Anda di halaman 1dari 9

Available online at:

https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran


Biologi Melalui Penerapan Model Gagnon And Collay Kelas
XI IPA SMA Negeri 1 Langke Rembong

Yuliana Sanuri
SMAN 1 Langke Rembong
Email: yulianasanuri@gmail.com

Abstrak
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk membantu 32 siswa kelas XI
IPA1 SMA Negeri 1 Langke Rembong dalam meningkatkan hasil belajar biologi
menggunakan model pembelajaran gagnon and collay. Pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
dan refleksi. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes dan non tes.
Indikator keberhasilan belajar siswa yaitu nilai KKM ≥ 65 dan ketuntasan
belajar klasikal ≥ 85%. Penerapan model pembelajaran gagnon and collay
menyebabkan aktifitas belajar dan hasil belajar biologi meningkat dari siklus I
ke siklus II. Pada siklus I, siswa yang tuntas belajar sebesar 34,37%, kemudian
mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 90,63% siswa yang tuntas
belajar.

Kata kunci: penelitian tindakan, hasil belajar biologi, gagnon and collay

Abstract
This action research aims to help 32 students of class XI IPA1 SMA Negeri 1
Langke Rembong in improving biology learning outcomes using the gagnon and
collay learning model. The implementation of this classroom action research goes
through the stages of planning, implementing, observing, and reflecting. The data
used in this study are test and non-test. Indicators of student learning success
are the KKM score 65 and classical learning completeness 85%. The application
of the gagnon and collay learning model causes learning activities and biology
learning outcomes to increase from cycle I to cycle II. In the first cycle, students
who finished studying were 34.37%, then increased in the second cycle to 90.63%
of students who finished learning.

Keywords: action research, biology learning outcomes, gagnon and collay

PENDAHULUAN guru telah banyak mengalami


perubahan, karena setiap
Pendidikan menuntut adanya perubahan pandangan terhadap
perubahan peranan guru sebagai pendidikan. Guru harus terus
pendidik professional. Peranan guru kreatif dan inovatif agar tujuan dari
itu terutama pada proses belajar pembelajaran itu bisa tercapai.
yang berlangsung di kelas. Peranan Kehadiran guru melalui pendidikan

295 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

dituntut berusaha memberikan laku dengan adanya perkembangan


proses belajar yang tepat supaya secara individu pada siswa sehingga
siswa bisa berkembang, nyaman, mencapai kematangan secara
serta bisa menyelesaikan berbagai jasmani dan rohani (Suprijono,
persoalan dalam hidupnya 2011: 39).
(Suryabrata, 2014: 9). Proses belajar yang maksimal
Pendidikan bukan sekedar dilakukan siswa menyebabkan
sebagai usaha memberi informasi adanya proses yang bisa membuat
dan membentuk keterampilan siswa perubahan sikap, pengetahuan, dan
saja, tetapi lebih luas lagi sampai keterampilan (Sudjana, 2010: 22-
mencakup usaha untuk 23). Guru hadir agar bisa
mewujudkan keinginan, kebutuhan mendampingi siswa agar bisa
dan kemampuan individu. Hal merubah tingkah laku siswa ke arah
tersebut agar tercapai pola hidup yang baik karena dengan
pribadi dan sosial yang memuaskan. pembelajaran yang baik akan
Pendidikan hadir juga untuk meningkatkan gairah belajar siswa
kehidupan siswa di masa sekarang (Trianto, 2010: 137).
yang mengalami perkembangan Dalam pembelajaran sains
menuju ke tingkat kedewasaannya seperti biologi tentunya banyak
(Ihsan: 2003; 2-5). mengalami tantangan karena tidak
Dalam mencapai tujuan semua siswa menyukai pelajaran
pembelajaran yang efektif dan biologi. Hal ini akan menjadi
efesien dengan siswa yang memiliki tantangan bagi guru agar bisa
karakter berbeda sangat tidak melahirkan gairah belajar biologi
mudah. Guru pada dasarnya harus bagi semua siswa. Kreatifitas guru
selalu memperhatikan secara berperan dalam merencanakan
komprehensif kondisi siswa, baik pembelajaran yang efektif. Persoalan
internal maupun eksternal. Apalagi yang kerap terjadi di sekolah yaitu
untuk mata pelajaran sains dan adanya kebiasaan menggunakan
terkhusus lagi biologi sehingga metode ceramah berulang kali
membutuhkan rancangan sehingga menyebabkan siswa
pembelajaran yang harus lebih menjadi jenuh dan bosan. Masalah
terencana. serupa juga terjadi di SMAN 1
Dalam belajar yang dilakukan Langke Rembong, di mana kebiasaan
siswa bisa mendapatkan hasil guru menggunakan metode ceramah
belajar maksimal ketika siswa karena dianggap strategi
bekerja menurut kecepatannya pembelajaran yang paling mudah
sendiri dan aktif dalam proses untuk diterapkan di kelas. Sampai
belajar (Hamzah: 2008; 54). Hal sekarang paradigma guru yang
tersebut sejalan dengan teori Piaget, seperti itu masih ada di sekolah.
proses belajar dapat berlangsung Peneliti juga telah melakukan
jika terjadi proses pengolahan data wawancara langsung dengan salah
secara aktif yang dilakukan siswa satu staf pengajar SMA Negeri 1
sebagai aktivitas lanjutan dari Langke Rembong yang menyatakan
kegiatan mencari informasi dan bahwa dalam proses pembelajaran
kegiatan penemuan (Budiningsih, masih sering ditemukan persolan
2005). Dari proses belajar yang kejenuhan siswa sebagai akibat
dilakukan siswa tersebut akan penggunaan metode ceramah secara
berdampak pada perubahan tingkah

