Anda di halaman 1dari 16

CONTOH KASUS UJIAN TAP

Contoh Kasus A

Pak Dany adalah seorang guru kelas 4 di sebuah SD yang terletak di daerah pegunungan. Dalam mata
pelajaran matematika tentang pecahan, Pak Dany menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan
memberi contoh di papan tulis. Salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut:

Pak Dany: “Perhatikan anak-anak, kalau kita menjumlahkan pecahan, penyebutnya harus disamakan
terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 =
3/4. Perhatikan lagi contoh ini: 1/2 + 1/3 = 3/6 + 2/6 = 5/6. Jadi yang dijumlahnya adalah pembilangnya,
sedangkan penyebutnya tetap. Mengerti anak-anak?" Anak-anak diam, mungkin mereka bingung.

Pak Dany: “Pasti sudah jelas, kan. Nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini." Pak Dany menulis 5 soal di
papan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan.

Secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karena tidak
tahu bagaimana cara mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal, yang lain
hanya menulis soal, dan ada pula yang bertengkar dengan temannya. Selama anak-anak bekerja Pak
Dany duduk di depan kelas sambil membaca. Setelah selesai, anak-anak diminta saling bertukar hasil
pekerjaannya. Pak Dany meminta seorang anak menuliskan jawabannya di papan tulis. Tetapi karena
jawaban itu salah, Pak Dany lalu menuliskan semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak diminta
memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban di papan tulis. Alangkah kecewanya
Pak Dany ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang
lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

Memecahkan Masalah Kasus A Dengan 8 Kerangka Berfikir

1. Kasus Pembelajaran Matematika Yang Pak Dany Di Kelas 4 SD Dengan Tema “Menjumlahkan Pecahan”

2. Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang Terdapat Di Dalam Kasus

Dari ilustrasi pembelajaran yang dilakuakn oleh Pak Dany pada pembelajaran Matematika di Kelas 4 SD
diatas dapat diketahui beberapa informasi penting, diataranya:

Pak Dany menjelaskan cara menyelesaikan penjumlahan pecahan di depan kelas

Pak Dany memberikan contoh pecahan sepeti berikut 1/2 + 1/4 = 2/4 + 1/4 = 3/4, hal pertama yang
dilakukan siswa adalah menyamakan penyebutnya terlebih dahulu, baru bisa menyelesaikan persoalan
tersbut

Pak Dany membuat pernyataan sendiri dengan mengatakan siswa “sudah pasti paham” dan langsung
memberikan soal untuk diselesaikan siswa

Keadaan kelas tampak tidak terkontrol sebab sebagian anak rebut dan bahkan ada yang bertengkar
dengan temannya sendiri, hanya sebagian kecil siswa yang tampak mengerjakan soal yang telah
diberikan

Pak Dany hanya duduk-duduk saja sambil membaca ketika siswa sedang mengerjakan soal yang telah
diberikan
Pak Dany merasa kecewa ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua,
sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

3. Mengaitkan informasi-informasi tersebut sehingga muncul permasalahan atau pertanyaan dari kasus
tersebut

Setalah melakukan identifikasi malasah diatas, selanjutnya dapat dibuat perumusan masalah sebagai
berikut ini:

Mengapa Pak Dany memulai pembelajaran di kelas 4 langsung kebagian inti saja?

Mengapa Pak Dany tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran dikelasnya dan juga tidak menggunakan
contoh soal yang beragam?

Bagaimana mana bisa Pak Dany berargumen bahwa siswa langsung memahami materi penjumlahan
pecahan secara mudah setelah selesai dijelaskan?

Bagaimana bisa Pak Dany tidak memahami keadaan kelasnya dan begitu saja membiarkan keributan
diantara siswa?

Pak Dany merasa kecewa ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua,
sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua.

4. Analisis penyebab masalah yang terjadi

Dari perumusan masalah pada langkah nomor 3, teridentifikasi beberapa masalah seperti berikut ini:

Pak Dany tidak melakukan kegiatan pendahuluan sebelum memulai kegiatan pembelajaran dikelasnya

Pak Dany tidak melibatkan siswa secara langsung ketika memberikan materi pembelajaran, terlebih lagi
pada pembelajaran matematika

Argument tidak dapat memberikan kebenaran tentang gambaran pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan

Suasana kelas yang ribut bisa saja menjadi gambaran bahwa siswa tidak memahami materi pembelajaran
matematika yang baru saja Pak Dany sampaikan

Pak Dany merasa kecewa sebab hanya 1 orang dari jumlah 30 siswa yang berhasil menyelesaikan tugas
secara benar 100%, 1 orang hanya berhasil menyelesaikan soal secara benar sebanyak 3 soal dan untuk 1
siswa tersebut tbisa dikatakan tidak terlalu memahami materi pembelajaran matematika secara baik,
sedangkan sisanya 28 orang siswa sudah pasti bisa dikatakan tidak memahami materi yag di sampaikan
Pak Dany dengan baik.

