Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PEMBELAJARAN IPA DI SD (PDGK 4202)

MODUL 2
PENDEKATAN DALAM PEMBELAJARAN IPA SD

Disusun oleh :
Kelompok 1 ( kelas BI 2I)

Imam Junaidi 855760672


Muhammad Guntur 855761137
Holilur Rahman 855757334

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN IMLU PENDIDIKAN
UPBJJ UT PALEMBANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
laporan makalah Pendekatan dalam Pembelajaran IPA di SD PDGK4202 berhasil dibuat.
Makalah ini disusun berdasarkan kebutuhan tugas kuliah. Harapannya dengan adanya pelajar
Pembelajaran IPA Di SD Pembelajaran ini dapat membantuk teman-teman dalam
pembelajaran.
Pembelajaran IPA Di SD ini disusun sesuai berdasarkan Buku Materi Pokok
PDGK42202. Tujuan utama pembuatan makalah ini, supaya teman-teman dapat memahami
materi lebih muda.
Diharapkan makalah ini dapat membantu dan bermanfaat dalam pembelajaran. Kami
berharapa, semua pihak dapat mendukung makalah ini. Kepada para mahasiswa kami
ucapkan selamat belajar di rumah dan manfaatkanlah belajar di rumah dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saran dan
kritik sangat saya harapkan.

Tanjung Lago, 22 Oktober 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................. I
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................... II
BAB 1.......................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................................................... 2
BAB II..................................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN..................................................................................................................................................... 3
Modul 2 Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA SD.......................................................................................... 3
A. PENGERTIAN DAN PRINSIP PEMILIHAN PENDEKATAN...............................................................3
B. JENIS PENDEKATAN.............................................................................................................................. 4
Kegiatan Belajar 2........................................................................................................................................... 9
Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA............................................................................................ 9
BAB III.................................................................................................................................................................. 15
KESIMPULAN.................................................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................... 16

II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam era globalisasi atau zaman dunia menyatu perkembangan Ilmu
Pengatahuan Alam sebagau dasar dan penunjang penemuan teknologi baru bersifat
dinamis dan makin lama makin cepat. Perkembangan Ilmu Pengathuan Alam yang
terjadi 20 tahun terakhir jauh melebihi perkembangan dalam seluruh waktu
sebelumnya. Oleh sebab itu dalam mengejarkan Ilmu Pengetahuan aAlam jangan
hanya menggunakan satu pendekatan, tetapi gunakan berbagai pendekatan yang
sesuai bagi berbagau pokok bahasan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan
berperan penting dalam menentukan berhasil – tidaknya proses belajar yang
diinginkan. Pendekatan dalam pembelajaran merupakan proses mengalami untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik. Dalam mengajarkan Ilmu Pengathuan Alam
dapat digunakan berbagai pendekatan.
Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep,
prinsip, proses penemuan, serta sikap ilmiah yang bermanfaat bagi siswa dalam
mempelajari diri dan alam sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk
mencari tahu melalui kegiatan observasu atau eksperimen yang dibuktikan secara
empiris. Pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan dapat meningkatkan
keberhasilan pembelajaran.
Pendekatan adalaj cara umum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang
menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian
asumsi.
Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk,
dan outcomes Pendidikan dengan bahan kajian yang disajikan, sehingga pembelajaran
lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu, serta bermaknsa bagi
hidup baik untuk sekarang maupun yang akan dating.
Tujuan pendektan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian dengan
suatu terminology sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan. Prinsip
pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan factor – factor yang terkait antara
lain adalah tujuan Pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemampuan siswa,
psikologi belajar dan sumber daya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD ?
2. Bagaimana Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA SD ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pendekatan dalam pembelajran IPA SD
2. Untuk mengetahui penerapan pendekatan dalam pembelajaran IPA SD

2
BAB II
PEMBAHASAN
Modul 2 Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA SD

Kegiatan Belajar 1

Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA

Pendidikan IPA bertujuan agar siswa menguasai pengetahuan, fakta, konsep, prinsip,
proses penemuan, serta sikap ilmiah yang akan bermanfaat bagi siswa dalam
mempelajari diri dan alam sekitarnya. Dengan pemberian pengalaman langsung untuk
mencari tahu melalui kegiatan observasi atau eksperimen yang dibuktikan secara
empiris.Pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan pembelajaran sangatlah
penting bagi seorang guru, karena dengan kemampuan tersebut dapat meningkatkan
keberhasilan pembelajaran.

