Anda di halaman 1dari 4

NAMA : TYA ISLAMIATI

NIM : 858049953

MODUL 2 (PEMEROLEHAN BAHASA ANAK)


A. Pemerolehan Bahasa Pertama
1. Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa (language acquisition) merupakan proses pemilikan kemampuan berbahasa
secara alamiah. Berikut merupakan karakteristik proses pemerolehan bahasa:
a. Terjadi secara langsung dalam situasi informal, tanpa melalui pembelajaran formal.
b. Berjalan secara spontan, tanpa sadar, dan tanpa beban.
c. Berlangsung secara terus-menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna.
d. Didorong oleh kebutuhan, baik kebutuhan untuk memahami maupun dipahami orang lain.
e. Diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/mendengarkan dan berbicara.
Kegiatan pemerolehan bahasa melibatkan dua kemampuan. Pertama, kemampuan reseptif, yaitu
kemampuan menyerap, menerima, dan memahami tuturan orang lain. Kedua, kemampuan
produktif yaitu kemampuan menghasilkan tuturan, untuk mengekspresikan diri atau menanggapi
rangsang bahasa yang disampaikan oleh orang lain. Bahasa pertama (B1) merupakan bahasa
yang pertama kali dipelajari dan dikuasai oleh seorang anak. Sedangkan bahasa kedua adalah
bahasa yang dikuasai anak setelah menguasai bahasa pertama
2. Teori Pemerolehan Bahasa
a. Pandangan Nativistis
Menurut pandangan nativistis, setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan
bawaan atau alamiah untuk dapat berbahasa. Kemampuan bawaan berbahasa itu disebut dengan
‘piranti pemerolehan bahasa’ (language acquisition device atau LAD) yang berpusat pada otak.
Piranti itulah yang membuat anak dapat berbahasa sebagimana halnya sirip dan ekor yang
memungkinkan seekor ikan bisa berenang.
b. Pandangan Behavioristis
Menurut pandangan behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang
diberikan oleh lingkungannya. Anak tidak memiliki peranan aktif, melainkan hanya sebagai
penerima pasif.
c. Pandangan Kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya
kognitifnya. Lingkungan tidak serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan
intelektual dan bahasa anak. Dengan kata lain, anaklah yang berperan aktif untuk terlibat dengan
lingkungannya agar penguasaan bahasanya dapat berkembang secara lebih optimal.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak
Kecepatan dan kefasihan perkembangan bahasa satu anak dengan anak yang lain tidaklah sama.
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa anak, di antaranya sebagai
berikut:
a. Faktor Biologis
Perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak (sistem syaraf), alat
dengar, dan alat ucap. Ketergantungan pada salah satu, apalagi ketiganya, dapat menghambat
kemampuan anak dalam berbahasa.
b. Faktor Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial diperlukan seorang anak sebagai contoh atau model berbahasa untuk
menumbuhkembangkan kemampuan berbahasanya. Lingkungan sosial disini merupakan perilaku
berbahasa orang tua, saudara, kerabat, keluarga, teman, maupun anggota masyarakat.
c. Faktor Inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan seseorang dalam berpikir atau bernalar, termasuk
memecahkan suatu masalah. Dalam kaitannya dengan pemerolehan bahasa, anak-anak yang
bernalar tinggi, tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat, lebih kaya dan bervariasi khasanah
bahasanya dibandingkan dengan anak yang bernalar sedang atau rendah.
d. Faktor Motivasi
Pemberian motivasi dari lingkungan sosial sangat berarti bagi anak untuk membuatnya kian
bergairah untuk belajar berbahasa. Anak yang dibesarkan dengan motivasi belajar bahasa yang
tinggi akan kian memicu proses belajar bahasa anak.
4. Strategi Pemerolehan Bahasa
Sejumlah strategi yang dilakukan seorang anak dalam belajar suatu bahasa, di antaranya adalah
sebagai berikut:
a. Mengingat
b. Meniru
c. Mengalami Langsung
d. Bermain
e. Penyederhanaan
5. Tahap-tahap Pemerolehan Bahasa
a. Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal atau
konsonan tertentu. Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur sekitar 12 bulan.
b. Tahap Holofrasis atau Satu-Kata
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 bulan – 18 bulan. Pada tahap ini, anak menggunakan
satu kata yang bermakna mewakili keseluruhan ide yang disampaikannya.
c. Tahap Dua-Kata
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18-24 bulan. Pada tahap ini, kosakata dan
gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan otak dan alat ucapnya.
d. Tahap Telegrafis
Antara usia 2-3 tahun anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Ciri
yang paling mencolok pada fase ini bukanlah pada jumlah kata yang dihasilkan anak, melainkan
pada variasi bentuk kata yang sudah mulai muncul.
B. Pemerolehan Bahasa Kedua
1. Pengertian dan Cara Pemerolehan Bahasa Kedua
Suatu bahasa disebut bahasa kedua apabila bahasa tersebut dikuasai anak melalui belajar secara
formal. Dalam memperoleh bahasa kedua (B2), banyak cara yang dapat dilakukan baik melalui
aktivitas pembelajaran di sekolah maupun kursus atau les maupun dilakukan secara spontan.
2. Teori Pemerolehan Bahasa Kedua
a. Model Akulturasi
Akulturasi merupakan proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru.
b. Teori Akomodasi
Hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam berinteraksi sangat menentukan pemerolehan B2.
c. Teori Wacana
Menekankan pentingnya pembelajar B2 menemukan makna bahasa melalui keterlibatannya
dalam berkomunikasi.
d. Model Monitor
Proses konstruksi kreatif dalam berbahasa.
e. Model Kompetensi Variabel
Model ini menyatakan bahwa cara seseorang mempelajari bahasa akan mencerminkan cara orang
itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya.
f. Hipotesis Universal
Menyatakan bahwa anak menemukan kaidah-kaidah bahasa dengan bentuk gramatika universal,
yakni gramatika inti.
g. Teori Neurofungsional
Teori ini menyatakan bahwa adanya hubungan antara bahasa denagn anatomi syaraf.

