Anda di halaman 1dari 13

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA
UPJJPB PONTIANAK

TUGAS 3 PDGK 4202 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SD


PROGRAM TUTORIAL WABSITE (TUWEB)

Nama : Tya Islamiati

Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pokjar : Mempawah

Nama Tutor : Muhammad Asyura, M.Pd.

Petunjuk pengerjaan:
Berilah jawaban yang tepat dan lengkap dari soal esai berikut ini!
1. Sebutkan dan jelaskan model atau metode pembelajaran Bahasa Indonesia SD pada fokus menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis!
2. Sebutkan dan jelaskan ciri dan jenis sastra anak yang layak disajikan dan dipelajari siswa pada mata
pelajaran bahasa Indonesia di SD!
3. Buatlah sebuah RPP mata pelajaran Bahasa Indonesia sesuai standar kompetensi yang terdapat dalam
Kurikulum KBK untuk kelas rendah dan kelas tinggi!

JAWABAN
1. Model atau metode pembelajaran Bahasa Indonesia di SD pada fokus menyimak adalah sebagai
berikut.
a. Simak – Tulis
Merupakan teknik simak salin, dapat digunakan untuk melatih siswa menulis yang
disimak/didengarnya atau sering disebut dikte atau imla. Tekniknya, mula-mula guru
mengucapkan kata, kalimat, atau paragraf. Kemudian, siswa diminta menulis kembali kata,
kalimat, atau paragraf yang telah digunakan guru dalam buku kerjanya.
b. Simak – Terka
Untuk melaksanakan pembelajaran dengan teknik simak terka, guru mempersiapkan deskripsi
suatu benda tanpa menyebut namanya. Deskripsi itu dibacakan oleh guru, kemudian siswa diminta
untuk menerka nama benda yang dimaksud. Misalnya, berikut ini.
Guru : Batang pohonnya kecil berduri, bunganya berwarna-warni. Ada yang merah, merah muda,
oranye, putih, kuning, da nada juga yang pink. Bunga ini sering dipakai untuk nama wanita. Bunga
apakah itu?
Siswa : Bunga mawar.
c. Simak – Cerita
Teknik ini biasanya digunakan untuk kelas rendah dan tinggi. Pada kelas rendah, cerita yang
digunakan sebagai bahan ajar diusahakan cerita yang pendek dan bahasanya sederhana agar
mudah diterima. Misalnya, untuk kelas rendah tentang Kancil dan Buaya, Bawang Merah Bawang
Putih. Sedangkan untuk kelas tinggi, misalnya cerita tentang Jaka Tingkir, Jaka Umbaran, Si
Kabayan, dan sebagainya.
Teknik pembelajarannya untuk kelas rendah sebaiknya guru yang bercerita. Hal ini dimaksudkan
agar ucapan/lafal jelas, suara dapat didengar oleh seluruh siswa, dan isinya mudah diterima siswa,
sedangkan untuk kelas tinggi yang bercerita dapat saja siswa yang dianggap mampu atau siswa
diminta menyimak salah satu cerita yang ada di radio atau televisi. Hasil simakan disuruh
menceritakan kepada siswa lain pada hari yang telah ditentukan. Siswa yang lain mengomentari
dan menyimpulkan.