5. Mengembangkan Alternatif Pemecahan Masalah

Adapun alternatif pemecahan masalah yang dapat dimunculkan berdasarkan ilustrasi pembelajaran yang
dilakukan oleh Pak Dany terhadap siswa kelas 4 SD dengan materi penjumlahan pecahan, yaitu:

Seharusnya hal pertama yang dilakukan oleh Pak Dany adalah melakukan pendahuluan sebelum
memulai pembelajaran dikelasnya. seperti mengucapkan salam, mengajak siswa berdo’a secara
bersama-sama, melakukan absensi terhadap kehadiran siswa, melakukan apersepsi terhadap
pembelajaran yang lalu dan juga menyampaikan materi yang akan dipelajari serta tujuan yang akan
dicapai siswa setelah pembelajaran berakhir.

Sebagai seorang guru yang harus kita ingat adalah ketika memberikan pembelajaran dikelas, maka
libatkan siswa agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan tujuan yang diinginkan tercapai. Terlebih
lagi untuk pembelajaran matematika yang dianggap pembelajaran paling sulit dikelas, ketika
memberikan penjelasan mintalah beberapa siswa untuk maju kedepan kelas menyelesaikan soal yang
ada di papan tulis dan gunakan contoh yang banyak agar siswa lebih paham terhadap materi yang
disampaikan.

Jangan pernah berargumen bahwa siswa akan paham terhadap materi yang disampaikan begitu saja,
yang perlu kita ketahui bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam memahami
pembelajaran, ada yang langsung paham, ada yang perlu tambahan penjelasan baru bisa paham dan ada
yang memerlukan waktu cukup lama agar bisa memahami materi pembelajaran. Kalau kita berargumen
siswa sudah paham setelah diberikan beberapa contoh soal dan langsung memberikan tugas untuk
diselesaikan, ini merupakan tindakan yang keliru.

Suasana kelas yang tidak terkontrol menjadi suatu pertanda bahwa pembelajaran yang dilakukan dikelas
tersebut tidak berjalan dengan baik, keributan selain dapat mengganggu siswa lain yang ada di dalam
kelas juga dapat menggangu kelas lain yang berada tidak jauh dari kelas tersebut, siswa rebut bisa
diakibatkan beberapa hal salah satunya adalah karena siswa tidak memahami materi yang disampiakan,
tidak berhasil menyelsaikan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan ingin mencontek milik temannya

Pak Dany merasa kecewa sebab hanya 1 orang dari jumlah 30 siswa yang berhasil menyelesaikan tugas
secara benar 100%, 1 orang hanya berhasil menyelesaikan soal secara benar sebanyak 3 soal dan untuk 1
siswa tersebut tbisa dikatakan tidak terlalu memahami materi pembelajaran matematika secara baik,
sedangkan sisanya 28 orang siswa sudah pasti bisa dikatakan tidak memahami materi yag di sampaikan
Pak Dany dengan baik. Tindakan yang bisa dilakukan oleh Pak Dany adalah 1) memberikan remedial
kepada siswa yang gagal menyelesaikan tugas, 2) memperbaiki proses pembelajaran dengan
menggunakan metode yang lain, 3) menggunakan alat bantu berupa media pembelajaran dalam
menyampaikan materi dan, 4) meminta kepada siswa pada bagian mana dalam materi tersebut yang
belum bisa dipahami dengan baik, lalu bisa kembali diberikan penjelasan oleh gurunya

6. Menganalisis Kekuatan Dan Kelemahan Setiap Alternatif

a. Kekuatan

Ada beberapa kekuatan dari ilustrasi kegiatan pembelajaran diatas, yaitu:

Pak Dany menjelaskan materi pada pembelajaran matematika dengan tema penjumlahan pecahan, yang
mana pada materi penjumlahan pecahan ini hal utamanya adalah dengan menyamakan penyebutnya
terlebih dahulu, kemudian mengalikan pembilang sesuai dengan kalian pada penyebut, baru kemudian
menjumlahkan hasilnya

Pak Dany memberikan evaluasi kepada siswa untuk menyelesaikan soal yang ada, kegiatan evaluasi ini
memiliki manfaat untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah
disampaikan, dan apabila hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan tentu ada tindak lanjut yang
harus dilakukan dari permasalahan yang ada
b. Kelemahan

Pak Dany tidak menjelaskan bagaimana menjelaskan soal secera bertahap, misalnya pada kasus tersebut
tampak Pak Dany sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut
bilangan pecahan. Penjelasannya teralalu singkat sehingga tidak jelas.Padahal penjelasan yang
runtut ,jelas dan logis selangkah demi selangkah diperlukan untuk membuat siswa memahami
penjumlahan pecahan tersebut

Pak Dany tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan ‘mengerti anak-
anak”? Pertanyaan seperti ini tidak dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan
langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya menanyakan “Mengapa penyebut
pada langkah penjumlahan pecahan itu dirubah menjadi 4 dan 6 dan sebagainya.

Pak Dany tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memberikan
bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk didepan kelas sambil membaca.

Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawaban nya dipapan tullis .Pak Dany tidak meminta
tanggapan dari siswa yang lainnya, hal ini merupakan sebuah kelemahan dalam pembelajaran.

