Anda di halaman 1dari 4

Nama : Resty Rahmawanti

NIM : 856991853
Pokjar : Natar
Semester :3
Matkul : Perspektif Pendidikan

Soal :
1. Kualitas pembelajaran Sains dan Matematika di SD dipandang masih rendah, hal
ini diduga berawal dari kesalahan konsep guru SD. Setujukah anda terkait dengan
pernyataan tersebut di atas? berilah alasannya?

2. Jelaskan hakikat: a). pembelajaran kontekstual; b). pembelajaran aktif,


kreatif, dan menyenangkan (PAKEM); c). pembelajaran kooperatif dan kolaboratif!

3. Sebut dan jelaskan dengan rinci tujuan dari evaluasi program


pembelajaran!

4. Sebut dan jelaskan dengan rinci langkah-langkah untuk melakukan evaluasi


program pembelajaran yang dilakukan oleh guru!
Jawaban :
1. Berdasarkan data UNESCO, mutu pendidikan matematika di Indonesia berada pada peringkat 34
dari 38 negara yang diamati. Data lain yang menunjukkan rendahnya prestasi matematika siswa
Indonesia dapat dilihat dari hasil survei Pusat Statistik Internasional untuk Pendidikan (National
Center for Education in Statistics, 2003) terhadap 41 negara dalam pembelajaran matematika,
dimana Indonesia mendapatkan peringkat ke 39 di bawah Thailand dan Uruguay..
- kesulitan belajar. Kesulitan Belajar adalah suatu kesulitan pada anak yang terutama
disebabkan karena gangguan neurologis sehingga mempengaruhi kemampuan untuk
menerima, memproses, menganalisis atau menyimpan informasi. Pada anak dengan
kesulitan belajar yang dimaksud, permasalahannya tidak hanya disebabkan karena masalah
pendengaran, penglihatan, kemampuan morotik, hambatan emosi atau karena tekanan dari
lingkungan tetapi juga oleh faktor neurologis.
- Menurut Wono, kelemahan utama buruknya pembelajaran matematika akibat kualitas guru
matematika yang rendah. Karena itu, penguatan kualitas guru matematika perlu
diprioritaskan. "Untuk pembelajaran tematik integratif yang hendak diberlakukan di
Kurikulum 2021 juga dicermati. Jangan matematika jadi tidak berkembang," kata Wono.
Terkait prestasi sains siswa Indonesia yang masih di level rendah dan intermediate juga
perlu perhatian serius. Adanya keinginan pemerintah untuk menggabungkan IPA dalam
mata pelajaran lain seperti bahasa Indonesia di jenjang SD, harus dicermati serius. Dari
berbagai masukan soal struktur kurikulum di SD, pendidikan sains dirasakan tetap perlu
ditonjolkan sebagai mata pelajaran tersendiri.
2. A. Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan pada kaitan antara
materi yang dipelajari dengan kondisi di kehidupan nyata yang bisa dilihat dan
dianalisis oleh peserta didik. 

Artinya, saat kegiatan pembelajaran berlangsung peserta didik seolah bisa merasakan dan
melihat langsung aplikasi nyata materi yang sedang dipelajari. Adapun contoh pembelajaran
kontekstual di kelas adalah sebagai berikut

B. - Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan dirinya sebagai


fasilitator, yang bertugas memberikan kemudahan belajar (to facilitate of learning)
kepada siswa. Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses pembelajaran,
sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta mengatur
sirkulasi dan jalannya proses pembelajaran.

- Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru untuk


dapat memotivasi dan memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan pemecahan masalah.

- Pembelajaran menyenangkan (PAKEM) merupakan Rusman (2014:322) mengatakan


bahwa: PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. PAKEM berasal dari konsep bahwa
pembelajaran harus berpusat pada anak (student centered learning) dan pembelajaran
harus bersifat menyenangkan (learning is fun), agar mereka termotivasi untuk terus
belajar sendiri tanpa diperintah dan mereka tidak merasa terbebani atau takut.

C. - Panitz (1987) mendefinisikan belajar yang kolaboratif sebagai falsafah tentang tanggung
jawab pribadi dan sikap menghormati sesama. Para pelajar bertanggung jawab atas
belajar mereka sendiri dan berusaha menemukan informasi untuk menjawab
pertanyaan - pertanyaan yang dihadapkan pada mereka. Disini, guru bertindak sebagai
fasilitator, yang memberikan dukungan tetapi tidak menyetir kelompok ke arah hasil
yang sudah disiapkan sebelumnya. Bentuk-bentuk peer-assessment  (asesmen/penilaian
oleh sesama murid) digunakan untuk melihat hasil prosesnya.

- Sedangkan belajar kooperatif (cooperative learning) adalah konsep yang lebih luas, yang
meliputi semua jenis kerja kelompok, termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimping oleh
guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum, belajar kooperatif dianggap lebih diarahkan
oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaannya serta menyediakan bahan-
bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu murid dalam menyelesaikan
permasalahan yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir
tugas.
3. - Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :
       Untuk menghimpun bahan- bahan keterengan yang akan dijadikan sebagai bukti
mengenai taraf perkembangan peserta didik, setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
      Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran yang telah
dipergunakan dalam prosese pembelajarn dalam jangka waktu tertentu.
- Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam pendidikan adalah:
       Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada
diri peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
      Untuk mencari dan menemukan faktror-faktor penyebab keberhasihan dan
ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan. Sehingga dapat
dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara perbaikannya.

4. Langkah-Langkah dalam Evaluasi Hasil Belajar :

1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar, ada 4 jenis kegiatan :

 Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi


 Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
 Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan pada saat melaksanakan evaluasi
 Menyusun soal soal tes sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik

2.Mengumpulkan data merupakan pelaksanakan pengukuran, misalnya dengan


menyelenggarakan tes hasil belajar.
3. Melakukan verifikasi dan memisahkan data yang baik dengan data yang kurang baik.
4. Mengolah dan Menganalisis data
5. Tindak lanjut terhadap hasil evaluasi serta menarik kesimpulan dan mengambil keputusan
untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan
evaluasi tersebut.
Tujuan diberikan test kepada siswa adalah untuk mengukur evaluasi hasil belajar siswa.
Fungsinya untuk mengukur tingkat perkembangan yang telah dicapai siswa selama
menempuh proses belajar. Evaluasi tidak hanya terhadap hasil belajar siswa namun
terhadap strategi guru saat mengajar apakah berhasil diterapkan di kelas tertentu atau
tidak.

Anda mungkin juga menyukai