Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENDEKATAN DALAM
PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M.Pd


Disusun Oleh Kelompok 4 :
 Yaumil Maghfirah Armas (210107502018)
 Nurul Mawaddah Bakri (210107502027)
 Dwilestari (210107502030)
 Gwhynet Octaclarissa Dian Cristy (210107502033)
 Andi Nurkania (210107502024)

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

1
2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur sepantasnya kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas izin-
Nya jualah penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai “Pendekatan
Pembelajaran IPA Biologi” untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Belajar dan
Pembelajaran di bawah asuhan Ibu Prof. Dr. Hj. Nurhayati B, M.Pd. Pembuatan
makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mendefinisikan dan menguraikan
berbagai pendekatan dalam proses pembelajaran MIPA biologi. Namun demikian,
penyusun tetap menyadari akan adanya keterbatasan penyusun dan masih
banyaknya kekurangan yang terdapat dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena
itu, penyusun mengharapkan saran yang bersifat positif dan membangun, guna
meningkatkan kualitas dari karya-karya penyusun dimasa mendatang. Sebagai
penutup, kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah
ini, penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga mereka
mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Makassar, 17 April 2022


Penyusun

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1  Latar Belakang...............................................................................................4
1.2  Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3  Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran IPA Biologi.........................................6
2.2  Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran....................................................7
2.3. Metode Pembelajaran IPA Biologi..............................................................19
BAB III..................................................................................................................23
PENUTUP..............................................................................................................23
3.1 Kesimpulan...................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki
beberapa arti di antaranya diartikan dengan “pendekatan”. Di dalam dunia
pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning
something “cara memulai sesuatu”. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan
cara memulai pembelajaran. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah
suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan
pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak
kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
Biologi merupakan salah satu bagian dari materi pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang diajarkan di sekolah menengah. Pelajaran biologi sering
dianggap pelajaran yang penuh dengan hafalan. Beberapa siswa merasa kesulitan
dengan istilah-istilah latin, sehingga tidak sedikit siswa yang kurang senang
dengan pelajaran biologi. Apalagi jika dalam proses pembelajaran, guru masih
terbiasa untuk menjadikan siswanya pendengar yang baik, dengan lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Guru sudah semestinya mempraktekkan
pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang berlandaskan pada pandangan
kontruktivisme, dimana setiap orang yang belajar sesungguhnya membangun
pengetahuannya sendiri. Implikasi pandangan kontruktivisme di sekolah bahwa
suatu pengetahuan tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa,
namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Belajar
akan lebih bermakna jika anak “mengalami” apa yang dipelajarinya, bukan
”mengetahuinya”. Berdasar pandangan ini guru sudah seharusnya mengupayakan
situasi pembelajaran yang mendorong siswa secara aktif dapat menyusun sendiri
konsep-konsep yang dipelajarinya.
Pembelajaran biologi merupakan proses belajar yang menyangkut hubungan
antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu proses belajar yang selalu

4
berhubungan dengan aktivitas dunia nyata. Beberapa pendekatan pembelajaran
biologi yang di anggap efisien adalah pendekatan kontekstual, pendekatan
lingkungan, pendekatan tujuan pembelajaran, pendekatan konsep, pendekatan
sains-teknologi-masyarakat, pendekatan terpadu.
1.2  Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pendekatan pembelajaran IPA biologi?
b. Apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran IPA biologi?
c. Bagaimana metode pembelajaran IPA biologi?

1.3  Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian pendekatan pembelajaran IPA biologi?
b. Mengetahui apa saja macam-macam pendekatan pembelajaran IPA biologi
c. Bagaimana metode pembelajaran IPA biologi?

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran IPA Biologi
A. Pengertian Pendekatan Pembelajaran
       Istilah pendekatan berasal dari bahasa Inggris approach yang memiliki
beberapa arti di antaranya diartikan dengan “pendekatan”. Di dalam dunia
pengajaran, kata approach lebih tepat diartikan a way of beginning
something “cara memulai sesuatu”. Karena itu, istilah pendekatan dapat diartikan
cara memulai pembelajaran. Pendekatan pembelajaran (teaching approach) adalah
suatu ancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan
pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak
kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang berkaitan.
       Menurut Akhmad Sudrajat dalam pendekatan pembelajaran dapat diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
       Fungsi pendekatan bagi suatu pengajaran adalah sebagai pedoman umum dan
langsung bagi langkah-Iangkah metode pengajaran yang akan digunakan.
       Menurut Mohammad Surya ( 2004 ) fungsi pendekatan sebagai berikut :
1.      Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran
2.      Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai
3.      Mendiagnosis masalah-masalah belajar  yang timbul
4.      Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan
B. Hakekat IPA dan Bagaimana Belajar IPA
IPA merupakan ilmu pengetahuan yang terdiri atas produk dan proses.
Produk dalam IPA berupa fakta, konsep, prinsip, dan teori yang semuanya dapat
dibuktikan di alam, sedangkan proses meliputi cara untuk mendapatkan produk
IPA. Hal ini berarti bahwa produk dan proses tidak dapat dipisahkan, sehingga
dalam pembelajaran IPA juga harus mengacu pada hakekat IPA tersebut. Apabila