Model atau metode pembelajaran Bahasa Indonesia di SD pada fokus berbicara adalah sebagai
berikut.
a. Ulang Ucap
Metode ulang ucap sangat cocok untuk siswa SD karena pada tahap-tahap awal siswa belajar
berbicara memerlukan contoh pelafalan secara benar sebagai pajanan (Expose). Jika siswa salah
mengucapkan dalam menirukan, kata itu dapat diulangi lagi sampai lafal siswa betul (sesuai
dengan lafal guru).
b. Lihat Ucap
Metode ini dapat dilakukan dengan cara memperlihatkan sesuatu yang konkret atau gambar benda
sebagai media, kemudian siswa menyebutkan warna benda tersebut dan menceritakan isi gambar.
Metode lihat ucapkan dapat digunakan untuk lafal yang masih sering salah bagi siswa kita atau
model penceritaan deskriptif.
c. Memerikan
Dalam pelaksanaanya, siswa diminta memperlihatkan sesuatu yang dapat berwujud benda atau
peristiwa dengan waktu yang telah ditentukan, kemudian siswa disuruh memerikan atau
mendeskripsikan sesuatu yang diperlihatkan tersebut secara lisan. Misalnya, guru membawa dan
memperlihatkan papaya kepada siswa dan meminta siswa sejenak mengamatinya. Setelah itu,
guru meminta siswa memerikan bentuknya, warna daunnya, manfaatnya, dan sebagainya.
d. Menjawab Pertanyaan
Metode ini digunakan untuk semua mata pelajaran dan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia,
dapat digunakan untuk semua standar kompetensi karena dalam setiap pembelajaran guru dapat
mengawali dengan memberikan pertanyaan. Siswa yang pemalu lama-lama akan menjadi terlatih
keberanian berbicaranya apabila ia selalu diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan
secara lisan.
e. Bertanya
Guru yang baik selalu memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya. Bertanya
kepada siswa bukan hanya pada kegiatan berbicara saja karena pada hakikatnya pembelajaran
semua keterampilan selalu ada pertanyaan. Melalui pertanyaan, siswa dapat mengungkapkan
keingintahuannya tentang sesuatu hal. Melalui pertanyaan pula guru akan tahu kemampuan siswa
dalam berbicara.
f. Bertanya Menggali
Pertanyaan menggali dimaksudkan untuk melatih siswa banyak berbicara karena pertanyaan
menggali merangsang siswa untuk banyak berpikir. Pertanyaan menggali merupakan pertanyaan
yang membutuhkan jawaban yang berupa penjelasan. Jadi bukan sekadar jawaban ya atau tidak.
Pertanyaan menggali yang dilakukan guru dapat juga digunakan untuk mengetahui kedalaman
pemahaman siswa terhadap suatu masalah.
g. Melanjutkan Cerita
Pelaksanaan metode ini, guru dapat membuat suatu permainan cerita. Siswa diminta
menceritakan sesuatu, kemudian siswa yang lain disuruh melanjutkan cerita tersebut. Guru dapat
terlibat dan terlibat langsung dengan bertindak sebagai motivator atau pengumpan.
h. Menceritakan Kembali
Merupakan kelanjutan dari metode melanjutkan cerita. Maka dikandung pengertian bahwa setelah
siswa dan guru menguasai pembelajaran melanjutkan cerita maka akan meningkat ke metode
pembelajaran menceritakan kembali. Di dalam menceritakan kembali, siswa sudah mulai belajar
mandiri merangkai kata-kata dan kalimat sendiri meskipun secara sederhana.
i. Bercakap-cakap
Percakapan merupakan pertukaran pikiran atau pendapat tentang suatu masalah atau topik antara
dua orang atau lebih. Pada umumnya, suasana dalam percakapan adalah suasana akrab dan
spontan. Dalam penggunaan metode ini, guru dapat menanyakan apa yang sedang siswa
bicarakan atau mereka terima sebelumnya. Kemudian gunakan sebagai bahan percakapan siswa.
j. Mereka Cerita Gambar
Guru menunjukkan beberapa gambar atau rangkaian gambar, kemudian siswa disuruh
menceritakan isi gambar yang diperlihatkan oleh guru dengan bahasanya masing-masing sesuai
dengan pemahamannya.
k. Bercerita
Dengan metode ini guru dapat meminta siswa memilih cerita yang menarik tentang dirinya, cerita
orang lain, atau cerita yang pernah ia baca. Kegiatan bercerita ini akan menuntun siswa menjadi
pembicara yang baik. Perlu diingat, dengan menggunakan metode ini bukan berarti seluruh
kegiatan belajar akan diisi siswa bercerita. Akan tetapi, diselingi dengan kegiatan lain yang
menunjang kegiatan bercerita siswa.
l. Memberi Petunjuk
Dalam menggunakan metode ini, guru meminta siswa untuk memberi petunjuk tentang suatu
acara, tempat, letak, atau cara menggunakan/mengerjakan sesuatu dengan bahasa yang singkat,
jelas, dan tepat.
m. Melaporkan
Dalam pembelajaran dengan teknik “Melaporkan”, guru dapat meminta siswa untuk melaporkan
sesuatu secara lisan. Agar laporan baik dan lancar terlebih dahulu siswa diminta menulis apa saja
yang akan dilaporkan. Hal yang dilaporkan dapat diambil dari peristiwa yang ada di sekitar siswa.
n. Bermain Peran
Bermain peran hamper sama dengan percakapan. Hanya saja, dalam percakapan seseorang
memerankan diri sendiri masing-masing, sedangkan dalam bermain peran seseorang memerankan
orang lain.
o. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Dalam situasi formal, orang yang
diwawancarai adalah orang yang berprestasi, ahli, atau yang mengalami. Adapun dalam situasi
nonformal, wawancara dapat berlangsung antarteman. Agar siswa dapat mewawancarai dengan
baik, terlebih dahulu siswa dilatih membuat pertanyaan secara tertulis apa yang akan ditanyakan.
p. Diskusi
Diskusi adalah percakapan dalam bentuk lanjut karena isi, cara, dan bobot pembicaraan lebih
tinggi daripada percakapan biasa. Oleh sebab itu, metode diskusi dapat digunakan pada kelas
tinggi, khususnya kelas 5 dan 6.
q. Bertelepon
Melalui metode ini, guru dapat meminta siswa untuk mendemonstrasikan berbicara lewat telepon.
Yang perlu diketahui siswa adalah bahwa dalam bertelepon, pembicaraan harus jelas, lugas, dan
singkat karena waktu sangat diperhitungkan. Media yang dapat digunakan adalah telepon mainan.
r. Dramatisasi
Bermain drama lebih kompleks daripada bermain peran karena guru dan siswa harus
mempersiapkan skenario, pelaku, dan perlengkapan. Dengan dramatisasi ini, siswa dilatih
mengekspresikan perasaan dan pikiran tokoh dalam bentuk bahasa lisan.