MODUL 3 (PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA)


A. Hakikat Pendekatan, Metode, dan Teknik
1. Pendekatan
Pendekatan adalah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi atau
seperangkat asumsi yang saling berhubungan dengan sesuatu. Di dalam pengajaran bahasa,
pendekatan merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat bahasa, dan
pengajaran bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.
2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Metode pada hakikatnya adalah suatu
prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut.
a. Pemilihan bahan.
b. Urutan bahan.
c. Penyajian bahan.
d. Pengulangan bahan.
Metode-metode yang dapat diterapkan di dalam pengajaran bahasa Indonesia di SD adalah
sebagai berikut.
a. Direct method
Metode langsung atau direct method adalah metode pengajaran bahasa yang di dalam
pelaksanaanya guru langsung menggunakan bahasa sasaran, yaitu bahasa yang diajarkan.
b. Natural method
Metode murni atau natural method dapat pula dikatakan sebagai metode alamiah yang dalam
pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-gambar, atau peragaan
secara langsung dalam aktivitas sehari-hari.
c. Reading method
Metode ini dapat diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD dengan jalan
dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode ini cocok
diterapkan di SD kelas tinggi.
d. Eclectic method
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode pengajaran
bahasa, bebas di sini yang dimaksud adalah bebas untuk menambah atau
mengombinasi/mencampur antara metode yang satu dengan lainnya yang dianggap cocok.
3. Teknik
Teknik adalah upaya guru , usaha-usaha guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk
mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi,
teknik ini bersifat implementasional.
Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai dalam
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989: 56-63).
a. Teknik ceramah
Teknik ceramah memang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, terutama kepada
mereka yang sudah termotivasi. Hingga saat ini, teknik ceramah memang masih sering
digunakan guru dalam proses pembelajaran.
b. Teknik tanya jawab
Tujuan teknik tanya jawab adalah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap ceramah yang
baru diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk mengecek pemahaman
siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca.
c. Teknik diskusi kelompok
Tujuan digunakannya teknik ini adalah untuk melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat,
dan mau menerima kritikan kalau memang pendapatnya kurang benar.
d. Teknik pemberian tugas
Teknik ini juga disebut sebagai resitasi yang dapat diberikan kepada siswa secara individual
maupun kelompok. Diharapkan siswa dapat lebih mendalami materi pelajaran yang diberikan
guru.
e. Teknik ramu pendapat (brainstorming)
Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-Jawab dan Teknik Diskusi. Teknik ini
bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya.
f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik simulasi ini tepat sekali digunakan untuk melatih
keterampilan berbicara.

Anda mungkin juga menyukai