Anda di halaman 1dari 19

DOI: 10.5281/zenodo.

4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MASTERY


LEARNING DENGAN TUTOR SEBAYAUNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA
BELAJAR BAHASA INDONESIA

oleh
I Made Nurdiana
SMA Negeri 1 Penebel
madenurdiana65@gmail.com

Abstrak
Tujuan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini pada siswa kelas XII IPA 1 di SMA
Negeri 1 Penebel pada semester 2 tahun pelajaran 2015/2016 adalah untuk mengetahui
apakah penerapan metode Tutor Sebaya / model Mastery Learning dapat meningkatkan
prestasi belajar peserta didik. Penelitian tindakan kelas ini melibatkan 22 orang subjek
penelitian yang dilakukan dalam dua siklus melalui tahapan-tahapan perencanaan,
pelaksanaan, observasi/pengamatan dan refleksi. Tes prestasi belajar merupakan alat yang
digunakan dalam mengumpulkan data hasil penelitian yang selanjutnya dianalisis
menggunakan analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan peserta didik mengikuti proses pembelajaran dari rata-
rata awal 67,27 meningkat menjadi 69,32 pada siklus I dan meningkat menjadi 78,63
pada siklus II dengan ketuntasan belajar awal 45% pada siklus I meningkat menjadi 64%
dan pada siklus II meningkat menjadi 86%.

Kata kunci : Prestasi belajar, Mastery Learning, Tutor Sebaya

APPLICATION OF MASTERY LEARNING LEARNING


MODELS WITH SEA TUTORS TO IMPROVE STUDENT
ACHIEVEMENT LEARNING INDONESIAN LANGUAGE

Abstract
The purpose of conducting this classroom action research of XII MIPA 1 students at SMA
Negeri 1 Penebel in the second semester of the 2015/2016 academic year is to determine
whether the application of the of the Peer Tutor method or Mastery Learning model can
improve student achievement. This classroom action research involved 22 research
subjects conducted in two cycles through the stages of planning,implementing, observing
and reflecting. Learning achievement test is a tool used in collecting research data which
is analyzed using descriptive analysis. The result obtained from this study indicate an
increase in the ability of students to follow the learning process from the initial average
of 67.27 increasing to 69.32 in cycle I and increasing to 78.63 in cycle II with 45 %
initial learning completeness in cycle I increasing to 64% and in cycle II increased to
86%.

Keywords: Learning achievement, Mastery learning model, Peer Tutor method

226
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

1. PENDAHULUAN

H arapan yang disampaikan oleh


banyak pakar pendidikan agar
pendidikan yang dapat memberikan
harapan dan kemungkinan yang lebih
guru mampu membuat pembelajaran di masa mendatang, telah mendorong
lebih baik dari sebelumnya adalah berbagai upaya dan perhatian
merupakan sesuatu yang perlu masyarakat terhadap gerak langkah
diperhatikan. Perubahan model dan perkembangan dunia pendidikan.
pembelajaran yang lama sangat Pendidikan merupakan salah satu
diharapkan oleh para ahli agar proses upaya meningkatkan kualitas hidup
menjadi lebih baik. Berbagai upaya manusia, mendewasakan, mengubah
telah dilakukan oleh pemerintah tingkah laku serta meningkatkan
dalam meningkatkan mutu kualitas hidup.
pendidikan di Indonesia, namun Masalah besar yang dihadapi
sampai saat ini belum memperoleh oleh dunia pendidikan saat ini adalah
hasil yang optimal. Fenomena ini ketidakmampuan guru
dapat dilihat dari indikator hasil mengedepankan metode ajar yang
belajar, antara lain dari capaian Nilai baik serta belum terbiasanya guru
Ujian Nasional siswa yang masih menggunakan model-model
rendah secara rata-rata. pembelajaran yang kontrukstivis.
Kenyataan tersebut Krisis paradigma yang berupa
menunjukkan bahwa berbagai kesenjangan dan ketidaksesuaian
pendekatan, gagasan atau inovasi antara tujuan yang ingin dicapai dan
dalam dunia pendidikan yang sampai paradigma yang dipergunakan
saat ini diterapkan secara luas (Imron, AH, 1995: 178).
ternyata belum dapat memberikan Apabila guru berhasil
perubahan positif yang berarti bagi menciptakan suasana yang
siswa, baik dalam proses menyebabkan siswa termotivasi aktif
pembelajaran di sekolahmaupun dalam belajar sudah barang tentu
dalam meningkatkan mutu akan terjadi peningkatan hasil
pendidikan pada umumnya. belajar. Hambatan-hambatan yang
Kesadaran tentang pentingnya ditemukan di lapangan antara lain

