anak sekolah dasar
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Menurut Agus Taufiq (2007) Bimbingan adalah upaya memberikan
arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai yang bersifat
menuntun ke arah yang baik.
Menurut Shertzer dan Stone (1966) bimbingan adalah memandu,
mengarahkan, mengatur atau mengemudi (to direct, pilot, manage or
steer). Menurut Gibston dan Mitchell (1981) menyatakan bahwa:
“conseling has been identified as the heart of the guidance program”,
maksudnya adalah konseling telah dikenal sebagai jantungnya program
bimbingan.
Berikut dikemukakan definisi bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa
ahli:
1. Mortensen dan Schmuller (1984) mengartikan bimbingan sebagai
bahan integral dari program pendidikan yang diupayakan oleh staf yang
kompeten , bertujuan memberikan bantuan kepada individu untuk dapat
mengembangkan kesanggupan dan kemampuannya secara penuh di
dalam tatanan kehidupan masyarakat yang demokratis.
2. Edward C. Glanz (1966) mengartikan bimbingan sebagai proses
membantu individu untuk mecahkan masalah dan menjadi anggota
masyarakat bebas dan bertanggungjawab dimana dia hidup.
3. Traxler dan North (1968) mengartikan bimbingan sebagai proses
untuk engenal dan memahami ndividu serta menciptakan kondisi-kondisi
yang memungkinkan individu itu untuk mengenal dan emahami
kapasitasnya secara penuh, sehingga pada akhirnya dia dapat membantu
dirinya sendiri baik secara ekonomi maupun sosial.
Sedangkan pengertian bimbingan yang cukup komprehensif
dikemukakan oleh Natawidjaja (1984) adalah sebagai suatu proses
pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara
erkesinambungan, supayaindividu tersebut memahami dirinya, sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat ditindak secara wajar sesuai dengan
tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah,keluarga dan masyarakat serta
kehidupan pada umumnya.
5
Kesimpulan dari berbagai pendapat mengenai bimbingan sekolah dasar di
atas adalah proses membantu individu siswa untuk memahami diri,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depannya, sehingga
dapat diharapkan mencapai perkembangan yang optimal sebagai pribadi
dan sebagai anggota masyarakat yang demokratis. Menurut Agus Taufiq
(2005) menguraikan bimbingan dimaksudkan agar siswa mengenal
kelebihan dan kekurangan dirinya sendiri serta mampu menerima dirinya
secara wajar.
6
11. Bekerja dengan orang tua dalam berbagai program yang terencana
untuk mengembangkan sikap dan ketrampilan yang dapat
memperkaya kemampuan akademik dan kemampuan sosial anak.
12. Bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memperkaya aktivitas
belajar anak.
Senada dengan rumusan tujuan di atas, Etty (2005) membedakan tujuan
program bimbingan dan konseling SD menjadi dua bagian, meliputi tujuan
umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Tujuan umumnya dari pelayanan bimbingan dan konseling yaitu
terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman,
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani ,
ketrampilan yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggungjawab,
kemasyarakatan dan kebangsaan. (Buku I, Panduan Umum Pelayanan
Bimbingan dan Konseling, 1995).
2. Tujuan Khusus
Sedangkan Tujuan khususnya adalah siswa dapat memahami diri sendiri
sehingga mampu mengatasi masalah dan kesulitan yang dialami dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan sekolah, keluarga
dan masyarakat selanjutnya dapat menyalurkan potensi yang dimiliki baik
di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.
7
2. Penyaluran, pembimbing akan mengenali masing-masing siswa
perorangan kemudian membantu mengarahkan kegiatan pada
program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang
optimal.
3. Penyesuaian, adalah pelayanan bimbingan yang berfungsi untuk
membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya.
4. Pencegahan, memberikan bantuan pada siswa untuk memperkirakan
hambatan/gangguan yang timbul dalam diri siswa dengan
membangkitkan dan menyadarkan siswa akan kekuatan dan
potensi yang dimiliki.
5. Perkembangan, pengembangan potensi siswa tidak dapat terjadi
dengan sendirinya, tanpa ada kemauan dari diri sendiri atau dorongan
dari orang lain, seperti keluarga, sekolah, teman, fasilitas yang
tersedia.
6. Perbaikan, bertujuan memberikan bantuan agar siswa memiliki
perubahansecara positif yaitu emperbaiki dan meningkatkan perilaku
yang kurang baik.
D. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN
Prinsip bimbingan di SD menurut Agus Taufiq (2005) adalah sebagai
berikut :
1. Bimbingan untuk semua
2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas
3. Bimbingan diarahkan untuk perkembangan Kognitif dan Afektif
4. Bimbingan diberikan secara insidental dan informal
5. Bimbingan ditekankan pada tujuan belajar dan kebermaknaan
belajar.
6. Bimbingan difokuskan pada aset.
7. Bimbingan terhadap proses pendewasaan.
8. Program bimbingan dilaksanakan secara Bersama.
8
E. PERAN GURU DALAM PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Bimbingan merupakan upaya pemberian bantuan yang
berkesinambungan dan sistemik yang optimal kepada siswa, agar dapat
mencapai perkembangan yang optimal.
Menurut Traxler (dalam HM Surya, 2005) dikatakan bahwa dalam
menjalankan tugas seorang guru telah melaksanakan tugas rangkap
(mengajar &membimbing) namun tidak semua guru melakukannya secara
sadar, berencana dan berkesinambungan. Keberhasilan dalam bimbingan
sangat terganung dengan eratnya hubungan antara siswa dengan
pembimbing.
