MODUL 1
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TERBUKA
2021.2
i
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan modul “Landasan
Pendidikan Sekolah Dasar”.
Kami menyadari bahwa terselesainya makalah ini terkait bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak, untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak TEJO, S.Pd Selaku ketua pengurus UT Pokjar Seputih Banyak Kab.Lampung
TengahLampung.
2. ROSSY MAVITASARI, M.Pd selaku tutor matakuliah Perspektif Pendidikan
3. Teman – teman dan seluruh pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyelesaian
makalah.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan sarann senatiasa kami harapkan dari semua pembaca demi perbaikan ke depan dan untuk
memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN MODUL 1.............................................................................2
1. Kegiatan Belajar 1...............................................................................................2
2. Kegiatan Belajar 2...............................................................................................5
BAB III PENUTUP.........................................................................................................8
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................8
3.2 Saran ....................................................................................................................8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara kita dapat dikatakan sebagai negara yang gagal dalam melaksanakan sistim
pendidikan. Karena banyak hal yang tidak mendukung dalam proses belajar
mengajar,terutama di Sekolah Dasar. Banyak Sekolah Dasar yang sarana dan
prasarananya belum memadai. Untuk di tingkat Sekolah Dasar saja belum memadai apa
lagi untuk ditingkat selanjutnya. Seharusnya pemerentah harus lebih memperhatikan
anak-anaknya yang masi dini ini menjadi generasi penerus yang dapat diandalkan.
Semuahal yang disebutkan di atas adalah merujuk pada satu tema yaitu Landasan
Pendidikan di Sekolah Dasar. Landasan Pendidikan sangat penting untuk membangun
pendidikan anak didik. Mereka harus menanamkan landasan sebagai pedoman kegiatan
mereka. Dalam makalah ini akan menjabarkan bagaimana landasnan Pendidikan, apa saja
yang mencakup itu semua, dan berusaha menelaah lebih jauh tentang kesalahan
penggunaan landasan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Filosofis, Psikologis-Pedagogis dalam Pendidikan Sekolah
Dasar?
2. Bagaimana landasan Sosiologis-Antropologis Pendidikan Sekolah Dasar?
3. Apa yang dimaksud Historis dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)?
4. Bagaimana landasan Historis-Ideologis dan Yuridis Pendidikan SD?
C. Tujuan Makalah
1. Mengetahui apa yang dimaksud Filosofis, Psikologis-Pedagogis dalam Pendidikan
Sekolah Dasar
2. Memahami landasan Sosiologis-Antropologis pada Pendidikan Sekolah Dasar
3. Mengetahui apa yang dimaksud Historis dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar
(SD)
4. Memahami landasan Historis-Ideologis dan Yuridis pada Pendidikan SD
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kegiatan Belajar 1.
Landasan Filosofis, Psikologis-Pedagogis, dan Sosiologis-Antropologis Pendidikan
Sekolah Dasar
2
b) Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik itu diyakini lebih efektif dan
bermakna, artinya lebih memberikan hasil yang baik dan menguntungkan,
daripada proses pendewasaan yang dilepas secara alami dan kontekstual
melalui proses sosialisasi atau pergaulan dalam keluarga budaya semata-mata.
c) Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang menjadi landasan
konseptual teori pembelajaran, seperti teori behaviorisme, kognitisfisme,
humanisme, dan sosial.
Terkait pada berbagai pandangan pakar tersebut di atas yang sangat relevan untuk
menggali landasan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan di SD/MI.
a) Teori Kognifisme
Pieget menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat dari objek,
dan bukan pula sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan
sendirinya dalam diri individu. Pengetahuan sesungguhnya merupakan
konstruksi pikiran yang terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi
antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi
antara organisme dengan lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi
antara pikiran dengan objek. Secara teoritik perkembangan kognitif
mencakup tiga proses mental yakni :
Assimilation atau asimilasi. Assimilation atau asimilasi adalah
integrasi data baru dangan struktur kognitif yang sudah ada dalam
pikiran
Accommodation atau akomodasi. Accommodation atau akomodasi
menunjuk pada proses penyesuaian struktur kognitif dengan situasi
baru
Equilibration atau ekuibrasi. Equilibration atau ekuibrasi adalah
proses penyesuaian yang sinambung antara asimilasi dan akomodasi.
Anak usia SD/MI berada dalam tahap perkembangan kognitif
Praoperasional sampai Konkret. Pada usia ini anak memerlukan
bimbingan sistematis atau sistemik guna membangun
pengetahuannya. Oleh karena itu, peran pendidikan di SD/MI
sangatlah strategis bagi pengembangan kecerdasan dan kepribadian
anak.