7. Memilih Satu Alternatif Yang Dianggap Paling Efektif

Adapun alternatif yang akan digunakan untuk memecahkan permasalahan terhadap ilustrasi
pembelajaran yang Pak Dany lakukan di Kelas 4 SD pada pelajaran Matematika tentang penjumlahan
pecahan, yaitu dengan:

1) Memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan serta melakukan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan yang ada pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dengan
memperhatikan kegiatan awal (pendahluan), kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun pembagian
dari kegiatan awal, kegiatan inti dan penutup yang bisa dilakukan Pak Dany adalah:

a. Kegiatan Pendahuluan

Menucapkan salam, berdo’a bersama-sama, dan melakukan absensi terhadap kehadiran siswa

Melakukan apersepsi

Memberikan motivasi

Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan Inti

# Kegiatan yang dilakukan Pak Danny

Memberikan sebuah contoh soal tentang penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut berbeda ,misla
½ +1/4

Menyajikan langkah-langkah demi langkah cara menyelesaikan contoh soal tersebut secara
runtut,rinci,jelas dan logis kepada siswa

Memberikan sebuah contoh soal lagi


Meminta siswa untuk berpartisipasi secara bergantian untuk menyelesaikan soal tersebut

Membantu siswa yang mengalami kesulitan pada langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan
soal tersebut

Meminta siswa mengecek hasil pekerjaan mereka dengan membandingkan dengan hasil masing-masing
siswa

Memfasilitasi diskusi kelas apabila terdapat perbedaan –perbedaan jawaban siswa

Menyimak contoh dari guru dan mencatat langkah-langkah yang ditulis guru.

# Kegiatan yang dilakukan siswa

Menyimak penjelasan Guru

Mengerjakan contoh soal yang diberikan guru

Mengerjakan soal di papan tulis

Siswa berdiskusi dengan temannya

Siswa bertanya tentang materi yang belum diketahui

Mengerjakan soal-soal yang diberikan oeh guru.

c. Penutup

Mengajak siswa merefleksi dan menyimpulkan pembelajaran yang telah diikuti

Memberikan tugas rumah dan meminta siswa belajar untuk materi pada pembelajaran berikutnya.

8. Menyusun Dan Menuliskan Jawaban Dari Masalah/Kasus Tersebut

Dari permasalahan kasus A yang dilakukan oleh Pak Dany terhadap pembelajaran Matematika dikelas 4
SD, mengapa pembelajaran yang dilakukan Pak Dany dianggap sebagai kelemahan, sebab:

Pak Dany tidak menjelaskan contoh soal secara bertahap dan contoh soal yang digunakan tidak beragam,
selain itu Pak Dany sama sekali tidak menjelaskan bagaimana caranya untuk menyamakan penyebut
bilangan pecahan. Penjelasannya teralalu singkat sehingga sulit bagi siswa untuk memahaminya.

Pak Dany tidak mengecek pemahaman siswanya dengan baik. Ia hanya menanyakan ‘mengerti anak-
anak”? Pertanyaan seperti ini tidak dapat mengecek pemahaman siswa. Seharusnya ia menanyakan
langkah-langkah menjumlahkan pecahan secara langsung, misalnya menanyakan “Mengapa penyebut
pada langkah penjumlahan pecahan itu dirubah menjadi 4 dan 6 dan sebagainya.

Pak Dany tidak membimbing siswa, setelah memberikan 5 soal latihan, alih-alih berkeliling memberikan
bantuan pada siswa yang membutuhkan, ia malah duduk didepan kelas sambil membaca.

Ketika salah seorang anak diminta menuliskan jawaban nya dipapan tullis. Pak Dany tidak meminta
tanggapan dari siswa yang lainnya, hal ini merupakan sebuah kelemahan dalam pembelajaran.
Berkaca dari permasalahan pada pembelajaran matematika dengan tema penjumlahan pecahan yang
Pak Dany lakukan, maka ketika memberikan materi tentang pecahan berpenyebut tidak sama, ada
beberapa langkah yang bisa saya lakukan:

1) Melakukan pembelajaran sesuai dengan yang tertulis pada RPP, terdiri dari kegiatan
awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Pada kegiatan awal/pendahuluan, yang dilakukan seperti:

Mengucapkan salam, berdo’a, dan absensi

Melakukan refleksi dan apersepsi dengan siswa

Menyampaikan materi yang akan dipelajari

Menyampaikan tujuan yang akan dicapai setelah pembelajaran berakhir

b. Pada kegiatan inti, yang dilakukan seperti:

Menjelaskan materi secara bertahap, mulai dari mengatakan bahwa bagian atas pecahan disebut
pembilang dan bagian bawah pecahan disebut penyebut, selanjutnya menjelaskan bahwa hal yang harus
dilakukan siswa adalah menyamakan penyebut terlebih dahulu baru bisa mendapatkan hasilnya,
menjelaskan cara mencari penyebutnya agar sama, lalu menjelaskan perkalian yang harus dilakukan
yaitu apabila penyebut dikali maka pembilang juga harus dikali sama dengan yang ada pada penyebut,
lalu terakhir menyelesaikannya dengan menjumlahkan hasilnya. Contohnya: 1/2 + 1/4 = 1x2/2x2 +
1x1/4x1 = 2/4 + 1/4 = 3/4 penyebut dari 2 dan 4 adalah 4, di dapat dari perkalian 2 yaitu 2x1 = 2, 2x2 = 4
dan pada perkalian 4 yaitu 4x1 = 4. Jadi ketemu penyebut 2 dan 4 adalah 4.