Menurut Lioyd-Jones dan Wolf (dalam Agus Taufiq, 2005) titik berat dan
kpedulian bimbingan di sekolah Dasar adalah pada masalah
perkembangan siswa.
Farwell dan Peter menyatakan bahwa titik berat bimbingan di SD adalah
pada pemahaman diri dan memberi kemudahan pada siswa.
9
II.BERBAGAI LAYANAN PENDIDIKAN UNTUK ANAK SEKOLAH
DASAR
A. LAYANAN PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT
1. Pengertian Anak Berbakat
Anak berbakat adalah anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140. Menurut
Utami Munandar (1995) Anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan
oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi
karena memiliki kemampuan-kemampuan yang luar biasa. jenis-jenis
kemampuan dan kecerdasan yang dimaksud seperti: kemampuan
intelektual umum dan akademis tertentu, berpikir kreatif-
produktif,psikososial, seni dan psikomotor.
2. Layanan Pendidikan untuk Anak Berbakat di Sekolah Dasar
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan anak
berbakat di SD :
a. Pengidentifikasian anak berbakat
Menurut Kirk (1986) untuk mengetahui keberadaan anak berbakat, dapat
dilihat dari beberapa hal berikut:
1) Kelancaran (kemampuan menjawab pertanyaan)
2) Kelenturan ( kemampuan untuk memberikan berbagai macam
jawaban )
3) Kemurnian (kemampuan memberikan respon yang unik dan layak)
b. Layanan anak berbakat
Ada 2 macam layanan sebagai pilihan dalam memberikan layanan kepada
anak berbakat meliputi :
1) Adaptasi lingkungan, Gallagher, dkk (1983) menyatakan bahwa 6 hal
yang dapat dilakukan.
a) Kelas pengayaan
b) Guru konsultan
c) Ruangan sumber belajar
d) Studi mandiri
e) Kelas khusus
10
2) Adaptasi program
Adaptasi program dilakuakn dalam beberapa cara, sebagai berikut :
a) Melalui percepatan / akselerasi
b) Melalui pengayaan
c) Pencanggihan materi pelajaran
d) Pembaruan
e) Modifikasi kurikulum sebagai alternative
Secara khusus pembelajaran terhaap anak berbakat memiliki kekhasan
tersendiri, terutama dam pemilihan dan penerpan strategi pembelajaran,
model –model pelayanan, layanan perkembangan kreatuvitas,
stimulasi imajinasi dan proses inkubasi, desain pembelajaran danevaluasi
c. Strategi pembelajaran dan model layanan
1) Strategi Pembelajaran
Beberapa hal yang peru diperhatikan dalam menentukan
strategipembelajaran anak berbakat adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran anak berbakat harus diwarnai denfan kecepatan dan
tingkat kompleksitas yang lebih sesuai dengan kemampuannya yang
lebih tinggi dari pada anak normal
b) Pembelajaran apda anak berbakat tidak saja mengembangkan
kecerdasan intelektual semata, tetapi pengembanagn emosional juga
paatut mendapat perhatian
c) Pembelajaran anak berbakat berorietasi pada modifikasi proses, isi
dan produk
2) Model –Model layanan
Model layanan yang mengarah pada perkembangan anak berbakat
meliputi layanan perkembangan kognitif, nilai, moral, kreativtas,dan
bidang khusus.
d. Layanan Perkembangan Kreativitas
Ada 3 tingkatan perkembangan kreativitas, mulai dari tingkat pertama
sampai tingkat ketiga. Tingkat kreativitass pertama ditandai dengan
fleksibilitas, originalitas, serta keterbukaan terhadap masalah yang
11
disertai keberanian mengambil risiko. Tingkat kreativitas kedua, ditandai
oleh adanya pemetaan masalah denga mencari pemecahan masalah
secaa teratur. Sementara tingkat kreatuvitas ketiga dengan mengadakan
perumusan maslah berdasarkan asumsi tetrtentu.
e. Stimulasi imajinasi dan proses inkubasi
Stimulasi imajinat kreatif adalah proses mental manusiawi yang
menjadikan semua kekuatan motif berprestasi untuk menstimulasi dan
memberi energy pada tindakan kreatif. Sedangkan poses inkubasi
adalah tahap berpikir kreatif dan pengatasan masalah dimana fungsi
mental yang tadinya digerakkan oleh persiapan yang direncanakan
secara intensif.
f. Desain pembelajaran
Sesuai dengan potensi yang dimiliki, diperlukan suatu
rencana pembelajaranpada umunya, terutama perbedaan tersebut
meliputi tentang pengemasan mater, teknik pembelajaran yang harus
dikuasai guru dan pelaksanaan model pembelajaran.
g. Evaluasi
Proses evaluasi anak berbakat tidak jauh berbeda dengan anak ada
umunya oleh karena itu dibutuhkan penerapan evaluasi yang sesuai.
12
terhadap anak tunadaksa adalah dengan menimbulkan rasa percaya diri
pada anak tersebut.
13
2. Menunggu giliran daripada menyerobot
3. Duduk di atas tikar pada jam pelajaran
4. Duduk di kursi mereka lebih dari beberapa menit
5. Berbicara dengan lebih perlahan
6. Berjalan tanpa mengganggu / menjengkelkan orang lain
7. Mempertimbangkan perasaan orang lain
8. Apayang harus dilakukan bila marah
d. Cara mengatasi anak yang berperilaku menyimpang yaitu:
1. Jangan emosional menghadapi anak
2. Jangan kucilkan anak
14
BAB III
PENUTUP
15