6
mengajarkan IPA sesuai hakekatnya sebagai proses, maka berarti pula
mengembangkan sikap ilmiah siswa itu sendiri. Seperti pendapat [1], hakekat IPA
meliputi produk, proses dan pengembangan sikap. IPA sebagai proses tidak lain
adalah metode ilmiah, namun dalam pembelajaran di sekolah tidak mungkin
dilakukan secara utuh. Penerapan metode ilmiah di sekolah harus disesuaikan
dengan tingkat berfikir siswa, sehingga mengajarkan IPA juga disesuaikan dengan
tahap berfikir siswa. Pada tingkat SMP, metode ilmiah dikembangkan secara
bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan pada akhirnya akan terbentuk
suatu paduan yang lebih utuh sehingga anak dapat melakukan penelitian
sederhana. Menurut [2], pentahapan pengembangannya disesuaikan dengan
tahapan dari suatu proses penelitian eksperimen meliputi: observasi, klasifikasi,
interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan
melaksanakan peneltitian, inferensi, aplikasi dan komunikasi. Suatu pengajaran
akan berhasil apabila terjadi proses mengajar dan proses belajar secara
berkesinambungan. Menurut [2], terdapat tujuh prinsip agar proses belajar
mengajar IPA dapat berhasil yang meliputi prinsip: a) keterlibatan siswa secara
aktif; b) belajar berkesinambungan; c) motivasi; d) multi saluran; e) penemuan; f)
totalitas; g) perbedaan individu. Ketujuh prinsip tersebut menunjukkan bahwa
proses pembelajaran IPA harus memberdayakan segala yang dimiliki siswa,
antara lain selalu dimulai dengan menggali kemampuan awal siswa, menggunakan
metode dan media bervariasi karena pada kenyataannya daya penerimaan siswa
berbeda-beda, dan melibatkan siswa secara aktif melalui penemuan dan
menggunakan kemampuan siswa secara total.

2.2  Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran


A.    Pendekatan Kontekstual
1.      Pengertian Pendekatan Kontekstual
            Pendekatan kontekstual atau pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang miliknya dengan

7
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari (Nurhadi, dkk, 2003). Menurut
Corebima (2003) pendekatan kontekstual berlangsung bilamana para siswa
menerapkan dan mengalami apa yang sedang diajarkan mengacu kepada masalah
riil yang bersangkut paut dengan peran dan tanggung jawab mereka sebgaii
keluarga, warga Negara, siswa maupun pekerja. Menurut Clifford dan Wilson
(2000) mengemukakan bahwa ppendekatan kontekstual membantu para siswa
dalam memahami standar isi materi pelajaran dengan menerapkan pengetahuan
pada kehidupan saat ini dan masa depannya sebagai anggota keluarga, masyarakat
dan pekerja.
            Pendekatan kontekstual memungkinkan para siswa untuk memperkuat
mengembangkan dan menerapkan pengetaun akademik secara keterampilan
mereka pada berbagai lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah.
Menurut Clifford dan Wilson (2000), manfaat efektif dari pendekatan kontekstual
adalah  menekankan pada penanganan masalah, memahami kebutuhan
pembelajaran dalam berbagai konteks, mengajar sisiwa menjadi mandiri,
mendasarkan pembelajaran pada konteks kehiduppan siswa yang beragam,
medorong siswa untuk belajar dari teman-temannya dalam kelompok, serta
menerapkan penilaian autentik.
2.      Elemen Utama Pendekatan Kontekstual
Menurut Corebima (2003) mengemukakan ada 6 elemem utama dalam
pendektan kontekstual yaitu:
a. Pembelajaran bermakna
b. Penerapan pengetahuan
c. Pemikiran tingkat tinggi
d. Kurikulum yang berhubungan dengan standar
e. Tanggung jawab kultural
f. Anthentic assessment
     Menurut Susilo (2001) mengemukakan ada 10 elemen utama pendekatan
kontekstual yaitu:
a. Pembelajaran bermakna
b. Penerapan pengetahuan

