Anda di halaman 1dari 7

PAPER

OBSERVASI INOVASI PENDIDIKAN BIOLOGI


SMA NEGERI 1 LURAGUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Inovasi Pendidikan Biologi
Tahun Akademik 2020/2021
Dosen Pengampu : Rahma Widiantie, M. Pd.

Disusun oleh:

1. Ainu Khusnul K : 20160210002


2. Casriti : 20170210022
3. Diana Maesaroh : 20170210019
4. M. Miftahus Surur : 20170210027

PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KUNINGAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang
cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung
jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Zamroni (2000:74) mengatakan “guru adalah
kreator proses belajar mengajar. Ia adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas
bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan
kreatifitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten. Dengan
demikian, dapat dikemukakan bahwa orientasi pengajaran dalam konteks belajar mengajar
diarahkan untuk pengembangan aktifitas siswa dalam belajar.
Dalam artian lain, mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang
serta mengerahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku maupun pertumbuhan
sebagai pribadi. Gambaran aktifitas itu tercermin dari adanya usaha yang dilakukan guru
dalam kegiatan proses belajar mengajar yang memungkinkan siswa aktif belajar. Oleh karena
itu, mengajar tidak hanya sekedar menyampaikan informasi yang sudah jadi dengan menuntut
jawaban verbal melainkan suatu upaya integratif kearah pencapaian tujuan pendidikan.
Dalam konteks ini guru tidak hanya sebagai penyampai informasi tetapi juga bertindak
sebagai director and fasilitator of learning.
Guru harus mampu memilih metode yang efisien dan efektif sehingga tujuan
pembelajaran dapat terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan suatu metode pembelajaran
diperlukan satu atau lebih teknik. Tidak hanya metode pembelajaran, seorang guru juga
harus memiliki pengetahuan tentang model, media dan strategi pembelajaran yang tepat
digunakan dalam suatu proses belajar mengajar dan tak lupa juga seperangkat rancangan
pelaksanaan pembelajaran yang harus disiapkan sebelum memulai pembelajaran.
Dari uraian diatas, didapatkan suatu permasalahan berupa bagaimana pelaksaanaan
Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh guru Biologi SMAN 1 Luragung di sekolah
dan kesesuaiannya dengan RPP serta bagaimana permasalahan atau kendala yang dialami
guru ketika mengajar. Sehingga dapat diketahui tujuan penulis membuat papper ini yaitu
untuk mengetahui pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh guru biologi
SMAN 1 Luragung di sekolah dan kesesuaiannya dengan RPP serta untuk mengetahui
permasalahan atau kendala yang dialami guru ketika mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang
mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat
mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor)
seorang peserta didik.

Inovasi artinya pembaharuan / perubahan. Inovasi adalah perubahan yang baru


menuju ke arah perbaikan, yang berbeda dengan sebelumnya dan dilakukan dengan sengaja
atau terencana. Dengan demikian dalam hal pendidikan, inovasi pendidikan adalah suatu
pembaharuan pendidikan berskala sekolah atau kelas, dengan objek pembaharuan mengenai
salah satu atau semua komponen pendidikan. Sehingga jika ingin mengetahuin inovasi atau
pembaharuan apa yang di perlukan di sebuah sekolah, maka perlu dilakukan sebuah
observasi.

Observasi mengenai inovasi pendidikan biologi ini kami lakukan di tingkat Sekolah
Menengah Atas tepatnya di SMAN 1 Luragung, dengan menggunakan cara atau metode
wawancara, dan narasumbernya adalah salah satu guru yang mengampu mata pelajaran
Biologi yang ada di SMA tersebut. Sebelum melakukan observasi kami terlebih dahulu
merancang pertanyaan-pertanyaan yang akan di tanyakan kepada narasumber. Berikut
pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber:

1. Apakah RPP yg digunakan saat ini RPP satu lembar (kurtilas) atau RPP KTSP?
2. Apakah pembuatan RPP disesuaikan dengan tuntutan kurikulum?
3. Pada saat penyusunan RPP, apakah menggunakan model atau metode?
4. Apakah penerapan / pengimplementasian RPP dengan proses pembelajaran sudah
sesuai?
5. Apakah pada saat pembelajaran guru menggunakan media atau alat peraga?
6. Pada beberapa mata pelajaran yg diharuskan atau memerlukan praktikum, apakah
diadakan (dilaksanakan) praktikum?
7. Pada saat dilaksanakannya praktikum, menerapkan inquiry terbimbing atau inquiry
bebas?
8. Pada saat praktikum dilaksanakan di lab atau kelas?
9. Bagaimana dengan hasil belajar siswa setelah melaksanakan pembelajaran?
10. Apakah kendala yang dirasakan pada saat proses pembelajaran?

Dari pertanyaan-pertanyaan yang telah kami susun sebelumnya, kami mendapatkan


jawaban atau data terkait RPP (rancangan pelaksanaan pembelajaran) yang ada di SMA N 1
Luragung. RPP yang digunakan di SMA N 1 Luragung ini yaitu RPP satu lembar sesuai
dengan kurikulum nasional, yang artinya guru atau tenaga pendidik disini sudah mengikuti
perkembangan dan tuntutan kurikulum terkait penyusunan RPP. Namun pada saat
penyusunan RPP, guru atau tenaga pendidik ini sering menggunakan metode dan jarang
menggunakan model pembelajaran. Adapun model yang biasa digunakan yaitu Problem
Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).