A. PENGERTIAN DAN PRINSIP PEMILIHAN PENDEKATAN


Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau objek
kajian, sehingga berdampak ibarat seseorang memakai kacamata dengan warna
tertentu pada saat memandang alam sekitar. Pendekatan bersifat aksiomatis yang
menyatakan pendirian, filosofi, dan keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian
asumsi.

Peranan pendekatan adalah menyesuaikan komponen input, output, produk,


dan outcomes pendidikan dengan bahan kajian yang akan disajikan, sehingga
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan, menumbuhkan rasa ingin tahu,
memberikan penghargaan, serta bermakna bagi hidup baik untuk sekarang maupun
yang akan datang.

Tujuan pendekatan adalah menggiring persepsi dan atau proses pengkajian


dengan suatu terminologi sehingga diperoleh pembentukan perilaku yang diharapkan.
Prinsip pemilihan pendekatan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terkait
antara lain adalah tujuan pendidikan dan pembelajaran, kurikulum, kemapuan siswa,
psikologi belajar, dan sumber daya.

3
B. JENIS PENDEKATAN
Berikut adalah beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA
1. Pendekatan Lingkungan

Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha


untuk meningkatkan keterlibatan siswa melalui pendayagunaan lingkungan
sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran
akaan menarik siswa, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga
apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi
lingkungan. Sehingga dapat dikatakan lingkungan yang ada di sekitar merupakan
salah satu sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan
hasil pendidikan yang berkualitas. Lingkungan dapat memperkaya bahan dan
kegiatan belajar.

Lingkungan merupakan salah satu sumber belajar yang amat penting dan memiliki
nilai-nilai yang sangat berharga dalam rangka proses pembelajaran siswa.
Penggunaaan lingkungan memungkinkan terjadinya proses belajar yang lebih
bermakna sebab anak dihadapkan pada kondisi yang sebenarnya sehingga dapat
memecahkan masalah lingkungan, dan menanamkan sikap cinta lingkungan.

2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat

Pendekatan sains teknologi masyarakat merupakan pendekatan pembelajaran


yang pada dasarnya membahas penerapan sains dan teknologi dalam konteks
kehidupan manusia sehari-hari. Dengan pendekatan ini siswa dikondisikan
diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang
mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Dengan demikian dapat
menggunakan pendekatan sains teknologi masyarakat untuk menanamkan
pemahaman konsep dan pengembangannya untuk kemaslahatan masyarakat.

Kegiatan pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan


terjadinya belajar pada diri siswa. Dalam suatu kegiatan pembelajaran dapat
dikatakan terjadi belaajr, apabila terjadi prsoes perubahan perilaku pada diri siswa
sebagai hasil dari suatu pengalaman.

4
3. Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual adalah suatu cara mengajar dengan menyampaikan hasil-hasil
penemuan IPA kepada siswa, dimana pada akhir suatu intruksional siswa akan
memperoleh informasi tentang hal-hal penting.Terkadang menarik bagi siswa,
namun kurang merefleksikan gambaran tentang sifat IPA sendiri. Biasanya, siswa
tidak dapat mengingat tentang fakta dalam waktu lama karena tidak mendapatkan
sajian tentang gambaran menyeluruh.
4. Pendekatan Konseptual
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati
bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan buah pemikiran seseorang
atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam defenisi sehingga menjadi
pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh
dari fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak.
Konsep dapat mengalami perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan
baru, sedangkan kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
Konsep dimulai dengan memperkenalkan benda konkret, berkembang menjadi
simbol sehingga menjadi abstrak yang berupa ucapan atau tulisan yang
mengandung konsep yang lebih kompleks. Konsep yang kompleks memerlukan
permunculan berulang kali dalam satu pertemuan dalam kelas, didukung media
atau sarana yang tepat. Contoh : Kalau pengajar menjelaskan konsep “mata”,
maka pembelajar dapat memperlihatkan mata mereka secara konkret. Pengajar
bertanya, “ Dimana matamu ?, Apa gunanya mata ?, Berapa matamu ? “. Dan
pertanyaan-pertanyaan ini pembelajar dapat menghubungkan benda konkret
dengan fungsinya dan kegiatannya. Semua ini memunculkan pengalaman baru.
Dalam proses internalisasi suatu konsep perlu diperhatikan dari beberapa hal,
antara lain:
a. Memperkenalkan benda-benda yang semula tak bernama menjadi bernama.
b. Memperkenalkan unsur benda, sehingga memberi kemungkinan unsur lain.
Contoh : Bunga-berbau (harum/tak harum), Berwarna (bermacam-macam),
Berdaun (kecil, besar), Berduri (lunak, keras).
c. Menunjukkan ciri-ciri khusus pada benda yang diperlihatkan.
d. Menunjukkan persetujuan dengan membandingkan contoh dan bukan contoh..