227
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

adalah kelas selalu pasif akibat kurang aktif mengikuti kegiatan


dominasi guru dalam pembelajaran, belajar mengajar pada awal proses
motivasi siswa untuk belajar sangat pembelajaran. Siswa yang
rendah. Dalam pelaksanaan kemampuannya kurang, terlihat
pembelajaran yang monoton, tidak belum siap belajar yang ditandai
menggunakan strategi pembelajaran siswa tersebut sedikit malas untuk
yang tepat dalam pembelajaran, tidak mengerjakan apa yang diperintahkan
menggunakan model-model yang oleh guru. Siswa tidak mempunyai
direkomendasikan para ahli motivasi dalam mengikuti proses
pendidikan, tidak pernah mau pembelajaran.
mengubah paradigma pendidikan Seorang guru harus mampu
dari pengajaran menjadi menerapkan suatu metode yang
pembelajaran, sehingga proses dapat memberikan solusi terhadap
pembelajaran terus berhari-hari itu- permasalahan yang ada di kelas.
itu saja. Metode merupakan cara untuk dapat
Demikian juga prestasi belajar melakukan sesuatu yang lebih baik.
Bahasa Indonesia siswa kelas XII Seorang guru harus pandai memilih
IPA 1 SMANegeri 1 Penebel. metode yang sesuai dengan pokok
Berdasarkan hasil observasi, hanya bahasan yang akan disampaikan.
45% (10 siswa) dari 22 siswa yang Apabila guru mampu memilih dan
dinilai sudah memenuhi persyaratan menerapkan metode ajar dengan
nilai KKM (Kriteria Ketuntasan baik, maka sudah dapat dipastikan
Minimal). Nilai KKM yang hasil belajar siswa akan mampu
dipersyaratkan untuk mata pelajaran ditingkatkan.
Bahasa Indonesia adalah 70 Salah satu pendekatan
Dari kegiatan yang dilakukan pembelajaran yang diduga mampu
terdapat beberapa permasalahan mewujudkan situasi pembelajaran
dalam pembelajaran. Permasalahan yang kondusif; aktif, kreatif, efektif,
tersebut di antaranya rendahnya dan menyenangkan adalah
kesiapan siswa untuk mengikuti pendekatan Mastery Learning.
pelajaran, ini terlihat dari anak Melalui penggunaan pendekatan ini

228
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

dalam pembelajaran, para siswa dengan itu, yang menjadi tujuan


SMA akan mampu dalam penelitian ini adalah untuk
menumbuhkembangkan potensi mengetahui seberapa tinggi
intelektual, sosial, dan emosional peningkatan prestasi belajar siswa
yang ada dalam dirinya, sehingga akan terjadi setelah menggunakan
kelak mereka mampu berkomunikasi model pembelajaran Mastery
dan berinteraksi sosial secara Learning dalam pembelajaran.
matang, arif, dan dewasa. Selain itu, Manfaat dari hasil penelitian
mereka juga akan terlatih untuk tindakan kelas ini secara teoritis
mengemukakan gagasan dan dapat menambah wawasan mengenai
perasaan secara cerdas dan kreatif, bidang pembelajaran Bahasa
serta mampu menemukan dan Indonesia, khususnya implementasi
menggunakan kemampuan analitis pembelajaran di kelas dalam
dan imajinatif yang ada dalam meningkatkan hasil belajar siswa,
dirinya dalam menghadapi berbagai sehingga dapat digunakan sebagai
persoalan yang muncul dalam bahan acuan bagi peneliti-peneliti
kehidupan sehari-hari. berikutnya serta meningkatkan mutu
Rumusan masalah penelitian ini pendidikan.
adalah apakah prestasi belajar siswa Sedangkan secara praktis manfaat
dapat ditingkatkan dengan penelitian ini adalah :
menerapkan langkah-langkah model 1.Bagi Siswa : (a) Agar siswa dapat
pembelajaran Mastery Learning meningkatkan hasil belajar sehingga
metode Tutor Sebaya di kelas XII prestasi dalam pelajaran bahasa
IPA 1 Semester 2 SMA Negeri 1 Indonesia dapat meningkat. (b)
Penebel tahun ajaran Sebagai sumbangan pemikiran dan
2015/2016?Pelaksanaan Penelitian diharapkan mampu memberikan
Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan ruangan dan wahana baru bagi siswa
untuk mengatasi berbagai persoalan dengan adanya konsep dan teori
nyata guna memperbaiki atau untuk menghadapi pendidikan di
meningkatkan kualitas proses masa yang akan datang.
pembelajaran di kelas. Sehubungan

229
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

2.Bagi Guru: (a) Untuk memperluas belajar siswa sehingga mencapai


dan menambah wawasan serta hasil yang maksimal.
kreativitas berpikir dalam Prestasi belajar merupakan
mengembangkan potensinya sebagai kemampuan siswa yang dapat
pendidik. (b)Diharapkan akan dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap
membantu dan mempermudah para dan keterampilan yang dicapai siswa
guru dalam menyampaikan materi dalam kegiatan belajar
pelajaran khususnya mata pelajaran mengajar.Prestasi belajar mempunyai
Bahasa Indonesia melalui pemberian arti dan manfaat yang sangat penting
dengan menggunakan model Belajar bagi siswa, pendidik, orang tua/wali
tuntas (Mastery Learning) metode murid dan sekolah, karena nilai atau
Tutor Sebaya. angka yang diberikan merupakan
3. Bagi Sekolah: (a) Dapat dijadikan manifestasi dari prestasi belajar
sebagai bahan masukan bagi sekolah siswa dan berguna dalam
dalam upaya meningkatkan prestasi pengambilan keputusan atau
siswa. (b) Sebagai informasi atau kebijakan terhadap siswa yang
bahan pertimbangan lembaga dalam bersangkutan maupun sekolah.
membuat dan menetapkan kebijakan Djamarah (1994:23)
dalam kegiatan pembelajaran. mendefinisikan prestasi belajar
4. Bagi Peneliti: (a) Untuk sebagai hasil yang diperoleh berupa
mengetahui sejauh mana kemampuan kesan-kesan yang mengakibatkan
peneliti dalam menerapkan ilmu dan perubahan dalam diri individu
teori yang didapat terutama yang sebagai hasil dari aktivitas dalam
berkaitan dengan layanan konten. (b) belajar. Kalau perubahan tingkah
Untuk bahan kajian dalam laku adalah tujuan yang mau dicapai
mengadakan koreksi diri, sekaligus dari aktivitas belajar, maka
usaha untuk memperbaiki kualitas perubahan tingkah laku itulah salah
diri sebagai peneliti (guru) yang satu indikator yang dijadikan
profesional dalam upaya untuk pedoman untuk mengetahui
meningkatkan mutu, proses dan hasil kemajuan individu dalam segala hal
yang diperolehnya di sekolah.