296 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

terus menerus, khususnya dalam memahami materi yang dipelajari


pembelajaran biologi. sehingga bisa meningkatkan hasil
Dalam proses pembelajaran belajar biologinya. Berkaitan dengan
masih banyak siswa yang kurang itu, guru bisa menggunakan model
aktif dalam proses belajar mengajar, pembelajaran Gagnon and Collay.
selain itu siswa juga tidak aktif Model pembelajaran ini bisa menjadi
dalam mencari materi sendiri yang salah satu alternatif yang tepat
selalu berpatokan pada buku untuk mengatasi masalah yang
panduan. Hal ini yang membuat dialami siswa kelas XI SMA Negeri 1
guru harus mendominasi proses Langke Rembong.
pembelajaran dengan metode Penerapan model
ceramah, selalu memberikan materi pembelajaran Gagnon and Collay
dan penjelasan kepada siswa. Hal dapat meningkatkan hasil belajar
lain yang menjadi permasalahan biologi siswa. Pembelajarannya
yaitu masih banyak siswa yang dirancang agar siswa lebih banyak
kurang memperhatikan pelajaran, berperan aktif dalam pembelajaran
misalnya keluar masuk tanpa izin, dibandingkan guru. Selanjutnya,
serta bercerita dengan siswa lain siswa dituntun agar mampu
saat prmbelajaran, sehingga merumuskan suatu permasalahan
berdampak pada rendahnya hasil dan mampu mengatasi
belajar siswa. permasalahan yang sedang dihadapi
Dari hasil observasi pada serta mengembangkan daya
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Langke kreativitas yang ada pada diri siswa.
Rembong juga ditemukan bahwa ada Dalam mengatasi masalah belajar
persoalan yang juga dihadapi oleh yang terjadi pada siswa, guru harus
siswa saat mengikuti proses menjadi motivator belajar yang baik
pembelajaran biologi. Persoalan itu bagi siswa karena guru yang efektif
terjadi karena cara penyampaian selalu memiliki berbagai macam
materi masih saja dengan cara strategi agar siswa terdorong untuk
ceramah yang tetap mendominasi semangat belajar dan bertanggung
proses pembelajaran biologi. Hal ini jawab dalam belajar (Santrock, 2014:
mengakibatkan pembelajaran biologi 9).
sangat tidak menarik dan Penerapan model
membosankan, sehingga banyak pembelajaran Gagnon and Collay
siswa yang kurang memahami ternyata memiliki kelebihan
materi yang telah diajarkan. Selain sehingga bisa dipilih sebagai salah
itu, kurangnya motivasi dan tidak satu model pembelajaran untuk
adanya kesempatan bagi siswa mengatasi masalah belajar siswa
untuk mengaplikasikan kelas X SMAN 1 Langke Rembong.
pemahamannya. Kelebihannya antara lain
Berdasarkan permasalahan mengarahkan siswa untuk lebih
yang terjadi pada siswa kelas XI aktif, mampu mengembangkan daya
SMA Negeri 1 Langke Rembong di kreativitas siswa karena siswa harus
atas maka perlu dilakukan upaya mampu memperlihatkan hasil
untuk memperbaiki kondisi dan belajar melalui karya siswa dan juga
situasi belajar siswa. Guru harus siswa dilatih untuk bekerja sama
kreatif mengembangkan proses dengan anggota tim dalam
pembelajaran agar siswa kembali kelompoknya masing-masing
bergairah untuk belajar dan (Prawiradilaga: 2007; 51).