5
5. Pendekatan Pemecahan Masalah
Pendekatan pemecahan masalah adalah pendekatan tang digunakan dalam
mempelajari suatu ilmu pengetahuan dengan maksud mengubah keadaan yang
actual menjadi suatu keadaan, seperti yang kita kehendaki dengan memperhatika
prosedur pemecaha yang sistematis.
Alasan menggunakan pendekatan ini, yaitu: 1. Pendekatan ini terpusat pada
masalah.2. Pendekatan ini singkat.3. Pendekatan ini inovatif.4. Pendekatan ini
bersifat mengarahkan.5. Pendekatan ini lebih sistematis.6. Pendekatan ini terpusat
pada pribadi.7. Pendekatan ini memiliki ukuran.
6. Pendekatan Nilai
Pendekatan nilai adalah cara mengerjakan IPA dengan menggunakan pandangan
suatu nilai, misalkan terkait moral/etika, yang bersifat universal, nilai yang terkait
dengan kepercayaan/ agama, atau nilai yang terkait dengan politik, sosial, budaya
suatu negara/ daerah. Pendekatan ini menekankan pada penyampaian produk IPA
serta prilaku yang diharapkan yang terkait produk dan prose tsb, namun tidak
secara langsung tentang proses bagaimana produk tsb dihasilkan.
7. Pendekatan Inkuiri
Adalah suatu strategi pembelajaran dimana guru dan murid mempelajari
peristiwa-peristiwa ilmiah dengan pendekatan yang dipakai oleh ilmuwan. Arti
inkuiri adalah proses penemuan dan penyelidikan masalah-masalah, menyusun
hipotesa, merencanakan eksperimen, mengumpulkan data, dan menarik
kesimpulan tentang hasil pemecahan masalah. Sehingga anak untuk melakukan
eksperimen sendiri. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mencari sendiri
jawaban atas pertanyaan yang mereka ajukan.

Adapun tujuan pendekatan inkuiri yaitu:

a. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan memproses


bahan pelajarannya.
b. Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan
pengalaman belajarnya.
c. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar yang tiada habisnya.
d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup

6
Alasan penggunaan pendekatan inkuiri, yaitu:

a. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat.


b. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah tetapi juga lingkungan sekitar.
c. Melatih peserta didik untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
d. Penanaman kebiasaan untuk belajar berlangsung seumur hidup.
e. Membuat pertanyaan atau menentukan masalah dari hasil pengamatan.
8. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan


kegiatan belajar-mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan
kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar (Semiawan, 2002). Pendekatan
keterampilan proses ini dipandang sebagai pendekatan yang oleh banyak pakar
paling sesuai dengan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam rangka
menghadapi pertumbuhan dan perkembangan IPTEK.

Pendekatan keterampilan proses akan efektif jika sesuai dengan kesiapan


intelektual. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses harus tersusun
menurut urutan yang logis sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman
siswa. Misalnya sebelum melaksanakan penelitian, siswa terlebih dahulu harus
mengobservasi atau mengamati dan membuat hipotesis. Agar siswa dapat
menciptakan kembali konsep-konsep yang ada dalam pikiran dan mampu
mengorganisasikannya. Dengan demikian, keberhasilan anak dalam belajar sains
menggunakan pendekatan keterampilan proses adalah suatu perubahan tingkah
laku dari seorang anak yang belum paham terhadap permasalahan sains yang
sedang dipelajari sehingga menjadi paham dan mengerti permasalahannya.