3
b) Teori Historis-Kultural (Cultural Historical Theories)
Secara sosial-kultural aktivitas mental merupakan sesuatu hal yang unik
hanya pada manusia. Hal ini merupakan produk dari belajar sosial
atau social learning, yakni penyadaran simbol-simbol sosial dan internalisasi
kebudayaan dan hubungan sosial. Kebudayaan diinternalisasi dalam bentuk
system neuropsikis yang merupakan bagian dari bentuk aktivitas fisiologis
dari otak manusia. Aktivitas mental yang tinggi memungkinkan pembentukan
dan perkembangan proses mental manusia yang lebih tinggi.
Dengan menggunakan teori sosial kultural, proses pendidikan di SD/MI
seyogianya diperlukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam diri
individu sebagai produk interaksi antara kemampuan intramental dan
intermental individu dalam konteks sosial-kultural, lingkungan sosial-
kultural.
c) Teori Humanistik
Pendekatan humanistic memiliki karakteristik : (a) menjadikan peserta
didik sendiri sebagai isi, yakni mereka sendiri belajar tentang perasaannya
dari perilakunya; (b) mengenal bahwa imajinasi peserta didik seperti
dicerminkan dalam seni, impian, cerita, dan fantasi sebagai hal yang penting
dalam kehidupan yang dapat dibahas bersama dengan teman sekelasnya; (c)
memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal seperti isyarat
dan nada karena diyakini hal itu sebagai ungkapan perasaan dan sikap yang
dikomunikasikan; (d) menggunakan pemainan, improvisasi, dan bermain
peran sebagai wahana simulasi perilaku yang dapat dikaji dan diubah.
4
Dilihat secara sosiologis dan antropologis masyarakat dan bangsa Indonesia
sangatlah heterogen dalam segala aspeknya. Oleh karena itu, walaupun kita secara
konstitusional menganut satu system pendidikan nasional, instrumental atau pengelolaan
system pendidikan itu tidaklah mungkin dilakukan secara homogen penuh.
Keseluruhan prinsip tersebut memberi implikasi terhadap kandungan, proses dan
manajemen pendidikan nasional. Untuk itulah dalam system pendidikan kita saat ini
diupayakan berbagai pembaharuan seperti kurikulum nasional yang bersifat sentralistik
menjadi kurikulum tingkat satuan pendidikan yang bersifat desentralistik, penerapan
kurikulum yang berdiversifikasi untuk melayani keberagaman, dan pengembangan
standar nasional pendidikan sebagai baku mutu pendidikan secara nasional.
Kegiatan Belajar 2.
Landasan Historis, Ideologis, dan Yuridis Pendidikan Sekolah Dasar
5
mendorong tumbuh dan berkembang pula konsep dan dasar ideology pendidikan yang
walaupun berbeda dalam nomenklatuurnya dan konteks perwujudannya, tetapi
semuanya pada satu tujuan adanya system pendidikan yang inheren dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan benegara Indonesia. Salah satunya adalah filsafat dan
ideology pendidikan Taman Siswa Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa sung Tuladha,
Tut Wuri Handayani.
6
6) Mencintai lingkungan, bangsa dan Negara
7) Ikut menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan., ketertiban, dan
keamanan sekolah.
Bila seluruh ketentuan perundang-undangan tentang wajib belajar 9 tahun dapat
dilaksanakan dengan baik, maka program Wajar tersebut akan memberi dampak yang
luas bagi pencerdasan kehidupan bangsa secara bertahap. Oleh karena itu, sinergi seluruh
unsur pemerintahan pusat dan daerah sangatlah penting.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan Pendikan merupakan dasar atau alas dimana menjadi tempat bertumpuh
atau titik tolak atau dasar pijakan dalam pendidikan. Landasan ini dapat bersifat materi
dan dapat juga bersifat konseptual. Fungsi landasan pendidikan adalah sebagai dasar
pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan studi pendidikan. Peranan landasan di
sekolah sangat besar sebab apa yang akan dicapai di sekolah ditentukan oleh landasan dan
kurikulum sekolah itu.
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulisan
makalah ini dapat lebih baik untuk ke depannya. Khusus untuk para pendidik dan
pembaca dalam dunia pendidikan, karena makalah ini sangat bermanfaat untuk dibaca
sehingga efeknya nanti kita dapat memiliki kemauan dalam memajukan Indonesia serta
menciptakan generasi yang cerdas dan berwawasan luas.