297 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒
METODE 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
= 𝑥 100%
Penelitian ini merupakan 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ siswa
Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian tindakan kelas ini akan Hasil Penelitian
menerapkan model pembelajaran
Gagnon And Collay untuk membantu Dalam proses pembelajaran
meningkatkan hasil belajar biologi yang sering digunakan guru biologi
siswa. Penelitian tindakan kelas di kelas yaitu metode ceramah. Dari
yang digunakan terdiri dari empat hasil observasi awal, peneliti
komponen dalam setiap siklusnya, menemukan bahwa pembelajaran
yaitu perencanaan (planning), yang berlangsung monoton sehingga
tindakan (action), pengamatan siswa kelihatan jenuh dan suasana
(observesi), dan refleksi (refleck) yang pembelajaran terasa mombosankan.
dilakukan secara berulang (Sanjaya, Siklus I
2010). 1. Tahap perencanaan
Penelitian ini dilaksanakan di
Kegiatan Perencanaan
SMA Negeri 1 Langke Rembong tindakan I dilaksanakan pada hari
dengan subyek penelitian siswa
Senin 31 Januari 2017 di ruang guru
kelas XI IPA1 tahun ajaran SMA Negeri 1 Langke Rembong.
2010/2011 yang berjumlah 32 Peneliti bersama guru bidang studi
orang. berusaha mendiskusikan rancangan
Instrumen penelitian yang tindakan yang akan dilakukan pada
digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian ini. Pada tahap
instrumen tes dan non tes. perencanaan ini peneliti juga
Instrumen tes digunakan untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan
mengukur hasil belajar siswa dan yang akan digunakan saat
non tes berupa lembar observasi pelaksanaan tindakan seperti
digunakan untuk melihat secara perangkat pembelajaran yang terdiri
keseluruhan aktivitas pembelajaran dari rencana pelajaran I, LKS I, soal
yang berlangsung. tes dan alat-alat pengajaran yang
Penelitian tindakan kelas ini mendukung. Selain itu juga
menggunakan teknik analisis data dipersiapkan lembar observasi.
yaitu analisis deskriptif kualitatif. 2. Tahap pelaksanaan
Ketuntasan belajar siswa
bergantung pada kriteria ketuntasan Pelaksanaan kegiatan
minimum (KKM) yang berlaku di pembelajaran melalui beberapa
sekolah yaitu dikatakan tuntas kegiatan utama yaitu pendahuluan,
belajar jika memperoleh skor inti dan penutup. Tahap
minimal 65 dari skor ideal, dan pelaksanaan berkaitan dengan
tuntas secara klasikal apabila kegiatan yang akan dilakukan di
minimal 85 % dari jumlah siswa yang dalam kelas. Kegiatan yang akan
telah tuntas belajar. Rumus yang dilakukan dalam tahap ini yaitu
digunakan yaitu ketuntasan klasikal kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dapat dihitung menggunakan rumus dan kegiatan penutup.
sebagai berikut.