Setelah menjelaskan kemudian menanyakan kepada siswa terhadap materi yang baru saja disampaikan
tadi, jika siswa meminta untuk diulang maka penjelasan akan diulang. Apabila siswa sudah mengatakan
paham, maka kita bisa menuliskan contoh soal di depan papan tulis, lalu meminta salah satu siswa untuk
menyelesaikannya dan begitu seterusnya hingga beberapa soal

Baru lah kemudian memberikan soal latihan yang harus dikerjakan siswa dengan diawasi oleh gurunya.
Selain itu guru juga bisa berjalan-jalan kearah bangku siswa untuk memastikan bahwa tugas dikerjakan
dengan baik, dan memberikan penjelasan lagi apabila diminta oleh siswa.

Setelah tugas selesai selanjutnya guru bisa meminta beberapa orang siswa menuliskan jawabannya di
papan tulis, kemudian siswa yang lainnya memperhatikan dengan melihat hasil pekerjaannya, apabila
terdapat kesalahan maka gurunya segera meluruskan dengan memberikan jawaban yang benar.

Bagi siswa yang tidak berhasil bisa diberikan soal tambahan untuk diselesaikan dirumah

c. Pada kegiatan penutup, yang dilakukan seperti:

Guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jika ada yang ingin ditanyakan

Guru memberikan tugas tambahan kepada siswa untuk dikerjakan dirumah


Dan mengakhiri pembelajaran dengan ucapan salam

* Alasan mengapa langkah diatas yang dilakukan, sebab:

Mengajar matematika tentu tidak semudah mengajarkan mata pelajaran lain, perlu pemahaman yang
mendalam ketika mengajarkan pembelajaran matematika

Menggunakan contoh soal yang banyak sangat baik untuk dilakukan, sebab dengan banyaknya contoh
soal maka siswa akan lebih paham dan juga mengerti

Memberikan penjelasan secara bertahap ketika pembelajaran matematika berlangsung

Menggunakan media pembelajaran pada materi tertentu, misalnya pada materi bangun ruang
menggunakan kubus, balok, bola dan sebagainya untuk membantu dalam menyampaikan materi
pembelajaran

Contoh Kasus B

Bu Lince mengajar di kelas 2 SD Tanjung Harapan yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari
Bu Lince mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar.
Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-
masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang
disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Lince meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah
disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah
selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis.

Bu Lince: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan
kata-kata itu ya." Anak-anak menjawab serentak: "Ya, Bu." Kemudian Bu Lince pergi ke mejanya dan
memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Lince
kelihatan tidak sabar. "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan
suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Lince diam saja dan tetap duduk di kursinya.
Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai
bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Lince dengan keras menyuruh anak-anak diam dan
menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya
kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak
membuat kalimat.

1. Kasus B Tentang Pembelajaran Yang Bu Lince Lakukan Bersama Siswa Kelas 2 Dengan Tema Sayur-
sayuran

2. Identifikasi Informasi Kunci Atau Penting Yang Terdapat Di Dalam Kasus

Dari ilustrasi pembelajaran yang dilakuakn oleh Bu Lince di Kelas 2 SD diatas dapat diketahui beberapa
informasi penting, diataranya:

Bu Lince berbincang-bincang dengan siswa tentang sayur-sayuran yang ada di pasar dan meminta siswa
menyebutkan nama sayuran tersebut

Bu Lince meminta seorang anak untuk menuliskan nama sayuran yang telah dituliskan disebuah buku ke
papan tulis
Bu Lince meminta siswa untuk membuat kalimat dari kata-kata nama sayur yang telah dituliskan di
papan tulis

"Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Lince dengan suara keras. Bu Lince
dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya.
Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Lince memanggil kembali
dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat.

3. Mengaitkan Informasi-informasi Tersebut Sehingga Muncul Permasalahan Atau Pertanyaan Dari Kasus
Tersebut

Setalah melakukan identifikasi malasah diatas, selanjutnya dapat dibuat perumusan masalah sebagai
berikut ini:

Mengapa Bu Lince tidak memberikan penjelasan dan tidak memberikan contoh cara membuat kalimat
yang terdiri dari kata-kata sayur?

Mengapa Bu Lince harus berkata-kata dengan suara keras agar siswa mau mengerjakan tugas yang
diberikan?

Pendekatan apa yang bisa di lakukan oleh Bu Lince untuk siswa kelas 2 tersebut agar bisa membuat
kalimata dari kata-kata yang telah ada?

