4910491
oleh
I Made Nurdiana
SMA Negeri 1 Penebel
madenurdiana65@gmail.com
Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini pada siswa kelas XII IPA 1 di SMA
Negeri 1 Penebel pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 adalah untuk mengetahui
apakah penerapan metode Tutor Sebaya / model Mastery Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini melibatkan 22 orang subjek
penelitian yang dilakukan dalam dua siklus melalui tahapan-tahapan perencanaan,
pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Tes prestasi belajar merupakan alat yang
digunakan dalam mengumpulkan data hasil penelitian yang selanjutnya dianalisis
menggunakan analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari rata-
rata awal 67,27 meningkat menjadi 69,32 pada siklus I dan meningkat menjadi 78,63
pada siklus II dengan ketuntasan belajar awal 45% pada siklus I meningkat menjadi 64%
dan pada siklus II meningkat menjadi 86%.
Abstract
The purpose of conducting this classroom action research of XII MIPA 1 students at SMA
Negeri 1 Penebel in the second semester of the 2015/2016 academic year is to determine
whether the application of the of the Peer Tutor method or Mastery Learning model can
improve student achievement. This classroom action research involved 22 research
subjects conducted in two cycles through the stages of planning,implementing, observing
and reflecting. Learning achievement test is a tool used in collecting research data which
is analyzed using descriptive analysis. The result obtained from this study indicate an
increase in the ability of students to follow the learning process from the initial average
of 67.27 increasing to 69.32 in cycle I and increasing to 78.63 in cycle II with 45 %
initial learning completeness in cycle I increasing to 64% and in cycle II increased to
86%.
226
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
1. PENDAHULUAN
227
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
228
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
229
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
230
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
231
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
232
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
dan efektivitas usaha belajar siswa, bahan ajaran yang kecil yang
dengan memonitor proses belajar medukung pencapaian sekelompok
siswa melalui testing berkala dan tujuan tersebut. (4) Selain disediakan
kontinyu, serta memberikan umpan bahan ajaran untuk kegiatan belajar
balik kepada siswa mengenai utama, juga disusun bahan
keberhasilan atau kegagalannya pada ajaran untuk kegiatan perbaikan
saat itu juga. (d) Memberikan dan pengayaan. Konsep belajar
bantuan atau pertolongan kepada tuntas sangat menekankan
siswa yang masih mengalami pentingnya peranan umpan balik. (5)
kesulitan (http://murni- Penilaian hasil belajar tidak meng
uni.blogspot.com) gunakan acuan norma, tetapi me
Prinsip-prinsip pengembangan nggunakan acuan patokan. (6)
pengajarannya menurut Konsep belajar tuntas juga
Sukmadinata, Nana Syaodih (2005) memperhatikan adanya perbedaan-
yang dikutif dari perbedaan individual.
(http://pgmionemode.blogspot.com) Dari uraian di atas jelas bahwa
sebagai berikut: (1) Sebagian besar model pembelajaran tersebut
siswa dalam situasi dan kondisi berupaya semaksimal mungkin
belajar yang normal dapat menguasai menyampaikan materi pelajaran
sebagian terbesar bahan yang dengan cara sebaik-baiknya sesuai
diajarkan. Tugas guru untuk dengan tuntutan pembelajaran
merancang pengajarannya dewasa ini agar tercapai ketuntasan
sedemikian rupa sehingga sebagian secara individual. Cara inilah yang
besar siswa dapat menguasai hampir dapat digunakan sebagai dasar
seluruh bahan ajaran. (2) Guru pemecahan masalah yang ada,
menyusun strategi pengajaran tuntas mengingat pentingnya pemberian
mulai dengan merumuskan tujuan- bantuan kepada siswa untuk
tujuan khusus yang hendak dikuasai memperoleh pengetahuan dan
oleh siswa. (3) Sesuai dengan tujuan- pemahamannya yang harus
tujuan khusus tersebut guru merinci dikuasainya.
bahan ajar menjadi satuan-satuan
233
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
234
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
235
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
236
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
yang diteliti ada 8 siswa yang sudah masih belum terlatih, masih banyak
melebih KKM mata pelajaran, ada 6 anak yang belum terbiasa
siswa memperoleh nilai rata-rata melakukan hal tersebut. (3) Para
KKM dan 8 siswa memperoleh nilai siswa belum terbiasa dengan cara
di bawah KKM.Apabila dibuat pembelajaran dan mereka masih
dalam bentuk presentase maka siswa selalu menunggu perintah guru. (4)
yang mencapai rata-rata KKM Proses belum mampu dilakukan
adalah 27% yang di atas KKM 36% dengan baik karena model ini baru
dan yang masih di bawah KKM mulai dicobakan.
adalah 36%.