298 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

Pelaksanaan tindakan siklus I siswa pada siklus I dapat terlihat


dilaksanakan selama 4 kali dari Tabel 1.
pertemuan, seperti yang telah
direncanakan, yaitu tanggal 01, 04, Tabel 1. Hasil Belajar Siklus I
08 dan 11 Februari 2017 di ruang
kelas siswa kelas XI IPA1 SMA Negeri No Uraian Hasil
1 Langke Rembong. Materi pada Siklus I
pelaksanaan tindakan I ini adalah 1 Peserta didik 21
Sistem Respirasi (Pernapasan). yang tidak tuntas
2 Peserta didik 11
3. Tahap pengamatan yang tuntas
a. Hasil Observasi Kegiatan belajar
Pembelajaran 3 Persentase 34,37%
Hasil observasi pada siklus I ketuntasan
menunjukkan bahwa ada perubahan belajar
pada proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas. Siswa sudah Dari Tabel 1 di atas dapat
cukup aktif dalam proses diketahui bahwa ketuntasan belajar
pembelajaran dan juga kelihatan sebesar 34,37% atau 11 dari 32
termotivasi untuk belajar. siswa termasuk dalam kategori
Aktifitas pembelajaran siswa tuntas dan persentase 65,63% atau
pada siklus I masih memiliki 21 dari 32 siswa termasuk dalam
beberapa kendala yang disebabkan kategori tidak tuntas, berarti
oleh siswa belum terbiasa dengan terdapat 21 orang siswa yang perlu
model pembelajaran Gagnon And dibimbing dan diadakan perbaikan
Collay. Siswa dan guru sudah karena mereka belum mencapai
terbiasa dengan metode ceramah kriteria ketuntasan belajar.
sehingga menyebabkan masih ada
kendala yang terjadi pada siklus I.
4. Tahap refleksi
Beberapa kendala yang terjadi Tahap refleksi pada siklus I
pada siklus I yaitu masih ada siswa bertujuan untuk melihat segala
yang belum aktif dalam belajar. kekurangan yang terjadi pada
Siswa yang tidak aktif selalu pelaksanaan tindakannya. Hasil
mengganggu temannya yang lagi analisis data ditemukan bahwa
aktif belajar. Dalam pembelajaran secara klasikal ditemukan masih
pada siklus I ini hanya beberapa banyak siswa yang belum tuntas
siswa yang aktif bertanya dan sehingga pelaksanaan tindakan
menjawab pertanyaan guru dan siklus I belum mencapai kriteria
berani untuk menyampaikan yang ditetapkan peneliti. Hasil
pendapat dan memberikan refleksi pada siklus I yaitu guru
kesimpulan terkait materi yang harus lebih memperhatikan siswa
dipelajari. yang belum aktif belajar dan secara
b. Penilaian Hasil Belajar Siswa optimal meningkatkan motivasi
Penilaian hasil belajar siswa belajar siswa agar pembelajarannya
dilakukan menggunakan tes akhir menjadi aktif dan menyenangkan.
yang dilaksakan pada pertemuan Oleh karena hasil belajar pada siklus
keempat di siklus I. Hasil belajar I belum mencapai target yang
diharapkan maka pelaksanaan