4. Analisis penyebab masalah yang terjadi

Dari perumusan masalah pada langkah nomor 3, teridentifikasi beberapa masalah seperti berikut ini:

Bu Lince tidak memberikan penjelasan tentang cara membuat kalimat serta tidak memberikan contoh
kalimat sederhana sesuai dengan kata-kata yang telah dituliskan dipapan tulis tersebut

Bersuara keras tidak akan menyelsaikan masalah saat dikelas terlebih lagi untuk siswa kelas 2 SD dan ini
yang terjadi pada pembelajaran yang Bu Lince lakukan

Bu Lince tidak menggunakan pendekatan yang sesuai baik saat menyampaikan pembelajaran dan
meminta siswa untuk membuatkan kalimat yang terdiri dari kata-kata sayur

5. Mengembangkan Alternatif Pemecahan Masalah

Adapun alternatif pemecahan masalah yang dapat dimunculkan berdasarkan ilustrasi pembelajaran yang
dilakukan oleh Bu Lince terhadap siswa kelas 2 SD, yaitu:

Seharusnya Bu Lince memberikan penjelasan tentang cara membuat kalimat yang baik dan benar, lalu
kemudian memberikan contoh kalimat sederhana yang terdiri dari kata-kata sayuran, misalnya: tomat
berwarna merah, ibu membeli labu dan sebagainya, cukup dengan kalimat sederhana yang terdiri dari 2-
3 kata saja

Seharusnya Bu Lince tidak berkata-kata yang keras terlebih lagi untuk siswa kelas 2, sebab perkataan
yang keras bisa membuat siswa trauma atau merasa takut dalam mengikuti pembelajaran dikelas, jika
siswa sudah merasa takut bisa saja membuat siswa tidak ingin lagi belajar di kelas tersebut dan tidak
berani lagi bertemu guru yang bersangkutan
Seharusnya Bu Lince menggunakan pendekatan di dalam pembelajaran tersebut, seperti pendekatan
tematik. Pendekatan tematik bisa dilakukan karena pemikiran siswakelas 2 masih bersifat holistik. Dalam
KBBI kata holisme (holistik) didefiniskan sebagai carapendekatan terhadap suatumasalah ataugejala,
dengan memandang gejala atau masalah tersebut sebagai suatu kesatuan yang utuh.

6. Menganalisis Kekuatan Dan Kelemahan Setiap Alternatif

a. Kekuatan

Ada beberapa kekuatan dari ilustrasi kegiatan pembelajaran diatas, yaitu:

Bu Lince telah berhasil menjalin komunikasi yang sangat baik dengan siswa, hal ini terbukti dari
percakapan sederhana yang dilakukan oleh Bu Lince dengan siswa kelas 2 untuk menyebutkan nama
sayuran yang ada dipasar

Bu Lince bisa saja menggunakan pendekatan terpadu kepada siswa yaitu dengan memberikan contoh
cara membuat kalimat sederhana yang terdiri dari kata-kata sayuran

Bu Lince bisa saja berkata dengan lembut atau dengan menggunakan isyarat kepada siswa agar diam dan
tidak bermain-main saat pembelajaran sedang berlangsung

b. Kelemahan

Bu Lince tidak menjelaskan cara membuat kalimat sederhana dan juga tidak memberikan contoh kalimat
sederhana yang terdiri dari kata-kata sayuran

Siswa tidak mengerti cara mengerjakan soal yang diberikan oleh Bu Lince

Bu Lince tidak menggunakan pendekatan dalam pembelajaran

7. Memilih Satu Alternatif Yang Dianggap Paling Efektif

Adapun alternatif yang akan digunakan untuk memecahkan permasalahan terhadap ilustrasi
pembelajaran yang Bu Lince lakukan di Kelas 2 SD, yaitu dengan:

Memilih salah satu pendekatan yang tepat agar siswa bisa memahami tentang tugas atau latihan yang
akan diberikan, pendekatan tersebut adalah pendekatan terpadu. Bu Lince menggunakan pendekatan
terpadu dengan meminta siswa menyebutkan nama-nama sayuran yang ada dipasar, kemudian meminta
siswa menuliskannya di buku, lalu kemudian membuatnya menjadi sebuah kalimat sederhana.

8. Menyusun Dan Menuliskan Jawaban Dari Masalah/Kasus Tersebut

Adapun solusi yang bisa dilakukan terhadap kasus Bu Lince diatas, yaitu dengan:

Menggunakan pendekatan terpadu, penggunaan pendekatan terpadu bisa disebut dengan pendekatan
tematik, sehingga satu materi bisa digunakan untuk mata pelajaran yang lain. Pendekatan terpadu
adalah pendekatan yang lebih berpusat pada kaaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.