Ketika rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) di praktikan pada saat


pembelajaran, hal itu sudah mengalami keselarasan atau kesesuaian antara rancangan dan
pengimplementasiannya. Namun ada beberapa hal yang melenceng atau tidak sesuai dengan
perencanaan, diantaranya ketika pembelajaran secara daring atau PJJ, penilaian tugas
terkadang melenceng dari target waktu yang ditentukan, contohnya ketika siswa diharuskan
mengumpulkan tugas pada hari dan waktu yang sudah ditentukan tetapi siswa melewati batas
waktu tersebut atau bisa dikatakan terlambat mengumpulkan tugas sehingga nilai yang
masukpun mengalami keterlambatan. Sedangkan pada saat pembelajaran tatap muka di kelas
ketidaksesuaian rancangan dengan pelaksanaan terjadi dalam hal waktu. Contohnya ketika
diadakan diskusi di kelas, banyak waktu yang terbuang atau tidak efektif karena pembahasan
siswa yang keluar dari bahasan diskusi dan siswa yang pasif atau kurang aktif.

Pada saat pembelajaran di kelas ataupun daring, guru sudah menggunakan media
pembelajaran. Adapun media yang digunakan diantaranya ada Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang dibuat oleh guru tersebut; alat peraga seperti torso, kancing genetika, dan lain-lain; dan
power point (PPT). Di SMAN 1 luragung ini, tidak semua kelas difasilitasi dengan proyektor
(infocus) sehingga PPT yang dibuat oleh guru tidak bisa ditayangkan dan alternatifnya
dengan membagikannya kepada siswa melalui grup whatsapp untuk dibaca dan dibahas
secara bersama-sama.
Pada mata pelajaran biologi beberapa materi tidak cukup hanya dengan pemaparan
materi saja, ada beberapa materi yang diharuskan adanya praktikum untuk menambah
pemahaman siswa. Di SMAN 1 Luragung pun tidak jarang melaksanakan praktikum
diantaranya pada materi pertumbuhan dan perkembangan, genetika dan lain sebagainya. Pada
saat praktikum, guru atau tenaga pendidik menggunakan inquiry terbimbing, dimana siswa
hanya perlu melakukan praktikumnya saja karena rumusan masalah, alat dan bahan, serta
langkah kerja praktikum sudah di sediakan atau dibuat oleh guru. Adapun praktikum yang
menggunakan inquiry bebas yaitu guru membebaskan siswa menentukan alat dan bahan,
langkah kerja serta rumusan masalahnya sendiri. Biasanya yang menggunakan inquiry bebas
ini pada materi pertumbuhan dan perkembangan. Namun, ada beberapa materi yang tidak
mampu melaksanakan praktikum karena adanya keterbatasan, misalnya pada praktikum
enzim katalase sering keterbatasan bahan H2O2 sehingga jarang dilakukan.

SMAN 1 Luragung ini sudah mempunyai laboratorium biologi tersendiri. Sehingga


ketika di adakan praktikum, praktikum dilakukan di laboratorium. Namun ada juga praktikum
yang hanya dilakukan di dalam kelas. Biasanya praktikum yang dilakukan di dalam kelas ini,
praktikum yang sifatnya ringan dan tidak memerlukan alat dan bahan yg kompleks dan
berbahaya, seperti pada praktikum kancing genetika.

Setelah pembelajaran dilaksanakan, untuk mengetahui tujuan pembelajaran tersebut


tercapai atau tidak, maka harus diadakan evaluasi sehingga nantinya dapat diketahui bahwa
hasil belajar siswa yang telah melakukan proses belajar di kelas baik atau buruk. Hasil belajar
siswa SMAN 1 Luragung ini termasuk dalam kategori baik karena sudah mencapai target
yang ditentukan, khususnya untuk kelas MIPA yang ada di SMA tersebut. Namun pada kelas
peminatan di SMA ini terkadang kurang mencapai target yang ditentukan sebelumnya. Hal
ini dikarenakan kurangnya minat siswa pada pelajaran yang di ajarkan dan siswa
menganggap bahwa mata pelajaran peminatan tidak begitu penting untuk dipelajari dan tidak
sesuai passion mereka. Sehingga hasil belajar pada mata pelajaran peminatan kurang
mencapai target.

Dari wawancara yang telah kami lakukan, didapatkan data atau informasi mengenai
permasalahan atau kendala yang dikeluhkan oleh para guru. Permasalahan atau kendala yang
dialami para guru diantaranya yaitu teknik atau model yang akan mereka gunakan. Ketika
saat ini mereka memilih model A dan cocok digunakan di kelas, ternyata di tahun berikutnya
model tersebut sudah tidak cocok lagi digunakan di kelas tersebut. Pemilihan teknik atau
model pembelajaran yang akan digunakan inilah yang menjadi kendala terlaksananya
pembelajaran yang sempurna di kelas yang diajarkan. Sehingga, perlu adanya inovasi /
pembaharuan pada model yang akan di terapkan di kelas.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, maka dapat kami simpulkan bahwa
rpp beserta proses pembelajaran yang di lakukan di SMAN 1 Luragung sudah bisa dikatakan baik.
Namun, terdapat suatu permasalahan pada model pembelajarannnya sehingga memerlukan suatu
inovasi dalam hal model pembelajaran yang cocok digunakan pada saat pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Widiantie, Rahma. Tanpa tahun. Inovasi Pembelajaran. [PPT]

Anonim. 2015. Laporan Observasi Kegiatan Belajar Mengajar. [Online]

http://nursafatri.blogspot.com/2015/08/laporan-observasi-kegiatan-belajar.html? m=1

diakses pada 15 November 2020

Anda mungkin juga menyukai