Model atau metode pembelajaran Bahasa Indonesia di SD pada fokus membaca adalah sebagai
berikut.
a. Metode Abjad/Alfabet
Pembelajaran dengan metode ini dimulai dengan memperkenalkan bentuk huruf-huruf dengan
pelafalannya untuk dihafalkan oleh siswa.
b. Metode Bunyi
Dalam metode bunyi, disajikan bahan pelajaran yang berupa huruf-huruf. Untuk huruf konsonan
dibantu bunyi pepet di depan atau di belakangnya.
c. Metode Suku Kata
Dalam metode ini disajikan bahan berupa suku kata-suku kata. Suku kata-suku kata itu, kemudian
dirangkaikan menjadi kata denagn menggunakan tanda hubung.
d. Metode Kata
Dalam metode ini siswa diperkenalkan dengan kata-kata. Kemudian, kata-kata tersebut diuraikan
menjadi suku kata. Setelah itu suku kata-suku kata tersebut diuraikan lagi menjadi kata-kata.
e. Metode Kalimat
Metode ini diberi nama juga Metode Global karena yang disajikan kepada siswa adalah beberapa
kalimat secara global.
f. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
Metode ini bertolak pada teori yang berpendapat bahwa pada hakikatnya kalimat merupakan
struktur. Oleh karena itu kepada siswa disajikan kalimat secara utuh, kemudian kalimat tersebut
dianalisis menjadi suku kata, suku kata dianalisis menjadi huruf (unsur terkecil dari bahasa).
Unsur terkecil berupa huruf itu kemduian dirangkaikan kembali menjadi suku kata, suku kata
dirangkaikan kembali menjadi kata, dan akhirnya kata dirangkaikan menjadi kalimat.
Model atau metode pembelajaran Bahasa Indonesia di SD pada fokus menulis adalah sebagai
berikut.
a. Menjiplak
Dapat dibagi menjadi (1) menjiplak huruf, (2) menjiplak kalimat, (3) menjiplak wacana sederhana.
b. Menyalin
Biasanya dimulai dari tingkat kata, kalimat, sampai pada wacana.
c. Menatap
Biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Objek dapat berupa gambar asli maupun
gambar kata dan gambar kalimat.
d. Menyusun
Kegiatan menyusun yang paling sederhana adalah menyusun huruf menjadi kata, dilanjutkan
dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi wacana.
e. Melengkapi
Kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat sebagian katanya dihilangkan dan bisa
juga melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan dalam wacana.
f. Menulis Halus
Kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
g. Dikte atau imla
Memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada siswa agar mereka menuliskan
apa yang mereka dengar.
h. Mengarang
Dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpa bantuan gambar.