8
c. Pemikiran tingkat tinggi
d. Kurikulum yang berhubungan dengan standar isi
e. Masyarakat belajar
f. Refleksi
g. Pemodelan
h. Tanggung jawab budaya
i. Penilaian autentik
j. Kontruktivusme
Menurut Nurhadi, Dkk (2003) ada 7 elemen utama pendekatan kontekstual
yaitu:
a. Kontruktivisme adalah proses membangun atau menyusun   pengetahuan
baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
b. Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian
dan  penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
c. Bertanya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan.
d. Masyarakat belajar (Lerning comuniti) adalah pembelajaran diperoleh
melalui kerja sama dengan orang lain.
e. Pemodelan (Modeling) adalah proses pembelajaran dengan memperagakan
sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
f. Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru di pelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu.
g. Penilain yang sebenarnya(authentic assessment) adalah proses yang
dilakukan oleh guru untuk mengumpulkan informasi tentang
perkembangan belajar yang dilakukan oleh siswa.
     Menurut Zahorik (dalam Nurhadi,dkk,2003) ada  5 elemen yang harus
diperhatikan dalam praktik pendekatan kontekstual yaitu:
a. pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
b. pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge) dengan
mempelajari secara keseluruhan dulu,kemudian memperhatikan detailnya.
c. pemahaman  pengetahuan (understanding knowledge) yaitu dengan cara
menyusun konsep sementara (hipotesis),melakukan sharing kepada orang

9
lain agar mendapat tanggapan (validasi) dan atas dasar tanggapan itu
konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
d. mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying
knowledge).
e. melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap srategi pengembangan
pengetahuan tersebut.
3. Strategi Pembelajaran yang Berkaitan dengan Pendekatan Kontekstual  
            Menurut Corebima (2003) ada 5 strategi yaitu:
a. Authentic instruction(Pengajaran Autentik) yaitu Suatu pendekatan
pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks
bermakna.
b. Pembelajaran  berbasis inkuiri(Inquiry-Based Learning) yaitu Suatu
pendekatan pembelajaran yang mengikuti metodologi sains dan
menyediakan kesempatan untuk pembelajaran bermakna.
c. Pembelajaran berbasisi masalah (Problem-Based Learning) yaitu Suatu
pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pegetahuan
dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
d. Belajar Berbasis Jasa-Layanan (Service Learning) yaitu Suatu pendekatan
pembelajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan
suatu struktur berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa-layanan tersebut,
jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa-layanan dan
pembelajaran akademis.
e. Pembelajaran berbasis kerja/tugas (Project-Based Learning) yaitu Suatu
pendekatan pembelajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa
(kelas) didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap
masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata
pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya.

10
     Center of Occupational Research and Development (CORD) menyampaikan
ada 5 strategi bagi pendidikan dalam rangka penerapan pendekatan kontekstual
yaitu:
a. Relating (Belajar dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan nyata
sisiwa).
b. Experiencing (belajar ditekankan kepada penggalian, penemuan,
penciptaan).
c. Applying (belajar bilamana pengetahuan dipresentasikan di dalam konteks
pemanfaatannya
d. Cooperating (Belajar dalam konteks komunikasi Interpersonal, pemakaian
bersama).
e. Transfering (belajar melalui pemanfaatan pengetahuan di dalam situasi
atau konteks baru).
     Menurut Nurhadi, dkk (2003) strategi pembelajaran yang berasosiasi dengan
pendekatan kontekstual ada 8 strategi yaitu:
a. CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat secar fisik,
mental, intelektual, dan emosional dengan harapan siswa memperoleh
pengalaman belajar secara maksimal, baik dalam ranah kognitif, afektif,
maupun psikomotor.
b. Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. 
c. Life skills education (Pendidikan Kecakapan Hidup) adalah kecakapan
yang dimiliki oleh seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema
hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara
proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya
mampu mengatasinya
d. Authentic instrucation (Pengajaran Autentik) adalah Suatu pendekatan
pengajaran yang memperkenankan siswa untuk mempelajari konteks
bermakna.