230
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

Dengan kata lain prestasi belajar kemampuan atau kompetensi guru,


merupakan kemampuan-kemampuan pendidikan, dan lain-lain. Cara
yang dimilikioleh siswa sebagai mengajarnya itu merupakan faktor
akibat perbuatan belajar atau setelah kebiasaan guru itu atau pembawaan
menerima pengalaman belajar, yang guru itu dalam memberikan
dapat dikatagorikan menjadi tiga pelajaran.
ranah, yakni ranah kognitif, afektif, Adanya model-model pembelajaran
dan psikomotor. yang ditemukan oleh beberapa ahli
Dengan mengkaji hal tersebut di pendidikan, mengiringi munculnya
atas, maka faktor-faktor yang dapat pergeseran paradigma pendidikan.
mempengaruhi prestasi belajar Model pembelajaran yang diterapkan
menurut Purwanto (2000: 102) diharapkan dapat mengakomudir
antara lain: (1) faktor yang ada pada semua faktor-faktor yang
diri organisme itu sendiri yang dapat berpengaruh dalam proses
disebut faktor individual, seperti pembelajaran, sehingga tingkat
kematangan/pertumbuhan, keberhasilan pendidikan yang
kecerdasan, latihan, motivasi, dan mampu dicapai sesuai dengan yang
faktor pribadi, (2) faktor yang ada diharapkan.
diluar individu yang disebut faktor Joyce (1992: 4) menyatakan
sosial, seperti faktor model pembelajaran adalah suatu
keluarga/keadaan rumah tangga, perencanaan atau suatu pola yang
guru dan cara mengajamya, alat-alat digunakan sebagai pedoman dalam
yang dipergunakan dalam belajar- merencanakan pembelajaran di kelas
mengajar, lingkungan dan untuk menentukan perangkat-
kesempatan yang tersedia dan perangkat pembelajaran termasuk di
motivasi sosial. dalamnya buku-buku, film,
Dalam penelitian ini faktor ke-2 komputer, kurikulum, dan lain-lain
yaitu faktor yang dari luar seperti (Trianto, 2007: 5). Sedangkan Oemar
guru dan cara mengajarnya yang Hamalik (2003: 24) menjelaskan
akan menentukan prestasi belajar bahwa model pembelajaran
siswa. Guru dalam hal ini adalah merupakan suatu rencana atau pola

231
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

yang digunakan untuk membentuk Perbedaan antara pembelajaran


kurikulum, merancang bahan tuntas dengan pembelajaran
pengajaran dan membimbing konvensional adalah bahwa
pengajaran di kelas. pembelajaran tuntas dilakukan
Model pembelajaran mastery melalui asas-asas ketuntasan belajar,
learning atau yang dalam bahasa sedangkan pembelajaran
Indonesianya disebut pembelajaran konvensional pada umumnya kurang
tuntas adalah salah satu usaha dalam memperhatikan ketuntasan belajar
pendidikan yang bertujuan untuk khususnya ketuntasan peserta didik
memotivasi peserta didik mencapai secara individual.
penguasaan (mastery level) terhadap Supaya pembelajaran tuntas
kompetensi tertentu. Dengan dapat berlangsung secara terstruktur
menerapkan strategi pembelajaran Winkel (dalam blog Murni)
tuntas dalam proses pembelajaran menyarankan sebagai berikut: (a)
merupakan salah satu pendukung Tujuan-tujuan pembelajaran
utama dalam pelaksanaan kurikulum yang harus dicapai ditetapkan secara
berbasis kompetensi, berarti tegas. Semua tujuan dirangkaikan
pembelajaran tuntas merupakan dan materi pelajaran dibagi-bagi atas
sesuatu yang harus dipahami dan unit-unit pelajaran yang diurutkan,
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan rangkaian semua
oleh seluruh warga sekolah secara tujuan pembelajaran. (b) Siswa
tuntas, jika ada yang masih tertinggal dituntut supaya mencapai tujuan
maka guru harus melaksanakan suatu pembelajaran lebih dahulu, sebelum
upaya pemberian perlakuan khusus siswa diperbolehkan mempelajari
untuk membantu anak tersebut unit pelajaran yang baru untuk
mengejar ketertinggalannya dalam mencapai tujuan pembelajaran. Jadi
penguasaan materi atau suatu siswa dilarang untuk mempelajari
kompetensi. Dengan demikian semua pokok bahasan berikutnya sebelum
anak baik yang pintar ataupun yang siswa tersebut mamahami pokok
kurang dapat menguasai kompetensi bahasan sebelumnya. (c)
yang dipersyaratkan dengan baik. Ditingkatkan motivasi belajar siswa