Menurut (Semiawan, 2002), terdapat sepuluh keterampilan proses yaitu :

a. Kemampuan mengamati, merupakan salah satu keterampilan dengan


memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin biasa digunakan untuk
memperhatikan hal yang diamati, memilah-milah bagiannya berdasarkan
kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil
pengamatan dan menuliskan hasilnya.
b. Kemampuan menghitung,.
c. Kemampuan mengukur.

7
d. Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompokkan atau
menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi, dan gagasan.
e. Kemampuan menemukan hubungan. Yang termasuk dalam kemampuan ini
adalah: fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya
merupakan variabel untuk menentukan hubungan antara sikap dan tindakan
yang sesuai.
f. Kemampuan Membuat Prediksi (Ramalan). Kemampuan membuat ramalan
atau perkiraan yang di dasari penalaran baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam teori penelitian,
kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun
hipotesis. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan
suatu kejadian atau pengamatan tertentu..
g. Kemampuan Melaksanakan Penelitian (Percobaan). penelitian (percobaan)
merupakan kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui
kegiatan eksperimen praktis.
h. Kemampuan Mengumpulkan dan Menganalisis Data. siswa perlu menguasai
bagaimana cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik kuantitatif
maupun kualitatif.
i. Kemampuan menginterpretasikan data. siswa perlu menginterpretasikan hasil
yang diperoleh karena kemampuan mengkomunikasikan hasil.
9. Pendekatan Sejarah

Adalah cara mengajarkan IPA dengan menyajikan berbagai penemuan yang


dihasilkan oleh para ilmuwan/ahli IPA tentang perkembangan temuan-temuan tsb
dikaikan dengan ilmu IPA sendiri. Dengan menggunakan metode membaca buku
atau menjelaskan.

8
Kegiatan Belajar 2
Penerapan Pendekatan dalam Pembelajaran IPA
1. Pendekatan Lingkungan

Pemanfaatan lingkungan dalam pengajaran mempunyai keuntungan praktis dan


ekonomis. Keuntungan praktis karena mudah diperoleh, sedangkan keuntungan
ekonomis karena murah dan dapat dijangkau oleh seluruh siswa. Dengan
memanfaatkan lingkungan sekaligus juga memanfaatkan kepedulian siswa untuk
mencintai lingkungan belajarnya. Hal ini akan lebih terasa bermakna, bermanfaat
dan langsung dapat dirasakan oleh siswa.

Ada beberapa cara teknik atau cara mengajar dengan pendekatan lingkungan alam
sekitar, yaitu: Survey, Camping / berkemah, Field Trip / karya wisata.
Pendekatan lingkungan adalah pendekatan yang berorientasi pada alam bebas dan
nyata,S. Misalnya; Praktik Lapangan, Mengundang nara sumber, Proyek
Pelayanan, dan Pengabdian kepada masyarakat.

Kelebihan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :

a. Lebih menarik dan tidak membosankan


b. Hakikat belajar akan lebih bermakna
c. Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga
kebenarannya lebih akurat
d. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif
e. Sumber belajar menjadi lebih kaya
f. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya.

Kekurangan mengajar dengan pendekatan lingkungan alam sekitar, yaitu :

a. Volume dan kekuatan suara harus lebih besar, agar dapat ditangkap oleh
audiens.
b. Guru/dosen harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk memusatkan perhatian
audiens.
c. Model pembelajaran harus dibuat menarik, variatif
d. Sangat tergantung cuaca
e. konsentrasi audiens kurang

9
2. Pendekatan Sain-Lingkungan-Teknologi-Masyarakat

Beberapa penerapan dalam kegiatan pembelajaran:

a. Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi

Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak


memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang
menyalurkan semua fakta dan teori.

b. Pengalaman intelektual, emosional dan fisik

Pengalaman ini dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal. Ini
berarti kegiatan pembelajaran yang mampu memberi kesempatan kepada
siswa memperlihatkan unjuk kerja melalui sejumlah keterampilan memproses
semua fakta, konsep dan prinsip sangat dibutuhkan.

c. Penanaman sikap dan nilai sebagai pengabdi

Hal ini menuntut adanya pengenalan terhadap tata cara memproses dan
memperoleh kebenaran ilmu yang bersifat kesementaraan. Hal ini akan
mengarahkan siswa pada kesadaran keterbatasan manusiawi dan keunggulan
manusiawi, apabila dibandingkan dengan keterbatasan dan keunggulan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Dimyati dan Mudjiono, 2006 : 135 – 138).