11
e. Inkuiri adalah proses pembelajaran didasarkan pada pencapaian
dan  penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.
f. Problem-based learning (Belajar berbasis Masalah) adalah Suatu
pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pegetahuan
dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.
g. Cooperative-learning (Belajar Kooperatif) adalah  pendekatan
pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk
bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai
tujuan.
h. Service learning (Belajar Berbasis Jasa-Layanan) adalah Suatu pendekatan
pembelajaran yang mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan
suatu struktu berbasis sekolah untuk merefleksikan jasa-layanan tersebut,
jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa-layanan dan
pembelajaran akademis.
4. Penerapan Pendekatan Kontekstual di Kelas
     Menurut Nurhadi, dkk (2003) langkah-langkah penerapan pendekatan dalam
kelas yaitu:
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermaknadengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
c. Kembangkan sifat ingin tahu sisiwa dengan bertanya.
d. Ciptakan”Masyarakat belajar” (belajar dalam kelompok-kelompok).
e. Hadirkan “model” sebagai contoh pembelajaran.
f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.
g. Lakukan penilaian sebenarnya dengan berbagai cara.
Menurut Coerimba (2003) penerepan pendekatan di dalam kelas yaitu:
a. Pembelajaran aktif (Siswa di libatkan secara aktif untuk memebentuk
pengetahuannya dn menyelesaikan permasalahannya).

12
b. Konteks yang banyak (Belajar dalam konteks yang banyak memberikan
siswa pengalaman meggunakan apa yang di pelajari mengidentifikasi dan
menyelesaikan permasalahan pada konteks-konteks baru).
c. Kerja sama dan tukar pikiran (Para siswa belajar satu sama lain melalui
kerja sama, tukar pikiran, kerja kelompok, dan refleksi diri).
d. Hubungan dengan dunia nyata (Belajar terkait dengan isu dunian nyata
melalui pengalaman di luar kelas dan simulasi).
e. Pengetahuan terdahulu (Pengalaman terdahulu sisiwa serta
pengetahuannya tertentu di hargai dan di pandang penting untuk
pembelajaran).
f. Kegunaan nilai (Pengajaran bersifat fleksibel untuk mengadaptasi
kebutuhan dan tujuan dari para pembelajar yang beragam.
g. Kontribusi kepada masyarakat (Cara bagaimana sisiwa berkontribusi
terhadap perbaikan masyarakat melalui pembelajaran maupun kegiatan
merekan perlu ditekankan).
h. Assesmen autentik (Pembelajaran di nilai dengan banyak konteks yang
bermakna).
i. Pemecahan masalah (Pemikiran tingkat tinggi yang di butuhkan untuk
pemecahan masalah di tekankan dan bukan ingatan yang kurang bermakna
maupun cerita atau deskripsi fakta).

B. Pendekatan Lingkungan
Pendekatan lingkungan adalah strategi pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan sebagai sasaran belajar, sumber belajar, dan sarana belajar.
Penggunaan pendekatan lingkungan berarti mengaitkan lingkungan dalam suatu
proses belajar mengajar. Lingkungan digunakan sebagai sumber belajar untuk
memahami materi yang erat di kaitkan dengan kehidupan sehari-hari sering di
gunakan pendekatan lingkungan , sebagai contoh untuk memahami interaksi antar
organisme, dengan mengambil contoh kejadian nyata di sekeliling, siswa dapat
lebih memahami arti interaksi tersebut.
1.      Tujuan Pendekatan Lingkungan

13
Adapun tujuan pendekatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah sebagai
berikut:
a. Supaya kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa
duduk di kelas ber-jam-jam sehingga motivasi belajar siswa akan lebih
tinggi.
b. Supaya hakikat Belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada
keadaanyang sebenarnya.
c. Supaya bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya dan lebih actual
sehinggakebenarannya lebih akurat.
d. Supaya kegiatan belajar siswa lebih konprehenshif dan lebih aktif sebab
dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti wawancara, mengamati dan
lain-lain.
e. Supaya sumber belajar menjadi lebih kaya disebabkan lingkungan yang
dipelajari beraneka ragam.
f. Supaya siswa dapat memahami dan menghayati aspek yang ada di
lingkungannya.
2. Strategi Penggunaan Lingkungan dalam Proses Belajar Mengajar
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif
dan efisien. Selanjutnya,dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya
(2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam
suatu pelaksanaan pembelajaran.
Cara pelaksanaan pembelajaran IPA dalam menggunakan pendekatan
lingkungan diantaranya adalaha.
a. Menggunakan lingkungan sebagai lahan pengembangan keterampilan
proses.
b. Menggunakan lingkungan sebagai lahan pengembangan sikap.
c. Mengunakan untuk pengayaan.
d. Struktur pengembangan wawasan lingkungan menurut kelompok umur.

14
C.  Pendekatan Tujuan Pembelajaran
       Pendekatan ini berorientasi pada tujuan akhir yang akan di capai. Dengan
adanya pendekatan tujuan tersebut berarti semuan komponen pembelajaran di tata
dan di arahkan demi tercapainnya suatu tujuan.
       Semuan pendekatan di rancang untuk keberhasilan suatu tujuan.
Menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada tujuan berarti bahwa setiap
guru harus mengetahui secara jelas tujuan yang harus di capai oleh
sisiwa.     Sebagai contoh : Apabila dalam tujuan pembelajaran tertera bahwa
siswa dapat melakukan percobaan, maka guru harus merancang pembelajaran
yang pada akhir pembelajaran tersebut siswa sudah dapat melakukan percobaan.
Metode yang digunakan untuk mmencapai tujuan tersebut dapat berupa metode
tugas atau demontrasi.
D.    Pendekatan Konsep
       Pendekatan konsep didefinisikan sebagai abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang
mempermudah komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia
berfikir. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konsep berarti siswa
dibimbing memahami suatu bahasan melalui pemahaman konsep yang terkandung
di dalamnya. Dalam proses pembelajaran tersebut penguasaan konsep dan
subkonsep yang menjadi fokus. Dengan beberapa metode siswa dibimbing untuk
memahami konsep. Belajar konsep merujuk pada aktivitas individu dalam
memahami suatu benda, proses, gejala, aturan, pengalaman melalui proses
mengenal ciri-cirinya, contoh, sifat dari ciri-ciri itu. Pemahaman tersebut
selanjutnya dapat digunakan oleh individu dalam memahami hal-hal yang sama
yang lebih luas, lebih banyak, misalnya pemahaman terhadap manusia dapat di
lahirkan dengan cara melihat contoh dan ciri-ciri manusia dibandingkan dengan
cara non manusia, misalnya binatang atau tumbuh-tumbuhan.

E.    Pendekatan Sains-Teknologi dan Masyarakat (STM)


       STM adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di

15
masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan
teknologi. Pendekatan STM ini maka Sains, Teknologi dan Masyarakat adalah
merupakan kecenderungan baru dalam pendidikan Sains, STM juga dapat
diartikan sebagai pembelajaran Sains dan teknologi dalam konteks pengalaman
manusia. Jadi Sains -Teknologi -Masyarakat atau STM adalah istilah yang
diberikan kepada usha mutakhir untuk menyajikin konteks dunia nyata dalam
pendidikan Sains dan pendalaman Sains.Pendekatan sains teknologi dan
masyarakat melibatkan siswa dalam penentuan tujuan pembelajaran, prosedur
pelaksanaan pembelajaran, pencarian informasi bahan pembelajaran dan bahkan
pada evaluasi belajar.
1.    Tujuan Pendekatan STM
Tujuan pendekatan STM ini secara umum adalah agar para peserta didik
mempunyai bekal pengetahuan yang cukup sehingga ia mampu mengambil
keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan sekaligus
dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang diambilnya.
Menurut Penn state (2006) dan NC State University (2006) bahwa tujuan dari
pada STM  secara garis besar adalah:
a. Peserta didik mampu menghubungkan realitas sosial dengan topik
pembelajaran di dalam kelas.
b. Peserta didik mampu menggunakan berbagai jalan/ perspektif untuk
mensikapi berbagai isu/ situasi yang berkembang di masyarakat
berdasarkan pandangan ilmiah.
c. Peserta didik mampu menjadikan dirinya sebagai warga masyarakat yang
memiliki tanggung jawab sosial.
            Menurut Yager tujuan pembelajaran STM adalah sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan
dan  mengkontraskan sains dan teknologi serta menghargai bagaimana
sains dan teknologi memberikan kontribusi pada pengetahuan dan
pengaruh baru.

16
b. Memberikan contoh-contoh dari masa lalu dan sekarang mengenai
perubahan-perubahan yang sangat besar dalam bidang sains dan teknologi
yang dibawa masyarakat, pertambahan ekonomi, dan proses-proses politik.
c. Memberikan/menawarkan pandangan global pada hubungan sains dan
teknologi pada masyarakat, menunjukkan dampaknya pada pengembangan
bangsa dan ekologi bumi.
Menurut Depdikbud (1992) dalam rangka mewujudkan sekolah bagian
dari masyarakat telah dikembangkan bahan kajian pengajaran sains dalam bentuk
sains, teknologi dan masyarakat. Dalam pengajaran sains siswa tidak hanya
mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga di perkenalkan pada aspek teknologi
dan bagian teknologi itu berperan di masyarakat.
            Menurut Poedjiadi (2000) menghubungkan STM dalam pembelajaran
dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu:
a. Sebagai pendekatan dengan mengaitkan antara sains, teknologi, dengan
masyarakat.
b. Sebagai pendekatan dengan mengguanakan isu atau masalah pada awal
pembelajaran.
c. Membuat program STM dengan skenario tertentu, digunakan sebagai
suplemen.
            Adapun tahap-tahap pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan STM
(Poedjiadi, A, 2005) yaitu sebagai berikut:
a. Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi, dan eksplorasi) yaitu mula-mula
dikemukakan isu-isu atau masalah aktual yang ada dimasyarakat dan dapat
diamati peserta didik.
b. Tahap pembentukan konsep yaitu peserta didik membangun atau
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui observasi, eksperimen,
diskusi, dan lain-lain.
c. Tahap aplikasi konsep atau penyelesaian masalah yaitu menganalisa isu-isu
atau masalah yang telah dikemukakan diawal pembelajaran berdasarkan
konsep yang telah dipahami sebelumnya.

17
d. Tahap pemantapan konsep, yaitu guru memberikan pemantapan konsep-konsep
agar tidak terjadi kesalahan pada diri pendidik.
e. Tahap evaluasi, pada tahap ini penggunaan portofolio atau data pribadi peserta
didik sangat disarankan.
E.    Pendekatan Terpadu (Integrate Terpadu)
       Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan dua unsur
atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pemaduan dilakukan dengan
menekankan pada prinsip keterkaitan antar satu unsur dengan unsur lain, sehingga
diharapkan terjadi peningkatan pemahaman yang lebih bermakna dan peningkatan
wawasan karena satu pembelajaran melibatkan lebih dari satu cara pandang.
              Pendekatan terpadu dapat diimplementasikan dalam berbagai model
pembelajaran. Di Indonesia, khususnya di tingkat pendidikan dasar terdapat tiga
model pemdekatan terpadu yang sedang berkembang yaitu model keterhubungan,
model jaring laba-laba, model keterpaduan.

Tabel diskripsi 3 model pembelajaran terpadu


Karakter Kelebihan Keterbatasan
Model Model ini berusaha Siswa lebih Model ini
keterhubunga menghubungkan satu mudah kurang
n (Conneted) konsep dengan konsep menemukan menampakkan
yang lain, topik dengan keterkaitan keterkaitan
topik lain, satu karena masih interdisiplin
keterampilan dengan satu lingkup
keterampilan yang lain, dalam bidang
ide yang satju dengan studi
ide yang lain tetapi masil
dalam lingkup satu
bidang studi.
Model jaring Model ini dimulai Tema yang Sulit
jaring laba dengan menentukan familliar menemukan
laba tema yang kemudian membuat

18
dikembangkan sub motivasi balajar tema
temanya dengan meningkat.
memperhatikan Memberikan
kaitannya engan bidang pengalaman
studi yang lain. berfikir serta
bekerja
interdisipliner
Model Model ini dimulai Hubungan antar Fokus
keterpaduan dengan identifikasi bidang studi terhadap
konsep,keterampilan, terlihat melalui kegiatan
sekap yang overlap pada bidang belajar. belajar,
beberapa bidang studi terkadang
tema yang berfungsi mengabaikan
sebagai konteks target
pembelajaran penguasaan
konsep.
Menuntut
wawasan luas
dari guru
Tujuan pengembangan model pembelajaran terpadu yaitu:
a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara
lebih     bermakna. 
b. Mengembangkan ketrampilan menemukan, mengolah dan memanfaatkan
informasi.
c. Menumbuhkembangkan sifat positif, kebiasaan baik dan nilai nilai luhur yang
diperlukan dalam kehidupan.
d. Menumbuhkembangkan ketrampilan sosial seperti kerjasama, toleransi,
komunikasi, serta menghargai pendapat orang lain.
e. Meningkatkan gairah dalam belajar.