232
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

dan efektivitas usaha belajar siswa, bahan ajaran yang kecil yang
dengan memonitor proses belajar medukung pencapaian sekelompok
siswa melalui testing berkala dan tujuan tersebut. (4) Selain disediakan
kontinyu, serta memberikan umpan bahan ajaran untuk kegiatan belajar
balik kepada siswa mengenai utama, juga disusun bahan
keberhasilan atau kegagalannya pada ajaran untuk kegiatan perbaikan
saat itu juga. (d) Memberikan dan pengayaan. Konsep belajar
bantuan atau pertolongan kepada tuntas sangat menekankan
siswa yang masih mengalami pentingnya peranan umpan balik. (5)
kesulitan (http://murni- Penilaian hasil belajar tidak meng
uni.blogspot.com) gunakan acuan norma, tetapi me
Prinsip-prinsip pengembangan nggunakan acuan patokan. (6)
pengajarannya menurut Konsep belajar tuntas juga
Sukmadinata, Nana Syaodih (2005) memperhatikan adanya perbedaan-
yang dikutif dari perbedaan individual.
(http://pgmionemode.blogspot.com) Dari uraian di atas jelas bahwa
sebagai berikut: (1) Sebagian besar model pembelajaran tersebut
siswa dalam situasi dan kondisi berupaya semaksimal mungkin
belajar yang normal dapat menguasai menyampaikan materi pelajaran
sebagian terbesar bahan yang dengan cara sebaik-baiknya sesuai
diajarkan. Tugas guru untuk dengan tuntutan pembelajaran
merancang pengajarannya dewasa ini agar tercapai ketuntasan
sedemikian rupa sehingga sebagian secara individual. Cara inilah yang
besar siswa dapat menguasai hampir dapat digunakan sebagai dasar
seluruh bahan ajaran. (2) Guru pemecahan masalah yang ada,
menyusun strategi pengajaran tuntas mengingat pentingnya pemberian
mulai dengan merumuskan tujuan- bantuan kepada siswa untuk
tujuan khusus yang hendak dikuasai memperoleh pengetahuan dan
oleh siswa. (3) Sesuai dengan tujuan- pemahamannya yang harus
tujuan khusus tersebut guru merinci dikuasainya.
bahan ajar menjadi satuan-satuan

233
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

Keberhasilan suatu program siswa yang kurang cepat menyerap


pengajaran tidak disebabkan oleh materi pelajaran.
satu macam sumber daya, tetapi Bahasa teman sebaya lebih
disebabkan oleh perpaduan antara mudah dipahami, selain itu dengan
berbagai sumber-sumber daya yang teman sebaya tidak ada rasa segan,
saling mendukung menjadi suatu rendah diri, malu, dan sebagainya
sistem yang integral. Dalam arti luas sehingga diharapkan siswa yang
sumber belajar tidak harus selalu kurang paham tidak segan-segan
guru. Sumber belajar dapat orang untuk mengungkapkan kesulitan-
lain yang bukan guru, melainkan kesulitan yang dihadapi (Suherman,
teman dari kelas yang lebih tinggi, 2003: 277). Diskusi kelompok
teman sekelas, atau keluarganya di terbimbing dengan model tutor
rumah. Sumber belajar bukan guru sebaya merupakan kelompok diskusi
dan berasal dari orang yang lebih yang beranggotakan 5-6 siswa pada
pandai disebut tutor. Ada dua macam setiap kelas di bawah bimbingan
tutor, yaitu tutor sebaya dan tutor guru mata pelajaran dengan
kakak. Tutor sebaya adalah teman menggunakan tutor sebaya.
sebaya yang lebih pandai, dan tutor Berdasarkan teori pembelajaran
kakak adalah tutor dari kelas yang dan hasil yang dapat dicapai dalam
lebih tinggi. penerapannya, maka peneliti dapat
Strategi pembelajaran dengan menyusun hipotesis tindakan sebagai
menggunakan tutor sebaya adalah berikut:Apabila langkah-langkah
suatu strategi pembelajaran yang model pembelajaran Mastery
memanfaatkan siswa lain yang Learning diterapkan sesuai
memiliki kemampuan lebih tinggi kebenaran materi, maka dapat
untuk membantu temannya dalam meningkatkan prestasi belajar
menguasai materi pelajaran yang Bahasa Indonesia siswa Kelas XII
diajarkan. Siswa yang memiliki IPA 1 pada semester 2 tahun
kemampuan lebih cepat menyerap pelajaran 2015/2016 SMA Negeri 1
materi pelajaran akan membantu Penebel.