Bu Lince bisa memulai pembelajaran sesuai yang tertuang pada RPP, yaitu dengan adanya kegiatan awal
atau pendahuluan, kegiatan inti dan juga penutup
Bu Lince sudah sangat baik dalam memulai pembelajaran terlebih lagi untuk siswa kelas 2 yaitu dengan
mengajak berbincang-bincang tentang lingkungan yang ada disekitarnya

Untuk penugasan yang diberikan kepada siswa, Bu Lince bisa memberikan beberapa contoh kalimat
terlebih dahulu barulah kemudian meminta siswa membuat kalimat sederhana yang cukup terdiri dari 2
– 3 kata

Bu Lince bisa membiarkan setiap siswa untuk berfikir, berimajinasi dan mengungkapkan kalimat yang
dibuat siswa meskipun dengan bahasa sehari-hari (tidak menggunakan bahasa baku), baru lah setalah
siswa berhasil mengungkapkannya Bu Lince memberikan pernyataan yang benar terhadap kalimat yang
baru saja diungkapkan siswa tadi

Hindari menyela atau mengatakan bahwa kalimat yang diungkapkan siswa itu salah, meskipun memang
kenyataannya salah gunakan kalimat pembanding yang sebenarnya terhadap ungkapan kalimat siswa
tadi

Suara yang keras untuk menegur siswa bisa diganti dengan menggunakan bahasa isyarat tubuh, seperti
meletakkan jari telunjuk pada mulut untuk tanda agar siswa diam, mengacungkan jempol tanda setuju
terhadap jawaban siswa, dan menggelengkan kepala tanda tidak setuju terhadap jawaban siswa.

Kasus Pembelajaran

IPA SD

Pak Sartono mengajar di kelas 6 SD Setiabakti. Suatu pagi, Pak Sartono masuk kelas dengan membawa
sebuah globe. Perhatian anak-anak tertuju kepada globe tersebut, namun Pak Sartono hanya meletakkan
globe itu di depan kelas. Setelah mengucapkan salam dan menanyakan siapa yang tidak hadir, Pak
Sartono menyampaikan bahwa hari ini, dalam pelajaran IPA akan dibahas tata surya dengan topik
terjadinya siang dan malam. Pak Sartono juga menyampaikan bahwa setelah pelajaran usai, anak-anak
diharapkan dapat menjelaskan tentang terjadinya siang dan malam. Tanpa memberi kesempatan
bertanya, Pak Sartono melanjutkan pertanyaan. Sambil berdiri di depan kelas, Pak Sartono menjelaskan
terjadinya siang dan malam. Anak-anak melihat ke Pak Sartono dengan muka penuh tanda tanya. Dengan
lancar Pak Sartono menjelaskan bahwa siang dan matam teoadi karena bumi berputar pada porosnya
sendiri. Anak-anak kelihatan mulai bosan, mereka seperti masih menunggu Pak Sartono menggunakan
globe yang dipajang di depan kelas, namun sampai penjelasan berakhir, globe itu tidak pemah disentuh.
Setelah penjelasan selesai, Pak Sartono memberi kesempatan kepada anak-anak untuk bertanya. Namun,
tidak ada yang bertanya. Pak Sartono kemudian meminta anak-anak mengeluarkan buku latihan, dan
mengerjakan soal yang terdiri dari 10 pertanyaan yang ditulis di papan tulis. Ketika anak-anak bekerja,
Pak Sartono keluar kelas. Anak-anak kelihatan bingung karena tidak mengerti bagaimana harus
menjawab soal tersebut. Mereka akhimya membuka buku IPA dan mencoba mencari jawabannya di sana.
Namun, banyak anak yang malas membaca sehingga mereka sama sekali tidak menjawab. Ketika Pak
Sartono masuk kelas dan bertanya apakah anak-anak sudah selesai mengerjakan soal tersebut, ia
menjadi marah karena temyata hanya 5 orang dari 30 orang anak yang selesai mengerjakan soal
tersebut. Anak yang lima orang tersebut hanya menyalin dari buku IPA, tanpa meyakini apakah
jawabannya benar atau salah, sedangkan anak-anak yang lain mengatakan tidak bisa menjawab
pertanyaan tersebut karena tidak mengerti. Pak Sartono terdiam, ia sangat marah dan kecewa, tetapi
mencoba menahan amarahnya. Ia meminta anak-anak beristirahat. Pak Sartono tinggal sendiri di dalam
kelas. Ia mencoba mengingat apa yang terjadi di kelasnya.
Pertanyaan :

1. ldentifikasi empat peristiwa penting yang terjadi dalam kasus pembelajaran yang dikelola oleh Pak
Sartono, yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.

2. Jika Anda yang menjadi Pak Sartono, bagaimana cara Anda mengatasi masalah gagalnya anak-anak
menjawab pertanyaan Pak Sartono? Susunlah satu rencana perbaikan melalui penelitian

tindakan kelas (PTK). Rencana tersebut mencakup :

a. Identikasi masalah

b. Analisis Masalah (maksimal 4 butir).

c. Rumusan Masalah

d. Tujuan Perbaikan.

e. Langkah-langkah perbaikan

f. Untuk langkah-langkah perbaikan,

kembangkan prosedur pembelajaran yang ditempuh yang meliputi kegialan awal, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup.

Rambu Jawaban

1. Peristiwa penting yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah.

1) Pada awal pelajaran tidak ada tanya jawab tentang topik yang akan dibahas.