Menurut Anwariyah dalam Munawarah (2002 : 5) ada empat macam penerapan


Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam pembelajaran yaitu:

1. Menyadari hubungan yang kompleks antara ilmu, teknologi dan masyarakat


2. Mengerti dan mampu mengadaptasikan diri dengan berbagai perubahan besar
sebagai akibat perkembangan IPTEK serta dampak-dampak bagi individu dan
masyarakat.
3. Mampu membuat keputusan yang tepat mengenai penggunaan teknologi dala
masyarakat khususnya yang melibatkan unsur-unsur sosial, seperti lingkungan,
energi, kependudukan, bio genetika, teknologi, maknan, transportasi dan lain-
lain.
4. Secara realistik dapat memproyeksikan alternatif masa depan beserta
konsekwensi positif dan negatifnya.

10
Menurut Wahyudi, dkk dalam Munawarah (2004 : 7) ada beberapa keunggulan
yang dapat diperoleh dari pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) yaitu:

a. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi tujuan


 Meningkatkan keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping
keterampilan proses.
 Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif
dan psikomotorik.
 Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.
b. Keunggulan pendekatan STM jika ditinjau dari segi pembelajaran
 Menekankan keberhasilan siswa
 Menggunakan berbagai strategi
 Menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi
sebagai sumber informasi.
c. Keunggulan pendekatan STM ditinjau dari segi evaluasi
 Ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar
 Perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga
diperhatikan.
 Kualitas efisiensi dan keefektifan serta fungsi program juga dievaluasi.
 Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam
membantu siswa.

Ada bebrapa tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), yaitu:

 Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi dan eksplorasi) yang mengemukakan isu


atau masalah aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.
 Dalam pembentukan konsep yang siswa membangun atau
mengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen,
dan diskusi.
 Tahap aplikasi konsep atau menyelesaikan masalah yang menganalisis
masalah atau isu yang telah dikemukakan di awal pembelajaran
berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.
 Tahap pemantapan konsep, di mana guru memberi pemantapan konsep
agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa.

11
Tahap evaluasi penggunaan tes untuk mengetahui penguasaan konsep siswa
terhadap materi yang dikaji (www.dunia guru com.)

Aisyah (2007), mengemukakan empat hambatan pembelajaran dengan pendekatan


STM, yaitu waktu, biaya, kompetensi guru, dan komunikasi dengan stakeholder
(orang tua, masyarakat, dan birokrat). hambatan lain dalam penerapan pendekatan
ini adalah siswa belum terbiasa untuk berpikir kritis dan belajar mengambil
pengalaman di lapangan, sehingga dibutuhkan kesabaran dan ketekunan guru
untuk mengarahkan dan membimbing siswa dalam pembelajaran

3. Pendekatan Faktual

Pembelajaran dilakukan dengan menyodorkan fakta-fakta hasil penemuan IPA


dengan harapan siswa dapat memperoleh informasi tersebut. Metodenya antara
lain adalah dengan membaca, menyampaikan pendapat ahli dari buku,
demonstrasi, latihan ( drill), dan memberikan test.

4. Pendekatan Konseptual

Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu :

a. Tahap Enaktif, yaitu melalui Pengenalan benda konkret. menghubungkan


dengan pengalaman lama atau pengalaman baru, dan pengamatan, penafsiran
tentang benda baru.contohnya
 Pengajar memperlihatkan barang-barang yang sering dipakai orang sehari-
hari untuk menutup badan dan perlengkapannya. Pembelajar diminta
mengamati dan menghubungkan dengan apa yang pernah dialaminya atau
barangkali ada kreasi baru.
 Pengajar bertanya agar mendapat respons tentang barang-barang tersebut.
Apakah kamu pernah mengenakan barang seperti ini jawabnya ya atau
tidak. Apakah kamu pernah mengenakan barang seperti ini, jawabnya ya
atau tidak. Apakah barang-barang ini sambil diperagakan, dipakai di badan,
disebagian badan atau di seluruh badan serta dikaki, di tangan atau di leher,
jawabnya “ ya atau tidak “.
b. Tahap Simbolik yaitu dengan memperkenalkan ; Simbol, lambang, kode,
membandingkan antara contoh dan non contoh untuk menangkap apakah
siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Seta memberi nama, istilah, serta