2. Ciri sastra anak yang layak disajikan dan dipelajari siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di
SD adalah sebagai berikut.
Pertama, unsur pantangan yaitu unsur yang secara khusus berhubungan dengan tema dan amanat.
Artinya, sastra anak pantang atau menghindari masalah-masalah yang menyangkut tentang seks, cinta
yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian atau hal-hal yang bersifat negatif atau buruk.
Kedua, penyajian dengan gaya secara langsung, artinya tokoh yang diperankan sifatnya hitam putih.
Maksudnya adalah setiap tokoh yang berperan hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu baik atau
jahat/buruk.
Ketiga, fungsi terapan adalah sajian cerita dalam karya sastra anak harus bersifat menambah
pengetahuan yang bermanfaat.
Selain itu, berdasarkan hakikat sastra anak yang begitu kompleks, ciri-ciri sastra anak menurut
Puryanto (2008) terdapat delapan ciri sastra anak sebagai berikut.
a. Mengandung tema yang mendidik.
Apabila sastra anak memiliki tema yang mendidik, banyak orang tua akan memberikan bacaan
sastra untuk anak-anaknya. Selain itu, cerita yang dikemas dengan teman mendidik tentulah akan
menarik dan bermanfaat untuk anak.
b. Alurnya lurus dan tidak berbelit-belit.
Penggunaan alur yang sederhana akan memudahkan anak-anak menikmati teks fiksi yang
dibacanya. Anak-anak tidak harus berpikir keras mengenai alur cerita yang sedang mereka baca.
c. Menggunakan setting yang ada di sekitar atau yang ada di dunia anak.
Memilih latar yang memang dikenali anak-ana. Misalnya sekolah, taman bermain, rumah, kamar,
dan lain sebagainya yang anak sudah akrab dengan tempat tersebut.
d. Tokoh dan penokohan mengandung keteladanan yang baik.
Tokoh hendaknya memiliki keteladanan untuk ditiru oleh anak, sebab anak-anak adalah seorang
peniru yang sangat hebat.
e. Gaya bahasanya mudah dipahami namun mampu berperan dalam perkembangan bahasa anak.
Artinya gaya bahasa yang digunakan dalam sastra anak tidak boleh berbelit-belit serta tidak
menghambat perkembangan bahasa anak.
f. Sudut pandang orang yang tepat.
Sudut pandang yang digunakan dalam sastra anak haruslah sesuai sehingga cerita tersebut menjadi
lebih hidup dan bisa tersampaikan dengan baik.
g. Imajinasi masih dalam jangkauan anak-anak.
Artinya imajinasi yang dihasilkan dari sastra anak tidak melebihi jangkauan anak-anak.
h. Isi teks kesastraan dapat menambah wawasan anak.
Hendaknya isi teks sastra anak dapat menambah wawasan serta bermanfaat bagi anak.

Sedangkan jenis sastra anak yang layak disajikan dan dipelajari siswa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di SD adalah sebagai berikut.
a. Prosa
Dapat diartikan sebagai bentuk cerita rekaan atau cerita yang diciptakan berdasarkan kekuatan
imajinasi pengarang untuk membangkitkan atau menghidupkan segala sesuatu itu lebih hidup dan
seolah-olah apa yang diceritakan benar-benar terjadi dalam dunia nyata.
b. Sastra Tradisional
Merupakan salah satu jenis sastra yang paling tua kehadirannya dalam kancah kesastraan. Sastra
tradisional umumnya berisi tentang tukang sihir, putri-putri cantik, dan pahlawan yang berani. Isi
cerita sastra tradisional dikelompokkan menjadi beberapa kaategori.
Contoh Sastra tradisional adalah cerita rakyat, mitologi, legenda, fable, dongeng, perumpamaan,
balada, nyanyian rakyat, dan syair-syair kepahlawanan.
c. Puisi
Salah satu jenis karya sastra yang gaya bahasanya sangat ditentukan oleh irama, rima, serta
penyusunan larik dan bait.
d. Drama
Merupakan genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama
menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog
yang dipentaskan.

3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS RENDAH

Satuan Pendidikan : SD Negeri 01 Mempawah Hilir


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : II (Dua) / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
3. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.
4. Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10-15 kalimat) yang dibaca dengan membaca lancar.
4.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
C. Indikator
3.1.1 Menyimpulkan isi teks Minggu Bersih.
4.1.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.
D. Tujuan
 Melalui kegiatan membaca, siswa dapat menyimpulkan isi teks pendek.
 Melalui melihat gambar pada lembar kerja, siswa dapat melengkapi cerita sederhana dengan
kata yang tepat.
 Karakter Siswa yang diharapkan : Kerja keras, tanggung jawab, dan jujur.
E. Materi Pembelajaran
Membaca dengan lancar dan melengkapi cerita.
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan  Mengkondisikan siswa untuk siap megikuti pembelajaran. 5 Menit
 Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam.
 Guru mengajak siswa berdoa menurut ajaran agama dan
kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh salah
satu siswa.
 Guru menanyakan kabar siswa dan kehadiran siswa.
 Guru memberikan apersepsi dengan bernyanyi “Naik
Delman”
 Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan hari ini.
Inti  Siswa membaca teks Minggu Bersih yang telah dibagikan 50 Menit
guru.
 Guru dan Siswa bertanya jawab yang berkaitan dengan teks
“Minggu Bersih”
 Siswa menulis isi cerita teks pendek “Minggu Bersih”
dengan kata-katanya sendiri.
 Salah satu siswa diminta membacakan hasilnya di depan
kelas.
 Siswa dibentuk kelompok. Masing-masing kelompok
terdiri dari 4 siswa.
 Guru membagikan lembar kerja untuk setiap kelompok.
Guru menjelaskan sedikit tentang tugas yang akan
dikerjakan oleh siswa.
 Siswa mengerjakan tugas kelompok.
 Setelah selesai, perwakilan setiap kelompok maju untuk
menempelkan jawaban yang tepat.
 Guru bertanya jawab tentang hal yang belum diketahui
siswa.
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahpahaman.
Penutup  Guru bersama siswa membuat kesimpulan / rangkuman 10 Menit
hasil belajar yang telah dipelajari.
 Guru melakukan penilaian hasil belajar berupa evaluasi
tertulis.
 Guru mengajak seluruh siswa berdoa menurut kepercayaan
dan keyakinan masing-masing yang dipimpin oleh salah
satu siswa.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