2) Topik yang akan dibahas tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

3) Tidak menggunakan alat peraga misalnya globe, ketika menjelaskan hanya

dipajang saja.

4) Tldak memberi contoh atau ilustrasi.

5) Tidak memeriksa pemahaman siswa setelah menjelaskan.

6) Tidak memberikan petunjuk yang jelas ketika siswa diberi latihan

7) Tldak melakukan pengelolaan kelas mlsalnya melakukan supervisi saat siswa mengerjakan latihan

2. Rencana Perbalkan

ldentifikasi Masalah :

a. Pembelajaran Pak Sartono kurang berhasil

b. Hanya 5 dari 30 anak yang selesai mengeriakan soal, sisanya mengatakan tidak dapat menjawab soal
tersebut.
Analisis Masalah

a. Guru tidak menggunakan alat peraga

b. Penjelasan terlampau abstrak

c. Tidak ada tanya jawab, baik pada kegiatan awal, maupun kegiatan inti

d. Siswa hanya menjadi pendengar pasif

e. Topik tidak dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari

f. Tidak memeriksa pemahaman siswa

g. Tldak memberikan petunjuk sebelum siswa berlatih

h. Tidak memantau kegiatan yang dilakukan siswa ketika berlatih

Rumusan Masalah

Bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya datam hal ini terjadinya
siang dan matam melalui :

a. Penggunaan alat peraga, atau

b. Diskusi kelompok, atau

c. Metode demonstrasi, atau

d. Eksperimen

Tujuan Perbaikan

Meningkalkan kinerja guru sehingga meningkatkan pemahaman siswa terhadap topik tata surya melalui :

a. Penggunaan alat peraga, atau

b. Diskusi kelompok, atau

c. Metode demonstrasi, atau

d. Eksperimen

Langkah Kegiatan Perbaikan

Kegiatan Awal :

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan

c. Apersepsi : mengajukan pertanyaan, mengaitkan materi dengan pelajaran sebelumnya atau


pengalaman siswa sehari–hari
d. Memberikan pre-test

Kegiatan Inti :

a. Dengan bantuan anak, guru mendemonstrasikan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan
globe dan lampu senter.

b. Selama peragaan, guru melakukan tanya jawab (untuk mengonkretkan terjadinya siang dan malam,
serta mengaktifkan anak)

Atau

a. Guru membagi siswa dalam kelompok dan menjelaskan yang harus dilaksanakan.

b. Secara berkelompok, anak-anak memperagakan terjadinya siang dan malam dengan menggunakan
bola dan lampu senter yang dibawa oleh masing-masing kelompok (untuk memantapkan pemahaman
siswa, atau melatih kerja sama.

c. Setiap kelompok memberi laporan tentang hasil kerja kelompoknya (untuk berbagi pengalaman
dengan kelompok lain)

Kegiatan Penutup :

a. Memberikan tes tertulis dan membahas hasil tes dan memberikan balikan, atau

b. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dibahas, atau

c. Siswa dengan bimbingan guru membuat rangkuman materi yang telah dibahas.

- Kasus Pembelajaran: Kurangnya perhatian guru saat mengajar pada siswa kelas 5 SD

Bu Ayu merupakan guru SD Negeri 1 Bondowoso. Bu Ayu mengajar kelas 5 di sekolah tersebut.
Namun karena beliau juga menjadi wakil kepala sekolah, Bu Ayu sering meninggalkan kelas saat
pelajaran berlangsung untuk mengurus kegiatan lainnya. Suatu ketika Bu Ayu sedang mengajarkan
materi bahasa Indonesia pada siswanya tentang keterampilan Berbicara dan dramatisasi. Bu Ayu
menggunakan metode diskusi. Saat sedang menjelaskan materi, kepala sekolah memanggil beliau.
Bu Ayu diminta untuk mewakilkan rapat kepala sekolah di kantor dinas kota. Dengan begitu, Bu Ayu
harus meninggalkan kelas saat pelajaran sedang berlangsung. Siswa sendiri belum paham dengan
materi yang disampaikan tadi karena Bu Ayu belum menjelaskan secara detail. Kemudian Bu Ayu
langsung memberikan tugas berkelompok untuk berdiskusi dan melakukan dramatisasi di depan
kelas ketika pertemuan selanjutnya. Keesokan harinya, saat pelajaran bahasa Indonesia, Bu Ayu
langsung meminta siswa untuk maju di depan kelas bersama kelompoknya untuk melakukan
adegan dramatisasi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Alhasil, siswa tidak ada
yang berani maju ke depan kelas untuk menampilkan hasil diskusi kelompoknya. Hal ini membuat
Bu Ayu sedikit marah karena ternyata siswa tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan. Dalam
keadaan sedikit marah, akhirnya dia langsung memberikan sebuah lembaran yang berisi tes
objektif mengenai pelajaran bahasa tersebut dengan materi keterampilan berbahasa. Bu Ayu
meminta semua siswa untuk mengerjakan tugas tersebut kemudian mengumpulkannya dengan
segera.