Kelebihan yang ada adalah :
Hal-hal yang perlu dijelaskan
(1) Peneliti telah berupaya keras
dalam penilaian adalah tentang
untuk menyiapkan segala sesuatunya
semua kekurangan-kekurangan dan
agar pembelajaran dapat berjalan
kelebihan-kelebihan yang ada.
lancar. (2) Alat peraga telah
Kekurangan-kekurangan yang ada :
disiapkan dengan baik agar
(1) Kemampuan siswa yang
mendukung proses pembelajaran. (3)
berbeda-beda tidak mampu untuk
Guru mampu meningkatkan
memasukkan ilmu secara cepat
perannya sebagai fasilitator,
sehingga dalam pelaksanaannya
motivator, pengajar, pendidik, serta
memakan waktu yang agak lama.
mampu mengembangkan
(2) Keterampilan siswa dalam
profesionalisme dan
melakukan hal-hal yang diminta
mampu melaksanakan pembelajaran ditetapkan. Jadi guru lebih siap dan
yang nyata-nyata dapat lebih giat dalam menemukan teori
meningkatkan prestasi belajar siswa. serta tindakan yang tepat sewaktu
(4) Model ini ternyata mempunyai melaksanakan proses pembelajaran.
kelebihan yaitu menuntut guru Semua kekurangan yang telah
sebagai peneliti untuk menyiapkan disampaikan itu akan dibenahi
perencanaan yang lebih baik dan selanjutnya pada Siklus II. Demikian
mampu melaksanakan proses penilaian yang bisa disampaikan
pembelajaran mengikuti alur yang untuk memberikan deskripsi
237
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
terhadap kebenaran tindakan yang siklus II ini dari 22 orang anak yang
dilakukan pada siklus I ini. diteliti 17( 77%) anak yang
mendapat nilai di atas KKM, artinya
Tabel 3. Hasil Tes Prestasi Belajar
Siklus II Siswa Kelas XII mereka sudah sangat mampu dalam
IPA 1 SMA Negeri 1 menguasai ilmu yang diberikan.
Penebel Pada Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016 Ada 2 (9%) orang anak yang
238
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
239
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
telah dirumuskan. Selain itu, perlu lain yang jumlanya 55% masih
juga menyampaikan inovasi-inovasi memperoleh nilai dibawah KKM.
yang telah dilakukan, validasi dan Jumlah yang banyak tersebut belum
tingkat kepercayaan hasil serta sesuai dengan tuntutan indikator
memaksimalkan trianggulasi keberhasilan penelitian yang
terhadap sumber data maupun diharapkan.
instrumen. Sesuai pendapat para ahli, (2) Pembahasan Hasil yang
maka pembahasan disampaikan Didapat dari Data Siklus I. Setelah
seperti berikut: hasil awal diketahui sedemikian rupa
(1)Pembahasan Hasil yang maka pada siklus I ini peneliti
Didapat dari Data Awal. Pada melakukan inovasi dengan
awalnya pembelajaran dilakukan mengganti model pembelajaran
tanpa inovasi, peneliti sebagai guru menjadi model pembelajaran baru
hanya mengajar dan mengajar yaitu model mastery learning.
menggunakan cara pembelajaran Dengan cara tersebut, pembelajaran
yang memang sudah sehari-hari dapat berjalan lebih lancar dan
dilakukan. Namun cara pembelajaran peserta didik sudah mulai lebih giat
tersebut tidak mampu membuat dan lebih aktif dalam proses
peningkatan prestasi belajar. pembelajaran. Kekurangan
Kelemahannya ada di dua pihak sebelumnya sidah diantisipasi
yaitu di pihak guru dan di pihak dengan menumbuhkan keberanian
siswa. Di pihak guru adalah pada siswa untuk berpendapat,
kurangnya kebiasaan guru berargumentasi, menanyakan hal-hal
memotivasi siswa giat belajar, guru yang belum mereka pahami dan
selalu membiarkan saja kebiasaan bekerja lebih giat tanpa menunggu
siswa entah mau belajar atau tidak perintah guru. Validasi yang
dengan cara pembelajaran seperti itu dilakukan adalah dengan membaca
ada 45% anak yang sudah mampu teori-teori yang ada lalu
melakukan tanpa dibantu artinya mengonsultasikan dengan guru-guru
sudah memperoleh nilai diatas KKM teman sejawat. Dengan kegiatan
sedangkan kebanyakan siswa yang tersebut akhirnya nilai rata-rata siswa
240
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
241
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
242
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
243
DOI: 10.5281/zenodo.4910491
244