12
definisi. dimana pengajar memperlihatkan gambar tentang barang-barang yang
ditunjukkan pada a dan b. Pembelajar menunjuk dan menyebut ciri-ciri khusus
tiap-tiap benda tersebut, dan Pengajar bersama pembelajar memberi sebuah
nama atau istilah. Gambar atau barang yang termasuk baju dan gambar atau
barang yang bukan baju tetapi sebagai pelengkap. Pembelajar secara lisan
dapat menyebut dengan nama dan definisinya.
c. Tahap Ikonik merupakan tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti ;
Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
5. Pendekatan Pemecahan Masalah

Secara garis besar strategi pemecahan masalah mengacu kepada model empat-
tahap pemecahan masalah yang diusulkan oleh George Polya sebagai berikut.

a. Memahami masalah
b. Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah
c. Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua
d. Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh[
6. Pendekatan Nilai

Pendekatan nilai adalah cara mengajarkan IPA dengan menggunakan pandangan


suatu nilai dan pada akhirnya siswa diharapkan dapat memahami dan menerapkan
nlai tsb dalam keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kesepurnaan kehidupa,
lingkungan, dan alam semesta.

7. Pendekatan Inkuiri.

Berikut merupakan penjelasan dari siklus pembelajaran pendekatan inkuiri:

a. Mengamati adalah Kegiatan mengamati objek-objek dan fenomena alam


sekitar melalui pancaindera: penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman,
dan perasa atau pengecap. Informasi yang diperoleh dapat menuntun
keinginan tahu, mempertanyakan, memikirkan, melakukan intepretasi tentang
lingkungan, dan meneliti lebih lanjut.
b. Bertanya. Kegiatan dimana siswa mempunyai rasa keingintahuan yang
mendalam yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang dipelajari.

13
c. Hipotesis adalah Kegiatan siswa memberikan jawaban sementara atas
pertanyaan yang telah dibuat.
d. Mengumpulkan data adalah Kegiatan mencari informasi berupa data dari
bahan atau materi yang diteliti atau dipelajari. Mengumpulkan data bisa
melalui kegiatan observasi, misalnya membaca buku untuk memperoleh
informasi pendukung.
e. Menganalisis data adalah kegiatan Mengolah data dan menyajikan data
tertentu untuk memperoleh suatu kesimpulan. Analisis data pada penyajiannya
dapat berupa tulisan, gambar, laporan, tabel, dan karya lainnya.
f. Menarik kesimpulan adalah Peringkasan atau hasil akhir dari proses analisis
data.
8. Pendekatan Keterampilan Proses

Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan


keterampilan-keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan sikap dan nilai. (Conny
Semiawan, 2002: 16). Pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses
dilaksanakan dengan beberapa langkah, sebagai berikut:

9. Pendekatan Sejarah

Siswa diajak untuk membaca buku atau mendengarkan informasitemuan-temuan


IPA bukan untuk melakukan suatu kegiatan. Seperti halnyapendekatan faktual dan
pendekatan konseptual, pendekatan ini lebih menekankan penyampaian produk
atau hasil IPA, sedikit menjelaskan proses mendapatkantemuan tsb, namun tidak
banyak melibatkan siswa dengan bagaimana proses konkret yang dilaluinya.

14
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan tersebut didapat kesimpulan bahwa :

1. Penerapan pendekatan pembelajaran IPA SD dipelajari seara inkuiri ilmiah untuk


menumbuhkan kemampuan berpikir (aspek kognitif), bekerja dan bersikap ilmiah
(aspek psikomotor dan sikap), serta keterampilan berkomunikasi.
2. Belajar itu merupakan suatu proses yang memungkinkan seseorang untuk mengubah
tingkah lakunya cukup cepat, dan perubahan tersebut bersifat relative tetap, sehingga
perubahan yang serupa tidak perlu terjadi berulang kali setiap menghadapi situasi
yang baru.
3. Belajar dan persepsi merupakan suatu kegiatan pengolahan informasi yang
menemukan kebutuhan – kebutuhan untuk mengenal dan menjelaskan gejala yang ada
dilingkungan kita.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sapriati, A., DKK, 2014. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Buku. Tangerang
Selatan : Universitas Terbuka

16

Anda mungkin juga menyukai