299 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

tindakan harus berlanjut pada guru serta berani untuk


siklus II. menyampaikan pendapat dan
memberikan kesimpulan terkait
Siklus II materi yang dipelajari.
1. Tahap perencanaan c. Penilaian Hasil Belajar Siswa
Pada perencanaan siklus II Penilaian hasil belajar siswa
dilakukan dengan mengacu pada dilakukan menggunakan tes akhir
hasil refleksi pada siklus I. Selain yang dilaksakan pada pertemuan
itu, peneliti juga mempersiapkan keempat di siklus II. Hasil belajar
berbagai kebutuhan yang diperlukan siswa pada siklus II dapat terlihat
saat pelaksanaan tindakan siklus II. dari Tabel 2.
2. Tahap pelaksanaan Tabel 2. Hasil Belajar Siklus II
Pelaksanaan kegiatan pada No Uraian Hasil
siklus II dengan langkah yang sama Siklus II
pada siklus I. Proses pembelajaran 1 Peserta didik yang 3
yang berlangsung tetap mengacu tidak tuntas
pada hasil refleksi pada siklus I. 2 Peserta didik yang 29
Pelaksanaan siklus II yaitu pada hari tuntas belajar
Rabu 16 Februari 2017, Jumat 18
3 Persentase 90,63%
Februari 2017, Selasa 22 Februari
ketuntasan belajar
dan hari Kamis 24 Februari 2017
diruang kelas XI IPA1 SMA Negeri 1
Langke Rembong. Dari Tabel 2 di atas dapat
diketahui bahwa ketuntasan belajar
3. Tahap pengamatan sebesar 90,63% atau 29 dari 32
a. Hasil Observasi Kegiatan siswa termasuk dalam kategori
Pembelajaran tuntas dan persentase 9,37% atau 3
Hasil observasi pada siklus II dari 32 siswa termasuk dalam
menunjukkan bahwa ada perubahan kategori tidak tuntas, berarti hasil
pada proses pembelajaran yang belajar siswa pada siklus II mencapai
berlangsung di kelas. Siswa aktif kriteria ketuntasan belajar yang
dalam proses pembelajaran dan juga telah ditetapkan.
kelihatan termotivasi untuk belajar. 4. Tahap refleksi
Pada siklus II siswa sudah terbiasa Pelaksanaan tindakan pada
dengan penerapan model siklus II menunjukkan bahwa ada
pembelajaran Gagnon And Collay peningkatan aktifitas belajar siswa.
sehingga menyebabkan banyak Pelaksanaannya juga lebih maksimal
siswa aktif dalam pembelajaran. dibandingkan pada siklus I karena
Aktifitas pembelajaran siswa terlihat jelas guru sudah semakin
pada siklus II mengalami terbiasa menggunakan model
peningkatan dari siklus I. Guru dan pembelajaran Gagnon And Collay.
siswa sudah terbiasa dengan model Guru sudah melaksanakan
pembelajaran Gagnon And Collay. pembelajaran sesuai dengan
Perubahan yang terjadi pada siklus perencanaan yang tertuang dalam
II yaitu siswa yang sebelumnya tidak RPP.
aktif dalam belajar menjadi aktif. Perubahan juga terjadi pada
Semakin banyak siswa yang aktif siswa dengan adanya peningkatan
bertanya dan menjawab pertanyaan keaktifan siswa yang ditunjukkan

300 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

dengan semakin banyak siswa yang NAMA siklu siklu


No
antusias dalam belajar, berani PESERTA s s
.
menyampaikan pendapat, dan bisa DIDIK I II
membuat kesimpulan dari materi 28 S28 60 84
yang dipelajari. Selain itu, tidak ada 29 S29 60 84
lagi siswa yang saling mengganggu S30 72 88
30
saat proses belajar berlangsung.
31 S31 60 84
Siswa sudah terbiasa dengan model
pembelajaran Gagnon And Collay 32 S32 60 92
karena sudah belajar dari 63,5
pengalaman pada siklus I. Rata-Rata 0 87,68
Hasil belajar Biologi siswa
dijelaskan pada Tabel 3 berikut. Pembahasan
Tabel 3. Ketuntasan Individu Hasil Berdasarkan hasil analisis
Belajar IPA Siswa deskriptif yang dilakukan maka hasil
NAMA siklu siklu penelitian ini mengungkapkan
No bahwa siswa yang semula memiliki
PESERTA s s
. skor hasil belajar biologi yang tidak
DIDIK I II
1 S1 60 88 tuntas dapat ditingkatkan dengan
40 72 pembelajaran melalui penerapan
2 S2
model Gagnon and Collay. Skor rata-
3 S3 72 88
rata yang diperoleh siswa mengalami
4 S4 60 92 peningkatan sebesar : 63,50 pada
5 S5 60 72 siklus I dan 87,68 pada siklus II
6 S6 60 96 sesuai data pada Tabel 3.
7 S7 60 92 Berdasarkan hasil tersebut pula
8 S8 60 88 hasil belajar biologi siswa meningkat
9 S9 72 60 dimana pada siklus I siswa yang
berada pada kategori tuntas hanya
10 S10 72 96
34,37 % dan yang tidak tuntas
11 S11 68 96 65,63%. sedangkan pada siklus II
12 S12 72 92 siswa yang berada pada kategori
13 S13 68 96 tuntas mencapai 90,63% dan yang
14 S14 60 92 tidak tuntas 9,37%.
15 S15 60 96 Pada siklus I, pengajaran
16 S16 68 62 dengan penerapan model Gagnon
17 S17 60 92 and Collay ditandai dengan guru
60 84 memberikan kesempatan siswa
18 S18
belajar mandiri dengan melakukan
19 S19 60 96
kegiatan-kegiatan dan reaksi-reaksi
20 S20 64 96 dalam situasi baru. Siswa
21 S21 72 92 menemukan pola, bahan-bahan dan
22 S22 60 96 ide-ide baru dengan bimbingan
23 S23 60 92 minimal yang kemudian dapat
24 S24 60 96 menumbuhkan pertanyaan-
25 S25 60 60 pertanyaan baru.
26 S26 80 96 Pada siklus I siswa masih
72 96 kurang terfokus pada materi yang
27 S27