19
2.3. Metode Pembelajaran IPA Biologi
Guru harus kreatif dalam pemilihan dan penentuan strategi, metode dan
teknik pembelajaran sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di kelas.
Metode yang dapat dipilih untuk pembelajaran biologi antara lain ceramah, tanya
jawab, demonstrasi, eksperimen, karya wisata, pemecahan masalah dan permainan
simulasi. Metode mana yang akan dipakai tentunya sangat tergantung dari
kompetensi (yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan
materi pelajaran) yang akan dicapai, waktu yang digunakan, jumlah siswa dan
sumber belajar.
Metode menempati posisi penting dalam penyampaian suatu materi
pelajaran, sebab pemilihan metode yang kurang tepat akan mempersulit guru
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Kegagalan dalam suatu pembelajaran salah
satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Pemilihan metode
yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tujuan pengajaran, menjadikan kelas
kurang bergairah dan siswa kurang kreatif. Penting untuk diperhatikan bahwa
pembelajaran harus direncanakan sesuai ciri dari pembelajaran kontekstual seperti
yang telah dijelaskan di atas. Pada setiap proses pembelajaran, akan lebih efektif
apabila digunakan variasi beberapa metode yang dapat menumbuhkan kegiatan
belajar siswa.
Metode yang baik digunakan adalah metode yang bervariasi, seperti
ceramah, tanya jawab, dan tugas; ceramah, demontrasi dan eksperimen. Sesuai
ciri pengajaran kontekstual, maka proporsi penggunaan metode ceramah dalam
setiap pembelajaran harus sangat kecil, misalnya digunakan pada awal dan akhir
pembelajaran, sedangkan pada tahap inti lebih banyak digunakan metode yang
mengaktifkan siswa. Metode karyawisata digunakan apabila aktivitas belajar
siswa dibawa keluar kelas. Karya wisata lebih menitik beratkan pada perjalanan
yang relatif jauh dari kelas / sekolah, yang berkaitan dengan topik bahasan yang
bersifat umum, misalnya mengunjungi taman Narmada, taman Suranadi, pantai
Senggigi, pabrik tahu atau tempat wisata lain, dengan mempertimbangan prinsip
efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian hasil belajar. Pemilihan metode ini
tentunya harus dipersiapkan dan direncanakan dengan matang, bahwa memang

20
terdapat materi pelajaran yang dapat diselidiki atau dipelajari pada tempat yang
akan dikunjungi, dan akan merangsang kreativitas siswa dalam menerapkan
metode ilmiah. Pemanfaatan taman Narmada, Suranadi dan pantai Senggigi
misalnya, akan menambah wawasan siswa dalam memahami keanekaragaman
hayati, saling ketergantungan dalam ekosistem dan sebagainya. Pembelajaran
outdoor hampir identik dengan pembelajaran karyawisata, tetapi lebih bersifat
sederhana dan khusus, biasanya lokasi kunjungan relatif dekat dari sekolah/ kelas
[6]. Pemanfaatan halaman sekolah dapat dipilih ketika siswa dirangsang untuk
menemukan ciri-ciri tumbuhan dikotil dan monokotil, ciri-ciri insekta, perilaku
cacing tanah, mendriskripsi berbagai macam daun dan sebagainya, yang penting
diperhatikan adalah kegiatan belajar tetap efektif dan efisien dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan sesuai dengan waktu yang tersedia..
Metode tugas harus direncanakan agar siswa melakukan kegiatan belajar,
merangsang siswa untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok.
Sebaiknya metode ini dipilih karena bahan pelajaran dirasakan terlalu banyak dan
waktu yang tersedia sedikit, namun penggunaan metode ini harus jauh lebih luas
dari sekedar pemberian pekerjaan rumah. Tugas yang diberikan juga sangat
banyak macamnya tergantung pada tujuan yang akan dicapai, sehingga
pelaksanaan tugas dapat dilakukan di kelas, di luar kelas, di laboratorium,
perpustakaan, di halaman sekolah, di rumah atau dimana saja asal tugas tersebut
dapat dikerjakan Metode ini akan berhasil guna jika hasil-hasil yang diperoleh
dalam pelaksanaan tugas dicatat dan dilaporkan secara lisan atau tulisan,
kemudian dilakukan diskusi kelas. Penilaian hasil dapat dilakukan dengan tes
maupun non tes atau cara lainnya.
Metode pemecahan masalah dalam pembelajaran biologi dapat digunakan,
namun harus dipertimbangkan dengan waktu yang tersedia. Biasanya metode ini
membutuhkan waktu panjang, sehingga guru harus kreatif dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran, menentukan masalah yang akan dipecahkan. Masalah
dapat juga dari siswa, namun guru harus memberikan batasan penyelesaian
masalah dalam waktu tertentu, agar tidak mengganggu pelajaran lain. Dipandang
dari ciri pembelajaran kontekstual, metode ini sangat tepat, sebab adanya masalah

21
yang harus dipecahkan, maka merangsang kemampuan berpikir siswa secara
menyeluruh, apalagi jika masalahnya muncul dari siswa.
Metode permainan simulasi dalam pembelajaran biologi dapat dipilih
untuk materi -materi yang memerlukan peran beberapa perilaku sesuai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran dengan metode ini dilakukan dalam kelompok,
sehingga sangat ditentukan oleh interaksi dan komunikasi diantara siswa.
Pembelajaran permainan simulasi, siswa bermain peran sesuai dengan peran yang
ditugaskan. Pembelajaran ini membina kemampuan bekerja sama, komunikasi,
interaksi serta aktivitas siswa, sehingga metode ini sebagai metode yang
berlandaskan pada pendekatan CBSA, ketrampilan proses dan pembelajaran
berbasis kontekstual. Lebih lanjut dijelaskan, siswa akan menguasai konsep dan
ketrampilan intelektual, sosial dan motorik dalam bidang yang dipelajarinya.
Materi yang dapat dipilih dengan permainan simulasi misalnya pada pembahasan
saling ketergantungan antar makhluk hidup. Metode ini dipilih karena tidak
mungkin guru membawa singa, harimau, ayam, ular dan sebagainya ke dalam
kelas. Keberhasilan pembelajaran ini ditentukan oleh kemampuan guru dalam
mengelola kelas, menetapkan kelompok, persiapan alat bahan serta pemahaman
konsep yang akan disampaikan. Siwa yang akan berperan dalam permainan, selain
mempunyai minat, motivasi dan perhatian juga harus memahami pesan yang akan
disampaikan. Sesuai ciri pembelajaran kontekstual, maka metode ini sangat tepat,
karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, membangkitkan imajinasi,
melakukan interaksi sosial dan kemampuan bekerjasama (Kontekstual et al., n.d.).

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
       Dalam makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan
pembelajaran sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan pembelajaran IPA
merupakan landasan filosofi yang melatar belakangi proses pembelajaran IPA.
Landasan filosofi ini berdasarkan epistemologi, ontologi, dan aksiologi
pembelajaran IPA. IPA yang dibahas disini adalah natural science( sains
murni ),bukan social science.Salah satu pendekatannya yaitu (teaching approach)
adalah suatu rancangan atau kebijaksanaan dalam memulai serta melaksanakan
pengajaran suatu bidang studi/mata pelajaran yang memberi arah dan corak
kepada metode pengajarannya dan didasarkan pada asumsi yang
berkaitan. Pendekatan kontekstual atau pembelajaran kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang miliknya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.Pendekatan lingkungan adalah
strategi pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sebagai sasaran belajar,
sumber belajar, dan sarana belajar. Pendekatan tujuan tersebut berarti semuan
komponen pembelajaran di tata dan di arahkan demi tercapainnya suatu tujuan.
Pendekatan konsep didefinisikan sebagai abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang
mempermudah komunikasi antar manusia dan yang memungkinkan manusia
berfikir.  STM adalah sebuah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengetahui
bagaimana sains dan teknologi masuk dan merubah proses-proses sosial di
masyarakat, dan bagaimana situasi sosial mempengaruhi perkembangan sains dan
teknologi. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang intinya memadukan
dua  unsur atau lebih dalam suatu kegiatan pembelajaran. Adapun pendekatan

23
yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA antara lain adalah pendekatan
lingkungan, sain-lingkungan-teknologi-masyarakat, konseptual, faktual, nilai,
pemecahan masalah, penemuan ( discovery ), inkuiri, keterampilan proses,
komputer, sejarah, dan deduktif/induktif.

24
DAFTAR PUSTAKA
Nina, Sakinah. 2014. Macam-Macam Pendekatan pembelajaran. www.http:// Fun
Knowledge, Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran. Html (diakses
tanggal 10 Maret 2015)
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Bandung: San Grafika
Asyari, 2006. Penerapan Pendekatan STM Dalam Pembelajaran  Sains di SD.
Depdiknas. Direktorat Dikti
Budiningsih, C. Asri, DR. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah,Syaiful Bahri,dkk.2010.Strategi Belajar Mengajar.Jakarta:Rineka
Cipta.
Irwandi dan Sasrawirawati. 2005. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran
Biologi Melalui Strategi Inkuiri dan Masyarakat Belajar(Learning
Comminity) diperluas untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan
Kognitif Siswa dalam Belajar di SMA Negeri 7 Bengkulu. Laporan
Penelitaian. Bengkulu: LPPM Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Kontekstual, P., Pembelajaran, D., Biologi, I. P. A., & Sekolah, D. I. (n.d.).
CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH ON SCIENCE
AT SECONDARY.

25

Anda mungkin juga menyukai