G. Sumber / Media Pembelajaran


Nur’aini. Umri, dkk (2008). Bahasa Indonesia: untuk SD/MI Kelas II. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
3.1.1 menyimpulkan isi teks Minggu Bersih Tes Isian

4.1.1 melengkapi cerita sederhana dengan Tes Isian


kata yang tepat.

Mengetahui, Mempawah, November 2021


Kepala SDN 01 Mempawah Hilir Guru Kelas,

M. Maryadi, S.Pd.SD Tya Islamiati


NIP. 19660222 198807 1 001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS TINGGI

Satuan Pendidikan : SD Negeri 01 Mempawah Hilir


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : V (Lima) / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi
3. Memahami penjelasan nara sumber dan cerita rakyat secara lisan.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menanggapi penjelasan nara sumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll) dengan
memperhatikan santun berbahasa.
C. Indikator
3.1.1 Mencatat pokok-pokok pembicaraan.
3.1.2 Mengajukan pertanyaan sesuai dengan pokok-pokok.
3.1.3 Menanggapi isi penjelasan.
D. Tujuan
 Siswa dapat mendengarkan penjelasan.
 Siswa dapat menanggapi pertanyaan.
 Siswa dapat menanggapi penjelasan nara sumber.
 Siswa dapat menuliskan hal-hal penting dari penjelasan nara sumber.
 Siswa dapat menceriterakan penjelasan nara sumber.
 Karakter Siswa yang diharapkan : Dapat dipercaya, rasa hormat dan perhatian, tekun,
tanggung jawab, berani, dan ketulusan.
E. Materi Pembelajaran
Teks penjelasan nara sumber
F. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan  Mengkondisikan siswa untuk siap megikuti pembelajaran. 5 Menit
 Guru menyapa siswa dengan mengucapkan salam.
 Guru mengajak siswa berdoa menurut ajaran agama dan
kepercayaan masing-masing dengan dipimpin oleh salah
satu siswa.
 Guru menanyakan kabar siswa dan kehadiran siswa.
 Guru memberikan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan tentang penjelasan nara sumber.
 Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan pada pertemuan hari ini.
Inti  Siswa mendengarkan penjelasan. 50 Menit
 Siswa menanggapi pertanyaan.
 Siswa menanggapi penjelasan nara sumber.
 Sambil mendengarkan, guru membacakan petunjuk arah,
siswa diminta menuliskan hal-hal penting dari penjelasan
nara sumber.
 Siswa menceriterakan penjelasan nara sumber.
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
siswa.
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah
pahaman serta memberikan penguatan dan penyimpulan.
Penutup  Siswa mengerjakan soal-soal latihan. 10 Menit
 Guru bersama siswa membuat kesimpulan / rangkuman
hasil belajar yang telah dipelajari.
 Guru mengajak seluruh siswa berdoa menurut kepercayaan
dan keyakinan masing-masing yang dipimpin oleh salah
satu siswa.
 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.

G. Metode / Sumber Belajar


Tanya Jawab, Diskusi, Penugasan / Multi Metode.
H. Penilaian
Indikator Pencapaian Kompetensi Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
3.1.1 Mencatat pokok-pokok pembicaraan.  Lisan Lembar Penilaian Produk
 Tertulis
3.1.2 Mengajukan pertanyaan sesuai dengan
pokok-pokok.
3.1.3 Menanggapi isi penjelasan.

Mengetahui, Mempawah, November 2021


Kepala SDN 01 Mempawah Hilir Guru Kelas,

M. Maryadi, S.Pd.SD Tya Islamiati


NIP. 19660222 198807 1 001

Anda mungkin juga menyukai