234
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

2. METODE Subjek penelitian tindakan kelas


Penelitian tindakan kelas ini ini adalah siswa kelas XII IPA1
dilaksanakan di SMA Negeri 1 semester 2 tahun pelajaran
Penebel.Lingkungan sekolah tempat 2015/2016 di SMA Negeri 1 Penebel
dilakukan penelitian ini cukup baik yang jumlahnya 22 orang dengan
dalam mendukung lancarnya rincian: 10 orang laki-laki dan 12
pelaksanaan proses belajar mengajar orang perempuan. Kelas tersebut
karena aman, nyaman, rindang, tidak diambil sebagai subjek penelitian
bising serta masyarakat sekitar karena rata-rata hasil belajar mereka
mendukung keberadaan sekolah belum sesuai dengan apa yang
dengan baik.Masing-masing siklus diharapkan. Siswa pada umumnya
dalam penelitian ini terdiri dari sulit memahami materi, kurang
perencanaan, pelaksanaan, berungguh-sungguh, sehingga
observasi/pengamatan dan refleksi. berimbas pada hasil belajar yang
Rancangan mengenai siklus tersebut rendah.Objek penelitiannya adalah
menggunakan model dari Elliot peningkatan prestasi belajar Bahasa
seperti pada gambar 01 Indonesia.
Waktu berlangsungnya
Gambar 01. Penelitian Tindakan penelitian tindakan kelas ini, dari
Model Elliot, 1991 (dalam Sukidin,
Basrowi, Suranto, 2002: 52) bulan Januari sampai bulan Mei
Tahun Pelajaran 2015/2016.Teknik
Ide Memper pengumpulan data yang digunakan
Umum baiki/
dalam penelitian tindakan kelas ini
Reconna
issance Penginta adalah observasi dan tes prestasi
ian/
Rencana Rencana belajar.Sehubungan dengan data
Menyelu Menyelu
ruh Rencana
ruh
Menyelu
yang diperoleh dalam penelitian ini
Tindaka ruh
Tindaka n1
adalah data dalam bentuk angka
n 2 dst Tindaka
Monitor at n 3 dst
maka analisis yang digunakan adalah
at dan
analisis deskriptif kuantitatif.
at Instrumen adalah alat yang
Tindaka dimanfaatkan oleh guru sebagai
n 2 dst

235
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

peneliti untuk mengumpulkan data. data awal dari penelitian yang


Dalam penelitian ini instrumen yang dilakukan dapat disampaikan 10
digunakan berbentuk tes prestasi orang anak yang memperoleh nilai di
belajar. Indikator keberhasilan atas KKM, yang artinya anak-anak
penelitian yang diusulkan dalam tersebut sudah cukup mampu
penelitian ini pada siklus I mencapai menerpa ilmu. Ini berarti 45% dari
nilai rata-rata 70 dengan ketuntasan seluruh siswa sudah berhasil. Ada 12
belajar 85% dan pada siklus II orang anak yang memperoleh
mencapai nilai rata-rata 70 atau lebih penilaian di bawah KKM yang
dengan ketuntasan belajar minimal artinya anak-anak tersebut belum
85%. mau belajar giat. Persentase yang
dapat diberikan adalah 55%, artinya
3. HASIL DAN PEMBAHASAN anak masih pasif dan belum banyak
3.1 Hasil Penelitian
berbuat. Observasi awal ini
Tabel 1. Hasil Tes Prestasi Belajar
Awal Siswa Kelas XII IPA 1 menggambarkan tingkat pencapaian
SMA Negeri 1 Penebel Pada prestasi belajar masih rendah.
Semester 2 Tahun Ajaran
2015/2016 Tabel 2. Hasil Tes Prestasi Belajar
Siklus I Siswa Kelas XII
Observasi IPA 1 SMA Negeri 1
Penebel Pada Semester 2
Awal Tahun Ajaran 2015/2016
Jumlah Nilai 1480
Observasi
Rata-rata 67,27 Awal
Daya Serap 67,27% Jumlah Nilai 1525
Kriteria 70 Rata-rata 69,32
Ketuntasan
Minimal Daya Serap 69,32%
Ketuntasan 45,45%
Kriteria 70
Ketuntasan
Minimal
Deskripsi yang dapat
Ketuntasan 63,63%
disampaikan untuk perolehan data
awal adalah : indikator yang dituntut Gambaran data yang dianalisis
belum terpenuhi. Untuk ini perolehan pada Siklus I adalah dari 22 siswa

236
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

yang diteliti ada 8 siswa yang sudah masih belum terlatih, masih banyak
melebih KKM mata pelajaran, ada 6 anak yang belum terbiasa
siswa memperoleh nilai rata-rata melakukan hal tersebut. (3) Para
KKM dan 8 siswa memperoleh nilai siswa belum terbiasa dengan cara
di bawah KKM.Apabila dibuat pembelajaran dan mereka masih
dalam bentuk presentase maka siswa selalu menunggu perintah guru. (4)
yang mencapai rata-rata KKM Proses belum mampu dilakukan
adalah 27% yang di atas KKM 36% dengan baik karena model ini baru
dan yang masih di bawah KKM mulai dicobakan.
adalah 36%.
Kelebihan yang ada adalah :
Hal-hal yang perlu dijelaskan
(1) Peneliti telah berupaya keras
dalam penilaian adalah tentang
untuk menyiapkan segala sesuatunya
semua kekurangan-kekurangan dan
agar pembelajaran dapat berjalan
kelebihan-kelebihan yang ada.
lancar. (2) Alat peraga telah
Kekurangan-kekurangan yang ada :
disiapkan dengan baik agar
(1) Kemampuan siswa yang
mendukung proses pembelajaran. (3)
berbeda-beda tidak mampu untuk
Guru mampu meningkatkan
memasukkan ilmu secara cepat
perannya sebagai fasilitator,
sehingga dalam pelaksanaannya
motivator, pengajar, pendidik, serta
memakan waktu yang agak lama.
mampu mengembangkan
(2) Keterampilan siswa dalam
profesionalisme dan
melakukan hal-hal yang diminta
mampu melaksanakan pembelajaran ditetapkan. Jadi guru lebih siap dan
yang nyata-nyata dapat lebih giat dalam menemukan teori
meningkatkan prestasi belajar siswa. serta tindakan yang tepat sewaktu
(4) Model ini ternyata mempunyai melaksanakan proses pembelajaran.
kelebihan yaitu menuntut guru Semua kekurangan yang telah
sebagai peneliti untuk menyiapkan disampaikan itu akan dibenahi
perencanaan yang lebih baik dan selanjutnya pada Siklus II. Demikian
mampu melaksanakan proses penilaian yang bisa disampaikan
pembelajaran mengikuti alur yang untuk memberikan deskripsi

237
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

terhadap kebenaran tindakan yang siklus II ini dari 22 orang anak yang
dilakukan pada siklus I ini. diteliti 17( 77%) anak yang
mendapat nilai di atas KKM, artinya
Tabel 3. Hasil Tes Prestasi Belajar
Siklus II Siswa Kelas XII mereka sudah sangat mampu dalam
IPA 1 SMA Negeri 1 menguasai ilmu yang diberikan.
Penebel Pada Semester 2
Tahun Ajaran 2015/2016 Ada 2 (9%) orang anak yang

Observasi mendapat nilai rata-rata KKM yang

Awal artinya bahwa peserta didik sudah


mampu melakukan apa yang
Jumlah Nilai 1730
disuruh namun baru sampai batas
Rata-rata 78,63
minimal, sedangkan peserta didik
Daya Serap 78,63%
yang lain yang jumlahnya 3 (14%)
Kriteria Ketuntasan 70
belum mencapai nilai ketuntasan
Minimal
belajar. Walaupun demikian jumlah
Ketuntasan 86,36%
mereka sangat sedikit.
Perkembangan prestasi belajar
Penilaian yang diperoleh dari
peserta didik pada siklus II ini adalah
peningkatan prestasi belajar siswa
dari
22 anak yang diteliti ternyata jumlahnya sudah melebihi tuntutan
hasilnya sudah sesuai dengan indikator keberhasilan ketuntasan.
harapan. Perolehan nilai rata-rata Penilaian dapat disampaikan
kelas sudah mencapai 78,63 dari semua kegiatan pada siklus I
sedangkan prosentase ketuntasan yang masih rendah sudah
mereka sudah mencapai 86%. Dari dimaksimalkan peningkatannya di
perkembangan tersebut diketahui siklus II ini. Semua indikator yang
hampir semua siswa sudah sangat dituntut dalam pembelajaran telah
mampu. Dari analisis semua data secara tuntas dapat dilaksanakan.
yang sudah diperoleh tersebut dapat Semua kekurangan-kekurangan yang
disampaikan bahwa sudah lebih ada sebelumnya sudah diperbaiki
banyak anak yang mampu dan pada siklus ini, sehingga tidak
banyak lagi hal-hal yang

238
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

perlu diperbaiki. Indikator yang tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus


dituntut untuk diselesaikan tidak ada berikutnya mengingat tuntutan
lagi yang tertinggal. Semua hasil indikator keberhasilan penelitian
yang diperoleh pada Siklus II ini sudah dapat terpenuhi.
menunjukkan bahwa penelitian ini
kepercayaan hasil penelitian.
3.2 Pembahasan
Keterbatasan tersebut dapat berkaitan
Pembahasan merupakan
dengan proses penelitian, instrumen,
bagian yang sangat penting karena
metode, subjek penelitian, daya
pembahasan merupakan pendapat
dukung, dan sebagainya.
peneliti tentang plus minus tindakan
Masnur Muslich (2011: 106)
serta kemungkinannya untuk
menulis bahwa penyajian temuan
diterapkan lagi untuk memperoleh
harus sesuai dengan masalah yang
gambaran model tindakan sebagai
telah dirumuskan. Temuan hasil
metode mengajar yang dipandang
penelitian itu kemudian dibahas
kreatif dan inovatif, sehingga dapat
secara tajam dan lengkap.
memberikan hasil pembelajaran yang
Pembahasan tersebut hendaknya
maksimal (Suhardjono, 2010: 130).
dapat memberikan penjelasan
Kunandar (2008: 209-210) memberi
tentang kegagalan atau keberhasilan
penjelasan pada huruf ”d” dan ”e”
tindakan yang telah dilakukan dalam
yaitu: Pada Bab Hasil dan
penelitian tersebut.
Pembahasan, peneliti juga membahas
Dari semua pendapat pakar
dan memvalidasi hasil temuan,
pendidikan yang telah disampaikan
dengan memaksimalkan trianggulasi
di atas, jelaslah bahwa dalam
terhadap sumber data maupun
menyampaikan pembahasan perlu
instrumen yang digunakan. Pada
disampaikan kelemahan-kelemahan
bagian akhir diungkapkan pula
maupun kelebihan-kelebihan dari
keterbatasan atau kekurangan
pelaksanaan penelitian yang telah
penelitian yang dilakukan yang
dilaksanakan serta kegagalan-
menurut peneliti dapat mengurangi
kegagalan maupun keberhasilan-
validasi (keabsahan) dan tingkat
keberhasilan sesuai masalah yang

239
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

telah dirumuskan. Selain itu, perlu lain yang jumlanya 55% masih
juga menyampaikan inovasi-inovasi memperoleh nilai dibawah KKM.
yang telah dilakukan, validasi dan Jumlah yang banyak tersebut belum
tingkat kepercayaan hasil serta sesuai dengan tuntutan indikator
memaksimalkan trianggulasi keberhasilan penelitian yang
terhadap sumber data maupun diharapkan.
instrumen. Sesuai pendapat para ahli, (2) Pembahasan Hasil yang
maka pembahasan disampaikan Didapat dari Data Siklus I. Setelah
seperti berikut: hasil awal diketahui sedemikian rupa
(1)Pembahasan Hasil yang maka pada siklus I ini peneliti
Didapat dari Data Awal. Pada melakukan inovasi dengan
awalnya pembelajaran dilakukan mengganti model pembelajaran
tanpa inovasi, peneliti sebagai guru menjadi model pembelajaran baru
hanya mengajar dan mengajar yaitu model mastery learning.
menggunakan cara pembelajaran Dengan cara tersebut, pembelajaran
yang memang sudah sehari-hari dapat berjalan lebih lancar dan
dilakukan. Namun cara pembelajaran peserta didik sudah mulai lebih giat
tersebut tidak mampu membuat dan lebih aktif dalam proses
peningkatan prestasi belajar. pembelajaran. Kekurangan
Kelemahannya ada di dua pihak sebelumnya sidah diantisipasi
yaitu di pihak guru dan di pihak dengan menumbuhkan keberanian
siswa. Di pihak guru adalah pada siswa untuk berpendapat,
kurangnya kebiasaan guru berargumentasi, menanyakan hal-hal
memotivasi siswa giat belajar, guru yang belum mereka pahami dan
selalu membiarkan saja kebiasaan bekerja lebih giat tanpa menunggu
siswa entah mau belajar atau tidak perintah guru. Validasi yang
dengan cara pembelajaran seperti itu dilakukan adalah dengan membaca
ada 45% anak yang sudah mampu teori-teori yang ada lalu
melakukan tanpa dibantu artinya mengonsultasikan dengan guru-guru
sudah memperoleh nilai diatas KKM teman sejawat. Dengan kegiatan
sedangkan kebanyakan siswa yang tersebut akhirnya nilai rata-rata siswa

240
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

dapat ditingkatkan menjadi 69,32 dengan giat. Mengulang lagi


dengan ketuntasan belajar 64%. membaca kebenaran dari teori model
Hasil tersebut sudah ada peningkatan yang digunakan sebagai upaya
namun peningkatan yang terjadi triangulasi.
belum mampu memenuhi tuntutan
Gambar 1. Grafik Analisis Hasil
indikator keberhasilan penelitian
Evaluasi
yang mencanangkan agar nilai rata-
rata siswa mencapai batas KKM
mata pelajaran bahasa Indonesia di
sekolah ini.
Dari semua data yang diperoleh pada
Siklus I ini harapan pencapaian
peningkatan prestasi belajar belum
memenuhi harapan sesuai
ketercapaian indikator keberhasilan
penelitian sehingga penelitian ini
masih perlu untuk dilanjutkan ke
siklus berikutnya. (3)
Dilihat dari gambar grafik di
Pembahasan Hasil yang Didapat dari
atas, bahwa terjadi peningkatan hasil
Data Siklus II. Berdasarkan hasil
evaluasi dari nilai siswa kelas XII
yang diperoleh pada siklus I, pada
MIPA 1 dari tahap awal, menuju
silkus II ini dilakukan pembelajaran
evaluasi siklus I dan evaluasi siklus
yang lebih maksimal. Kekurangan di
II juga menunjukkan peningkatan
pihak guru yang belum mampu
yang signifikan.
melakukan arahan-arahan, motivasi-
Hasil akhir yang diperoleh
motivasi pada siklus II ini
ternyata rata-rata kelas yang
diupayakan lebih maksimal. Siswa
diperoleh sudah meningkat mencapai
dibiasakan giat belajar, media yang
78,63 dengan prosentase ketuntasan
digunakan lebih efektif. Konsultasi
belajar mencapai 86%. Dari semua
dengan teman sejawat sebelum
data yang diperoleh, ternyata
memulai pembelajaran dilakukan

241
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

indikator keberhasilan penelitian dilakukan dengan baik, begitu pula


yang menuntut 85% lebih anak sudah apabila guru mampu menerapkan
mampu mencapai ketuntasan belajar teori yang benar sesuai model
sudah tercapai. Oleh karenanya tersebut. (3) Bukti-bukti berikut
penelitian ini tidak dilanjutkan ke dapat dipakai acuan dalam menjawab
siklus berikutnya. perncapaian peningkatan proses
pembelajaran dan peningkatan
4. PENUTUP prestasi peserta didik: (a) Dari data
4.1 Simpulan awal ada 12 siswa mendapat nilai
Berdasarkan semua kegiatan dibawah KKM dan pada siklus I
yang telah dilaksanakan baik menurun menjadi 8 siswa dan siklus
pelaksanaan awal, pelaksanaan siklus II hanya 3 siswa mendapat nilai di
I maupun pelaksanaan siklus II bawah KKM.(b)Nilai rata-rata awal
berikut semua hasil-hasil yang telah 67,27 naik menjadi 69,32 pada siklus
diperoleh dapat disampaikan I dan pada siklus II naik menjadi
simpulan: (1) Metode tutor sebaya 78,63. (c)Dari data awal siswa yang
atau model pembelajaran mastery tuntas hanya 10 orang sedangkan
learning mampu membuat siswa pada siklus I menjadi lebih banyak
belajar aktif, senang, dan mampu yaitu 14 siswa dan pada siklus II
menggairahkan mereka untuk giat menjadi cukup banyak yaitu 19
belajar, lebih berkonsentrasi, siswa.
membuat daya pikir mereka lebih
4.2 Saran
berkembang, dapat membuat suasana
Dari hasil penelitian yang diperoleh
belajar lebih nyaman, siswa lebih
dari uraian sebelumnya agar proses
berani menyampaikan pendapat dan
belajar mengajar di SMA Negeri 1
mampu memahami lebih dalam apa
Penebel lebih efektif dan lebih
yang diajarkan. (2) Metode tutor
memberikan hasil yang optimal bagi
sebaya atau model pembelajaran
siswa, maka disampaikan saran
mastery learning sangat efektif
sebagai berikut : (1) Dalam
dalam memecahkan masalah
melaksanakan pembelajaran
pembelajaran apabila mampu

242
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

disarankan agar guru-guru membuat


Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi
persiapan yang matang dan mampu
Belajar dan Mengajar.
menentukan atau memilih topik yang Bandung: Sinar Baru.
benar-benar bisa diterapkan dengan
Herrhyanto, Nar dan Hamid, Akib.
model pembelajaran mastery 2006. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
learning agar diperoleh hasil yang
optimal. (2) Disarankan bagi guru Hilke, Eileen Veronica. 1998.
Fastback Cooperative Learning.
yang ingin meningkatkan prestasi
New York: McGraw-Hill, Inc.
belajar siswa, hendaknya lebih sering
http://akhmadsudrajat.wordpress.co
melatih siswa dengan kegiatan
m/2009/11/02/pembelajaran-
penemuan, walau dalam taraf yang tuntas-mastery-learning-dalam-
ktsp/.
sederhana, di mana siswa nantinya
dapat menemukan pengetahuan baru, http://asrofudin.blogspot.com/2010/0
8/pengertian-metode-kerja-
memperoleh konsep dan
kelompok.html
keterampilan, sehingga siswa
http://ilmuawan9saja.wordpress.com/
berhasil atau mampu memecahkan
metode-penugasan/
masalah-masalah yang dihadapinya. http://jumridahusni.blogspot.co
m/2013/06/metode-kerja-
(3) Perlu adanya penelitian yang
kelompok.html
lebih lanjut, karena hasil penelitian
http://pgmionemode.blogspot.com/2
ini hanya dilakukan di SMA Negeri
012/05/penerapan-pembelajaran-
1 Penebel tahun pelajaran tuntas-mastery.html
2015/2016.
http://kbbi.web.id/http://murni-
uni.blogspot.com/2010/10/strate
gi-belajar-mengajar-
REFERENSI
pembelajaran.html
Arikunto, Suharsimi; Suhardjono;
Supardi. 2006. Penelitian
Miles, Matthew, B. Dan A. Michael
Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Hubberman. 1992. Analisis Data
Bumi Aksara.
Kualitatif. Terjemahan Tjetjep
Roheadi Rohidi. Jakarta:
Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-
Penerbit Universitas Indonesia.
Teori Belajar. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Peraturan Menteri Pendidikan
Djamarah,Syaful Bahri. 2002.
Nasional No. 41 Tahun 2007
Prestasi Belajar dan Kompetensi
Guru. Surabaya:Usaha Nasional.

243
DOI: 10.5281/zenodo.4910491

Stilistika Volume 9, Nomor 2, Mei 2021 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

Tanggal 23 November 2007.


Jakarta: Depdiknas. Sudjana, Nana. 2002. Penilaian
Hasil Proses Belajar
Saifudin Sau’d, Udin. 2008. Inovasi Mengajar. Bandung: PT
Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Remaja Rosdakarya.

Sardiman, A.M. 1988. Interaksi dan Sukidin, Basrowi, Suranto. 2002.


Motivasi Belajar-Mengajar Menajemen Penelitian
Pedoman bagi Guru dan Tindakan Kelas. Penerbti:
Calon Guru. Jakarta: Insan Cendekia ISBN: 979
Rajawali Pers. 9048 33 4.

Silverius, Suke. 1991. Evaluasi Hasil UU No. 20 Tahun 2003tentang


Belajar dan Umpanbalik. SISDIKNAS. Disahkan di
Jakarta: PT Grasindo. Jakarta pada tanggal 8 Juli
2003.
Slameto. 2000. Belajar dan Faktor-
Faktor yang Uno, B. Hamzah, et. al. 2001.
Mempengaruhinya. Jakarta: Pengembangan Instrumen
Rineka Cipta. Untuk Penelitian. Jakarta:
Delima Press.
Soemanto, Wasty. 2001. Pengantar
Psikologi Pendidikan. Wojowasito. 1982. Kamus Umum
Surabaya: Usaha Nasional. Lengkap Inggris Indonesia –
Indonesia Inggris. Malang:
Soetomo. 1993. Dasar-Dasar Delta Citra Grafindo.
Interaksi Belajar-Mengajar.
Surabaya: Usaha Nasional. Yamin, H. Martinis. 2013. Strategi
dan Metode dalam Model
Sudijono, Anas. 2001. Pengantar Pembelajaran. Jakarta:
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Referensi (G. P. Press
Rajawali Pers. Group).

244

Anda mungkin juga menyukai