Setelah selesai mengerjakan dan mengumpulkan semua, Bu Ayu melakukan penilaian dari hasil
belajar siswa. Melihat hasil belajar siswa yang dicapai kurang dari rata-rata, Bu Ayu merasa kecewa.
Padahal Bu Ayu mengharapkan pelajaran bahasa tersebut dengan materi keterampilan berbicara
bisa berfokus pada Student Center Learning (SCL). Dengan begitu, nilai rata-rata untuk pelajaran
bahasa Indonesia di kelas 5 sangat jauh dari kriteria yang diterapkan sekolah.

- Identifikasi Masalah

1) Tidak ada pendampingan diskusi peserta didik

2) Tidak ada apersepsi atau pendalaman ulang karena guru langsung meminta siswa untuk maju

- Analisis Penyebab Masalah

Guru sering meninggalkan kelas karena memiliki jabatan sebagai wakil kepala sekolah.

Guru tidak memberi materi dan tugas secara detail.

- Solusi

Apabila terdapat kegiatan mendesak sehingga harus meninggalkan jam pelajaran, sebaiknya guru
tidak langsung meninggalkan siswa begitu saja.

Guru boleh membentuk kelompok diskusi dengan tim teaching yang bertanggung jawab atas
keberhasilan diskusi kelompok.

Tim teaching berarti ada salah satu anggota dari masing-masing kelompok yang memiliki tanggung
jawab seperti perwakilan guru. Dengan demikian, tim teaching bertindak untuk mengendalikan
kelas, menyampaikan materi, dan memiliki wewenang untuk menilai siswa lain tentang materi yang
belum dipahami. Lantas guru dapat meninggalkan kelas dengan materi dan tugas yang jelas. Akan
tetapi, guru juga disarankan untuk mencari guru pengganti seperti guru piket untuk mengawasi
kelas sementara.

Pada kasus ini, Bu Ayu juga memiliki persepsi yang salah bahwa pembelajaran yang dilaksanakan
termasuk pembelajaran yang berpusat pada siswa atau learning student center. Pasalnya learning
student center berarti bahwa siswa diperbolehkan untuk mengembangkan sumber belajar sendiri
sehingga materi yang dipelajari lebih banyak dari yang diberikan oleh guru. Jadi bukan siswa
belajar sendiri tanpa didampingi oleh guru.

Mr. Indra hendak memberikan pelajaran dengan tema materi makhluk hidup, di kelas 3 Sekolah
Dasar. Mr. Indra menyiapkan beberapa media pelajaran dalam bentuk alat peraga, seperti contoh :
gambar tumbuhan, hewan, manusia serta patung manusia. Sebelum para murid mulai belajar cara
mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan sifatnya, Mr. Indra memberikan penjelasan lebih
dulu kepada murid bahwa materi pelajaran IPA tersebut mempunyai tema seputar makhluk hidup.
Mr. Indra menjelaskan terkait ciri-ciri setiap jenis makhluk hidup. Selanjutnya, Mr. Indra
menjelaskan kepada siswanya bahwa ada tugas berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang harus diisi
berdasarkan pengelompokan makhluk hidup. Ketika selesai memeriksa hasil LKS tersebut, Mr.
Indra merasa kecewa, karena dari 30 anak dalam kelasnya hanya 10 orang yang mampu menjawab
dengan benar.

Pertanyaan : Buatlah rancangan pembelajaran untuk memperbaiki cara mengajar Mr. Indra!

Jawaban :

Identifikasi Kasus

Mr. Indra mengajarkan materi IPA dengan tema makhluk hidup di kelas 3. bahan pelajaran
digunakan : gambar tumbuhan, hewan, manusia & patung manusia pada awal KBM Mr. Indra
memberikan apresepsi tema makhluk hidup selanjutnya KBM dilanjutkan dengan pemberian tugas
berupa LKS untuk diisi dengan hasil pengelompokan makhluk hidup hasil LKS membuat Mr. Indra
kecewa karena dari 30 murid hanya 10 saja yang jawabannya benar

Pembuatan Rumusan Masalah

Prosedur atau tata cara mengajar yang dilaksanakan oleh Mr. Indra memberikan hasil buruk.

Media atau alat bantu mengajar kurang menarik.

Penulisan Sebab Masalah

Pelaksanaan apersepsi KBM tidak berjalan sempurna karena siswa tak memahami tujuan
pembelajaran.

Pemakaian media pembelajaran tidak maksimal.

Cara mengerjakan LKS tidak diberikan oleh Mr. Indra.

Alternatif Pemecahan Masalah

Mengubah tema pelajaran.

Mengubah media belajar.

Kelebihan & Kekurangan Alternatif

Mengubah tema pelajaran

kelebihan : membuat siswa lebih tertarik kepada pelajaran.

kekurangan : tidak bisa mengubah tema pembelajaran tentang makhluk hidup.

Mengubah media belajar

kelebihan : media dapat digantikan.

kekurangan : perlu mencari alat bantu pelajaran bentuk lain yang lebih menarik.

Penetapan Alternatif
Mengubah media pembelajaran sangat menunjang KBM sehingga siswa lebih tertarik untuk
mempelajari tema pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai