KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGERTIAN BIMBINGAN
Menurut Agus Taufik (2007), istilah bimbingan pada umumnya dipahami sebagai upaya
memberikan arahan, panduan, nasihat dan biasanya mengandung nilai-nilai yang bersifat
menuntun kearah yang baik.
Menurut Agus Taufik (2005) bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah dalam
Bahasa Inggris, yaitu guidance yang akar katanya adalah guide.
Berikut ini dikemukakan definisi bimbingan yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
1. Montesen dan Schmuller (1984) mengartikan bimbingan sebagai bagian integral dari
program pendidikan yang diupayakan oleh staf yang kompeten, bertujuan
memberikan bantuan kepada individu untuk dapat mengembangkan kesanggupan dan
kemampuannya secara penuh di dalam tatanan kehidupan masyarakat yang
demokratis.
2. Edward C. Glanz (1966) mengartikan bimbingan sebagai proses membantu individu
untuk memecahkan masalah dan menjadi anggota masyarakat yang bebas dan
bertanggung jawab di mana dia hidup.
3. Traxler dan North (1968) mengartikan bimbingan sebagai proses untuk mengenal dan
memahami individu serta menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan individu
itu untuk mengenal dan memahami kapasitasnya secara penuh, sehingga pada
akhirnya dia dapat membantu dirinya sendiri baik secara ekonomi maupun sosial.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya manusia
Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab,
kemasyarakatan dan kebangsaan (Buku I, Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan
Konseling, 1995)
2. Tujuan Khusus
Siswa dapat memahami diri sendiri sehingga mampu mengatasi masalah dan
kesulitan yang dialami dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan
sekolah,keluarga dan masyarakat, selanjutnya dapat menyalurkan potensi yang
dimiliki baik di dalam pendidikan maupun dunia kerja nanti.
D. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DI SD
Menurut Agus Taufik (2005) prinsip-prinsip dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah meliputi beberapa hal berikut.
1. Bimbingan untuk Semua
Setiap siswa memiliki hak yang sama untuk mendapatkan layanan bimbingan dari
gurunya, baik mereka yang bermasalah maupun tidak.
2. Bimbingan di SD Dilaksanakan oleh Semua Guru Kelas
Tidak seperti halnya di sekolah lanjutan yang memiliki petugas yang menangani
secara khusus bimbingan di sekolah, bimbingan di Sekolah Dasar dilaksanakan oleh
guru kelas.
3. Bimbingan Diarahkan untuk Perkembangan Kognitf dan Afektif
Bimbingan diarahkan untuk mengembangkan potensi siswa secara kuat dan untuk
memberikan bimbingan agar mereka mampu berhubungan dengan lingkungan
sosialnya secara efektif.
4. Bimbingan Diberikan secara Insidental dan Informal
Program bimbingan memberikan pengalaman yang runtut dan berkelanjutan
membantu siswa mencapai tugas perkembangan baik dalam aspek intelektual maupun
aspek emosional.
5. Bimbingan Ditekankan pada Tujuan Belajar dan Kebermaknaan Belajar
Harus ada kesesuaian tujuan belajar baik bagi siswa maupun guru. Perencanaan guru
dan penilaian siswa adalah prosedur dasar untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
6. Bimbingan Difokuskan pada Aset
7. Upaya guru dalam membantu siswa harus bertitik tolak dari potensi siswa, dan
melakukan apa yang terbaik untuk siswa.
8. Bimbingan terhadap Proses Pendewasaan
Guru atau pembimbing mengakui bahwa siswa tengah mengalami proses menjadi,
sehingga guru harus lebih banyak melihat anak dari sisi positif daripada negatifnya.
9. Program Bimbingan Dilaksanakan secara Bersama
Program bimbingan dapat terlaksana secara efektif jika diupayakan melalui kerja
sama yang baik Antara guru,siswa,orang tuas siswa, tenaga administrasi dan sumber-
sumber daya yang ada di masyarakat sekitar.
KEGIATAN BELAJAR 2
Anak luar bisa dapat diketahui melalui gejala-gejala yang ditunjukkan dengan perilaku
menyimpang. Untuk menghadapi permasalahan tersebut, tidak akan terselesaikan dengan
sikap reaktif dan perlakuan keras terhada anak. Yang harus dilakukan adalah tindakan
proaktif untuk menemukan cara-cara memecahkan dan mengatasi masalah tersebut,
dengan cara mengenali dan menganalisa,mengapa anak menunjukkan penyimpangan
perilaku,kemudian kita cari solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Sikap dan tindakan yang sebaiknya kita lakukan dalam menghadapi anak yang
berperilaku menyimpang
MODUL 12
KEGIATAN BELAJAR 1
Berdasarkan asalnya, sumber daya dapat dikelompokkan menjadi sumber daya yang
berada di SD sendiri dan sumber daya yang berasal dari luar SD.
KEGIATAN BELAJAR 2
Sumber Daya Yang Berasal Dari Luar Sekolah Dasar
1. Pengawas SD
4. DANA
Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah daerah berupa
DOP, dari pemerintah pusat berupa Dana BOS, disamping sumbangan dari orang tua siswa
yang disalurkan melalui Komite Sekolah.
Dana BOS merupakan program pemerinth yang berasal dari dana subsidi BBM yang
bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu dan
meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Sehubungan
dengan itu, yang berhak menerima dana BOS adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP,
baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia.
Besar dana BOS dihitung berdasarkan jumlah siswa per tahun ajaran di satu sekolah,
dan hanya boleh digunakan untuk pembiayaan komponen-komponen yang sudah ditentukan
secara ketat. Jika dana BOS dikelola dengan benar, siswa SD semestinya bebas dari segala
pungutan. Namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak pungutan yang dikenakan
kepada siswa SD.