301 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

tampak, masih ada siswa yang hasil belajar biologi siswa. Dengan
meminta untuk dijelaskan ulang demikian, pembelajaran
materi yang telah dibahas. Selain itu menggunakan model pembelajaran
telihat dari siswa yang menanggapi Gagnon and Collay dapat
jawaban siswa lain hanya pada siswa meningkatkan aktifitas belajar siswa
tertentu saja. Sikap siswa umumnya dan berdampak pada peningkatan
masih kurang memberikan respon hasil belajar biologi siswa.
yang positif terhadap model
pembelajaran yang digunakan. Hal KESIMPULAN
ini disebabkan karena siswa sendiri
Model pembelajaran Gagnon
belum terbiasa belajar dalam siklus
and Collay memberikan dampak
yang teratur melalui beberapa
positif bagi peningkatan aktifitas
tahapan. siswa masih tepaku dengan
belajar siswa. Model pembelajaran
cara belajar yang mencatat dan
Gagnon and Collay yang diterapkan
mendengarkan penjelasan.
pada siswa mampu meningkatkan
Hasil Observasi dan refleksi hasil belajar biologi siswa.
pada siklus I menjadi dasar untuk Peningkatan hasil belajar biologi
perbaikan pada siklus II. siswa dapat dilihat dari ketuntasan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II belajar siswa secara klasikal yaitu
menunjukkan hasil yang baik. Ada pada siklus I, siswa yang tuntas
peningkatan aktifitas belajar. belajar sebesar 34,37 %, kemudian
Peningkatan terjadi karena pada mengalami peningkatan pada siklus
siklus II dilakukan perbaikan- II menjadi 90,63% siswa yang tuntas
perbaikan itu berupa (1) guru lebih belajar.
banyak memberikan pertanyaan-
pertanyaan yang menimbulkan rasa
ingin tahu siswa seputar masalah DAFTAR PUSTAKA
yang diberikan dan berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari, (2) Budiningsih Asri. 2005. Belajar dan
lebih intensif membimbing siswa Pembelajaran. Jakarta: PT
ataupun kelompok yang masih Rineka Cipta.
kurang baik dalam melaksanakan Ihsan Fuad. 2003. Dasar-dasar
tugas yang diberikan maupun dalam Kependidikan. Jakarta: Rineka
melakukan penyelidikan, (3) guru Cipta.
memberikan penghargaan bagi siswa
Prawiradilaga Dewi Salma. 2007.
yang memberikan respon positif
Prinsip Desain Pembelajaran.
termasuk nengajukan pertanyaan
Jakarta: Kencana.
atau menjawab pertanyaan.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-
Hasil analisis observasi dan
Faktor yang Mempengaruhinya.
analisis hasil belajar biologi pada
Cetakan ke-4. Jakarta: PT Asdi
siklus I dan siklus II menunjukkan
Mahasatya.
peningkatan hasil belajar biologi dan
keaktifan siswa dalam proses Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil
pembelajaran. Peningkatan hasil Proses Belajar Mengajar.
belajar biologi siswa ditunjukkan Bandung: Remaja Rosdakarya.
dengan meningkatnya skor yang Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian
diperoleh siswa pada tes siklus II. Tindakan Kelas. Jakarta:
Peningkatan keaktifan belajar Kencana.
juga sejalan dengan peningkatan

302 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022
Available online at:
https://jurnal.unikastpaulus.ac.id/index.php/je
EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education,
Volume 1, No 2, Juni 2022

Suprijono. 2011. Cooperative


Learning. Jogjakarta: Pustaka
Belajar.
Suryabrata, S. 2014. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Santrock, J. W. 2014. Psikologi
Pendidikan. Jakarta Selatan:
Salemba Humanika.
Trianto. 2010. Model pengajaran
Terpadu. Bandung: Bumi
Aksara.
Uno Hamzah B. 2008. Profesi
Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.

303 | EDUNET: The Journal of Humanities and Applied Education: Vol 1, No 2 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai